Teori penstrukturan adaptif

9
Pengantar Teori Komunikasi, Richard West 1 CHAPTER 15 TEORI PENSTRUKTURAN ADAPTIF Berdasarkan penelitian Anthony Giddens, M. Scott Poole, David R. Seibold, dan Robert D. McPhee Big City Tire Company (BCT) adalah perusahaan multinasional dengan banyak karyawan. Salah satu karyawannya, Tim Vcndrasek adalah manajer shif produksi yang baru. Jeremy telah menjadi supervisor bagian produksi selama hampir dua puluh lima tahun. Ia diberikan tugas untuk mendampingi dan memberikan penjelasan kepada Tim, atasannya yang baru, untuk beberapa minggu. Pada hari pertama, Jeremy membawa Tim berkeliling di bagian produksi untuk memperkenalkannya pada para pekerja yang bekerja pada shift-nya. Ketika mendekat, semua pekerja menyapa Tim dengan menggunakan nama keluarganya: “Selamat pagi, Pak Vondrasek.” “Sunggunh menyenangkan Anda bergabung bersama kami, Pak Vondrasek.” Tim menjawab para pekerja dengan berkata, “Pak Vondrasek itu ayah saya. Tolong, panggil saya Tim.” Ketika Tim dan Jeremy berjalan menjauh, Tim bertanya, “Mengapa semua orang di sini begitu formal?” Jeremy menjawab, “Itu adalah kebijakan perusahaan. Kami percaya bahwa saling menyapa seperti ini akan menimbulkan perasaan hormat bagi para supervisor kami di Big City Tire.” Tim menjawab kembali, “Ini adalah shift saya, saya sangat berharap kita melakukan semuanya sesuai dengan cara saya.” Jeremy berhenti, “Yah, memang, ini adalah shift Anda, tapi ini adalah cara mereka telah diajar untuk berrkomunikasi satu sama lain. Coba Anda pikirkan betapa bingungnya mereka jika mereka diperbolehkan memanggil Anda dengan nama depan, sementara manajer yang lain tetap berharap dipanggil ‘Pak’ dan ‘Bu’. “Anda benar. Saya rasa, saya harus terbiasa dipanggil Pak Vondrasek oleh para pekerja saya sampai saya dapat meluruskan hal ini. Selain itu, saya tidak ingin mereka berpikir bahwa saya melawan peraturan perusahaan atau bahwa saya ingin mengubah sesuatu,” Tim menjawab dengan segan. Kemudian pada hari itu, Tim berrbicara pada Angela Griffth, coordinator SDM di BCT, mengenai mengubah kebijakan untuk memungkinkan karyawan dan staf untuk dapat menyapa satu sama lain dengan lebih tidak formal. Angela mendengarkan Tim, dan sepakat untuk mengadakan pertemuan dengan para manajer shift produksi lainnya untuk membicarakan kemungkinan perubahan itu.

description

Teori penstrukturan adaptif

Transcript of Teori penstrukturan adaptif

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    1

    CHAPTER 15

    TEORI PENSTRUKTURAN ADAPTIF

    Berdasarkan penelitian Anthony Giddens, M. Scott Poole, David R. Seibold, dan

    Robert D. McPhee Big City Tire Company (BCT) adalah perusahaan multinasional

    dengan banyak karyawan. Salah satu karyawannya, Tim Vcndrasek adalah manajer

    shif produksi yang baru. Jeremy telah menjadi supervisor bagian produksi selama

    hampir dua puluh lima tahun. Ia diberikan tugas untuk mendampingi dan memberikan

    penjelasan kepada Tim, atasannya yang baru, untuk beberapa minggu.

    Pada hari pertama, Jeremy membawa Tim berkeliling di bagian produksi

    untuk memperkenalkannya pada para pekerja yang bekerja pada shift-nya.

    Ketika mendekat, semua pekerja menyapa Tim dengan menggunakan nama

    keluarganya: Selamat pagi, Pak Vondrasek. Sunggunh menyenangkan

    Anda bergabung bersama kami, Pak Vondrasek. Tim menjawab para pekerja

    dengan berkata, Pak Vondrasek itu ayah saya. Tolong, panggil saya Tim.

    Ketika Tim dan Jeremy berjalan menjauh, Tim bertanya, Mengapa semua

    orang di sini begitu formal?

    Jeremy menjawab, Itu adalah kebijakan perusahaan. Kami percaya bahwa

    saling menyapa seperti ini akan menimbulkan perasaan hormat bagi para

    supervisor kami di Big City Tire.

    Tim menjawab kembali, Ini adalah shift saya, saya sangat berharap kita

    melakukan semuanya sesuai dengan cara saya.

    Jeremy berhenti, Yah, memang, ini adalah shift Anda, tapi ini adalah cara

    mereka telah diajar untuk berrkomunikasi satu sama lain. Coba Anda pikirkan

    betapa bingungnya mereka jika mereka diperbolehkan memanggil Anda dengan

    nama depan, sementara manajer yang lain tetap berharap dipanggil Pak dan

    Bu.

    Anda benar. Saya rasa, saya harus terbiasa dipanggil Pak Vondrasek oleh

    para pekerja saya sampai saya dapat meluruskan hal ini. Selain itu, saya tidak

    ingin mereka berpikir bahwa saya melawan peraturan perusahaan atau bahwa

    saya ingin mengubah sesuatu, Tim menjawab dengan segan.

    Kemudian pada hari itu, Tim berrbicara pada Angela Griffth, coordinator

    SDM di BCT, mengenai mengubah kebijakan untuk memungkinkan karyawan

    dan staf untuk dapat menyapa satu sama lain dengan lebih tidak formal. Angela

    mendengarkan Tim, dan sepakat untuk mengadakan pertemuan dengan para

    manajer shift produksi lainnya untuk membicarakan kemungkinan perubahan

    itu.

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    2

    Dalam rapat tersebut, keenam manajer shift produksi yang ada menyuarakan

    pendapat mereka mengenai perubahan dalam kebijakan perusahaan. Janette,

    yang telah bekerja selama lima belas tahun di BCT, mengatakan, Secara

    pribadi, saya lebih suka para karyawan menyapa saya dengan cara formal.

    Cukup berat menjadi seorang wanita di dalam jenis lingkungan kerja ini, dan

    menurut saya hal ini mendorong tumbuhnya rasa hormat di tempat kerja.

    Darnell, yang baru bergabung dengan BCT tiga tahun yang lalu setelah lulus

    dengan gelar M.B.A dari Marden, menyangkal dengan berkata bahwa ia

    berpikir para pekerja tidak merasa nyaman datang kepadanya untuk membahas

    suatu masalah karena formalitas dan aturan-aturan yang ada di BCT. Saya

    rasa Tim ada benarnya disini, kata Darnell. Kita mungkin akan dapat

    menciptakan lingkungan kerja yang lebih bersahabat jika kita lebih tidak

    formal dalam menyapa satu sama lain.

    Wayne, yang adalah karyawan generasi ketiga BCT, berargumen, Anda tidak

    dapat main-main dengan peraturan. Hal ini sudah berjalan sejak dulu, dan

    semuanya baik-baik saja selama tiga puluh tahun terakhir.

    Angela mendengarkan semua pendapat mereka, tetapi para manajer ini terbagi

    50:50 mengenai masalah perubahan kebijakan itu. Ia berkata, Tolong, mari

    kita segera menutup permasalahan ini. Mari kita mengadakan pengambilan

    suara dan kita lihat bagaimana pendapat Anda mengenai apa yang harus kami

    lakukan. Setelah melakukan pengambilan suara selama beberapa kali,

    jelaslah bahwa masalah ini tidak akan selesai. Baiklah, kata Angela, Saya

    rasa kita akan tetap menjalankan peratura tersebut untuk saat ini karena Anda

    tidak dapat sepakat mengenai hal ini.

    Anthony Giddens, seorang sosiolog, pertama kali mempresentasikan

    Teori Penstrukturan Adaptif pada tahun 1970-an (1979). Dalam penelitiannya,

    Giddens mendeskripsikan bagaimana institusi sosial (kelompok dan organisasi),

    diproduksi, direproduksi, dan ditransformasi melalui penggunaan aturan-aturan

    sosial. Aturan-aturan yang dibuat oleh kelompok berfungsi sebagai perilaku para

    anggotanya. Sebagaimana cetak biru digunakan untuk mengarahkan seorang

    kontraktor dalam membangun struktur bangunan, aturan digunakan oleh para anggota

    untuk berfungsi sebagai template bagi harapan akan perilaku dan komunikasi di

    dalam kelompok.

    Pengaruh dari aturan-aturan ini lebih dari sekadar menyediakan harapan-

    harapan yang diasosiasikan dengan keanggotaan bagi para anggota kelompok;

    anggota kelompok mempertahankan atau mengubah organisasi melalui interaksi-

    interaksi yang ada. Dalam contoh pembuka, mereka yang terlibat di dalam rapat

    manajer memiliki potensi untuk mengubah struktur organisasi melalui keputusan

    yang dibuat di dalam perdebatan mengenai peraturan yang sedang dijalankan. Jika

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    3

    mereka mengambil suara untuk mengubah peraturan yang mengharuskan satu sama

    lain untuk menyapa secara formal, seluruh struktur organisasi mungkin akan diubah.

    Giddens (1979, 1993) memandang struktur sosial sebagai pedang bermata dua.

    Struktur dan aturan yang kita ciptakan membatasi perilaku kita. Akan tetapi, aturan

    yang sama juga membuat kita mampu memahami dan berinteraksi dengan orang lain.

    Kita membutuhkan aturan untuk menuntun keputusan kita mengenai bagaimana kita

    diharapkan untuk berperilaku. Aturan-aturan ini dapat dinyatakan secara eksplisit

    atau dipelajari secara implisit.

    Sebagaimana disimpulkan oleh Teori Pengurangan Ketidakpastian, orang

    cenderung untuk merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian. Struktur diciptakan

    dan dipertahankan. Namun, kita juga dapat mengubah struktur yang ada dengan

    mengadaptasi aturan atau menciptakan yang baru.

    Kelompok dan organisasi dikoordinasi di seputar berbagai interaksi

    sosial. Dalam Teori Penstrukturan Adaptif, Giddens (1984) menyatakan bahwa kunci

    dari memahami komunkasi yang terjadi di dalam kelompok organisasi ini adalah

    dengan mempelajari struktur yang berfungsi sebagai fondasi mereka. Istilah sistem,

    dalam hal ini merujuk pada kelompok atau organisasi itu sendiri dan perilaku yang

    dilaksanakan oleh kelompok ini untuk mencapai tujuannya. Istilah struktur merujuk

    pada aturan-aturan dan sumber daya yang digunakan para anggotanya untuk

    menciptakan dan mempertahankan sistem, dan juga untuk mengarahkan perilaku

    mereka.

    Dalam cerita pembuka di atas, baik organisasi BCT maupun rapat

    kelompok para manajer shift dapat dipandang sebagai sebuah sistem. Tujuan mereka

    adalah untuk mendiskusikan permasalahan mengani penggunaan nama formal untuk

    menyapa satu sama lain, dan juga untuk menjalankan kegiatan organisasi sehari-hari.

    Untuk membantu mereka dalam mencapai tujuan mereka dengan cara yang efisien,

    kedua sistem ini memiliki seperangkat aturan formal yang mencakup tata cara

    bagaiman karyawan diharapkan untuk menyapa satu sama lain di BCT dan juga tata

    cara yang memungkinkan semua orang untuk meyuarakan pendapat mereka di dalam

    rapat kelompok.

    Ini merepresentasikan struktur dari kelompok dan organisasi. Tim

    Vondrasek tidak suka dengan struktur yang mencegahnya memperbolehkan

    karyawannya untuk berkomunikasi dengannya secara lebih informal. Aturan-aturan

    untuk berinteraksi bagi supervisor dan bawahan mengontradiksi cara yang telah ia

    pelajari mengenai membangun hubungan, yang ia dapatkan melalui pengalamannya

    sebgai supervisor di masa lalu. Angela juga menggunakan aturan untuk memimpin

    diskusi terbuka mengenai permasalahan yang ada sebelum keputusan apa pun dapat

    diambil. Oleh karena itu, BCT diciptakan dan dituntun oleh struktur.

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    4

    Marshall Scott Poole (1990) dan koleganya (Poole, Seibold, & McPhee,

    1985, 1996) memperbaiki dan memperluas teori Giddens, dengan membentuk suatu

    program penelitian yang menerapkan teori ini pada proses-proses yang terlibat di

    dalam pengambilan keputusan kelompok. Mengamati bahwa kelompok mengadaptasi

    aturan tertentu untuk mencapai pengambilan keputusan merreka, Poole memperluas

    penelitian Giddens dan mengonseptualisasikan Teori Penstrukuturan Adiptif.

    Penstrukturan dalam kelompok dideskripsikan sebagai proses dimana sistem

    diproduksi dan direproduksi melalui pemakaian aturan dan sumber daya oleh

    anggota-anggota. Penstrukturan memungkinkan orang untuk memahami pola-pola

    perilaku mereka. Poole menyimpulkan bahwa kunci untuk memahami kelompok

    adalah melalui analisis dari struktur yang mendasari mereka. Aturan dan sumber daya

    untuk komunikasi dan pengambilan keputusan biasanya dipelajari melalui organisasi

    itu sendiri juga dari pengalaman masa lalu dan aturan pribadi anggota-anggotanya.

    Penstrukturan memberikan fondasi yang berguna untuk mempelajari dampak yang

    dimiliki oleh aturan dan sumber dayaa terhadap keputusan kelompok dan komunikasi

    organisasi. Selain itu, penstrukturan juga membantu menjelaskan bagaimana aturan-

    aturan ini diubah atau dikonfirmasi melalui interaksi. Yang terakhir, penstrukturan

    bersifat komunikatif, berbicara adalah tindakan. Jika struktur benar-benar diproduksi

    melalui interaksi, maka komunikasi lebih dari sekadar pengantar tindakan;

    komunikasi adalah tindakan.

    Sehingga dapat disimpulkan bahwa teori penstrukturan adiptif merupakan

    kelompok dan organisasi yang menciptakan struktur yang dapat diinterpretasikan

    sebagai aturan-aturan dan sumberr daya organisasi. Struktur-struktur ini sebagai

    gantinya, menciptakan sistem sosial di dalam organisasi. Kelompok dan organisasi

    mencapai kehidupan sendiri karena cara anggota mereka menggunakan struktur-

    struktur mereka. Struktur kekuasaan menuntun pengambilan keputusan yang terjadi

    di dalam kelompok dan organisasi.

    ASUMSI TEORI PENSTRUKTURAN ADIPTIF

    Untuk memahami Teori Penstrukturan Adiptif ada beberapa asumsi dasar

    yang mengarahkan teori ini, yaitu:

    Kelompok dan organisasi diproduksi dan direproduksi melalui penggunaan aturan dan sumber daya.

    Aturan komunikasi berfungsi baik sebagai medium untuk maupun hasil akhir dari interaksi.

    Struktur kekuasaan ada di dalam organisasi dan menuntun proses pengambilan keputusan dengan menyediakan informasi mengenai bagaimana

    untuk mencapai tujuan kita dengan cara yang terbaik.

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    5

    Giddens mengemukakan bahwa setiap tindakan atau perilaku berakibat

    pada produksi dari sesuatu yang baru. Tiap tindakan atau perilaku dimana kelompok

    atau organisai terlibat dipengaruhi dan diakibatkan oleh masa lalu. Sejarah ini

    berfungsi sebagai referensi untuk memahami aturan dan sumber daya apa yang

    dibutuhkan untuk beroperasi di dalam sebuah sistem.

    Sangat penting untuk mengingat bahwa setiap kali kita berkomunikasi

    dengan seseorang kita sedang menciptakan sebuah permulaan baru dengan

    menciptakan aturan baru untuk harapan, dengan mengubah aturan yang sudah ada,

    atau dengan menekankan kembali aturan yang telah digunakan sejak dulu. Dalam

    menciptakan permulaan yang baru ini, kita masih bergantung pada peraturan dan

    harapan di masa lalu untuk menuntun perilaku kita. Oleh karena itu, kita tidak pernah

    dapat melarikan diri dari sejarah kita. Sejarah juga memengaruhi perubahan-

    perubahan yang mungkin terjadi di dalam sistem.

    Semua tindakan komunikasi kita berada di dalam hubungan dengan masa

    lalu. Giddens menyatakan bahwa struktur ini tidak dapat dipandang sebagai

    penghalang bagi interaksi melainkan sebagai bagian yang penting dari penciptaan

    interaksi itu sendiri.

    Teori Penstrukturan Adiptif juga mengambil pemikiran bahwa aturan

    secara berkesinambungan menyediakan tata cara dan batasan bagi perilaku kelompok

    dengan menjalankan peraturan berdasarkan harapan sebelumnya. Struktur dari

    kelompok mencakup jaringan aturan dan sumber daya yang digunakan oleh anggota-

    anggotanya dalam membuat keputusan mengenai perrilaku komunikasi apa yang

    diharapkan.

    Giddens (1979) menyatakan bahwa aturan hanya dapat dipahami dalam

    konteks dari perkembangan sejarah secara keseluruhan. Teori Penstrukturan Adiptif

    berasumsi bahwa untuk memahami aturan dari suatu sistem sosial, para aktornya

    harus mengetahui paling tidak sumber daya masa yang melatari suatu aturan.

    Asumsi ketiga yang menuntun Teori Penstrukturan Adaptif menyatakan

    bahwa kekuasaan merupakan kekuatan yang berpengaruh dalam mencapai keputusan

    dalam organisasi. Kekuasaan dipandang sebagai kemampuan untuk mencapai hasil.

    Giddens yakin bahwa kekuasaan merupakan jalan dua arah, dan fakta bahwa seorang

    actor diajak untuk berpartisipasi dalam sebuah diskusi dan pengambilan keputusan

    menunjukkan bahwa ia memiliki sejumlah kekuasaan tertentu teerhadap yang

    lainnya.

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    6

    ELEMEN TEORI PENSTRUKTURAN ADIPTIF Elemen-elemen dari Teori Penstrukturan Adiptif antara lain:

    a) Agensi dan Refleksivitas

    Teori Penstrukturan Adiptif pada pemikiran sederhana bahwa kegiatan

    manusia merupakan sumber yang menciptakan dan menciptakan kembali lingkungan

    sosial di mana kita berada. Oleh karena itu, agensi didefinisikan sebagai perilaku atau

    kegiatan tertentu yang dilakukan manusia dan yang diarahkan oleh aturan dan

    konteks dimana interaksi itu terjadi. Agen merujuk pada orang yang terlibat di dalam

    perilaku-perilaku ini.

    Poole, Seibold, dan McPhee (1986, 1996) menerapkan pemikiran

    mengenai agensi pada penelitian mereka terhadap kelompok kecil dengan

    menyatakan bahwa anggota kelompok sadar mengenai dan tahu akan peristiwa-

    peristiwa dan kegiatan-kegiatan yang terjadi di sekeliling mereka. Kesadaran ini

    menuntun keputusan mereka untuk terlibat di dalam perilaku (agensi) tertentu. Teori

    Penstrukturan Adiptif menyatakan bahwa kelompok dan organisasi terlibat di dalam

    proses refleksivitas. Anggota-anggota organisasi mampu untuk melihat ke masa

    depan dan membuat perubahan di dalam struktur atau sistem jika tampaknya hal-hal

    tidak akan berjalan sesuai rencana.

    Refleksivitas pada dasarnya merujuk pada kemampuan para actor untuk

    memonitor tindakan-tindakan dan perilaku mereka. Sebagian besar dari refleksivitas

    didasarkan pada aturan dan pengalaman di masa lalu yang dimiliki oleh seorang agen.

    Dalam menggunakan proses agensi dan refleksivitas, organisasi dan kelompok

    mempertimbangkan struktur dan sistem yang sudah ada, dan anggota-anggota

    memiliki kemampuan untuk menjelaskan alasan bagi perilaku tertentu dan juga

    kemampuan untuk mengidentifikasi tujuan mereka. Kesadaran ini dapat terjadi di

    dalam dua level. Kesadaran diskursif merujuk pada kemampuan dari seseorang untuk

    menyatakan pemikirannya di dalam bahasa yang dapat dipahami oelh anggota

    organisasi lainnya. Kesadaran ini berkaitan dengan pengetahuan yang dapat

    dikemukakan melalui kata-kata kepada orang lain. Kesadaran praktis merujuk pada

    tindakan atau perasaan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

    b) Dualitas Struktur

    Aturan-aturan dan sumber daya memenuhi fungsi ganda dalam organisasi.

    Menurut prinsip dualitas struktur, anggota sebuah organisasi bergantung pada aturan

    dan sumber daya untuk menuntun keputusan mereka mengenai perilaku atau tindakan

    yang mereka gunakan dalam komunikasi mereka. Sebaliknya, fakta bahwa individu

    mempunyai pilihan baik untuk mengikuti atau mengubah aturan akan menghasilkan

    sebuah perubahan aturan atau sumber daya dalam interaksi komunikasi masa datang.

    Sumber daya merujuk pada kekuasaan yang dibawa actor ke dalam kelompok atau

    organisasi. Kekuasaan ini berpengaruh karena hal ini menuntun seorang individu

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    7

    untuk melakukan suatu tindakan atau memulai perubahan. Sebuah organisasi dapat

    menggunakan dua tipe sumber daya. Sumber daya alokatif merujuk pada bantuan

    material yang diberikan oleh sebuah organisasi untuk membantu kelompok dalam

    mencapai tujuannya.

    Sumber daya otoritas merujuk pada karakteristik interpersonal yang

    digunakan selama interaksi komunikasi. Komunikasi interpersonal adalah alat utama

    melalui mana sebuah organisasi mampu terlibat dalam proses aktivitas. Salah satu

    tujuan utama dari komunikasi interpersonal adalah memengaruhi orang lain.

    John French dan Bertrand Raven (1959) mengidentifikasi lima dasar

    kekuasaan sosial yang dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai tipe sumber

    daya otoritas yang digunakan dalam kelompok dan organisasi. Meskipun kekuasaan

    sering kali mempunyai konotasi negative, hasil akhir positif dari kekuasaan

    didapatkan dari berinteraksi dengan orang lain.

    Kekuasaan Penghargaan, didasarkan pada persepsi seseorang bahwa orang lain memiliki kemampuan untuk memberikan penekanan yang positif.

    Penghargaan ini mungkin datang dalam bentuk pujian, penghargaan material,

    atau secara sekadar penghapusan aspek negative dari sistem. Kekuasaan

    penghargaan adalah sebuah sumber daya yang memengaruhi komunikasi dalam

    organisasi.

    Kekuasaan Koersif, didasarkan pada harapan bahwa seorang individu mempunyai kemampuan untuk memberikan hukuman. Seseorang mungkin

    mematuhi permintaan orang lain untuk menghindari konsekuensi negative

    seperti kehilangan kredibilitas di depan teman sekerjanya atau mendapatkan

    jadwal kerja yang mengerikan.

    Kekuasaan Referen, kemampuan seorang individu untuk mendapatkan ketaatan berdasarkan pada fakta bahwa hubungan pribadi telah terbentuk antara

    kedua partisipan.

    Kekuasaan Legtimasi, sumber daya yang mengarahkan keputusan mereka. Tipe kekuasaan ini dihubungkan dengan hak seseorang untuk

    menjalankan pengaruh.

    Kekuasaan Pakar, merujuk pada kemampuan seseorang untuk menggunakan pengaruhnya terhadap orang lain berdasarkan pengetahuan atau

    keahlian yang dimilikinya.

    c) Integrasi Sosial

    Inetegrasi sosial merujuk pada resiprositas perilaku komunikasi di antara

    orang-orang dalam interaksi. Ini merupakan sebuah proses yang terus menerus di

    mana para naggota dalam organisasi atau kelompok menjadi saling mengenal satu

    sama lain dan membentuk harapan berdasarkan kesan atau informasi sebelumnya

    yang mereka pelajari. Jika anggota kelompok berinteraksi satu dengan lainnya untuk

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    8

    pertama kalo, pengetahuan mereka mengenai satu sama lain akan sedikit terbatas, dan

    proses integrasi sosial akan menjadi lebih luas. Sebaliknya, ketika para anggota

    tmengenal satu sama lain, proses integrasi sosial bergantung hampir sepenuhnya pada

    struktur yang idingat kembali dari interaksi sebelumnya.

    PENERAPAN WAKTU DAN RUANG Komunikasi yang sebenarnya atau interaksi yang terjadi di dalam

    kelompok dapat dianggap sebagai sesuatu yang berada dalam waktu yang nyata dan

    terjadi di ruang yang nyata. Kita mendengarkan pesan saat pesan tersebut terjadi

    dalam sebuah konteks. Sebaliknya, kita perlu untuk melihat lebih dalam di dalam

    menentukan faktor-faktor yang memotivasi pesan-pesan motivasi yang

    dikomunikasikan secara verbal.

    Pada intinya, ruang dilihat sebagai sebuah elemen kontekstual yang

    mempunyai makna bagi berbagai anggota kelompok atau organisasi. Elemen waktu

    dan ruang adalha faktor-faktor yang membuat kita mampu terlibat di dalam

    komunikasi. Pandangan seseorang mengenai senioritasnya dalam suatu kelompok

    mencakup baik ruang maupun waktu dan memengaruhi keputusan yang dibuat. Selain

    memahami pengaruh yang dimiliki oleh ruang dan waktu terhadap struktur yang

    digunakan dalam organisasi, seseorang harus juga mempertimbangkan dinamika

    interaksi kelompok.

    PENSTRUKTURAN DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK Poole, Seibold, dan McPhee (1985, 1996) diakui sebagai pencetus

    gerakan untuk mempelajari penstrukturan dalam konteks komunikasi kelompok.

    Mereka mengidentifikasi dua variabel yang mempunyai dampak pada kemampuan

    sebuah kelompok untuk mencapai keputusan yang efektif. Faktor-faktor ini

    memungkinkan kelompok untuk menentukan apakah kelompok tersebut memiliki

    sumber daya dan aturan-aturan (struktur) yang penting untuk mencapai sebuah

    keputusan atau tujuan.

    Faktor objektif digunakan untuk menggambarkan atribut yang

    dihubungkan dengan tugas. Faktor kelompok dihubungkan dengan kelompok itu

    sendiri juga mempunyai dampak pada proses pengambilan keputusan. Faktor-faktor

    ini dipilah menjadi dua dimensi: faktor tugas kelompok dan faktor struktur kelompok.

    Faktor tugas kelompok adalah sumber daya yang dibutuhkan kelompok untuk

    menyelesaikan suatu tugas atau tujuan.

    Aspek kelompok lainnya harus dipertimbangkan adalah faktor structural

    kelompok. Dalam menerapkan prinsip penstrukturan pada penelitian dalam

    pengambilan keputusan kelompok, Poole dan Janelle Roth (1989) menciptakan

    sebuah sistem kategori untuk menggambarkan berbagai jalur yang dilalui oleh

  • Pengantar Teori Komunikasi, Richard West

    9

    kelompok dalam mencapai keputusan. Jalur-jalur ini mencakup jalur tunggal, jalur

    siklus kompleks, san jalur berorientasi solusi. Ketika menerapkan jalur tunggal,

    kelompok mengikuti aturan-aturan atau langkah-langkah yang sama dalam mencapai

    solusi untuk berbagai permasalahan.

    Kelompok yang mengikuti sebuah jalur siklus kompleks terlibat di dalam

    interaksi maju-mundur. Komunikasi berrfungsi untuk membandingkan solusi yang

    berpotensial untuk masalah-masalah yang sudah diidentifikasikan. Seringkali hal ini

    mengharuskan kelompok untuk melihat kembali cara di mana ia

    mengoperasionalisasikan masalahnya.

    KRITIK DAN PENUTUP Organisasi dan kelompok merupakan bagian penting dalam kehidupan

    kita. Pertimbangkan jumlah kelompok di mana Anda sedang tergabung. Terdapat

    perkiraan bahwa karyawan perusahaan menghabiskan kira-kira 90 % dari waktu

    mereka dalam kelompok atau pertemuan kelompok. Teori Penstrukturan Adiptif

    Giddens menyediakan sebuah kerangkan penting untuk memahami kesempatan

    komunikasi ini. Diantara kriteria-kriteria yang relevan untuk mengevaluasi teori

    adalah dengan ruang lingkup, heurisme, dan parsimoni.

    a) Ruang Lingkup

    Teori Penstrukturan Adiptif memberikan pemahaman mengenai bagaimana

    struktur yang diciptakan dalam kelompok dan organisasi memengaruhi

    komunikasi dan keputusan. Ruang lingkup teori ini cukup luas dalam

    mempelajari peran yang dimainkan kekuasaan dalam pengembangan kelompok

    dan pencapaian tujuan.

    b) Teori Penstrukturan Adiptif

    Teori Penstrukturan Adiptif dapat diterapkan hampir di semua latar sosial dan

    hampir di setiap inteaksi komunikasi. Area komunikasi yang telah menrapkan

    teori ini dengan sukses adalah komunikasi organisasi dan pengambilan

    keputusan kelompok.

    c) Parsimoni

    Kriteria ini berkaitan dengan kesederhanaan sebuah teori. Stephen Banks dan

    Patricia Riley (1993) menyatakan bahwa Teori Penstrukturan Adiptif sulit

    untuk dibaca dan dimengerti. Saran mereka bagi orang yang menggunakan teori

    ini dalam sebuah usaha untuk memahami organisasi dan kelompok adalah

    mulai dari awal. Para peneliti menyarankan kita untuk memecah sebuah

    kelompok menjadi berbagai macam bagian untuk memahami dinamika yang

    memengaruhi komunikasi dan pengambilan keputusan.