teori etika

12
TEORI ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERETIKA PENGERTIAN ETIKA Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan identik dengan moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman atau ukuran bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau buruk dan bener atau salah. Etika melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia untuk menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan. Jadi ukuran yang dipergunakan adalah norma, agama, nilai positif dan unversalitas. Oleh karena itu, istilah etika sering dikonotasikan dengan istilah- istilah: tata krama, sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang berpijak pada norma-norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen didalam masyarakat dan lingkungannya. TEORI ETIKA Teori Egoisme Egoisme bermaksud bahwa sesuatu tindakan adalah betul dengan melihat kepada kesan tindakan kepada individu. lndividu yang berpegang kepada falsafah ini percaya bahawa mereka harus mengambil keputusan yang dapat memaksimumkan faedah kepada diri sendiri. Kata “egoisme” berasal dari perkataan “ego”, perkataan Latin untuk “aku” dalam Bahasa Malaysia. Egoisme perlu dibedakan dengan egotisme yang bermaksud penilaian berlebihan psikologi terhadap kepentingan sendiri atau aktivitas sendiri. Teori ini adalah bersifat individualistik. Terdapat dua kategori utama Egoisme yaitu Psychological Egoism dan Ethical Egoism. (a) Egoisme Secara Psikologi Psychological Egoism berpandangan bahawa setiap ormg sentiasa didorong oleh tindakan untuk kepentingan diri. lanya juga mendakwa bahawa manusia sentiasa melakukan

description

teori etika dan pengambilan keputusan beretika

Transcript of teori etika

Page 1: teori etika

TEORI ETIKA DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERETIKA

PENGERTIAN ETIKA

Etika berasal dari kata ethos sebuah kata dari Yunani, yang diartikan identik dengan moral atau moralitas. Kedua istilah ini dijadikan sebagai pedoman atau ukuran bagi tindakan manusia dengan penilaian baik atau buruk dan bener atau salah. Etika melibatkan analisis kritis mengenai tindakan manusia untuk menentukan suatu nilai benar dan salah dari segi kebenaran dan keadilan.  Jadi ukuran yang dipergunakan adalah norma, agama, nilai positif dan unversalitas. Oleh karena itu, istilah etika sering dikonotasikan dengan istilah-istilah: tata krama, sopan santun, pedoman moral, norma susila, dan lain-lain yang berpijak pada norma-norma tata hubungan antar unsur atau antar elemen didalam masyarakat dan lingkungannya.

TEORI ETIKA

Teori Egoisme

Egoisme bermaksud bahwa sesuatu tindakan adalah betul dengan melihat kepada kesan tindakan kepada individu. lndividu yang berpegang kepada falsafah ini percaya bahawa mereka harus mengambil keputusan yang dapat memaksimumkan faedah kepada diri sendiri. Kata “egoisme” berasal dari perkataan “ego”, perkataan Latin untuk “aku” dalam Bahasa Malaysia. Egoisme perlu dibedakan dengan egotisme yang bermaksud penilaian berlebihan psikologi terhadap kepentingan sendiri atau aktivitas sendiri. Teori ini adalah bersifat individualistik.

Terdapat dua kategori utama Egoisme yaitu Psychological Egoism dan Ethical Egoism.

(a) Egoisme Secara PsikologiPsychological Egoism berpandangan bahawa setiap ormg sentiasa didorong oleh tindakan untuk kepentingan diri. lanya juga mendakwa bahawa manusia sentiasa melakukan perkara-perkara yang dapat memuaskan hati mereka ataupun yang mempunyai kepentingan peribadi. Teori ini menerangkan bahawa tidak kira apa alasan yang diberikan oleh seseorang, individu sebenarnya bertindak sedemikian sematamata untuk memenuhi hasrat peribadi. Sekiranya pandangan ini benar maka keseluruhan prinsip etika adalah tidak berguna lagi.Penyokong teori ini berpendapat bahawa setiap orang yang menghulurkan bantuan kepada orang lain seperti menjalankan aktiviti persaingan secara adil, menjaga kebajikan masyarakat ataupun yang mengambil risiko untuk menyelamatkan orang lain sebenarnya mempunyai tujuan untuk mempromosikan dirinya sendiri. Teori ini menafikan wujudnya nilai moral altruistic iaitu sikap suka menolong dan mengutamakan kepentingan diri insan lain lebih dari kepentingan diri sendiri.Dalam konteks perniagaan masa kini terdapat banyak firma-firma perniagaan yang melaksanakan tanggungjawab sosial kepada masyarakat dengan tujuan untuk

Page 2: teori etika

meningkatkan imej korporat yang akhirnya akan membawa kepada peningkatan keuntungan. Psychological egoism adalah berkaitan dengan motivasi individu untuk mencapai sesuatu matlamat.

(b) Egoisme EtikalEthical Egoism menegaskan bahawa kita tidak harus mengabaikan secara mutlak kepentingan orang lain tetapi kita patut mempertimbangkannya apabila tindakan itu secara langsung akan membawa kebaikan kepada diri sendiri. Ethical Egoism adalah berbeza dengan prinsip-prinsip moral seperti sentiasa bersikap jujur, amanah dan bercakap benar. la kerana tindakan tersebut didorong oleh nilai-nilai luhur yang sedia ada dalam diri manakala dalam konteks ethical egoism pula sesuatu tindakan adalah didorong oleh kepentingan peribadi. Misalnya, seseorang individu yang memohon pinjaman akan memaklumkan kepada pegawai bank tentang kesilapan pihak bank bukan atas dasar tanggungjawab tetapi kerana beliau mempunyai kepentingan diri.

Kelemahan Teori Egoisme Egoisme tidak mengutamakan kemurahan hati kerana mengejar kepentingan diri

sendiri, hal ini memudaratkan orang lain. Peraturan yang bersifat individualistik ini menyebabkabkan tiada satu piawaian atau

ukuran untuk menghakimi sesuatu tindakan Merosakkan hubungan dan nilai murni yang tidak dapat diterapkan. Nilai masyarakat tidak dapat dipupuk. Melahirkan individu yang pentingkan diri.

Kekuatan Teori Egoisme

Egoisme dapat membantu dalam mencapai matlamat kendiri. Egoisme juga membantu sesuatu tanpa bantuan orang lain. Kepuasan kendiri dapat dicapai. Membantu dalam membina keyakinan dan prinsip kendiri yang kuat.

Teleologi : Utilitarianisme dan Impact Analysis

Teleologi berasal dari bahasa Yunani “telos” yang berarti akhir, konsekuensi atau hasil. Jadi teori teleologi mempelajari perilaku etika yang terkait dengan hasil atau konsekuensi dari keputusan-keputusan beretika. Teleologi dikembangkan oleh filsuf-filsuf aliran empiris dari Inggris, seperti John Locke (1632-1704), Jeremy Bentham (1748-1832), James Mill (1773-1836) dan John Stuart Mill (1806-1873).

Menurut teori teleologi, suatu keputusan etika yang benar atau salah tergantung apakah keputusan tersebut memberikan hasil yang positif atau negatif. Sebuah keputusan yang secara etika benar memberikan hasil yang positif, sedangkan keputusan yang secara etika salah adalah keputusan dengan hasil negatif.

Page 3: teori etika

Penjabaran mengenai teori teleologi ada pada utilitarianisme. Utilitarianisme mendefinisikan baik atau buruk dalam bentuk konsekuensi kesenangan (pleasure) dan kesakitan (pain). Tindakan yang beretika adalah tindakan yang menghasilkan kesenangan atau rasa senang yang paling banyak atau rasa sakit yang paling sedikit. Teori ini berdasarkan asumsi bahwa tujuan hidup adalah untuk bahagia dan segala sesuaru yang mendorong kebahagiaan secara etika baik.

Mill beragumentasi bahwa kesenangan dan kesakitan memiliki aspek kualitatif dan kuantitatif. Bentham bahkan mengembangkan model kalkulus kesenangan dan kesakitan berdasarkan beberapa aspek seperti intensitas, durasi, kepastian dan lain-lain. Menurut Mill, kesenangan dan kesakitan memiliki kualitas yang berbeda-beda. Bisa terjadi untuk mencapai suatu kesenangan yang lebih besar di masa depan seseorang bersedia untuk mengalami kesakitan pada saat ini. Utilitarianisme berbeda dengan hedonisme. Hedonisme pada individu yang mengejar kesenangan individual. Sedangkan utilitarianisme melihat kesenangan pada tingkat masyarakat. Kesenangan dari pengambil keputusan dan pihak lain yang dipengaruhi oleh keputusan tersebut harus diperhatikan, namun bobot terbesar bukan kesenangan untuk pengambil keputusan.

Terdapat dua aliran dari utilitarianisme, yaitu :

Utilitarianisme tindakanLebih dikenal sebagai consequentialisme, tindakan yang secara etika baik atau benar jika tindakan tersebut akan menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada keburukan. Prasyarat untuk dapat melakukan tindakan yang secara etika baik atau benar adalah bahwa selisih antara kesenangan dan kesakitan dapat dihitung. Dan setiap pengambil keputusan harus melakukan kalkulasi sebagaimana proses pengambilan keputusan rasional.

Utilitarianisme aturanUtilitarianisme aturan menyarankan agar manusia mengikuti aturan yang akan menghasilkan lebih banyak kebaikan daripada keburukan, dan menghindari aturan yang menghasilkan kebalikannya. Utilitarianisme aturan relatif lebih sederhana. Aliran ini memahami bahwa dalam melakukan pengambilan keputusan, manusia sering menggunakan aturan atau prinsip-prinsip. Jadi prinsip umum untuk utilitarianisme aturan adalah ikuti aturan yang cenderung dapat memberikan selisih terbesar antara kesenangan dan kesakitan kepada jumlah orang yang terbanyak yang mungkin terpengaruh oleh keputusan ini.

Kelemahan utilitarianisme yaitu :

Belum ada satu ukuran untuk kesenangan dan kebahagiaan Permasalahan dalam distribusi dan intensitas kebahagiaan Menyangkup cakupan. Siapa yang harus diperhatikan dalam pengambilan keputusan

beretika? Kepentingan minoritas yang terabaikan akibat keinginan untuk memenuhi

kebahagiaan lebih banyak orang (mayoritas) Utilitarianisme mengabaikan motivasi dan hanya berfokus pada konsekuensi.

Page 4: teori etika

Etika Deontologi : Motivasi untuk berperilaku

Deontologi berasal dari bahasa Yunani “deon” yang berarti tugas atau kewajiban. Deontologi terkait dengan tugas dan tanggung jawab etika seseorang. Deontologi mengevaluasi perilaku beretika berdasarkan motivasi dari pengambil keputusan. Menurut teori deontologi, suatu tindakan dapat saja secara etika benar walaupun tidak menghasilkan selisih positif antara kebaikan dan keburukan untuk pengambil keputusan atau masyarakat secara keseluruhan.

Immanuel Kant (1724-1804) merupakan tokoh utama dalam teori deontologi. Bagi Kant, suatu kebaikan yang tidak terbantahkan adalah niat baik, niat untuk mengikuti apapun yang menjadi alasan untuk melakukan tindakan tersebut tanpa mempedulikan konsekuensi dari tindakan tersebut terhadap diri sendiri. Menurut Kant seluruh konsep moral diturunkan lebih berasal dari pemikiran daripada dari pengalaman. Niat baik terwujud jika tindakan dilakukan semata-mata untuk melaksanakan tugas dn kewajiban, dimana tugas dan kewajiban terdapat kesadaran dan ketaatan terhadap hukum dan aturan. Bagi Kant, tugas adalah standar dimana perilaku beretika dievaluasi. Moral ada jika orang bertindak berdasarkan tugas yang dirasakan.

Kant mengembangkan dua “hukum” untuk menilai tindakan yang bertika, yaitu

1. Category ImperativeIni merupakan prinsip utama moralitas. Hukum ini menuntut kita untuk bertindak dengan mempertimbangkan bahwa orang lain yang berada falam situasi yang sama akan melakukan tindkan yang sama. Hukum ini disebut imperative karena harus ditaati dan disebut category karena tidak bersyarat dan absolut.Terdapat dua aspek dalam hkum ini, yaitu :

Kant mengasumsikan bahwa hukum mengandung kewajiban. Hukum etika mengandung kewajiban etika. Tindakan beretika adalah tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hukum etika. Pengambilan keputusan da perilaku beretika dapat dijelaskan melalui hukum etika yang harus ditaati.

Suatu tindakan yang beretika dengan benar jika dan hanya jika tindakan tersebut konsisten secara universal. Artinya tindakan tersebut dapat diikuti oleh siapa saja yang dalam situasi yang sama walaupun kita dirugikan oleh tindakan tersebut oleh orang lain yang mengikuti dan mentaati tidakan kita. Kita tidak mungkin melakukan pengecualian untuk diri kita.

2. Pratical ImperativeIni hukum yang mengatur dalam berhubungan dengan pihak lain setiap orang harus kita perlakukan sama, sebagimana kita memperlakukan diri sendiri. Jika kita menjadikan diri kita sebagai tujuan, demikian pula kita menjadikan orang lain sebagai tujuan bagi dirinya. Kita dapat memanfaatkan orang lain sepanjang orang tersebut juga menjadi bagian dari tujuan kita.Setiap orang berhak untuk mengejar tujuan hidup mereka sepanjang tidak melanggar pratical imperative. Memperlakukan orang lain sebagai tujuan berati mengakui bahwa

Page 5: teori etika

kita semua merupakan bagian dari masyarakat. Kita harus bertindak positif untuk mencapai tujuan kita, namun kita memiliki tugas atau kewajiban untuk menolong orang lain mencapai tujuannya.

Kelemahan teroi deontologi, yaitu : categorical imperative, tidak memberikan pedoman yang jelas untuk memutuskan apa yang benar dan salah ketika kedua hukum moral bertentangan dan hanya satu yang dapat diikuti. Hal yang terpenting bagi teori deontologi adalah niat dari pengambil keputusan dan ketaatan pengambil keputusan terhadap categorical imperative.

Teori Keadilan

Filsuf Inggris David Hume (1711-1776) meyakini bahwa kebutuhan keadilan muncul karena dua alasan, yaitu :

Manusia tidak selalu bersifat baik dan penolong Masalah kelangkaan sumber daya

Hume percaya bahwa masyarakat dibentuk dari sikap yang mementingkan diri sendiri. Namun manusia tidak dapat menghidupi diri sendiri sehingga harus bekerjasama dengan orang lain untuk dapat bertahan dan meningkatkan kesejahteraan. Hume beragumentasi justice sebagai mekanisme. Justice adalah proses pemberian atau alokasi sumber daya dan beban berdasarkan alasan rasional. Ada 2 aspek dari justice, yaitu :

1) Procedural justice, berkepentingan dengan bagaimana justice diadministrasikan. Aspek utama dari suatu sistem hukum yang adil adalah prosedur yang adil dan transparan. Artinya setiap orang diperlakukan sama dan aturan diterapkan tanpa membedakan. Penerapan hukum harus konsisten di dalam wilayah hukum kapanpun terjadi.Keadilan juga dapat dinilai berdasarkan fakta. Artinya informasi yang digunakan untuk menilai sebuah tuntutan harus relevan, dapat dipercaya dan mudah diperoleh. Selain itu ada kesempatan untuk mengajukan banding. Pihak yang kalah dapat meminta otoritas yang lebih tinggi untuk melakukan review sehingga kemungkinan kesalahan dapat dikoreksi. Baik penilaian terhadap informasi yang digunakan maupun kemampuan untuk banding tergantung tingkat transparasi dari proses.

2) Distributive jutice, kesamaan harus diperlakukan secara sama sedangkan ketidaksamaan harus diperlakukan secara tidak sama sesuai dengan proporsi perbedaan yang terjadi (Aristoteles, 384-322 SM). Terdapat 2 hal yang terkait dengan perbedaan masing-masing orang, yaitu :

Pembuktian bahwa ada ketidaksamaan antara masing-masing orang Bagaimana melakukan suatu distibutive justice, melakukan alokasi yang adil

berdasarkan ketidaksamaan.

Ada 3 kriteria yang dapat digunakan untuk melakukan alokasi, yaitu :

Page 6: teori etika

Kebutuhan Aritmatika kesamaan Merit

Seorang filsuf Amerika, John Rawls (1921-2002) mengembangkan sebuah argumentasi justice as fairness, berdasarkan asumsi self-interest dan self-reliance. Tidak ada orang yang dapat memperoleh semua yang diinginkan karena orang lain akan mencegah orang tersebut untuk memperoleh keinginannya karena mereka juga menginginkannya. Karena itu dibutuhkan kerjasama agar semuanya mendapatkan sesuai dengan kebutuhannya.

Principles of justice, suatu prinsip untuk alokasi yang adil antar anggota masyarkat. Prinsip ini menetapkan hak dan tugas dari anggota masyarakat dan menetapkan suatu pembagian masyarakat berdasarkan kelebihan secara sosial.

Virtue Ethics

Virtue ethics berasal dari pemikiran Aristoteles yang mencoba membuat konsep mengenai kehidupan yang baik. Menurutnya tujuan kehidupan adalah kebahagiaan, yaitu kebahagiaan jiwa, bukan kegiatan fisik sebagaimana konsep kebahagiaan hedonisme. Virtue adalah karakter yang terwujud dala tindakan-tindakan sukarela (yaitu tindakan yang dipilih secara sadar dan sengaja).

Virtue ethics berfokus pada karakter moral ari pengambil keputusan, bukan konsekuensi dari keputusan (utilitarianisme) atau motivasi dari pengambil keputusan (deontologi). Teori ini mengambil pendekatan yng lebih holistik untuk memahami perilaku beretika dari manusia. Teroi ini menerima bahwa banyak aspek dari kepribadian kita. Setiap dari kita memiliki keragaman karakter yang berkembang sejalan dengan kematangan emosional dan etika. Setelah terbentuk, ciri-ciri karakter akan stabil.

Dengan berfokus pada manusia secara utuh, teori ini terhindar dari dikotomi yang salah antara utilitarianisme dan deontologi. Keunggulan dari virtue ethics adalah teori ini mengambil pandangan yang lebih luas alam memahami pengambil keputusan yang memiliki beragam ciri karakter.

Dua permasalahan utama dari virtue ethics, menurut Brooks dan Dunn (2012) adalah menentukan virtues apa yang harus dimiliki seseorang sesuai dengan jabatan dan tugasnya, dan bagaimana virtues ditunjukkan di tempat kerja.

Sebuah virtue yang menjadi kunci dalam bisnis adalah integritas, yang meliputi kejujuran dan ketulusan. Untuk sebuah perusahaan artinya konsisten dengan prinsip-prinsip perusahaan. Permasalahan dari virtue ethics adalah sulit untuk mebuat daftar yang lengkap mengenai virtue dan ada kemungkinan virtue tergantung kepada situasi tertentu.

Page 7: teori etika

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERETIKA

Brooks dan Dunn (2012) mencoba untuk menyatukan teori-teori etika dalam penjelasan pengambilan keputusan beretika. Permasalahannya adalah sebetulnya tidak mudah membuat suatu penyatuan dari teori-teori tersebut. Theory of justice terbatas dalam konteks kontrak sosial di dalam masyarakat. Sedangkan teori virtue ethics sebetulnya lebih berfokus pada karakter dari pengambil keputusan, bukan proses pengambilan keputusan itu sendiri. Mendalami teori-teori etika sebetulnya sudah memberikan wawasan bagi pengambil keputusan tanpa harus menggunakan pedoman pengambil keputusan. Namun bagi beberapa pengambil keputusan lebih menyukai pedoman praktis daripada harus mendalami teori-teori yang filosofis.

Beberapa pedoman yang dapat digunakan pengambilan keputusan, yaitu :

a) Sniff Tests & Common Rules of Thumb – Preliminary Tests of the Ethicality of a DecisionSniff test merupakan semacam preliminary test yang dapat dilakukan dengan cepat sekedar untuk memastikan bahwa keputusan yang diambil telah melalui beberapa test etika. Berikut ini sniff test yang biasa digunakan :

Apakah saya nyaman jika tindakan atau keputusan ini muncul besok pagi di halaman pertama surat kabar nasional?

Apakah saya bangga dengan keputusan ini? Apakah ibu saya bangga dengan keputusan yang saya ambil? Apakah keputusan ini sesuai dengan misi dan kode etik perusahaan? Apakah saya nyaman dengan keputusan ini?

Selain itu, banyak eksekutif menggunakan semacam rule of thumb dalam proses pengambilan keputusan beretika, sebagaimana contoh di bawah ini :

Golden rule Jangan perlaukan orang lain yang kamu tidak ingin mereka lakukan terhadapmu

Disclosure rule Jika anda nyaman dengan tindakan dan keputusan yang akan diambil setelah menanyakan pada diri sendiri, apakah anda tidak keberatan jika rekan kerja, teman dan keluarga anda mengetahui hal ini

Intuition ethics Lakukan apa yang “hati” anda katakanCategorical imperative Anda dapat menerapkan prinsip ini jika secara knsisten juga

dapat diterapkan oleh orang lainProfessional ethics Lakukan hanya yang dapat dijelaskan dan

dipertanggungjawabkan kepada Komite, jika dimintaPrinsip utilitarian Lakukan yang terbaik (paling bermanfaat) bagi sebanyak

mungkin orangPrinsip virtue Lakukan apa yang dapat menggambarkan virtue yang

diharapkan

b) Stakeholder Impact Analysis

Page 8: teori etika

Stakeholde impact analysis merupakan penerapan teori utilitarianisme dalam keputusan bisnis. Kelebihannya adalah memberikan kerangka nalaisa mengenai pihak-pihak yang kemungkinan terkena pengaruh dari keputusan yang diambil.Tahapan dalam stakeholder impact analysis adalah :

Analisis kepentingan dari masing-masing pemangku kepentingan Hitung dampak yang dapat dikuantifikasi, seperti laba, dampak yang tidak

mencakup dalam laba namun dapat diukur langsung, dampak yang tidak mencakup dalam laba namun tidak dapat diukur langsung, identifikasi pemangku kepentingan yang berpotensi terkena pengaruh dari keputusan dan peringkat.

Lakukan penilaian terhadap dampak yang tidak dapat dikuantifikasikan, seperti keadilan dan kesetaraan antar pemangku kepentingan dan hak-hak pemangku kepentingan .

KASUS FORD PINTO