Tekhnik Berbicara didepan Umum

38
BERBICARA DI DEPAN UMUM 1. Pengertian Kegiatan Berbicara adalah kegiatan mengekspresikan ige, gagasan, pikiran, melalui lambang-lambang lisan sehingga orang lain mudah mencerna dan memahami apa yang diungkapkan oleh sang pembicara. 2. Macam-Macam Kegiatan Berbicara Di Depan Umum Berdasarkan lingkup situasinya ada dua macam kegiatan berbicara di depan umum, yakni: a. Lingkup Resmi: adalah lingkup Dinas yang memiliki kelayakan dan formalitas tertentu. Dalam lingkup ini ada aturan tertentu yang relative lebih ketat, misalnya pakaian, situasi, tema, kosa kata, dan gaya berbicara dikemas dalam lingkup resmi. Contoh: Berpidato. b. Lingkup NonResmi: adalah lingkup di mana kegiatan berbicara lebih banyak kelonggarannya. Situasinya lebih familier, bahasanya bebas, pakaiannya tidak diatur, demikian pula format dan gaya pembicaraannya. Contoh: Ceramah 3. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Pembicara Baik penceramah maupun orator (ahli pidato), yang ingin sukses dalam kegiatan berbicara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Internal: Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCU BAHASA INDONESIA 1

Transcript of Tekhnik Berbicara didepan Umum

Page 1: Tekhnik Berbicara didepan Umum

BERBICARA DI DEPAN UMUM

1. Pengertian

Kegiatan Berbicara adalah kegiatan mengekspresikan ige, gagasan, pikiran, melalui

lambang-lambang lisan sehingga orang lain mudah mencerna dan memahami apa

yang diungkapkan oleh sang pembicara.

2. Macam-Macam Kegiatan Berbicara Di Depan Umum

Berdasarkan lingkup situasinya ada dua macam kegiatan berbicara di depan umum,

yakni:

a. Lingkup Resmi: adalah lingkup Dinas yang memiliki kelayakan dan

formalitas tertentu. Dalam lingkup ini ada aturan tertentu yang relative lebih

ketat, misalnya pakaian, situasi, tema, kosa kata, dan gaya berbicara

dikemas dalam lingkup resmi.

Contoh: Berpidato.

b. Lingkup NonResmi: adalah lingkup di mana kegiatan berbicara lebih banyak

kelonggarannya. Situasinya lebih familier, bahasanya bebas, pakaiannya

tidak diatur, demikian pula format dan gaya pembicaraannya.

Contoh: Ceramah

3. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Oleh Pembicara

Baik penceramah maupun orator (ahli pidato), yang ingin sukses dalam kegiatan

berbicara harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

a. Internal:

,Vokal : 1. tidak monoton ٭

2. jelas bervariasi,

3. sesuai dengan karakter materi.

,Penampilan : 1. menarik simpati pendengar ٭

2. membina kontak mata dengan pendengar,

3. mimiek, ekspresi yang tidak berlebihan,

4. gerakan anggota tubuh yang sesuai.

,Materi : 1. menguasai materi ٭

2. sesuai dengan tingkat pendengar,

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

1

Page 2: Tekhnik Berbicara didepan Umum

3. penyampaian harus sistematis,

4. disertai dengan contoh yang “segar”

b. Eksternal :

:Menganalisa Pendengar ٭

1. Usia pendengar,

2. Tingkat pendidikan pendengar,

3. Gender (kalau perlu),

4. Latar Budaya.

:Situasi pembicaraan ٭

1. Formal atau nonformal,

2. waktu: pagi, siang, sore, malam.

3. Tempat, in door, out door.

4. Langkah-Langkah Yang Harus Dipersiapkan Oleh Pembicara:

Sebelum kegiatan berbicara di depan umum dilaksanakan, ada beberapa pedoman

yang harus dipertimbangkan:

1. Tentukan tema pembicaraan,

Tema harus menarik, membangkitkan rasa ingin tahu, original, kekinian/ tidak

usang.

2. Mencari dan mempersiapkan materi / literature pemandu untuk menambah

bobot pembicaraan. Jangan pernah membicarakan hal-hal yang Anda sendiri

tidak memahaminya, karena Anda akan terlihat ‘bodoh’ dan kurang wawasan.

3. Siapkan draf dan kisi-kisi pembicaraan secara sistematis. Ini akan

mencerminkan pola pikir Anda yang teratur.

4. Susun naskah pembicaraan yang lengkap.

5. Latihanlah dengan cara membaca dan berimprovisasi secara berulang-ulang.

6. Mintalah masukan/ pendapat dari teman tentang latihan penampilan Anda.

7. Anda siap menjadi pembicara yang ‘handal’.

Berbicara di muka umum, entah itu berkhotbah, mengajar, berpidato atau memberi

sambutan, sering mendatangkan stress bagi orang mendapat mandat itu. Sedapat

mungkin kita biasanya berusaha menghindar. 

Namun pada saat tertentu kita akan tidak bisa mengelak lagi.  Sesungguhnya,

berbicara di depan umum itu TIDAK HARUS MEMBUAT ANDA STRESS!

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

2

Page 3: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Rahasianya adalah jika Anda mengetahui penyebab stress ini, dan jika Anda

menerapkan beberapa prinsip-prinsip ini, maka Anda justru akan menikmati ketika

berbicara di depan umum. 

Prinsip #1--Kecemasan Berbicara di Muka Umum BUKAN Berasal dari Dalam

Kebanyakan kita percaya bahwa seluruh hidup ini patut dicemaskan! Untuk

mengatasi kecemasan ini secara efektif, Anda mesti menyadari bahwa Anda TIDAK

perlu mencemaskan hidup Anda, termasuk juga dalam berbicara di depan umum.

Ribuan orang telah belajar untuk berbicara di depan umum tanpa rasa cemas

(kalaupun ada hanya sedikit sekali).

Pada mulanya, mereka ini juga sangat cemas.  Lutut mereka gemetaran, suara

mereka bergetar, pikiran menjadi kacau . . . selanjutnya Anda tahu sendiri. Tapi

akhirnya mereka berhasil menghapus kecemasan itu. 

Sebagai manusia biasa, Anda pun juga tidak berbeda dengan mereka. Jika mereka

mampu mengatasi kecemasan itu, berarti Anda pun bisa! Anda hanya perlu

mendapat pedoman, pengertian dan rencana aksi yang tepat untuk mewujudkan hal

itu. Percayalah, sudah banyak berhasil, termasuk saya.  Tetapi ingat juga,

keberhasilan ini tidak bisa diraih dalam semalam. Ada proses yang harus dilalui.

Prinsip #2--Anda tidak Harus Cerdas dan Sempurna 

Ketika melihat seorang sedang berkhotbah, kita lalu bergumam "Wow, saya tidak

mungkin bisa secerdas, setenang, selucu dan semenarik dia." Sesungguhnya, Anda

tidak harus cerdas, lucu atau menarik.  Saya mengatakan ini dengan serius. 

Walaupun Anda hanya memiliki kemampuan rata-rata--bahkan di bawah rata-rata--

Anda masih bisa menjadi pembicara sukses. Itu tergantung bagaimana Anda

mendefinisikan kata "sukses" itu sendiri. Percayalah, hadirin itu tidak mengharapkan

Anda tampil sempurna.

Inti dari berbicara di depan umum adalah: memberikan sesuatu yang bernilai dan

bermakna bagi hadirin. Jika hadirin itu pulang sambil membawa sesuatu yang

bermanfaat, maka mereka akan menilai Anda telah sukses. Jika mereka pulang

dengan perasaan yang lega atau merasa mendapat manfaat untuk pekerjaannya,

maka mereka akan menganggap bahwa tidak sia-sia meluangkan waktu untuk

mendengarkan paparan Anda. Bahkan sekalipun lidah Anda terpeleset atau

mengucapkan kata-kata yang tolol . . . mereka tidak peduli. 

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

3

Page 4: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Yang penting mereka mendapat manfaat lain (Bahkan sekalipun Anda mengkritik

mereka dan membuat gusar, Anda pun tetap berhasil karena membuat mereka lebih

baik lagi.) 

Prinsip #3--Anda hanya Butuh Dua atau Tiga Pokok Utama

Anda tidak perlu menyuguhkan segunung fakta pada hadirin. Banyak penelitian

menunjukkan bahwa hanya sedikit sekali yang mampu diingat hadirin (kecuali jika

mereka mencatat, tentu saja). Pilihlah dua atau tiga point utama saja.

Yang diinginkan hadirin sebenarnya adalah mereka bisa membawa pulang dua atau

tiga hal yang bermanfaat. Jika Anda bisa memasukkan hal ini dalam materi Anda,

Anda bisa menghindari kompleksitas yang tidak perlu.

Ini berarti juga membuat tugas Anda sebagai pembicara jadi lebih ringan, dan lebih

menyenangkan juga! 

Prinsip #4--Anda Punya Tujuan yang Tepat

Prinsip ini sangat penting . . . jadi simaklah baik-baik. Kesalahan besar yang sering

dilakukan oleh orang yang berbicara di depan umum adalah mereka tidak punya

tujuan yang tepat. Inilah yang secara tidak mereka sadari menyebabkan kecemasan

dan stress. 

Seorang pembicara mengisahkan pengalamannya:"Dulu, saya pikir tujuan utama

berpidato adalah membuat semua orang yang hadir setuju dengan pendapat saya."

Karena itu, dia berusaha keras untuk meyakinkan semua hadirin. Jika ada satu

orang saja yang tidak setuju, dia langsung meradang.  Jika ada orang yang pulang

duluan, jatuh tertidur, atau kelihatan tidak tertarik, orang ini merasa telah

gagal. Tetapi kemudian dia menyadari hawa ambisi seperti ini terlihat menggelikan.

Apakah ada pembicara yang bisa meyakinkan 100%  orang yang mendengarnya?

Jawabannya: tidak ada! Sesungguhnya, sekeras apapun upaya Anda. . . selalu saja

ada orang yang tidak sepakat dengan Anda.  Tetapi tidak apa-apa.  Ini hal yang

biasa.

Di dalam kumpulan orang banyak selalu ada perbedaan pendapat, penilaian dan

tanggapan. Ada yang positif, ada pula yang negatif. Tidak ada yang pasti dalam hal

ini. Jika lamban menyelesaikan pekerjaan Anda, ada yang bersimpati pada Anda,

ada pula yang mengkritik Anda dengan tajam. Jika Anda menuntaskan pekerjaan

Anda dengan baik, ada yang memuji kemampuan Anda, ada pula yang sangsi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

4

Page 5: Tekhnik Berbicara didepan Umum

bahwa Anda bisa mengerjakannya sendirian. Orang yang pulang duluan, mungkin

bukannya tidak tertarik pada uraian Anda melainkan mungkin karena ada keperluan

mendesak. Yang tertidur, mungkin semalaman begadang karena anaknya sakit.  

Ingat, inti dari berbicara di depan umum adalah memberi nilai atau makna tertentu

pada hadirin.  Kata kuncinya adalah MEMBERI, bukan MENDAPAT! Dengan kata

lain, tujuannya bukan mendapat sesuatu(persetujuan, ketenaran, penghormatan,

pengikut dsb) dari pendengar Anda, melainkan memberikan sesuatu yang

bermanfaat. 

Prinsip #5--Kunci Sukses adalah Tidak Menganggap Diri Anda Seorang

Pembicara! 

Prinsip ini tampak paradoks. Kebanyakan orang telah terpengaruh oleh pembicara

yang sukses. Kemudian agar sukses, kita berusaha sekuat tenaga memperlihatkan

kualitas tertentu yang sebenarnya tidak kita miliki. Akibatnya kita menjadi putus asa

ketika gagal meniru karakteristik dari orang terkenal, yang kita anggap sebagai kunci

suksesnya.

Jelasnya, alih-alih menjadi diri sendiri, kita sering berusaha menjadi seperti orang

lain! Padahal sebagian besar pembicara yang sukses itu melakukan hal yang

sebaliknya! Mereka tidak berusaha menjadi orang lain, tetapi menjadi diri mereka

sendiri. Dan mereka pun terkejut sendiri karena mereka bisa menikmati tugas yang

bayak dicemaskan orang ini. 

Rahasianya, karena mereka tidak berusaha menjadi pembicara tetapi menjadi diri

mereka sendiri! Kita bisa melakukan hal yang sama. Apapun jenis kepribadian Anda,

ataupun ketrampilan dan talenta yang Anda miliki, Anda pasti mampu berdiri di muka

umum dan menjadi diri Anda sendiri. 

Prinsip #6--Kerendahan Hati dan Humor Sangat Menarik Perhatian 

Ada dua hal yang dapat dipakai oleh siapa saja untuk menarik perhatian orang ketika

berbicara di muka umum, yaitu: kerendahan hati dan humor. Semua orang mengenal

humor.  Jika humor itu tidak menyakiti siapapun, cukup lucu dan sesuai dengan tema

pembicaraan Anda, silahkan gunakan.  Humor selalu menarik meskipun Anda tidak

cakap menyampaikannya. 

Sedangkan yang dimaksud kerendahan hati adalah ketika berbicara Anda 

membagikan pergumulan, kelemahan dan kegagalan Anda. Sebagai manusia biasa

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

5

Page 6: Tekhnik Berbicara didepan Umum

kita punya kelemahan dan ketika Anda jujur mengungkapkannya Anda menciptakan

suasana yang nyaman sehingga orang lain juga bersedia mengungkapkan hal yang

sama. 

Dengan rendah hati di depan orang lain, justru akan membuat Anda lebih kredibel,

bisa dipercaya dan disegani. Anda lebih mudah menjalin komunikasi dengan mereka

karena dianggap sebagai "orangnya sendiri". 

Kombinasi antara  humor dan kerendahan hati seringkali sangat efektif. Dengan

menceritakan pengalaman hidup Anda yang lucu dapat menjadi sarana komunikasi

yang menarik. Demikian juga dengan menceritakan perasaan Anda saat itu.

Misalnya, jika Anda merasa grogi ketika itu, jangan tutup-tutupi (karena mereka pasti

bisa melihat).  Dengan rendah hati, akuilah ketakutan itu dengan jujur. 

Prinsip #7--Apa yang Terjadi Selama Anda Berbicara,  Bisa Anda Manfaatkan

untuk Keuntungan Anda! 

Salah satu alasan orang takut berbicara di depan umum adalah karena dia tidak mau

dipermalukan di hadapan orang banyak. Bagaimana nanti jika aku gemetaran dan

suaraku tercekat?  Bagaimana jika aku lupa sama sekali apa yang harus

kusampaikan? Bagaimana jika hadirin menolakku dan melempari aku dengan benda-

benda? Bagaimana nanti jika mereka keluar ruangan semua? Bagaimana nanti jika

mereka mengajukan pertanyaan sukar dan komentar tajam?  

Jika semua ini memang terjadi, memang akan membuat pembicara itu mendapat

malu.  Untungnya, hal ini tidak sering terjadi. Sekalipun ini terjadi, ada jurus jitu yang

dapat dipakai untuk menangkalnya. Ingin tahu?  Jika orang mulai beranjak pergi,

Anda bisa bertanya: "Apakah dari yang saya sampaikan ada yang tidak Anda

setujui?  Apakah gaya dan cara saya menyampaikan kurang tepat?  Apakah yang

saya sampaikan tidak sesuai dengan harapan Anda?  Ataukah ada yang salah

masuk ruangan?" Dengan menanyakan hal ini secara jujur dan rendah hati, maka

hadirin yang masih duduk akan setia hingga Anda selesai berbicara.

Pertanyaan ini juga memberikan kesempatan pada Anda untuk memperbaiki

kesalahan yang Anda lakukan saat itu. Prinsip yang sama juga dapat diterapkan

menghadapi penentang dan pengejek Anda. Anda selalu punya kesempatan untuk

memakai situasi apapun yang terjadi untuk keuntungan Anda. 

Prinsip #8--Anda Tidak Bisa Mengatur Perilaku Khalayak Anda 

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

6

Page 7: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Ada beberapa hal yang bisa Anda atur, yaitu: pikiran Anda, persiapan Anda,

pengaturan alat peraga Anda,  penataan ruang pertemuan--tetapi satu hal yang tidak

bisa diatur, yaitu audiens atau khalayak Anda. Mereka akan bertindak sesuai

kehendak mereka sendiri.

 Jika mereka terlihat lelah atau gelisah, jangan coba-coba untuk mengaturnya.

Jika mereka membaca koran, atau tertidur biarkanlah itu sepanjang tidak

mengganggu yang lain. Jika mereka tidak menyimak, jangan menghukum mereka 

Jika Anda menganggap bahwa Anda harus mengatur perilaku orang lain, maka

Anda akan stress sendiri.  Anda hanya bisa mengatur diri Anda sendiri dan sarana

pendukung. 

Prinsip #9--Hadirin Sesungguhnya Menginginkan Anda Berhasil 

Para hadirin menghendaki Anda sukses menyampaikan materi.  Sesungguhnya,

sebagian besar dari mereka sangat takut berbicara di depan orang banyak.  Mereka

tahu risiko kegagalan dan dipermalukan yang Anda ambil ketika Anda maju di depan

mereka. Mereka mengagumi keberanian Anda mengambil risiko itu. Mereka akan di

pihak Anda, apa pun yang terjadi. 

Ini artinya, sebagian besar khalayak itu bisa memahami jika Anda membuat

kesalahan. Tingkat toleransi mereka terhadap kesalahan Anda cukup tinggi.  Anda

perlu meyakini prinsip ini, terutama ketika merasa bahwa penampinan Anda sangat

buruk.

Prinsip #10--Roh Kudus Akan Memampukan Anda 

Prinsip terakhir ini sangat penting.  Siapa pun Anda, ketika Roh Kudus

berkarya dalam diri Anda, maka Anda akan menjadi pembicara yang mengubah

hidup orang lain. 

Ingatlah peristiwa Pentakosta. Petrus yang dikuasai Roh Kudus bisa menjadi

pembicara yang hebat.  Tetapi siapa sebenarnya Petrus?  Dia "hanya" seorang

Nelayan! 

Nah, dengan mengingat kesepuluh prinsip ini, percayalah Anda tidak akan

merasa cemas lagi ketika harus berbicara di depan umum.  Cara paling mudah untuk

mengingatnya, adalah dengan mempraktikannya dengan tekun. Saya sudah

mengalami sendiri.  Dulu, setiap kali harus memimpin PA, saya selalu basah keringat

dingin. Perut saya juga mulas.  Tetapi setelah beberapa kali melakukannya,

perasaan cemas itu mulai sirna.  Jika saya bisa, Anda pun pasti bisa!

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

7

Page 8: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Tagged:

public speaking

Blognya Purnawan Kristanto

Seni berbicara kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja.

oleh : hardee

Pengarang : Larry King

Diterbitkan di: Januari 25, 2008

Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, cet IX - 2002. 184 hlm.

Daftar Isi

Pendahuluan: kita semua harus berbicara

1. Berbicara satu lawan Satu

2. Memecah kebekuan

3. Pembicaraan sosial

4. Delapan hal yang dimiliki Pembicara terbaik

5. Percakapan trendi dan ketepatan bahasa politis

6. Pembicaraaan bisnis

7. Tamu-tamu terbaik dan terburuk saya serta alasan-alasannya

8. Blooper dan cara mengatasinya

9. Saya harus berbuat apa? Teknik berpidato

10. Lagi? Lebih jauh tentang pembicaraan publik

11. Perlakuan kejam dan luar biasa – teknik bertahan di radio dan televisi

12. Pembicaraaan masa depan.

Larry King adalah salah seorang pembicara dan pemandu acara bincang-bincang

(talkshow) terkenal CNN, The Larry King Show. Dalam buku ini Larry berbagi

panduan, tips dan trik dalam berbicara, baik itu sebagai pembicara biasa ataupun

sampai pada presentasi bisinis. Kepada satu orang atau bahkan ratusan orang.

Meskipun berlatar belakang talkshow, semua tips-tips yang disampaikan Larry dapat

juga diterapkan dalam percakapan sehari-hari

Pada bagian 1 sampai 4, Larry memberikan dasar-dasar dalam melakukan

pembicaraan, baik itu di media maupun percakapan sehari hari. Menurut Larry, ada 4

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

8

Page 9: Tekhnik Berbicara didepan Umum

dasar dalam membuat sebuah percakapan yang berhasil, yaitu: kejujuran, sikap

yang benar, minat terhadap orang lain, membuka diri sendiri.

Kejujuran dalam arti kita harus dapat memberitahu lawan bicara, baik itu

perserorangan maupun pendengar akan situasi kita. Dengan begitu kegugupan,

akan jauh berkurang.

Sikap yang benar yaitu kemauan berbicara. Meskipun pada awalnya terasa kaku,

atau tidak enak. Berlatihlah untuk berbicara kapan saja. Berlatihlah menggunakan

kata-kata atau kalimat-kalimat yang mungkin nantinya akan anda pergunakan dalam

pembicaraan di depan cermin atau jika anda memiliki hewan peliharaan, berlatihlah

dihadapannya, dengan begitu anda bisa lebih nyaman dan dijamin tidak akan ada

bantahan atau interupsi.

Minat terhadap orang lain. Anda tidak akan dapat berbicara dengan sukses pada

orang-orang jika mereka menganggap anda tidak tertarik pada apa yang mereka

katakan atau anda tidak mengahargai mereka.

Membuka diri sendiri. Ini berkaitan dengan poin pertama, bahwa anda harus

seterbuka dan sejujur teman bicara anda. Ini tidak berarti anda harus berbicara

tentang diri anda sepanjang waktu atau membocorkan rahasia-rahasia pribadi.

Seandainya saya penggagap, akan saya katakan “S-s-senang b-berkenalan d-de-

dengan anda. N-n-nama saya Larry King. S-s-saya mempunyai masalah g-gagap,

tapi saya s-senang bercakap-c-cakap dengan anda”. Anda telah menunjukkan

keadaan diri anda. Anda tidak perlu khawatir bebrbicara kepada orang itu karena

anda telah menceritakan situasi anda, yang bagaimanapun akan segera mereka

ketahui. Itu tidak akan menyembukan gagap anda, tetapi akan membantu anda

menjadi pembicara yang lebih baik.

Selanjutnya pada bagian 2, Larry memberikan petunjuk bagaimana cara memecah

kebuntuan ketika akan bercakap-cakap dengan orang asing. Misalnya, sebaiknya

menghindari memulai percakapan dengan pertanyaan yang bersifat “Ya/Tidak”.

Contohnya. Topik mengenai cuaca, pertanyaan “apakah cuaca yang gerah ini

mengganggu?” hanya akan mendapatkan jawaban “ya/tidak” tetapi dengan topik

yang sama namun gaya yang berbeda misalnya “musim panas yang kita alami

membuat saya berpikir, adakah sebab tertentu yang menimbulkan cuaca panas ini?

Bagaimana menurut anda?” tentu akan menghasilkan jawaban yang jauh lebih baik.

Larry juga menekankan bahasa tubuh yang wajar. Karena jika memaksakan diri

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

9

Page 10: Tekhnik Berbicara didepan Umum

berpose secara tidak alami, anda akan menjadi tidak nyaman dan sangat

menggelikan. Dan kalau anda merasa tidak enak, anda akan terkesan berbohong,

meski sebenarnya tidak.

Selanjutnya, Larry menekankan hukum pertama percakapan adalah

MENDENGARKAN. Untuk menjadi pembicara yang baik, anda harus menjadi

pendengar yang baik. Mendengarkan dengan seksama, akan dapat membantu anda

memberi respon lebih baik.

Pada bagian 3, Pembicaraan sosial. Larry berbagitips cara menghadapi beberapa

situasi dalam kehidupan sosial. Mulai dari memulai percakapan di sebuah pesta

pernikahan hingga berbicara dengan seorang tokoh.

Pada bagian 4 dikemukakan beberapa ciri-ciri pembicara terbaik. Menurut Larry ada

delapan hal yang menjadi ciri-ciri pembicara yang baik, yaitu memandang suatu hal

dari sudut baru, mempunyai pengetahuan yang luas, antusias, tidak pernah

membicarakan diri sendiri, sangat ingin tahu, memberi ketegasan, memiliki selera

humor, dan memiliki gaya bicara sendiri.

Pada bagian-bagian selanjutnya Larry King memberikan tips dalam menghadapi

beberapa situasi spesifik. Misalnya, ketika melakukan blooper atau salah ucap,

memberikan presentasi, wawancara kerja, atau ketika menjadi pembicara publik.

Secara keseluruhan, buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan diselingi

humor sehingga mudah diikuti. Larry juga memberikan contoh-contoh kongkrit dari

pengalaman pribadinya sebagai seorang pembawa acara maupun pembicara.

Daftar Pustaka

Seni berbicara kepada siapa saja, kapan saja, di mana saja.  oleh   Larry King   

2008  

MEMAHAMI FENOMENA BERBICARA

Ada tiga pertanyaan dan sekaligus tiga jawaban:

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

10

Page 11: Tekhnik Berbicara didepan Umum

A. Bicara baik atau diam.

B. Manusia punya tugas besar di dunia. Salah satunya adalah untuk berbicara.

Berbicara untuk saling mengingatkan dan mengajak manusia pada kebaikan. C.

Meningkatkan kemampuan berbicara yang baik dan tahu kapan harus diam.

Tips Aa Gym:

1. Menahan diri saat berhadapan dengan orang yang marah;

2. Tujuan perkataan dan apa yang dikatakan sesuai dengan kenyataan;

3. Berbicara di saat yang tepat;

4. Pilihlah kata-kata terbaik, saat terbaik, waktu terbaik dan tempat terbaik; 5.

Sebelum berkata-kata, kata-kata adalah tawanan kita. Setelah itu, sebaliknya;

6. Bertanya pada diri sendiri, haruskah saya berbicara?

7. Kata-kata paling bernilai hanya ada dalam empat kasus yaitu:

- Jika mendapat nikmat, bersyukur;

- Jika mendapat musibah, bersabar;

- Jika mendapat taufik, mengakui bahwa semua itu hanya karena berkat dan karunia-

Nya; - Jika tergelincir melakukan dosa, meminta ampun kepada-Nya.

8. Tidak sembarang berbunyi;

9. Percayalah, diam itu emas;

10. Perhatikan dengan siapa kita berbicara.

Tips Harun Yahya:

1. Berkata-kata dengan memuji-Nya;

2. Sering mengingat-Nya dalam berkata-kata;

3. Memanggil-Nya dengan nama-nama baik-Nya;

4. Berbicara dengan memahami bahwa Dia selalu bersama kita; 5. Berbicara dengan

tidak mengasosiasikan-Nya dengan yang lain; 6. Berbicara dengan memahami

ketidakberdayaan manusia di hadapan-Nya; 7. Berbicara dengan memahami bahwa

setiap pekerjaan dan aktivitas hanya berjalan sesuai kehendak-Nya;

8. Menerapkan ajaran-Nya dalam berbicara;

9. Berbicara dengan memahami kepastian takdir-Nya;

10. Berbicara dengan memahami keberadaan hal-hal baik dalam segala sesuatu;

11. Berbicara dalam keadaan mempercayai-Nya;

12. Berbicara dengan memahami bahwa hidup ini hanya sementara; 13. Berbicara

dengan menunjukkan perhatian pada persoalan benar dan salah sesuai ajaran-Nya;

14. Menghindari gaya bicara setan;

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

11

Page 12: Tekhnik Berbicara didepan Umum

15. Bergabung dengan pembicaraan yang benar dan menghindar dari pembicaraan

yang salah;

16. Berbicara dengan bijaksana;

17. Berbicara dengan ramah;

18. Berbicara benar;

19. Berbicara dengan penuh kepekaan;

20. Berbicara dengan logis;

21. Menyampaikan kabar baik;

22. Berbicara dengan membuat orang lain senang dan antusias;

23. Mengatakan yang terbaik;

24. Tidak berangkat bicara dari sisi yang rendah atau gelap dari diri, atau dari

keinginan pribadi; 25. Bicara dengan mengukur, berbudi dan menghormati orang

lain;

26. Berbicara dengan bersahaja;

27. Berbicara dengan toleransi dan memaafkan;

28. Tidak berbicara di belakang orang lain dan tidak menggosip;

29. Tidak berbicara dengan curiga dan memfitnah;

30. Tidak berbicara dengan mengejek;

31. Tidak berbicara dalam ketamakan dan iri hati;

32. Tidak membuat pernyataan yang kosong atau tidak berarti;

33. Tidak menginterupsi dan berbicara lemah lembut;

34. Berbicara dengan gaya dan cara yang dipahami lawan bicara;

35. Menghindari bicara hipokrit;

36. Tidak berbicara yang menimbulkan keragu-raguan;

37. Tidak berbicara dengan menyelidik dan mengorek-ngorek;

38. Tidak berbicara yang mendekatkan orang lain kepada setan; 39. Tidak berbicara

yang menyulitkan atau menyudutkan orang lain; 40. Berbicara yang berpihak dan

membela kebenaran dan keadilan.

Tips Mamarinta Omar Mababaya dan Dr.Norlain Dindang Mababaya:

1. Berbicara yang disenangi-Nya;

2. Berbicara setulusnya untuk hal-hal yang disenangi-Nya;

3. Mengajak orang lain pada kebaikan dan kebenaran;

4. Berbicara dengan mengerti, bijak dan indah;

5. Berbicara sebagai orang yang memahami kebenaran dan memiliki keyakinan.

Well, berat sekali tugas kita. Dan kita harus menjawab yang mana: A, B, atau C?

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

12

Page 13: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Bergabunglah dengan milis BICARA di:

http://groups.yahoo.com/group/bicara/

ETIKA BERBICARA

Rabu, 9 April , 2008 oleh Riny Yunita

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

13

Page 14: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Berbicara adalah kebutuhan kita sebagai manusia. Berbicara merupakan salah satu

cara yang efektif bagi kita untuk berkomunikasi. Dengan berbicara kita bisa

menyampaikan maksud dan tujuan serta buah pikiran kita dengan cepat.

Namun alangkah bijaksananya jika kita memperhatikan cara berbicara maupun isi

dan materi yang kita bicarakan. Jangan sampai ungkapan “banyak bicara banyak

berdosa” sampai menjangkiti kita. Maksud kita hendak mengkomunikasikan sesuatu

malah menjadi ajang memperpanjang daftar dosa. Semoga kita terhindar dari hal

yang demikian.

Ada banyak etika, adab dan sopan santun dalam berbicara yang diketahui dan

dianut oleh masyarakat. Salah satu acuan yang dapat kita pedomani adalah adab

berbicara di Minang Kabau Sumatera Barat yang dikenal dengan “Kato nan Ampek”

yaitu adab berbicara dibedakan atas empat (ampek) jenis audience atau lawan

komunikasi kita, sebagai berikut:

1. Kato Mandaki

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih tua

atau dituakan dan lebih dihormati karena jabatan dan kedudukannya.

2. Kato Mandata

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan teman sebaya atau

rekan kerja.

3. Kato Malereng

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang memiliki

hubungan kekerabatan dengan kita dan keluarga seperti ipar, besan, sumando,

mamak rumah.

4. Kato Manurun

Kata dan adab yang digunakan bila kita berkomunikasi dengan orang yang lebih

muda ataupun kepada bawahan.

Selain adab dan pemilihan kata dalam berkomunikasi, perhatikan juga materi atau isi

pembicaraan kita. Berikut ini ada beberapa materi yang suka dijadikan topik dalam

pembicaraan dan dikhawatirkan dapat menjerumuskan kita pada pembicaraan yang

berpotensi dosa.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

14

Page 15: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Membicarakan kelebihan diri sendiri

Pembicaraan jenis ini disatu sisi diyakini bisa meningkatkan rasa percaya diri/self

esteem. Dan baik juga untuk meningkatkan citra positif yang bisa memacu semangat

dalam beraktifitas. Namun harus diwaspadai jika pembicaraan ini terlalu berlebihan

bisa menimbulkan kesombongan.

Membicarakan kekurangan diri sendiri

Pembicaraan jenis ini berguna untuk introspeksi diri sehingga dengan menyadari

kekurangan kita bisa mengupayakan perbaikan diri untuk meningkatkan kualitas

hidup selanjutnya. Namun jika berlebihan dan sampai pada penyesalan-penyesalan

yang keterlaluan apalagi meratapi nasib akan berakibat buruk terhadap tingkat

percaya diri yang bisa membuat kehilangan semagat hidup.

Membicarakan kelebihan orang lain

Kelebihan orang lain dapat memotivasi kita untuk berbuat hal yang sama jika kita

dan lingkungan menganggapnya sebagai sesuatu yang baik dan layak ditiru. Tapi

jika terlalu berlebihan dan sampai mengidolakan apalagi sampai mengkultuskan

seseorang akan berakibat tidak sehat untuk jiwa.

Membicarakan kekurangan orang lain

Topik ini merupakan yang paling senang dibicarakan orang dimana. Infotainment

yang memuat berbagai skandal dan kebobrokan moral sangat digemari dan

mempunyai rating yang tinggi. Pembicaraan ini yang lebih populer disebut gosip,

gunjing atau ghibah sering menjadi topik sehari-hari dan sebagian dari kita sangat

senang dan bahkan menikmati pembicaraan ini. Alangkah bijaksananya jika kita

menyikapi fenomena ini sebagai ajang introspeksi bukannya malah menu utama

untuk dijadikan pembicaraan hangat setiap harinya.

Banyak sekali pepatah dan ungkapan bijak yang mengingatkan kita untuk lebih

berhati-hati dalam bertutur kata agar kita tidak terlibat dalam pembicaraan yang

mengandung dosa. Jika tidak terlalu penting “Silent is Gold” sangat bijak diterapkan.

Ataupun kalau harus ada kata-kata yang hendak disampaikan pilihlah kata-kata yang

tepat, jangan sampai menyakiti perasaan orang lain yang mendengarnya karena

“Kata-kata bisa lebih tajam dari pedang”.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

15

Page 16: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Komunikasikanlah sesuatu dengan kata-kata yang tepat dan dengan cara yang baik

jangan sampai menjadi bumerang bagi diri sendiri sebagaimana ungkapan “Mulutmu

harimaumu akan menerkam kepalamu”. Apalagi kalau kata-kata yang diucapkan

merupakan ucapan yang tidak benar atau berupa kebohongan dan sampai

menimbulkan fitnah karena “Fitnah lebih kejam dari pembunuhan”. Alangkah besar

dampak suatu kebohongan yang dituduhkan pada orang lain bahkan lebih buruk dari

menghilangkan nyawa sekalipun. Jadi, walau “lidah tak bertulang” tapi pengaruhnya

sangat besar pada keharmonisan hubungan antar sesama manusia. Jagalah lisan,

perhatikan etika ketika berbicara, semoga kita semua menjadi lebih bijaksana

karenanya.

Ditulis dalam Personality | yang berkaitan Artikel, Etika, Personality, renungan | 4

Tanggapan

KETERAMPILAN BERBICARA

RHETORIKA DAN BERBICARA EFEKTIF

Disusun oleh : Drs. Arman Agung

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

16

Page 17: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Dengan mulut kita dapat berbicara. Berbicara adalah merupakan suatu

aktivitas kehidupan manusia normal yang sangat penting, karena dengan berbicara

kita dapat berkomunikasi antara sesama manusia, menyatakan pendapat,

menyampaikan maksud dan pesan, mengungkapkan perasaan dalam segala kondisi

emosional dan lain sebagainya.

Kalau diamati dalam kehidupan sehari-hari, banyak didapati orang yang

berbicara. Namun tidak semua orang didalam berbicara itu memiliki kemampuan

yang baik didalam menyampaikan isi pesannya kepada orang lain sehingga dapat

dimengerti sesuai dengan keinginannya, dengan kata lain, tidak semua orang

memiliki kemampuan yang baik didalam menyelaraskan atau menyesuaikan dengan

detail yang tepat antara apa yang ada dalam pikiran atau perasaannya dengan apa

yang diucapkannya sehingga orang lain yang mendengarkannya dapat memiliki

pengertian dan pemahaman yang pas dengan keinginan si pembicara.

Untuk penyampaian hal-hal yang sederhana mungkin bukanlah suatu

masalah, akan tetapi untuk menyampaikan suatu ide/gagasan, pendapat, penjelasan

terhadap suatu permasalahan, atau menjabarkan suatu tema sentral, biasanya

memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi bagi seorang pembicara yang belum

terbiasa, bahkan tidak semua orang mampu melakukannya dengan baik. Dibutuhkan

suatu keterampilan atau kecakapan dengan proses latihan yang secukupnya untuk

dapat tampil dengan baik menjadi seorang pembicara yang handal.

Keterampilan berbicara pada dasarnya harus dimiliki oleh semua orang yang

didalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu arah

maupun yang timbal balik ataupun keduanya. Seseorang yang memiliki ketermapilan

berbicara yang baik, akan memiliki kemudahan didalam pergaulan, baik di rumah, di

kantor, maupun di tempat lain. Dengan keterampilannya segala pesan yang

disampaikannya akan mudah dicerna, sehingga komunikasi dapat berjalan lancar

dengan siapa saja.

Disadari bahwa keterampilan berbicara seseorang, sangat dipengaruhi oleh

dua faktor penunjang utama yaitu internal dan eksternal. Faktor internal adalah

segala sesuatu potensi yang ada di dalam diri orang tersebut, baik fisik maupun non

fisik (psykhis), faktor pisik adalah menyangkut dengan kesempurnaan organ-organ

tubuh yang digunakan didalam berbicara misalnya, pita suara, lidah, gigi, dan bibir,

sedangkan faktor non fisik diantaranya adalah: kepribadian (kharisma), karakter,

temparamen, bakat (talenta), cara berfikir dan tingkat intelegensia. Sedangkan faktor

eksternal misalnya tingkat pendidikan, kebiasaan, dan lingkungan pergaulan. Namun

demikian, kemampuan atau keterampilan berbicara tidaklah secara otomatis dapat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

17

Page 18: Tekhnik Berbicara didepan Umum

diperoleh atau dimiliki oleh seseorang, walaupun ia sudah memiliki faktor penunjang

utama baik internal maupun eksternal yang baik. Kemampuan atau keterampilan

berbicara yang baik dapat dimiliki dengan jalan megasah dan mengolah serta

melatih seluruh potensi yang ada.

Pada dasarnya seorang pembicara yang handal adalah seseorang yang

ketika ia berbicara, baik dalam komuniasi formal (presentasi, ceramah, dll.) maupun

informal (pergaulan) memiliki daya tarik yang rhetoris (mempesona) dengan isi

pembicaraan yang efektif (sistematis, benar/tepat, singkat dan jelas dengan bahasa

yang tepat) sehingga orang yang mendengarkannya dapat mengerti dengan jelas

dan tergugah perasaannya.

Singkatnya, semua orang apapun profesinya, bila didalam kegiatannya

menggunakan komunikasi (pembicaraan) sebagai sarananya, maka ia perlu memiliki

keterampilan berbicara, terlebih lagi sebagai seorang tenaga pendidik, penyiar,

atupun profesi lainnya.

RHETORIKA

Salah satu dari sekian banyak jenis keterampilan yang penting untuk dimiliki

oleh setiap orang adalah keterampilan berbicara atau seni berbicara. Hal ini menjadi

penting bahkan sangat urgen, karena tak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan

ini sebagai manusia normal kita tidak mungkin lari dari kenyataan bahwa kita dalam

berinteraksi dengan sesama manusia harus menggunakan suatu bentuk atau cara

yang disebut komunikasi, khususnya bahasa verbal atau lisan.

Nuansa ini memberikan aksentuasi kepada kemampuan manusia di dalam

menggunakan lambang-lambang kata, simbol-simbol maupun isyarat lainnya dalam

proses komunikasinya sehingga tujuan komunikasi tercapai. Di dalam kenyataannya

bahwa proses komunikasi yang dilakukan oleh manusia, baik secara pribadi maupun

secara kelompok tidak jarang ditemukan adanya kegagalan di dalam mencapai

tujuan komunikasi. Hal ini disebabakan oleh adanya kekurangmampuan komunikator

dalam mengaplikasikan secara lebih baik lambang-lambang kata, simbol-simbol

maupun isyarat lainnya dalam proses komunikasi, atau mungkin juga disebabkan

oleh faktor lainnya yang tidak/kurang menguntungkan bagi kondisi di saat

berlangsungnya proses komunikasi tersebut.

Dari fenomena tersebut di atas maka seorang komunikator dalam profesi

apapun yang menggunakan bahasa lisan sebagai media penyampaiannya,

dipandang perlu membekali diri dengan suatu keterampilan atau seni di dalam

berbicara atau dalam istilahnya “Rhetorika”.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

18

Page 19: Tekhnik Berbicara didepan Umum

a. Pengertian/Defenisi Rhetorika

Rhetorika dapat diartikan secara “etimologi” dan “terminologi”. Adapun hal

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Secara etimologi (berdasarkan asal kata), rhetorika berasal dari :

- Bahasa Latin (Yunani kuno) “Rhetorica” yang artinya seni berbicara.

- Bahasa Inggris “Rhetoric” yang berarti kepandaian berpidato atau berbicara.

2. Secara terminologi (pengertian secara istilah) adalah :

Didalam bahasa Inggris rhetorika dikenal dengan istilah “The art of speaking”

yang artinya seni di dalam berbicara atau bercakap. Sehingga secara sederhana

dapat dikemukakan bahwa rhetorika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari

atau mempersoalkan tentang bagaimana caranya berbicara yang mempunyai

daya tarik yang mempesona, sehingga orang yang mendengarkannya dapat

mengerti dan tergugah perasaannya.

Sebagai bahan komparasi (pembanding) maka berikut ini ada beberapa

defenisi yang dikemukakan oleh beberapa pakar di bidang rhetorika yang

diantaranya adalah :

1. Richard E. Young cs, mengatakan bahwa rhetorika adalah ilmu yang

mengajarkan bagaimana kita menggarap masalah wicara-tutur kata secara

heiristik, epistomologi untuk membina saling pengertiandan kerjasama.

2. Socrates mengemukakan bahwa rhetorika mempersoalkan tentang

bagaimana mencari kebenaran dengan dialog sebagai tekniknya. Karena dengan

dialog kebenaran dapat timbul dengan sendirinya.

3. Plato mengungkapkan bawha rhetorika adalah kemampuan didalam

mengaplikasikan bahasa lisan yang sempurna dan merupakan jalan bagi

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang luas dan sempurna.

4. Drs. Ton Kertapati mengartikan rhetorika sebagai kemampuan

seseorang untuk menyatakan pikiran dan perasaannya dengan menggunakan

lambang-lambang bahasa.

Dari beberapa defenisi tersebut di atas, apapun defenisi dan siapapun yang

mengemukakannya semua mengacu dan memberi penekanan kepada kemampuan

menggunakan bahasa lisan (berbicara) yang baik dengan memberikan sentuhan

gaya (seni) didalam penyampaiannya dengan tujuan untuk memikat/menggugah hati

pendengarnya dan mengerti dan memahami pesan yang disampaikannya.

Kemampuan untuk menjadi pembicara yang handal tidaklah diperoleh secara

otomatis atau hanya mengandalkan bakat yang besar dan pembawaan (kharismatik)

semata, tetapi juga dapat dipelajari dan atau melalui latihan yang banyak (Dr. Dale

Carnigie).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

19

Page 20: Tekhnik Berbicara didepan Umum

b. Latar Belakang Sejarah

Istilah rethorika muncul bermula di Yunani sekitar abad ke-5 sebelum masehi.

Pada saat itu adalah merupakan masa kejayaan Yunani sebagai pusat kebudayaan

barat dan para filsufnya saling berlomba untuk mencari apa yang mereka anggap

sebagai kebenaran. Pengaruh kebudayaan Yunani ini menyebar sampai ke dunia

timur seperti Mesir, India, Persia, bahkan Indonesia dan lain-lain.

Rhetorika mulai berkembang pada jaman Socrates, Plato, dan Aristoteles.

Selanjutnya rhetorika kemudian berkembang menjadi suatu ilmu pengetahuan, dan

yang dianggap sebagai guru pertama dalam ilmu rhetorika adalah Georgias (480 –

370 SM).

c. Jenis-Jenis Rhetorika

Dari segi kepentingannya atau tujuan yang ingin dicapai, rhetorika dapat

dibagi dalam dua bahagian, yaitu :

1. Rhetorika Persuasif

Rhetorika persuasif adalah rhetorika yang bertujuan mempengaruhi orang

dengan tidak begitu memperhatikan/mempertimbangkan nilai-nilai kebenaran dan

moralitas. Rhetorika yang seperti ini dapat kita jumpai dimana-mana, contohnya

adalah rhetorika yang digunakan oleh sebagian besar penjual obat kaki lima

dalam menawarkan dagangannya, dll.

2. Rhetorika Dialektika

Rhetorika dialektika yang sering juga disebut dengan rhetorika psikologi, adalah

rhetorika yang muncul sebagai kebalikan dari rhetorika persuasif, dimana

rhetorika ini sangat memperhatikan nilai-nilai kebenaran, kebajikan, moralitas dan

sifatnya dapat menenangkan jiwa manusia. Tujuan utama rhetorika ini mengarah

kepada pembinaan spiritual. Rhetorika yang seperti ini umumnya digunakan

didalam ceramah-ceramah agama.

d. Tujuan Rhetorika

Tujuan rhetorika adalah berusaha untuk membentuk opini publik atau

menggiring pendapat umum ke arah pendapat pembicara, atau minimal pendengar

(audience) tidak membantah terhadap apa yang dikemukakan oleh si pembicara

(komunikator).

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

20

Page 21: Tekhnik Berbicara didepan Umum

e. Langgam-Langgam Dalam Rhetorika

Dalam rhetorika langgam diartikan sebagai cara, ragam, atau gaya suatu

bahasa (pembicaraan). Langgam-langgam rhetorika dapat dibagi atas :

1. Langgam Agitasi

Langgam agitasi adalah langgam yang kebanyakan dipakai dalam rhetorika

persuasif. Langgam ini biasanya digunakan untuk membakar semangat, misalnya

oleh demonstran.

2. Langgam Teater

Langgam teater adalah langgam yang digunakan oleh para pemain teater dalam

berdialog.

3. Langgam Agama

Langgam agama adalah langam yang biasa digunakan oleh para muballigh atau

para pendeta dalam penyampaian ceramahnya.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Rhetorika

Keberhasilan suatu rhetorika didalam berbicara sangat ditentukan oleh

beberapa faktor, antara lain:

1. Situasi

Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau kondisi

saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu diperhatikan

adalah:

a. Tingkat pengetahuan pendengar. Yaitu menyangkut latar belakang level

pengetahuan dari pendengar (audience).

b. Formal atau informal. Hal ini menyangkut apakah kita berbicara dalam suatu

situasi yang formal (forum resmi) atau dalam situasi biasa atau kekeluargaan

(informal)

c. Sedih atau gembira. Berbicara di depan orang yang berada dalam situasi

sedih tentunya sangat berbeda dibandingkan dengan ketika kita tampil

berbicara di depan orang yang sedang dalam keadaan gembira. Untuk itu

seorang pembicara harus mengetahui betul situasi dan kondisi

pendengarnya.

2. Ruang

Hal ini adalah tentang tempat dimana kita sedang berbicara, misalnya di dalam

ruangan gedung ataukah di lapangan.

3. Waktu

Yang dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang

sebenarnya yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

21

Page 22: Tekhnik Berbicara didepan Umum

yang akan dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang

atau basi.

4. Tema

Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga

didalam pembicaraan seorang pembicara ia dapat fokus atau terarah. Sangat

disarankan seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan

sehing didalam pembicaraannya ia tidak ngawur atau mengambang yang dapat

mengakibatkan isi pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika

terpaksa harus lebih dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan

kemudian pindah ke tema yang lainnya.

5. Isi atau Materi

Isi pembicaraan hendaknya sesuai dengan tema yang telah dipersiapkan dengan

mantap sebelumnya dan menarik minat pendengar. Daya tarik suatu materi juga

akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat

menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah :

Up to date, masalah yang dibicarakan adalah masalah yang sedang hangat-

hangatnya di dalam masyarakat.

Merupakan suatu yang menyangkut kepentingan pendengar.

Masalah yang mengandung pertentangan publik, benar-salah, baik-buruk.

Sesuai dengan kemampuan logika pendengar, dll.

6. Teknik Penyajian

Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam

berbicara, meliputi :

a. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik.

Dalam hal ini seorang pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata

bahasa yang baik, artikulasi yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik

(tidak monoton), aksen yang tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan

istilah yang tidak perlu.

b. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut,

tidak pucat, tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat

penting untuk memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.

c. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara

untuk memberikan penekanan pada masalah-masalah inti atau penting

didalam pembicaraannya, misalnya dengan pengulangan-pengulangan yang

seperlunya, atau dengan penekanan-penekanan tertentu dalam nada

pembicaraan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

22

Page 23: Tekhnik Berbicara didepan Umum

d. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan

menyelipkan intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-

hal lain yang berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman

sendiri atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan.

Hal ini dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa

menimbulkan kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.

e. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah disamping daya pesona atau kharismatik seseorang,

juga meliputi nilai-nilai pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik,

berani, bijaksana, berpandangan baik, percaya diri, tegas, tahu diri, tenang

dan tenggang rasa.

BERBICARA EFEKTIF

Tampil berbicara dengan hanya mengandalkan teknik rhetorika, nampaknya

tidaklah cukup untuk menjadi seorang pembicara yang handal. Karena bagimanapun

hebatnya daya pesona yang ditimbulkan oleh seorang pembicara dalam

penampilannya tanpa didukung oleh efektifitas pembicaraan yang dibawakannya,

maka apa yang disampaikannya itu akan berlalu begitu saja tanpa menimbulkan

kesan yang mendalam, atau dengan kata lain efek pesan yang disampaikannya itu

hanya bertahan sampai selesainya pembicaraan, begitu pembahasan selesai maka

selesai pulalah segalanya.

Untuk itulah maka disamping seorang pembicara perlu memiliki rhetorika yang

baik, ia juga perlu menguasai apa yang disebut berbicara yang efektif. Berbicara

efektif merupakan sarana penyampaian ide kepada orang atau khalayak secara lisan

dengan cara yang mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengarnya. Hal itu dapat

terjadi jika pembicaraannya sistematis, benar, tepat dan tidak berbelit-belit dengan

penggunaan bahasa yang baik dan benar.

1. Dasar-Dasar Berbicara Efektif

Pada dasarnya berbicara efektif pada kesempatan apapun terdiri dari tiga

unsur pokok, yaitu pembukaan, isi atau inti permasalahan, dan penutup.

a. Pembukaan

Pembukaan adalah bagian awal dari setiap pembicaraan. Pembukaan termasuk

bagian penting karena turut menentukan sukses tidaknya suatu pembicaraan.

Bila pembukaan sudah berhasil menggugah minat dengar orang, maka

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

23

Page 24: Tekhnik Berbicara didepan Umum

kesuksesan pembicaraan sudah 50 % ada ditangan si pembicara. Sebaliknya,

bila pembukaannya saja sudah membosankan, maka kegagalan penyampaian

pesan dapat dikatakan sudah 90%, karena yakinlah bahwa pembicara akan

diabaikan atau tidak akan diperhatikan oleh pendengar.

Pembukaan seyogyanya dilakukan paling lama lima menit. Dan diharapkan

waktu lima menit tersebut dapat memberikan kesan yang menyenangkan dan

menarik minat bagi para pendengar sehinga para pendengar bersedia menyimak

pembicaraan selanjutnya dengan seksama.

Pada acara formal, misalnya pidato, isi “Pembukaan” biasanya terdiri dari salam

kepada orang/pejabat atau tokoh setempat yang hadir, ucapan terima kasih atas

kesempatan yang diberikan, dan ulasan sekilas tentang masalah yang akan

dibicarakan.

Pembukaan sebaiknya memuat common interest dari pendengar. Misalnya

berbicara tentang hal-hal aktual yang sedang terjadi yang menjadi bahan

pembicaraan yang hangat di masyarakat, walaupun mungkin tidak ada kaitannya

dengan yang akan dibicarakan. Bisa juga disisipkan beberapa lelucon/anekdot

segar yang dapat menggugah perhatian dan simpati orang. Alangkah baiknya

apabila lelucon atau “penyegar” tersebut secara tidak langsung dapat

disambungkan dengan inti masalah.

Bila kata pembukaan berhasil, perhatian pendengar secara halus dapat ditarik ke

inti permasalahan. Pembukaan pada setiap kesempatan pembicaraan sangat

berbeda, tergantung pada misi, sifat, lawan bicara, dan suasana pembicaraan.

1) Misi Pembicaraan

Pembukaan dipengaruhi oleh misi pembicaraan. Yang dimaksudkan dengan misi

pembicaraan di sini adalah tujuan pertemuan atau pembicaraan dan tugas yang

dibebankan kepada si pembicara untuk disampaikan kepada hadirin

2) Sifat Pembicaraan

Pembukaan dipengaruhi oleh sifat pembicaraan, apakah serius, resmi, atau tidak

sama sekali. Pembukaan di depan forum resmi, misalnya pertemuan atau rapat

dinas yang dihadiri oleh pejabat kantor bersangkutan dan para pejabat

pemerintah, sifatnya sangat formal yang biasanya akan mengikuti tatanan yang

sudah baku dalam acara resmi. Dalam hal ini, pembukaan harus benar-benar

mencerminkan keseriusan dari acaranya. “Pembukaan” pembicaraan atau pidato

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

24

Page 25: Tekhnik Berbicara didepan Umum

dapat disisipi “penyegaran” dengan sedikit humor, dan bisa dilakukan dengan

santai tapi dengan tidak menghilangkan keseriusan acara.

3) Lawan Bicara

Lawan bicara turut menentukan “pembukaan” pembicaraan. Lawan bicara atau

pendengar bisa dikategorikan dalam dua bahagian, yaitu kelompok atau

perseorangan. Pembicaraan dengan perseorangan (seseorang), pembukaannya

biasanya lebih diwarnai dengan gaya yang sifatnya kekeluargaan, apalagi kalau

keduanya sudah akrab. Namun apabila pembicara dengan lawan bicara belum

akrab benar maka pembukaan disampaikan seperlunya hingga dirasa suasana

sudah “hangat”, kemudian kita dapat masuk ke masalah inti yang akan

disampaikan.

Berbeda jika pembicaraan dilakukan dihadapan banyak orang maka harus

diperhatikan siapa siapa yang menjadi lawan bicara, pembukaannya harus

ditujukan kepada semua hadirin.

Disamping itu, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: usia, status sosial,

bahasa dari lawan bicara, karena ini berkaitan dengan adat kesopanan yang juga

akan sangat menentukan minat dengar dari lawan bicara.

4) Suasana

Suasana juga ikut menentukan bagaimana pembukaan suatu pembicaraan. Baik

isi maupun pola tutur bahasa bahkan nada bicara yang digunakan adalah sangat

erat hubungannya dengan suasana yang berlangsung atau yang dihadapi oleh

pembicara. Karenanya pembicara harus memahami betul suasana yang

dihadapinya untuk memulai atau membuka suatu pembicaraan, apakah gembira,

sedih, santai atau suasana yang lainnya. Pembukaan pembicaraan atau

sambutan dan sejenisnya, pada suatu acara pemakaman jangan sampai

disamakan seperti pada pembukaan acara ulang tahun, atau sebaliknya.

b. Isi/Inti Pembicaraan

Inti pembicaraan merupakan bagian paling pokok dalam pembicaraan. Bagian ini

merupakan tujuan dari pembicaraan. Dalam bagian inilah rincian permasalahan

akan dibahas.

Dalam acara-acara tertentu, misalnya diskusi, seminar, sarasehan, biasanya

penyampaian inti permasalahan tidaklah perlu terlalu mendetail, melainkan hanya

pada butir-butir pokoknya sajalah yang disampaikan. Penyampaian yang

mendetail biasanya disampaikan dalam forum tanya jawab.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

25

Page 26: Tekhnik Berbicara didepan Umum

Isi pembicaraan harus dapat disampaikan secara lengkap dengan sistematis dan

tidak berkepanjangan atau bertele-tele. Pembicara harus konsisten dengan inti

permasalahan. Pembicaraan tidak boleh merambat ke hal-hal di luar

permasalahan yang dibicarakan, terkecuali jika hal itu diambil sekedar sebagai

referensi atau sebagai loncatan berfikir (itupun harus dibatasi dan dijaga jangan

sampai berkembang lebih jauh). Untuk lebih memfokuskan perhatian pendengar

dapat dibantu dengan presentasi yang menggunakan alat audio, visual atau

audio visual.

Sesekali sisipkan anekdot atau guyonan penyegar suasana. Dan selanjutnya

libatkan hadirin dalam permasalahan yang disampaikan, misalnya dengan

melontarkan pertanyaan yang berhubungan dengan inti permasalahan. Cara

seperti ini hampir selalu dapat mengikat perhatian pendengar sepanjang

pembicaraan.

Perlu diperhatikan bahwa, sebaiknya lama pembicaraan tidak lebih dari satu jam

per sesi. Pembahasan inti permasalahan dapat dilanjutkan lagi dalam forum

tanya jawab. Setelah semua inti materi disampaikan, tiba saatnya untuk menutup

pembicaraan.

c. Penutup

Pada akhir pembicaraan hendaknya diusahakan adanya kata-kata penutup yang

dibuat sesingkat mungkin, paling lama tiga sampai lima menit. Dalam penutup

dapat disampaikan kesimpulan atau rangkuman penting sebagai hasil

pembicaraan itu.

Penutup biasanya diakhiri dengan ucapan terima kasih kepada hadirin atas

perhatian yang diberikan dan kepada penyelenggara apabila berbicara pada

suatu acara resmi. Dan terakhir sekali adalah ucapkan salam sebagai penutup

pembicaraan.

DAFTAR PUSTAKA

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

26

Page 27: Tekhnik Berbicara didepan Umum

1. HUDORO SUMETO : Cara Berbicara dan Presentasi dengan Audio Visual,

Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2004.

2. ARMAN AGUNG : Laporan Program Pembelajaran Pendidikan Kader (Materi

Rethorika) di Kampus IKIP Gunungsari Baru Ujung Pandang, Ujung

Pandang1989.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB TIM MKCUBAHASA INDONESIA

27