TEORI MEDAN

17
TEORI MEDAN PRESENT BY : Ayu Regina I1C114009 Siti Helmiyyah I1C114219 Miranda Seftiana I1C114243 Ripyatul Ansyah I1C114229 Lenciya Eddyta Rianda I1C113027 Tri Mayyasya I1C113033

description

Teori Medan pada psikologi sosial 2

Transcript of TEORI MEDAN

Page 1: TEORI MEDAN

TEORI MEDAN

PRESENT BY : Ayu Regina I1C114009Siti Helmiyyah I1C114219Miranda Seftiana I1C114243Ripyatul Ansyah I1C114229Lenciya Eddyta RiandaI1C113027Tri Mayyasya I1C113033

Page 2: TEORI MEDAN

PENGERTIAN TEORI MEDAN• Teori Medan (Field Theory) atau dinamakan juga Teori

Psikodinamika. Teori Medan Kurt Lewin sangat dipengaruhi oleh aliran Psikologi Gestalt.

• Pandangan Psikologi Gestalt yang terpenting adalah sebagai berikut : “Bagian atau elemen kejiwaan tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan terorganisir menjadi suatu keseluruhan atau gestalt.”

• Teori Medan dari Kurt Lewin juga sangat mengutamakan keseluruhan daripada elemen atau bagian dalam studinya tentang jiwa manusia.

Page 3: TEORI MEDAN

Konsep – Konsep Dasar Teori Medan

• Lapangan Kehidupan • Tingkah Laku dan Lokomosi• Daya• Ketegangan (Tension)

Page 4: TEORI MEDAN

Lapangan Kehidupan

• Lapangan kehidupan terbagi-bagi dalam wilayah (region) atau disebut juga dalam lingkungan kehidupan (life sphere). Lingkungan kehidupan ada yang bersifat nyata (reality) seperti ibu, teman, pekerjaan, dan sebagainya dan adapula yang bersifat maya (irreality), seperti harapan, cita-cita dan sebagainya. Jadi, lapangan kehidupan mempunyai dimensi nyata - maya.

• Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan perubahan lapangan kehidupan, yaitu :

1.Meningkatnya diferensiasi dalam suatu wilayah.2.Dua atau beberapa wilayah yang bergabung menjadi satu.3.Diferensiasi berkurang.

Page 5: TEORI MEDAN

Tingkah Laku dan Lokomosi

• Tingkah laku menurut Lewin adalah lokomosi (locomotion) yang berarti perubahan atau gerakan pada lapangan kehidupan.

• Ada macam-macam lokomosi, antara lain :1.Lokomosi sosial, misalnya memasuki suatu perkumpulan atau

organisasi.2.Lokomosi karier, naik pangkat. 3.Lokomosi intelektual, misalnya memecahkan masalah.4.Lokomosi emosional, misalnya turut bergembira dan turut

bersedih hati.

Page 6: TEORI MEDAN

Daya• Kalau suatu wilayah mempunyai valensi positif, maka ia akan menarik daya-

daya dari wilayah lain untuk bergerak menuju ke arahnya. Sebaliknya, jika valensi yang ada pada suatu wilayah negatif, maka daya-daya yang akan menghindar atau menjauhi wilayah tersebut.

• Berbicara tentang daya, Kurt Lewin membagi - bagi daya dalam beberapa jenis seperti dijelaskan berikut ini :

1. Daya yang mendorong, misalnya daya yang mendorong orang untuk pergi kerumah makan.

2. Daya yang menghambat, misalnya jalan ramai yang menghambat dia menyeberang menuju rumah makan.

3. Daya yang berasal dari kebutuhan sendiri, misalnya daya yang mendorongnya pergi kerumah makan.

4. Daya yang berasal dari orang lain, misalnya larangan seorang ibu kepada anaknya.

5. Daya yang impersonal (tidak berasal dari kehendak sendiri atau orang lain), yaitu daya yang berasal dari situasi, misalnya norma sosial yang meghambat seseorang sehingga ia tidak bicara keras – keras saat di tengah malam buta.

Page 7: TEORI MEDAN

Ketegangan (Tension)

• Salah satu faktor penting yang dapat menurunkan ketegangan adalah ketembusan (permiability), yaitu sampai berapa jauh batas – batas suatu wilayah dapat ditembus oleh daya dari wilayah – wilayah lain disekitarnya.

• Faktor lain yang juga berpengaruh pada peredaran ketegangan adalah kejenuhan. Kalau kebutuhan–kebutuhan yang mendasari daya itu sudah dipuaskan sampai jenuh, maka ketegangan itu akan berkurang dengan sendirinya.

Page 8: TEORI MEDAN

Penerapan Teori Lewin

• Konflik, terbagi atas : Konflik tipe 1 Konflik tipe 2 Konflik tipe 3• Tingkah Laku Agresif• Kelebihan dan Kelemahan

Page 9: TEORI MEDAN

KONFLIK• Ada tiga macam konflik tipe 1:- Konflik mendekat - mendekat, dua kekuatan mendorong ke

arah yang berlawanan, misalnya orang dihadapkan pada dua pilihan yang sama - sama disenanginya.

- Konflik menjauh - menjauh, dua kekuatan menghambat ke arah yang belawanan, misalnya orang dihadapakan pada dua pilihan yang sama-sama tidak disenangi.

- Konflik mendekat - menjauh, dua kekutan mendorong dan menghambat muncul dari satu tujuan, misalnya orang dihadapkan pada pilihan sekaligus mengandung unsur yang disenangi dan tidak disenanginya.

Page 10: TEORI MEDAN

• Konflik tipe 2 : Konflik yang kompleks bila melibatkan lebih dari dua

kekuatan. Konflik yang sangat kompleks dapat membuat orang menjadi diam, terpaku atau terperangkap oleh berbagai kekuatan dan kepentingan sehingga dia tidak dapat menentukan pilihan.

Page 11: TEORI MEDAN

• Konflik tipe 3 : Orang berusaha mengatasi kekuatan-kekutan penghambat,

sehingga konflik menjadi terbuka, ditandai sikap kemarahan, agresi, pemberontakan, atau sebaliknya penyerahan diri yang neurotik.

Page 12: TEORI MEDAN

Tingkah Laku Agresif

• Dalam eksperimennya, Kurt Lewin dan kawan - kawan (Lewin, Lippit, White, 1939) menemukan bahwa dalam kelompok anak laki - laki yang diberi tugas - tugas tertentu di bawah pimpinan seorang pemimpin yang demokratis, maka tampak bahwa tingkah laku agresif yang timbul berada dalam taraf yang sedang (medium).

Page 13: TEORI MEDAN

Kelebihan dan Kelemahan

• Sumbangan terbesar dari teori ini adalah adanya bukti bahwa penelitian psikologi sosial dapat juga dilakukan dengan metode eksperimental dan dapat dilakukan dalam laboratorium.

• Akan tetapi, teori ini juga mengandung beberapa kelemahan yaitu :

1.Kurt Lewin tidak menyajikan teorinya secara sistematis.2.Banyak konsep dan konstruk yang tidak didefinisikan secara

jelas sehingga memberi arti yang kabur.3.Teori ini terlalu bersibuk diri dengan aspek-spek yang

mendalam dari kepribadian sehingga agak mengabaikan tingkah laku motoris yang “overt” (nampak dari luar).

4.Penggunaan konsep - konsep tipologi telah menyimpang dari arti sebenarnya (penyalahgunaan tipologi).

Page 14: TEORI MEDAN

Aplikasi Teori Medan• Zeigarnik Effect• Psikologi Sosial

Page 15: TEORI MEDAN

Zeigarnik Effect• Zeigarnik Effect ini menjelaskan mengapa tugas yang belum selesai lebih

lama menempel dalam ingatan, dibanding tugas yang sudah selesai. Dalam kegiatan sehari-hari, sering orang mengalami kegelisahan, tidak dapat tidur, karena belum menyelesaikan suatu tugas.

• Temuan Zeigarnik oleh Lewin kemudian dikembangkan menjadi asumsi-asumsi berikut:

- Asumsi 1 : Maksud - tujuan (intention) untuk mencapai tujuan tertentu, berhubungan dengan tegangan dalam suatu sistem pribadi. Intensi membuat jumlah tegangan meningkat (lebih besar dari nol).

- Asumsi 2 : Ketika tujuan tercapai, tegangan (yang meningkat lebih besar dari nol) dari sistem yang terkait dengan tujuan itu menjadi reda (menjadi nol).

- Asumsi 3 : Tegangan untuk mencapai tujuan (yang belum tercapai), akan memperkuat tenaga untuk beraksi menuju tujuan itu.

Asumsi 3A : Kekuatan orang untuk mengingat tujuan (yang belum tercapai) tergantung kepada tegangan dari sistem tujuan itu. Jika tegangan dalam pribadi tinggi (lebih besar dari nol), ingatan mengenai tujuan yang terkait dengan tegangan itu juga tinggi (lebih besar dari nol).

Page 16: TEORI MEDAN

Psikologi Sosial

• Teori Lewin yang semula dimaksudkan sebagai teori kepribadian, ternyata justru berkembang di ranah psikologi sosial. Sejak kematian Lewin, tidak ada kemajuan yang berati dalam hal teori kepribadiannya. Pendukung setianya banyak mengembangkan rintisannya dalam penelitian tentang proses - proses kelompok, penelitin tentang dinamika kelompok, encounter grup, dan ketegangan antar stres.

Page 17: TEORI MEDAN

TERIMA KASIH