TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

16
595 TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595--610 BENTUK DAN MAKSUD TUTURAN DEKLARATIF MITRA TUTUR DALAM BAHASA BANJAR (The Form and Meaning of Declarative Speech of Speech Partner in Banjarese) Rissari Yayuk Balai Bahasa Kalimantan Selatan Jl. A. Yani. Km. 32,2 Banjarbaru [email protected] Abstrak Tuturan dalam komunikasi lisan merupakan kajian yang bisa dianalisis melalui teori Pragmatik. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk and maksud tuturan deklaratif mitra tutur dalam Bahasa Banjar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan data dengan cara rekam dan dokumentasi. Peneliti merekam dan mencatat hasil tuturan lisan yang ada di lapangan. Teknik analisis data adalah baca-simak. Langkah kerja analisis data adalah mengumpulkan data, mengidentifikasi dan mengklasifikasi, menganalisis dan menyajikan data. Waktu pengambilan data pada bulan Juni 2017 sampai dengan Januari 2018. Lokasi pengambilan data di Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura, Provinsi Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil analisis data tentang bentuk dan maksud tuturan deklaratif mitra tutur dalam bahasa Banjar dapat disimpulkan bahwa Bentuk kalimat deklaratif terdiri atas kalimat bersusunan invers, berdiatesis aktif, dan berdiatesis pasif. Maksud tuturan deklaratif dalam bahasa Banjar meliputi menyatakan fakta, opini, prediksi, janji, perintah, dan permohonan. Kata kunci: tuturan, deklaratif, bahasa Banjar Abstract Speech in oral communication can be analyzed using pragmatic theory. The objectives of this study is to describe the form and the meaning of declarative speech in Banjarese. This is a qualitative descriptive research. The data collection were used recording and documentation techniques. The researcher recorded and take noted the oral speeches found in the field. The data analysis applied observation technique. The steps of data analysis are collecting, identifying and classifying, analyzing and presenting the data. The data was taken from June 2017 to January 2018 in Banjarmasin, Banjarbaru, and Martapura, South Kalimantan Province. Based on the data analysis on the form and meaning of declarative speech of the speech partners in Banjar language, it can be concluded that the form of a declarative sentences consist of inversed, active diathesis, and passive diathesis sentences. The meaning of declarative speeches in Banjar Language included a statement of facts, opinions, predictions, promises, orders, and requests. Keywords: speech, declarative, Banjarese

Transcript of TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Page 1: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

595

TELAGA BAHASA

Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595--610

BENTUK DAN MAKSUD TUTURAN DEKLARATIF MITRA TUTUR

DALAM BAHASA BANJAR

(The Form and Meaning of Declarative Speech of Speech Partner in Banjarese)

Rissari Yayuk

Balai Bahasa Kalimantan Selatan

Jl. A. Yani. Km. 32,2 Banjarbaru

[email protected]

Abstrak Tuturan dalam komunikasi lisan merupakan kajian yang bisa dianalisis melalui teori

Pragmatik. Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bentuk and maksud tuturan deklaratif

mitra tutur dalam Bahasa Banjar. Jenis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik

pengambilan data dengan cara rekam dan dokumentasi. Peneliti merekam dan mencatat hasil

tuturan lisan yang ada di lapangan. Teknik analisis data adalah baca-simak. Langkah kerja

analisis data adalah mengumpulkan data, mengidentifikasi dan mengklasifikasi, menganalisis

dan menyajikan data. Waktu pengambilan data pada bulan Juni 2017 sampai dengan Januari

2018. Lokasi pengambilan data di Banjarmasin, Banjarbaru, dan Martapura, Provinsi

Kalimantan Selatan. Berdasarkan hasil analisis data tentang bentuk dan maksud tuturan

deklaratif mitra tutur dalam bahasa Banjar dapat disimpulkan bahwa Bentuk kalimat

deklaratif terdiri atas kalimat bersusunan invers, berdiatesis aktif, dan berdiatesis pasif.

Maksud tuturan deklaratif dalam bahasa Banjar meliputi menyatakan fakta, opini, prediksi,

janji, perintah, dan permohonan.

Kata kunci: tuturan, deklaratif, bahasa Banjar

Abstract Speech in oral communication can be analyzed using pragmatic theory. The objectives of this

study is to describe the form and the meaning of declarative speech in Banjarese. This is a

qualitative descriptive research. The data collection were used recording and documentation

techniques. The researcher recorded and take noted the oral speeches found in the field. The

data analysis applied observation technique. The steps of data analysis are collecting,

identifying and classifying, analyzing and presenting the data. The data was taken from June

2017 to January 2018 in Banjarmasin, Banjarbaru, and Martapura, South Kalimantan

Province. Based on the data analysis on the form and meaning of declarative speech of the

speech partners in Banjar language, it can be concluded that the form of a declarative

sentences consist of inversed, active diathesis, and passive diathesis sentences. The meaning

of declarative speeches in Banjar Language included a statement of facts, opinions,

predictions, promises, orders, and requests.

Keywords: speech, declarative, Banjarese

Page 2: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

596

PENDAHULUAN

Tindak tutur atau speech act

merupakan suatu tindakan yang

diungkapkan melalui bahasa yang disertai

dengan gerak dan sikap anggota badan

untuk mendukung maksud pembicara.

Tindak tutur ditentukan oleh adanya

beberapa aspek situasi ujar, antara lain (1)

yang menyapa (penutur) dan yang disapa

(petutur); (2) latar belakang; (3) tujuan

sebuah tuturan; (4) bentuk tindak

kegiatan; (5) produk tindak verbal. (

Leech dalam Jumadi , 2006:115). Yule

(dalam Jumadi, 2005: 82) menyatakan

bahwa ”Tindak tutur merupakan tindakan-

tindakan yang ditampilkan lewat tuturan,

misalnya usaha seseorang dalam

mengungkapkan diri mereka. Mereka

tidak hanya menghasilkan tuturan yang

mengandung kata-kata saja, tetapi mereka

memperlihatkan tindakan-tindakan

melalui tuturan itu”. Maksudnya sudah

jelas bahwa jika seseorang ingin

mengungkapkan sesuatu, ia akan

menunjukkannya melalui tindakan yang

disampaikan dengan ujaran.

Zamzani (2007: 54) menyatakan

bahwa tindak tutur merupakan kegiatan

berbicar dalam suatu bahasa. Dengan kata

lain bagaimana seseorang melakukan

sesuatu dengan bahasa. Wujud tindak

berbahasa itu tidak lain berupa tuturan,

yang dalam sintaksis disebut kalimat.Chaer

dan Agustina (2010:64) lebih

mengkhususkan tindak tutur sebagai gejala

individual, bersifat psikologis, dan

keberlangsunganya ditentukan oleh

kemampuan bahasa si penutur dalam

menghadapi situasi tertentu.

Tuturan yang diungkapkan dalam

tindak tutur beragam bentuk, makna, dan

maksudnya. Hal ini bergantung pada

konteks yang terjadi kala tuturan tersebut

diujarkan. Salah satu bentuk tuturan adalah

berwujud kalimat deklaratif. Muslich

(2010:140) menyatakan kalimat deklaratif

adalah kalimat yang isinya

memberitahukan sesuatu kepada pembaca

dan pendengar.Dalam ragam tulis kalimat

ini diakhiri titik. Dalam ragam lisan

kalimat ini diakhir nada suara berakhir

dengan turun.

Rahardi (2005:76-87) menyatakan

kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia

dapat bermacam-macam bentuknya.

Namun pada dasarnya secara formal

memiliki makna sama memberitahukan

sesuatu. Kalimat deklaratif ini memiliki

realisasi maksud dengan makna pragmatik

yang bermacam-macam bergantung

konteks situasi tutur yang

melatarbelakanginya.

Bahasa Banjar yang dituturkan oleh

masyarakat Banjar di Provinsi Kalimantan

Selatan, tentu sering melakukan

komunikasi dengan salah satu bentuk

kalimat ujarnya yaitu deklaratif. Meskipun

sama-sama menggunakan tuturan

Page 3: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

597

deklaratif, pasti memiliki perbedaan

dengan bahasa Indonesia karena berasal

dari bahasa daerah Banjar. Berdasarkan hal

ini, peneliti tertarik untuk mengetahui lebih

dalam lagi tentang tuturan yang berbentuk

kalimat deklaratif dalam bahasa Banjar.

Dasar teori dalam penelitian ini adalah

pragmatik. Tarigan dalam Suryatin,

(2016: 27) menyatakan bahwa pragmatik

adalah suatu telaah maknadalam

hubungannya dengan aneka situasi ujaran.

Pragmatik diperlukan dalammenganalisis

makna yang dipertuturkan oleh penutur

disesuaikan dengan situasiujar.

Kridalaksana (2008: 177) juga menyatakan

bahwa pragmatik (pragmatics) adalah ilmu

yang menyelidiki tindak tutur berdasarkan

konteksnya dan maknanya.

Selanjutnya, penelitianyang

berdasarkan teori pragmatik ini mengkaji

tentang 1) Bagaimanakah bentuk tuturan

deklaratif mitra tutur dalam bahasa Banjar

dan 2) Apa saja maksud tuturan deklaratif

mitra tutur dalam bahasa Banjar. Tujuan

penelitian adalah mendeskripsikan 1)

bentuk tuturan deklaratif mitra tutur dalam

Bahasa Banjar.2) maksud tuturan

deklaratif mitra tutur dalam Bahasa Banjar.

Kajian tentang tindak tutur pernah

dilakukan oleh Junaidi (2017) dengan

judul Sopan Santun, Tindak Tutur, dan

Wacana dalam Komuikasi Sasak.Junaidi

menemukan penggunaan strategi positif

dan negatif sebagai upaya dalam menjaga

kesantunan berbahasa pada masyarakat

Sasak. Astuti (2016) dengan judul

“Komunikasi Antartokoh dalam Komik

Crayon Sinchan: Pelanggaran Prinsip

Kerja Sama dan Prinsip Sopan Santun.”

Hasil penelitian Astuti adalah terdapat

beragam tuturan dan maksim pragmatik

yang dilanggar oleh tokoh kartun Sinchan.

Suryatin (2016) dengan judul Analisis

Tindak Tutur pada Baliho Kampanye

Calon Legislatif Pemilu Tahun 2009 di

Kalimantan Selatan. Hasil penelitian

Suryatin menyatakan penggunaan tindak

tutur perlokusi dan ilokusi dengan bentuk

kalimat perintah dan deklaratif. Ketiga

penelitian ini memiliki objek dan

permasalah yang berbeda dengan peneliti

lakukan meskipun menggunakan dasar

teori yang sama yaitu pragmatik.

TEORI

Kalimat deklaratif dalam bahasa

Indonesia mengandung maksud

memberitakan sesuatu kepada mitra

tutur.Sesuatu yang diberitakan kepada

mitra tutur itu, lazimnya merupakan

pengungkapan suatu peristiwa atau suatu

kejadian (Rahardi, 2006:75). Kalimat

deklaratif ini dalam tuturan biasanya

berwujud kalimat berita. Chaer (2011:349)

menyatakan bahwa kalimat berita adalah

kalimat yang isinya menyatakan berita atau

pernyataan untuk diketahui oleh orang lain

(pendengar atau pembaca).

Page 4: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

598

Searle (dalam Sulistyo, 2013:13)

menyatakan deklarasi merupakan kategori

tindak ujar yang sangat khusus. Tim

(2008:284) menyatakan kalimat deklaratif

serinng disebut dengan kalimat berita.

Kalimatnya ini berisi memberitakan

sesuatu kepada pendengar atau pembaca.

Jika suatu saat kita mengetahui ada

kecelakaan lalu lintas dan kemudian

menyampaikan peristiwa itu kepada orang

lain, maka kita memberitakan kejadian itu.

Rahardi (2006: 75) menyatakan

kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia

dapat merupakan tuturan langsung dan

dapat pula tuturan tidak langsung. Bentuk

kalimat deklaratif dalam bahasa Indonesia

terdiri atas kalimat bersusunan invers,

berdiatesis aktif, dan berdiatesis

pasif.Selanjutnya, Rahardi (2006: 76)

menyatakan kalimat deklaratif invers

adalah kalimat dengan susunan terbalik

dengan fungsi predikat diletakkan

mendahului fungsi subjek. Contoh, saya

tidur setelah itu. Kalimat deklaratif aktif

yaitu kalimat tersebut memiliki gramatikal

yang merupakan pelaku.Contoh, Saya

segera menyampaikan berita duka itu

kepada keluarganya yang berada di

Tangerang. Kalimat deklaratif pasif adalah

subjek kalimat merupakan tujuan dari

perbuatan tertentu. Contoh, kemarin siang

ada mobil Daihatsu Charade dihancurkan

peserta kampanye di jalan Kyai Bojo.

Sementara itu, KBBI (2007: 285)

menyatakan dari segi bentuk kalimat berita

bermacam-macam. Ada yang

memperlihatkan invers, aktif, dan

pasif.Dalam bentuk tulisnya, kalimat berita

diakhiri dengan tanda titik.Dalam bentuk

lisan, nada suara berakhir dengan nada

turun.

KBBI (2008: 608) menyatakan

kalimat inversi adalah kalimat dengan

susunan predikat mendahului subjek;

kalimat susun balik. Kalimat aktif adalah

kalimat yang subjeknya melakukan

perbuatan dengan predikat verbal.Kalimat

pasif adalah kalimat yang subjeknya

merupakan tujuan dari perbuatan predikat

verbalnya.

Berdasarkan konteks pragmatik,

setiap kalimat yang diujarkan dalam

komunikasi memiliki maksud atau tujuan,

termasuk kalimat deklaratif. KBBI (2008:

865) maksud diartikan sebagai (1) yang

dikehendaki atau tujuan, (2) niat atau

kehendak, (3) makna dari suatu perbuatan,

perkataan, peristiwa. Baryadi (2012:17)

menyatakan bahwa maksud adalah hal

yang dikehendaki, niat, atau tujuan seorang

penutur berkomunikasi dengan mitra tutur.

Maksud bersangkutan dengan tiga ranah

batin seorang penutur, yaitu pikiran,

perasaan, dan kehendak yang menggerakan

untuk melakukan komunikasi dengan mitra

tutur. Tim (2008: 624) menyatakan bahwa

Page 5: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

599

tujuan diartikan arah, maksud, haluan,

sasaran.

Berdasarkan pengertian tujuan dan

maksud sebagaimana disebutkan

sebelumnya, dalam penelitian yang

berhubungan dengan tuturan lisan ini,

peneliti menyamakan maksud dengan

tujuan. Secara lebih khusus, berhubungan

dengan maksud sebuah tuturan, Baryadi

(2012: 18) menyatakan maksud bersifat

subjektif dari penutur; merupakan titik

tolak penutur kala melakukan komunikasi

dengan mitra tutur; merupakan sesuatu

yang hendak dikejar dan dipahami oleh

mitra tutur. Maksud berada dibalik konteks

yang mengandung informasi, dan maksud

sangat terikat konteks yang diungkapkan

dan dipahami melalui tuturan yang berada

dalam konteks tertentu.

Maksud sebuah tuturan yang terjadi

dalam sebuah komunikasi antardua orang

atau lebih dalam teori tindak tutur berarti

penutur melakukan tindak lokusioner dan

ilokusioner. Jumanto (2017: 71)

menyatakan dalam bahasa lisan seseorang

berkomunikasi dibarengi dengan prosodi,

tipografi, dan nada tertentu. Penutur

melakukan tindak lokusioner dengan

disertai ekspresi, makna gramatika,

leksikon, semantik, atau aspek fonologis

tertentu. Artinya tindak lokusioner adalah

mengacu kepada definisi dan bahasa

tertentu yang berisi denotasi atau refrensi

atas dunia tertentu. Jumanto (2017:71-72)

melanjutkan, bahwa tindak ilokusi

berkaitan dengan apa yang ada dalam

lokusi atau apa yang dilakukan oleh

penutur dengan lokusi tersebut. Tindak

ilokusi adalah menggunakan tuturan untuk

melakukan sesuatu. Dengan tindak

ilokusioner penutur dapat melakukan

berbagai hal dengan menggunakan

tuturannya, misalnya menyatakan fakta,

menyatakan opini, menolak sesuatu,

membuat prediksi, berjanji, permohonan,

berjanji, mengajak, memerintah, memberi

ijin, memberi nama anak, mengejek,

bersumpah, dan memberi nasihat.

METODE

Selanjutnya jenis penelitian ini

adalah kualitatif deskritif. Hal ini

disebabkan oleh, peneliti mencoba untuk

mencari fakta lapangan dengan dan

dihubungkan ke teori, atau induktif.

Djajasudarma (2010: 14) mengungkapkan,

kajian data yang diperoleh secara induktif

adalah kajian data yang dikaji dari fakta

(data) ke teori. Mahsun (2005: 257)

menyatakan analisis kualitatif fokusnya

pada makna, deskripsi, penjernihan, dan

penempatan data pada konteksnya masing-

masing dan sering kali melukiskannya

dalam bentuk kata-kata daripada angka-

angka. Sementara itu menurut Hamidi

dalam Firman (2016: 62) menyatakan

penelitian deskriptif adalah suatu

penelitian yang bertujuan untuk

Page 6: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

600

menyajikan secara sangat teliti tentang

karakteristik yang sangat luas dari

populasi.

Teknik pengambilan data dengan

cara rekam dan dokumentasi. Peneliti

merekam dan mencatat hasil tuturan lisan

yang ada di lapangan. Teknik analisis data

adalah baca-simak. Langkah kerja analisis

data adalah pengumpulan data,

mengidentifikasi dan mengklasifikasi,

menganalisis dan menyajikan data. Waktu

pengambilan data pada bulan Juni 2017

sampai dengan Januari 2018. Lokasi

pengambilan data di Banjarmasin,

Banjarbaru, dan Martapura, Provinsi

Kalimantan Selatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian

ditemukan tiga bentuk tuturan deklaratif

dalam bahasa Banjar dan 6 (enam) maksud

tuturan.Berikut paparannya.

Bentuk Tuturan Deklaratif Bahasa

Banjar

a. Bentuk Tuturan Deklaratif Inversi

Bahasa Banjar

Data [1]

P: Apa jar ikam, sampai ading manangis kaya ini?

“Apa yang dikatakan kamu, sampai adik

menangis seperti ini?”

MT: Jar ulun, ditinggalakan nam ading ulih uma

“Kata saya, ditinggalkan ya adik oleh Ibu”

Data [1] terjadi antara dua orang,

penutur adalah ibu, mitra tutur adalah

seorang anak perempuan tertuanya yang

berusia sekitar sepuluh tahunan. Kala itu

sang ibu baru saja mau berangkat ke pasar.

Namun belum sampai di halaman rumah,

dia mendengar anaknya yang paling kecil

menangis keras, sambil memanggil-

manggilnya supaya jangan pergi.

Penutur langsung kembali ke dalam

rumah. Dia melihat anak perempuannya

sedang tertawa terkekeh sambil mencoba

menenangkan adiknya. Penutur lalu

bertanya kepada mitra tutur, Apa jar ikam

sampai ading manangis kaya ini? Apa

yang dikatakan kamu, sampai adik

menangis seperti ini? Mitra tutur

menjawab Jar ulun, ditinggalakan nam

ading ulih uma, Kata saya, ditinggalkan ya

adik oleh Ibu.

Data [1] memiliki bentuk kalimat

deklaratif yang inversi dengan jenis tidak

langsung. Hal ini dapat dilihat pada

kalimat tutur Jar ulun, ditinggalkan nam

ading ulih uma “Kata saya, ditinggalakan

ya adik oleh Ibu. Kata ditinggalkan

merupakan predikat yang mendahului

subjek ibu dan objek adik. Kalimat ini

tidak tersusun dari subjek, predikat, dan

objek. Akan tetapi, dari predikat, objek,

dan subjek. Kalimat yang susunannya

terbalik dari kebiasaan ini disebut kalimat

inversi.

Berdasarkan jenis kalimat, data [1]

ini termasuk deklaratif tidak langsung.

Mitra tutur memberi informasi kembali

Page 7: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

601

tentang apa yang dituturkannya kepada si

adik sehingga menangis. Mitra tutur dalam

konteks ini tidak langsung bertutur kepada

adiknya, akan tetapi bertutur kepada

ibunya yang bertanya tentang apa yang

telah dikatakan mitra tutur kepada adiknya

hingga menangis.

Data [2]

P: Han kalu, napa jarku, bangun sungsungi,

mandi lakasi, makan hancapi, nyaman tulak

kada tagasa-gasa

“Nah iya kan, apa kataku, bangun pagi-

pagi, mamdi cepat, makan cepat, biar tulak

tidak tergesa-gesa”

MT: Sadang satiap baisukan bamamai acil nih

lawan diaku. Pasti isuk kaya itu pulang si

acil nih.

“Pas tiap pagi marah-marah bibi ini kepada

aku. Pasti besok seperti ini si bibi ini”.

Data [1] terjadi antara seorang bibi

(P) dengan keponakannya. (MT) di dalam

ruang makan. Penutur sedang marah-

marah kepada keponakannya yang

menurutnya selalu bangun kesiangan,

makan terlalu lambat, sehingga berangkat

sekolah selalu tergesa-gesa.Penutur sangat

jengkel akan kelakuan si keponakan,

penutur pun akhirnya menumpahkan

kemarahannya pagi itu.

Mendengar apa yang dituturkan

oleh penutur, mitra tutur sepertinya tidak

terima. Dia lalu sambil cemberut

memandang wajah penutur sambil berkata

Sadang satiap baisukan bamamai acil nih

lawan diaku. Pasti isuk kaya itu pulang si

acil nih. “Pas tiap pagi marah-marah bibi

ini kepada aku, pasti besok seperti ini si

bibi ini”. Telihat mitra tutur juga sangat

jengkel karena menerima kemarahan

bibinya tersebut hampir di tiap pagi kala

akan berangkat sekolah.

Data [2] itu merupakan bentuk

kalimat deklaratif inversi. Kalimat ini

digunakan secara langsung oleh mitra tutur

kepada penutur. Mitra tutur secara ketus

langsung mengatakan bahwa penutur pasti

di tiap pagi memarahinya dengan hal sama.

Susunan kalimat ini terdiri atas sadang

satiap baisukan merupakan keterangan,

bamamai adalah predikat, dan acil adalah

subjek, lawan diaku adalah objek, pasti

kaya itu pulang adalah keterangan, si acil

nih merupakan subjek.

Dengan demikian, sebagaimana

data [2], data [1] juga tidak memiliki

susunan fungsi kalimat yang berurutan.

Oleh karena itu, kalimat ini termasuk

kalimat deklaratif inversi dengan jenis

kalimat tuturan langsung. Rahardi (2006:

75--76) menyatakan kalimat deklaratif

invers adalah kalimat dengan susunan

terbalik dengan fungsi predikat diletakkan

mendahului fungsi subjek.Kalimat

deklaratif dalam bahasa Indonesia dapat

merupakan tuturan langsung Tim

(2008:608) menyatakan kalimat inversi

adalah kalimat dengan susunan predikat

mendahului subjek; kalimat susun balik.

Page 8: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

602

Bentuk Tuturan Deklaratif Aktif

Bahasa Banjar

Data [3]

P: Piyan jangan kada manjingungi ulun lagilah,

sadih banar di asrama

nih rasanya, kadada nang mahimungi

“Anda jangan tidak menengok saya lagi ya, sedih

sekali di asrama ini rasanya, tidak ada yang

menyenangkan”

MT: Ayuja aku manjinguki

ikam pasti rancak-rancak

“Iya aku menengok kamu

pasti sering-sering”

Konteks yang terjadi pada data [3]

terjadi antara seorang anak dengan seorang

ibu di dalam salah satu kamar asrama di

sekolah. Saat itu seorang anak (penutur)

ditengok oleh ibunya (MT). Penutur saat

akan ditinggal sang ibu, dia menangis

sambil berujar Piyan jangan kada

manjingungi ulun lagilah, sadih banar di

asrama nih rasanya, kadada nang

mahimungi “Anda jangan tidak menengok

saya lagi ya, sedih sekali di asrama ini

rasanya, tidak ada yang menyenangkan”.

Mendengar perkataan penutur, mitra tutur

pun berujar Ayuja aku manjinguki ikam

pasti rancak-rancak “Iya aku menengok

kamu pasti sering-sering”.

Kalimat mitra tutur pada data [3]

berjenis langsung. Penutur langsung

menyatakan keinginannya untuk

memenuhi harapan penutur.Mitra tutur

akan sering menjenguk penutur.

Kalimat tuturan yang diujarkan

mitra tutur merupakan kalimat deklaratif

aktif. Kalimat ini memiliki subjek yang

berfungsi sebagai pelaku yang melakukan

sesuatu kepada mitra tutur. Pelaku dalam

kalimat ini adalah mitra tutur (ibu).Mitra

tutur akan melakukan aktivitas menjenguk

kepada objek (penutur).

Data [4]

P: Apa nang ikam bawakan gasan aku matan

banua?

“Apa yang kamu bawakan untuk aku dari

kampung?”

MT: Aku handak mambawaakan ikam buah

durian, tapi kalu kabauan jadi langsatai

nah”.

“Aku handak membawakan kamu buah durian,

tetapi kalau-kalau beraroma, jadi langsat

nah”.

Data [4] terjadi antara dua orang

teman.Saat itu penutur dikunjungi oleh

temannya dari kampung halaman mereka.

Terlihat mitra tutur membawa sebuah

keranjang penuh yang terikat tali

rapia.Penutur menjadi penasaran, hingga

terjadilah tuturan sebagaimana data [4] di

kamar penutur. Apa nang ikam bawakan

gasan aku matan banua? “Apa yang kamu

bawakan untuk aku dari kampung?”

Data [4] ini merupakan tuturan

yang memiliki kalimat deklaratif aktif

dengan jenis langsung. Kalimat mitra tutur

ini dituturkan langsung kepada penutur.

Mitra tutur langsung menjawab dengan

Page 9: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

603

jelas rasa penasaran penutur tentang oleh-

oleh yang dibawanya dari kampung

mereka.

Ujaran mitra tutur yang terdapat

pada data [4] ini memiliki kata aku sebagai

subjek dengan predikat verbal hendak

membawakan dan objeknya adalah kamu.

Aku handak mambawaakan ikam buah

durian, tapi kalu kabauan jadi langsatai

nah” “Aku handak membawakan kamu

buah durian, tetapi kalau-kalau beraroma ,

jadi langsat nah”. Kata membawakan

memili fungsi predikat verbal dengan

subjek pelaku yang melakukan perbuatan

membawa.

Dengan demikian, sebagaimana

data [3], data [4] merupakan salah satu

wujud tuturan deklaratif yang

dikemukakan mitra tutur secara langsung

kepada penutur.Bentuk kalimat kedua data

adalah bentuk kalimat deklaratif aktif.

Rahardi (2006:76) menyatakan kalimat

deklaratif aktif yaitu kalimat tersebut

memiliki gramatikal yang merupakan

pelaku. Tim (2008:608) menyatakan

Kalimat aktif adalah kalimat yang

subjeknya melakukan perbuatan dengan

predikat verbal.

Bentuk Tuturan Deklaratif Pasif Bahasa

Banjar

Data [5]

P: Baapa lagi nih?.

“Apa lagi yang dikerjakan?”

MT: Tubakan ngini amun hakun

kita dalami lagi

“Galian ini kalau mau kita

perdalam lagi.”

Data [5] terjadi di halaman

belakang rumah antara dua saudara.

Mereka berdua sedang menggali sumur

untuk keperluan rumah. Kala itu musim

kemarau, sehingga kalau akan membuat

sumur harus dalam sekali.Sumur yang

memiliki kedalaman tertentu, maka akan

mengeluarkan air yang banyak dan bisa

leluasa menampung air hujan jika

mendadak turun hujan.

Baapa lagi nih? Apa lagi yang

dikerjakan? Tanya penutur kepada mitra

tutur. Penutur kala itu sepertinya sudah

kehabisan nafas. Dia ngos-ngosan sebab

sedari pagi sudah menggali tanah untuk

sumur mereka, namun air yang diharapkan

tidak muncul juga.Sambil beristirahat

siang, penutur pun mengujarkan

pertanyaan sebagaimana terdapat pada data

[5].

Tubakan ngini amun hakun kita

dalami lagi. “Galian ini kalau mau kita

perdalam lagi.” Mitra tutur menjawab apa

yang ditanyakan penutur. Dia menjawab

demikian karena melihat air tidak juga

keluar dari sumur. Harapannya dengan

menggali lebih dalam lagi, sumber air akan

keluar dengan deras.

Page 10: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

604

Jawaban mitra tutur terdiri atas

kalimat deklaratif pasif. Hal ini disebabkan

ujaran yang dia tuturkan memiliki makna

kata yang berfungsi subjek yaitu galian,

sementara objeknya adalah kita, dan

dalami adalah predikat kerja. Subjeknya

dalam kalimat ini dikenai pekerjaan oleh

objek.

Sementara itu, dilihat dari jenis

kalimat, ujaran mitra tutur termasuk

deklaratif langsung. Mitra tutur langsung

memberi jawaban atas apa yang akan

dilakukan bersama penutur. Mitra tutur

berharap penutur menyetujui apa yang dia

katakan.

Data [6]

P: Kanapa buhan ikam talambat datang

“Kenapa kalian terlambat datang?”

MT: Kami nih kahujanan sunsung.

“Kami ini kehujanan pagi-pagi”.

Konteks ini terjadi dalam sebuah

ruangan guru di salah satu sekolah di Kota

Martapura. Tuturan terjadi antara teman

sesama guru. Saat mereka berdua akan

menuju ruang kelas masing-masing,

terjadilah tuturan sebagaimana data [6]

Penutur menanyakan mengapa

mitra tutur dengan yang lainnya terlambat

datang hari itu, padahal biasanya tidak

demikian. Pertanyaan ini langsung dijawab

oleh mitra tutur bahwa mereka kehujanan

pagi tadi.Mitra tutur membuat kalimat

deklaratif pasif.

Penanda kalimat deklaratif pasif

adalah, terdapat subjek yang dikenai

perbuatan. Subjek dalam kalimat Kami nih

kahujanan sunsung, artinya “Kami ini

kehujanan pagi-pagi” yaitu kami. Kami

dikenai oleh perbuatan yaitu kena hujan.

Hujan telah mengenai subjek, subjek

menderita dalam deklaratif ini.

Dengan demikian, sebagaimana

data [5], data [6] merupakan contoh

deklaratif yang berjenis langsung.Penutur

langsung berkomunikasi dengan mitra

tutur. Mitra tutur dalam kalimat [6]

merupakan subjek yang dikenai perbuatan

predikat. Hal ini sejalan yang dipaparkan

Rahardi bahwa kalimat deklaratif pasif

adalah subjek kalimat merupakan tujuan

dari perbuatan tertentu. Tim memperkuat

dengan pernyataan bahwa kalimat pasif

adalah kalimat yang subjeknya merupakan

tujuan dari perbuatan predikat verbalnya.

Maksud Tuturan Deklaratif Bahasa

Banjar

Maksud tuturan deklaratif dalam

bahasa Banjar ini ada 6 (enam).

Keberagaman ini tergantung kepada

maksud mitra tutur dalam membuat

kalimat tersebut. Hal ini dapat dilihat pada

paparan berikut.

a. Menyatakan Fakta

Kalimat deklaratif yang digunakan

mitra tutur untuk menyampaikan fakta

terdapat pada data [1] dalam ujaran Jar

Page 11: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

605

ulun, ditinggalakan nam ading ulih uma.

“Kata saya, ditinggalkan ya adik oleh Ibu”.

Kalimat ini berisi pemaparan yang sifatnya

objektif. Mitra tutur mengakui kalau dia

memberitahukan adiknya kalau bakal

ditinggal penutur.

Mitra tutur melakukan kalimat

deklaratif inversi dengan secara jujur

memberitakan kepada penutur bahwa dia

mengatakan sesuatu yang menyebabkan

adiknya menangis. Pengakuannya ini

memang tidak ditujukan secara langsung

kepada adiknya, tetapi tuturan tersebut

untuk penutur. Putrayasa (2012:22)

menyatakan kalimat berita merupakan

pernyataan-pernyataan yang berisi buah

pikiran bersifat objektif dan apa adanya.

Dengan demikian, berdasarkan

makna ilokusi kalimat ini berisi

pemberitahuan tentang ujaran mitra tutur

kepada adiknya yang menyebabkan

adiknya menangis, Secara ilokusi, penutur

memahami fakta apa yang sudah terjadi

menyebabkan anak kecilnya

menangis.Secara ilokusioner juga, mitra

tutur menyatakan fakta sebenarnya.

b. Menyatakan Prediksi

Kalimat deklaratif prediksi terdapat

pada data [2]. Bentuk kalimat ini yaitu

Sadang satiap baisukan bamamai acil nih

lawan diaku. Pasti isuk kaya itu pulang si

acil nih.“Pas tiap pagi marah-marah bibi

ini kepada aku. Pasti besok seperti ini si

bibi ini”. Kalimat ini berisi pernyataan

akan perilaku penutur hari sebelumnya,

hari ini, dan hari akan datang.

Prediksi; ramalan (KBBI, 2008:

1100). Mitra tutur menggunakan kalimat

deklaratif ini secara langsung ditujukan

kepada penutur. Mitra tutur tanpa segan

mengatakan apa yang dia ketahui dan

ramalkan akan perilaku penutur kepadanya

selama ini dan akan datang. Pasti isuk

kaya itu pulang si acil nih. Pasti besok

seperti ini.

Dengan demikian, berdasarkan

makna ilokusinya kalimat ini hanya

memberitahukan kepada penutur tentang

perilaku penutur terhadap mitra

tutur.Secara ilokusi mitra tutur melakukan

tindak ramalan.Tindak ramalan ini

dikemukakan mitra tutur di akhir kalimat

yang bernada rendah tersebut.

c. Menyatakan Berjanji

Kalimat deklaratif berjanji terdapat

pada data [3] Ayuja aku manjinguki ikam

pasti rancak-rancak Iya aku menengok

kamu pasti sering-sering.Mitra tutur

mengatakan akan selalu menengok penutur

sesering mungkin.

Kalimat yang diujarkan mitra tutur

ini, merupakan kalimat deklaratif yang

berjenis langsung kepada penutur dengan

maksud berjanji. Mitra tutur berjanji akan

sering menengok penutur. Janji yang

dibuat mitra tutur merupakan ungkapan

harapannya ke depan akan bisa menengok

penutur. Putrayasa (2012:22) menyatakan

Page 12: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

606

kalimat berita dapat menyatakan ungkapan

perasaan yang bersifat harapan.

Dengan demikian, kalimat yang

menyatakan berjanji dalam data [3] secara

lokusi adalah pernyataan dari mitra tutur

akan mengunjungi sesering

mungkin.Secara ilokusi adalah mitra tutur

telah melakukan perjanjian dengan

penutur. Hal ini dapat dilihat dalam

kalimat yang secara tidak langsung

mengungkapkan harapan dan

kesanggupannya untuk mengunjungi

penutur kelak. Tim (2008: 566)

menyatakan janji; ucapan yang

menyatakan kesedian; kesanggupan untuk

berbuat sesuatu. Jumanto (2017:72)

menyatakan kalimat berita dapat

digunakan sesuai dengan tindak ilokusi

berjanji.

d. Menyatakan Opini

Kalimat deklaratif yang

menyatakan opini dapat dilihat pada data

Aku hendak mambawaakan ikam buah

durian, tapi kalu kabauan jadi langsatai

nah”. Aku handak membawakan kamu

buah durian, tetapi kalau-kalau beraroma

jadi langsat nah. Data ini memberitahukan

bahwa mitra tutur sebenarnya akan ingin

membawakan durian. Akan tetapi, takut

kalau menimbulkan aroma yang membuat

pusing orang yang menciumnya, maka dia

hanya membawakan buah langsat saja.

Kalimat deklaratif yang diujarkan

mitra tutur adalah memiliki maksud mitra

tutur mengemukakan opininya saja. Rasa

khawatir jika aroma durian yang

menyengat akan mengakibatkan dia dan

orang yang mencium buah tersebut di

sepanjang jalan, menyebabkan dia tidak

membawa durian akan tetapi hanya buah

langsat. Putrayasa (2012:24) menyatakan

bahwa kalimat berita bisa berisi ungkapan

kekhawatiran.

Dengan demikian secara lokusi

kalimat ini memiliki makna ungkapan

perasaan khawatir tentang aroma durian

yang menyengat sehingga dia tidak

membawanya dan digantinya dengan buah

langsat.Namun secara ilokusi kalimat

deklaratif pada data [4] ini berhubungan

dengan opini.Sebab bagi masyarakat

Banjar, buah durian memang baunya

sangat menyengat, dan bagi yang tidak

tahan akan pusing dibuatnya. Kenyataan

ini membuat mitra tutur berpikir bahwa

buah durian sangat mengganggu dia dan

orang sekitar jika dijadikan buah tangan

bagi penutur. Tim (2008:985) menyatakan

opini; pendapat, pikiran, pendirian.

Jumanto (2017:72) menyatakan kalimat

deklaratif dapat digunakan sebagai tindak

ilokusi menyatakan opini.

e. Menyatakan Perintah

Kalimat deklaratif yang

menyatakan perintah dapat dilihat pada

tuturan data [5]. Tubakan ngini amun

hakun kita dalami lagiGalian ini kalau mau

kita perdalam lagi.Kalimat ini menyatakan

Page 13: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

607

bahwa mitra tutur bersama penutur akan

menggali lebih dalam lagi.

Kalimat [5] dikatakan termasuk

perintah karena mitra tutur secara tidak

langsung memerintahkan penutur untuk

bersama-sama menggali sumur lebih dalam

lagi. Kalimat itu diujarkan mitra tutur

karena sumur belem berair juga, sementara

mereka berdua sudah menggagalinya sejak

pagi. Mitra tutur seakan-akan mengajukan

pilihan kepada penutur untuk mengikuti

apa yang dia katakana atau tidak.

Dengan demikian, secara lokusi

kalimat ini hanya kalimat pernyataan dari

mitra tutur kepada penutur untuk berdua

menggali sumur lebih dalam lagi.Secara

ilokusi merupakan maksud perintah tidak

langsung dari mitra tutur kepada penutur

untuk menggali sumur bersama-sama

dalam rangka memperdalam sumur

mereka. Menurut tim KBBI (2008:1057),

perintah;perkataan yang bermaksud untuk

melakukan

sesuatu;suruhan;komando;aturan dari

pihak atasan.Jumanto (2017:72)

menyatakan kalimat deklaratif dapat

digunakan sebagai tindak ilokusi perintah.

f. Menyatakan Permohonan

Kalimat yang menyatakan

permohonan terdapat pada data [6]. Kami

nih kahujanan sunsung. Kami ini

kehujanan pagi-pagi.Kalimat ini

menyatakan bahwa mereka terlambat

karena kehujanan pagi tadi.

Data [6] secara tidak langsung

mengandung makna permohonan karena

memiliki konteks adanya pertanyaan

penutur yangs seakan-akan tidak terima

mitra tutur dengan yang lainnya terlambat,

sementara dia tidak. Agar ketidakterimaan

penutur tersebut reda, mitra tutur

mengemukakan alasannya.

Alasan yang termuat dalam kalimat

deklaratif mitra tutur ini secara lokusi

hanya berupa pernyataan alasan saja dari

mitra tutur kepada penutur.Secara ilokusi,

mitra tutur berharap penutur agar maklum

akan keadaannya tersebut. Jumanto

(2017:71-72) melanjutkan, bahwa tindak

ilokusi berkaitan dengan apa yang ada

dalam lokusi atau apa yang dilakukan oleh

penutur dengan lokusi tersebut.Tindak

ilokusi adalah menggunakan tuturan untuk

melakukan sesuatu. Dengan tindak

ilokusioner penutur dapat melakukan

berbagai hal dengan menggunakan

tuturannya, seperti permohonan. Tim

(2008:92) menyatakan, mohon; berharap

mendapat sesuatu; meminta.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan pembahasan hasil

penelitian tentang bentuk dan maksud

tuturan deklaratif mitra tutur dalam bahasa

Banjar dapat disimpulkan bahwa bentuk

tuturan deklaratif terdiri atas kalimat

bersusunan inver, berdiatesis aktif, dan

Page 14: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

608

berdiatesis pasif. Kalimat deklaratif invers

adalah kalimat dengan susunan terbalik

dengan fungsi predikat diletakkan

mendahului fungsi subjek. Jar ulun,

ditinggalakan nam ading ulih uma Kata

saya, ditinggalkan ya adik oleh Ibu.

Kalimat deklaratif aktif yaitu kalimat

tersebut memiliki gramatikal yang

merupakan pelaku. Contoh, Saya segera

menyampaikan berita duka itu kepada

keluarganya yang berada di Tangerang.

Kalimat deklaratif pasif adalah subjek

kalimat merupakan tujuan dari perbuatan

tertentu. Contoh, Kami nih kahujanan

sunsung. Kami ini kehujanan pagi-pagi.

Kalimat deklaratif dalam bahasa Banjar

dapat merupakan tuturan langsung dan

dapat pula tuturan tidak langsung.

Maksud tuturan deklaratif dalam

bahasa Banjar meliputi fakta. Kalimat ini

berisi pemaparan yang sifatnya objektif.

Mitra tutur berdasarkan makna ilokusi

kalimat ini berisi pemberitahuan tentang

ujaran mitra tutur kepada penutur.Secara

ilokusioner juga, mitra tutur menyatakan

fakta sebenarnya. Berikutnya, menyatakan

prediksi. Kalimat ini berisi pernyataan

tentang hal yang akan datang. Makna

ilokusinya, kalimat ini hanya

memberitahukan kepada penutur tentang

ramalan yang akan terjadi nanti. Lalu,

Menyatakan berjanji. Kalimat yang

diujarkan mitra tutur ini, merupakan

kalimat deklaratif yang berjenis langsung

kepada penutur dengan maksud berjanji.

Mitra tutur berjanji akan sering menengok

penutur. Untuk menyatakan opini, kalimat

deklaratif yang diujarkan mitra tutur

adalah memiliki maksud mitra tutur

mengemukakan opininya saja. Menyatakan

Perintah, kalimat deklaratif yang

menyatakan perintah. Secara ilokusi

merupakan maksud perintah tidak

langsung dari mitra tutur kepada penutur.

Terakhir, menyatakan permohonan.

Kalimat deklaratif ini secara tidak

langsung mengemukakan permohonan

kepada penutur tentang apa yang terjadi

pada mitra tutur.

Saran

Hasil penelitian ini dapat dijadikan

salah satu bahan pembelajaran dalam

muatan lokal bahasa Banjar, khususnya

yang berkaitan dengan deklaratif. Bagi

peneliti lainnya dapat meneliti bahasa

Banjar dari tuturan yang berbentuk kalimat

pertanyaan dan perintah.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Wiwiek Dwi. 2016. “Komunikasi

Antarokoh dalam Komik Crayon

Sinchan: Pelanggaran Prinsip

Kerja sama dan Prinsip Sopan

Santun. Dalam Jurnal Bebasan.

Vol.3 No.2. Desember.

Hlm.160--169. Banten: Kantor

Bahasa Banten.

Baryadi. I. Praptomo. 2012. Bahasa,

Kekuasaan, dan Kekerasan.

Page 15: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Risarri Yayuk: Bentuk dan Maksud Tuturan Deklaratif Mitra Tutur dalam Bahasa Banjar

609

Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma.

Chaer, Abdul dan Agustina. 2010.

Sosiolinguistik: Perkenalan

Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 2011. Tata Bahasa

Indonesia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Djajasudarma, T. Fatimah. 2010. Metode

Linguistik. Bandung: Refika

Aditama.

Firman, A.D. 2016. “Estetika Bahasa

dalam Tradisi Pappaseng

Masyarakat Bugis: Kajian

Stilistika. Dalam Jurnal Telaga

Bahasa. Vol.4. No.1. Juni. Hlm.

55--82. Gorontalo: Balai Bahasa

Gorontalo.

Jumadi.2006. Representasi Kekuasaan.

Jakarta. Pusat Bahasa.

Junaidi. 2017. “Sopan Santun, Tindak

Tutur, dan Wacana dalam

Komuikasi Sasak.” Dalam

jurnal Mabasan. Vol. 11. No.1

Juni. Hlm. 1--18. Mataram:

Balai Bahasa Nusa Tenggara

Barat.

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus

Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Mahsun, M.S. 2005.Metode Penelitian

Bahasa.Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Muslich, Masnur. 2010. GGB Tata Bahas

Baku Bahasa Indonesia.

Malang: Refika Aditama.

Putrayasa, Ida Bagus.2012. Jenis Kalimat

dalam Bahasa Indonesia.

Bandung: Refika Aditama.

Rahardi, R. Kunjana. 2005. Pragmatik.

Jakarta: Erlangga.

Sulistyono, Edy Tri. 2013.Pragmatik.

Surakarta: UNS Press.

Suryatin, Eka. 2016. “Analisis Tindak

Tutur Kampanye Calon

Legislatif Pemilu tahun 2009 di

Kalimantan Selatan.” Dalam

Jurnal Undas. Vol.12. No.1

Juni. Hlm.27--34. Banjarbaru:

Balai Bahasa Kalimantan

Selatan.

Tim.2008. KBBI edisi Keempat. Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama.

Yule, George. 1996. Pragmatics.

Terjemahan Jumadi. (2005).

Pragmatik. Banjarmasin:

Universitas Lambung

Mangkurat.

Zamzani. 2007. Sosiopragmatik. Jakarta:

Cipta Pustaka.

Page 16: TELAGA BAHASA Volume 6 No. 2 Desember 2018 Halaman 595 ...

Telaga Bahasa Vol 6, No 2, Desember 2018: 595--610

610