Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

23
Tekhnik pemeriksaan radiografis untuk menunjang penyakit periodontal Pemeriksaan radiografis telah menjadi salah satu pemeriksaan penunjang dalam menentukan diagnosis di bidang kedokteran gigi. Radiografis merupakan pemeriksaan penunjang yang penting dalam menegakkan diagnosis penyakit periodontal. Teknik radiografi yang pada umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bite wing radiografi dan periapikal radiografi. Pemeriksaan menggunakan radiografi panoramik dapat memberi gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum. Tekhnik pemeriksaan radiograf kedokteran gigi ekstraoral dan intraoral: 1. Tekhnik Ekstraoral : - Panoramik, -Cepahlometric: lateral, posterior-anterior 2. Tekhnik Intraoral : - Periapikal : paralel dan biseksi - Bitewing, - crossection, - topografi Tekhnik pemeriksaan radiograf yang digunakan untuk menunjang penyakit periodontal: 3. Tekhnik Ekstraoral : - Panoramik 4. Tekhnik Intraoral : - Periapikal : paralel, biseksi dan -bitewing Pemeriksaan periodontal menggunakan tekhnik panoramik

description

Pemeriksaan radiografi pada periodontitis

Transcript of Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Page 1: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Tekhnik pemeriksaan radiografis untuk menunjang penyakit periodontal

Pemeriksaan radiografis telah menjadi salah satu pemeriksaan penunjang dalam menentukan

diagnosis di bidang kedokteran gigi. Radiografis merupakan pemeriksaan penunjang yang

penting dalam menegakkan diagnosis penyakit periodontal. Teknik radiografi yang pada

umumnya digunakan pada praktek kedokteran gigi adalah bite wing radiografi dan periapikal

radiografi. Pemeriksaan menggunakan radiografi panoramik dapat memberi gambaran umum

dari struktur mulut, dan berguna untuk mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum.

Tekhnik pemeriksaan radiograf kedokteran gigi ekstraoral dan intraoral:

1. Tekhnik Ekstraoral : - Panoramik, -Cepahlometric: lateral, posterior-anterior

2. Tekhnik Intraoral : - Periapikal : paralel dan biseksi

- Bitewing, - crossection, -topografi

Tekhnik pemeriksaan radiograf yang digunakan untuk menunjang penyakit periodontal:

3. Tekhnik Ekstraoral : - Panoramik

4. Tekhnik Intraoral : - Periapikal : paralel, biseksi dan -bitewing

Pemeriksaan periodontal menggunakan tekhnik panoramik

Radiografi panoramik memberi gambaran umum dari struktur mulut, dan berguna untuk

mendeteksi pola kehilangan tulang secara umum. Gambaran panoramik memberikan

sejumlah informasi yang dapat diterima untuk tujuan diagnostik tetapi harus ditambah dengan

gambaran intraoral bila diperlukan untuk kemajuan penyakit yang termasuk tujuan utama

radiografi pada pencatatan bagian periodontal.

Indikasi: - Perawatan Orthodontia

- Mengetahui lokasi dan posisi m3

- Teeth development saat mixed dentition

- Anomali perkembangan gigi dan jaringan penyangga

- Mengidentifikasi oral disease ex: periodontal yang meluas/generalized

Foto panoramik merupakan foto ronsen ekstra oral yang menghasilkan gambaran

yang memperlihatkan struktur fasial termasuk mandibula dan maksila beserta struktur

pendukungnya. Struktur periodontal yang teridentifikasi dalam radiografi meliputi lamina

Page 2: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

dura, tulang alveolar, ligamen periodontal dan sementum.Foto panoramik dapat mendiagnosa

penyakit periodontal kebanyakan pada kasus yang sudah parah. Radiografi panoramik dalam

kasus penyakit periodontal digunakan untuk melihat persebaran penyakit periodontal ( dilihat

dari densitas tulang alveolar) apakah terjadi reasorpsi tulang alveolar secara lokalis atau

generalis.

Page 3: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Panoramic view at first presentation demonstrating severe periodontitis and calculus

accumulation. (dental.washington.edu)

Radiografi panoramik menunjukkan adanya kehilangan tulang alveolar akibat periodontitis kronis

Pemeriksaan periodontal menggunakan tekhnik periapikal:

Gambar A memperlihatkan pengurangan tulang periodontal (Alveolar) secara vertikal; panah

menunjukan pembesaran abnormal dari jarak ligament periodontal, B gambar dari pengurangan

tulang secara vertikal pada gigi rahang atas

Page 4: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Periapikal radiografi tidak hanya sering digunakan untuk membantu perbedaan diagnosis dari

gejala pasien, tetapi juga melihat proses patologis yang tidak terdeteksi pada gigi dan

sekeliling tulang alveolar. Teknik periapikal dapat digunakan untuk membantu perbedaan

diagnosis dari gejala pasien dan menyaring proses patologis yang tidak terdeteksi pada gigi

dan sekeliling tulang alveolar. Pada diagnosis penyakit periodontal, periapikal radiografi

dapat memberikan informasi yang berguna yang tidak dapat diperoleh hanya melalui

pemeriksaan jaringan lunak, tetapi dapat diperoleh dari beberapa informasi seperti:

a) Gigi

- Ratio klinis mahkota-akar: pada dasarnya, istilah ini dimaksudkan pada ratio

antara gigi dengan panjang akar yang dikelilingi oleh tulang.

- Bentuk dan ukuran mahkota dan akar: gigi dengan mahkota kecil dan akar yang

panjang mempunyai prognosis yang lebih baik dibanding mahkota yang besar dan

akar yang pendek.

- Posisi akar pada gigi berakar jamak: pada gigi berakar jamak, akar yang

berdekatan mempunyai prognosis yang lebih buruk dibanding akar yang terpisah.

- Posisi gigi dengan gigi tetangganya: titik kontak terbuka ataupun yang berdekatan

dengan gigi tetangga dapat terlihat pada radiografi, dan termasuk daerah yang

penting dimana masalah periodontal dapat terjadi.

- Kalkulus : deposit kalkulus subginggival maupun supragingival dapat terlihat

pada radiografi periapikal.

- Resorpsi akar: resorpsi akar internal maupun eksternal dapat dideteksi.

- Kontur dan tepi restorasi: hubungan antara restorasi yang overhanging pada

interproksimal dan atau kontur restorasi yang jelek, dan hilangnya tulang

periodontal dapat dilihat dengan pemeriksaan radiografi.

- Fraktur akar: gigi dengan fraktur akar horizontal ataupun vertikal dapat

menyebabkan gejala periodontal.

- Benda asing dan ujung akar: hal ini menghasilkan lesi periodontal aggressive dan

lesi endo-perio

b) Tulang

Page 5: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

- Pola kehilangan tulang disekitar gigi hanya dapat ditentukan melalui pemeriksaan

radiografi. Periapikal radiografi, menggunakan teknik paraleling cone, memberi

gambaran yang paling akurat dari ketinggian tulang dalam hubungannya dengan

CEJ, dan panjang sebenarnya dari gigi. Pemeriksaan gambaran tulang pada

periapikal radiografi sebagai bagian dari diagnosis periodontal, perhatian yang

khusus tertuju pada pola kehilangan tulang: apakah kehilangan tulang horizontal

atau vertikal?

- Perluasan hilangnya tulang: apakah kehilangan tulang generalised menutupi gigi

atau lokalised pada gigi tertentu?

- Furcatio involvement: apakah radiolusen pada daerah furkasi?

- Lamina dura: pentingnya lamina dura belum jelas sedangkan keberadaannya

menunjukkan dukungan tulang yang bagus,keberadaanya tidak selalu menandakan

penyakit.

- Jarak ligamen periodontal: melebarnya jarak ligamen priodontal mengindikasikan

bahwa gigi tersebut mendapat tekanan oklusal atau mobile. Hal ini juga menjadi

petunjuk awal dari inflamasi pulpa, oleh karena iu pemeriksaan klinis yang cermat

diperlukan untuk diagnosis.

Seperti yang terlihat pada radiografi atas, ada tulang radiografi signifikan pada gigi 36

bagian mesial. Jaringan lunak di tempat lain masih dalam batas normal. Keropos tulang

incipient radiografi tercatat di sisi kontralateral 36 mesial tapi probing normal.

Pelaksaan tekhnik biseksi

Keuntungan teknik biseksi ;

Page 6: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

- Penentuan posisi film relative lebih sederhana dan cepat.

- Tidak ada alat tambahan lain kecuali film.

- Tak perlu sterilisasi khusus.

Kerugian teknik biseksi ;

- Kemungkianan adanya penyimpangan (distorsi) pada gamabar radiografi yang

dihasilkan.

- Kesalahan sudut vertical mengakibatkan pemanjanagan atau pemendekan gambar.

- Bayangan tulang zygomatic sering tampak menutupi regio akar gigi molar.

- Dapat terjadi cone cutting bila titik pusat sinar-X tidak tepat di pertengahan film.

Posisi film yang perlu diperhatikan untuk gigi rahang atas dan bawah:

- Gigi Insisivus dan Caninus : sumbu panjang gigi vertikal

- Gigi premolar dan molar : sumbu panjang gigi horizontal

- Penentuan sudut vertical menarik garis lurus titik pusat sinar X terhadap bidang

oklusal.

Page 7: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

- Penentuan sudut horizontaltitik kontak interproksimal. Sudut ini ditentukan

oleh bentuk lengkung rahang dan posisi gigi.

Penentuan sudut:

Gigi RA I C P MSudut Vertikal 45 O 50 O 40 O 45 O

Sudut Horizontal

5-30 O 60 O 70 O 85-95 O

Gigi RB I C P MSudut Vertikal 25 O 20 O 15 O 5 O

Sudut Horizontal

5-30 O 60 O 70 O 85-95 O

Pelaksanaan tekhnik paralel:

Keuntungan teknik parallel :

- Hasil gambar lebih geometris (kemungkinan terjadi pembesaran gambar kecil)

- Jaringan periapikal dapat tampak dengan jelas.

- Mahkota gigi dapat tampak dengan jelas sehingga karies proksimal dapat di

deteksi.

- Arah sinar-X sudah ditentukan pada pertengahan film, sehingga menghindari cone

cutting.

Kerugian teknik parallel :

- Penggunan film holder pada region posterior bisa menyebabkan pasien merasa

mual

- Sulit menggunakan film holder untuk region Molar 3 RB.

- Membutuhkan waktu ekpose yang agak lama sehingga memungkinkan pasien

melakukan pergerakan.

Teori prinsip pemotretan :

Page 8: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

- Film diletakkan pada film holder dan ditempatkan dalam mulut, pada posisi paralel

terhadap sumbu panjang gigi yang diperiksa.

- Tube head ( cone ) diarahkan tegak lurus terhadap gigi dan film.

- Dengan menggunakan film holder yang memiliki pemegan film dan penentu arah

tubehead, teknik ini dapat diulang dengan possisi dan kondisi yang sama pada waktu

yang berbeda.

- Untuk gigi anterior film ditempatkan secara vertical dan untuk gigi posterior film

ditempatkan secara horizontal.( perlu diperhatikan bahwa sisi film yang yang

berwarna putih dan tonjol menghadap ke arah datang sinar –X.

- Kepala pasien bersandar pada kursi, bidang oklusal horizontal sejajar dengan

lantai.

- Pasien diminta menggigit bite block secara perlahan agar posisi bite block stabil.

- Lingkaran penentu arah sumber sinar-X ditempatkan sesuai posisinya.

Pemeriksaan periodontal menggunakan tekhnik bitewing:

Mild periodontitis terlihat pengurangan ketinggian alveolar crest diikuti penumpulan sudutnya

Page 9: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Tekhnik bitewing digunakan untuk mendeteksi karies di permukaan proksimal gigi dan

puncak alveolar yang secara klinis tidak dapat dideteksi. Teknik Bitewing dipakai untuk

mengevaluasi ketinggian tulang interproksimal selama pemeriksaan periodontal dan deposit

kalkulus subgingival. Gambaran kalkulus akan terlihat garis radiopak yang intensitas

warnanya akan meningkat jika mineralisasinya juga meningkat.

Dasar tekhnik bitewing ini adalah tekhnik kesejajaran yang sedikit dimodifikasi, dengan

sudut antara bidang konus sebesar 0-10 derajat.

Keuntungan tekhnik bitewing:

1. Sederhana

2. Murah dan efisien

3. Tidak perlu sterilisasi karena hanya 1x pakai

4. Mudah digunakan

Kekurangan tekhnik bitewing:

1. Membutuhkan kemampuan khusus untuk menentukan sudut vertical dan

horizontal.

2. Terjadi cone cutting

3. Letak film mudah berubah

Page 10: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

4. Tidak dapat digunakan untuk kelainan yang mencapai daerah periapikal.

Pemeriksaan radiograf intraoral: crossection

Crossection maksila

Indikasi :

- Menilai posisi kaninus impaksi dalam arah bucco-palatal

Sudut sinar-X terhadap film menjadi kurang lebih 80° dan diarahkan ke dahi pasien.

Teknik pemotretan:

1. Bidang oklusal pasien sejajar dengan lantai.

2. Sisi putih film menghadap atas dan letaknya di atas bidang oklusal bawah. Gigit

film secara perlahan agar film tidak tertekuk. Film diletakkan dari anterior-

posterior.

3. Cone diarahkan di pertengahan atas pasien, mengarah ke bawah, melalui

pertengahan kepala pasien. Sinar-x diarahakan sejajar sumbu insisif atas.

Page 11: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Crossection mandibula

Indikasi:

- Mendeteksi adanya dan posisi batu kelenjar liur pada duktus kelenjar submandibula.

- Melihat keadaan gigi-gigi rahang bawah impaksi dalam arah bucco-lingual.

- Cone diarahkan keatas di pertenaghan rahang bawah mengarah ke daerah molar

dengan sudut 90° terhadap film.

Teknik pemotretan:

1. Kepala menengadah sejauh mungkin.

2. Sisi putih film menghadap bawah dan letaknya di atas bidang oklusal bawah.

Gigit film secara perlahan agar film tidak tertekuk. Film diletakkan melintang dari

kiri-kanan.

3. Cone diarahkan ke atas pertengahan mandibula ke daerah molar dengan sudut 90°

terhadap film.

Page 12: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Pemeriksaan radiograf intraoral : topografi

Topografi Maksila:

Indikasi :

- Melihat keadaan gigi anterior atas sampai daerah periapikal.

- Deteksi kaninus impaksi, supernumerary teeth, dan odontoma.

- Menentukan posisi kaninus impaksi.

Teknik pemotretan:

1. Bidang oklusal pasien sejajar dengan lantai.

2. Sisi putih film menghadap atas dan letaknya di atas bidang oklusal bawah. Gigit

film secara perlahan agar film tidak tertekuk. Film diletakkan melintang dari kiri-

kanan.

3. Cone diarahkan di pertengahan atas pasien, menghadap ke bawah dengan sudut

65° - 70° terhadap film.

Topografi mandibula:

Indikasi :

Page 13: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

- Melihat daerah periapikal gigi insisif bawah.

- Menilai pergeseran pada fraktur mandibula anterior dalam bidang vertical.

Teknik pemotretan:

1. Bidang oklusal sejajar dengan lantai.

2. Sisi putih film menghadap bawah dan letaknya di atas bidang oklusal bawah.

Gigit film secara perlahan agar film tidak tertekuk. Film diletakkan memanjang

dari anterior-posterior.

3. Cone diarahkan ke atas pertengahan mandibula ke dagu dengan sudut 45°

terhadap film.

Pemeriksaan radiografi ekstraoral : Cephalometric

Cephalometric Lateral

Indikasi : ortondonti pra dan pasca perawatan, ortognatik surgey evaluasi skeletal dan

jaringan lunak abnormal

Teknik

Page 14: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

a. Posisi pasien pada cephalostat, sagittal plane kepala vertikal dan sejajar dengan film

serta Frankfort plane horizontal. Gigi harus dalam keadaan interkuspasi maksimum.

b. Kepala difiksasi pada sefalostat, dengan plastic ear rods dimasukkan ke dalam

external auditory meati.

Cephalometric posterio-anterior

Indikasi : ada tidaknya penyakit, trauma dan kelainan-kelainan pertumbuhan fasial.

Ortodonsi(observasi pre atau pasca perawatan)

Teknik:

Posisi kepala: Pasien dalam keadaan tegak berdiri, duduk atau tidur telungkup.

Dahi dan hidung menempel pada cassette. Garis dari sudut mata ke meatus

akustikus eksterna (orbito-meatal line/DML0 tegak lurus cassette. Posisi kepala

simetris kiri dan kanan dengan bidang midsagital tegak lurus di garis tengah film.

Evaluasi Mutu Radiograf Intraoral:

• Objek tercakup dalam radiograf dan terletak di tengah

• Kontras, detail, ketajaman baik

1. Kontras

Page 15: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

Menunjukkan perbedaan antara bagian radiopaque dan radiolusens. Pada kontras yang tidak

baik, bagian berwarna hitam dan putih akan sulit dibedakan.

2. Detail

Menunjukkan perbedaan anatomi, seperti email, dentin, dan pulpa. Pada detail yang baik,

interpretasi setiap bagian akan mudah dilakukan karena terlihat batasan yang jelas.

3. Ketajaman

Menunjukkan apakah kualitas foto tajam atau ada bagian yang blur.

• Daerah interdental tampak jelas

• Gigi posterior cusp bukal dan lingual/ palatal terletak dalam satu bidang

• Gigi anterior perhatikan daerah servikal dan panjang gigi rata rata

• Distorsi minimal : bila distorsi yang terjadi minimal maka film radiograf dapat diinterpretasi.

Evaluasi radiograf jaringan periodonsium (Alveolar crest)

i. tinggi Normal atau terjadi penurunan. Jika terjadi penurunan tulis mengalami penurunan….mm dari CEJ ( Cemento Enamel Junction)

ii.bentuk Uraikan secara mendetail misalnya : mengalami penumpulan dan kerusakan tulang dalam arah ( horizontal atau vertikal)

iii.tulang kortikal # ada/tidak# kontinuitas kontinue / tidak kontinue# outline reguler/ irregular# tebal/lebar mengalami penebalan/ penyempitan.# densitas densitas meningkat / menuruniv.tulang kanselus(spongious):-densitas-pola

Densitas ialah kepadatan dari tulang.Sedangkan pola ialah struktur dari tulang trabekula. (Pola normal/ tidak normal). Jika tidak normal jelaskan polanya.

Lamina Dura

Mesio Lateral Mesio Medial Disto Lateral Disto Mediallamina dura sisi mesial (lateral dan medial), distal (lateral dan medial):# 1/3 servikal

Hilang/ putus-putus/ menebal/ menyempit/ tidak terlihat. Kalau tidak terlihat terangkan alasannya.

Page 16: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

( Ket : untuk gigi dengan akar tunggal maka yang diisi hanya kolom mesiolateral dan distolateral; sedangkan untuk gigi dengan akar ganda atau lebih maka diisi semua kolomnya)

#1/3 tengah

#1/3 apikal

ruang periodontal sisi mesial (lateral dan medial), distal (lateral dan medial):# 1/3 servikal

Hilang/ melebar/ menyempit/ tidak dapat ditentukan ( Jika lamina dura tidak terlihat maka ruang periodontal tidak dapat ditentukan)

# 1/3 tengah

#1/3 apikal

Evaluasi radiografik kelainan periodontal

perbandingan radiograf sebelum dan sesudah perawatanada tidaknya perubahan radiolusensi resorpsi tulang menjadi lebih radioopaktinggi tulang yang ada (alveolar crest) sesuai kasus Normal/ terjadi

perubahan(mengalami penurunan…mm dari CEJ ( Cemento Enamel Junction)

Kondisi (bentuk) alveolar crest sesuai kasus Normal/ terjadi perubahan ( misalnya : mengalami penurunan akibat kerusakan tulang horizontal / vertikal)

ruang periodontal dan lamina dura menulis kesimpulan yang diambil dari kolom ruang periodontal dan lamina dura pada evaluasi kelainan jaringan periodontal

Page 17: Tekhnik Pemeriksaan Radiografis Periodontitis

keterlibatan furkasi Sesuaikan dengan kasus.rasio mahkota akar Dalam hal ini mahkota ialah struktur gigi di

atas alveloar crest dan akar ialah struktur gigi yang tertanam/masih disangga/diliputi alveolar crest.

hasil perawatan kelainan periodontal dengan bone graft/ GTRperan radiologi kedokteran gigi dalam perawatan implan

Referensi:

1. Pharoah, Michael J & White, Stuart C. 2004. Oral radiology : Principles and

interpretation. Missouri : Mosby

2. Margono Gunawan 1998, Radiology Intraoral : Tekhnik, Prosesing, Interpretasi

Radiogram, EGC