Tauhid Dan Klasifikasinya

4

Click here to load reader

description

Sesungguhnya pada zaman sekarang ini banyak terlihat fenomena-fenomena kesyirikanyang ditemui dikalangan kaum muslimin, seperti kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo dimana untukmenutup lubang Lumpur diadakan suatu ritual yang dipimpin oleh seorang “Kyai” dimana dalamritual itu disembelihlah kambing dan kepalanya dilemparkan kedalam lubang ataupun fenomenayang terlihat pada kuburan yang di anggap wali dimana pada saat-saat tertentu dipenuhi olehpenziarah dengan berbagai maksud dari hanya berdo’a saja sampai menjadikan kuburan tersebutsebagai perantara kepada ALLAH agar hajatnya terpenuhi. Untuk itulah penulis berusaha denganijin ALLAH menerangkan makna dari Tauhid yang merupakan lawan kata dari syirik sertaklasifikasinya.Definisi Tauhid

Transcript of Tauhid Dan Klasifikasinya

Page 1: Tauhid Dan Klasifikasinya

بسم اهللا الرحمن الرحيم

Upaya Mengikuti Jejak Salafus Shalih

TAUHID DAN KLASIFIKASINYATAUHID DAN KLASIFIKASINYATAUHID DAN KLASIFIKASINYATAUHID DAN KLASIFIKASINYA

Pendahuluan

Sesungguhnya pada zaman sekarang ini banyak terlihat fenomena-fenomena kesyirikan

yang ditemui dikalangan kaum muslimin, seperti kasus Lumpur Lapindo di Sidoarjo dimana untuk

menutup lubang Lumpur diadakan suatu ritual yang dipimpin oleh seorang “Kyai” dimana dalam

ritual itu disembelihlah kambing dan kepalanya dilemparkan kedalam lubang ataupun fenomena

yang terlihat pada kuburan yang di anggap wali dimana pada saat-saat tertentu dipenuhi oleh

penziarah dengan berbagai maksud dari hanya berdo’a saja sampai menjadikan kuburan tersebut

sebagai perantara kepada ALLAH agar hajatnya terpenuhi. Untuk itulah penulis berusaha dengan

ijin ALLAH menerangkan makna dari Tauhid yang merupakan lawan kata dari syirik serta

klasifikasinya.

Definisi Tauhid

Pemahaman tentang tauhid didahului oleh pemahaman tentang definisinya baik secara

terminology bahasa maupun agama (syar’i). Secara bahasa tauhid adalah mashdar (kata dasar) dari

yang maknanya sesuatu itu satu (esa). Sedangkan secara syar’i tauhid bermakna وحد يوحد توحيد

mengesakan ALLAH dalam ibadah, bersamaan dengan keyakinan keesaanNYA dalam dzat, sifat

dan perbuatan-perbuatanNYA.

Pembagian Definisi Tauhid

Tauhid menurut ulama dibagi menjadi tiga yaitu tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah dan

tauhid asma’ dan sifat.

1. Tauhid Rububiyah artinya kita meyakini keesaan ALLAH dalam hal penciptaan, pemilik, pengatur,

pemberi rizqi dan pemelihara alam semesta beserta isinya. Keyakinan seperti ini juga diyakini oleh

kaum musyrikin makkah sebagaimana firman ALLAH dalam surah yunus:31.

واألرض أمن يملك السمع واألبصار ومن يحرج الحي من من يرزقكم من السمأقل

فسيقولون اهللا فقل أفال تتقونومن يدبراألمرمن الحي ويحرج الميت الميت

Page 2: Tauhid Dan Klasifikasinya

Artinya “ Katakanlah : siap yang memberi rizqi kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa

(menciptakan) pendengaran dan penglihatan dan mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan

mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakh yang mengatur segala urusan ? maka mereka

(musyrikin makkah ) menjawab :” ALLAH”, maka katakanlah (hai Muhammad) “ mengapa kamu tidak

bertaqwa kepadaNYA.

Ayat yang senada dengan ayat sebelumnya adalah Almu’minun :84-89, Azzumar:38, Az

zukhruf:87. Dari ayat-ayat ini jelaslah bahwa kaum musyrikin makkah meyakini tauhid

rububiyah, namun mereka tetap diklasifikasikan sebagai kaum musyrikin oleh ALLAH dan

RasulNYA. Sehingga dari disini dapat disimpulkan bahwa seseorang tidak dikatakan beriman

dengan hanya meyakini tauhid rububiyah.

2. Tauhid uluhiyah artinya kita meyakini bahwa ALLAH lah satu-satunya dzat yang berhaq disembah

(diibadahi). Ibadah menurut syeikhul islam Ibnu Taimiyah adalah istilah yang meliputi segala apa

yang ALLAH cintai dan ridhai baik berupa ucapan dan amalan-amalan yang lahir maupun yang

batin. Tauhid ini merupakan implementasi dari kalimat tauhid ال اله إال اهللا . Makna kalimat ini

adalah ال معبود بحق إال اهللا artinya tidak ada sesembahan yang hak untuk disembah melainkan

ALLAH.. Kalimat tauhid ini mengandung dua unsur yaitu unsur penolakan segala bentuk

sesembahan selain ALLAH yang terdapat pada kalimat ال اله serta menetapkan segala bentuk

ibadah ditujukan hanya kepada ALLAH semata tidak ada sekutu bagiNYA yang terdapat pada

kalimat إال اهللا . Tauhid inilah yang merupakan inti dari pengutusan para rasul seperti yang

termaktub dalam firman ALLAH dalam surah Al anbiya’ : 25

ولنا م مبلق ناأرسولم كس ن إال ن ر إال وحي إليه أنه ون اال الهدنا فعب

Artinya Dan tidaklah kami mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan kami wahyukan

kepadanya bahwasanya tidak ada sesembahan (yang hak) melainkan AKU, maka sembahlah AKU olehmu

sekalian.

Dalam hal memahami makna ال اله إال اهللا ada sebagian orang memaknainya dengan إال اهللاحكمال

(tidak ada hakim tertinggi melainkan ALLAH). Ini adalah makna yang sempit dan kurang tepat

dalam memberikan makna yang benar terhadap ال اله إال اهللا . Hal ini dikarenakan dakwah

Rasullullah ketika pertama kali diutus bukan masalah hakimiyah, namun masalah tauhid ibadah dan

menjauhi kesyirikan seperti firman ALLAH dalam surat An Nahl:36.

وا لطا غوتوا جتنبوا اهللا ودوال أن عبسة رثنا في كل أمعلقد ب

Sungguh kami telah mengutus seorang rasul pada setiap umat agar mereka (memerintahkan) umatnya

menyembah ALLAH dan menjauhi Thaghut.

Page 3: Tauhid Dan Klasifikasinya

Imam malik mengatakan Thaghut adalah sesuatu yang disembah selain ALLAH., sedangkan Ibnu

Qayim menafsirkan Thaghut adalah setiap yang diperlakukan manusia secara melampaui batas

seperti disembah, dipatuhi atau diikuti.

Adapula yang memahami makna kalimat ال اله إال اهللا dengan إال اهللاخلقال (tidak ada pencipta (tuhan)

selain ALLAH). Ini juga adalah pemahaman yang kurang tepat seperti yang telah diuraikan dalam

penjelasan tauhid rububiyah, orang musyrikin Makkah kala itu juga mengimani rububiyahnya

ALLAH.

3. Tauhid Asma’ wa sifat artinya kita meyakini bahwa tidak ada satupun yang menyerupai ALLAH

dalam DzatNYA, nama-namanNYA, sifat-sifatNYA maupun perbuatanNYA. Sebenarnya tauhid

ini termasuk dalam tauhid Rububiyah, namun dikarenakan banyaknya pemahaman yang

menyimpang mengenai hal ini maka para ulama salaf sepakat untuk meletakkan tauhid asma’ wa

sifat sebagi tauhid ketiga. Tauhid Asma’ wa sifat merupakan masalah tauqifiyah artinya dalam

menentukan nama dan sifat ALLAH semata-mata tergantung dalil, tidak diperbolehkan menakwil

dengan akalnya. Pada prinsipnya akal tidak diberikan hak untuk menetapkan masalah tauhid ini.

Inilah yang menyebabkan banyak orang yang tergelincir dalam memahami dan meyakini tauhid

ketiga ini karena dia telah memutuskan sesuatu semata-mata karena sesuai dengan akalnya.

Secara umum pengertian tauhid asma’ wa sifat adalah beriman kepada semua nama-nama dan

sifat-sifat yang telah ALLAH sifatkan sendiri untuk diriNYA dalam kitabNYA maupun yang telah

disifatkan oleh Rasulullah dalam hadist-hadist yang shahih tanpa melakukan :

� Tahrif berarti merubah lafazh nash yang disebutkan dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang shahih

dengan cara menambah/mengurangi kata/huruf, atau menambah harakat ataupun menyimpangkan

dari makna sebenarnya misalnya istawa (bersemayam) dirubah dengan istaula ( yang menguasai ).

� Ta’thil berarti meniadakan seluruh atau sebagian sifat yang telah ALLAH tetapkan. Mereka

berdalih, apabila ALLAH Maha Melihat berarti DIA mempunyai pandangan juga apabila DIA

Maha Mendengar berarti DIA mempunyai pendengaran. Dengan dalih itu mereka meniadakan

sifat-sifat ALLAH (yang menurut mereka) menyebabkan ALLAH serupa dengan mahlukNYA.

Perbedaan Tahrif dan Ta’thil yaitu Ta’thil menolak suatu makna yang benar yang telah

ditunjukkan oleh Al Qur’an dan Assunah yang shahih sedangkan Tahrif adalah penafsiran nash-

nash alQur’an dan Assunnah yang shahih dengan interpertasi yang bathil.

� Takyif berarti menanyakan bagaimana hakekat sifat ALLAH itu ataupun menggambarkannya.

� Tamtsil (Tasybih ) berarti menyerupakan sifat ALLAH dengan sifat mahlukNYA. Misalnya

ALLAH Maha Melihat berarti penglihatannya sama dengan yang kita miliki.

Page 4: Tauhid Dan Klasifikasinya

Karena ALLAH telah berfirman dalam surah surah Asy Syura:11

ã� ÏÛ$sù ÏN≡uθ≈ yϑ ¡¡9$# ÇÚö‘ F{$#uρ 4 Ÿ≅yè y_ /ä3s9 ôÏiΒ öΝ ä3Å¡à�Ρ r& $ [_≡ uρø—r& zÏΒuρ ÉΟ≈yè ÷ΡF{ $# $ [_≡ uρø—r& ( öΝä. äτ u‘õ‹tƒ ϵŠÏù 4 }§øŠ s9 ϵÎ= ÷W Ïϑ x. Öï†x« ( uθèδuρ

ßìŠ Ïϑ¡¡9$# ç��ÅÁ t7 ø9$# ∩⊇⊇∪

11. (dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan

dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan

jalan itu. tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan melihat.

Dan surah Al-A’raf:180

¬! uρ â!$oÿ ôœ F{$# 4o_ ó¡çt ø: $# çνθ ãã÷Š $$sù $pκ Í5 ( (#ρ â‘ sŒuρ tÏ%©! $# šχρ ߉ Ås ù= ムþ’ Îû ϵÍ× ‾≈ yϑó™ r& 4 tβ ÷ρt“ ôf ã‹ y™ $tΒ (#θ çΡ% x. tβθ è=yϑ÷è tƒ ∩⊇∇⊃∪

180. hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna

itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya,

nanti mereka akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.

Sebagai contoh Firman ALLAH dalam surah Shad 75.

tΑ$ s% ߧŠÎ= ö/ Î*‾≈ tƒ $ tΒ y7yè uΖ tΒ βr& y‰àfó¡n@ $ yϑ Ï9 àMø)n= yz £“y‰u‹ Î/ ( |N ÷�y9õ3tG ó™ r& ÷Πr& |MΖä. zÏΒ t,Î!$ yèø9$#

75. Allah berfirman: "Hai iblis, Apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-

ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) Termasuk

orang-orang yang (lebih) tinggi?".

Dalam ayat diatas ALLAH mengkhabarkan kepada kita bahwa ALLAH mempunyai tangan

maka kita harus meyakini demikian tanpa membayang-bayangkan tangan ALLAH seperti apa,

karena ALLAH tidak serupa dengan mahlukNYA ataupun memalingkan maknanya menjadi kuasa.

Rujukan

1. Alqur’an

2. Fathul Majid Syarh Kitabut Tauhid Oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz.

3. Tahdzib Syarh Ath Thahawiyah Oleh Syaikh Abdul Akhir Hammad Al Ghunaimi.

Materi ini dan materi lainnya dapat diakses di situs :

www.dakwahsalaf.blogspot.com