TEKNIK MELAKUKAN PERCAKAPAN MELALUI … · Web viewtersebut, ia harus menelepon 7-10 prospek lagi...
Transcript of TEKNIK MELAKUKAN PERCAKAPAN MELALUI … · Web viewtersebut, ia harus menelepon 7-10 prospek lagi...
/
MODUL PERKULIAHAN
SALESMANSHIPTEKNIK MELAKUKAN PERCAKAPAN SALES MELALUI TELEPON
FakultasProgram
Studi
Tatap
Muka
Kode
MKDisusun Oleh
EKONOMI DAN
BISNIS
MANAJEMEN
S-1 12
HELSINAWATI,SE,MM
Abstract KompetensiTeknik melakukan percakapan mealui
telepon
Mahasiswa diharapkan mengerti
tentang teknik melakukan percakapan
mealui telepon
TEKNIK MELAKUKAN PERCAKAPAN MELALUI TELEPON
Setelah membuat daftar (listing) calon pelanggan yang diperoleh dari berbagai
sumber. Langkah selanjutnya setelah kita mendapatkan daftar calon pelanggan adalah
membuat appointment (janji) melalui telepon. Banyak tenaga penjual kehilangan motivasi
karena mereka tidak berhasil membuat janji untuk bertemu dengan klien. Mereka
mempunyai lead (bank nama), tetapi tidak bisa mendapatkan janji.
Membuat janji untuk bertemu dengan pelanggan prospektif merupakan salah satu
tantangan terbesar yang harus dihadapi oleh seorang tenaga penjual. Namun sayangnya,
menelepon calon pelanggan atau pelanggan untuk membuat janji bertemu sering kali
dilakukan tanpa persiapan oleh para tenaga penjual. Seharusnya, sebagai seorang tenaga
penjual yang professional, harus melakukan persiapan terlebih dahulu sebelum melakukan
percakapan melalui telepon. Yang perlu diingat adalah sebenarnya seorang tenaga penjual
sedang menjual “appointment”. Supaya tenaga penjual berhasil mendapatkan appointment
tersebut, maka perlu dilakukan persiapan seperti membuat script (panduan) percakapan
telepon, menentukan waktu yang tepat untuk menelepon, dan mengetahui apa-apa saja
yang boleh dikatakan dan tidak boleh dikatakan dalam percakapan melalui telepon. Dengan
persiapan yang baik, diharapkan tenaga penjual berhasil mendapatkan appointment untuk
bertemu dan berujung pada penjualan.
ETIKA DALAM BERKOMUNIKASIEtika dalam berkomunijaasi dengan pelangan:
1. Menggunakan kata”saya” dan “kami”
2. Menggunakan kata “Pak/Ibu + nama”, kecuali meminta izin memanggil nama
jika telesales sudah mengethui (profiling) lawan bicara dan tercapai
komunikasi 2 arah yang lebih intensif
3. Tidak menanyakan hal-hal yang pribadi
4. Pertanyaan tetap dalam koridor bisnis
5. Tidak menggunakan kata-kata kasar
2015 2 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
PERAN SUARA DALAM TELEMARKETING
Dalam telemarketing, komunikasi hanya dilakukan lewat suara, oleh karena itu
bahasa disampaikan lewat suara.
Perlu dilakukan setting suara (kesan yang tercipta, kecepatan, artikulasi, intonasi,
tekanan, ekspresi muka) sehingg terdengar match dengan bahasa, dan script.
STEP BY STEP TELESALES CALLS1. Preparation
2. Opening The Calls
3. Customer Needs
4. Product/Service Dialogue
5. Continued Dialogue
6. Action Close
Preparation Telesales Calls1. Riset Pendahuluan
Mengetahui Customer yang akan dihubungi.
2. Siapkan Perlengkapan, contoh : Pensil, Kertas pencatat, dsb.
3. Waktu
4. Meminta ijin untuk menjelaskan
5. Jam berapa anda menelpon, dsb.
Opening The Calls1. Pembukaan
Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam, saya…dari PermataBank, bisa bicara dengan
Bapak/Ibu…..
Jelaskan tujuan anda…..
Meminta waktu...untuk menjelaskan
B. Opening The Calls(Jika Bapak/Ibu….,tidak keberatan saya ingin minta waktu sekitar 5 menit untuk
2015 3 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
menjelaskan Tujuan saya/kami)
C. Customer NeedsMencari tahu kebutuhan customer, ajukan pertanyaan yang sesuai contoh :
“ Apakah Bapak/Ibu sudah memiliki Kartu Kredit PermataBank atau Kartu Kredit
lain?”
Product Service Dialogue1. Jelaskan Intisari dari Productnya
2. (Selling Point) secara SINGKAT, Benar dan Jelas.
3. Continued Dialogue
4. Minta izin untuk meneruskan informasi
Tanyakan :
“Apakah ada informasi yang tidak/kurang jelas dari produk yang telah
diberikan.”
5. Action Close
Mendapatkan janji pertemuan
Membuat Janji Melalui Telepon Proses penjualan yang sebenarnya dimulai dari bagaimana tenaga penjual menelepon
prospeknya untuk membuat janji bertemu. Ada beberapa skenario yang mungkin terjadi : (1)
menelepon dan berbicara langsung dengan prospek atau (2) melalui proses screening
terlebih dahulu dari sekretarisnya.
Skenario 1 Jika tenaga penjual benar-benar cukup beruntung dapat berbicara langsung dengan
prospek pelanggan, ia harus dapat menarik perhatiannya sesegera mungkin. Sebelum
melakukan hal itu, tujuan tenaga penjual untuk menelepon juga harus sangat jelas. Ada
beberapa tujuan tenaga penjual menelepon :
Hanya menyapa (“halo”) dan membangun relationship. Jadi, tenaga penjual dapat
menelepon lagi sehari atau seminggu kemudian untuk membuat janji bertemu atau untuk
mendiskusikan penawarannya dengan lebih detail.
1. Melakukan follow-up tentang apa yang sudah didiskusikan ketika pertama kali
bertemu dengan klien beberapa hari yang lalu.
2015 4 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
2. Memperkenalkan diri (sebab kalau tidak benar-benar menarik perhatian atau unik,
kebanyakan orang akan lupa siapa-siapa saja yang pernah mereka temui).
3. Mencari beberapa informasi awal agar dapat memutuskan apakah orang ini
merupakan prospek yang bernilai.
4. Mencari beberapa informasi awal agar tenaga penjual bisa tahu siapa sebenarnya
pengambil keputusan dalam perusahaan ini dan pendekatan terbaik apa yang dapat
dilakukan untuk berhubungan dengan orang tersebut.
5. Mencari beberapa informasi awal untuk mencari tahu proses pengambilan keputusan
di dalam perusahaan tersebut.
6. Membuat janji untuk bertemu.
7. Membuat prospek pelanggan tertarik pada produk dan jasa yang ditawarkan
sehingga dia akhirnya ingin mengetahui lebih banyak (dan hal ini merupakan
kesempatan bagi tenaga penjual untuk bertemu dengannya).
8. Menjual produk melalui telepon.
Jika tenaga penjual telah mengetahui dengan jelas tujuannya, selanjutnya tenaga penjual
harus mempersiapkan sebuah panduan (script) sehingga terlihat professional, percaya diri
dan meyakinkan. Tenaga penjual harus mempersiapkan jawaban-jawaban yang
meyakinkan, menarik, dan kreatif untuk setiap alasan, keberatan dan upaya mengelak yang
mungkin dilakukan oleh calon pelanggan. Panduan ini harus dapat menjawab dalam satu
kalimat, pertanyaan dasar yang akan muncul : “Seberapa besar manfaatnya bagi saya, jika
saya meluangkan waktu dari jadwal yang begitu sibuk ini untuk bertemu Anda ?”
Skenario 2 Jika tenaga penjual harus melewati sekretaris sebelum memperoleh kesempatan berbicara
dengan bosnya, tenaga penjual harus memiliki beberapa strategi berbeda. Pertama, tenaga
penjual harus memahami bahwa sekretaris bukan musuhnya. Sekretaris juga memiliki tugas
yang harus dikerjakan. Tugas tenaga penjual adalah menjual kepada decision maker
(bosnya). Sedangkan tugas sekretaris adalah melindungi waktu yang dimiliki bosnya
terhadap orang-orang seperti salesman, sehingga sang bos dapat berfokus pada
pekerjaannya dan tidak diganggu 5 jam sehari oleh penjual. Oleh karena itu, seperti halnya
tenaga penjual yang ingin mencapai target yang telah ditetapkan perusahaan, sekretaris
juga ingin mencapai target yang dibebankan kepadanya, yakni melindungi waktu bosnya
dan membantu bosnya agar lebih produktif. Jadi perlakukanlah seorang sekretaris dengan
hormat, sebagai partner. Berikan kepadanya alasan-alasan yang baik, kuat, dan masuk
akal. Mengapa jika dia memberi kesempatan untuk bertemu sang bos, dia sebenarnya
sedang menolong bos dan perusahaannya lebih daripada dia menolongnya. Oleh karena
itu, persiapkan panduan untuk menjawab pertanyaan : “Seberapa besar manfaatnya bagi
2015 5 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
saya, bos saya, dan perusahaan saya : jika bos saya tidak memperoleh informasi yang akan
salesman katakan kepadanya ?” Karenanya tenaga penjual membutuhkan seorang
sekretaris yang berpihak kepadanya. Tenaga penjual harus menempatkan diri di posisi sang
sekretaris. Jika tidak, peperangan akan lebih sulit dan tenaga penjual tidak akan memiliki
kesempatan untuk bertemu bosnya.
Sebagai seorang manajer atau penyelia, berapa banyak “leads” yang dihasilkan oleh tenaga
penjual setiap minggu atau bulan? Apakah “leads” yang diberikan menghasilkan tingkat
pertemuan (Lead : Appointment Ratio) yang tinggi, rendah, atau rata-rata ? Apa standar
yang diberlakukan untuk tipe bisnis yang dijalankan tenaga penjual ? Mengapa hasilnya
begitu rendah ? Apakah itu disebabkan karena tenaga penjual tidak menelepon semua
“leads” yang diberikan ? Atau, apakah ini disebabkan oleh kemampuan yang buruk sehingga
membuat mereka memiliki persentase kesuksesan yang rendah ? Lebih penting lagi,
apakah tenaga penjual melakukan pengukuran atas hal ini ? Jika tidak, bagaimana tenaga
penjual dapat menolongnya untuk memperbaiki dirinya ? Jika tenaga penjual tidak semakin
baik, bagaimana tim penjual dapat meraih hasil yang lebih baik ?
Di bawah ini merupakan perhitungan tentang pengaruh kumulatif dari keseluruhan kinerja
tim, jika setiap tenaga penjual hanya dapat memperbaiki Lead : Appointment Ratio sebesar
10 %.
Kinerja : Lead : Appointment Rate = 20% (10 call sehari) x (5 hari seminggu) x (4 minggu sebulan) x (20% tingkat sukses) = 40 janji
per minggu.
Jika tenaga penjual perusahaan misalnya ada lima orang : (40 janji) x (5 tenaga penjual) =
(200 janji seminggu) x (rata-rata penjualan Rp. 1.000.000,-) = Rp. 200.000.000,- seminggu.
Kinerja tim diperbaiki : Lead : Appointment Rate = 22% (10 call sehari) x (5 hari seminggu) x (4 minggu sebulan) x (22% tingkat sukses) = 44 janji
per minggu.
Dikali lima tenaga penjual = (220 janji per minggu) x (rata-rata penjualan Rp. 1.000.000,-) =
Rp. 220.000.000,- seminggu. Hasilnya : Rp 20.000.000,- peningkatan penjualan karena 10%
kenaikan dalam lead : appointment ratio.
Oleh karena itu sangatlah krusial, tenaga penjual menyiapkan dirinya sebelum menelepon.
Panduan / script sangatlah penting.
2015 6 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Teknik Membuat Janji Melalui Telepon
Membuat janji (appointment) untuk bertemu dengan pelanggan prospektif, merupakan tahap
yang penting dalam proses penjualan. Namun, sayangnya menelepon calon pelanggan atau
pelanggan untuk membuat janji bertemu, seringkali dilakukan tanpa persiapan oleh para
tenaga penjual. Kebanyakan tenaga penjual menghabiskan cukup banyak waktu untuk
mempersiapkan:
1. Bagaimana memberikan sambutan kepada pelanggan pada waktu bertemu.
2. Bagaimana membuka percakapan.
3. Apa bahan obrolan untuk nanti (basa basi).
4. Bagaimana menjelaskan kepada pelanggan mengenai latar belakang dan kredibilitas
perusahaan.
5. Bagaimana menjelaskan kepada pelanggan mengenai produk kita, terutama fitur-fitur
dan benefit-nya.
6. Bagaimana menjawab atau menanggapi keluhan atau keberatan dari pelanggan.
7. Dan lain-lain.
Semua persiapan ini diperlukan jika dan hanya jika si penjual telah berhasil untuk
membuat janji dengan pelanggan tersebut. Banyak penjual menemui kesulitan bahkan
dalam membuat janji dengan pelanggan. Kebanyakan penjual harus menelepon 7-10
prospek hanya untuk mendapatkan satu appointment. Maka untuk mendapatkan satu
appointment tersebut, ia harus menelepon 7-10 prospek lagi dan harus menghadapi 7-10
penolakan. Hal ini tentunya sangat berat. Bila ia mampu untuk mengembangkan
kemampuannya dalam membuat janji melalui telepon, maka ia dapat menghindari semua
penolakan dan kekecewaan yang tidak perlu terjadi. Daripada hanya mendapatkan satu
appointment setelah menelpon 7 sampai 10 orang, ia seharusnya bisa mendapatkan 4
sampai 6 appointment. Hal tersebut tentunya dapat meningkatkan hasil penjualan secara
signifikan.
Bagaimana seorang penjual dapat mengembangkan kemampuannya untuk
membuat janji lewat telepon? Berikut adalah tips-tips yang sangat praktis. Tentu saja tidak
semua ide yang akan relevan dengan semua bidang bisnis. Tenaga penjual harus memilih
2015 7 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
mana yang cocok, dan mana yang tidak. Selanjutnya tenaga penjual harus mencoba dan
realistis. Tenaga penjual tidak akan berhasil bila hanya mencoba sekali. Tenaga penjual
harus terus mencoba sampai ia merasa nyaman. Bila sudah merasa nyaman, ia akan bisa
terdengar nyaman dan meyakinkan di telepon. Bila tenaga penjual sudah bisa terdengar
nyaman dan meyakinkan di telepon, tenaga penjual akan dapat lebih meyakinkan orang dan
pendengar akan lebih memberikan perhatian dan memberikan reaksi yang lebih baik.
Jadi, inilah hal-hal yang harus diperhatikan bila ingin membuat janji melalui telepon:
1. Ingatlah peraturan emas ini: “Anda menjual appointment” Jangan menjelaskan atau
melakukan penjualan produk maupun servis di telepon. Juallah appointment.
2. Sadarilah bahwa telepon dari tenaga penjual selalu mengganggu sang prospek. Dia
mungkin sedang menghadiri meeting, sedang diskusi dengan rekan
kerja/bos/istri/pelanggan/pemasok, atau dia sedang mengetik surat, mengecek
email, atau sedang berpikir untuk mengatasi masalahnya. Mungkin dia sedang
bersantai dan bersenang-senang. Apa pun itu, sadarilah bahwa tidak ada orang yang
sedang duduk dan menunggu telepon. Jadi, panggilan telepon akan selalu
mengganggu dan tidak akan diterima. Jadi, adalah sesuatu yang normal bila prospek
sedang tidak mood untuk berbicara dengan tenaga penjual.
3. Bila tenaga penjual menyadari poin ke-2 di atas, ia harus meyakinkan prospek
bahwa Anda meneleponnya pada waktu yang “paling tidak” mengganggunya.
Kapankah itu? Semua tergantung pada profesi dan posisi dari orang yang akan
ditelepon. Bagi kebanyakan orang, Senin pagi adalah waktu yang paling buruk
karena mereka akan berada pada keadaan yang paling sibuk pada saat itu. Jadi ia
harus mencari tahu, bertanya-tanya atau gunakan saja akal sehat untuk mengetahui
kapan waktu terbaik/terburuk untuk menelepon setiap prospek yang berbeda. Bila
tenaga penjual tidak melakukan “riset” yang sederhana ini, maka ia akan
menghubungi prospek pada saat yang tidak tepat dan pasti akan membuatnya
merasa tidak senang untuk hanya sekadar menerima telepon dari tenaga penjual,
dan apalagi untuk berbicara dengan tenaga penjual. Bila dia tidak ingin berbicara
dengan tenaga penjual, dia akan berlaku tidak bersahabat, tidak senang, dan
terburu-buru. Ini merupakan timing yang salah.
4. Karena situasi macam ini, tenaga penjual tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
menjelaskan kepada sang prospek mengenai latar belakang perusahaannya, dan
lain-lain. Ingatlah akan tujuan menelepon yaitu untuk menjual appointment. Oleh
karena itu, kalimat pertama dari tenaga penjual harus bisa merebut perhatiannya.
“Selamat pagi. Bapak Anton? Halo, nama saya Erik dan saya dari Business Systems. Saya
sedang berbisnis dengan Ibu Susan dari PT Sukses sekarang ini, dan ia memberikan saran
2015 8 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
bahwa saya mungkin bisa membantu Anda dengan cara yang sama “Saya dengar bahwa
bisnis Anda baru membuka cabang di… Saya hanya ingin mengontak Anda,
memperkenalkan diri saya, dan memberikan informasi mengenai bagaimana kami bisa
menolong Ibu Susan meningkatkan pertumbuhan bisnisnya sampai 55% dalam waktu 9
bulan pertama.
Kapan kita bisa bertemu untuk ngobrol santai? Saya hanya membutuhkan waktu sekitar 15
sampai 20 menit. Dari sekarang bulan Maret sampai akhir bulan Mei, kapan kita bisa
bertemu untuk ngobrol santai hanya selama 15 sampai 20 menit? Silakan Anda memilih
tempatnya, saya yang traktir…”
Perhatikan teknik-teknik berikut:
1. “Untuk memberikan informasi mengenai bagaimana kita bisa membantu Ibu Susan
menumbuhkan bisnisnya sebesar 55% selama 9 bulan.” Itu adalah benefit yang
ditawarkan.
2. Bertemu untuk “Ngobrol Santai”. Bukan untuk menjelaskan, bukan presentasi, dan
bukan untuk membicarakan fakta. Istilah-istilah itu adalah kata yang unwelcome.
“Ngobrol Santai” adalah kata yang lebih bagus. Lalu untuk menambahkan suasana
yang lebih santai… dengan secangkir kopi… sangat santai.
3. “Hanya selama 15 sampai 20 menit.” Waktu yang cukup singkat.
4. “Dari sekarang bulan Maret sampai Mei”. Tiga Bulan. Siapa juga di dunia ini yang
dapat mengatakan dengan jujur bahwa ia tidak mempunyai waktu hanya selama 15
sampai 20 menit dalam tiga bulan ke depan. Tidak mungkin baginya untuk
mengatakan, “Tidak ada waktu”.
5. “Anda tentukan tempatnya, saya yang traktir…” – Buatlah si prospek tertawa sedikit
(tertawa biasanya menandakan persetujuan).
Sekali lagi, jangan menjelaskan produk lewat telepon. Pada waktu si prospek
menanyakan, “Apa bidang bisnis Anda?”, jawablah dengan: “Inilah yang saya ingin
bicarakan dengan Anda. Dengan memberikan informasi pada Anda tentang bagaimana
kami bisa membantu Ibu Susan meningkatkan pertumbuhan bisnisnya sebesar 55% dalam
waktu 9 bulan, Anda akan mendapatkan gambaran yang bagus tentang bagaimana kami
dapat membantu bisnis Anda. Hanya 15 menit. Apakah pertengahan April adalah waktu
yang cocok untuk Anda? Kapan pun, Anda pilih tempatnya. Saya yang traktir..”
Perhatikan bahwa dalam percakapan tersebut salesman tidak mengatakan hal apa
pun tentang bisnisnya selain:
1. Saya menggunakan kesempatan untuk menyampaikan bahwa saya benar-benar
membantu bisnis Ibu Susan bertumbuh sebesar 55% selama 9 bulan. – Juallah
benefit, dan timbulkan rasa penasaran.
2015 9 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
2. Lakukan closing pada tanggalnya. Masih dengan kesan santai dan ceria “Anda pilih
tempatnya. Saya yang traktir”.
Ingatlah bahwa dalam percakapan telepon, tenaga penjual sedang menjual Appointment.
1. Tenaga penjual tidak dapat menjelaskan keluhan dan keberatan lewat telepon. Jadi bila
pelanggan mengatakan, “Ini terlalu mahal”, katakan saja: “Inilah yang ingin saya
bicarakan dengan Anda. Kita berhasil membantu bisnis Ibu Susan untuk bertumbuh
sebesar 55% dalam waktu 9 bulan, dengan budget yang cukup nyaman untuknya. Hanya
butuh waktu 15 menit. Apakah Anda lebih suka bertemu sebelum atau sesudah 14 April?
Kapan pun, Anda tentukan tempatnya. Saya yang traktir…”
2. Jangan mengirim surat apa pun. Sebab, begitu mereka mendapatkan informasi, mereka
sudah mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan mereka tidak lagi butuh untuk
bertemu.
3. Rekamlah semua yang prospek katakan supaya Anda dapat membaca dan mendengar
kembali untuk menemukan hal-hal yang tersembunyi atau terlewat, dan lain-lain.
4. Lakukan follow-up pada setiap petunjuk yang ada dan stay in touch.
5. Selalu dan tetap berpikir positif.
Ini satu lagi “rahasia” sukses: Kebanyakan penjual yang sukses melakukan 30 panggilan
secara konsisten setiap harinya.
Tenaga penjual harus melatih dan melakukan hal-hal ini secara konsisten, dan niscaya
tenaga penjual akan mendapatkan semakin banyak appointment secara signifikan dari
setiap panggilan telepon yang dilakukan.
Telemarketing Telemarketing berasal dari kata Tele dan Marketing. Tele artinya jauh, marketing
artinya aktifitas pemasaran. Jika diartikan secara keseluruhan telemarketing (biasa disingkat
dengan TM) adalah aktifitas memasarkan produk atau jasa melalui saluran komunikasi jarak jauh (telekomunikasi).
Produk yang dipasarkan
2015 10 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Produk yang dipasarkan secara jarak jauh ini biasanya asuransi, kartu kredit, pinjaman,
paket wisata, voucher hotel atau villa, kendaraan, jasa konstruksi dan arsitektur dan apa
saja. Iklan yellow pages ukuran kecil juga dijual melalui telemarketing.
Alat Bantu Dalam menjalankan tugasnya seorang telemarketer bersenjatakan telepon dan fax.
Telepon digunakan untuk menghubungi prospek (sebutan bagi calon customer),
sedangkan fax digunakan untuk mengirimkan pricelist, undangan, voucher, dan
sebagainya. Keberadaan fax juga bisa digantikan dengan email, jika prospek aktif
menggunakan email.Telepon yang digunakan biasanya dilengkapi dengan headset /
handsfree supaya tangannya tidak capek, dan sambil menelepon bisa memegang
pulpen dan mencatat hal-hal penting.
Selain telemarketing ada juga istilah telesales. Secara konsep istilah ini berbeda yaitu:
1. TelemarketingTelemarketing lebih cenderung menyampaikan informasi produk dan layanan yang
dimiliki perusahaan kepada perusahaan lain yang kemungkinan akan
menggunakannya. Di sini telemarketing menciptakan hubungan antara perusahaan
dan calon pelanggan. Dalam kesempatan ini akan diusahakan untuk saling
mengenal antara perusahaan kita dan calon pelanggan. Dari interaksi ini calon
pelanggan dapat menjadi prospek perusahaan.
2. TelesalesTelesales adalah seorang yang memfollow up apa yang telah dikerjakan oleh
telemarketing supaya menjadi transaksi bisnis yang menciptakan pendapatan
perusahaan.
Telemarketing adalah suatu aktivitas menghubungi pelanggan dengan menggunakan
teknologi telekomunikasi untuk personal selling tanpa menggunakan kontak langsung atau
face-to-face contact (Cron & Decarlo, 2010:165). Dalam pemasaran yang dilakukan secara
telepon (telemarketing), komunikasi yang baik dalam memasarkan suatu produk merupakan
hal yang sangat penting. Cara kita menghadapi konsumen dan berkomunikasi dengan
mereka merupakan salah satu hal yang mempengaruhi keberhasilan kita dalam
memasarkan produk. Ketika kita mampu berkomunikasi dengan baik, maka kemungkinan
konsumen merespon dan membeli produk atau jasa yang kita tawarkan lebih besar.
2015 11 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Sebaliknya, jika kita tidak mampu berkomunikasi dengan baik, maka konsumen akan
berpikir ulang untuk merespon atau membeli produk dan jasa yang kita tawarkan.
Pemasaran yang dilakukan melalui telepon harus menekankan beberapa hal penting yaitu :
1.Perhatikan intonasi suara Intonasi suara merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam berkomunikasi dengan
konsumen. Perbedaan intonasi akan mengesankan perbedaan arti dari pesan yang
disampaikan, apabila terjadi miscommunication maka dapat berdampak pada kegagalan
mencapai closing. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sehubungan dengan
pengaturan intonasi pada saat berbicara, yaitu :
1. Menanyakan terlebih dahulu keadaan konsumen, apakah pada saat itu
konsumen dapat menerima telepon dari kita atau tidak. Hal tersebut
dilakukan agar pembicaraan dan penawaran yang kita lakukan tidak terkesan
memaksa
2. Dalam berbicara, suara harus terdengar jelas. Intonasi dan penekanan kita
ketika berbicara dengan konsumen juga harus diperhatikan, jangan sampai
suara kita terdengar terlalu lemah atau terlalu keras yang membuat client kita
menjadi berpikir dua kali untuk merespon penawaran kita.
3. Pembicaraan harus dimulai dan diakhiri dengan menerapkan tatacara
berkomunikasi yang sopan. Jangan berbicara dengan kata-kata yang tidak
pantas kepada atau memaksa konsumen. Jika kita tidak menggunakan
tatacara yang baik dalam berkomunikasi, kita bisa kehilangan kepercayaan
dari konsumen
2. Dengarkan dengan baik kebutuhan konsumen dan berusaha untuk memahaminya
Berbicara memang lebih mudah daripada mendengar. Ketika mendengar konsumen kita
berbicara, kita memang harus berkonsentrasi penuh untuk menangkap kebutuhannya.
Tetapi salah satu hal yang penting dalam pemasaran yang dilakukan melalui telepon adalah
mengerti dengan jelas apa kebutuhan konsumen.
Kebutuhan konsumen akan dapat kita ketahui dengan jelas ketika kita mau menyediakan
waktu untuk berkonsentrasi penuh dalam mendengarkan pembicaraannya. Ketika kita
sedikit saja tidak berkonsentrasi mendengarkan pembicaraan konsumen, kita tidak akan
menangkap kebutuhannya dan pada akhirnya tidak bisa menjelaskan dengan baik
mengenai produk dan jasa yang kita tawarkan karena kita tidak mengetahui apa kebutuhan
mendasar dari konsumen tersebut. Siapkan catatan untuk mencatat kebutuhan konsumen
agar memudahkan anda dalam melakukan follow up berikutnya.
2015 12 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
3.Jelaskan produk dengan baik, supaya tidak salah persepsi
Jelaskan dengan baik dan tidak bertele-tele, tetapi tetap dengan bahasa yang sopan. Gaya
bahasa yang baik ketika menjelaskan produk atau jasa kita kepada orang lain akan
mempengaruhi persepsi konsumen mengenai produk yang kita pasarkan.
Usahakan untuk menjelaskan produk dan jasa yang kita pasarkan dengan bahasa yang
mudah dimengerti dan terperinci. Dengan demikian maka konsumen akan memiliki persepsi
yang baik mengenai produk atau jasa yang kita pasarkan. Persepsi yang baik akan
memancing konsumen untuk merespon dan membeli produk dan jasa yang kita tawarkan.
4, Bersikap sabar terhadap keluhan konsumen
Terkadang memang merupakan hal yang sulit untuk bersikap sabar ketika menghadapi
konsumen kita yang terdengar marah atau melontarkan kata-kata yang kurang
menyenangkan di telinga kita. Atau bisa saja karena rasa puas terhadap hal-hal yang kecil
saja, konsumen terkadang menumpahkan kekesalannya dalam pembicaraannya di telepon.
Namun ketika kita terpancing emosi dan menjadi tidak sabar, maka hal tersebut juga akan
merugikan kita, karena ketika kita marah kepada konsumen, biasanya ia akan malas untuk
berhubungan lagi dengan kita. Namun ketika kita bersikap sabar terhadap konsumen, hal
tersebut dapat membuatnya merasakan suatu pelayanan yang baik dan secara perlahan
akan merespon penawaran kita.
5.Jangan melakukan pembicaraan lebih dari tiga menit
Hal terakhir yang sangat penting adalah jangan berbicara dengan calon konsumen lebih dari
tiga menit. Berdasarkan penelitian pembicaraan atau penawaran suatu produk
melaluitelepon tidak akan efektif apabila dilakukan lebih dari 3 menit. Karena konsentrasi
seseorang untuk berbicara serius melalui telepon sangat terbatas dan waktu yang
disediakan bagi si marketing juga mungkin terbatas. Usahakan agar segera mengarah
kepada closing , namun apabila belum berhasil, mintalah kesediaan calon konsumen untuk
dihubungi lagi.
Telemarketing sebagai bagian dari proses menjual Pelaksana telemarketing atau Telemarketer / Telesales akan menghadapi suatu
karakteristik pekerjaan dengan parameter waktu, jumlah call, target penjualan dan sejumlah
permasalahan terkait. Oleh karena itu perlu bekerja dengan EFISIEN dan EFEKTIF.
Dalam melakukan sales call, ada dua hal yang harus dipersiapkan, yaitu:
1. Persiapan Mental
2015 13 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Persiapan mental paling utama adalah mengalahkan ketakutan dalam melakukan call
atau telephone ke calon pelanggan.
2. Persiapan kedua adalah meningkatkan rasa percaya diri
Hal yang harus dihindari oleh telemarketing1. Kurang memahami product knowledge
2. Kurang pengalaman
3. Takut gagal
4. Takut salah
5. Kurang menguasai keterampilan menjual
6. Persepsi atau asumsi yang salah mengenai calon pembeli
7. Kurang percaya diri
8. Takut akan penolakan Telemarketing wajib:
1. Kuasai product knowledge
2. Memperbanyak latihan
3. Hadapi ketakutan itu sendiri dengan melakukan apa yang kita takuti
4. Motivasi diri dengan membayangkan imbalan yang akan diraih
Menungkatan Rasa Percaya Diri1. Tanamkan bahwa pekerjaan ini mudah dilaksanakan
2. Penolakan itu hal biasa - belajar menyenangi penolakan karena disitulah tantangan
dimulai.
3. YOU CAN DO IT, IF YOU THINK YOU CAN Hal yang perlu diperhatikan telemarketing
1. Telemarketing memberikan informasi maupun menjual melalui telpon memiliki durasi
yang singkat.
2. Calon Customer hanya memiliki sedikit waktu.
3. Anda sebagai customer service ataupun telesales harus menerima atau menelpon
calon Customer dalam jumlah banyak.
4. Oleh karena itu perlu mempersiapkan apa yang akan dibicarakan dalam kurun waktu
yang singkat terbatas.
ATTENTION GETTER
2015 14 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Dalam 10 detik pertama pembicaraan adalah saat yang kritis menentukan apakah
telesales berhasil menarik perhatian & minat (ATTENTION & INTEREST) calon Customer
untuk mempertahankan pembicaraan.
1. Suara & Emosi yang dipancarkan (antusiasme)
2. Pemilihan kata
3. Sesuatu yang baru
4. Kredibilitas : nama produk atau perusahaan
5. Atribut jenis bisnis, contoh : credit card, asuransi, bank dll.
ANTISIPASI REAKSI CALON CUSTOMER
1. Tidak tertarik langsung menutup telepon
2. Meminta anda menelpon kembali
3. Melanjutkan pembicaraan
KECAKAPAN KOMUNIKASI
Disamping product knowladge dan selling skill, untuk melakukan telemarketing dibutuhkan
kecakapan berkomunikasi yang meliputi bahasa yang digunakan, pengetahuan lifestyle
lawan bicara, serta setting suara yang tepat.
STRATEGI TELEMARKETING YANG EFEKTIF
Telemarketing seringkali dicap sebagai kegiatan yang mengganggu oleh
masyarakat. Tidak jarang di kantor kita mendengar keluhan rekan kerja tentang, misalnya
tawaran membuat kartu kredit, tawaran pinjaman tanpa bunga, hingga tawaran lainnya
yang tidak mengenal waktu dan cenderung memaksa. Mungkin Anda juga salah satu juga
pernah mengalaminya.
Namun, bagaimanapun, telemarketing merupakan profesi yang memiliki tupoksi
(tugas, pokok dan fungsi) seperti itu. Pasti banyak di antara kita yang mengerti ihwal
keprofesian itu. Nah, apakah mungkin seorang telemarketer dapat menjadi sosok yang
loveable bagi para calon konsumen?Jawabannya adalah, sangat mungkin!
Strategi Telemarketing 1. Memiliki Alasan untuk Menelepon
2. Melakukan Riset Sebelum Menelepon
2015 15 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
3. Mempertanyakan Strategi Menelepon
4. Ingat! Telepon Identik dengan Mengobrol
5. Mengetahui Bahwa Menelepon Bukan Berarti Harus (Selalu) Jualan
6. Menenangkan Diri.
7. Menyadari Bahwa Usaha Menelepon yang Pertama Tidak Selalu Berhasil
Kekeliruan telemarketing1.Tak’ Mengenal ’Waktu.
2, Data yang kurang valid .
3. Komunikasi pemasaran satu arah.
4. Kurang menghargai privacy konsumen.
5. Membidik konsumen yang tidak sesuai.
2015 16 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka Cron, W.L. & Decarlo, T.E., 2010, Sales Management : Concept and Cases, 10 edition, John
Willey & Sons (Asia) Pte Ltd.
Gwee, James, 2008. Setiap Orang Sales Harus Baca Buku Ini, Publishing One, Jakarta.
Sutojo, S., 2003.Salesmanship, PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.
2015 17 Nama Mata Kuliah
PusatBahan Ajar dan eLearningHELSINAWATI http://www.mercubuana.ac.id