Teori Pemahaman Print

31
Teori Pemahaman Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608) Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses, (2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak. Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalam erlebnis (sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.

description

Teori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman PrintTeori Pemahaman Print

Transcript of Teori Pemahaman Print

Teori PemahamanPemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara memahami (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608)Pemahaman berasal dari kata paham yang artinya (1) pengertian; pengetahuan yang banyak, (2) pendapat, pikiran, (3) aliran; pandangan, (4) mengerti benar (akan); tahu benar (akan); (5) pandai dan mengerti benar. Apabila mendapat imbuhan me- i menjadi memahami, berarti : (1) mengerti benar (akan); mengetahui benar, (2) memaklumi. Dan jika mendapat imbuhan pe- an menjadi pemahaman, artinya (1) proses,(2) perbuatan, (3) cara memahami atau memahamkan (mempelajari baik-baik supaya paham) (Depdikbud, 1994: 74). Sehingga dapat diartikan bahwa pemahaman adalah suatu proses, cara memahami cara mempelajari baik-baik supaya paham dan pengetahuan banyak.Menurut Poesprodjo (1987: 52-53) bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir semata, melainkan pemindahan letak dari dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. Mengalami kembali situasi yang dijumpai pribadi lain didalamerlebnis(sumber pengetahuan tentang hidup, kegiatan melakukan pengalaman pikiran), pengalaman yang terhayati. Pemahaman merupakan suatu kegiatan berpikir secara diam-diam, menemukan dirinya dalam orang lain.Pemahaman (comprehension), kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. MenurutBloom Here we are using the tern comprehension to include those objectives, behaviors, or responses which represent an understanding of the literal message contained in a communication.Artinya : Disini menggunakan pengertian pemahaman mencakup tujuan, tingkah laku, atau tanggapan mencerminkan sesuatu pemahaman pesan tertulis yang termuat dalam satu komunikasi. Oleh sebab itu siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkan dengan hal-hal yang lain. (Bloom Benyamin, 1975: 89).Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel mengambil dari taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang rendah sampai yang tertinggi.Hasil belajar pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi dibandingkan tipe belajar pengetahuan (Nana Sudjana, 1992: 24) menyatakan bahwa pemahaman dapat dibedakan kedalam 3 kategori, yaitu : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan dan menerapkan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan beberapa bagian grafik dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang tidak pokok dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat pemaknaan ektrapolasi.Memiliki pemahaman tingkat ektrapolasi berarti seseorang mampu melihat dibalik yang tertulis, dapat membuat estimasi, prediksi berdasarkan pada pengertian dan kondisi yang diterangkan dalam ide-ide atau simbol, serta kemempuan membuat kesimpulan yang dihubungkan dengan implikasi dan konsekuensinya.Sejalan dengan pendapat diatas, (Suke Silversius, 1991: 43-44) menyatakan bahwa pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu : (1) menerjemahkan (translation), pengertian menerjemahkan disini bukan saja pengalihan (translation),arti dari bahasa yang satu kedalam bahasa yang lain, dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya. Pengalihan konsep yang dirumuskan dengan kata kata kedalam gambar grafik dapat dimasukkan dalam kategori menerjemahkan, (2) menginterprestasi(interpretation), kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan yaitu kemampuan untuk mengenal dan memahami ide utama suatu komunikasi, (3) mengektrapolasi(Extrapolation), agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori antara lain : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip, (2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang bukan pokok, dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu pemahaman ektrapolasi.https://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-pemahaman/

Mengukur pemahaman bacaan siswa tidak terlepas dari kecepatan atau waktu membacanya. Setiap pengukuran yang berkaitan dengan kemampuan membaca ini tentu mencakup kecepatan dan pemahaman isi bacaan. Tampubolon (1987:7) mengemukakan bahwa yang dimaksudkan dengan kemampuan membaca adalah kecepatan membaca dan pemahaman isi secara keseluruhan. Jadi, antara kecepatan dan pemahaman terhadap bacaan keduanya seiring. Ditambahkan oleh Tampubolon, cara mengukur kemampuan membaca adalah jumlah kata yang dapat dibaca per menit dikalikan dengan persentase pemahaman is bacaan. Pemahaman bacaan dapat diukur melalui pertanyaan yang menanyakan tentang apa yang dimaksud pengarang, apa yang akan dikatakan pengarang, dan hal-hal apa saja yang tersurat dalam bacaan tersebut.Anderson (1981:106-107) mengemukakan bahwa kemampuan pemahaman bacaan dapat diukur melalui pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:1) Tingkat pemahaman literal a) perbuatan apa pada cerita tersebut ? b) siapa yang menjadi karakter-karakter utama ? c) di mana hal itu berlangsung ?2) Tingkat interpretasi a) apa yang pengarang coba katakan ? b) apa tema pokoknya? c) Bagaimana fakta ini cocok dengan apa yang telah diketahui?3) Tingkat ketiga a) simbol-simbol apa yang disampaikan? b) Apakah saya dapat menyimpulkan dari apa yang dikatakan? c) Evidensi-evidensi apa untuk generalisasi-generalisasi berikut? Jadi, Anderson mengungkapkan bahwa pemahaman bacaan dapat diukur dalam tiga tingkatan, yaitu (1) tingkat pemahaman literal, (2) tingkat interpretasi, dan (3) tingkat pemahaman di luar wacana. Tingkat literal menanyakan hal-hal yang tersurat dalam bacaan, tingkat interpretasi menanyakan tentang apa yang dimaksud mengarang, dan tingkat pemahaman ketiga menanyakan hal-hal yang ada di luar wacana.Menurut Harris (1977:59) tes kemampuan pemahaman bacaan mencakup:1) Bahasa dan lambang tulisannyaa) Kemampuan memahami kata-kata yang terpakai dalam tulisan- tulisanbiasa dan kemampuan memahami istilah-istilah tertulis yang jarang terpakai dalam tulisan biasa atau kata-kata biasa yang terpakai dalam arti khusus sebagaimana terdapat dalam bahan bacaan.b) Kemampuan memahami pola-pola kalimat dan bentuk-bentuk kata sebagaimana terpakai dalam, bahasa tulisan, dan kemampuan mengikuti bagian-bagian yang kian lama kian panjang dan sulit yang dijumpai dalam tulisan-tulisan resmi.c) Kemampuan menafsirkan dengan lambang-lambang atau tanda-tanda yang terpakai dalam tulisan yaitu tanda-tanda baca, pemakaian huruf besar, penulisan paragraf, pemakaian cetak miring, cetak tebal, dan sebagainya yang digunakan untuk memperkuat dan memperjelas pengertian yang terpakai dalam bacaan.2) Gagasana) Kemampuan mengenal maksud yang ingin disampaikan pengarang dan gagasan pokok yang dikemukakan dalam karangan itu.b) Kemampuan memahami gagasan-gagasan yang mendukung pokok yang dikemukakan pengarang.c) Kemampuan menarik kesimpulan yang betul dan kecerdasan yang tepat tentang apa yang dikemukakan pengarang dalam bacaan itu.3) Nada dan Gayaa) Kemampuan mengenal sikap pengarang terhadap masalah yang dikemukakannya dan sikap pengarang terhadap pembaca. Kemampuan memahami nada tulisan yang dikemukakan pengarang.b) Kemampuan mengenal teknik dan gaya penulisan yang digunakan pengarang untuk menyampaikan gagasannya dalam bacaan itu. Secara garis besar, sebenarnya aspek yang dinilai dalam pemahaman bacaan terdiri atas tiga bagian, yaitu (1) pemahaman bahasa dan lambang tulisannya, (2) gaya yang terdapat dalam bacaan, dan (3) nada dan teknik yang digunakan pengarang. Dengan memahami ketiga aspek itu, berarti pembaca memahami keseluruhan isi bacaan. Farr (1969:53) mengemukakan bahwa untuk mengukur pemahaman bacaan di antaranya haruslah berisi pertanyaan tentang pandangan atau maksud pengarang dan pertanyaan tentang kesimpulan bacaan. Secara terinci Farr membagi pertanyaan itu menjadi sembilan, yaitu :a) Pengetahuan tentang makna kata;b) Kemampuan memilih makna yang dimiliki kata atau frasa dalam latar kontekstual khusus;c) Kemampuan untuk memilih atau memahami susunan dari bacaan dan identitas sebelumnya dan kesimpulan-kesimpulan di dalamnya.d) Kemampuan menyeleksi gagasan pokok melalui bacaan;e) Kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dijawab khusus dalam suatu bacaan;f) Kemampuan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dijawab dalam bacaan, tetapi tidak pada setiap kata-kata yang mana pertanyaan dijawab;g) Kemampuan menyimpulkan dari bacaan tentang isinya;h) Kemampuan mengingat apa yang ditulis dalam bacaan dan maksud dan suara hati pengarang, dani) Kemampuan menentukan tujuan-tujuan pengarang, maksud pengarang, dan pandangan pengarang, yaitu membuat kesimpulan-kesimpulan tentang suatu tulisan. Jadi, secara garis besar pertanyaan-pertanyaan tes pemahaman bacaan menurut Farr dibagi menjadi tiga, yaitu (1) kemampuan memahami makna kata dalam bacaan (2) kemampuan memahami organisasi karangan dalam bacaan dan ide-ide pokok serta isi bacaan, dan (3) kemampuan menetukan tujuan-tujuan pengarang, maksud, pandangan, dan kesimpulan tentang bacaan itu.Menurut Smith (1978:231-234), kegiatan pemahaman bacaan dapat diukur dari kemampuan siswa memarafrase arti yang diberikan secara jelas dalam wacana, kemampuan mencari jenis organisasi dari bacaan dan ide-ide informasi yang ada dalam bacaan, dan kemampuan siswa memahami proses berpikir tentang bacaan tersebut. Secara terinci pertanyaan-pertanyaan yang ingin mengungkap kemampuan pemahaman bacaan siswa menurut Smith menyangkut hal-hal sebagai berikut:1) Pemahaman Literal a. mengerti kata b. mengerti kalimat c. mengerti organisasi rangkaian kata dalam bacaan d. mengetahui tanda-tanda e. mengerti informasi dalam bacaan f. mengikuti aturan-aturan dalam bacaan g. dapat mendeskripsikan prosedur dan proses kata-kata dalam bacaan. h. dapat mengingat isi khusus untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dibacanya.2) Pemahaman Inferensial a. mengidentifikasikan gagasan-gagasan pokok b. mengidentifikasikan organisasi paragraf c. membuat bandingan atau perbedaan d. mengingat secara nyata hubungan sebab akibat e. memahami hubungan hirarkhi f. penyeleksian kesimpulan g. penyimpulan konsep-konsep h. menanggapi pertanyaan dalam teks i. membedakan kerelevanan dan ketidakrelevanan informasi j. menilai pertanyaan-pertanyaan pendukung k. membedakan informasi objektif dan subjektif l. menilai keotentikan, kelengkapan, dan kelogisan informasi m. mengingat elemen-elemen pada gaya dan nada n. mencari asal bahasa figuratif dan simbolik o. mengingat pandangan pengarang dan tujuannya, dan mendeteksi kebiasaan pengarang p. memprediksi hasil dan pemecahan q. membandingkan bahan dari teks lain.Berdasarkan kajian-kajian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemahaman bacaan adalah kesanggupan seseorang untuk menangkap informasi atau ide-ide yang disampaikan oleh penulis melalui bacaan sehingga ia dapat menginterpretasikan ide-ide yang ditemukan, baik makna yang tersurat maupun yang tersirat dari teks tersebut. Pemahaman bacaan meliputi pemahaman literal, pemahaman inferensial, dan pemahaman evaluasi.

DAFTAR PUSTAKAAnderson.Efficient Reading: A Practical Guide.Sidney: McGraw-Hill Book Company. 1981.Farr, B.Reading: What Can be Meassured?Deleware: International Reading Association. 1969.Goodman, Yetta M., dkk.Reading Strategies Focus on Comprehension. Singapore: B & Jo Enterprise PTE Ltd. 1980.Harris, D.Testing as a Second Language.Hongkong: Tata McGraw-Hill Publishing. 1977.Smith, C.Teaching in Secondary School Content Subjects: A Book Thingking Process.New York: Holt, Rinehart, and Winston. 1978.Tampubolon, D.P.Kemampuan Membaca: Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. 1987http://www.artikelbagus.com/2011/10/tes-pemahaman-sebagai-alat-evaluasi.html

1. PemahamanPengertian pemahaman yang dikemukakan oleh para ahli seperti yang dikemukakan oleh Winkel dan Mukhtar (Sudaryono, 2012: 44) mengemukakan bahwa : Pemahaman yaitu kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat; mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.

Dalam hal ini, siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan, dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan untuk menghubungkan dengan hal-hal yang lain. Kemampuan ini dapat dijabarkan ke dalam tiga bentuk, yaitu : menerjemahkan (translation x), menginterprestasi (interpretation), dan mengekstrapolasi (extrapolation).Sementara Benjamin S. Bloom (Anas Sudijono, 2009: 50) mengatakan bahwa: Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri.

Menurut Taksonomi Bloom (Daryanto, 2008: 106) mengemukakan : Pemahaman (comprehension) kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar mengajar. Siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Bentuk soal yang sering digunakan untuk mengukur kemampuan ini adalah pilihan ganda dan uraian.

Menurut Daryanto (2008: 106) kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: a) Menerjemahkan (translation)Pengertian menerjemahkan di sini bukan saja pengalihan (translation) arti dari bahasa yang satu ke dalam bahasa yang lain. Dapat juga dari konsepsi abstrak menjadi suatu model, yaitu model simbolik untuk mempermudah orang mempelajarinya.b) Menginterpretasi (interpretation)Kemampuan ini lebih luas daripada menerjemahkan, ini adalah kemampuan untuk mengenal dan memahami. Ide utama suatu komunikasi. c) Mengekstrapolasi (extrapolation)Agak lain dari menerjemahkan dan menafsirkan, tetapi lebih tinggi sifatnya. Ia menuntut kemampuan intelektual yang lebih tinggi.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat, memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal lain. Dengan kata lain, memahami adalah mengerti tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan menggunakan kata-kata sendiri. Kemampuan pemahaman dapat dijabarkan menjadi tiga, yaitu: menerjemahkan (translation), menginterpretasi (interpretation), mengekstrapolasi (extrapolation).

https://iyosrosmana.wordpress.com/2009/05/16/pengukuran-pemahaman-membaca/

Salah satu faktor yang mempengaruhi kesuksesan dalam belajar adalah kemampuan membaca buku dengan cepat, Ketika kita dihadapkan pada banyaknya buku atau bahan belajar maka membaca cepat sangat dibutuhkan untuk menangkap dan memahami bacaan secara lebih cepat dalam waktu yang singkat. Jadi patut dipertanyakan bagaimanakah kemampuan membaca kita sesuai dengan tingkat pendidikan kita sekarang, apakah sudah sangat cepat, biasa-biasa saja, atau malah sangat kurang. Berikut ini ada beberapa cara untuk mengukur dan mengetahui kemampuan membaca kamu termasuk kategori yang mana, Tampubolon (1987 : 7) mengatakan bahwa kemampuan atau tingkat kecepatan normal siswa memahami isi bacaan secara menyeluruh jika mereka memiliki kemampuan membaca cepat dengan tingkat kecepatan 250 kata/menit.

A.Pengukuran Kecepatan Membaca

Untuk mengukur tingkat kecepatan membaca digunakan rumus yang dikembangkan oleh Tampubolon (1987 : 10) yaitu dengan membagi jumlah kata yang dapat dibaca pada waktu baca dalam menit yang ditempuh oleh siswa untuk menyelesaikan bacaannya. Misalnya jumlah kata yang dibaca 750 kata dengan waktu baca yang ditempuh untuk menyelesaikan bacaan itu adalah 2 menit. Kecepatan membaca adalah 750 dibagi 2 menit sama dengan 375 kata/menit = dengan rumus :

Sebagai pedoman untuk menghitung jumlah kata yang terdapat dalam bacaan digunakan cara yang dikemukakan oleh Tampubolon (1987: 245) sebagai berikut :1. Menghitung Jumlah kata yang terdapat satu baris penuh dari pinggir kiri ke pinggir kanan pada satu halaman bacaan. Dengan catatan bahwa kata yang bersambung ke baris berikutnya dihitung pada baris yang kedua.2. Menghitung jumlah baris yang terdapat pada halaman yang bersangkutan dari baris pertama sampai baris terakhir. Dengan ketentuan bahwa baris yang kurang dari setengah baris dari panjang baris tidak termasuk hitungan baris.3. Mengalikan jumlah kata dengan jumlah baris yang terdapat dalam bacaan.Hasil perkalian inilah yang merupakan jumlah kata yang terdapat dalam bacaan. Uraiaan di atas dapat dirumuskan sebagai berikut :

B. Pengukuran pemahaman isi bacaan

Untuk mengetahui kemampuan pemahaman siswa terhadap isi bacaan secara komprehensif digunakan rumus prosentasi tingkat pemahaman, yaitu jumlah soal tes yang harus dijawab dengan benar dibagi dengan banyaknya soal tes yang harus dijawa. Hasil pembagian ini kemudian dikalikan dengan 100%, dapat dilihat pada rumus :

C. Mengukur kemampuan membaca

Untuk mengukur kemampuan kecepatan membaca siswa digunakan rumus perkalian antara hasil pengukuran kecepatan membaca dengan hasil prosentasi pemahaman isi bacaan. Jadi rumus untuk mengukur kemampuan membaca adalah :Mengukur Kemampuan Membaca Cepat

Setelah diketahui kemampuan membaca, langkah selanjutnya yaitu mengklasifikasikan tingkat kemampuan membaca dengan menggunakan criteria sebagai berikut :

Misalnya, jika yang dapat anda baca permenit adalah 200 kata, dan jawaban yang benar atas pertanyaan-pertanyaan isi bacaan adalah 60 %, maka kemampuan baca anda adalah 200 X 60 % 120 KPM (Kata Per Menit). Jika diterima bahwa lulusan SLTA diharapkan memiliki kecepatan membaca minimal 250 kata. Permenti dengan pemahaman minimum 70 % maka kemampuan membaca minimum lulusan SLTA ialah 250 X 70 % = 175 KPM.

Demikian cara mengukur kemampuan dan kecepatan membaca untuk dapat diterapkan dalam mengukur kemampuan membaca kamu, semoga bermanfaat, terimakasih.

http://visiuniversal.blogspot.com/2014/02/cara-mengukur-kemampuan-dan-kecepatan.html

Kecepatan Baca, Persentase Pemahaman, dan Kecepatan Efektif Membaca1. Kecepatan BacaYang dimaksud membaca cepat adalah sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila waktu bacanya semakin sedikit dan tingkat pemahamannya semakin tinggi, maka dikatakan bahwa kecepatan baca orang tersebut semakin meningkat.(Agustinus Suyoto, dalam Makalah Sistem Membaca Cepat). Untuk meningkatkan kecepatan baca kita, pertama-tama kita perlu mengukur kecepatan baca kita. Untuk itu perlu diadakan pengukuran kecepatan baca kita. Rumusnya :(Jumlah kata yang dibaca dibagi jumlah detik untuk membaca dikalikan 60) dikalikan prosentase pemahaman. Kecepatan membaca yang seseorang harus seiring dengan kecepatan memahami bahan bacaan yang telah dibaca.Kecepatan baca bergantung pada kebutuhan dan bahan yang dihadapinya. Pada umumnya kecepatan baca dapat dirinci sebagai berikut :a)Membaca secara skimmming dan scannning (lebih dari 1000 kpm)Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk-mengenal bahan-bahan yang akan dibaca-mencari jawaban atas pertanyaan tertentu-mendapat struktur dan organisasi bacaan serta menentukan gagasan umum dari bacaanb)Membaca dengan kecepatan tinggi (500 800 kpm)Tipe membaca seperti ini biasanya digunakan untuk-membaca bahan-bahan yang mudah dan telah dikenali sebelumnya-membaca novel ringan untuk mengikuti jalan ceritanya.c)Membaca secara cepat (350 500 kpm)Biasanya digunakan untuk-membaca bacaan yang mudah dalam bentuk deskripsi dan bahan-bahan nonfiksi lain yang bersifat informatif.-membaca fiksi yang agak sulit untuk menikmati keindahan sastranya dan mengantisipasi akhir cerita.d)Membaca dengan kecepatan rata-rata (250 350 kpm)Biasanya digunakan untuk-membaca fiksi yang komplek untuk analisis watak dan jalan ceritanya.-membaca nonfiksi yang agak sulit untuk mendapatkan detail, mencari hubungan, atau membuat evaluasi ide penulis.e)Membaca lambat (100 125 kpm)Biasanya digunakan untuk-mempelajari bahan-bahan yang sulit dan untuk menguasai isinya.-menguasai bahan-bahan ilmiah yang sulit dan bersifat teknis-membuat analisis bahan-bahan bernilai sastra klasik-memecahkan persoalan yang ditunjuk dengan bacaan yang bersifat instruksional (petunjuk).Langkah-langkah mengukur kecepatan membaca:1.Catatlah waktu Anda mulai membaca2.Catatlah waktu Anda selesai membaca3.Catatlah berapa lama Anda membaca, lamanya....menit ....detik4.Hitunglah jumlah kata dalam bacaan. Jumlah kata :....5.Hitunglah kecepatan membaca Anda !

Rumus menghitung kecepatan membaca :

Jumlah kata yang dibaca-------------------------------X60 = jumlah kata per menitJumlah waktu membacaTingkat Kecepatan Membaca

1.Pascasarjana : 400 kpm (kata per menit )2.Mahasiswa : 325 kpm (kata per menit )3.SMA : 250 kpm (kata per menit )4.SD / SMP : 200 kpm (kata per menit )2.Persentase PemahamanKemampuan membaca cepat seseorang harus dibarengi dengan kemampuan memahami isi bacaan. Seseorang dapat dikatakan memahami isi bacaan secara baik apabila ia dapat:(a) mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan atau mengetahui maknanya,(b) menghubungkan makna, baik konotatif maupun denotatif yang dimiliki dengan makna yang terdapat dalam bacaan,(c) mengetahui seluruh makna tersebut atau persepsinya terhadap makna itu secara kontekstual, dan(d) membuat pertimbangan nilai isi bacaan yang didasarkan pada pengalamannya.Aldon Samosir menjelaskan perbandingan antara kecepatan membaca dan kemampuan menyerap isi bacaan sebagai penilaian kemampuan membaca. Jumlah kata /menit Pemahaman isi Profil Pembaca, yaitu :110 kata/menit 50 persen Kemampuan kurang240 kata/menit 60 persen Kemampuan rata-rata400 kata/menit 80 persen Kemampuan baik1000 kata/menit 85 persen SempurnaTingkat kecepatan membaca diukur dengan menghitung banyaknya kata yang dapat dibaca setiap menit. Adapun, tingkat pemahaman isi bacaan ditentukan dengan menghitung besarnya presentase jawaban yang benar terhadap pertanyaan-pertanyaan mengenai isi bacaan. Pengukuran kecepatan efektif membaca dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut.(1) Mengukur Kecepatan Membaca (KM) dengan cara menghitung yang terbaca tiap menit.(2) Mengukur Pemahaman Isi bacaan (PI) secara keseluruhan dengan cara menghitung presentase skor jawaban yang benar atas skor jawaban ideal dari pertanyaan-pertanyaan tes pemahaman bacaan.(3) Mengukur KEM dengan mengintegrasikan KM dan PI.Keterangan:KB = Jumlah kata dalam bacaanSm : 60 = Jumlah waktu membacaPI = Presentase pemahaman isi bacaan

Untuk pelajaran di tingkat Kelas XI SMA, Anda diharapkan mampu membaca cepat + 300 kata per menit untuk memahami dan menyimpulkan isi bacaan dengan presentase pemahaman isi bacaan minimal sebesar 75%. Bacalah bacaan berikut. Gunakanstop watchuntuk mengukur jumlah waktu yang Anda pergunakan ketika membaca.

3.Kecepatan Efektif MembacaKecepatan efektif membaca merupakan perpaduan dari kemampuan motorik (gerak mata) atau kemampuan visual dengan kognitif seseorang dalammembaca(Harjasujana&Mulyati,1987).Dengankatalain,KEMmerupakan perpaduandarirata-ratakecepatanmembacadenganketepatanmemahamiisibacaan. Dalamprosesmembacaterdapatduakomponenutamayangbekerjasecara dominan, yakni(a) kerja mata untuk melihat lambang-lambang grafis, dan(b) kerja otak untuk memahami dan memaknai lambang-lambang grafis tadi menjadi sebuah informasi yangutuhdanlengkap.Kemampuanfisikberupakemampuanmatamelihatlambang, selanjutnya disebut kemampuan visual, sedangkan kemampuan psikisyangmelibatkan kemampuan berpikir dan bernalar, selanjutnya disebut kemampuan kognisi.BerdasarkanpenjelasanitukitadapatmemahamidefinisiKEMdiatas.KEM merupakancerminandarikemampuanmembacayangsesungguhnya,yangmelibatkan pengukuran dua komponen utama yang terlibat dalam proses membaca. Oleh karena itu pula, kemampuan membaca itu disebut kecepatan efektif membaca.Beberapa pakar pendidikan dan pengajaranmembacamenyamakanistilahKEM denganspeed reading(membaca cepat). Kemampuanmembaca cepat atau kecepatan membacaitu ditunjukkan oleh kemampuanmembaca sejumlah katayang dibaca dalam satuanmenit(katapermenit),yaknirata-rata tempobacauntuksejumlahkatatertentu dalam waktu tempuh baca tertentu.

http://inspirasisuciariesta.blogspot.com/2011/04/kecepatan-baca-persentase-pemahaman-dan.html