Tehnik Distraksi Dan Relaksasi

download Tehnik Distraksi Dan Relaksasi

of 16

description

akankakbajba

Transcript of Tehnik Distraksi Dan Relaksasi

tehnik distraksi dan relaksasi1.DistraksiDistraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akanlupaterhadap nyeri yang dialami.Misalnya seorang pasien sehabis operasi mungkin tidak merasakan nyeri sewaktu melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan dengan teori GateControl.Pada spina cord, sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri peripheral dihambat oleh stimuli dari serabut-serabut saraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional maka pintuspinal cordyang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang(Cummings1981: 62). Beberapa teknik distraksiantaralain: bernafas secara pelan-pelan,massagesambil bernafas pelan-pelan, mendengar lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata.2.Jenis Tehnik Distraksi antara lain :a.Distraksi visualMelihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dangambartermasuk distraksivisual.b.Distraksi pendengaranDiantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercikair, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki.(Tamsuri, 2007).Musik klasik salah satunya adalah musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milikWolfgang Amadeus Mozart(1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan, Mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyeri fisik. Penelitian itu di antaranya dilakukan oleh Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell. Mereka mengistilahkan sebagai Efek Mozart.Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006)c.Distraksi pernafasanBernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnikinihingga terbentuk pola pernafasan ritmik.Bernafas ritmik dan massase, instruksikanklien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyerid.Distraksi intelektualAntara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.e.Tehnik pernafasanSeperti bermain, menyanyi, menggambar atau sembayangf.Imajinasi terbimbingAdalah kegiatan klien membuat suatu bayangan yang menyenangkan dan mengonsentrasikan diri pada bayangan tersebut serta berangsur-angsur membebaskan diri dari dari perhatian terhadap nyeri

2.RelaksasiRelaksasi adalah metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis.Adatigahal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaituposis yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkindengan semua bagian tubuh disokong (missalbantal menyokong leher), persendian fleksi, dan otot-otot tidak tertarik (misaltangan dan kaki tidak disilangkan). Untuk menenangkan pikiran pasiendianjurkan pelan-pelan memandang sekeliling ruangan misalnya melintasi atap turun ke dinding , sepanjang jendela, dll. Untuk melestarikan muka, pasien dianjurkan sedikit tersenyum atau membiarkan geraham bawah kendor.Steward(1976: 959)menjelaskan teknik relaksasi sebagai berikut:1.Pasien menarik nafas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara.2.Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan betapa nyaman hal tersebut.3.Pasien bernafas beberapa beberapa kali dengan irama normal4.Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan hanyakakidan telapak kaki yang kendor.Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangat.Menurut Walsleben, teknik-teknik ini akan lebih efektif jika dilakukan tepat sebelum tidur. Ada baiknya dilakukan di tempat yang tenang dan nyaman. Berikut beberapa teknik dari Walsleben yang bisa Andacoba:1.Pernafasan perutCobalah bernafas dari perut dan fokuskan pikiran Anda ke setiap tarikan nafas Anda. Cara ini bisa membantu agar Anda tetap tenang, baik siang maupun malam hari. Untuk memaksimalkan hasil, Anda bisa mencoba teknik ini dalam ruangan temaram, dengan menutup mata atau mendengarkan musik lembut sambil memusatkan perhatian ke setiap tarikan nafas.

Sambil duduk atau berbaring di tempat tidur, cobalah meletakkan tangan Anda di perut."Saat menarik dan menghembuskan nafas, tangan akan bergerak perlahan," tutur Doner. Dengan fokus pada gerakan ini, terang Doner, Anda bisa mengalihkan perhatian dari pikiran-pikiran ke tubuh Anda. Anda bisa menarik dan menempatkan diri pada satu situasi yang berbeda.

2.Gambaran indahMembayangkan situasi yang membuat Anda rileks merupakan salah satu teknik pilihan. Tidak ada aturan khusus mengenai gambaran yang Anda pilih, yang penting bisa membuat Anda nyaman. Meskipun awan, laut dangunungmerupakan pilihan yang umum digunakan, Anda tetap bisa fokus pada hal-hal lain yang Anda sukai.

"Ada pasien yang suka menggambarkan kantornya, membersihkan dan merapikan semua yang ada di meja kerja sebelum akhirnya tertidur," terang Walsleben, seperti dikutip situshealth.com.Ada juga yang membayangkan sedang meniupbalonsabun. Mereka melihat diri mereka memasukkan tongkat kecil ke dalam kotak sabun, memandangi gelembung memenuhi halaman, hingga akhirnya air sabunnya habis."

3.Pilihlah tempat yang nyaman menurut AndaKemudian gunakan imajinasi Anda, gunakan semua indera untuk melihat dan merasakan hal yang Anda bayangkan."Otak kadang-kadang tidak tahu perbedaan antara bayangan dan kenyataan," tutur Doner.

4.Meditasi pikiranSebelum tidur, cobalah fokus pada setiap aspek dalam hidup Anda. Fokuskan pikiran pada satu permasalah, kemudian cobalah melepaskan pikiran tersebut. Lakukan juga pada pikiran yang lain. Anda akan lebih tenang setelah melepaskan semua beban pikiran yang memenuhi kepala Anda.

Anda bisa mencoba dengan menulis. Sediakan waktu 15 menit dan tuliskan semua pikiran yang ada di kepala. Kemudian gunakan 15 menit berikutnya untuk memikirkan dan menulis langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah Anda. Teknik ini, terang Walsleben, ada baiknya dilakukan di siang hari. Dengan begitu, pikiran Anda akan jauh lebih tenang saat hendak tidur di malam hari.

5.Hitung mundurSaat berbaring di tempat tidur, mulailah dengan melihat ke atas."Sedikit peregangan mata bisa membuat Anda rileks," terang Doner. Tarik nafas dari perut dan tahan. Saat mengeluarkan nafas, biarkan tubuh dan pikiran Anda rileks. Ulangi satu atau dua kali. Selanjutnya coba bayangkan Anda sedang berjalan dari tangga pesawat dengan menghitung langkah mulai dari 10 atau 20. Tiap angka menuntun langkah Anda ke anak tangga yang lebih rendah. Hembuskan nafas setiap Anda melangkah turunMEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSISTANDAROPERASIONALPROSEDURPENGERTIANMemberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeridengan mmbimbing pasien untuk melakukan teknik relaksasidistraksiTUJUAN1. Menghilangkan atau mengurangi nyeri2. Menurunkan ketegangan otot3. Menimbulkan perasaan aman dan damaiKEBIJAKAN1. Pasien dengan nyeri kronis2. Pasien ancietasPETUGAS PerawatPERALATANPROSEDURPELAKSANAANA. Tahap Pra Interaksi1. Melihat data nyeri yang lalu2. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikanoleh perawat3. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokterB. Tahap Orientasi1. Menyapa dan menyebut nama pasien2. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileksdan tempat yang paling disukai3. Menjelaskan tujuan dan prosedur4. Menayakan persetujuan dan kesiapan pasienC. Tahap Interaksi1. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuaikondisi pasien (duduk/berbaring)2. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman3. Meminta pasien memejamkan mata4. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasienpada kedua kakinya untuk dirilekskan, kemndorkanseluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untukmerasakan relaksasi keduakakipasien5. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya padakedua tangan pasien, kendorkan otot-otot keduatangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasikeduaanya6. Memindahkan focus pikiran pasien pada bagiantubuhnya, memerintahkan pasien untuk merilekskanotot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampaike otot bahu, meminta pasien untuk merasakanrelaksasi otot-otot tubuh pasien7. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot mukamenjadi rileks8. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran padamasuknya udara lewat jalan nafas9. Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat yangmenyenangkan pasienD. Tahap Terminasi1. Mengevaluasi hasil relaksasi (skalanyeri, ekspresi)2. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknikrelaksasiini, bila pasien merasakan nyeri 3. Berpamitan pada pasien4. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien

dalam catatan perawatan1.DISTRAKSI

1. Pengertian:Distraksi adalah suatu metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akanlupaterhadap nyeri yg dialami2. Tehnik distraksi:

a. Bernapas secara pelan-pelanb. Massase sambil menarik napas pelan-pelanc. Mendengarkan lagu sambil menggerakan jarid. Membayangkan hal-hal indah sambil tutup matae. Menonton TV

GuidedImagery

1. Membina hubungansalingpercaya2. Menjelaskan prosedur: tujuan, posisi, waktu, peran perawat sebagai pembimbing3. Anjurkan klien mencari posisi yang nyaman4. Duduk dengan klien tapi tidak mengganggu5. Melakukan pembimbingan terhadap klien:

a. Meminta klien memikirkan hal-hal yang menyenangkan dengan suara lembutb. Ketika klienrelaxing, klien berfokus pada bayangannya, pada saat itu perawat tidak perlu bicara lagic. Jika klien menunjukkan tanda-tanda agitasi, gelisah atau tidak nyaman, perawat harus menghentikan latihan dan memulainya lagi ketika klien sudah siapd. Relaksasi akan mengenai seluruh tubuh setelah 15 menit. Klien harus memperhatikan tubuhnya dan catat daerah- daerah yang mengalami ketegangan. Berikan relaksasi denganmusiklembut sambil menutup mata. Mencata hal-hal yang digambarkan oleh klien dan digunakan pada latihan selanjutnya.

2.RELAKSASI

Ada 3 hal utama yang harus diperhatikan dalam tehnik relaksasi, yaitu:

1. Posisi pasien yang tepat2. Pikiran beristirahat3. Lingkungan yang tenang

Cara:

1. Posisi pasien diatur sedemikian serupa sehingga rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau berbaring telentang2. Instruksikan pasien untuk menghirup napas dalam sehingga rongga paru berisi udara yang bersih3. Pasien perlahan menghembuskan udara dan membiarkan keluar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat itu pasien diminta untuk memusatkan perhatian betapa nikmat rasanya4. Pasien bernapas dengan irama yang normal beberapa saat (sekitar 1-2 menit)

5. Pasien bernapas dalam kemudian menghembuskan perlahan, dan merasakan saat ini udara mengalir dari tangankakimenuju paru, kemudian udara dibuang keluar. Pasien diminta untuk memusatkan perhatian pada kaki tangan, udara yang dikeluarkan dan merasakan kehagatan.

6. Pasien mengulang no.5 dengan memusatkan perhatian pada kaki tangan, punggung, perut, bagian tubuh yg lain7. Setelah pasien merasa rileks, perlahan-lahan irama pernapasan ditambah. Gunakan pernapasan dada atauabdomen. Bila frekuensi nyeri bertambah, gunakan pernapasan dangkal dg frekuensi yg lebih cepat.

3.MASSASE/PEMIJATAN

TUJUAN:1. Mengurangi ketegangan otot2. Meningkatkan relaksasi fisik dan psikologis3. Mengkaji kondisi kulit4. Meningkatkan sirkulasi/peredaran darah pada area yang dimassasePERALATAN:1. Pelumas (miyak hangat/lotion)2. HandukCARA:1. Siapkan alat-alat yang dibutuhkan2. Identitas pasien3. Memberitahukan pasien tindakan yang akan dilakukan4. Mencuci tangan5. Atur pasien dalam posisi pronasi. Bila tidak bisa, diatur dengan posisi miring6. Letakan sebuah bantal kecil dibawah perut pasien untuk menjaga posisi yang tepat7. Tuangkan sedikit lotion ke tangan perawat. Usap kedua tangan sehingga lotion merata di permukaan8. Lakukan massase pada punggung . Massase dilakukan dengan jari, dan telapak tangan; tekanan yang halus9. Metode massase:

a. Selang-seling tanganmassase punggung dengan tekanan pendek, cepat, bergantian tanganb. Remasanusap otot bahu dengan setiap tangananda yang dikerjakan secara bersamac. Gesekanmassase punggung dengan ibu jari,dengangerakan memutar sepanjang tulang punggung dari sakrum ke bahud. Eflurasimassase punggungdengankedua tangan,denganmenggunakan tekanan lebih halusdengangerakan ke atas untuk membantu aliran balik venae. Petriasitekan punggung secarahorizontal. Pindah tangan andadenganarah yang berlawanandenganmenggunakan gerakan meremasf. Tekanan menyikatsecara halus tekan punggungdenganujung jari untuk mengakhiri massase.1. MANEJEMEN NYERI NON FARMAKOLOGIKa. Dengan perilaku kognitifRelaksasiRelaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen, frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1989).

Ada tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi, yaitu : posisi yang tepat, pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang. Posisi pasien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh disokong (misal; bantal menyokong leher),Pasien menarik napas dalam dan mengisi paru-paru dengan udara Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan dan merasakan betapa nyaman hal tersebut. Pasien bernapas beberapa kali dengan irama normalPasien menarik napas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan dan membiarkan hanyakakidan telapak kaki yang kendor. Perawat minta pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakinya yang terasa ringan dan hangatPasien mengulang langkah ke-4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain. Setelah pasien merasa rileks, pasien dianjurkan bernapas secara pelan-pelan. Bila nyeri menjadi hebat, pasien dapat bernapas dangkal dan cepat.Teknik relaksasi terutama efektif untuk nyeri kronik dan memberikan beberapa keuntungan, antara lain :1. Relaksasi akan menurunkan ansietas yang berhubungan dengan nyeri ataustress2. Menurunkan nyeri otot3. Menolong individu untuk melupakan nyeri4. Meningkatkan periode istirahat dan tidur5. Meningkatkan keefektifan terapi nyeri lain6. Menurunkan perasaan tak berdaya dan depresi yang timbul akibat nyeri

DistraksiTehnik distraksi adalah pengalihan dari fokus perhatian terhadap nyeri ke stimulus yang lain. Tehnik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori bahwa aktivasi retikuler menghambat stimulus nyeri. jika seseorang menerima input sensori yang berlebihan dapat menyebabkan terhambatnya impuls nyeri ke otak (nyeri berkurang atau tidak dirasakan oleh klien),. Stimulus yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Peredaan nyeri secaraumumberhubungan langsung dengan partisipasi aktif individu, banyaknya modalitas sensori yang digunakan dan minat individu dalam stimulasi, oleh karena itu, stimulasi penglihatan, pendengaran dan sentuhan mungkin akan lebih efektif dalam menurunkan nyeri dibanding stimulasi satu indera saja (Tamsuri, 2007)Jenis-jenis distraksi:1. Distraksi visualMelihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visua2. Distraksi pendengaranDiantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki. (Tamsuri, 2007).

3. Distraksi pernafasanBernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati). Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik.Bernafas ritmik dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan atau gerakan memutar di area nyeri. Distraksi intelektualAntara lain dengan mengisi teka-teki silang, bermain kartu, melakukan kegemaran (di tempat tidur) seperti mengumpulkan perangko, menulis cerita.

MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSI

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PENGERTIANMemberikan rasa nyaman kepada pasien yang mengalami nyeri dengan mmbimbing pasien untuk melakukan teknik relaksasi distraksi

TUJUAN1. Menghilangkan atau mengurangi nyeri2. Menurunkan ketegangan otot3. Menimbulkan perasaan aman dan damai

KEBIJAKAN1. Pasien dengan nyeri kronis2. Pasien ancietas

PETUGASPerawat

PERALATAN

PROSEDUR PELAKSANAAN1. Tahap Pra Interaksi1. Melihat data nyeri yang lalu2. Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan oleh perawat3. Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter2. Tahap Orientasi1. Menyapa dan menyebut nama pasien2. Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileks dan tempat yang paling disukai3. Menjelaskan tujuan dan prosedur4. Menayakan persetujuan dan kesiapan pasien3. Tahap Interaksi1. Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (duduk / berbaring)2. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman3. Meminta pasien memejamkan mata4. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya untuk dirilekskan, kemndorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi kedua kaki pasien5. Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasi keduaanya6. Memindahkan focus pikiran pasien pada bagian tubuhnya, memerintahkan pasien untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai ke otot bahu, meminta pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien7. Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks8. Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas9. Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat yang menyenangkan pasien4. Tahap Terminasi1. Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi)2. Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik relaksasi ini, bila pasien merasakan nyeri3. Berpamitan pada pasien4. Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan perawatan

PENILAIAN PENCAPAIAN KOMPETENSI ASPEK KETRAMPILAN MEMBIMBING RELAKSASI DISTRAKSINoASPEK YANG DINILAIBOBOTNILAI

012

AALAT

BTahap Pra Interaksi

1Melihat data nyeri yang lalu2

2Melihat intervensi keperawatan yang telah diberikan oleh perawat2

3Mengkaji program terapi yang diberikan oleh dokter2

CTahap Orientasi

1Menyapa dan menyebut nama pasien1

2Menanyakan cara yang biasa digunakan agar rileks dan tempat yang paling disukai3

3Menjelaskan tujuan dan prosedur3

4Menayakan persetujuan dan kesiapan pasien1

DTahap Interaksi

1Mengatur posisi yang nyaman menurut pasien sesuai kondisi pasien (duduk/berbaring)2

2Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman2

3Meminta pasien memejamkan mata2

4Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pasien pada kedua kakinya untuk dirilekskan, kemndorkan seluruh otot-otot kakinya, perintahkan pasien untuk merasakan relaksasi kedua kaki pasien4

5Meminta pasien untuk memindahkan pikirannya pada kedua tangan pasien, kendorkan otot-otot kedua tangannya, meminta pasien untuk merasakan relaksasi keduaanya4

6Memindahkan focus pikiran pasien pada bagian tubuhnya, memerintahkan pasien untuk merilekskan otot-otot tubuh pasien mulai dari otot pinggang sampai ke otot bahu, meminta pasien untuk merasakan relaksasi otot-otot tubuh pasien4

7Meminta pasien untuk senyum agar otot-otot muka menjadi rileks4

8Meminta pasien untuk memfokuskan pikiran pada masuknya udara lewat jalan nafas5

9Membawa alam pikiran pasien menuju ketempat yang menyenangkan pasien5

ETahap Terminasi

1Mengevaluasi hasil relaksasi (skala nyeri, ekspresi)1

2Menganjurkan pasien untuk mengulangi teknik relaksasi ini, bila pasien merasakan nyeri1

3Berpamitan pada pasien1

4Mendokumentasikan tindakan dan respon pasien dalam catatan perawatan1

TOTAL50

DISTRAKSIA. Pengertian TeknikDistraksiDistraksi adalah mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Teknik distraksi dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori aktivasi retikuler, yaitu menghambat stimulus nyeri ketika seseorang menerima masukan sensori yang cukup atau berlebihan, sehingga menyebabkan terhambatnyaimpulsnyeri ke otak (nyeri berkurangatau tidak dirasakan oleh klien). Stimulus sensori yang menyenangkan akan merangsang sekresi endorfin, sehingga stimulus nyeri yang dirasakan oleh klien menjadi berkurang. Distraksi bekerja memberi pengaruh paling baik untuk jangka waktu yang singkat, untuk mengatasi nyeri intensif hanya berlangsung beberapa menit, misalnya selama pelaksanaan prosedur invasif atau saat menunggu kerja analgesik.Perawat dapat mengkaji aktivitas-aktivitas yang dinikmati klien sehingga dapat dimanfaatkan sebagai distraksi. Aktivitas tersebut dapat meliputi kegiatan menyanyi, berdoa, menceritakanfotoatau gambar dengan suara keras, mendengarkan musik, dan bermain. Sebagian besar distraksi dapat digunakan di rumah sakit, di rumah, atau pada fasilitas perawatan jangka panjang.

B. Tujuan Teknik DistraksiTujuan penggunaan teknik distraksi dalam intervensi keperawatan adalah untuk pengalihan atau menjauhi perhatian terhadap sesuatu yang sedang dihadapi, misalnya rasa sakit (nyeri). Sedangkan manfaat dari penggunaan teknik ini, yaitu agar seseorang yang menerima teknik ini merasa lebih nyaman, santai, dan merasa berada pada situasi yang lebih menyenangkan.Teknik distraksi ini dapat digunakan untak memusatkan perhatian anak menjauhi rasa nyeri. Teknik distraksi pada anak dapat sangat efektif dalam mengurangi nyeri. Teknik distraksi yang paling disukai oleh anak-anak, seperti melihat gambar di buku, meniup gelembung (blowingbubbles), atau menghitung. Sentuhan, usapan, tepukan, atau mengayun dapat menjadi teknik distraksi yang baik pada anak yang sedang dalam distres.Orangtua harus diajarkan teknik distraksi dan didorong untuk mempertahankan anak mereka agar nyaman selama mungkin. Melatih orang tua akan memberi mereka jalan untuk berpartisipasi dalam nyeri anaknya, serta memberi manfaat dalam mengurangi kecemasan dan ansietas orangtua.

C. Prosedur Teknik DistraksiProsedur Teknik Distraksi berdasarkan jenisnya, antara lain:1) DistraksivisualMelihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran, melihat pemandangan, dan gambar termasuk distraksi visual.2) Distraksi pendengaranMendengarkan musik yang disukai, suara burung, atau gemercikair. Kliendianjurkan untuk memilih musik yang disukai dan musik yang tenang, sepertimusik klasik. Klien diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu. Klien juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti irama lagu, seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki (Tamsuri, 2007).Musik merupakan salah satu teknik distraksi yang efektif. Musik dapat menurunkan nyeri fisiologis,stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik terbukti menunjukkan efek antara lain menurunkan frekuensi denyut jantung, mengurangi kecemasan dan depresi, menghilangkan nyeri, menurunkan tekanan darah, dan mengubah persepsi waktu. Perawat dapat menggunakan musik dengan kreatif di berbagai situasiklinik. Klien umumnya lebih menyukai menampilkan suatu kegiatan (memainkan alat musik, menyanyikan lagu atau mendengarkan musik). Musik yang sejak awal sesuai dengan suasana hati klien, biasanya merupakan pilihan yang paling baik.Musik klasik, pop, dan modern (musik tanpa vokal) digunakan pada terapimusik. Musik menghasilkan perubahan status kesadaran melalui bunyi, kesunyian, ruang dan waktu. Musik harus didengarkanminimal15 menit supaya dapat memberikan efek teraupetik. Di keadaan perawatan akut, mendengarkan musik dapat memberikan hasil yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pascaoperasi klien.Berdasarkan penelitian Moeloek (2005) dan A. Suci E., (2005), musik dapat meningkatkan dan menstimulasi endorphin (hormon yang berguna untuk menurunkan nyeri) serta mengatur hormon yang berkaitan dengan stress yaitu adrenalin dan kortisol. Musik memberikan stimulasi sensori yang menyenangkan sehingga menyebabkan pelepasan endorphin.Salah satu jenis musik yang banyak digunakan adalah musik klasik,seperti musik Mozart. Dari sekian banyak karya musik klasik, sebetulnya ciptaan milikWolfgang Amadeus Mozart(1756-1791) yang paling dianjurkan. Beberapa penelitian sudah membuktikan. Menurut penelitian Dr. Alfred Tomatis dan Don Campbell, musik mozart dapat mengurangi tingkat ketegangan emosi atau nyerifisik. Mereka mengistilahkan sebagai Efek Mozart. Dibanding musik klasiklainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada karya-karya Mozart mampu merangsang dan memberdayakan daerah kreatif dan motivatif di otak. Yang tak kalah penting adalah kemurnian dan kesederhaan musik Mozart itu sendiri. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat digunakan (Andreana, 2006). Sebenarnya bukan hanya musik karya Mozart saja yang mempunyai efek mengagumkan, tetapi semua musik yang berirama lembut serta mampu menenangkan suasana juga diidentifikasi memiliki efek Mozart (Alatas,2007). Selain itu, penelitian A. Suci E. (2005) juga membuktikan bahwa teknik distraksi musik dengan menggunakan musik anak-anak memiliki efektivitas yang lebih tinggi dalam menurunkan nyeri pada anak-anak, terutama pada saat pemasangan infus. Cara-cara yang dianjurkan dalam menggunakan musik untuk mengontrol nyeri secara efektif : Pilih musik yang sesuai dengan selera klien, perawat mempertimbangkan usia dan latar belakang Gunakanearphonesupaya tidak mengganggu klien atau staf yang lain dan membantu klien berkonsentrasi pada musik Pastikan tombol-tombol kontrol diradioatau pesawat tape mudah ditekan, dimanipulasi, dan dibedakan Minta anggota keluarga untuk membawa pesawattapedari rumah Apabila nyeri yang klien rasakan akut, kuatkan volume musik. Apabila nyeri berkurang volumenya dapat dikurangi Apabila tersedia musik latar, pilih jenis musik umum yang sesuai