teori barang

59
A. Hukum Permintaan Yang namanya pasar pasti ada permintaan dan penawaran. Kedua hal itu saling bertemu pada sebuah pasar. Permintaan dilakukan oleh pembeli, penawaran dilakukan oleh pedagang. Nah, kalian pasti sudah mengerti maksud kedua kata tersebut, sekarang apa pengertian permintaan? Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang diminta atau dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Dalam istilah ekonomi permintaan sering disebut dengan Demand yang memiliki simbol huruf D. jika permintaan dalam sebuah pasar sudah terbentuk maka tinggal menunggu reaksi dari penjual dalam menawarkan barang yang tersedia. Terbentuklah sebuah harga dari transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual. Kalau kalian pernah ke pasar bersama ibu kalian untuk belanja sayuran atau ikan, disana terjadi transaksi sayuran atau barang lainnya. Terjadi tawar-menawar harga sampai barang yang diminta dan ditawarkan mencapai kesepakatan harga. Jika harga sudah disepakati maka akan terjadi transaksi. Antara permintaan dengan harga memiliki keterkaitan yang cukup erat, kedua hal itu akan saling mempengaruhi. Harga bisa mempengaruhi sejumlah permintaan barang, begitu pun sebaliknya permintaan barang akan mempengaruhi harga di pasar. Pengaruh itu disebut dengan hukum permintaan. Hukum dalam konteks ini diartikan sebagai hubungan sebab akibat. Sebagai contoh, bila harga telur biasanya Rp. 5000 ¼ kg, tiba-tiba harganya naik menjadi Rp 6000, sedangkan si pembeli membawa uang seperti biasanya, Rp 5000, maka pembelian telur akan dikurangi karena uangnya tidak cukup. Beda lagi kalau harga telur turun menjadi Rp 4000, pembeli akan menambah permintaan telur. Begitu pula sebaliknya, pengaruh permintaan terhadap harga. Jika permintaan telur naik di suatu pasar tertentu maka akan

Transcript of teori barang

Page 1: teori barang

A. Hukum Permintaan

Yang namanya pasar pasti ada permintaan dan penawaran. Kedua hal itu saling bertemu pada sebuah pasar. Permintaan dilakukan oleh pembeli, penawaran dilakukan oleh pedagang. Nah, kalian pasti sudah mengerti maksud kedua kata tersebut, sekarang apa pengertian permintaan?

Permintaan adalah sejumlah barang atau jasa yang diminta atau dibeli oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Dalam istilah ekonomi permintaan sering disebut dengan Demand yang memiliki simbol huruf D. jika permintaan dalam sebuah pasar sudah terbentuk maka tinggal menunggu reaksi dari penjual dalam menawarkan barang yang tersedia. Terbentuklah sebuah harga dari transaksi yang dilakukan antara pembeli dan penjual.

Kalau kalian pernah ke pasar bersama ibu kalian untuk belanja sayuran atau ikan, disana terjadi transaksi sayuran atau barang lainnya. Terjadi tawar-menawar harga sampai barang yang diminta dan ditawarkan mencapai kesepakatan harga. Jika harga sudah disepakati maka akan terjadi transaksi.

Antara permintaan dengan harga memiliki keterkaitan yang cukup erat, kedua hal itu akan saling mempengaruhi. Harga bisa mempengaruhi sejumlah permintaan barang, begitu pun sebaliknya permintaan barang akan mempengaruhi harga di pasar. Pengaruh itu disebut dengan hukum permintaan. Hukum dalam konteks ini diartikan sebagai hubungan sebab akibat.

Sebagai contoh, bila harga telur biasanya Rp. 5000 ¼ kg, tiba-tiba harganya naik menjadi Rp 6000, sedangkan si pembeli membawa uang seperti biasanya, Rp 5000, maka pembelian telur akan dikurangi karena uangnya tidak cukup. Beda lagi kalau harga telur turun menjadi Rp 4000, pembeli akan menambah permintaan telur.

Begitu pula sebaliknya, pengaruh permintaan terhadap harga. Jika permintaan telur naik di suatu pasar tertentu maka akan diikuti oleh kenaikan harga telur. Contoh pada waktu hari raya kenaikan harga terjadi di banyak pasar karena permintaan barang terjadi kenaikan.

Maka bunyi hukum permintaan adalah, “Apabila harga naik, jumlah barang yang diminta menjadi sedikit, bila harga turun maka jumlah barang yang diminta meningkat.” Contoh daftar permintaan telur yang dilakukan oleh bu Ratna.

No Harga telur per Kg Pembelian1 Rp 10.500 140 kg2 Rp 10.750 120 kg3 Rp 11.000 100 kg4 Rp 11.250 80 kg5 Rp 11.500 60 kg6 Rp 11.750 40 kg7 Rp 12.000 20 kg

Page 2: teori barang

Dari daftar di atas dapat disimpulkan mengenai hukum permintaan, ketika harga mengalami penurunan akan berpengaruh terhadap penurunan dalam pembelian telur. Pada harga Rp 10.5000 telur yang diminta 140 kg, tapi ketika harga telur Rp 12.000 per kg, telur yang diminta mengalami penurunan menjadi 20 kg.

Pada contoh di atas, ada pengaruh antara harga dengan jumlah permintaan barang oleh pembeli, dan itulah yang disebut dengan hukum pada pembahasan ekonomi.

Pada hukum permintaan berlaku asumsi ceteris paribus. Artinya hukum permintaan tersebut berlaku jika keadaan atau faktor-faktor selain harga tidak berubah atau dianggap tetap.

Hukum permintaan tersebut berlaku bila faktor-faktor yang memiliki asumsi ceteris paribus tidak berpengaruh terhadap harga dan permintaan barang. Jika mengalami pengaruh atau berubah maka hukum permintaan tersebut berlaku sesuai tingkat perubahan ceteris paribus.

Ada tiga jenis permintaan, yaitu permintaan absolut, permintaan potensial dan permintaan efektif. Yang dimaksud permintaan absolut adalah permintaan yang harus dipenuhi tanpa mempertimbangkan kemampuan atau daya beli. Misalkan beras merupakah permintaan absolut karena mau tidak mau beras harus dibeli walaupun harganya selalu mengalami kenaikan.

Jenis permintaan kedua yaitu permintaan potensial, yaitu permintaan barang yang disertai kemampuan pembeli. Sedangkan permintaan efektif adalah permintaan barang dan jasa yang benar-benar dilaksanakan karena ada kebutuhan dan keiinginan disertai dengan kemampuan atau daya beli lalu dia melakukan transaksi dengan penjual.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi permintaan terhadap barang dan jasa, antara lain:

1. Tingkat pendapatan

Pendapatan sangat mempengaruhi permintaan barang dan jasa yang diminta selain tingkat harga yang terbentuk di pasar. Masyarakat yang memiliki gaji setiap bulannya yang tinggi akan berbeda jenis dan jumlah barang yang dibeli atau diminta karena gaji sangat mendukung barang-barang yang diinginkan sesuai dengan daya belinya. Bandingkan dengan orang yang gajinya hanya cukup buat makan bahkan sering kekurangan, mereka hanya mampu membeli barang sesuai kecukupan dengan uang yang dimiliki.Beda lagi dengan orang yang bisa membeli barang yang banyak karena kelebihan uang dari gaji atau pendapatannya.

Pada tingkat pendapatan masyarakat yang tinggi, permintaan barang dan jasa akan mengalami peningkatan. Transaksi akan berjalan dengan lancar, distribusi ekonomi lancar karena masyarakat mengalami kecukupan untuk membeli barang sesuai permintaannya.

Page 3: teori barang

Sebaliknya pada tingkat pendapatan masyarakat yang rendah, permintaan barang dan jasa akan mengalami penurunan. Distribusi ekonomi akan tersendat, bila pendapatan terus menurun pasar bisa lesu karena kekurangan pembeli. Bahkan masyarakat yang biasanya membeli barang sesuai ketersediaan uangnya, akan mengurangi pembelian bila harganya meningkat.

Namun akan berbalik bila kenaikan harga diikuti oleh peningkatan pendapatan seseorang dan masuarakat. Misalkan dalam contoh pembelian telur oleh Ratna tidak akan mengalami hal seperti tabel di atas bila pendatan Ratna mengalami kenaikan. Di bawah ini diberikan contoh pembelian telur Ratna ketika pendapatan Ratna berubah, baik mengalami penurunan maupun peningkatan.

Harga telur (Kg) Jumlah telur yang dimintaPendapatan Awal

(kg)Pendapatan

meningkat (kg)Pendapatan

menurun (kg)Rp 10.500 140 kg 155 kg 130 kgRp 10.750 120 kg 135 kg 110 kgRp 11.000 100 kg 115 kg 90 kgRp 11.250 80 kg 95 kg 70 kgRp 11.500 60 kg 75 kg 50 kgRp 11.750 40 kg 55 kg 30 kgRp 12.000 20 kg 35 kg 10 Kg

2. Jumlah penduduk

Kita analogikan dengan sebuah rumah yang berpenghuni 10 orang. Setiap kali makan, rumah tersebut membutuhkan 10 piring nasi beserta lauk pauknya. Bandingkan dengan 5 tahun lalu, rumah itu hanya membutuhkan 5 piring nasi setiap kali makan karena penghuninya ada 5 orang.

Jumlah orang sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan barang, dalam sebuah wilayah tertentu disebut dengan penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk di suatu daerah tertentu, semakin tinggi barang yang diminta, begitupun sebaliknya.

Hal ini mengingatkan kita pada permasalahan dalam ilmu ekonomi, yaitu kelangkaan (scarcity). Kelangkaan timbul karena ketidakcukupan sumber daya yang tersedia dengan jumlah manusia yang semakin meningkat. Peningkatan manusia lebih cepat dibandingkan dengan pengurangan sumber daya yang tersedia.

Permasalahan tersebut diatasi oleh satu program yang disebut Keluarga Berencana (KB). Salah satu tujuannya supaya permintaan barang tidak terlalu meningkat dengan tajam karena jumlah penduduk digenjot supaya tidak meningkat dengan drastis. Dengan demikian sumber daya yang tersedia tidak cepat habis.

Page 4: teori barang

Negara Indonesia merupakan salah satu negara yang berpenduduk sangat padat memiliki tingkat permintaan barang yang sangat tinggi. Makanya Indonesia menjadi lahan dalam memasarkan produk-produk luar negeri, dari mulai barang murah sampai barang mahal. hal ini berbeda kondisinya dengan negara Singapura yang jumlah penduduknya tidak sebanyak Indonesia, sehingga tingkat permintaannya lebih rendah dari Indonesia.

3. Selera penduduk

Selera juga sangat mempengaruhi jumlah permintaan barang. Misalkan selera masyarakat terhadap buah durian, permintaan terhadap jumlah buah durian akan berpengaruh karena selera masyarakat sangat menyukai buah durian. Perubahan selera akan searah dengan jumlah permintaannya. Hanya saja tingkat selera masyarakat tidak bisa diukur seperti jumlah penduduk.

4. Fluktuasi ekonomi

Maju mundurnya sebuah perekonomian di suatu negara sangat menentukan permintaan barang dan jasa. Bila kondisi ekonomi negara dalam kondisi baik, maka permintaan barang akan mengalami kenaikan. Bila kondisi ekonomi tidak baik, misalkan dalam keadaan krisis, maka permintaan barang akan semakin menurun.

Sebagai contoh krisis Indonesia tahun 1998 telah memukul perekonomian Indonesia, harga-harga membumbung sangat tinggi, pengaruhnya sangat menentukan daya beli masyarakat. Uang ribuan tidak berlaku lagi ketika ditukarkan dengan barang karena tidak memiliki nilai. Pabrik-pabrik tidak mau beroperasi lagi karena bangkrut. Permintaan terhadap barang semakin menurun karena ketersediaan barang dan harga yang sangat tinggi.

Namun kondisi ekonomi mulai membaik pada permulaan tahun 2000, harga mulai turun kembali, pabrik mulai beroperasi lagi dan permintaan barang pun mengalami kenaikan karena daya beli masyarakat mulai membaik.

5. Harga barang komplementer

Barang komplementer merupakan barang pelengkap dengan barang lainnya. Bila tidak ada barang yang satu sebagai pelengkap barang lainnya, maka barang tersebut kemungkinan tidak akan dikonsumsi.

Misalkan rokok dengan korek api. Korek api bisa lengkapi dengan barang lain sesuai kebutuhan, tapi rokok tidak akan ada tanpa ada korek api, sehingga permintaan korek api bisa mengikuti permintaan terhadap rokok. Atau kopi dengan gula. Permintaan gula akan meningkat jika permintaan kopi mengalami peningkatan. Barang lainnya misalkan buku tulis dengan pulpen, permintaan barang tersebut akan searah, bila jumlah buku yang diminta mengalami penurunan maka pulpen pun akan mengalami penurunan juga.

Page 5: teori barang

Harga barang tersebut sangat mempengaruhi barang yang menjadi pelengkap tersebut. Bila harga kopi naik akan mempengaruhi permintaan gula yang mengalami penurunan karena permintaan kopi turun.

6. Harga barang subsitusi

Apa yang akan kalian makan jika beras tidak ada lagi? Mungkin kalian akan makan roti jika tinggal di Kota, jika tinggal di desa kalian mungkin akan makan singkong atau kentang. Jika di pagi ayah kalian minum kopi, tiba-tiba kopi di rumah kalian habis, di warung juga belum dikirim, yang ada hanya teh. Kemungkinan ayah kalian akan minum teh sebagai minuman di pagi hari karena tidak ada kopi. Roti, singkong, kentang dan teh disebut barang substitusi karena barang pokok yaitu beras serta kopi sudah tidak ada.

Barang substitusi adalah barang yang menggantikan barang pokok bila tidak ada. Harga barang subsitusi sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan barang. Posisi perubahan ini bertolak dengan barang pokok. Sebagai contoh harga beras atau nasi mengalami kenaikan karena pasokan berkurang, akan menjadikan permintaan terhadap roti meningkat. Begitupun jika harga beras turun bisa membuat permintaan roti menurun karena masyarakat akan banyak membeli beras.

7. Perkiraan, prilaku konsumen

Harapan atau ekpektasi harga akan mengakibatkan permintaan barang mengalami perubahan. Ketika harga diperkirakan mengalami kenaikan pada masa mendatang, orang akan membeli barang untuk ditimbun sebelum harga naik.

Prilaku masyarakat atau konsumen menjadi sasaran dalam pembentukan permintaan, baik dibentuk oleh pasar maupun dibentuk oleh hubungan sosial. Sebagai contoh prilaku konsumen dalam permintaan model pakaian, yaitu saat ini pakaian model pendek memang sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin pakaian tersebut sudah dianggap kuno dan ketinggalan zaman.

Page 6: teori barang

B. Hukum Penawaran

Tadi telah dijelaskan pengertian hukum permintaan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Sekarang akan beralih pada pembahasan hukum penawaran. Sebelumnya kita akan membahas dulu apa itu permintaan. Penawaran atau Supply adalah sejumlah barang yang ditawarkan penjual kepada pembeli pada tingkat harga tertentu.

Adanya tingkat harga karena penawaran dilakukan terjadi tawar-menawar harga sampai harga barang itu disepakati antara penjual dengan pembeli.

Kalian tidak perlu dipusingkan dengan istilah penawaran, kalian cukup mengingat penjual saja itu sudah mengarah kepada penawaran. Hanya saja penawaran lebih tertuju pada barang yang dijual.

Seperti pada permintaan, pada penawaran juga berkaitan dengan harga yang terbentuk. Jika harga barang semakin rendah, maka barang yang tersedia (penawaran) akan berkurang, bila harga semakin tinggi jumlah barang yang tersedia (penawaran) akan semakin bertambah. Melihat hukum penawaran tersebut, hubungan harga dengan penawaran berbanding lurus.

Sebagai contoh telur yang dijual Bu Joko tertera pada tabel berikut.

No Harga telur per Kg Penjualan1 Rp 10.500 50 kg2 Rp 10.750 60 kg3 Rp 11.000 70 kg4 Rp 11.250 80 kg5 Rp 11.500 90 kg6 Rp 11.750 100 kg7 Rp 12.000 110 kg

Melihat harga telur pada tabel tersebut, antara harga dengan barang yang ditawarkan berbanding lurus. Pada harga Rp 10.500 per Kg, telur yang dijual Bu Joko sebanyak 50 Kg. setiap kali mengalami kenaikan harga telur per Kg, Bu Joko menambah pasokan telur tersebut. Sampai pada harga yang paling tinggi, yaitu Rp 12.000 per Kg, telur yang dijual Bu Joko sebanyak 110 Kg.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penawaran terhadap barang dan jasa, antara lain:

1. Biaya produksi

Harga bahan baku sangat mempengaruhi jumlah barang yang akan ditawarkan penjual kepada pembeli. Pertimbangan tersebut karena memperhitungkan modal yang dimiliki dan laba-rugi penjualan barang. Jika harga bahan baku mengalami kenaikan,

Page 7: teori barang

kemungkinan barang yang akan dijual akan dikurangi. Tapi jika harga bahan baku turun, barang yang dijual akan ditaikan.

Namun, kondisi di atas tidak berlaku pada semua kondisi penjual, tergantung besarnya modal dan permintaan barang dari konsumen. Walaupun harga bahan baku naik pun jika memiliki kecukupan modal dan banyaknya permintaan barang, penjual tidak akan menurunkan jumlah permintaan. Mungkin yang akan dilakukan adalah menggenjot bahan baku supaya irit.

2. Teknologi

Kalian pasti tahu keguanaan adanya teknologi bukan? Teknologi dibuat untuk mempermudah pekrjaan, termasuk dalam hal ekonomi teknologi dibuat untuk mempermudah produksi barang. Adanya kemajuan teknologi akan menyebabkan pengurangan terhadap biaya produksi dan produsen dapat menawarkan barang dalam jumlah yang lebih besar lagi.

Mesin penggilingan padi mempermudah para petani di pedesaan untuk menggiling padi menkadi beras. Dengan adanya teknologi tersebut akan meningkatkan jumlah produksi, sehingga barang yang ditawarkan akan meningkat.

3. Harga barang komplementer dan substitusi

Untuk barang komplementer, sebagai contohnya kopi dan gula. Bila harga gula mengalami penurunan, maka produsen akan menurunka jumlah produksi kopi karena kopi tidak akan ditaikan produksinya di saat harga gula sebagai barang pelengkapnya turun. Tapi bila harga gula naik, produksi kopi akan ditaikan karena produsen akan meningkatkan produksi kopi di saat harga gula naik.

Untuk barang substitusi sebagai contohnya nasi dan roti. Bila harga nasi mengalami kenaikan, maka produsen akan meningkat jumlah produksi roti karena masyarakat Indonesia sedang beralih dari nasi ke roti. Begitu pun bila harga nasi turun, jumlah produksi terhadap roti pun akan diturunkan.

4. Pajak

Pajak dianggap penghambat oleh produsen dalam menjalankan produksinya karena dengan adanya pajak bisa menambah biaya produksi. Semakin tinggi tarif pajak yang dikenakan akan berakibat naiknya harga barang dan jasa yang akan membawa dampak pada rendahnya permintaan konsumen dan berkurangnya jumlah barang yang ditawarkan.

Dengan demikian, banyak yang intensif yang diberikan pemerintah kepada pengusaha asing untuk membuka usaha baru. Hal ini supaya biaya produksi dapat digenjot yang akan memberikan harga murah kepada konsumen. Dengan harga murah, produsen dapat meningkat produksinya.

Page 8: teori barang

5. Perkiraan harga barang di masa datang

Produsen atau penjual akan menimbun barangnya kalau bisa memperkirakan harga akan naik di masa mendatang. Ketika produsen dapat memperkirakan hal tersebut, dia akan mengurangi penjualan di masa sekarang untuk dijual saat harga mengalami kenaikan.

6. Tujuan perusahaan

Seorang produsen atau pengusaha akan berusaha menguasai pasar. Perusahaan pun terus berupaya melakukan ekspansi dengan memasarkan produknya di satu daerah tertentu. Semakin banyak produk yang dia buat, dia berusaha menggenjot biaya produksinya supaya keuntungan semakin besar dan penetapan harga diterima pembeli.

Ketia perusahaan bisa menguasai pasar dan dapat melakukan eksnpansi secara besar-besaran, produksinya akan terus ditingkatkan supaya produknya tersebar luas. Itulah tujuan sebuah perusahaan, pengusaan pangsa pasar (share market).

Faktor-faktor tersebut merupakan faktor yang bisa menentukan perubahan dalam penawaran barang dan jasa selain pengaruh dari harga. Bahkan faktor tersebut banyak diperhitungkan untuk mengurangi dan menambah jumlah produksi atau penjualan. Harga merupakan sebuah bentukan setelah faktor-faktor tersebut dihitung.

Page 9: teori barang

C. Tingkatan Barang

Berdasarkan tingkatannya, barang dibagi menjadi 4 tingkatan, yaitu barang inferior, barang esensial, barang normal, dan barang lux (mewah).

1. Barang Inferior

Barang inferior adalah barang yang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah. Jadi kalau pendapatan bertambah tinggi maka permintaan terhadap barang inferior akan berkurang.

Ketika pendapatan masyarakat tinggi, permintaan barang inferior akan semakin berkurang karena dapat membeli barang non-inferior. Bila pendapatan masyarakat semakin turun, permintaan barang inferior akan semakin tinggi karena untuk membeli barang non inferior tidak mampu.

Barang inferior sering didapatkan oleh masyarakat yang tingkat ekonominya rendah karena kemampuan masyarakat hanya bisa membeli barang inferior. Jadi, barang inferior dibutuhkan tergantung kemampuan ekonominya.

Barang inferior bisa menjadi tanda kemampuan ekonomi masyarakat. Bila masyarakat sering menggunakan barang inferior, maka masyarakat tersebut berekonomi lemah. Bila masyarakat bisa mengurangi dan meninggalkan barang inferior, berarti kondisi ekonominya mengalami peningkatan karena memiliki daya beli terhadap barang non inferior.

Masyarakat akan semakin meninggalkan barang inferior ketika pendapatan masyarakat mengalami kenaikan, status sosial semakin naik dan kedudukan di mata masyarakat semakin menanjak.

Contoh barang inferior adalahmakan singkongkarena tidak mampu beli beras. Tapi tidak selamanya barang inferior disebut barang inferior jika kedudukan barang tersebut bukan sebagai pengganti barang pokok. Singkong tidak akan selamanya menjadi barang inferior jika masyarakat mengkonsumsi singkong karena singkong ternyata dijadikan makanan cemilan oleh sebagian masyarakat, bukan karena tidak ada beras.

2. Barang Esensial

Pada barang esensial, perubahan pendapatan tidak akan mengurangi atau menambah permintaan terhadap barang esensial. Hal ini karena barang esensial sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai barang pokok. Jika masyarakat mengganti barang esensial, kemungkinan tidak dapat menerimanya karena barang tersebut sudah menjadi kebiasaan yang tidak bisa dirubah.

Page 10: teori barang

Bahkan jika seseorang mengalami penurunan pendapatan, dia berusaha mendapatkan pinjaman supaya dapat membeli barang esensial. Untuk menggantinya dia mencari pemasukan lain, yang penting barang esensial bisa didapatkan.

Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari pada barang esensial adalah barang kebutuhan pokok atau sembako, diantaranya beras, minyak goreng, lauk-pauk, sayur-mayur dan lainnya. Kebutuhan tersebut tidak bisa digantikan oleh barang lainnya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebiasaan masyarakat Indonesia tidak bisa mengganti beras dengan makanan lainnya. Beras menjadi makanan pokok, sulit menerika pengganti beras dengan kentang atau singkong. Kalaupun tidak dapat membeli beras, tidak akan berusaha untuk membeli singkong karena kurangnya daya beli. Jika tidak cukup membeli beras pun akan berusaha mencari pinjaman untuk membelinya.

3. Barang Normal

Sekarang kita masuk pada tingkat barang yang ketiga, yaitu barang normal. Yang dimaksud barang normal ketikaseseorang bisa mendapatkan atau menambah barang tersebut bila pendapatannya naik.

Contohnya adalah televisi, atau peralatan rumah tangga. Hand Phone (HP) yang dulunya masuk barang mewah, saat ini masuk menjadi barang normal. Hal ini karena, harga HP bisa dijangkau oleh masyarakat pada tingkat ekonomi sederhana.

Ketika masyarakat dapat memenuhi barang esensial, barang normal akan dibelinya karena memiliki kelebihan uang dari pendapatannya. Apalagi pendapatannya terus mengalami kenaikan, barang normal akan terus ditambah jika membutuhkannya.

4. Barang Mewah

Jenis barang ini dibeli apabila orang berpendapatan menengah ke atas atau tinggi. Contohnya adalah motor, mobil dan rumah mewah. Barang-barang mewah atau lux banyak dijangkau oleh orang atau masyarakat berpendapatan tinggi karena kelebihan uang setelah memenuhi barang normal.

Bahkan tingkatan barang tersebut bisa berubah jika semua kebutuhan barang terpenuhi oleh orang yang berpendapatan tinggi. Misalkan barang mewah bisa menjadi barang normal bahkan menjadi barang esensial jika dilakukan oleh orang yang kaya yang memiliki uang banyak. Mobil menjadi kebutuhan esensial, bukan barang mewah lagi.

Pada kondisi ini berlaku hukum Gossen 2 terhadap barang-barang kebutuhan jika pada tingkatan barang mewah telah terpenuhi dan ingin memperoleh kepuasaan yang lebih.

Page 11: teori barang

Bunyi hukum Gossen 2 yaitu, “Manusia berusaha memenuhi berbagai macam kebutuhan dengan tingkat kepuasan (intensitas) yang sama.”Disebut hukum Gossen karena pernyataan tersebut dikembangkan oleh Hermann Heinrich Gossen, seorang ekonom dari Prusia, dia sering menguraikan teori marginal utility.

Mengenai empat tingkatan barang sudah dijelaskan. Hukum permintaan dan hukum penawaran juga sudah dipaparkan cukup jelas sebelum membahas pada permasalahan intinya, yaitu mengenai teori yang berdasarkan pada permintaan, penawaran dan jenis barang yang mempengaruhi ekonomi.

Semua teori yang akan dijelaskan sangat berkaitan dengan hukum permintaan dan penawaran sehingga perlu dipaparkan terlebih dahulu sebelum masuk pada teori yang akan dibahas pada pembahasan selanjutnya.

Page 12: teori barang

D. 5 Teori dalam Ilmu Ekonomi

Pernahkan kalian mempelajari ilmu ekonomi pada mata pelajaran ekonomi? Jika pernah, mari kita mengingat kembali pengertian ekonomi sebagai dasar berpikir kita. Ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata Oikos yang artinya rumah tangga, dan nomos yaitu aturan. Jadi ekonomi adalah aturan rumah tangga. Jika dibuat kalimat, pengertian ekonomi adalah aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.

Ruang lingkup rumah tangga yang dimaksud sangat luas, bukan rumah tangga dalam keluarga. Pemerintah, badan usaha dan perorangan juga disebut dengan rumah tangga. Jika pemerintah dan badan usaha melakukan kegiatannya untuk kebutuhan rumah tangganya maka mereka melakukan kegiatan ekonomi dan menerapkan aturan (ilmu) untuk memenuhi kebutuhannya.

Bapak ekonomi diberikan oleh masyarakat ekonomi kepada Adam Smith karena dia yang mengembangkan dan menyusun teori-teori ekonomi yang selama ini tercerai berai. Sehingga teori-teori ekonomi tersusun rapi dan menjadi satu kesatuan ilmu yang berdiri sendiri dari ilmu sosial.

Dengan karya besarnya yaitu buku yang berjudul The Wealth Of Nations, Adam Smith menyusun permasalahan-permasahan ekonomi yang telah diperbincangkan oleh para ekonom sebelumnya. Sebenarnya tidak ada teori yang baru dari bapak ekonomi ini, teori-teori yang dia sebutkan merupakan teori-teori yang diomongkan oleh ekonom sebelumnya. Tapi Adam Smith berusaha menyusun dan menguraikan teori-teori tersebut ke dalam karyanya.

Ilmu ekonomi mengalami perkembangan karena terdapat pemikir-pemikir setelah kemunculan Adam Smith seperti Alfred Marshall, J.M Keynes, Karl Marx, J.B Say dan beberapa pemikir ekonomi lainnya.

Mereka mengembangkan hukum ekonomi dan teori-teori ekonomi sesuai dengan permasalahan yang diangkat. Mulai dari permasalahan tanah, emas, uang, tenaga kerja, dan banyak permasalahan ekonomi lainnya sehingga muncul pembahasan khusus dalam memperbincangkan permasalahan tersebut.

Page 13: teori barang

1. Teori Tanah

Tanah atau yang biasa disebut dengan lahan merupakan satu faktor produksi yang sangat vital dalam menjalankan roda perekonomian. Tanpa ada keterlibatan lahan dalam menjalankan kegiatan ekonomi, tidak mungkin bisa. Lahan sangat berbeda dengan faktor produksi lainnya. Perbedaan tersebut bisa dilihat dari perubahan harga dan karakteristiknya.

Lahan menjadi aset yang sangat tinggi nilainya, lahan menjadi bahan rebutan pada suatu daerah tertentu karena statusnya dipertanyakan. Coba kalian lihat berita-berita di televisi dan koran, ada sengketa lahan atau ada penggusuran yang dilakukan pemerintah karena masyarakat dianggap menyerobot lahan. Atau penggusuran pedagang kaki lima karena dianggap telah melakukan jual beli di wilayah yang salah. Semua itu karena lahan memiliki nilai yang sangat tinggi.

Permasalahan lahan tidak akan pernah selesai sampai terbagi secara adil, tapi pembagian lahan secara adil dan merata sepertinya tidak akan pernah terjadi. Perebutan lahan di negeri Palestina merupakan salah satu bentuk konflik yang berkepanjangan. Perebutan lahan antara penduduk dengan perusahaaan besar menjadi fenomena yang sudah dianggap biasa.

Lahan menjadi parameter kekayaan seseorang. Ketika orang bingung akan menabung dan berinvestasi, para pakar manajemen banyak yang menyarankan supaya menabung dan berinverstasi ke dalam bentuk lahan, yaitu membeli sejumlah lahan karena harga lahan tidak pernah turun, selalu mengalami kenaikan. Hal ini karena, lahan tidak pernah bertambah dari dunia, lahan akan terus berkurang sesuai pemanfaatan manusia.

Kalian pasti pernah mendengar ketika kekayaan seseorang ditanya oleh orang lain. “Berapa hektar tanah yang kamu punya?” pertanyaan tersebut sebagai salah satu syarat untuk memenuhi kewajiban sebelum haknya didapatkan, misalkan untuk melamar gadis.

Dengan demikian, keterkaitan tanah atau lahan sangat erat dengan hubungan ekonomi. Teori-teori lahan pun dikaitkan dengan ekonomi. Dari mulai teori harga lahan, kesuburan tanah/lahan dan letak tanah/lahan.

Dalam kegiatan ekonomi, pemilihan lokasi sangat menentukan sekali aktivitas tersebut. Hal ini berkaitan dengan biaya produksi, pemasaran produk dan pengambilan tenaga kerja. Harga juga menjadi pengaruh dalam penentuan lahan untuk kegiatan ekonomi. Begitupun letak lahan akan berpengaruh terhadap harga lahan. Karena lokasi sangat berkaitan dengan tanah, maka lokasi dalam kegiatan ekonomi juga diperhitungkan. Ada 6 faktor dalam pemilihan lahan pada lokasi tertentu.

Page 14: teori barang

a. Ongkos Angkut

Faktor ini adalah faktor utama dalam pemilihan lokasi. Alasannya karena ongkos angkut merupakan bagia yang cukup penting pada kalkulasi biaya produksi, terutama pada kegiatan pertanian dan pertambangan. Jika letak lokasi produksi dekat dengan daerah pemasaran akan meringankan biaya angkut. Termasuk bahan baku yang di angkut ke lokasi produksi akan mempengaruhi ongkos angkut.

Besar kecilnya biaya angkut sangat mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan ekonomi karena pengusaha cenderung akan memilih lokasi yang dapat memberikan ongkos angkut minimum guna meningatkan keuntungan maksimum.

b. Perbedaan Upah Antar Wilayah

Upah buruh antar wilyah tidaklah sama karena ada perbedaan dalam biaya hidup, tingkat inflasi dan komposisi kegiatan ekonomi pada setiap wilayah atau daerah tertentu. Pada daerah yang belum maju, biasanya upahnya lebih rendah daripada daerah yang sudah maju.

Pengusaha akan lebih memilih lokasi kegiatan ekonominya pada daerh yang tingkat upahnya lebih rendah. Hal ini dikarenakan bisa mengurangi biaya tenaga kerja untuk memperoleh keuntungan maksimum.

Upah seperti ini bukanlah upah nominal, tapi upah riil yang sudah diperhitungkan dengan produktivitas tenaga kerja. Yang dimaksud upah riil yaitu perbandingan upah yang diterima biaya hidup di daerah tersebut.

c. Keuntungan Aglomerasi

Keuntungan aglomerasi (pemusatan lokasi) muncul bila kegiatan ekonomi yang saling terkait satu sama lainnya terkonsentrasi pada suatu tempat tertentu. Keterkaitan ini bisa dengan bahan baku atau daerah pemasaran. Bila ada keterkataian, pengusaha caenderung untuk memilih lokasi kegiatan ekonomi yang terkonsentrasi.

Keuntungan aglomerasi muncul dalam tiga bentuk. Pertama, keuntungan skala besar. yang terjadi karena baik bahan baku maupun pasar telah tersedia pada perusahaan terkait yang ada pada lokasi tersebut. Kedua keuntungan lokalisasi, yaitu keuntungan yang diperoleh dalam penurunan ongkos angkut bahan baku untuk produksi.

Keuntungan yang ketiga yaitu, penggunaan fasilitas secara bersama seperti listrik, gudang, armada angkutan air dan sebagainya. Dengan adanya penggunaan fasilitas bersama, dapat meringankan biaya karena fasilitas ditanggung bersama.

Page 15: teori barang

d. Konsentrasi Permintaan

Pemilihan lokasi ini cenderung pada tempat yang terdapat konsenstrasi permintaannya yang besar supaya jumlah penjualannya meningkat. Selain itu, biaya pemasaran harus dikeluarkan perusahaan akan menjadi lebih kecil karena pasar berada pada lokasi dimana berusahaan berada. Keadaan ini akan meningkatkan penjualan dan perusahaan memperoleh keuntungan maksimum.

e. Kompetisi Antar Wilayah

Pengusaha akan mencari wilayah pemasarannya pada wilayah yang memiliki tingkat persaingan yang rendah. Bila terdapat wilayah yang tingkat persaingannya rendah, akan memiliki potensi pengusaan pasar pada wilayah tersebut, berbeda dengan pada wilayah persaingan yang tinggi, pangsa pasarnya akan kecil.

f. Harga dan Sewa Tanah

Untuk memaksimalkan keuntungan, perusahaan akan memilih lokasi yang harga dan biaya sewa lahanya rendah. Harga tanah bergantung dengan letak strategisnya, biasaya semakin dekat dengan pusat kota, harga lahan semakin tinggi. Semakin jauh lahan dari pusat kota, maka semakin murah harga lahan tersebut. Pengusaha akan berusaha mencari harga lahan yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah karena berkaitan dengan lokasi kegiatan ekonominya.

Telah disebutkan keterkaitan lahan dalam hal ini lokasi dengan kegiatan ekonomi. Semua kegiatan ekonomi pasti tidak akan keluar dari kebutuhan terhadap lahan karena kegiatan ekonomi dilakukan di atas sebidang lahan.

Seperti yang sudah dipaparkan pada pengenalan terhadap tanah/lahan, maka terdapat tiga karakteristik tanah/lahan yang berbeda dengan faktor produksi lainnya.

Pertama, jumlah tanah/lahan yang tersedia tetap. Sampai kapanpun, jumlah lahan yang tersedia di atas bumi tidak akan bertambah atau berkurang meskipun sumber daya alam yang tersedua di bawah dan di atas tanah bertambah atau berkurang. Dengan jumlah luas lahan, maka harga lahan tidak bisa turun, malah semakin meningkat.

Kedua, tidak ada biaya untuk memproduksi tanah/lahan. Sumber daya ini mesti diolah dan dimanfaat karena tersedia dengan sendirinya. Tidak ada manusia yang bias memproduksi lahan, manusia tinggal memanfaatkan lahan yang ada untuk kebutuhannya. Jika manusia kekurangan lahan, bukan dengan cara memproduksi, tapi dengan mencari lahan yang belum ada pemiliknya atau membeli lahan dari orang lain.

Page 16: teori barang

Ketiga, tanah/lahan tidak bisa berpindah lokasi. Hasil sumber daya alam yang berasal dari tanah bisa diangkut dan dibawa ke lokasi yang diinginkan. Tapi bagaimana jika manusia ingin pindah tempat, apakah lahan sebagai ladang atau mata pencahariannya harus dipindahkan lokasinya? Hal ini mustahil dilakukan. Itulah karakteristik ketiga yang terdapat pada tanah.

a. David Ricardo

Menurut Ricardo, harga tanah ditentukan oleh tingkat kesuburan. Semakin subur suatu tanah untuk ditanami maka semakin mahal harga dan sewa tanah. Pada tanah yang kurang subur untuk ditanami, maka harga tanah pun semakin murah.

Teori Ricardo mengenai tanah merupakan penjelasan dari teori diferensialnya tentang sewa, yaitu sewa berasal dari perbedaan kesuburan dari berbagai bidang tanah. Ketika tanah yang dipakai semakin lama semakin memburuk kulalitasnya, sewa diferensial akan naik. “Ketika tanah kualitas ketiga ditanami, sewa tanah yang kedua akan semakin meningkat, dan diatur dengan perbedaan kemampuan produktif mereka. Pada saat yang sama kualitas pertama akan naik.”

Teori Ricardo dalam penggunaan lahan dimulai dari lahan yang paling subur hingga lahan yang kurang subur. Yang kurang subur inilah yang teakhir masuk masuk karena lahan yang paling subur sudah dipergunakan.

Kesimpulan dari Ricardo tentang teori harga sewa tanah:

1. Harga sewa tanah semata-mata timbul dari situasi kelangkaan tanah, yang dinyatakan sebagai sumber daya alam.

2. Harga sewa tanah yang diterima pemilik tanah dapat menghidupi pemilik tanpa dia melakukan sesuatu pekerjaan apapun.

3. Tingkat kesuburan tanah memegang peranan penting, karena tanah yang subur akan memberi rente yang paling tinggi.

4. Pemilik tanah yang menerima penghasilan dari rente dianggap sebagai parasit masyarakat.

b. Von Thunen

Teori yang dikemukakan Von Thunen tentang tanah adalah lokasi dalam kegiatan ekonomi. Kemunculan Von Thunen berawal dari para petani yang menggarap tanah miliki tuan tanah. Para tuan tanah menyewakan tanahnya kepada para petani, sewa tanah dibayar dengan hasil pertanian. Besar kecilnya sewa ditentukan oleh tuan tanah.

Para petani bertempat tinggal secara tersebar luas di daerah pertanian. Petani melakukan kegiatan ekonomi untuk menghasilkan komoditas yang dapat dikonsumsi sendiri atau hasilnya diperdagangkan. Lokasi perdagangan petani sangat menentukan tempat tinggal para petani di daerah pertanian.

Page 17: teori barang

Berdasarkan hal itu, Von Thunen menganalis lokasi khusus untuk pemilihan lokasi pertanian. Pada analisis ini Von thunen menghasilkan sebuah teori tentang lokasi, faktor utama yang menentukan pemilihan lokasi dan penggunaan lahan adalah tinggi rendahnya sewa tanah.

Sewa tanah akan semakin tinggi jika mendekati pusat perkotaan karena di perkotaanlah dilakukan perdagangan hasil pertanian. Apabila menjauh dari pusat perkotaaan, sewa tanah semakin murah.

Sebagai contoh pada teori Von Thunen adalah dua lahan yang sama-sama subur, tapi dengan lokasi yang jauh berbeda. Karena kedua lahan tersebut sama-sama subur, maka akan menghasilkan hasil pertanian yang sama. Hanya saja lokasi pengangkutan ke pusat perdagangan pada kedua lahan tersebut berbeda. Sehingga lahan yang dekat dengan pusat perdaganganlah yang lebih mahal harga sewa tanahnya dibandingkan dengan lahan yang jauh dari pusat perdagangan.

Asumsi dasar terhadap model Von Thunen mengenai lahan pertanian yaitu:

1. Wilayah model yang terisolasikan (isolated state) adalah bebas dari pengaruh pasar-pasar kota lain,

2. Wilayah model membentuk tipe permukiman perkampungan di mana kebanyakan keluarga petani hidup pada tempat-tempat yang terpusat dan bukan tersebar di seluruh wilayah,

3. Wilayah model memiliki iklim, tanah, topografi yang seragam, atau uniform (produktivitas tanah secara fisik adalah sama),

4. Wilayah model memiliki fasilitas transportasi tradisional yang relatif seragam,5. Faktor-faktor alamiah yang mempengaruhi penggunaan lahan adalah konstan.

c. Henry George

Menurut George, tanah bersumber dari masyarakat sehingga rente tanah harus dikembalikan kepada masyarakat. Artinya George menghendaki pengenaan pajak atas tanah, dan sewa tanah harus dinolkan untuk masyarakat.

Dia setuju dengan Leon Walras mengenai pemilikan privat tanah tidaklah dapat dibenarkan, namun tidak setuju dengan cara menasionalisasikan tanah.Perjalanan pemikirannya sampai pada hasil sama dengan sasaran akhir nasionalisasi tanah, yakni rente tanah harus diambil dari pemilik tanah dengan melalui mekanisme yang ada yaitu perpajakan.

Dengan usul pajak atas tanah itu, dia menyebutkan bahwa pajak-pajak lain harus dihilangkan, karena menurutnya, semua pajak atas rente tanah akan lebih dari cukup bagi anggaran belanja negara.Dengan ini dia berkeinginan untuk melakukan satu perubahan atau lebih tepatnya satu revolusi sistem perpajakan, agar tetap berada dalam sistem ekonomi pasar.Kiranya menjadi jelas, mengapa orang

Page 18: teori barang

menyebutkan bahwa dia adalah pengusul sistem perpajakan unik, karena memang dia yang mengusulkan bahwa pajak hendaknya hanya mengenai tanah semata.

d. Alfred Weber

Teori tanah Alfred Weber lebih cendererung kepada lokasi untuk kegiatan manufaktur. Teori ini muncul saat revolusi industri di Jerman untuk menentukan lokasi ekonomi untuk pembangunan industri pengolahan besi baja.

Bahan baku kedua industri ini adalah bijih besi dan batu bara, kedua material tersebut sumber lokasinya berbeda. Dengan perbedaan sumber bahan baku itu, akan membutuhkan ongkos angkut yang cukup besar ke lokasi pabrik. Alfred Weber mencoba memberikan solusi suapaya ongkos angkut tersebut bisa diminimalisir.

Menurut Alfred Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, Weber merumuskan indeks material (IM).

Menurut teori lokasi industri, lokasi yang terbaik adalah lokasi yang mampu memberikan keuntungan biaya produksi rendah,maksimum (keuntungan maksimum diperoleh pendapatan hasil produksinya tinggi). Lokasi industri ditempatkan pada tempat-tempat yang biayanya paling minimal.

Namun untuk memperoleh suatu kondisi tersebut perlu disumsikan pada pra-kondisi sebagai berikut:

1. Pada wilayah homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya.2. Sumber daya bahan mentah hanya terdapat pada tempat-tempat tertentu3. Upah buruh. Baik yang sudah baku maupun yang menjadi persaingan antar

penduduk.4. Transportasi. Tergantung bobot bahan mentah yang diangkut serta jarak antara

bahan mentah dan lokasi pabrik.5. Adanya kompetisi antar pabrik.6. Pemikiran rasional manusia

e. Hukum permintaan dan penawaran tanah

Permintaan tanah terus menerus meningkat, sedangkan ketersediaan atau penawaran tanah tidak akan bertambah atau tetap. Hal ini akan mengakibatkan harga tanah terus mengalami kenaikan. Begitupun dengan sistem sewa tanah akan mengalami kenaikan.

Page 19: teori barang

Penentuan harga tanah saat ini tidak dilihat dari tingkat kesuburan lagi, tapi lebih kepada tingkat penggunaan lahan yang selama ini semakin sempit karena peningkatan jumlah penduduk.

Tingginya harga tanah dan sewa tanah ditentukan oleh penggunaan tanah. jika tanah digunakan untuk membangun hotel di perkotaan, maka akan meningkatkan harga tanah karena nilai perhotelah sangat tinggi. Begitu pula jika digunakan untuk budidaya buah-buahan atau sayuran untuk ekspor, harga tanah pasti meningkat. Jadi saat ini, harga tanah tergantung pada penggunaannya, hasil yang didapat serta interaksi permintaan dan penawaran terhadap tanah.

Page 20: teori barang

2. Teori Permintaan Uang

Tak asing lagi bagi kita mengengal barang yang satu ini, karena setiap hari kita menggunakan uang untuk menukarkan barang yang kita perlukan. Uang merupakan alat tukar yang sangat berharga bagi manusia. Keberadaan uang memudahkan manusia dalam melakukan penukaran dibandingkan dengan barter.

Hal ini karena pada awalnya manusia melakukan transaksi barang dengan abrang lagi. Manusia yang pekerjaannya bertani ingin mendapatkan daging, maka hasil pertaniannya ditukarkan dengan hasil buruan berupa daging. Tapi, disinilah manusia menemukan kesulitan dalam pengukuran nilai hasil pertanian dengan daging dari ahsil buruan. Cara seperti itu disebut dengan barter, cara primitif ketika manusia belum mengenal alat tukar yang lebih efektif dan efisien.

Barter merupakan metode jaman sebelum manusia mengenal uang. Dengan barter, sulit sekali manusia melakukan ukuran dalam barang-barang yang ingin ditukarkan. Efisiensi yang didapatkan dengan menggunakan uang pada akhirnya akan mendorong perdagangan dan pembagian tenaga kerja yang kemudian akan meningkatkan produktivitas dan kemakmuran.

Dalam istilah lain, karena barter adalah pertukaran barang dengan barang, maka barang yang ditukarkan tersebut juga disebut dengan uang, yaitu uang komoditas. Masing-masing uang komoditas memiliki kelemahan dan kelebihan sendiri-sendiri. Ternah misalkan tidak bisa dipecah-pecah sebagai uang kembalian. Bir tidak bisa bertambah nilainya bila disimpan, kalau bir akan dijadikan alat tukar.

Pada abad sembilan belas, uang komoditas yang berupa logam terbatas kemampuannya. Perak berkilau tapi cepat pudar. Gaya berat yang sangat khas dari emas mudah terasa bila dipalsukan serta mudah dicampur. Namun di sepanjang sejarah, nilai kelangkaan emas sedemikian tinggi. Emas memiliki nilai instrinsik yang sangat tinggi jika digunakan sebagai uang. Tapi kegunaan uang intrinsik sekarang ini merupakan hal yang tidak penting.

Uang memiliki beragam fungsi dalam penggunaannya, yaitu uang sebagai alat tukar, sebagai satua hitung, dan sebagai penyimpan nilai.

Uang berfungsi sebagai alat tukar yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.

Dengan adanya uang, transaksi bisa berjalan dengan lancar dan efisien. orang tidak lagi menggunakan cara abrter ataupun menukarkan barang berharga lainnya ketika menginginkan barang.

Page 21: teori barang

Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang/jasa yang diperjualbelikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran. Orang tidak perlu lagi berdebat atau berselisih ketika menentukan nilai suatu barang, karena dengan uang nilai suatu barang dapat diukur.

Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.

Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan itu antara lain uang sebagai alat pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan (modal), dan alat untuk meningkatkan status sosial.

Yang paling menarik dari fungsi turunan tersebut adalah uang sebagai alat penimbun kekayaan. Status seseorang bisa dipandang kaya kini bukan lagi dengan rumah yang dimiliki, hewan ternak yang dipelihara atau tanah yang dimilikinya. Tapi sejumlah uang yang ditimbun di tabungan. Justru uang bisa ditukarkan dengan barang-barang yang menjadi alat dalam meningkatkan status tadi.

Terdapat syarat dalam menentukan sebuah benda dikatakan uang, yaitu:

Benda itu harus diterima oleh masyarakat secara umum (acceptability), walaupun suatu benda ingin tetap dikatakan uang, tapi bila masyarakat tidak mau menerima benda itu sebagai alat tukar, maka benda itu pun tidak akan diterima sebagai uang. Atau memang karena kurangnya sosialisasi tentang uang baru sehingga masyarakat tidak tahu ada uang baru. Uang baru pun tak diterima masyarakat walaupun secara hukum sudah disahkan terhadap uang baru tersebut.

Bahan yang dijadikan uang harus tahan lama (durability), oleh karena bahan kertas untuk uang buka dari kertas biasa, tapi kertas yang tidak mudah luntur da sobek saat kena air.

Kualitasnya cenderung sama (uniformity). Jumlahnya memenuhi kebutuhan masyarakat dan tak mudah dipalsukan. Sehingga

uang kertas mesti berbeda dengan uang lain, keasliannya mesti dijamin. Supaya uang tidak bisa disamarkan dimanipulasi oleh orang lain. Saat ini banyak kejadian uang palsu karena dalam caetakannya ada kesamaan, tapi tetap uang asli memiliki ciri yang tidak bisa disamakan dengan uang palsu.

Ada dua jenis uang yang beredar di masyarakat, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal merupakan uang yang sah untuk melakukan kegiatan jual beli sehari-hari, yaitu uang logam dan kertas yang sering kita bawa dan belanjakan. Adapun uang giral

Page 22: teori barang

adalah uang dalam bentuk simpanan (deposito) yang dapat ditarik sesuai kebutuhan. Uang ini hanya beredar di kalangan tertentu saja, sehingga masyarakat mempunyai hak untuk menolak jika ia tidak mau barang atau jasa yang diberikannya dibayar dengan uang ini. Untuk menarik uang giral, orang menggunakan cek.

Nilai uang

Teori atas nilai uang membahas tentang nilai uang karena nilai uang menjadi perhatian para ekonomi. Sehingga teori nilai uang ini dibagi menjadi dua aliran, yaitu teori nilai uang statis dan teori nilai uang dinamis.

Teori Uang Statis atau disebut juga "teori kualitatif statis" bertujuan untuk menjawab pertanyaan: apakah sebenarnya uang itu? Dan mengapa uang itu ada harganya? Mengapa uang itu sampai beredar? Teori ini disebut statis karena tidak mempersoalkan perubahan nilai yang diakibatkan oleh perkembangan ekonomi.

Yang termasuk teori uang statis adalah:

Teori Metalisme (Intrinsik) oleh KMAPP, Uang bersifat seperti barang, nilainya tidak dibuat-buat, melainkan sama dengan nilai logam yang dijadikan uang itu, contoh: uang emas dan uang perak.

Teori Konvensi (Perjanjian) oleh Devanzati dan Montanari, Teori ini menyatakan bahwa uang dibentuk atas dasar pemufakatan masyarakat untuk mempermudah pertukaran.

Teori Nominalisme Uang diterima berdasarkan nilai daya belinya. Teori Negara, Asal mula uang karena negara, apabila negara menetapkan apa

yang menjadi alat tukar dan alat bayar maka timbullah uang. Jadi uang bernilai karena adanya kepastian dari negara berupa undang-undang pembayaran yang disahkan.

Teori uang dinamis, Teori ini mempersoalkan sebab terjadinya perubahan dalam nilai uang. Teori dinamis antara lain:

Teori Kuantitas dari David Ricardo, Teori ini menyatakan bahwa kuat atau lemahnya nilai uang sangat tergantung pada jumlah uang yang beredar. Apabila jumlah uang berubah menjadi dua kali lipat, maka nilai uang akan menurun menjadi setengah dari semula, dan juga sebaliknya.

Teori Kuantitas dari Irving Fisher, Teori yang telah dikemukakan David Ricardo disempurnakan lagi oleh Irving Fisher dengan memasukan unsur kecepatan peredaran uang, barang dan jasa sebagai faktor yang mempengaruhi nilai uang.

Teori Persediaan Kas, Teori ini dilihat dari jumlah uang yang tidak dibelikan barang-barang.

Teori Ongkos Produksi, Teori ini menyatakan nilai uang dalam peredaran yang berasal dari logam dan uang itu dapat dipandang sebagai barang.Uang dalam ekonomi

Page 23: teori barang

Uang adalah salah satu topik utama dalam pembelajaran ekonomi dan finansial. Monetarisme adalah sebuah teori ekonomi yang kebanyakan membahas tentang permintaan dan penawaran uang. Sebelum tahun 80-an, masalah stabilitas permintaan uang menjadi bahasan utama karya-karya Milton Friedman, Anna Schwartz, David Laidler, dan lainnya.

Pemikir-pemikir yang mengemukan tentang teori uang diantara :

a. Irving Fisher

Teori uang dari Irving Fisher adalah tentang kuantitas uang. Yang lebih menekankan pada peredaran jumlah uang dan peranan uang dalam kehidupan ekonomi. Menurut Fisher, harga barang tidak hanya dipengaruhi oleh jumlah uang yang beredar saja, tapi juga kecepatan peredaran uang. Semakin cepat peredaran uang maka akan mengakibatkan harga barang akan semakin mahal. semakin lambat peredaran uang maka harga barang pun akan semakin murah.

Oleh karena itu, Irving Fisher membuat sebuah rumusan tentang kuantitas uang, yaitu uang yang beredar di masyarakat.

MV = PT

M berasal dari kata Money, yaitu jumlah uang yang beredar.

V merupakan Velocity, yaitu kecepatan uang yang beredar.

P atau price adalah tingkat harga suatu barang.

T atau trade merupakan jumlah barang yang diperdagangkan.

Rumusan di atas memperlihatkan bahwa jumlah uang dan kecepatannya sama dengan harga dan jumlah barang yang diperdagangkan. Meskipun kesamaan di atas tidak mencerminkan permintaan uang, tapi bisa diubah bentuknya menjadi persamaan permintaan uang. Yaitu dengan mengganti volume barang yang diperdagangkan (T) dengan output riil (Q), rumus sebagai berikut :

MV = PQ = Y

Y = PQ = GNP nasional

V = tingkat perputaran pendapatan.

b. Alfred Marshall

Rumus tentang uang dari Marshall :

Page 24: teori barang

M = k.P.Q

M = k.Y dimana k = 1/V

Secara matematis, rumusan dari Marshall sama dengan rumus yang dibaut oleh Irving Fisher, tapi implikasinya berbeda. Marshall memandang, masyarakat selalu menginginkan sebagia dari pendapatannya (Y) dalam bentuk uang kas (dinyatakan dalam k). sehingga k.Y merupakan keinginan terhadap uang kas (M). Rumusnya: M = k.P.Q = k.Y. Rumus tersebut merupakan awal dari teori permintaan terhadap uang.

c. John Maynard Keynes

Kenyes memberikan penjelasan alasan seseorang memegang uang kas. Dalam teorinya tentang permintaan uang kertas, keynes membedakan 3 motivasi memegang uang.

Motivasi untuk transaksi.

Menurut keynes, permintaan uang kas untuk transaksi ini tergantung dari pendapatan. Makin tinggi tingkat pendapatan seseorang, makin besar keinginan akan uang kas untuk transasksi. Masyarakat yang memiliki tingkat pendapatan yang tinggi, biasanya melakukan transaksi yang lebih banyak dibandingkan dengan tingkat pendapatannya lebih rendah.

Motivasi untuk berjaga-jaga.

Motif ini berkenaan dengan keamanan karena kejadian yang datang tidak terencana. Permintaan uang untuk berjaga-jaga merupakan suatu tabungan, penggunaannya ketika kita dibutuhkan. Permintaan uang ini diperlukan untuk mencadangkan pengeluaran yang mendadak.

Besar kecilnya uang kas yang dipegang nampaknya juga dipengaruhi oleh tingkat pendapatan, tapi yang lebih memungkinkan dipengaruhi oleh tingkat likuiditas kekayaan yang dimiliki. Yaitu tingkat kepercayaan kekayaan untuk diperjual belikan saat membutuhkannya.

Motivasi untuk spekulasi.

Menurut Keynes, orang bersedia memegang uang melebihi kebutuhan untuk transaksi karena uang merupakan salah satu bentuk kekayaan. Uang kas disimpan sebagai alat penimbun kekayaan. Dalam hal ini Keynes mengatakan, ada dua bentuk kekayaan, yaitu uang kas dan uang obligasi.

Dengan memegang obligasi, seseorang akan memperoleh bunga. Semakin tinggi tinkat bunga makin rendah masyarakat memegang uang kas. Apabila

Page 25: teori barang

tingkat suku bunga naik, berarti ongkos memegang uang kas semakin besar, seseorang lebih baik memegang obligasi. Keinginan masyarakat memegang uagn kas akan semakin kecil. Sebaliknya semakin rendah tingkat suku bunga makin besar keinginan masyarakat memegang uang kas.

d. David Ricardo

Menurut Ricardo, uang yang beredar terlalu banyak akan mengakibatkan turunnya nilai uang. Bertambahnya uang yang beredar menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan permintaan uang. Di sisi lain jumlah barang yagn tersedia di pasar tidak bertambah, kalaupun bertambah tidak sebanding dengan pertambahan permintaan uang, terjadilah kelebihan permintaan. Sehingga pati akan berakibat pada kenaikan harga. Bila harga barang naik maka nilai uang akan turun dengan kondisi normal.

Oleh Ricardo permasalahan tersebut dituangkan dalam bentuk rumus tentang uang, dengan M = k.P.

M adalah jumlah uang yang beredar.

K adalah konstanta, dan

P merupakan tingakt harga barang.

e. Milton Friedman

Friedman menyatakan bahwa uang pada prinsipnya merupakan salah satu bentuk kekayaan. Permintaan uang mirip dengan permintaan barang lainnya. Tapi tergantung pada tiga hal, yaitu:

Total kekayaan yang dimiliki dalam segala macam bentuk kekayaan. Harga dan keuntungan dari masing-masing bentuk kekayaan Selera dan preferensi pemilik kekayaan.

Analisis Friedman bertitik tolak pada keuntungan marginal dan proses subtitusi antar bentuk kekayaan seperti uang, obligasi, saham dan surat berharga lainnya dalam definisinya yang paling luas, kekayaan seseorang adalah seluruh sumber pendapatan atau jasa yang dapat dikonsumsi. Salah bentuk kekayaan tersebut adalah kapasitas peroduktif dari manusia.

Dengan demikian, kapasitas manusia berhubungan dengan besarnya harapan memperoleh penghasilan di masa depan. Semakin kaya seseorang, harapan pendapatan seseorang di masa depan semakin besar.

Page 26: teori barang

Menurut friedman, keuntungan memegang uang berupa kemudahan dalam melakukan transaksi. Secara riil, besarnya keuntungan memegang uang dipengaruhi oleh volume barang yang ditransaksikan.

Dalam pemaparan tentang uang ini, Friedman menyebutkan bahwa uang dapat dianggap sebagai salah satu dari 5 cara pemegang kekayaan, yaitu uang, obligasi, saham, barang-barang fisik dan kekayaan humani.

Page 27: teori barang

3. Teori Harga Pasar

Ini teori harga pasar berbunyi, “Harga suatu barang atau jasa yang pasarnya kompetitif tinggi rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran pasar.” Dari teori tersebut, kita pasti sudah dapat memahami pembentukan suatu harga karena adanya permintaan barang dan penawaran suatu barang.

Interaksi antara permintaan dan penawaran akan mengakibatkan keseimbangan harga di pasar, yang ditandai dengan tingkat harga pada jumlah barang yang diminta oleh konsumen akan sama persis dengan jumlah yang ditawarkan penjual.

Harga dari suatu barang adalah tingkat pertukaran barang itu dengan barang lain. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa salah satu tugas pokok ekonomi adalah menjelaskan mengapa barang-barang mempunyai harga dan mengapa ada barang yang mahal dan murah. Ahli ekonomi telah menyusun teori harga umum yang bisa dipakai untuk menganalisa semua problem yang menyangkut harga.

Pertanyaan yang paling mendasar yang harus dijawab oleh ahli ekonomi adalah mengapa barang-barang dan faktor-faktor produksi itu mempunyai harga? Secara polos jawabannya adalah karena barang-barang dan faktor-faktor produksi itu mempunyai kegunaan atau diperlukan oleh satu pihak dan di lain pihak ketersediaan barang-barang dan faktor-faktor produksi itu lebih sedikit dibandingkan dengan kebutuhan orang-orang yang memerlukannya.

Contohnya, daging tidak akan pernah mempunyai harga dalam suatu perekonomian, bila masyarakat seluruhnya berpantang makan daging. Banyak atau sedikitnya sapi atau domba di tempat itu tidak akan mempunyai harga. Disamping itu untuk menjadikan barang-barang tersebut berharga, barang-barang itu harus langka atau sulit didapat bagi mereka yang memerlukannya, jika barang-barang itu ingin diberi harga.

Faktor terpenting dalam pembentukan harga adalah kekuatan permintaan dan penawaran. Permintaan dan penawaran akan berada dalam keseimbangan pada harga pasar jika jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan. Untuk lebih jelasnya diberikan contoh dalam permintaan telur dan penawaran telur yang dapat membentuk harga telur.

No Harga telur per Kg Permintaan Penawaran1 Rp 10.500 140 kg 20 kg2 Rp 10.750 120 kg 40 kg3 Rp 11.000 100 kg 60 kg4 Rp 11.250 80 kg 80 kg5 Rp 11.500 60 kg 100 kg6 Rp 11.750 40 kg 120 kg7 Rp 12 .000 20 kg 140 kg

Page 28: teori barang

Melihat tabel di atas, pada penawaran dan permintaan barang 80 kg terbentuk harga keseimbangan sebesar Rp 11.250. Harga keseimbangan atau ekuilibrium adalah bertemunya jumlah penawaran dan permintaan yang sama. Terbentuknya harga dan kuantitas keseimbangan di pasar merupakan hasil kesepakatan antara pembeli (konsumen) dan penjual (produsen).

Jika keseimbangan ini telah tercapai, biasanya titik keseimbangan ini akan bertahan lama dan menjadi patokan pihak pembeli dan pihak penjual dalam menentukan harga.

Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan.

Keseimbangan harga merupakan titik temu antara permintaan dan penawaran yangmerupakan proses alami mekanisme pasar. Permintaan/pembeli berusaha untuk mendapatkan barang/jasa yang baik dengan harga yang murah, sedangkan penawaran/penjual berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya. Akibat dari tarik-menarik/tawar-menawar antara permintaan dan penawaran, maka akan tercapai titik temu yang disebut keseimbangan harga.

Masalah harga berhubungan dengan barang ekonomis, sebab barang ekonomis adanya langkah dan berguna dan untuk memperolehnya diperlukan pengorbanan uang dengan bantuan harga. Harga adalah perwujudan nilai tukar atas suatu barang/jasa yang dinyatakan uang. Oleh karena itu harga merupakan nilai tukar obyektif atas barang/jasa dan nilai tukar obyektif itu sendiri adalah harga pasar atau harga keseimbangan. Harga pasar tidak terbentuk secara otomatis akan tetapi melalui suatu proses mekanisme pasar yakni tarik menarik antara kekuatan pembeli dengan permintaannya dan kekuatan penjual dengan.penawarannya.

Berdasarkan pengertian tersebut maka harga keseimbangan dapat ditarik kesimpulan adalah suatu tingkat harga yang telah disepakati oleh pembeli dan penjual di pasar. Harga keseimbangan ditunjukkan oleh titik temu antara kurva permintaan yang merupakan keinginan para pembeli dan kurva penawaran yang merupakan kehendak para penjual.

Inflasi

Pernahkah kalian mendengar kata inflasi? Jika kalian sering menonton berta di televisi, akan terdengar kata inflasi dalam berita ekonomi. Lalu, apa yang terpikirkan oleh kalian ketika mendengar kata inflasi? Kenaikan harga, itulah jawabannya.

Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum mengalami kenaikan. Harga beras, harga bahan bakar, harga mobil semuanya naik. Tingkat upah, ahrga tanah, sewa barang juga mengalami kenaikan. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu suatu kondisi terjado apabila harga-harga barang mengalami penurunan.

Page 29: teori barang

Dalam pengertian di atas, kita tidak mengatakan bahwa selama masa inflasi, semua harga dan biaya meningkat dalam proporsi yang sama, dan memang jarang sekali terjadi laju kenaikan yang sama. Pada masa inflasi pengukuran dalam kenaikan harga menggunaka indeks harga, yaitu rata-rata harga konsumen atau produsen.

Menurut Teori Kuantitas mengenai uang pada mazhab klasik, penyebab utama dan satu-satunya yang memungkinkan gejala inflasi muncul adalah terjadinya kelebihan uang yang beredar sebagai akibat penambahan jumlah uang di masyarakat.

Menurut Keynes dalam The General Theory of Employment, Interest and Money, dinyatakan bahwa inflasi disebabkan oleh gap antara kemampuan ekonomi masyarakat terhadap keinginan-keinginannya terhadap barang-barang. Yang dimaksud dengan gap disini adalah permintaan masyarakat terhadap barang-barang lebih besar daripada jumlah yang tersedia sehingga terjadi kenaikan harga, yang kemudian dikenal dengan istilah inflationary gap.

Inflasi dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran banyak, dibandingkan dengan jumlah barang-barang atau jasa yang ditawarkan atau bila karena hilangnya kepercayaan terhadap mata uang nasional, terdapat gejala yang meluas untuk menukar dengan barang-barang.

Bentuk-bentuk inflasi

Inflasi bisa dikatakan sebuah penyakit dalam perekonomian nasional. Sehingga inflasi memiliki kadar kesengsaraan yang berlainan. Ada tiga bentuk inflasi berdasarkan kadar penyakitnya yaitu, inflasi moderat, inflasi ganas, dan hiperinflasi.

a. Inflasi moderat

Bentuk inflasi ini terjadi ketika harga-harga barang meningkat secara perlahan. Jika dalam bentuk prosentase, inflasi jenis di bawah angka 10 persen pertahun karena angka inflasi masih satu digit.

b. Inflasi ganas

Bentuk inflasi ini terjadi bila harga-harga melonjak sampai 100 atau 200 persen per tahun yang sering disebut inflasi dua atau tiga digit per tahun. Walaupun demikian, suatu perekonomian dengan laju inflasi sampai tiga digit seperti itu bisa berjalan juga. Seperti negara Brasilia dan Israel bisa tumbuh pesat walaupun harga-harga pernah mengganas di negara tersebut.

c. Hiperinflasi

Bentuk inflasi ini sangat mematikan. Tak ada sesuatu yang baik yang bisa dikatakan mengenai membubungnya harga berlipat-lipat kali. Inflasi semacam ini

Page 30: teori barang

pernah terjadi di Jerman pada tahun 1920-1923, atau Cina dan Hongaria sesudah perang dunia 2.

Dampak inflasi

a. Bagi pemilik pendapatan tetap dan tidak tetap

Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangatmerugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhikebutuhan hidupnya. Namun, di tahun 2003 atau tiga belas tahunkemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah. Artinya,uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhanhidupnya.

Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkankeuntungan, seperti pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi.Begitu juga dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gajimengikuti tingkat inflasi.

b. Bagi para penabung

Inflasi menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilaimata uang semakin menurun. Memang tabungan menghasilkan bunga,tetapi jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap menurun. Jikaorang tidak menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang karena untuk berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.

c. Bagi debitur dan kreditur

Bagi orang yang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasimenguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur,nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya,kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan mengalami kerugiankarena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan padasaat peminjaman.

d. Bagi produsen

Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan Jika pendapatan yangdiperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Jika hal initerjadi, produsen terdorong untuk melipatgandakan produksinya(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, jika inflasimenyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikanprodusen, produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen

Page 31: teori barang

dapat menghentikan produksinya untuk sementara waktu, bahkan jikatidak sanggup mengikuti laju inflasi, dapat gulung tikar (biasanya terjadipada pengusaha kecil).

e. Bagi perekonomian nasional

Investasi berkurang. Mendorong tingkat bunga. Mendorong penanam modal yang bersifat spekulatif. Menimbulkan kegagalan pelaksanaan pembangunan. Menimbulkan ketidakpastian keadaan ekonomi pada masa yang akan

datang. Menyebabkan daya saing produk nasional berkurang. Menimbulkan defisit neraca pembayaran. Merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.

Page 32: teori barang

4. Teori Bunga

Bunga merupakan kompensasi yang diberikan kepada pihak yang telah meminjamkan uang kepada peminjam. Bunga biasanya dihitung berdasarkan prosentase. Bunga merupakan imbalan atas ketidaknyaman karena telah melepaskan uang kas, dengan demikian bunga adalah harga kredit. Tingkat bunga berkaitan dengan peranan waktu dalam kegiatan ekonomi.

Menurut Keynes bunga merupakan suatu fenomena moneter. Artinya tingkat bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang di pasar uang. Dalam industri perbankan yang sangat kompetitif, penentuan tingkat bunga kredit menjadi suatu alat persaiangan yang sangat strategis. Bank yang mampu mengendalikan pokok dalam penentuan tingkat bunga kredit (lending rate) akan mampu menurunkan bunga kredit yang lebih rendah dibandingkan dengan bank lainnya.

Dalam permasalahan bungan muncul para pemikir ekonomi memberikan teori-teorinya untuk memberikan ide-idenya tentang bunga, yaitu menjelang revolusi Industri di Eropa. Pada kurun ini muncul para pakar ekonomi semisal Adam Smith, David Ricardo, J.M Keynes, Alfred Marshal, dan lain-lain.

a. Adam Smith dan David Ricardo

Bunga uang merupakan suatu ganti rugi yang diberikan oleh si peminjam kepada pemilik uang atas keuntungan yang mungkin diperolehnya dari pemakaian uang tersebut. Pada hakekatnya penumpukan barang atau modal dapat berakibat ditundanya pemenuhan kebutuha lain, dan orang tidak akan berbuat demikian kalau mereka tidak mengharapkan suatu hasil yang lebih baik dari pengorbanan yang telah mereka lakukan.

Dengan demikian, bunga uang adalah hadiah atau balas jasa yang diberikan kepada seseorang karena dia telah bersedia menunda pemenuhan kebutuhannya.

b. Alfred Marshall

Bunga uang dilihat dari segi penawaran merupakan balas jasa terhadap pengorbanan bagi kesediaan seseorang untuk menyimpan sebagian pendapatannya ataupun “jerih payah”nya melakukan penungguan.

Besarnya tingkat suku bunga uang menurut aliran ekonomi klasik digambarkan sebagai berikut; jika hasil yang diperoleh dari perputaran uang jumlahnya besar, maka bunga uang yang lebih besar dapat diberikan atas imbalan pemakaian uang tersebut. Namun, suku bunga uang tidak memiliki hubungan apapun dengan jumlah uang yang beredar. Sebab, akibat meningkatnya jumlah uang, maka hal

Page 33: teori barang

tersebut tidak lain adalah akibat naiknya harga, bukan mendongkrak tingkat suku bunga uang.

Mengenai tingkat suku bunga uang yang riil (nyata), Marshal beranggapan bahwa besarnya suku bunga uang terletak pada titik potong antara grafik permintaan dan persediaan jumlah tabungan. Jika jumlah tabungan uang lebih besar dari permintaan akan uang yang hendak ditanamkan, maka tingkat suku bunga uang akan turun, dan jumlah penanaman modal akan bertambah besar hingga tercapai titik keseimbangan baru antara tabungan dan penawaran modal.

Begitu pula sebaliknya, akan terjadi bila permintaan akan modal lebih besar dari penawarannya, maka tingkat suku bunga uang akan naik dan penanaman modal akan berkurang. Dengan demikian, berarti anggapan dasar teori Klasik tentang tabungan adalah jumlah tabungan selalu ditentukan oleh besarnya suku bunga uang.

c. J.M. Keynes

Teori Klasik mengenai bunga uang ini pada akhirnya dikritik habis-habisan oleh para pakar ekonomi modern semacam Keynes. Ia mengungkapkan bahwasanya bunga uang bukanlah merupakan hadiah atas kesediaan seseorang untuk menyimpan uangnya. Sebab, setiap orang bisa saja menabung tanpa meminjamkan uangnya untuk tujuan memungut bunga uang, sedangkan selama ini telah dimaklumi bahwa setiap orang hanya dapat memperoleh bunga uang dengan meminjamkan lagi uang tabungannya itu.

Begitu pula kalau kita melihat adanya pertambahan jumlah tabungan masyarakat, maka fenomena bertambahnya penanaman modal dalam jumlah yang sama dengan tabungan masyarakat adalah anggapan tidak benar, terutama pada masa-masa resesi ekonomi atau pada saat terjadinya economic boom (keadaan aktivitas ekonomi yang mencapai puncaknya). Pada dua keadaan seperti di atas, yaitu pada masa resesei ataupun pada waktu aktifitas ekonomi memuncak, maka naiknya tingkat suku bunga uang tidaklah meningkatkan jumlah penanaman modal sebagaiman yang diyakini para ekonom aliran klasik.

Tentang munculnya fluktuasi tingkat suku bunga uang, yang menurut teori klasik ditentukan oleh kurva permintaan dan persediaan jumlah tabungan, maka Keynes menangkisnya dengan mengatakan bahwa inisiatif seluruhnya terletak pada para enterpreneur (pihak swasta yang memanfaatkan pinjaman /uang ), bukan tergantung kepada para penabung. Sebab, para penabung secara keseluruhan tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan peran para enterpreneur dalam memutar modal, walaupun kita ketahui bahwa setiap orang bebas menabung berapa saja yang dikehendakinya.

Page 34: teori barang

Dari uraian di atas, maka kita sampai pada suatu kesimpulan bahwa tingkat suku bunga uang yang tinggi maupun yang rendah, keduanya tidak mampu mendorong kegiatan ekonomi /usaha yang produktif, apalagi mendorong kegiatan ekonomi terutama pada saat terjadi resesi. Lagi pula jumlah uang yang ditabung oleh perorangaan pada suatu tingkat penghasilan tertentu, tidaklah memiliki pengaruh terhadap perubahan besarnya suku bunga uang.

Oleh karena itu, pernyataan Henderson yang mengatakan bahwa tingkat suku bunga uang merupakan alat penyelidik tentang mengapa modal dapat berpindah-pindah, melalaui apa dan pada sektor kehidupan apa saja modal bisa ditanamkan, serta apa saja yang pada masa datang dapat memberikan hasil yang paling tinggi, adalah tidak benar selama-lamanya. Sebab pada tingkat suku bunga uang 0 (yaitu tidak ada bunga uang), transaksi atau aktifitas ekonomi malahan meningkat pesat, dan mampu mengurangi tingkat pengangguran dan mempercepat peredaran uang di masyarakat.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dorongan orang maupun lembaga yang akan berusaha dalam berbagai aspek ekonomi tidak ditentukan oleh jumlah tabungan, dan tidak pula ditentukan oleh suku bunga uang. Sebab, pada keadaan ekonomi lesu, walaupun tingkat suku bunga uang dinaikkan, tetap saja ia tidak akan mampu mendongkrak kenaikan aktivitas ekonomi. Kalaupun tingkat suku bunga uang naik, ia hanya mendorong sebatas memperbanyak jumlah tabungan belaka.

Teori modern yang kini masih dijadikan rujukan berbagai penentu kebijakan ekonomi di belahan bumi utara maupun selatan yang paling populer adalah teori Keynes tentang ekonomi. Dalam bukunya yang terkenal dengan the Genereal Theory of Employment, Interest and Money, ia menyinggung masalah suku bunga uang (Interest) secara panjang lebar. Di samping teori-teori tentang suku bunga uang yang di kemukakan oleh Keynes, sebenarnya masih banyak teori lain seperti teori Agio, teori suku bunga uang moneter dan lain-lain. Akan tetapi teori-teori ini tenggelam oleh teori Keynes tentang ekonomi, termasuk di dalamnya pembahasan mengenai suku bunga uang.

Walaupun teori modern tentang suku bunga uang mencela habis-habisan teori klasik, akan tetapi aliran modern tetap menjadikan bunga uang sebagai suatu “kewajiban ekonomi” yang kalau tidak, akan mengakibatkan kemacetan aktivitas ekonomi, dan ini berarti kemunduran besar dalam peradaban manusia yang tidak bisa melepaskan dirinya dari aspek ekonomi.

Bagaimana mereka memandang tentang bunga uang? Teori ekonomi klasik menyebutkan bahwa bunga uang adalah hadiah yang didapat atas pinjaman uang tunai dan dengan perjanjian pembayaran sesudah jangka waktu tertentu di masa da¬tang. Jadi bunga uang menurut teori tersebut bukanlah harga atau hadiah karena seseorang telah mena¬bung dan atau tidak membelanjakan uangnya. Bunga uang dapat disebut hadiah adalah karena seseorang “tidak menyimpan

Page 35: teori barang

begitu saja” uangnya, atau ia disebut hadiah karena orang terse¬but telah melepaskan likuiditasnya sendiri untuk suatu jangka waktu tertentu. Keinginan untuk tetap liquid tidak lain adalah karena adanya permintaan “pasar” akan uang. Menurut Keynes, besarnya suku bunga uang ditentukan oleh perte¬muan antara apakah masyarakat ingin lebih liquid atau tidak, dengan apakah bank bersedia untukmenjadi liquid atau tidak.

Dalam penbahasan suku bunga uang, Keynes sampai pada suatu kesim¬pulan bahwasanya suku bunga uang hanyalah pengaruh angan-angan manusia saja (highly konvensional), dan setiap tingkat suku bunga uang terpaksa diterima masyarakat yang dalam pandangan orang-orang kelihatan senantiasa menyenangkan.

Kemudian, dalam pembahasan lanjutan tentang suku bunga uang, ia menghubungkannya dengan permodalan yang ada. Keynes mengatakan bahwa suku bunga uang di dalam suatu masyarakata yang berjalan normal akan sama dengan nol (tidak ada bunga uang), dan ia meyakini bahwa manusia bisa mendapatkan uang dengan jalan berusaha.

“Suatu masyarakat yang berjalan normal dengan sarana tehnik modern dan perkembangan penduduk stabil, harus sanggup menurunkan keseimbangan pemakaian tambahan modal secara efisien sampai titik nol dalam satu generasi saja, sehingga kita bisa mencapai suatu keadaan masyarakat yang teratur yang perubahan dan kemajuannya hanya disebabkan oleh kemajuan tehnik, selera masyarakat, perkembangan penduduk dan lembaga-lembaganya”.

Suku bunga uang, terlepas dari maksud untuk memperbesar modal sebagaimana yang dianggap oleh masyarakat saat ini, adalah merupakan suatu panghalang kemajuan. Penyelidikan Keynes dalam hal ini sangat menarik karena ia beranggapan bahwa perkembangan modal tertahan oleh karena adanya suku bunga uang.

Jika saja hambatan ini dihilangkan, lanjut Keynes, maka pertumbuhan modal di dunia modern akan berkem-bang cepat, sehingga pasti memerlukan akan diadakan peraturan yang mengatur agar suku bunga uang harus sama dengan nol. Ia telah menun-jukkan ketidakbenaran pendapat yang mengatakan bahwa pertambahan jumlah tabungan (yang penyebabnya adalah naiknya suku bunga) akan berakibat bertambahnya jumlah penanaman modal.

Sebab, seseorang yang menambah jumlah tabungannya, kata Keynes, pada dasarnya akan mangurangi jumlah tabungan orang lain jika hal tersebut ditinjau dari segi masyarakat secara keseluruhan. Pengalaman selama PD II, di Amerika Serikat, menunjukkan bahwa masyarakat negeri itu berhasil menabung lebih banyak dengan bunga uang rendah (cuma l%) dibandingkan dengan apa yang diperoleh sebelumnya dengan bunga uang yang jauh lebih tinggi. Hal ini membuktikan bahwa teori ekonomi modern berhasil menunjukkan bahwa jumlah

Page 36: teori barang

tabungan tidak ditentukan oleh besarnya suku bunga uang, tetapi ditentukan oleh tingkat penanaman modal.

Fungsi suku bunga

a. Sebagai daya tarik bagi para penabung yang mempunyai dana lebih untuk diinvestasikan.

b. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu perekonomian. Misalnya, pemerintah mendukung pertumbuhan suatu sektor industri tertentu apabila perusahaan-perusahaan dari industri tersebut akan meminjam dana. Maka pemerintah memberi tingkat bunga yang lebih rendah dibandingkan sektor lain.

c. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol jumlah uang beredar. Ini berarti, pemerintah dapat mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.

Suku bunga itu sendiri ditentukan oleh dua kekuatan, yaitu penawaran tabungan dan permintaan investasi modal (terutama dari sektor bisnis). Tabungan adalah selisih antara pendapatan dan konsumsi. Bunga pada dasarnya berperan sebagai pendorong utama agar masyarakat bersedia menabung.

Jumlah tabungan akan ditentukan oleh tinggi rendahnya tingkat bunga. Semakin tinggi suku bunga, akan semakin tinggi pula minat masyarakat untuk menabung, begitupun sebaliknya. Tinggi rendahnya penawaran dana investasi ditentukan oleh tinggi rendahnya suku bunga tabungan masyarakat.

Page 37: teori barang

5. Teori Upah

Upah merupakan balas jasa atau kompensasi yang diberikan majikan kepada kepada pekerja atas tenaga, pikiran dan energi yang diberikan kepada majikannya. Pemberian upah pada dasarnya merupakan imbalan/balas jasa dari para produsen kepada tenaga kerja atas prestasinya yang telah disumbangkan dalam kegiatan produksi.

Karena upah tidak mungkin muncul tanpa ada tenaga kerja, maka harus tersedia terlebih dulu pasar tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diartikan sebagai bertemunya antar permintaan kerja dengan penawar kerja di pasr tenaga kerja. Permintaan kerja adalah para pencari kerja itu sendiri, sedangkan penawar kerja adalah orang-orang atau lembaga yang memerlukan tenaga kerja.

Upah tenaga kerja yang diberikan tergantung pada:

Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya Peraturan undang-undang yang mengikat tentang upah minimum pekerja (UMR). Produktivitas marginal tenaga kerja. Tekanan yang dapat diberikan oleh serikat buruh dan serikat pengusaha. Perbedaan jenis pekerjaan.

Upah yang diberikan oleh para pengusaha secara teoritis dianggap sebagai harga dari tenaga yang dikorbankan pekerja untuk kepentingan produksi. Sehubungan dengan hal itu maka upah yang diterima pekerja dapat dibedakan dua macam yaitu, upah nominal dan upah riil.

Upah Nominal, yaitu sejumlah upah yang dinyatakan dalam bentuk uang yang diterima secara rutin oleh para pekerja. Upah Riil , adalah kemampuan upah nominal yang diterima oleh para pekerja jika ditukarkan dengan barang dan jasa, yang diukur berdasarkan banyaknya barang dan jasa yang bisa didapatkan dari pertukaran tersebut.

a. David Ricardo

Teori dari Ricardo disebut dengan teori upah alami yang wajar. Teori upah ini menerangkan upah menurut kodrat adalah upah yang cukup untuk pemeliharaan hidup pekerja dengan keluarganya. Di pasar akan terdapat upah menurut harga pasar adalah upah yang terjadi di pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Upah harga pasar akan berubah di sekitar upah menurut kodrat. Oleh ahli-ahli ekonomi modern, upah kodrat dijadikan batas minimum dari upah kerja. Dengan demikian, upah seharusnya diserahkan kepada hukum alam yang berdasarkan pada hukum permintaan dan penawaran tenaga kerja.

Ricardo berpendapat bahwa nilai tukar suatu barang ditentukan oleh ongkos yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang tersebut. Ongkos itu berupa bahan

Page 38: teori barang

mentah dan upah buruh yang besarnya hanya cukup untuk bertahan hidup saja yang disebut “Upah Alami”.

Apabila harga yang ditetapkan lebih besar dari biaya-biaya yang ada (termasuk upah alami), dalam jangka pendek perusahaan akan menikmati laba ekonomi. Hal inilah yang membuat perusahaan lain masuk ke dalam pasar. Pada perkembangan selanjutnya teori upah alami ini dicap sebagai teori “upah besi” oleh kaum sosialis.

b. Ferdinand Lassalle

Teori dari Lassalle adalah teori upah besi. Penerapan sistem upah kodrat menimbulkan tekanan terhadap kaum buruh, karena kita ketahui posisi kaum buruh dalam posisi yang sulit untuk menembus kebijakan upah yang telah ditetapkan oleh para produsen. Berhubungan dengan kondisi tersebut maka teori ini dikenal dengan istilah “Teori Upah Besi”. Untuk itulah Lassalle menganjurkan untuk menghadapi kebijakan para produsen terhadap upah agar dibentuk serikat pekerja.

Munculnya upah besi karena para pekerja dalam posisi yang lemah. Hal ini karena, yang namanya tenaga kerja tidak dapat disimpan, setiap hari perlu makan. Selanjutnya apabila tenaga kerja pada hari itu tidak dipergunakan, maka tidak akan dapat upah untuk makan.

Selain itu, penyebab kedua adalah tenaga kerja tidak mudah dipindahkan untuk mengisi pekerjaan di tempat lain. Kondisi ini menyebabkan para pekerja seola-olah menghadapi hukum upah besi yang sangat sulit ditembus. Akhirnya para pekerja menerima ketentuan upah yang sangat rendah.

c. John Stuart Mill

Teori dari Mill disebut dengan Teori Dana Upah. Sebenarnya teori bukan hanya dikembangkan oleh Mill saja, tapi juga oleh Cantillon dan Turgot. Bahan Ricardo juga sebelumnya mengemukakan teori tersebut. Teori dana upah mengemukakan bahwa, tinggi upah tergantung kepada permintaan dan penawaran tenaga kerja. Sedangkan penawaran tenaga kerja tergantung pada jumlah dana upah yaitu jumlah modal yang disediakan perusahaan untuk pembayaran upah.

Peningkatan jumlah penduduk akan mendorong tingkat upah yang cenderung turun, karena tidak sebanding antara jumlah tenaga kerja dengan penawaran tenaga kerja.

Menurut teori ini permintaan tenaga kerja akan tergantung daripada dana upah yang terakumulasi, daripada ”funds which are destined for the payment of wages” yang dihematkan, dan tiap jumlah uang yang dibayarkan kepada yang satu, dengan sendirinya dikurangi daripada yang lain. Itulah sebabnya bahwa bantuan

Page 39: teori barang

kepada orang miskin adalah merugikan dana upah, jadi juga upah-upah kerja lainnya.

Teori dana upah ini adalah suatu pengulangan kata yang tak berarti; tidak ada yang dikemukakan selain daripada hal, bahwa upah rata-rata sama dengan dana upah, dibagi dengan jumlah pekerja dan sebaliknya dana upah itu harus dapat diketahui dari hasil kali upah rata-rata dengan jumlah orang upahan.

d. Karl Marx

Teori upah dari Marx merupakan kritik terhadap kapitalisme, dia mengkritisi tentang nilai lebih sehingga teorinya disebut dengan teori nilai lebih. Menurut Karl Marx, barang dinilai berdasarkan pada biaya rata-rata tenaga kerja di masyarakat. Karl Marx juga berpendapat bahwa upah yang diberikan kepada buruh tidak sesuai dengan harga barang yang dijual sehingga terjadi pemerasan terhadap buruh. Laba yang diterima pengusaha didapat dari selisih nilai jual dengan biaya produksi yang rendah karena pemerasan terhadap buruh disebut nilai lebih.

Dalam teori nilai tenaga kerja, ditegaskan bahwa keuntungan tenga kerja kurang dari yang selayaknya mereka terima, karena mereka menerima upah kurang dari nilai barang yang sebenarnya mereka hasilkan dalam suatu priode bekerja.

Menurut Marx, sistem kapitalis tumbuh melalui tingkatan eksploitasi terhadap tenaga kerja yang terus menerus meningkat (dan karena itu jumlah nilai surplus pun terus meningkat) dan dengan menginvestasikan keuntungan untuk mengembangkan sistem, dan hal itu disebut dengan nilai surplus.

Teori Upah Etika

Menurut kaum Utopis (kaum yang memiliki idealis masyarakat yang ideal) tindakan para pengusaha yang memberikan upah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan minimum, merupakan suatu tindakan yang tidak “etis”.

Oleh karena itu sebaiknya para pengusaha selain dapat memberikan upah yang layak kepada pekerja dan keluarganya, juga harus memberikan tunjangan keluarga. Pendapatan adalah nilai maksimal yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula, pendapatan merupakanbalas jasa yang diberikan kepada pekerja atau buruh yang punya majikan tapi tidak tetap.

Teori Upah Sosial

Teori seperti ini pernah diterapkan di negara sosialis. Upah sosial tidak lagi mendasarkan upah atas produktivitas suatu pekerjaan, tetapi didasarkan pada kebutuhan buruh. Semua pekerja harus menghasilkan sesuai dengan kecakapan

Page 40: teori barang

masing-masing dan akan menerima upah sesuai dengan kebutuhannya (from each according to his ability, to each according to his need).

Upah sebenarnya mempunyai pengertian yang berbeda-beda bagi perusahaan atau majikan, bagi organisasi pekerja dan bagi pekerja itu sendiri. Bagi perusahaan, upah merupakan biaya produksi yang harus ditekan serendah-rendahnya agar harga barangnya nanti tidak menjadi terlalu tinggi atau agar keuntungannya menjadi lebih tinggi.

Bagi organisasi pekerja, upah adalah yang menjadi objek perhatiannya untuk dirundingkan dengan perusahaan atau majikan agar dinaikkan. Bagi pekerja, upah adalah jumlah uang yang diterimanya pada waktu-waktu tertentu atau lebih penting lagi jumlah barang kebutuhan hidup yang ia dapat beli dari jumlah uang tersebut atau upah riil.

Hukum permintaan dan penawaran yang berlaku pada pasar barang dan jasa, berlaku juga pasar tenaga kerja. Bahkan dengan adanya teori upah besi, hal itu membuktikan begitu sempitnya penawaran tanaga kerja sedangkan permintaan tanaga kerja selalu meningkat. Permasalahan pada permintaan tenaga kerja yang tidak tertampung di lapangan pekerjaan menambah masalah, yang disebut dengan pengangguran. Upah pun tidak ada dalam kondisi seperti ini.

Page 41: teori barang

DAFTAR PUSTAKAN

Pengantar Ekonomi Mikro, Sadono Sukirno, 2006, Jakarta: Rajawali Pers.

Ekonomi Regional, teori dan aplikasi, prof. Syafrizal. 2008, Padang: Badouse.

Lima puluh pemikir ekonomi dunia, Steven Pressman, 2002, Jakarta: Murah Kencana.

Ekonomi, Paul Samuelson dan William D. Nordhaus, 1986, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Deliarnov.2005.Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada.

Penetapan Upah Minimum Provinsi DIY tahun 2009 Dalam Perspektif Hukum Ketenagakerjaan dan Hukum Islam, Siti Husnul Khotimah (skripsi), 2009.