Telaahan Staf

7
TELAAHAN STAF KEPADA : BUPATI. DARI : KEPALA DINAS KESEHATAN. TANGGAL : OKOBER 2012 NOMOR : 440 / TU-1 / / K / X / 2012. SIFAT : RAHASIA LAMPIRAN : 1 (Satu) LEMBAR. PERIHAL :KEBIJAKAN BKDD TENTANG PENGURUSAN BERKAS KEPEGAWAIAN PUSKESMAS DILAKUKAN TANPA MELALUI DINAS KESEHATAN. I S I I. PENDAHULUAN Salah satu Sumber Daya Kunci yang menentukan keberhasilan program dan pelayanan kesehatan adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan atau sering disingkat SDMK. Pendayagunaan SDM Kesehatan yang baik dimaksudkan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang tepat dalam keterampilan, pengalaman dan kompetensi yang dibutuhkan dalam tugasnya dan dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu sebaliknya mendapatkan penghargaan yang pantas pula atas upaya pelayanan kesehatan yang mereka berikan, termasuk penghargaan kenaikan pangkat, gaji berkala, tunjangan dan hak-hak kepegawaian lainnya. Puskesmas dan jejaringnya sebagai garda terdepan pelayanan kesehatan di wilayah merupakan Unit Pelaksanan Teknis Dinas Kesehatan melaksanakan kebijakan dan strategi bidang kesehatan,

Transcript of Telaahan Staf

Page 1: Telaahan Staf

TELAAHAN STAF

KEPADA : BUPATI.

DARI : KEPALA DINAS KESEHATAN.

TANGGAL : OKOBER 2012

NOMOR : 440 / TU-1 / / K / X / 2012.

SIFAT : RAHASIA

LAMPIRAN : 1 (Satu) LEMBAR.

PERIHAL :KEBIJAKAN BKDD TENTANG PENGURUSAN BERKAS KEPEGAWAIAN

PUSKESMAS DILAKUKAN TANPA MELALUI DINAS KESEHATAN.

I S I

I. PENDAHULUANSalah satu Sumber Daya Kunci yang menentukan keberhasilan

program dan pelayanan kesehatan adalah Sumber Daya Manusia Kesehatan

atau sering disingkat SDMK. Pendayagunaan SDM Kesehatan yang baik

dimaksudkan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang tepat dalam

keterampilan, pengalaman dan kompetensi yang dibutuhkan dalam

tugasnya dan dapat menyelesaikan tugas secara tepat waktu sebaliknya

mendapatkan penghargaan yang pantas pula atas upaya pelayanan

kesehatan yang mereka berikan, termasuk penghargaan kenaikan pangkat,

gaji berkala, tunjangan dan hak-hak kepegawaian lainnya.

Puskesmas dan jejaringnya sebagai garda terdepan pelayanan

kesehatan di wilayah merupakan Unit Pelaksanan Teknis Dinas Kesehatan

melaksanakan kebijakan dan strategi bidang kesehatan, harus turut

bersinergi dalam upaya pelayanan kesehatan yang paripurna.

Berbagai tantangan dan hambatan di bidang pendayagunaan SDMK,

khususnya yang menyangkut pemberian hak kepegawaian telah kami

identifikasi, selanjutnya akan kami sampaikan telaah staf atas terbitnya

kebijakan BKDD tentang pengurusan berkas kepegawaian puskesmas yang

dilakukan tanpa melalui dinas kesehatan.

Page 2: Telaahan Staf

II. FAKTA DAN DATA YANG BERPENGARUH.Komitmen merupakan proses yang berkelanjutan antara para pegawai

puskesmas untuk menyumbangkan konstribusi pelaksanaan pelayanan

kesehatan terhadap visi dinas kesehatan secara umum, yang harus

dibarengi dengan kesetiaan/ loyalitas para pegawai dan pemimpin terhadap

organisasi Dinas kesehatan.

Dalam konteks mencapai visi kesehatan yaitu memperoleh derajat

kesehatan yang optimal dibutuhkan komitmen bersama antara tenaga

kesehatan di puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan

dalam penyelenggaraaan pelayanan kesehatan di wilayah. Artinya,

keberadaan tenaga kesehatan di puskesmas tidak dapat dilepaskan dari

dinas kesehatan sebagai organisasi induk pendayagunaan tenaga kesehatan

sekaligus melaksanakan fungsi pembinaan kepegawaian SDMK di dalam

lingkungan puskesmas dan jejaringnya. Hal tersebut sesuai dengan

penjabaran dalam PP 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah

dan Peraturan Daerah Kabupaten Minahasa Utara nomor 4 tahun 2008

tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah kabupaten Minahasa Utara,

yang dijabarkan lanjut dengan Peraturan Bupati Minahasa Utara nomor 66

tahun 2008 tentang uraian tugas dan fungsi dinas kesehatan kabupaten

Minahasa Utara, dimana pada pasal 4 Perbup tersebut memuat, salah satu

fungsi dinas kesehatan adalah melakukan pembinaan dan pelaksanaan

tugas bidang kesehatan termasuk didalamnya pengelolaan dan pembinaan

terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan yang ada di puskesmas sebagai

unit pelaksana teknis dinas kesehatan.

Bila kemudian dilihat tata cara kenaikan pangkat rumpun kesehatan

dan PP 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, jelas bahwa pembinaan

kepegawaian harus dilaksanakan oleh atasan langsung pegawai yang

dimaksud. Sehingga bila puskesmas dan jejaringnya secara organisasi

sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan (sesuai perda kab minahasa

utara nomor 4 tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja dinas daerah

kab minahasa utara) maka dinas kesehatanlah yang menjadi pengguna

Page 3: Telaahan Staf

pegawai jajaran kesehatan dan sebagai atasan langsung puskesmas dan

jejaringnya sebagai suatu sistem pelayanan kesehatan secara menyeluruh.

Dengan demikian, adanya kebijakan BKDD tentang pengurusan berkas

kepegawaian puskesmas tanpa melalui dinas kesehatan dapat menimbulkan

beberapa dampak negatif yang berimplikasi pada sulitnya memiliki

komitmen bersama untuk mencapai visi kesehatan. Adapun beberapa

dampak negatif yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :

1.    MENGHAMBAT MDGs DAN KEBIJAKAN BIDANG KESEHATAN : Untuk

mempercepat pencapaian MDGs kesehatan dan mendekatkan pelayanan ke

desa-desa, saat ini dinas kesehatan mengambil beberapa kebijakan,

diantaranya mendorong dan memberikan reward bagi bidan agar wajib

tinggal di desa, sebaliknya memberikan punishment terhadap mereka yang

tidak bersedia tinggal di desa.

Dalam pemahaman kami bahwa penghargaan kepegawaian seperti kenaikan

pangkat, gaji berkala, ijin dan tugas belajar seyogianya diberikan kepada

pegawai yang pantas dan pada waktu yang tepat, sehingga adanya

kebijakan BKDD yang menyatakan bahwa pengurusan berkas kepegawaian

tanpa melalui dinas kesehatan dapat berdampak mengganggu kebijakan

kesehatan tersebut diatas dan memperlambat pencapaian MDGs kesehatan

sekaligus menjauhkan pelayanan kesehatan dari masyarakat.

2.    MENGGANGGU PEMBINAAN PUSKESMAS DAN ASAS PENGUSULAN

BERJENJANG : Penjabaran PP 41 tahun 2007 tentang Organisasi dan

Perangkat daerah dan Peraturan daerah kaupaten minahasa utara nomor 4

tahun 2008 tentang organisasi tata kerja dinas daerah kabupaten minahasa

utara menempatkan puskesmas sebagai unit pelaksana teknis dinas

kesehatan, yang melaksanakan fungsi pelayanan kesehatan di wilayahnya

masing-masing. Demikian pula merujuk pada tatacara kenaikan pangkat dan

PP 53 tahun 2010 tentang disiplin PNS, bahwa pembinaan kepegawaian

puskesmas dan jejaringnya secara organisasi merupakan bagian tugas dan

fungsi dinas kesehatan sebagai pengguna pegawai jajaran kesehatan dan

Page 4: Telaahan Staf

atasan langsung serta pembina kepegawaian di bidang kesehatan. Demikian

pula pengusulan berkas kepegawaian, baik dalam rangka kenaikan pangkat,

kenaikan gaji berkala maupun urusan kepegawaian lainnya seyogianya

diusulkan secara berjenjang oleh pengguna pegawai atau atasan langsung

pegawai tersebut dari tingkat puskesmas hingga ke dinas kesehatan.

Dengan demikian, kebijakan BKDD yang menyatakan bahwa pengurusan

berkas kepegawaian puskesmas tanpa melalui dinas kesehatan, telah

mengabaikan tugas dan fungsi dinas kesehatan dan asas pengusulan

berjenjang atasan – bawahan antara dinas kesehatan dan puskesmas, yang

seyogianya juga merupakan salah satu unsur pembinaan terhadap

puskesmas, sebagai unit pelaksanan teknis dinas kesehatan.

3.    DAMPAK KOORDINATIF : Pemberian penghargaan kepegawaian (apapun

bentuknya) secara tidak langsung sebagai salah satu instrumen koordinatif

dan komando atasan - bawahan antara dinas kesehatan dan puskesmas.

Sehingga kebijakan pengurusan berkas kepegawaian puskesmas secara

langsung ke BKDD tanpa melalui dinas kesehatan sebagai atasan langsung

puskesmas, dapat berimplikasi pada menurunnya fungsi koordinatif dan

komando dinas kesehatan terhadap puskesmas dan jejaringnya. Demikian

pula, kebijakan diatas dapat berdampak pada penurunan loyalitas

puskesmas terhadap dinas kesehatan sehingga kebijakan pimpinan belum

tentu mendapatkan dukungan penuh dari jajarannya di tingkat puskesmas.

4.    MENGGANGGU SISTEM PENILAIAN KINERJA FUNGSIONAL RUMPUN

KESEHATAN : Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan

kepada pegawai atas prestasi kerja dan pengabdiannya terhadap negara

serta sebagai dorongan kepada pegawai untuk lebih meningkatkan prestasi

kerja dan pengabdiannya. Di dalam jabatan fungsional rumpun kesehatan,

makna pemberian penghargaan kenaikan pangkat pegawai di puskesmas

merupakan penghargaan yang diberikan kepada pegawai fungsional

berdasarkan penilaian angka kredit atas pengetahuan, ketrampilan dan

Page 5: Telaahan Staf

prilaku pegawai dalam melaksanakan tugas kompetensi di bidangnya.

Penilaian ini hanya dapat dilakukan oleh tim penilai teknis yang berada di

dinas kesehatan dan hasil penilaian ditetapkan oleh kadis kesehatan,

sebagai pejabat eselon II pada instansi teknis dinas kesehatan. Sehingga

kebijakan pengurusan berkas kenaikan pangkat fungsional pegawai

puskesmas secara langsung ke BKDD tanpa melalui dinas kesehatan sebagai

instansi teknis yang berwenang menilai dan menetapkan angka kredit,

dapat mengganggu sistem penilaian kinerja fungsuional rumpun kesehatan

di kabupaten Minahasa Utara.

Merujuk kepada semua kondisi tersebut diatas, maka kebijakan BKDD

tentang pengurusan semua urusan kepegawaian dari pegawai puskesmas

tanpa melalui dinas kesehatan, kami pandang tidak tepat dan dapat

berimplikasi negatif bagi pencapaian visi kesehatan.

III. KESIMPULAN.

Kebijakan BKDD tentang “Pengurusan semua urusan kepegawaian

puskesmas dilakukan tanpa melalui Dinas Kesehatan ”, adalah tidak tepat

dan berimplikasi negatif bagi upaya pencapaian visi bidang kesehatan di

Kabupaten.

IV. SARAN TINDAK.

Mohon pertimbangan Bapak Bupati untuk memerintahkan BKDD untuk

merevisi kebijakan tersebut diatas, sesuai dengan ketentuan dan peraturan

yang berlaku.

AIRMADIDI, OKTOBER 2012KEPALA DINAS KESEHATAN

NAMA DAN CAP NIP. 

PETUNJUK BUPATI :. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Page 6: Telaahan Staf