RABU, 3 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Kursi Mayoritas ... · akan menelepon Dubes Jepang untuk...

1
K URSI mayoritas kubu Partai Demokrat di Kongres teran- cam tergusur dalam pemilu sela legislatif yang dige- lar di Amerika Serikat Selasa (2/11) atau hari ini WIB. Hasil pemilu itu diperkirakan bakal mengubah peta politik di selu- ruh ‘Negeri Paman Sam’. Para pemilih AS makin sedikit yang mendukung pe- merintahan Presiden Barack Obama dari Demokrat yang baru berjalan dua tahun. Pub- lik, yang kecewa terhadap krisis ekonomi yang tidak kunjung beres dan perang Afghanistan yang berlarut-larut, mungkin akan memberikan kemenangan kepada Partai Republik di De- wan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun di Senat. Pemilu tengah semester ini memperebutkan 100 kursi dari 435 kursi di DPR. Republik membutuhkan 40 kursi tambah- an untuk menjadi mayoritas di Kongres. Partai yang kerap disebut Grand Old Party (GOP) ini juga tinggal menambah 10 kursi lagi untuk menguasai Senat yang menyediakan 100 kursi. Sejumlah jajak pendapat hingga kemarin menunjuk- kan Republik bakal mampu merebut kursi-kursi tersebut. Republik juga berpeluang besar memenangi pemilihan kursi gubernur yang digelar di 37 negara bagian. “Kini kami berharap adanya awal baru dengan warga Amerika,” ujar Ketua Komisi Nasional Repub- lik Michael Steele. Upaya mobilisasi pemilih besar-besaran dilakukan kedua kubu dalam beberapa pekan ini untuk merebut 14 juta pemi- lih AS. Obama, misalnya, ikut berkampanye di empat negara bagian untuk menggaet para pemilih muda, liberal, warga kulit hitam dan independen yang telah berjasa mengantar- kannya ke Gedung Putih. Seusai berkeliling ke empat negara bagian, ia melakukan serangkaian wawancara ra- dio dengan sejumlah radio. Wawancara itu rencananya di- tayangkan bersamaan dengan pencoblosan hari ini. Sementara di kubu Republik, kehadiran gerakan Tea Party yang belum genap berusia dua tahun terbukti mampu men- dongkrak popularitas kekuatan kandidat-kandidat Republik. Pemilihan kursi Kongres di tengah masa kepemimpinan Obama ini merupakan tes se- sungguhnya bagi kekuatan gerakan konservatif yang me- nyerukan pengurangan pajak dan pemerintahan terbatas. Namun kubu Demokrat ber- harap kebijakan ultrakonser- vatif yang diusung gerakan Tea Party pimpinan Sarah Pa- lin, kandidat wakil presiden Republik dalam pemilihan presiden 2008, bisa memukul balik Republik karena terlalu ekstrem bagi para pemilih AS. Para pengamat politik me- nyebut pemilu kali ini hampir bisa dipastikan bakal mengubah peta politik AS. Kemenangan Republik bakal mengancam agenda Obama yang telah dijalankan dalam dua tahun pemerintahannya. Kemenangan besar kubu Republik juga bisa memicu kebuntuan politik di Washing- ton, terutama jika Obama gagal mencapai mufakat dengan para pengkritiknya. Persoalan dalam negeri seperti reformasi layanan kesehatan dan imigrasi bakal terancam. Begitu juga persoalan-persoalan interna- sional seperti perubahan iklim, perdagangan dan kontrol sen- jata. (AP/I-1) [email protected] JEPANG menarik duta besarnya untuk Rusia sementara waktu, kemarin. Namun, Jepang masih membuka kemungkinan untuk mengadakan pertemuan de- ngan Rusia di tengah berkem- bangnya kemarahan Tokyo atas kunjungan Presiden Dmitry Medvedev ke sebuah pulau yang disengketakan Jepang dan Rusia di pantai utara Jepang. Tokyo belum memastikan untuk waktu berapa lama penarikan tersebut. Menteri Luar Negeri Seiji Maehara mengatakan kebijakan Jepang untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Rusia tidak akan berubah. Namun, dia menegaskan, kunjungan Med- vedev itu sangat disesalkan. “Dalam jangka panjang, kami ingin membuat kemajuan da- lam hubungan kami. Namun, kami harus menjelaskan posisi kami,” ujar Maehara. Kunjungan tersebut me- nempatkan pemerintah Jepang dalam posisi yang sulit, teru- tama dengan partai konservatif, karena Moskow tampaknya mengambil langkah keras. Pada Senin (1/11), Jepang me- manggil Dubes Rusia Mikhail Bely untuk mengajukan protes resmi. “Tidak ada pilihan selain mengambil tindakan yang pantas dalam menang- gapi kunjungan Presiden Med- vedev,” kata Maehara. Dubes Bely sendiri menjawab bahwa kunjungan itu terkait dengan masalah domestik. Di Moskow, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyebut reaksi Tokyo dalam menanggapi kunjungan Med- vedev sebagai tindakan yang ‘tidak bisa diterima’. Dia juga akan menelepon Dubes Jepang untuk melayangkan protes. Sementara itu, juru bicara Kabinet Kementerian Jepang Yoshito Sengoku mengatakan Perdana Menteri Naoto Kan berniat untuk bertemu Med- vedev di sela-sela konferensi regional di Jepang pada 13-14 November. Medvedev mengunjungi Kunashiri Island, tak jauh dari pantai utara Jepang, Senin (1/11). Kunjungan itu me- nimbulkan kemarahan Tokyo karena Rusia mengklaim pulau yang berjarak hanya 10 km dari Pulau Hokkaido, Jepang, itu sebagai wilayahnya. Perairan di sekitar pulau itu kaya ikan dan diperkirakan mengandung minyak, gas alam, emas, dan perak. (*/AP/I-4) Jepang Tarik Dubesnya di Rusia Kursi Mayoritas Demokrat Terancam Diambil Alih Kemenangan Partai Republik bakal mengancam agenda pemerintahan Presiden Barack Obama. Heryadi Sarodji BERCANDA: Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) bercanda dengan simpatisan Partai Demokrat didampingi kandidat anggota legislatif John Carney di Wilmington, Amerika Serikat, Senin (1/11). AP/ROB CARR Internasional | 9 RABU, 3 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Tidak ada pilihan selain mengambil tindakan yang pantas dalam menanggapi kunjungan Presiden Medvedev.” Seiji Maehara Menlu Jepang

Transcript of RABU, 3 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA Kursi Mayoritas ... · akan menelepon Dubes Jepang untuk...

KURSI mayoritas kubu Partai Demokrat di Kongres teran-cam tergusur dalam

pemilu sela legislatif yang dige-lar di Amerika Serikat Selasa (2/11) atau hari ini WIB. Hasil pemilu itu diperkirakan bakal mengubah peta politik di selu-ruh ‘Negeri Paman Sam’.

Para pemilih AS makin sedikit yang mendukung pe-merintahan Presiden Barack Obama dari Demokrat yang baru berjalan dua tahun. Pu b-lik, yang kecewa terhadap krisis ekonomi yang tidak kunjung beres dan perang Afghanistan yang berlarut-larut, mungkin akan memberikan kemenangan kepada Partai Republik di De-wan Perwakilan Rakyat (DPR) maupun di Senat.

Pemilu tengah semester ini memperebutkan 100 kursi dari 435 kursi di DPR. Republik membutuhkan 40 kursi tambah-an untuk menjadi mayoritas di Kongres. Partai yang kerap

disebut Grand Old Party (GOP) ini juga tinggal menambah 10 kursi lagi untuk menguasai Senat yang menyediakan 100 kursi.

Sejumlah jajak pendapat hingga kemarin menunjuk-kan Republik bakal mampu merebut kursi-kursi tersebut. Republik juga berpeluang besar memenangi pemilihan kursi gubernur yang digelar di 37 negara bagian. “Kini kami

berharap adanya awal baru dengan warga Amerika,” ujar Ketua Komisi Nasional Repub-lik Michael Steele.

Upaya mobilisasi pemilih besar-besaran dilakukan kedua kubu dalam beberapa pekan ini untuk merebut 14 juta pemi-lih AS. Obama, mi salnya, ikut berkampanye di empat negara bagian untuk menggaet para pemilih muda, liberal, warga kulit hitam dan independen

yang telah berjasa mengantar-kannya ke Gedung Putih.

Seusai berkeliling ke empat negara bagian, ia melakukan serangkaian wawancara ra-dio dengan sejumlah radio. Wawancara itu rencananya di-tayangkan bersamaan de ngan pencoblosan hari ini.

Sementara di kubu Republik, kehadiran gerakan Tea Party yang belum genap berusia dua tahun terbukti mampu men-

dongkrak popularitas kekuatan kandidat-kandidat Republik.

Pemilihan kursi Kongres di tengah masa kepemimpinan Obama ini merupakan tes se-sungguhnya bagi kekuatan gerakan konservatif yang me-nyerukan pengurangan pajak dan pemerintahan terbatas.

Namun kubu Demokrat ber-harap kebijakan ultrakonser-vatif yang diusung gerakan Tea Party pimpinan Sarah Pa-lin, kandidat wakil presiden Republik dalam pemilihan presiden 2008, bisa memukul balik Republik karena terlalu ekstrem bagi para pemilih AS.

Para pengamat politik me-nyebut pemilu kali ini hampir bisa dipastikan bakal me ngubah peta politik AS. Kemenangan Republik bakal mengancam agenda Obama yang telah dijalankan dalam dua tahun pemerintahannya.

Kemenangan besar kubu Republik juga bisa memicu kebuntuan politik di Washing-ton, terutama jika Obama gagal mencapai mufakat dengan para pengkritiknya. Persoalan dalam ne geri seperti reformasi layanan kesehatan dan imigrasi bakal terancam. Begitu juga persoalan-persoalan interna-sional seperti perubahan iklim, perdagangan dan kontrol sen-jata. (AP/I-1)

[email protected]

JEPANG menarik duta besarnya untuk Rusia sementara waktu, kemarin. Namun, Jepang masih membuka kemungkinan untuk mengadakan pertemuan de-ngan Rusia di tengah berkem-bangnya kemarahan Tokyo atas kunjungan Presiden Dmitry Medvedev ke sebuah pulau yang disengketakan Jepang dan Rusia di pantai utara Jepang.

Tokyo belum memastikan untuk waktu berapa lama penarikan tersebut. Menteri Luar Negeri Seiji Maehara mengatakan kebijakan Jepang untuk memperkuat hubungan ekonomi dengan Rusia tidak akan berubah. Namun, dia menegaskan, kunjungan Med-vedev itu sangat disesalkan.

“Dalam jangka panjang, kami ingin membuat kemajuan da-lam hubungan kami. Namun, kami harus menjelaskan posisi kami,” ujar Maehara.

Kunjungan tersebut me-nempatkan pemerintah Jepang dalam posisi yang sulit, teru-tama dengan partai konservatif, karena Moskow tampaknya mengambil langkah keras. Pada Senin (1/11), Jepang me-manggil Dubes Rusia Mikhail Bely untuk mengajukan protes resmi. “Tidak ada pilihan selain mengambil tindakan yang pantas dalam menang-gapi kunjung an Presiden Med-vedev,” kata Maehara. Dubes Bely sendiri menjawab bahwa kunjungan itu terkait dengan masalah domestik.

Di Moskow, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov

menyebut reaksi Tokyo dalam menanggapi kunjungan Med-vedev sebagai tindakan yang ‘tidak bisa diterima’. Dia juga akan menelepon Dubes Jepang untuk melayangkan protes.

Sementara itu, juru bicara Kabinet Kementerian Jepang Yoshito Sengoku mengatakan Perdana Menteri Naoto Kan berniat untuk bertemu Med-vedev di sela-sela konferensi regional di Jepang pada 13-14 November.

Medvedev mengunjungi Kunashiri Island, tak jauh dari pantai utara Jepang, Senin (1/11). Kunjungan itu me-nimbulkan kemarahan Tokyo karena Rusia mengklaim pulau yang berjarak hanya 10 km dari Pulau Hokkaido, Jepang, itu sebagai wilayahnya.

Perairan di sekitar pulau itu kaya ikan dan diperkirakan mengandung minyak, gas alam, emas, dan perak. (*/AP/I-4)

Jepang Tarik Dubesnya di Rusia

Kursi Mayoritas DemokratTerancam Diambil Alih

Kemenangan Partai Republik bakal mengancam agenda pemerintahan Presiden Barack Obama.

Heryadi Sarodji

BERCANDA: Wakil Presiden Amerika Serikat Joe Biden (kiri) bercanda dengan simpatisan Partai Demokrat didampingi kandidat anggota legislatif John Carney di Wilmington, Amerika Serikat, Senin (1/11).

AP/ROB CARR

Internasional | 9RABU, 3 NOVEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

Tidak ada pilihan selain mengambil tindakan yang pantas dalam menanggapi kunjungan Presiden Medvedev.”

Seiji MaeharaMenlu Jepang