Teori-teori Etika Rev

download Teori-teori Etika Rev

of 20

description

afasdf

Transcript of Teori-teori Etika Rev

TEORI-TEORI ETIKA

BEBERAPA SISTEM FILSAFAT MORAL

HEDONISME1. Hedonisme Hedonismeadalah pandangan hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.

Bagi para penganut paham ini, bersenang-senang, pesta-pora, dan jalan-jalan merupakan tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan bagi orang lain atau tidak.HEDONISMEyang berasal dari bahasa YunaniHedone yang berarti kesenangan atau kenikmatan.

konsep moral dari Hedonisme adalahmenyamakan kebaikan dengan kesenangan.

Pandangan hidup ini mengajarkan pada pengikut atau mereka yang siap mengikutinya bahwa pemujaan terhadap kesenangan dan kenikmatan dunia harus dikejar

Kesenangan ini seringkali diperoleh dengan menghalalkan segala cara

Dua level hedonisme, : level individual Jika berada dalam level individual, maka masih dapat dikatakan positif, karena bagaimanapun setiap orang berhak untuk mendapatkan kebahagiaan. Terutama jika didahului dengan sebuah usaha dan kerja keras.

level sosialHedonisme akan menjadi masalah jika sudah memasuki level sosial, ketika lingkungan sekitar mengalami krisis dan sekian banyak kesulitan hidup, tapi ada sebagian orang sibuk berfoya-foya dengan gaya yang super wah berkesan tidak berempati pada kondisi sekitar.

Paham hedonisme ini akan sangat berbahaya jika terjadi di kalangan remaja terutama karena remaja belum memiliki filter diri yang baik, masih belum memiliki banyak pengalaman, remaja juga berada dalam masa pencarian diri sementara mereka belum memiliki mekanisme pengendalian diri yang kuat, sehingga lebih rentan terpapar virus hedonisme. Wajar saja memang jika remaja ingin mencoba sesuatu yang baru, bergaul, dan sebagainya. Namun semua itu harus memiliki batasan-batasan, dan batasannya tidak dapat disamakan dengan yang dimiliki orang dewasa.

Remaja berada dalam periode yang sangat labil secara emosional dan dunia mereka tengah bergeser dari keluarga menjadi lingkungan pergaulan. Maka jika mereka berbeda dengan kelompoknya, mereka akan merasa tidak nyaman, takut tidak diterima atau disebut aneh dan sebagainya.

Penyebab hedonisme

1.Kesombongan dan Egoismekesombongan dan egoisme adalah penyebab kecenderungan seseorang kepada kehidupan mewah. Orang sombong akan selalu membanggakan kekayaan dan kedudukan yang dimilikinya untuk menunjukkan keunggulannya atas orang lain. Persaingan tidak sehat untuk menunjukkan kemewahan terkadang menimbulkan perasaan dengki dan iri. Mereka mengira bahwa cara menunjukkan kelebihan atas orang lain adalah dengan cara bersaing seperti ini. Orang yang hedonis memandang rendah kepada orang lain. Pandangan ini sudah barang tentu akan menyebabkan timbul jurang yang dalam antara mereka dengan orang lain. Dalam mengumpul harta dan barang-barang mewah mereka akan dikuasai oleh sifat ketamakan, dan orang seperti ini tidak akan bersedia memberikan harta mereka kepada orang lain.

2.Kepribadian Tidak SempurnaKepribadian tidak sempurna yang dimiliki oleh seseorang. Dari pandangan psikologi, orang yang cenderung kepada kemewahan berusaha menutupi kelemahan dirinya yang kurang dari segi ilmu dan spiritual. Pada sebagian kasus, kita menyaksikan orang-orang kaya yang tidak tahu bagaimana membelanjakan hartanya. Karena itu, mereka membeli dan mengumpulkan barang-barang mewah dan pakaian-pakaian yang mahal. Faktor penting lainnya adalah, pandangan materialis dan cinta dunia.

3. Faktor Budaya dan Lingkungan MasyarakatDalam sebuah masyarakat yang memilikibudaya hidup mewah, kecenderungan kepada kemewahan akan menguasai seluruh anggota masyarakat. Dalam hal ini, kemewahan para pejabat dan tokoh masyarakat akan memberikan pengaruh yang sangat besar pada gaya kehidupan ini.

4. Media Massaiklan yang terdapat di berbagai sarana media ikut membantu menciptakan budaya hedonisme. Media-media ini dalam banyak kasus mengiklankan produk-produk yang sebenarnya tidak diperlukan. Iklan-iklan ini pula meninggalkan berbagai dampak psikologis terhadap para para penganut paham hedonisme.

Penyelesaian Masalah Hedonisme

Bersikap terbuka terhadap orang lain. Peka dengan keadaaan sekitarnya terutama mengenai permasalahan yang berhubungan dengan orang lain.

Berhemat, membuat anggaran pengeluaran untuk membeli kebutuhan yang memang di perlukan, tidak menghambur-hamburkan uang untuk membeli barang yang sekiranya tidak diperlukan.

Memotivasi diri tinggi, belajar menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu.

Taat beribadah,

Selektif dalam memilih bergaul.

Menabung dan menagarial keungan sesuai dengan kebutuhan.

Mentaati hukum-hukum negara dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Lebih menghargai orang lain, mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan diri sendiri.

Berani dalam mengambil risiko. Tidak membeda-bedakan masalah-masalah yang di hadapi.Lebih mendahulukan kebutuhan yang lebih penting. Dan tidak didasarkan atas kesenangan semata.Lebih tertib dan mentaati aturan-aturan yang berlaku.Bersikap lebih rendah hati, dan dermawan dengan menyisihkan sebagian harta.Mampu memahami tentang arti dari modern, jangan terlalu memaksakan diri mengikuti trend yang sedang marak.Menyeleksi kebutuhan, jangan terlalu berambisi untuk menjadi orang yang lebih fashionable, supaya ingin di perhatikan oleh orang lain.Menyadari ada orang yang lebih baik dari kita. Jangan merasa diri lebih sempurna.Menjadi manusia yang lebih produktif.Menghargai karya orang lain dengan tidak meniru atau menjiplak tanpa seijin orangnya.Mampu mengahargai perbedaan.Terus berinovasi, menciptakan hal-hal yang baru.Memikirkan resiko yang akan terjadi sebelumnya, dengan melakukan penuh pertimbangan.

2. EUDEMONISMEEudemonisme berasal dari kata Eudaimonia yang berarti kebahagiaan. Pandangan ini berasal dari filsuf Yunani besar, Aristoteles (384-322 s.M). Dalam bukunya ,Ethika Nikomakheia,dijelaskan bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan.

Bisa dikatakan juga, dalam setiap perbuatan kita ingin mencapai sesuatu yang baik bagi kita.

apa itu kebahagiaan?.

Ada yang mengatakan bahwa kesenangan adalah kebahagiaan, ada yang berpendapat bahwa uang dan kekayaan adalah inti kebahagiaan dan ada pula yang menganggap status sosial atau nama baik sebagai kebahagiaan. Kebahagiaan itu akan disertai kesenangan juga, walaupun kesenangan tidak merupakan inti yang sebenarnya dari kebahagiaan.

kapan kita bahagia??apakah dengan memliki harta benda kita menjadi bahagia??Apakah bahagia ada batasnya??

kebahagiaan ada pada pikiran kita.

TIGA KUNCI HIDUP YANG BAHAGIAKunci pertamakebahagiaan adalah rela memaafkan. Seorang dokter terkenal Gerarld Jampolsky menemukan bahwa sebagian besar masalah yang kita hadapi dalam hidup bersumber dari ketidakmampuan kita untuk memaafkan orang lain. Ia bahkan mendirikan sebuah pusat penyembuhan terkemuka di Amerika yang hanya menggunakan satu metode tunggal yaitu, rela memaafkan!Kunci keduaadalah bersyukur.

Kunci ketigakebahagiaan adalah tidak membesar- besarkan hal-hal kecil.

3. UtilitarianismeUtiliatarianisme merupakan suatu tindakan yang dilakukan dengan meminimalkan biaya dan mamaksimalkan keuntungan.

Utilitarianisme dalam pengertian yang paling sederhana, menyatakan bahwa tindakan atau kebijaksanaan yang secara moral benar adalah yang menghasilkan kebahagiaan terbesar bagi warga masyarakat.

Utilitarianisme berasal dari kata Latin, utilis yang berarti bermanfaat.

Tiga konsep dasar mengenai utilitarianisme sebagai berikut :Suatu tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan yang secara moral adalah benar jika tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan itu membuat hal terbaik untuk banyak orang yang dipengaruhi oleh tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan.

Suatu tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan yang secara moral adalah benar jika terdapat manfaat terbaik atas biaya biaya yang dikeluarkan, dibandingkan manfaat dari semua kemungkinan yang pilihan yang dipertimbangkan.

Suatu tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan yang secara moral adalah benar jika tindakan atau perbuatan atau pengambilan keputusan itu secara tepat mampu memberi manfaat, baik langsung ataupun tidak langsung, untuk masa depan pada setiap orang dan jika manfaat tersebut lebih besar daripada biaya dan manfaat alternatif yang ada.Ciri umum Kritis Menolak untuk taat terhadap norma-norma yang berlaku begitu saja dan sebaliknya menuntut bertanya mengapa norma-norma tersebut harus berlakuRasionalberdasarkan pemikiran masuk akal atau tidak dan bermanfaat atau tidak Teleologissuatu tindakan dikaitkan dengan tujuannya atau melihat apakah tindakan tersebut lebih banyak baiknya atau buruknya universal Melihat kepentingan umum

Contoh Utilitarianisme :Kasus tentang Pewarna Pakaian yang digunakan pada makanan anak-anak. Sebagai contoh di satu sekolah ada penjual jajanan anak-anak yang menjual agar-agar dan gulali (harum manis) dan ternyata pewarna yang digunakan adalah pewarna pakaian pewarna pasta makanan. Secara etis hal ini sangat tidaklah beretika, karena akan merugikan orang lain namun dalam konsep utilitarinisme hal ini akan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit bagi penjualnya karena dia mampu menggantikan pewarna yang mahal dengan pewarna yang murah.Dengan demikian, kasus ini akan menyebabkan kerugian dan telah mengesampingkan hak orang lain.

Disinilah letak minus prinsip utilitarianisme walaupun menguntungkan pada salah seorangnya.

4. Deontologi

Deontologi ( Deontology ) berasal dari kata dalam Bahasa Yunani yaitu : deon yang artinya adalah kewajiban. Dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya, dalam hal ini konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan. Perbuatan menjadi baik bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan. Deontologi menekankan perbuatan tidak dihalalkan karena tujuannya. Tujuan yang baik tidak menjadi perbuatan itu juga baik. Di sini kita tidak boleh melakukan suatu perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik, karena dalam Teori Deontologi kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan.Contoh : kita tidak boleh mencuri, berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatanDalam pemahaman teori Deontologi memang terkesan berbeda dengan Utilitarisme. Jika dalam Utilitarisme menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi, maka dalam Deontologi benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari konsekuensi perbuatan

Contoh Kasus Etika DeontologiPerusahaan tidak melaksanakan operasional perusahaan berdasarkanStandard Operational Procedure(SOP) yang berlaku maka perusahaan dikenai sanksi dari pemerintah