Teknik budidaya tanaman

13
BAB VIII TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN Agronomi merupakan istilah yang tidak asing lagI di bidang pertanian. Istilah itu belakangan ini diartikan sebagai usaha dalam membudidayakan tanaman-tanaman pertanian atau sering disebut dengan budidaya pertanian. Dalam membudidayakan tanaman yang di dasar ialah produksi yang tinggi baik mutu maupun jumlahnya. Dalam rangka mendapatkan produksi tinggi (jumlah dan mutu) perlu penerapan yang dikenal dengan panca usaha tani yang meliputi: (1) penyediaan bahan tanaman (benih/bibit) bermutu tinggi yang berasal dari klon/kultivar unggul; (2) pengolahan tanah; (3) pengairan; (4) pemupukan; (5) perlindungan tanaman. VIII.1 Penyediaan Bahan Tanaman Bermutu Tinggi Bahan tanam (benih/bibit yang bermutu tinggi) sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi. Bahan tanam merupakan suatu awal keberhasilan suatu proses produksi. Tidak ada gunanya kita memupuk, menyiangi dan menyiram apabila bahan tanamannya tidak bermutu tidak akan dapat diperoleh hasil panen yang maksimum.

Transcript of Teknik budidaya tanaman

Page 1: Teknik budidaya tanaman

BAB VIII

TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN

Agronomi merupakan istilah yang tidak asing lagI di bidang

pertanian. Istilah itu belakangan ini diartikan sebagai usaha

dalam membudidayakan tanaman-tanaman pertanian atau sering

disebut dengan budidaya pertanian. Dalam membudidayakan

tanaman yang di dasar ialah produksi yang tinggi baik mutu

maupun jumlahnya.

Dalam rangka mendapatkan produksi tinggi (jumlah dan

mutu) perlu penerapan yang dikenal dengan panca usaha tani

yang meliputi: (1) penyediaan bahan tanaman (benih/bibit)

bermutu tinggi yang berasal dari klon/kultivar unggul; (2)

pengolahan tanah; (3) pengairan; (4) pemupukan; (5)

perlindungan tanaman.

VIII.1 Penyediaan Bahan Tanaman Bermutu Tinggi

Bahan tanam (benih/bibit yang bermutu tinggi) sangat

diperlukan untuk mendapatkan hasil panen yang tinggi. Bahan

tanam merupakan suatu awal keberhasilan suatu proses produksi.

Tidak ada gunanya kita memupuk, menyiangi dan menyiram

apabila bahan tanamannya tidak bermutu tidak akan dapat

diperoleh hasil panen yang maksimum.

Benih yang berkualitas adalah yang mempunyai sifat-sifat

antara lain tingkat kemurnian genetik dan fisik yang tinggi, sehat

dan kadar air aman dalam penyimpanan.

Page 2: Teknik budidaya tanaman

Kultivar unggul diperoleh dengan cara seleksi mutasi

maupun persilangan antara tetua yang mempunyai sift-sifat

genetik unggul.

Penggunaan kultivar unggul introduksi dari luar negeri, perlu

diperhatikan masalah adaptasinya. Yang ideal sifat-sifat unggul

dari luar negeri dikombinasikan sifat unggul nasional/lokal, akan

memperkaya plasma nutfah di dalam negeri.

Pemanfaatan kultivar unggul lokal yang sudah teruji daya

adaptasinya, akan mendukung pelestarian dan pengembangan

plasma nutfah dan merupakan salah satu faktor pendukung

terwujudnya pertanian berkelanjutan. Kultivar unggul pada

umumnya memerlukan unsur hara yang banyak, agar dapat

memberikan hasil sesuai potensinya. Yang perlu segera

dikembangkan adalah kultivar-kultivar unggul hemat unsur hara

(tidak manja). Dengan demikian akan menghemat sumber daya

alam bahan pupuk.

VIII.2 Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah bertujuan: untuk menyediakan lahan agar

siap bagi kehidupan tanaman dengan meningkatkan kondisi fisik

tanah. Karena tanah merupakan faktor lingkungan yang

mempunyai hubungan timbal balik dengan tanaman yang tumbub

padanya.

Faktor lingkungan tanah meliputi:

<!--[if !vml]--><!--[endif]--> Faktor fisik (air, udara, struktur tanah

serta suhu)

Page 3: Teknik budidaya tanaman

<!--[if !vml]--><!--[endif]--> Faktor kimiawi (kemampuan tanah

dalam menyediakan nutrisi)

<!--[if !vml]--><!--[endif]--> Faktor biologis (makro/mikro flora dan

makro/mikro fauna)

Pelaksanaan pengolahan tanah pada prinsipnya adalah

tindakan pembalikan, pemotongan, penghancuran, dan perataan

tanah. Struktur tanah yang semula padat diubah menjadi gembur,

sehingga sesuai bagi perkecambahan benih dan perkembangan

akar tanaman. Bagi lahan basah sasaran yang ingin dicapai

adalah lumpur halus, yang sesuai bagi perkecambahan benh dan

perkembangan akar tanaman. Alat pengolahan tanah mulai yang

tradisional sampai modern (mekanisasi).

Berdasarkan tingkat intensifitasnya ada beberapa

pengolahan tanah:

1. <!--[if !supportLists]-->1.    <!--[endif]-->Pengolahan tanah O (Zero

Tillage) sering disebut Tanpa Olah Tanah (TOT). Penaburan

benih kedelai pada lahan sawah bekas padi tanpa

pengolahan tanah terlebih dulu, untuk memanfaatkan

kelembaban tanah.

2. <!--[if !supportLists]-->2.    <!--[endif]-->Pengolahan tanah

minimum (Mimimum Tillage). Bagian tanah yang diloah

hanya pada calon zona perakaran dengan kelembaban dan

suhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.

3. <!--[if !supportLists]-->3.    <!--[endif]-->Pengolahan tanah

optimum (Optimum Tillage). Pengolahan hanya dilakukan

Page 4: Teknik budidaya tanaman

pada lajur tanaman saja (sistem Reynoso untuk tanaman

tebu).

4. <!--[if !supportLists]-->4.    <!--[endif]-->Pengolahan tanah

maksimum (Maximum Tillage). Pengolahan secara intensif

seluruh areal pertanahan menjadi gembur dan permukaan

tanah rata.

Makin minim (tidak intensif) cara pengolahan tanah, akan

makin mampu menangkal erosi. Dengan demikian makin

mendukung kelestarian kesuburan tanah disamping lebih

menghemat biaya dan waktu.

VIII.3 Pengairan

Pengairan mengandung arti memanfaatkan dan menambah

sumber air dalam tingkat tersedia bagi kehidupan tanaman.

Apabila air terdapat berlebihan dalam tanah maka perlu dilakukan

pembuangan (drainase), agar tidak mengganggu kehidupan

tanaman.

Pengairan pada tanaman dapat dilakukan dengan cara: (1)

Pengairan di atas tanah; (2) Pengairan di dalam tanah (sub

irrigation); (3) Pengairan denagn penyemprotan (sprinkler

irrigation); dan (4) Pengairan tetes (drip irrigation).

Pengairan permukaan menggunakan selokan dengan aliran

lambat agar tidak terjadi erosi berat. Penggenangan kontur

dilakukan bila tanah cukup kemiringannya, sehingga terjadi

genangan yang bertingkat tingginya karena dibatasi dengan

galengan yang bertahap dan teratur. Laju pemberian air

hendaknya berkesinambungan dengan bagian tanah yang dapat

Page 5: Teknik budidaya tanaman

menyerapnya, oleh karenanya frekuensi pengairan akan efektif

bila diberikan sebelum kelembaban tanah menjadi penghambat

pertumbuhan tanaman.

Dalam keadaan tanah kering maka pemberian air dapat

berjumlah lebih banyak dibanding pada tanah basah. Tanah yang

memperoleh air pengairan, maka air dapat masuk ke dalam tanah

(inflitrasi) dan air dapat lalu lewat tanah itu (perkolasi). Dalam air

pengairan dikenal istilah air bebas yaitu air yang tidak diikat dan

lalu dengan bebas kebawah karena gaya gravitasi. Bila sebagian

air tetap didalam pori-pori tanah maka disebut air kapiler yang

terikat dalam pori tersebut oleh tekanan permukaan dan daya

adesinya. Air kapiler dan air bebas ini keduanya dapat

dipergunakan oleh tanaman. Penggunaan air tersebut juga

tergantung dari banyaknya akar, dan laju pengambilan air

meningkat dengan makin meningkatnya kekeringan.

Mengingat makin terbatasnya sumber air, maka langkah-

langkah penghematan (peningkatan keefisienan) penggunaan air

dalam budidaya tanaman, perlu dilakukan secara simultan dan

terus menerus. Langkah-langkah tersebut antara lain melalui

pergiliran tanaman (padi dan palawija/sayuran di lahan sawah),

pemanfaatan mulsa (diutamakan mulsa organik) di laahn kering

pada musim kemarau, sistem tanpa olah tanah (TOT) di akhir

musim hujan, pemanfaatan air tanah, penerapan pengairan tetes,

dll. Dengan langkah-langkah tersebut kelestarian sunber daya

alam air akan lebih terjamin.

VIII.4 Pemupukan

Page 6: Teknik budidaya tanaman

Tujuan pemupukan adalah meningkatkan pertumbuhan dan

mutu hasil tanaman. Pemupukan diberikan pada saat tanaman

menunjukkan sejumlah kebutuhan unsur hara agar diperoleh

keefisienan yang maksimal.

Pemberian pupuk padat dilakukan dengan cara ditugal,

disebar di atas tanah atau di sebelah tanaman, sedangkan

pemberian pupuk daun.

Dengan cara menyemprotkan pada daun, bersama air

disemprotkan sebagai perlakuan tambahan. Pemupukan secara

disebar mempunyai kelemahan bahwa pupuk mudah menguap

ataupun terikat dalam tanah. Sebenarnya tanah merupakan

sumber unsur-unsur hara. Suatu hasil yang tinggi dari tanaman

akan mengangkut keluar unsur lebih banyak daripada tanaman

yang berdaya hasil rendah.

Unsur-unsur esensial yaitu unsur penting bila ditiadakan

maka pertumbuhan tanaman dapat terhenti. Pada saat

kekurangan nampak gejala defisiensi, dan fungsi unsur tertentu

tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Unsur esensial makro ialah

unsur penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak

agar siklus hidupnya tidak terhenti seperti N, P, K, Ca, Mg, H dan

O, sedangkan unsur esensial mikro ialah

unsur penting yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit

agar siklus hidupnya tidak terhenti, meliputu Fe, Mn, Zn, Cu, Cl,

Mo dan B.

Konsekuensi penggunaan kultivar unggul berpotensi hasil

tinggi (terutama kultivar ”manja”) adalah pemberian pupuk

Page 7: Teknik budidaya tanaman

dalam jumlah banyak. Apabila yang digunakan pupuk anorganik

dan diberikan terus-menerus tanpa diimbangi pupuk organik,

maka akan menyebabkan kerusakan fisik dan keseimbangan

hayati tanah. Kesehatan dan produktivitas tanah cenderung

menurun sehingga menjadi kendala terwujudnya pertanian

berkelanjutan.

Dalam rangka melestarikan kesuburan tanah (kimiawi, fisik

dan hayati) dan mencegah pencemaran air tanah, maka sistem

pemupukan hayati perlu ditingkatkan dan dikembangkan karena

efeknya yang ramah lingkungan. Pendekatannya dengan

pemanfaatan input lokal (pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk

kompos, pupuk kascing, pupuk guano, dll) dan input luar yang

ramah lingkungan misalnya pemanfaatan bakteri Rhizobium

(pada kacang-kacangan), cendawan Micoriza (pada padi-padian)

dan pupuk organik cair.

Peletakan Pupuk

Pupuk Nitrogen yang dalam bentuk mudah larut, perlu

diletakkan dekat dengan biji tanaman sebagai pemacu tumbuh.

Bila pemberian secara sebar maka kemungkinan penguapan

cukup besar dan dapat menyebabkan peningkatan pertumbuhan

gulma. Pada tanah basah yang memudahkan pupuk N mudah

menguap maka dapat diatasi dengan peletakan yang agak dalam.

Pupuk Fosfor, yang diberikan dalam bentuk fosfat dapat larut

dalam air tanah asam merupakan pemupukan yang cukup efisien

bila diberikan secara jalur.

Page 8: Teknik budidaya tanaman

Pupuk Kalium, peletakan yang terlalu dekat dari pupuk

kalium khiorida akan menyebabkan kerusakan asmotik pada biji

tanaman.

Pupuk Daun, pada umumnya diberikan bagi pupuk yang

mengandung unsur mikro seperti Fe, Cu dan Mn. Namun

penyemprotan pupuk N juga dilakukan pada tanaman yang sudah

tumbuh lanjut.

VIII.5 Perlindungan Tanaman

Pada budidaya tanaman faktor organisme pengganggu

tanaman (OPT) baik berupa hama (insekta, tikus, burung jenis

tertentu, dll) dan mikroba penyebab penyakit (cendawan, bakteri,

virus) sebagai perusak (secara fisik, kimiawi, dan biologik)

maupun gulma sebagai kompetitor tanaman (persaingan dalam

mendapatkan unsur hara, air, energi cahaya matahari, CO2, O2,

ruang hidup) disertai zat allelopati yang dikeluarkannya, sangat

menentukan tingkat produksi dalam jumlah maupun mutu.

Tingkat dampak gangguan pada tanaman sejak yang paling

ringan berupa hambatan pertumbuhan/perkembangan,

penurunan produk (jumlah dan mutu), kerusakan fatal sehingga

gagal panen (ledakan hama tikus di era enam puluhan dan hama

wereng di era tahun tujuh puluhan pada tanaman padi) bahkan

kematian total tanaman (ledakan hama kutu loncat pada lamtoro

local di era tahun delapan puluhan).

Kejadian tersebut di atas minimal suatu ilustrasi tentang

besarnya tingkat gangguan pada keseimbangan hayati di alam,

sehingga populasi musuh alam (antara lain predator dan parasit)

Page 9: Teknik budidaya tanaman

sudah tidak seimbang lagi dengan populasi hama-hama tersebut

di atas. Kondisi tersebut dipicu terutama oleh penggunaan

pestisida kimia murni yang tidak terkendali, sehingga

pencemaran atmosfer akan menekan kehidupan musuh-musuh

alami hama.

Beberapa cara pengendalian organisme pengganggu yang

dikenal antara lain: (1) Cara teknik budidaya dititikberatkan

pengurangan populasi musuh alami (menghilangkan

tanaman/bagian yang terserang, pergiliran tanaman, pengaturan

populasi tanaman, karantina tanaman/tumbuhan, tanaman

campuran); (2) Cara fisik (menghilangkan binatang hama dari

tanaman, pencabutan gulma, penggunaan zat penarik,

penggunaan penangkap hama, perlakuan panas untuk penyebab

penyakit); (3) Cara hayati (pemanfaatan predator dan parasit,

penggunaan tanaman resisten, pemanfaatan binatang pengusir

hama); (4) Cara kimiawi dengan pestisida kimia murni di satu sisi

positifnya adalah efek lebih cepat tampak dan praktis dalam

penanganan. Tetapi aplikasi yang tidak tepat (takaran, cara,

intensitas dan saat) justru dampak negatifnya akan dirasakan

jangka panjang dalam bentuk pencemaran (atmosfer, tanah dan

air), residu pada produk tanaman, keracunan pada manusia dan

hewan, resistensi pada hama dan penyebab penyakit. Cara

pengendalian inilah yang sangat mengancam kelestarian sumber

daya alam keseimbangan hayat di alam. Penggunaan cara kimia

tersebut sebaiknya dilakukan apabila cara lain yang lebih ramah

lingkungan kurang berhasil. Penggunaan dan pengembangan

Page 10: Teknik budidaya tanaman

pestisida hayat dianggap dapat menutup kelemahan pestisida

kimia murni.

Budidaya tanaman ganda

1. Multiple Cropping

Penanaman lebih dari jenis tanaman pada sebidang tanah

yang sama dalam satu tahun, yang termasuk dalam sistem

tanaman ganda yaitu Inter Cropping, Mixed Cropping dan Relay

Cropping.

a. Inter Cropping

Penanaman serentak dua atau lebih jenis tanaman dalam

barisan berselang-seling pada sebidang tanah yang sama.

Sebagai contoh tumpang sari antara Sorghum dan tanaman

kacang tunggak dan antara tanaman ubi kayu dan jagung atau

kacang tanah.

b. Mixed Cropping

Penanaman dua atau lebih jenis tanaman secara serentak

dan bercampur pada sebidang lahan yang sama. Sistem tanam

campuran lebih banyak diterapkan dalam usaha pengendalian

hama dan penyabab penyakit.

c. Relay Cropping

Penanaman sisipan adalah penanaman suatu jenis tanaman

kedalam pertanaman yang ada sebelum tanaman yang ada

tersebut dipanen, atau dengan istilah lain suatu bentuk tumpang

sari dimana tidak semua jenis tanaman ditanam pada waktu yang

sama.

Page 11: Teknik budidaya tanaman

Sebagai contoh : padi gogo dan jagung ditanam bersamaan

kemudian ubi kayu ditanam sebagai tanaman sela satu belan

atau lebih sesudahnya.

2. Sequantial Cropping

Penanaman lebih dari satu jenis tanaman pada sebidang

lahan dalam satu tahun, dimana tanaman kedua ditanam setelah

tanaman pertama dipanen. Demikian juga kalau ada tanaman

ketiga, tanaman ditanam setelah tanaman kedua dipanen.