teknologi spread spectrum
-
Upload
farid-adam -
Category
Technology
-
view
185 -
download
4
Embed Size (px)
description
Transcript of teknologi spread spectrum

BAB 1
Teknologi Spread Spectrum

Spectrum Selubung spektrum
- 1/T 1/TT
t
Ranah Waktu Ranah Frekwensi
f
Selubung spektrum
- 1/T 1/TTt
Ranah Waktu Ranah Frekwensi
ft f
Teknologi Spread Spectrum

Konsep Sistem Spread Spectrum
Rumusan kapasitas kanal komunikasi menurut teori Shannon;
dengan : BW = bandwidth dalam Hertz, C = kapasitas kanal dalam bit per detik S = daya sinyal N = daya derau
Rumus Shannon berlaku pada kanal baseband, dan dapat diterapkan pada kanal RF (radio frequency) dengan menganggap filter IF (intermediate frequency) memiliki respons bandpass yang ideal (flat) dengan bandwidth ≤ 2 BW (BW : bandwidth sinyal informasi). Batasan tersebut menganggap derau kanal berupa Additive White Gaussion Noise (AWGN).
Teknologi Spread Spectrum
N
S1logBC 2W

Pada sebuah sistem selular analog besarnya S/N yang diijinkan sebesar 17 dB atau lebih. Sistem Spread Spectrum dapat dirancang untuk bekerja pada harga S/N yang lebih rendah.
Rumusan Shannon dapat ditulis seperti,
N
S1log.44,1
B
Ce
W
karena
432
4
1
3
1
2
1
N
S1log
N
S
N
S
N
S
N
Se
menganggap S/N ratio kecil (yaitu S/N < 0,01), maka
Teknologi Spread Spectrum

S
NCBW
44,1
Untuk sembarang nilai S/N, dapat diperoleh sebuah information error rate yang tinggi dengan menaikkan bandwidth.
Contoh, dengan information rate sebesar 10 kbps dan S/N ratio sebesar 0,01, maka diperlukan sebuah bandwidth kanal sebesar,
63
1069,001,0
1
44,1
1010
WB Hz atau 690 kHz.
Teknologi Spread Spectrum

Salah satu keunggulan utama sistem Spread Spectrum adalah
kekebalan terhadap interferensi. Nilai processing gain sistem GP menyatakan derajat rejeksi terhadap
interferensi. Processing gain merupakan nilai perbandingan antara bandwidth RF
dengan information rate, seperti rumusan berikut,
Secara khusus processing gain sebuah sistem Spread Spectrum
berada pada nilai 20 – 60 dB dan sinyal-sinyal interferensi diproses
seperti derau panas.
Teknologi Spread Spectrum
b
RFP R
BWG

Relasi antara S/N ratio input dan output sistem Spread Spectrum dirumuskan seperti,
ip
o N
SG
N
S
Kaitan antara S/N ratio dengan Eb/N0 ratio, Eb menyatakan energi tiap bit
dan N0 adalah kerapatan spektral daya derau (noise power spectral
density) seperti,
po
b
RFo
bb
i G
1
N
E
BWN
RE
N
S
oip
o
b
N
S
N
SG
N
E
dan
Teknologi Spread Spectrum
GPoN
S
iN
S

Teknologi Spread Spectrum
S/P
M-PSK
Modulasi
PN Code
dt
pnt
RF
txI
Q
Spreading
baseband bandpass
Teknologi Spread Spectrum

Sistem komunikasi spread spectrum sebagai salah satu sistem
komunikasi digital, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem
komunikasi analog yaitu: Lebih kebal terhadap jamming (bersifat resistan) Mampu menekan interferensi Dapat dioperasikan pada level daya yang rendah Kemampuan multiple access secara CDMA (Code Division Multiple
Access) Sulit untuk disadap sehingga kerahasiaan lebih terjamin.
Teknologi Spread Spectrum

Ada dua jenis teknologi Spread Spectrum :1. Frequency Hoping Spread Spectrum 2. Direct Sequence Spread Spectrum
Frequency Hoping Spread Spectrum Sinyal dipancarkan nampak seperti dalam deretan frekwensi yang acak
- Sejumlah kanal diperuntukkan untuk sinyal frequency hoping (FH
signal)
- Lebar band setiap kanal disesuaikan dengan bandwidth sinyal input Sinyal melompat2 (hops) diantara frekwensi2 dengan interval tetap
- Pemancar bekerja dalam satu kanal pada satu waktu
- Bit-bit dikirimkan setelah proses pengkodean
- Pada setiap interval yang berurutan, dilakukan pemilihan sebuah \
frekwensi pembawa baru.
Teknologi Spread Spectrum

Frequency Hoping Spread Spectrum Deretal kanal diatur oleh spreading code Penerima, melompat diantara frekwensi secara sinkron dengan yang pemancar untuk mengambil informasi Keuntungannya; - Hanya mendengar/menerima titik-titik (blips) suara yang tak terpahami - Usaha untuk mengganggu sinyal pada satu frekwensi pengganti hanya dengan mematikan beberapa bit
Teknologi Spread Spectrum

Teknologi Spread Spectrum
Contoh Frequency Hopping
Teknologi Spread Spectrum

Pemancar
Frequency Hoping Spread Spectrum
Teknologi Spread Spectrum

Frequency Hoping Spread Spectrum
Sistem Frequency Hopping Spread Spectrum
Penerima
Teknologi Spread Spectrum

Modulator
dt
RF
tx
PN Code
pnt
De-Modulator
dr
RF
rx
PN Code
pnr
kanal
baseband basebandbandpass
spreading de-spreading
Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS)
Teknologi Spread Spectrum

|dt(f)|
Sinyal data
f- Rb Rb
PeriodeTb
tdt
f- Rc Rc
t
TC
NC.TC
pnt
f- Rc Rc
t
TC
NC.TC
tx
Proses Spreading
Teknologi Spread Spectrum

Proses De-Spreading
Teknologi Spread Spectrum
t
TC
NC.TC
rx
f
- Rc Rc
|rx(f)|
f
f
- Rc Rcf
PeriodeTb
tdr
Sinyal data
|dt(f)|
f- Rb Rb
f
t
TC
NC.TC
pnt

Contoh Direct Sequence Spread Spectrum
Teknologi Spread Spectrum

tx rx
Interferensi band sempit
Data input
bt
PN Code
pnt
spreadingbr
PN Code
pnr = pnt
de-spreading
Data output
kanal
i
|bt(f)|
Sinyal data
f - Rb Rb
|rx(f)|
Sinyal interferensi
f- Rc Rc
Sinyal SS
|br(f)|
Sinyal interferensi
f- Rc Rc
Sinyal data
- Rb Rb
Teknologi Spread Spectrum

tx rx
Interferensi band lebar
Data input
bt
PN Code
pnt
spreadingbr
PN Code
pnr = pnt
de-spreading
Data output
kanal
i
|bt(f)|
Sinyal data
f - Rb Rb
|rx(f)|
Sinyal interferensi
f - Rc Rc
Sinyal SS
|br(f)|
Sinyal interferensi
f- Rc Rc
Sinyal data
- Rb Rb
Teknologi Spread Spectrum

Pseudo-Noise Code atau Pseudo Random code adalah deretan dari
chip-chip bernilai biner 1 atau 0 Distribusinya tidak acak murni sebab bersifat periodik. Panjang PN Code dapat dikelompokkan menjadi : short code dan
long code. Short code bila panjang PN Code selalu sama untuk
setiap simbol data (NC.TC = Tb), dan berbentuk long code bila
periode deretan PN Code lebih panjang dibanding simbol data
(NC.TC > Tb). Sebuah PN code dibangkitkan oleh sebuah susunan shift register
pembangkit berisi n buah shift register yang bekerja sesuai dengan
prinsip logika tertentu.
Pembangkitan PN Code atau PN Sequence
Teknologi Spread Spectrum

Contoh susunan shift register pembangkit untuk n buah shift register ditunjukkan seperti gambar dibawah.
Contoh sebuah pembangkit PN code.
Adder modulo 2
output
clock
1 2 3 N. . . . .
Pembangkitan PN Code atau PN Sequence
Teknologi Spread Spectrum

1 2 3 4
Adder modulo 2
output
clock
Contoh susunan shift register pembangkit untuk 4 buah shift register.
Cara bekerjanya 4 shist register diatur oleh sederetan pulsa-pulsa clock. Setiap satu pulsa clock akan menggeser isi setiap shift register ke kanan, isi shift register tahap 3 dan 4 dijumlahkan (modulo 2) dan hasilnya diberikan ke shift register tahap 1.
Teknologi Spread Spectrum

Output dibaca dari isi shift register tahap 4 dan proses itu dilakukan terus.
Anggap kondisi awal masing-masing shift register 0, 0, 0 1. Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah.
PergeseranKe
Tahap1
Tahap 2
Tahap3
Tahap4
Deretan output
012345678910111213141516
01001101011110001
00100110101111000
00010011010111100
10001001101011110
10001001101011110
Teknologi Spread Spectrum

Dapat diperhatikan bahwa isi keempat register akan berulang
setelah bergeser 24 – 1 = 15 kali, dan Deretan output sebagai deretan PN clode yang dihasilkan adalah
0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1. Dari deretan nilai biner dapat dihitung bahwa jumlah nilai biner 1
sebanyak 8 buah dan jumlah biner 0 sebanyak 7 buah. Deretan output dapat dibedakan sebagai panjang maksimal
(maximal length) dan panjang tak maksimal (nonmaximal length). Panjang maksimal adalah deretan terpanjang yang dapat
dibangkitkan oleh sebuah susunan shift register tertentu dengan
panjang yang tertentu pula.
Pembangkitan PN Code atau PN Sequence
Teknologi Spread Spectrum

Untuk sebuah pembangkit PN code, panjang maksimalnya sebanyak
2n – 1 dengan n menyatakan jumlah tahap shift register. Deretan dengan panjang maksimal memiliki sifat, bahwa untuk
sebuah
susunan shift register pembangkit PN code dengan n tahap maka
periode (siklus) pengulangan atau pergeseran oleh pulsa-pulsa clock
terjadi sebanyak T0 = 2n – 1 pulsa. Sebuah deretan panjang maksimal mengandung 2n-1 – 1 buah biner 0
dan 2n-1 biner 1 pada setiap periodenya.
Pembangkitan PN Code atau PN Sequence
Teknologi Spread Spectrum

Tabel Susunan umpan balik pada pembangkit PN code
Jumlah tahap, n
Jumlah chip2n – 1
Letak umpan balik
2 3 [2,1]
3 7 [3,1]
4 15 [4,1]
5 31 [5,3] [5,4,3,2] [5,4,2,1]
6 63 [6,1] [6,5,2,1] [6,5,3,2]
7 127 [7,1] [7,3] [7,3,2,1] [7,4,3,2] [7,6,4,2] [7,6,3,1] [7,6,5,2] [7,6,5,4,2,1] [7,5,4,3,2,1]
8 255 [8,4,3,2] [8,6,5,3] [8,6,5,2] [8,5,3,1] [8,6,5,1] [8,7,6,1] [8,7,6,5,2,1] [8,6,4,3,2,1]
9 511 [9,4] [9,6,4,3] [9,8,5,4] [9,8,4,1] [9,5,3,2] [9,8,6,5][9,8,7,2] [9,6,5,4,2,1] [9,7,6,4,3,1] [9,8,7,6,5,3]
Teknologi Spread Spectrum

Generator Polynomial:
P(x)= 1 + c1x1 + c2x2 +….+ cn-1 xn-1 + xn
Bila terdapat bentuk polynomial seperti berikut ,
P(x) = 1 + x3 + x5 dituliskan 1 0 0 1 0 1 atau [5, 3]
P(x) = 1 + x2 + x3 + x4 + x5 , dituliskan 1 0 1 1 1 1 atau [5, 4, 3, 2]
Susunan shift registernya seperti berikut,
[5,3]
x1 x3 x4 x5x2 x1 x5x4x3x2
[5,4,3,2]
c3 c2 c3 c4
Teknologi Spread Spectrum

Autocorrelation dari sebuah kode linier maksimal adalah – 1 untuk semua nilai dari pergeseran phase chip τ. Korelasi berubah secara linier dari nilai – 1 sampai 2n – 1 (panjang deretan). Nilai puncak auto-correlation naik sesuai kenaikan panjang dari m sequence. Fungsi autocorrelation untuk deretan PN code yang periodik didefinisikan sebagai jumlah agreement dikurangi jumlah disagreement dalam pembandingan digit per digit dari sebuah periode penuh deretan PN Code dengan sebuah pergeseran (posisi τ) deretannya sendiri, seperti ditunjukkan seperti contoh
berikut.
Teknologi Spread Spectrum

Misal untuk NC = 7,
pn (0) = +1 +1 +1 -1 +1 -1 -1
pn (0) = +1 +1 +1 -1 +1 -1 -1
pn (0) = +1 +1 +1 +1 +1 +1 +1 = Σ = 7 = Ra(τ = 0)
(ada 7 buah agreement dan 0 buah disagreement)
pn (0) = +1 +1 +1 -1 +1 -1 -1
pn (1) = +1 +1 -1 +1 -1 -1 +1
pn (0) = +1 +1 -1 -1 -1 +1 -1 = Σ = 3 – 4 = – 1 = Ra(τ = 1)
(ada 3 buah agreement dan 4 buah disagreement)
pn (0) = +1 +1 +1 -1 +1 -1 -1
pn (2) = +1 -1 +1 -1 -1 +1 +1
pn (0) = +1 -1 -1 +1 -1 -1 -1 = Σ = 3 – 4 = – 1 = Ra(τ = 2)(ada 3 buah agreement dan 4 buah disagreement)
Teknologi Spread Spectrum

τ)dtpn(t).pn(tτR2TN
2TN
a
CC
CC
Rumus autocorrelation
Contoh untuk NC = 31, grafik autocorrelation seperti berikut.
30 –
25 –
20 –
15 –
10 –
5 –
0
– 15 –10 - 5 0 5 10 15–1
NC = 31
τ/TC
Ra (τ)
Teknologi Spread Spectrum

Crosscorrelation adalah ukuran dari agreement atau similaritas diantara dua deretan PN code yang berbeda. Misal, crosscorrelation dari PN code untuk susunan m-sequence [5,3] dan [5,2].
Susunan [5,3] 111100011011101010000100101100 Susunan [5,2] 111100110100100001010111011000
Dari dua deretan PN code diatas dapat diperoleh nilai-nilai untuk mengukur dan menggambarkan kurva crosscorrelation seperti tabel
berikut; Jika nilai crosscorrelation Ra(τ) sama dengan nol untuk semua
harga τ maka kode-kode tersebut dinamakan orthogonal.
Teknologi Spread Spectrum

Tabel Perbandingan Autocorrelation dan Crosscorrelation
Geser ke Agreement (A) Disagreement (D) A -D
0 171 182 193 204 215 226 237 248 259 2610 2711 2812 2913 3014 311516
17 15 18 13 17 12 11 17 17 17 19 17 11 11 19 19 19 15 21 17 15 13 15 11 17 12 15 17 13 17 17 11
14 16 13 18 14 19 20 14 14 14 12 14 20 20 12 12 12 16 10 14 16 18 16 20 14 19 16 14 18 14 14 20
3 - 1 5 - 5 3 - 7 - 9 3 3 3 7 3 - 9 - 9 7 7 7 - 1 11 3 - 1 - 5 - 1 - 9 3 - 7 - 1 3 - 5 3 3 - 9
Teknologi Spread Spectrum

Pembangkit Gold Code
Sistem CDMA dengan banyak pengguna membutuhkan sekumpulan kode-kode dengan panjang sama tetapi memiliki sifat crosscorrelation yang baik. Pembangkit Gold Code mampu untuk membangkitkan sejumlah besar kode-kode dengan panjang sama tetapi sifat crosscorrelation dapat diatur. Pembangkit Gold Code merupakan susunan dua pembangkit m-sequence atau deretan panjang maksimal yang masing-masing outputnya ditambahkan (adder modulo 2) untuk menghasilkan sebuah deretan chip seperti ditunjukkan pada gambar dibawah,
Teknologi Spread Spectrum

m-sequence 1
m-sequence 2
clock deretan Gold Code
Kedua output dari m-sequence ditambahkan (XOR) secara chip-per-
chip dengan menggunakan pulsa-pulsa clock yang sinkron. Karena kedua m-sequence memiliki panjang kode yang sama
maka
panjang kode Gold Code yang dihasilkan akan sama dengan
panjang kode masing-masing m-sequence.
Teknologi Spread Spectrum

Setiap perubahan posisi diantara dua m-sequensce menghasilkan
sebuah deretan chip baru. Sembarang posisi dari dua m-sequence dengan panjang n dapat
menghasilkan deretan Gold Code dengan panjang 2n – 1 ditambah
dua hasil m-sequence dasar menghasilkan total deretan chip
sebanyak 2n + 1. Bila m-sequence khusus yang dipilih atau yang dinamakan
preferred m-sequence, maka deretan Gold Code yang dibangkitkan
memiliki 3 nilai crosscorrelation. Preferred m-sequence tersebut
adalah seperti tabel berikut,
Teknologi Spread Spectrum

Tabel Preferred m-sequence penting
Panjang n Jumlah chip2n – 1
Pasangan preferred m-sequence
Nilai crosscorrelation
5 31 [5,3] [5,4,3,2] 7 - 1 - 9
6 63 [6,1] [6,5,2,1] 15 - 1 - 17
7 127 [7,3] [7,3,2,1] [7,3,2,1] [7,5,4,3,2,1]
15 - 1 - 17
8 255 [8,7,6,5,2,1] [8,7,6,1] 31 - 1 - 17
9 511 [9,4] [9,6,4,3] [9,6,4,3] [9,8,4,1]
31 - 1 - 33
Teknologi Spread Spectrum