Tatalaksana Fraktur Secara Konservatif

43

description

17/04/2013

Transcript of Tatalaksana Fraktur Secara Konservatif

FRAKTUR

Terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan/atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh rudapaksa.

Fraktur tertutup

Fraktur terbuka

Proses terjadinya fraktur

• Trauma LangsungMenyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya kominutif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.

• Trauma tidak LangsungApabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, misalnya jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur pada clavikula. Biasanya jaringan lunak tetap utuh.

Proses Penyembuhan Fraktur/Patah Tulang

Gangguan pada Penyembuhan

• Delayed union

• Non union

• Mal union

Penatalaksanaan Fraktur

Penatalaksanaan Umum/Kedaruratan

• Pertolongan pertama

A-B-C-D-E dulu ! ! !

• Resusitasi

Penatalaksanaan Umum/Kedaruratan• Gejala dan tanda :

– Nyeri !

• Look– Edema, deformitas, – pergerakan abnormal– Ada luka ?

• Feel– Nyeri tekan, nyeri tekan sumbu,– krepitasi– NVD ?

• Move– Pergerakan aktif atau pasif– Pergerakan abnormal (pseudoartritis)

Deformitas

1. Angulasi2. Pemendekan3. Rotasi

Yang dapat diterima :1.Pemendekan < 2 cm2. Angulasi < 150

3. Rotasi : tidak diterima

Jangan hanya mengharap remodelling !

Extremitas Inferior :

Px RO dilakukan dengan prinsip dua:

• Dua posisi proyeksi(AP-Lat)

• Dua sendi

• Dua anggota gerak

• Dua kali dilakukan foto

Perhatikan...!!!

Gangguan NVD :

1. Pain2. Pallor (pucat)3. Pulselessness4. Poikilotermi (dingin)5. Parestesi – paresis – paralisis

(Puffiness – bengkak)

Sebelum dan sesudah

Penatalaksanaan Fraktur secara Konservatif

• Prinsip dalam pengelolaan patah tulang :– mengembalikan posisi patahan tulang ke posisi

semula (reposisi)

– mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan tulang (imobilisasi)

– Remodelling

REDUKSI/REPOSISI

• Mengembalikan fragmen tulang pada kesejajarannya dan posisi anatomis normal.

• Terdapat dua metode reduksi yaitu reduksi tertutup (konservatif) dan terbuka (operatif).

Pada reduksi tertutup, dengan anestesi yang tepat dan otot yang berelaksasi, fraktur direduksi dengan three-fold manoeuvre :

Bagian distal ekstremitas ditarik ke garis tulang Saat fragmen-fragmen terlepas, mereka tereposisi

(dengan membalikkan arah gaya asal jika dapat diperkirakan)

Penjajaran disesuaikan dengan bidangnya masing-masing.

Cara ini paling efektif bila : Periosteum dan otot pada satu sisi fraktur tetap utuh Ikatan jaringan lunak mencegah over-reduksi Menstabilkan fraktur setelah direduksi.

IMOBILISASI

Sasarannya adalah mempertahankan reduksi di tempatnya sampai terjadi penyembuhan.

Metode untuk mempertahankan imobilisasi adalah dengan alat-alat:

Eksternal (bebat, brace, case, pen dalam plester, fiksator eksterna, traksi, balutan)

Internal (nail, lempeng, sekrup, kawat, batang, dll).

Backslap

Balutan + Ransel perban

Pemasangan Gips

Gips (plester of Paris)

Suatu bahan kimia Tersedia dalam lembaran dengan

komposisi kimia (CaSO4)2H2O + 3H2O = 2(CaSO4H2O)

Bersifat anhidrasi yang dapat mengikat air sehingga membuat kalsium sulfat hidrat menjadi solid/keras.

Traksi

Traksi merupakan salah satu pengobatan konservatif yang mudah dilakukan oleh setiap dokter dan bermanfaat dalam mereduksi suatu fraktur atau kelainan-kelainan lain seperti spasme otot.

Traksi digunakan untuk : Meminimalkan spasme otot Untuk mereduksi Mensejajarkan Mengimobilisasi fraktur Mengurangi deformitas Menambah ruangan di antara kedua permukaan

patahan tulang

Traksi tidak dapat menahan fraktur tetap diam

Traksi dapat menarik lurus tulang panjang dan mempertahankan panjangnya namun terkadang sulit untuk mempertahankan reduksi yang akurat.

• Keuntungan pada pelaksanaan traksi adalah mudah dan cepat terjadi pembentukan kalus.

• Kerugiannya adalah pasien harus berada di tempat tidur dalam waktu yang lama (hati-hati pneumonia, trombosis) bila tidak dipantau dengan baik, dapat juga terjadi infeksi pin penjepit.

Dikenal dua jenis pemasangan traksi, yaitu:

1. Traksi kulit

Traksi kulit digunakan untuk mengontrol spasme kulit dan memberikan imobilisasi.

Traksi Kulit

Indikasi penggunaan traksi kulit adalah :• Traksi kulit merupakan terapi pilihan pada

fraktur femur dan beberapa fraktur suprakondiler humeri anak-anak

• Pada reduksi tertutup di mana manipulasi dan imobilisasi tidak dapat dilakukan

• Merupakan pengobatan sementara pada fraktur sambil menunggu terapi definitif

• Fraktur-fraktur yang sangat bengkak dan tidak stabil misalnya fraktur suprakondiler humerus pada anak-anak

• Untuk traksi pada spasme otot atau pada kontraktur sendi misalnya sendi lutut dan panggul

Traksi Buck adalah bentuk traksi kulit di mana tarikan diberikan pada satu bidang bila hanya imobilisasi parsial atau temporer yang diinginkan.

Traksi Russel dapat digunakan pada fraktur plato tibia, menyokong lutut yang fleksi pada penggantung dan memberikan gaya tarik horizontal melalui pita traksi balutan elastis ke tungkai bawah.

Traksi Dunlop adalah traksi pada ekstremitas atas. Traksi horizontal diberikan pada lengan bawah dalam posisi fleksi.

Traksi kulit BryantoMerupakan traksi yang sering digunakan

untuk merawat anak kecil yang mengalami patah tulang paha.

o Traksi Bryant sebaiknya tidak dilakukan pada anak-anak yang berat badannya lebih dari 30 kg.

oKalau batas ini dilampaui maka kulit dapat mengalami kerusakan berat.

Komplikasi

Penyakit tromboemboli, aberasi, infeksi serta alergi pada kulit.

2. Traksi Tulang

Traksi tulang diterapkan melalui fiksasi langsung ke tulang.

Traksi tulang

• Desinfeksi kulit, penutup steril, anastesi lokal

• Insisi kulit dengan skapel

• Masukkan pin Steinman (2-4 mm) atau kawat Kirschner (2 mm) mulai pada sisi yang sulit (femur dan kalkaneus dari sisi medial, tibia dari sisi lateral), insisi kulit kedua pada sisi kontralateral dan masukkan pin melalui kulit

• Fiksasi pin dengan menggunakan sanggurdi Bohler dengan pin penempel tomas

• Pasang pemberat traksi (numerus 2,5 %, femur 10-15 %, tibia 5 % atau 1/7 dari berat badan)

• Di sekeliling lempeng dibalut dengan balutan steril tutup ujung runcingnya. Perhatikan : kontrol arah optimal traksi dan lubang pin setiap hari, kurangi beban traksi jika patahan tulang keluar. Mulai lakukan fisioterapi dini.

Bohler Braun pada tibia

Traksi tulang dengan menggunakan kerangka dari Bohler Braun pada fraktur orang dewasa

Bracing fungsional

– Menggunakan gips – Mencegah kekakuan sendi sambil masih

memungkinkan pembebatan fraktur– Segmen dari gips hanya dipasang pada

batang tulang itu dan membiarkan sendi-sendi bebas

– Segmen gips itu dihubungkan dengan engsel dari logam atau plastik yang memungkinkan gerakan pada satu bidang.

• Bracing fungsional paling luas digunakan untuk fraktur femur atau tibia, tetapi karena penahan ini tidak sangat kaku, biasanya ini hanya dipakai bila fraktur mulai menyatu, misalnya 3-6 minggu setelah traksi atau gips konvensional.

• Bila digunakan dengan cara ini :• fraktur dapat dipertahankan cukup baik; • sendi-sendi dapat digerakkan; • fraktur akan menyatu pada kecepatan

normal (atau mungkin sedikit lebih cepat) tanpa tetap menahan pasien di rumah sakit dan metode itu aman.

Bracing fungsional

MOBILISASI

Non Weight Bearing (NWB)Jangan menapak

Partial Weight Bearing (PWB)Tongkat / Crutch :

Sebaiknya kiri-kanan di Ukur !! Full Weight Bearing (FWB)

Boleh menapak penuh tanpa tongkat

CLINICAL UNION– Jika tanda-tanda klinis fraktur sudah tidak ada :

– Sudah tidak nyeri

– Tidak ada edema (5 tanda radang)

– Pseudoartrosis sudah tidak ada

– Sudah terbentuk callus

– Deformitas sudah tidak ada

RADIOLOGICAL UNION– Garis fraktur tidak kelihatan lagi

– Konsolidasi + ( trabekula sudah menyeberang = trabekulasi)

Kapan penyembuhan klinis dan radiologis terjadi ?

Clinical Union Radiological Union

Extremitas

superior

Proximal

Distal

3 minggu

3 x 3 minggu

3 x 2 minggu

3 x 2 x 2 minggu

Extermitas

inferior

Proksimal

Distal

3 x 2 minggu

3 x 2 x 2 minggu

3 x 2 x 2 minggu

3 x 2 x 2 x 2 minggu

PERKIN’S RULE

Syarat perkin’s rule jika tidak ada radiologi :

• Ekstremitas superior

• Ekstremitas inferior 3 minggu

• Clinical union

Diluar diatas : x 2

Jika tidak diketahui garis frakturnya dan tidak ada fasilitasnya anggap garis frakturnya transversal.

Clinical union x2 = radiological union

REHABILITATION

• Tujuan rehabilitasi medik adalah :

• Mempertahankan fungsi otot dan sendi

• Mencegah atrofi otot, adhesi dan kekakuan sendi

• Mencegah terjadinya komplikasi seperti dekubitus, trombosis vena, infeksi saluran kemih