Tax Treaty Indonesia-slovakia
-
Upload
dwi-putra-rachmad-abdillah -
Category
Documents
-
view
18 -
download
8
description
Transcript of Tax Treaty Indonesia-slovakia
Nama:Dwi Putra Rachmad Abdillah
N.I.M: 12/343892/EE/06358
Kamis, 5 Desember 2013 (Pertemuan 11)
Dosen: Dr. Eko Suwardi, M.Sc.
Ringkasan Tax Treaty Indonesia-Slovakia
Pemerintah Indonesia dan pemerintah Slovakia telah menyetujui perjanjian pajak (tax treaty)
yang ditanda-tangani tanggal 12 Oktober 2000 di Jakarta, dan berlaku efektif per 1 Januari 2002. Tax
treaty ini mengatur tentang penghindaran pajak berganda dan pencegahan pengelakan pajak atas
penghasilan. Terdapat 29 pasal dalam tax treaty yang dibuat rangkap dua serta dibuat dalam tiga
bahasa (Indonesia, Slovakia, Inggris) ini.
Pasal 1 sampai dengan pasal 5 membahas tentang hal-hal yang bersifat umum dan definisi
dalam tax treaty ini. Hal-hal umum tersebut misalnya orang dan badan yang tercakup dalam
perjanjian (pasal 1), jenis pajak yang termasuk dalam perjanjian (pasal 2), pengertian umum (pasal 3)
dan lain sebagainya. Kemudian disetujui bahwa persediaan dalam pengiriman tidak termasuk dalam
“Bentuk Usaha Tetap.” (Ad. 1 Sehubungan dengan Pasal 5 ayat 2 (f))
Pasal 6 sampai dengan pasal 22 membahas tentang berbagai penghasilan yang dikenakan pajak
dan pengaturan pengenaan pajaknya. Misalnya penghasilan dari harta tak bergerak yang diperoleh
dari salah satu negara dapat dikenakan pajak di negara tempat subjek pajak memperoleh penghasilan
(pasal 6), atau laba perusahaan yang berkedudukan di salah satu negara hanya akan dikenakan pajak
di negara tersebut kecuali jika perusahaan tersebut menjalankan usaha di negara lain melalui suatu
bentuk usaha tetap yang berkedudukan di negara lainnya itu (pasal 7), atau penghasilan bunga yang
diperoleh dari salah satu negara (Indonesia atau Slovakia) akan dikenakan pajak di negara tempat
subjek pajak memperoleh penghasilan dengan tarif < 10% dari jumlah kotor bunga (pasal 11), dan
lain-lain. Pengecualian juga diberikan untuk guru dan peneliti serta siswa dan pemagang yang
dibebaskan dari membayar pajak, dengan syarat masa tidak lebih dari 2 tahun berturut-turut dan
semata-mata bertujuan untuk mengajar atau melakukan penelitian (Pasal 20 & Pasal 21).
Pasal 23 membahas mengenai bagaimana cara menghindari pajak berganda antara dua negara.
Mekanisme penghindaran yang digunakan oleh kedua negara relatif sama yaitu dengan memberikan
pengurangan (kredit) pajak sebesar yang telah dipungut di negara tempat subjek pajak memperoleh
penghasilan tetapi tidak melebihi jumlah bagian pajak penghasilan yang dibayarkan di negara asal.
Pasal 24 membahas tentang non diskriminasi yang maksudnya adalah subjek pajak akan
memperoleh perlakuan pajak yang sesuai dengan aturan pajak negara tempat subjek pajak mendapat
penghasilan. Subjek pajak tidak akan mendapat perlakuan yang berbeda apalagi memberatkan.
Pasal 25 membahas tentang langkah-langkah yang harus dilakukan apabila subjek pajak salah
satu negara dikenakan pajak yang tidak sesuai dengan tax treaty ini.
Pasal 26 membahas mengenai persetujuan untuk melakukan tukar-menukar informasi yang
diperlukan antar kedua negara untuk melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam tax treaty ini,
khususnya untuk mencegah tindak pidana fiskal atau penggelapan pajak.
Pasal 27 membahas tentang bagaimana hak-hak istimewa para pejabat diplomatik dan konsuler
akan terpengaruh oleh ketentuan-ketentuan pada perjanjian ini.
Pasal 28 dan 29 membahas tentang jangka waktu berlakunya perjanjian. Pasal 28 menjelaskan
bahwa tax treaty ini mulai berlaku pada tanggal dimana masing-masing negara memberitahukan
secara tertulis satu sama lain bahwa ketentuan-ketentuan konstitusional yang disyaratkan oleh
masing-masing negara telah dipenuhi. Sedangkan di pasal 29 disebutkan bahwa perjanjian ini baru
akan berakhir bila salah satu negara, secara diplomatik, mengajukan pemberhentian perjanjian.