Teori Kendala.doc
-
Upload
ngurah-ari-samitha -
Category
Documents
-
view
113 -
download
7
description
Transcript of Teori Kendala.doc
Teori Kendala (theory of constraint)
Teori kendala mengakui adanya kendala-kendala yang dapat membatasi kinerja perusahaan. Teori ini mengembangkan pendekatan spesifik guna mengelola kendala guna mendukung tujuan perbaikan berkelanjutan. Menurut teori kendala jika hendak memperbaiki kinerja maka kita harus mampu mengidentifikasi kendala, megeksploitasi kendala dalam jangka pendek serta menemukan solusi untuk kendala jangka panjang.
Konsep Dasar
Teori kendala berfokus pada tiga ukuran kinerja yaitu sebagai berikut.
Throughput, adalah dimana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan atau selisih antara pendapatan penjualan dan biaya variabel tingkat unit seperti bahan baku dan listrik. Besarnya throughput sesuai dengan margin kontribusi.
Persediaan, seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku menjadi throughput.
Beban Operasi, adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persediaan menjadi throughput.
Berdasarkan ketiga hal di atas maka tujuan manajemen adalah meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan dan menurunkan beban operasi. Apabila hal tersebut dapat dilakukan maka laba bersih dan pengembalian atas investasi akan meningkat dan arus kas akan membaik.Teori kendala mengakui penurunan persediaan akan mengurangi biaya penyimpanan sehingga
menurunkan beban operasi dan meningkatkan laba bersih. Namun teori kendala menyatakan
penurunan persediaan akan membantu menghasilkan sisi kompetitif dengan mempunyai produk
yang lebih baik, harga lebih rendah dan respon lebih cepat dalam memenuhi kebutuhan
pelanggan.
Jika dijabarkan maka keunggulan dengan adanya penerapan teori kendala adalah sebagai berikut.
Produk yang Lebih Baik. Perusahaan dapat menghasilkan produk dengan kualitas lebih baik dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara cepat ke pasar. Persediaan yang lebih rendah menyebabkan deteksi atas kerusakan dapat dilakukan lebih cepat dan penyebab maasalah bisa segera dinilai. Persediaan yang rendah memungkinkan perubahan produk untuk diperkenalkan secara lebih cepat karena perusahaan mempunyai persediaan produk lama yang lebih sedikit dan harus segera dijual atau dibuang.
Harga yang Lebih Rendah. Persediaan rendah akan menyebabkan menurunnya biaya penyimpanan, biaya investasi per unit dan beban operasi lain seperti lembur dan pengiriman khusus. Dengan menurunnya biaya-biaya maka penetapan harga akan menjadi lebih fleksibel, sehingga perusahaan tidak harus melakukan strategi pemotongan harga.
Daya Tanggap. Persediaan yang lebih rendah memungkinkan waktu tunggu aktual untuk diamati secara lebih seksama dan tanggal pengiriman yang lebih akurat dapat terpenuhi. Tingkat persediaan yang tinggi terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan
kompetitif, dengan teori kendala maka perusahaan dapat menekan pengurangan persediaam dengan mengurangi waktu tunggu.
Langkah-Langkah Teori Kendala
1. Mengidentifikasi kendala-kendala perusahaan
Kendala yang dihadapi perusahaan dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
a. Kendala Eksternal, yaitu faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari sumber-
sumber diluar perusahaan.
b. Kendala internal, yaitu faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan didalam lingkup
perusahaan.
Kendala dimana sumber daya yang terbatas tidak digunakan sepenuhnya oleh bauran produk
disebut kendala longgar sedangkan kendala yang mengikat adalah kendala dimana sumber daya
yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya. Dengan asumsi biaya tingkat non unit sama dengan
bauran produk yang berbeda-beda, bauran oprimal merupakan bauran yang memaksimalkan
kontribusi margin.
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat
Langkah ini adalah inti dari filosofi teori kendala mengenai manajemen manajemen kendala
jangka pendek dan langsung terkait dengan tujuan teori kendala yaitu mengurangi persediaan dan
memperbaiki kinerja. Di perusahaan kendala sumber yang mengikat hanya sedikit, kendala
pengikat utama disebut sebagai drummer. Tingkat produksi kendala drummer mempengaruhi
tingkat produksi keseluruhan pabrik. Proses ke hilir yang dimulai dengan kendala drummer
secara alamiah akan dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Proses ke hulu yang berakhir pada
kendala drummerdijadwalkan untuk memproduksi pada tingkat yang sama seperti kendala
drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan mencegah produksi barang persediaan dalam
proses hulu yang berlebihan.
3. Menyubordinasi apa pun, selain keputusan yang dibuat pada langkah kedua
Pada intinya kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pebrik. Semua departemen lainnya
harus disubordinasi sesuai kebutuhan kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan perusahaan
untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu.
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat
Setelah tindakan untuk mengusahakan penggunaan kendala yang ada dilakukan secara maksimal,
maka langkah berikutnya adalah memulai program perbaikan berkelanjutan dengan mengurangi
keterbatasan yang dimiliki kendala yang mengikat atas kinerja perusahaan.
5. Mengulangi proses
Pada akhirnya kendala sumber daya akan diangkat sampai pada suatu titik dimana kendala
tersebut tidak mengikat lagi, kemudian akan memunculkan kendala drummer yang baru. Setelah
kendala drummer baru muncul, maka proses TOC akan berulang kembali. Tujuannya adalah
memperbaiki kinerja secara berkelanjutan.
Evolusi Theory of Constraint
Penelitian yang dilakukan para ahli menunjukkan bahwa TOC dapat meningkta output
dan munurunkan persediaan dan waktu siklus. TOC telah digunakan oleh lebih dari 500
perusahaan akan tetapi, walaupun banyak penelitian sudah membuktikan keunggulan TOC dan
banyak perusahaan memakainya sensu perusahaan manufaktur pada tahun 2003 menunjukkan
hanya 5% perusahaan yang berhasil menerapakan TOC secara maksimal.
Perkembangan dari TOC dapat dibagi kedalam beberapa masa diantaranya adalah sebagai
berikut.
Era 1 : Mengoptimalkan Teknologi Produksi
TOC ditemukan oleh Dr. Eliyahu Goldratt pada tahun 1970 an. Pada tahun 1980 Goldratt
memperkenalkan solusi yang disebut sebagai Optimized Production Technology (OPT) .
Goldratt mengembangkan program yang terdiri dari 4 komponen utama yaitu buildnet, serve,
split dan OPT.OPT dan serve berisi penggunaan alogaritma untuk menjadwalkan produksi
sementara split dan buildnet mengumpulkan dan mengatur data sesuai dengan format yang
diinginkan. Saat diperkenalkan pada masanya OPT merupakan suatu hal yang sangan
kontroversial, karena OPT membuat satu divisi sibuk sementara divisi lain memiliki kapasitas
menganggur. Hal tersebut tidak sesuai dengan sistem pengukuran di Amerika yaitu efisiensi
individual. Oleh karena itu Goldratt memutuskan untuk mengajari manajer dan karyawan tentang
fallacy of efficiency sebagai suatu alat ukur utama efisiensi seorang pekerja.
Era Tujuan : Pembuatan Konsep Drumm-Buffer-Rope-Scheduling
Pada tahun 1984 Goldratt dan Jeff Cox menulis buku berjudul The Goal. Buku tersebut
menggambarkan dasar-dasar dari TOC yang kemudian dikenal sebagai 5 langkah dalam
penyusunan TOC. 5 langkah tersebut kemudian berevolusi menjadi Process of Ongoing
Improvement (POOGI).
Era Sindrom Haystick-Mengembangkan Pengukuran TOC
Menurut Goldratt, prinsip akuntansi biaya yang diterapkan ketika diterapkan pada pengukuran
kinerja, product cost dan pengambilan keputusan investasi modal menyebabkan timbulnya
kesalahan informasi yang dapat menyebabkan implementasi dari suatu kebijakan atau praktek
menjadi tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Oleh karena itu Goldratt menerbitkan dua
manuskrip pada tahun 1984 dan tahun 1990 yang isinya menjelaskan mengenai indikasi
pembaharuan kepentingan dalam TOC untuk memperbaiki kerangka kerja akuntansi biaya. Hasil
karyanya tersebut menjadi dasar dalam pengembangan proses yang berfokus pada pengukuran
kinerja yang berfokus pada aksi organisasi yang dapat meningkatkan kinerja keuangan
organisasi. Untuk menjembatani jarak antara pengukuran kinerja finansial perusahaan dengan
pengukuran tingkat unit atau pabrik pada tahun 1984 Goldratt dan Cox memperkenalkan tiga
pengkuran kinerja tingkat pabrik yaitu throughput, persediaan dan operating expense.
The It’s Not Luck Era-Proses Berpikir yang Diaplikasikan Untuk Berbagai Macam Topik
Pada tahun 1994 Goldratt menerbitkan buku berjudul It’s Not Luck yang menjabarkan mengenai
proses berpikir pengambilan kebijakan manajemen. Thinking process (TP) menyediakan suatu
prosedur yang kaku dan sistematik untuk mengidentifikasi dan memberikan resolusi atas
masalah bisnis yang tidak berstruktur berkaitan dengan kebijakan manajemen. TP terdiri dari dua
macam logika yaitu:
a. Sufficient Cause atau logika efek-penyebab-efek yang berisi current reality tree (CRT), future
reality tree (FRT) dan transation tree (TT).
b. Necessary condition yang terdiri dari evaporating cloud (EC) dan prerequisite tree (PRT) untuk
menunjukkan asumsi yang tersembunyi.
Critical Chain era-TOC Project Management
Pada tahun 1990 di Konferensi Internasional Jonah, sebuah metode untuk menjadwalkan dan
mengontrol proyek berdasarkan logika TOC diperkenalkan. Metode tersebut dikenal sebagai
critical chain project management (CCPM). CCPM mempunyai tiga perbedaan utama jika
dibandingkan dengan langkah-langkah manajemen proyek yaitu metode yang digunakan untuk
menentukan waktu yang dibutuhkan aktivitas, penggunaan buffer dan eliminasi konflik sumber
daya. CCPM didesain untuk menghasilkan jadwal yang membuat proyek dapat diselesaikan tepat
waktu dan menyediakan metode untuk memitigasi resiko yang berbahaya yang disebabkan oleh
penyelesaian tugas.
Era 6 : Masa Depan TOC
Pada tahun 2004, TOC merayakan kelahirannya yang sudah berumur 25 tahun. TOC telah
berkembang dari hanya paket software penjadwalan produksi menjadi filosofi manajemen
terintegrasi yang terdiri dari beberapa subdisiplin manajemen operasi. Komunitas TOC juga
mendirikan Theory of Constraint International Certification Organization (TOCICO). Akan
tetapi komunitas TOC harus dapat mengenali masalah untuk mendapatkan dukungan dari top
manajemen. Karena hubungannya dengan strategi operasi dan dibutuhkannya pelatihan maka top
manajemen cenderung menyerahkan TOC kepada mid manajemen.
Daftar Referensi
Hanse & Mowen. 2001. Manajemen Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Hansen & Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial Buku 2. Jakarta: salemba Empat.
THEORY OF CONSTRAINT/ TEORI KENDALA
Setiap perusahaan menghadapi sumber daya dan permintaan yang terbatas atas setiap
produk. Keterbatasan-keterbatasn ini disebut “Kendala” (constraint). Teori Kendala mengakui
bahwa kinerja setiap perusahaan dibatasi oleh kendala-kendalanya. Jika hendak memperbaiki
kinerjanya, suatu perusahaan harus mengidentifikasi kendala-kendalanya, mengeksploitasi
kendalanya dalam jangka pendek dan jangka panjang, kemudian menemukan cara untuk
mengatasinya.
Menurut Hansen dan Mowen, jenis kendala dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Berdasarkan asalnya
1. Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan
yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya keterbatasan jam mesin. Kendala internal
harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan throughput semaksimal mungkin
tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
2. Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan
yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku
yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume produk yang dapat
dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun
dengan mengembangkan produk baru.
Berdasar sifatnya
1. Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya
yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
2. Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang terdapat pada
sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga bagian
yaitu:
1. Kendala sumberdaya (resource constraint). Kendala ini dapat berupa kemampuan factor
input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin.
2. Kendala pasar (market resource). Kendala yang merupakan tingkat minimal dan
maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan.
3. Kendala keseimbangan (balanced constraint). Diidentifikasi sebagai produksi dalam
siklus produksi
KONSEP DASAR
TOC memfokuskan pada tiga ukuran kinerja organisasi : throughput, persediaan dan beban
operasi.
Throughput adalah tingkat di mana suatu organisasi menghasilkan uang melalui penjualan.
Persediaan adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi dalam mengubah bahan baku
menjadi throughput
Beban operasi adalah seluruh uang yang dikeluarkan organisasi untuk mengubah persedian
menjadi throughput
Berdasarkan ketiga ukuran ini, tujuan manajemen dapat dinyatakan sebagai meningkatkan
throughput, meminimalkan persediaan dan menurunkan beban operasi.
Dengan meningkatkan throughput, meminimalkan persediaan, dan menurunkan beban
operasi akan membawa dampak terhadap meningkatnya kinerja keuangan seperti :
Laba bersih
Return on Investment
Cash flow
Meningkatkan troughput dan menurunkan beban operasi selalu ditekankan sebagai undur
penting dalam perbadaikan ketiga kinerja keuangan. Secara Tradisional : Penekanan unsur
peningkatan throughput dan penurunan beban operasi menjadi sangat penting, sedangkan
penurunan persediaa dipandang kurang penting TOC memberikan peran yang lebih menonjol
kepada manajemen persediaan. TOC mengakui bahwa penurunan persediaan akan mengurangi
biaya penyimpanan sehingga menurunkan beban operasi serta memperbaiki laba bersih. Tetapi
lebih dalam lagi, TOC menyatakan bahwa penurunan persediaan akan membantu menghasilkan
sisi kompetitif dengan mempunyai produk yang lebih baik, harga lebih rendah dan tanggapan
yang lebih cepat atas kebutuhan pelanggan
Produk Yang Lebih Baik
Prodok yang lebih baik berarti kualitas yang lebih tinggi, Hal ini juga berarti perusahaan mampu
memperbaiki produk dan menyediakan produk yang sudah diperbaiki tersebut secara tepat dan
ke pasar. Pada intinya persediaan yang rendah memungkinkan kerusakan dapat dideteksi secara
lebih cepat dan penyebab masalah bisa segera nilai. Perbaikan produk juga merupakan unsur
kompetitif yang penting. Produk baru atau produk yang telah diperbaiki perlu segera dilempar ke
pasar sebelum pesaing mampu untuk menyediakan produk serupa. Tujuan ini dapat difasilitasi
dengan persediaan yang rendah. Persediaan yang rendah memungkin perusahaan untuk
memperkenalkan produk baru yang lebih cepat karena perusahaan mempunyai produk lama yang
lebih sedikit (dalam persediaan atau dalam proses) dan harus segera dijual atau dibuang sebelum
produk baru diperkenalkan
Harga Yang Lebih Rendah
Persedian yang tinggi berarti membutuhkan kapasitas yang lebih produktif sehingga investasi
berupa peralatan dan ruangan yang dibutuhkan juga akan lebih banyak. Karena waktu tunggu
dan persediaan barang dalam proses yang tinggi biasanya berhubungan, persediaan yang tinggi
biasanya menyebabkan lembur, lembur akan menaikkan beban operasi dan menurungkan tingkat
profitabilitas. Persediaan yang rendah akan mengurangi biaya penyimpangan, biaya investasi
per unit, dan beban operasilain seprti biaya lembur dan pengiriman khusus. Dengan
menurungkan investasi dan biaya operasi, margin perunit setiap produk meningkat sehinga
menyebabkan keputusan penetapan harga menjadi lebih fleksibel. Harga yang lebih rendah bisa
saja terjadi jika kondisi kompetitif tidak memerlukan pemotongan harga.
Daya Tanggap
Mengirim barang secara tepat waktu dan memproduksi barang dengan waktu tunggu yang lebih
pendek dari pada yang diminta pasar adalah alat kompetitif yang penting. Pengiriman barang
yang tepat waktu berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam memperkirakan waktu yang
diperlukan unutk memproduksi dan mengirim barang. Jika perusahaan mempunyai persediaan
yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya, maka waktu tunggu produksi perusahaan tersebut
lebih tinggi dari pada garis prakiraan industri . persediaan yang tinggi dapat mengacauka waktu
aktual yang diperlukan untuk memproduksi dan memenuhi pesanan. Persediaan yang lebih
rendah memungkinkan waktu tungu aktual untuk diamati secara lebih seksama dan tanggal
pengiriman lebih akurat dapat dipenuhi. Memperpendek waktu tunggu juga penting sama halnya
penurunan persediaan barang dalam proses. Perusahaan yang mempunyai persediaan barang
dalamproses sepuluh hari mempunyai waktu tunggu produksi juga rata-rata sepuluh hari. Jiak
perusahaan dapat mengurangi waktu tunggu dari sepuluh menjadi lima hari, maka perusahaan
hanya perlu menyimpan persediaan barang dalalm proses saat ini selama lima hari.
Sejalan dengan waktu tunggu yang berkurang, persediaan barang jadi mungkin juga dikurangi.
Sebagai contoh jika waktu tunggu untuk sebuah produk adalah sepuluh hari dan pasar menuntut
penyerahaan barang saat diminati, maka perusahaan harus menyimpang rata-rata persediaa
selama sepuluh hari (ditambah beberapa permintaan pengaman untuk mengantisipasi ketidak
pastian permintaan). Misalkan perusahaan mampu mengurangi waktu tunggu menjadi lima hari.
Pada kasus ini persediaan barang juga harus turun menjadi lima hari. Jadi tingkat persediaan
menandakan kemampuan perusahaan untuk merespon , secara relatif tingkat tingkat yang tinggi
terhadap pesaing akan mengakibatkan kelemahan kompetitif. Dengan kata lain TOC
menekankan pengurangan pada waktu tunggu.
C. Dasar-dasar TOC
Sebelum menggunakan TOC sebagai suatu alat dalam melakukan perbaikan, ada baiknya
untuk mengetahui dasar-dasar yang digunakan oleh TOC dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Secara umum dasar pemikiran TOC adalah sebagai berikut:
1. Sistem adalah suatu rantai
Dengan menganggap fungsi sistem sebagai suatu rantai, maka bagian yang paling lemah akan
dapat ditemukan dan diperkuat.
2. Optimasi lokal vs optimasi sistem keseluruhan
Karena adanya variasi dan interdependensi, performansi yang optimal dan suatu sistem bukanlah
merupakan penjumlahan dari seluruh optimasi lokal.
3. Sebab akibat
Seluruh sistem bekerja pada kondisi sebab akibat, sesuatu akan terjadi akibat yang lain terjadi.
Fenomena sebab akibat ini akan menjadi sangat kompleks pada sistem yang rumit.
4. Efek-efek yang tidak diinginkan dan masalah utama
Sebenarnya, semua hal yang tidak baik yang terjadi dalam sistem, bukanlah merupakan suatu
masalah, tetapi merupakan indikator adanya sebuah masalah yang merupakan penyebab utama
semua gejala tersebut. Dengan menghilangkan penyebab masalah utama, bukan hanya akan
menghilangkan efek-efek yang tidak diinginkan, tetapi juga akan mencegah kembali.
5. Solusi yang akan memperburuk keadaan
Inersia adalah musuh utama dalam proses perbaikan. Jangan sampai solusi yang telah ditetapkan
justru tambah memperburuk masalah. Jadi solusi yang telah dibuat harus tetap dievaluasi.
6. Constraint fisik vs constraint kebijakan
Constraint fisik merupakan constraint yang paling mudah ditanggulangi, tetapi efeknya biasanya
hanya sedikit. Tetapi dengan menanggulangi constraint kebijakan, efeknya akan sangat luas.
7. Ide bukan sebuah solusi
Ide terbaik yang pernah ada di dunia tidak akan disadari potensialnya sebelum ide tersebut
diimplementasikan. Dan kebanyakan ide yang bagus gagal pada tahap implementasinya.
Langkah-langkah dalam TOC
Teori kendala menggunakan 5 langkah untuk mencapai tujuan memperbaiki kinerja organisasi
1. Mengidentifikasi kendala2 perusahaan
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat.
3. Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2.
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat.
5. Mengulangi proses.
1. Mengidentifikasi kendala2 perusahaan : kendala dapat diklasifikasikan sebagai kendala eksternal
atau internal. Kendala eksternal ( eksternal constraint ) adalah faktor faktor yang membatasi
perusahaan yang berasal dari sumber-sumber di luar perusahaan ( seperti permintaan pasar ).
Kendala internal ( internal constraint ) adalah faktor-faktor yang membatasi yang ditemukan
didalam perusahaan ( seperti ketersediaan waktu mesin ). Meskipun sumber daya dan permintaan
mungkin terbatas, bauran Produk tertentu mungkin tidak memenuhi semua permintaan atau
penggunaan semua sumber daya yang tersedia. Kendala di mana sumber daya yang terbatas tidak
digunakan sepenuhnya oleh bauran produk disebut kendala yang longgar (loose constraint).
Kendala yang mengikat (binding constraint) adalah kendala dimana sumber daya yang tersedia
dimanfaatkan sepenuhnya Kendala internal dan eksternal telah diidentifikasikan. Bauran produk
optimal diidentifikasi sebagai bauran yang memaksimalkan throughput sesuai dengan semua
kendala perusahaan. Bauran optimal mengungkapkan banyaknya penggunaan sumber daya yang
dibatasi dan kendala-kendala yang mengikat.
2. Mengeksploitasi kendala-kendala yang mengikat. Salah satu cara memaksimalkan penggunaan
kendala yang mengikat adalah memastikan bauran produk optimal yang diproduksi. Namun
upaya ini lebih dari sekedar menjamin produksi dari bauran optimal. Langka ini adalah inti dari
filosofi teori kendala TOC mengenai manajemen kendala jangka pendek dan langsung terkait
dengan tujuan teori kendala TOC mengurangi persediaan dan memperbaiki kinerja.
Di perusahaan-perusahaan, kendala sumber daya yang mengikat hanya sedikit. Kendala pengikat
yang utama disebut drummer. Sebagai contoh, asumsikan hanya ada satu kendala internal yang
mengikat. Secara otomatis, kcndala tersehut menjadi drummer. Tingkat produksi kendala
drummer menentukan tingkat produksi keseluruhan pabrik. Proses kehilir yang dimulai dengan
kendala drummer secara alamiah dipaksa mengikuti tingkat produksinya. Penjadwalan proses ke
hilir dapat dilakukan dengan mudah. Setelah komponen diselesaikan pada proses drmmer, proses
selanjutnya mulai beroperasi. Setiap operasi berikutnya juga dimulai ketika operasi sebelumnya
telah selesai. Proses ke hulu yang berakhir di kendala drummer dijadwalkan untuk memproduksi
pada tingkat yang sama seperti kendala drummer. Penjadwalan pada tingkat drummer akan
mencegah produksi barang persediaan dalani proses ke hulu yang berlebihan.
Untuk penjadwalan ke hula, ada dua fitur tamhahan yang digunakan TOC dalam mengelola
kendala untuk menurunkan tingkat persediaan dan memperbaiki kinerja perusahaan: penyanga
dan tali. Pertama, Penyangga persediaan dibentuk di depan kendala mengikat yang utama.
Penyangga persediaan juga disebut penyangga waktu. Penyangga waktu (time buffer) adalah
persediaan yang dibutuhkan untuk menjaga agar sumber daya yang mempunyai kendala tetap
sibuk dalam interval waktu tertentu. Tujuan penyangga waktu adalah melindungi throughput
perusahaan dari setiap gangguan yang dapat diatasi dalant interval waktu tertentu. Tali (ropes)
adalah tindakan yang diambil untuk mengikat tingkat di mana bahan baku dikirim ke pabrik
(pada awal operasi) pada tingkat produksi sumber daya yang mempunyai kendala. Tujuan sebuah
tali adalah memastikan persediaan barang dalam proses tidak melampaui tingkat yang
dihutuhkan untuk penyangga waktu. Jadi, tingkat drummer digunakan untuk membatasi tingkat
pelepasan bahan baku dan mengendalikan tingkat produksi operasi pertama secara efektif.
Kemudian, tingkat operasi pertama mengendalikan tingkat operasi-operasi berikutnya. Sistem
persediaan teori kendala OC sering disebut sistem drum-buffer-rope (DBR System)
3. Mensubordinasi apa saja yang lain dari keputusan yang dibuat pada langkah 2. Pada intinya,
kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pabrik. Semua departemen lainya harus
disubordinasi sesuai ketentuan kendala drummer. Prinsip ini mengharuskan perusahaan-
perusahaan untuk mengubah cara mereka memandang sesuatu. Sebagai contoh, penggunaan
ukuran efisiensl pada tingkat departemen mungkin menjadi tidak tepat. Sekarang, marl kita
pertimbangkan kembali contoh Confer Company. Mendorong efisiensi produktif maksimal
Departemen Penggerindaan akan mengaktbatkan persediaan barang dalani proses yang
berlebihan. Sebagai contoh, asumsikan kapasitas Departemen Penggerindaan adalah 80 unit per
minggu. Dengan asumsi terdapat penyangga dua hari, Departemen Penggerindaan akan
menambah 20 unit per minggu sebagai penyangga di depan Departemen Pengeboran. Setelah
setahun, penimbunan persediaan barang dalam proses yang sangat besar bisa terjadi (1.000 unit
dari setiap komponen akan ditambahkan ke dalam penyangga selama periode 50 minggu).
Departemen Pemolesan tentu harus memproduksi pada tingkat Departemen Pengeboran karena
proses ini rnengikuti pengeboran dalarn urutan proses produksi. Jadi, situ-satunya yang perlu
diperhatikan pemolesan adalah apakah proses ini dapat menangani output Departemen
Pengeboran
4. Mengangkat kendala-kendala yang mengikat. Setelah tindakan untuk mengusahakan
penggunaan kendala yang ada dilakukan secara maksimal, langka selanjutnya adalah memulai
program perbaikan yang berkelanjutan dengan mengurangi keterbatasan yang dimiliki kendala
yang mengikat atas kinerja perusahaan.
Sehagai contoh, asumsikan Confer Company menambah setengah shift untuk Departemen
pengeboran yang menaikkan jam pengeboran dari 120 menjadi 180 per rninggu. Dengan
tambahan 60 jam pengeboran, Confer dapat meningkatkan produksi komponen Y dari 30
menjadi 50 unit, suatu tambahan 20 unit per minggu (ingatlah hahwa komponen Y menggunakan
3 jam per unit yang menghasilkan 20 unit tambahan (60/3)). Karena komponen Y mempunyai
margin kontribusi per unit sebesar $600, hal ini akan menaikkan throughput sebesar $12.000 per
minggu ($600 x 20). Dengan asumsi bahwa Departemen Penggerindaan dan Pemolesan dapat
menangani kenaikan 20 unit Y per minggu. Sebagai contoh, kita mengetahui bahwa
penggurindaan mempunyai 80 jam yang tersedia per minggu dan setiap komponen X dan Y
menggunakan 1 jam penggurindaan. Saar ini, baru 60 jam yang digunakan sehingga kenaikan 20
unit masih dimungkinkan.
Sekarang, asumsikan pemolesan mempunyai 160 jam yang tersedia. Komponen X menggunakan
2 jam per unit, sedangkan komponen Y menggunakan 1 jam per unit. Bauran (30X dan 30Y)
menggunakan 90 jam saat ini. Untuk menaikkan produksi Y sebanyak 20 unit, diperlukan
tambahan 20 jam yang tentu saja masih memungkinkan. Jadi, heralih dari bauran .30 unit X dan
30 unit Y menjadi bauran 30 unit X dan 50 unit Y dapat dilakukan. Apakah menambah setengah
shift menguntungkan? Jawaban atas pertanyaan ini diperoleh dengan membandingkan biava
penamhahan setengah shift dengan kenaikan throughput sebesar $12.000 per minggu. Jika biaya
penamhahan setengah shift adalah $50 per jam, maka biaya tamhahannya adalah $3.000 per
minggu dan keputusan menambah setengah shift tersebut adalah tepat.
5. Mengulangi proses. Pada akhirnya, kendala sumber daya pengeboran akan diangkat sampai ke
suatu titik di mana kendala tidak lagi mengikat. Sebagai contoh, anggaplah perusahaan
menambah giliran penuh untuk operasi pengeboran yang meningkatkan ketersediaan sumber
daya menjadi 240 jam. Kendala pengeboran dan pemolesan mampu memproduksi komponen Y
lebih banyak, tetapi tidak untuk proses penggerindaan (penggerindaan hanya dapat memproses
maksimal 80 unit per minggu dari setiap kombinasi X dan Y). Jadi, kendala drummer yang baru
adalah penggerindaan. Setelah kendala drummer yang baru diidentifikasi, proses teori kendala
TOC akan berulang. Tujuannya adalah memperbaiki kinerja secara berkelanjutan dengan
mengelola berbagai kendala.
Pengunaan TOC Dalam Pengambilan Keputusan
TOC mengajarkan manajer untuk memaksimalkan throughput sementara meminimalkan
beban operasi dan aktiva. Memaksimalkan throughput memerlukan pertama-tama pengakuan
bahwa proses produksi adalah system yang sangat kompleks.
Salah satu wawasan Goldratt yang sangat hebat adalah bahwa beberapa langkah yang
sederhana dapat memperbaiki throughput bahkan dalam system yang paling kompleks sekalipun.
Untuk memaksimalkan throughput, pertama-tama adalah perlu untuk mengalokasikan satu
sumber daya, lokasi, atau kebijakan yang merupakan batasan paling ketat yang saat ini
membatasi throughput pada system.
Batasan paling ketat adalah batasan dimana peningkatan kecil damal kapasitas akan
menghasilkan peningkatan terbesar dalam total throughput sistem. Sebagian besar TOC
berurusan dengan perbaikan dalam hal-hal yang membatasi.
Langkah-langkah Goldratt untuk menerapkan TOC sebagai suatu proses pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut :
1) Identifiaksi batasan sistem
2) Putuskan bagaimana batasan sistem tersebut akan dieksploitasi
3) Mengkordinasikan hal-hal yang lain sehingga tunduk pada keputusan diatas
4) Menaikkan batasan sistem
5) Jika, dalam langkah sebelumnya, suatu batasan telah terpecahkan, kembali kelangkah pertama,
tetapi jangan mengijinkan kemalasan menjadi batasan sistem
Untuk sumber daya yang membatasi, langkah keempat berarti meningkatkan kapasitas dari
sumber daya tersebut. Jika batasannya adalah kebijakan perusahaan, maka langkah keempat
berarti mengubah kebijakan tersebut. Goldartt memasukan langkah kelima sebab ia menemukan
bahwa batasan karena kebijakan lebih sering terjadi dibandingkan dengan batasan karena alas an
fisik. Kebijakan perusahaan semacam itu harus diubah. Kemalasang mengacu pada keenganan
manajer untuk menantang atau mengubah kebijakan yang sudah lama berlaku, meskipun secara
fakta, alas an dari dibuatnya kebijakan tersebut telah berubah atau telah lama hilang sebelum
manajer mengakui bahwa kebijakan tersebut telah menjadi tidak sesuai atau tidak dibutuhkan.