Tata Laksana Penyelenggaraan Bppa Copy
-
Upload
priambodo-ariewibowo -
Category
Documents
-
view
395 -
download
31
description
Transcript of Tata Laksana Penyelenggaraan Bppa Copy
DRAFTTATA LAKSANA PENYELENGGARAANBADAN PEMBINAAN DAN PEMBELAAN ANGGOTA
BAB IPENDAHULUAN
Pasal 1Ketentuan Umum
Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan :
Praktik kedokteran gigiadalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh dokter gigi terhadap pasien dalam melaksanakan upaya kesehatan gigi.
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) adalah merupakan satu-satunya organisasi yang menghimpun dokter gigi di Indonesia.
Badan Pembelaan dan Pembinaan Anggota (BPPA) merupakan perangkat PDGI, sebagai badan kelengkapan PDGI yang menangani masalah pembelaan dan pembinaan anggota PDGI dalam menjalankan profesinya.
Dokter gigi adalah dokter gigi lulusan pendidikan kedokteran gigi baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Surat Tanda Registrasi (STR) dokter gigi adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter gigi yang telah diregistrasi.
Surat Ijin Praktik (SIP) adalah bukti tertulis yang diberikan Pemerintah kepada dokter gigi yang akan menjalankan prektik kedokteran setelah memenuhi persyaratan.
Etik Kedokteran Gigi yaitu tata perilaku kelompok profesional para pelaku dibidangkedokteran gigi.
Disiplin Kedokteran Gigi adalah aturan penerapan keilmuan kedokteran gigi.
Ketentuan Hukum adalah ketentuan hukum kedokteran.
BAB IIKEDUDUKAN, STATUS DAN PEMBENTUKAN BPPA
Pasal 2Kedudukan
BPPA Pusat berkedudukan di Ibukota Negara,dibentuk dan bertanggunggung jawab secara administratif kepada PB PDGI
BPPA Wilayah berkedudukan di Ibukota provinsi, dibentuk dan bertanggunggung jawab secara administratif kepada Pengurus wilayah PDGI
BPPA Cabang berkedudukan di Ibukota kabupaten/kota, dibentuk dan bertanggunggung jawab secara administratif kepada pengurus cabang PDGI
Pasal 3Status
BPPA adalah perangkat PDGI, sebagai badan kelengkapan PDGI yang menangani masalah pembelaan dan pembinaan anggota PDGI dalam menjalankan profesinya.
BAB IIIORGANISASI BPPA
Pasal 4Susunan BPPA
Jumlah BPPA tetap terdiri dari 5 orang dengan susunan sebagai berikut :Seorang Ketua
Seorang Wakil Ketua
Tiga orang anggota
Ketua, Wakil Ketua dan anggota dipilih dan ditetapkan oleh rapat anggota PDGIsetempat
Pemilihan Ketua dilakukan melalui musyawarah mufakat, dan apabila tidak memungkinkan maka dilakukan melalui proses pemungutan suara
Ketua BPPA bila diperlukan dapat mengangkat BPPA tidak tetap yang berjumlah paling banyak 2 orang
Anggota tidak tetap seperti pada ayat 4 diatas dapat berprofesi sebagai Sarjana Hukum.
Pasal 5Pemilihan anggota dan penyusunan BPPA
Ketua dan anggota BPPA ditunjuk oleh Ketua PB PDGI atas mandat kongres Ketua dan anggota BPPA Wilayah ditunjuk oleh Ketua PDGI Wilayah atas mandat Rapat Cabang. Ketua dan anggota BPPA Cabang ditunjuk oleh Ketua Cabang atas mandat Rapat Umum Anggota
Pengurus BPPA disahkan oleh pengurus PDGI yang setingkat
Ketua BPPA bila diperlukan dapat menunjuk, mengangkat dan mengesahkan anggota tidaktetap BPPA
Anggota BPPA seyogyanya dipilih berdasarkan latar belakang pribadi yang beragam dipandang dari sudut pendidikan, usia, pengalaman, asal tempat kerja dan agama
Keanggotaan BPPA diberhentikan apabila yang bersangkutan meninggal dunia, mengundurkandiri atau tidak memenuhi lagi kriteria sebagai anggota BPPA.
Pasal 6Kriteria anggota BPPA
Kriteria untuk dapat menjadi anggota BPPA adalah dokter gigi anggota biasa PDGI yang diyakini :Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Berjiwa Pancasila
Berkepribadianyang dapat diterima dan disegani serta memiliki kredibilitas profesi yang tinggi
Peka dan responsif terhadap perkembangan masyarakat, lingkungan, nilai-nilai dan kemanusiaan
Berwibawam jujur, bijaksana, sabar dan terbuka
Mempunyai dedikasi yang tinggi. Belum pernah mendapat tindakan karena pelanggaran etik, disiplin dan hukum
Berlatar belakang pendidikanhukum
Pasal 7Masa Jabatan Anggota BPPA
Masa jabatan anggota BPPA sama dengan masa jabatan Pengurus PDGI
Masa jabatan anggota BPPA tidak tetap berakhir setelah kasus yang disidangkan selesai
BAB IVTUGAS DAN WEWENANG BPPA
Pasal 8Tugas
Tugas BPPA adalah sebagai berikut
Melaksanakan tugas pembelaan anggota
Melaksanakan Pembinaan pelaksanaan Etik Kedokteran Gigi, disiplin dan Hukum
Pembelaan danPembinaan anggota dilakukan dan dikoordinasikan bersama-sama dengan pengurus PDGI setempat.
Melalui ketua PDGI setempat BPPA bisa meminta pendapat pada PDGI wilayah atau PB PDGI
Mengadakan konsultasi timbal balik dengan instansi terkait sehubungan dengan pembelaan dan pembinaan anggota
Apabila dikehendaki oleh terlapor, BPPAwajibmendampingi anggota saat sidang MKEKG, MKDKIdan Hukum.
Pasal 9Wewenang
Menyampaukan pertimbangan dan usul secara lisan maupun tertulis, diminta maupun tidak diminta, tentang pembelaan dan pembinaan anggota ke Ketua PDGI
Memberikan pertimbangan atau usul kepada yang berwenang atas Pelanggaran Etika< disiplin dan Hukum
Pasal 10Pertanggungjawaban
BPPA Pusat bertanggung jawab kepada Kongres melalui Ketua PB PDGI
BPPA Wilayah bertanggung jawab kepada Rapat Cabang melalui Ketua PDGI Wilayah
BPPA Cabang bertanggung jawab kepada Rapat Umum Anggota melalui Ketua PDGI Cabang
Pasal 11Hubungan Kerja
Hubungan kerja BPPA Pusat dengan BPPA Wilayah dan atau dengan BPPA Cabangbersifat pembinaan, pelaporan dan rujukan. Rujukan berupa :Konsultasi dalam menangani kasus pelanggaran etik, disiplin dan hukum
Pelimpahan wewenang dalam kasus pelanggaran etik, disiplin dan hukum Kedokteran Gigi.
Hubungan kerja BPPA dengan PDGI
BPPA adalah badan kelengkapan PDGI yang disiapkan bagi anggota yang membutuhkan Pembelaan dan PembinaanHubungan kerja antara BPPA dengan pengurus PSDI yang tidak setingkat dilakukanmelalui Pengurus PDGI yang setingkat
Pasal 12Pembiayaan BPPA
Pembiayaan untukkegiatan BPPA menjadi tanggung jawab Pengurus PDGI
BAB VLAPORAN, PENGADUAN, GUGATAN DAN TUNTUTAN TERHADAP ANGGOTA
Pasal 13
Anggota PDGI yang dilaporkan / diadukan / digugat / dituntut sesegera mungkin memberitahukan kepada pengurus cabang / wilayah dan atau Pusat.
Pengurus PDGI bersama-sama dengan BPPA berkoordinasi dan membentuk tim pendampingan.
Tim pendampingan terdiri dari BPPA dan anggota pengurus PDGI yang ditunjuk, sesegera mungkin melakukan review terhadap kasus yang dilaporkan dalam rangkapendampingan anggota.
BAB VIPELANGGARAN ETIK, DISIPLIN DAN HUKUM
Pasal 14Dugaan pelanggaran oleh anggota yang bisa dilakukan pembelaan adalah dugaan pelanggaran Etik, Disiplin dan Hukum yang berkaitan langsung dengan menjalankan profesi sebagaidokter gigi
Kejahatan atau tindak pidana kriminal yang dilakukan oleh anggota tidak berhak mendapatkan pembelaan dari BPPA
BAB VIIPEMBELAAN ANGGOTA
Pasal 15Pembelaan dilakukan melalui proses pendampingan oleh Tim pendamping
Tim pendamping bekerja ataspermintaan anggota terlapor baik melalui atau tanpa melalui pengurus PDGI
Tim pendamping, mendampingi anggota terlapor pada Sidang MKEKG dan MKDKI ?
Penyusunan data untuk argumentasi pendampingan dilakukan melalui proses diskusi dengan terlapor, pemeriksaan dokumen, saksi dan konsultasi dengan narasumber ahli
Pelaksanaan Pendampingan dilakukan dalam ranah dugaan pelanggaran etik, disiplin dan bila memungkinkan terhadap dugaan pelanggaran hukum
Pendampingan yang dilakukan oleh tim pendamping terhadapanggota pada prinsipnya hingga selesai permasalahannya, selama menurut ketentuan hukum masih diperkenankan
BAB VIII
ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 16
Bila permasalahan yang dihadapi melibatkan pihak pasien, maka upaya mediasi akandiutamakan dalam penyelesaiannya sebelum masuk pada proses litigasi.
Tim pendamping bila mengalami keterbatasan akses dalam pendampingan, bisa meminta bantuan mediator yang disepakati oleh parapihak.
BAB IXPENDAMPINGAN DI PENGADILAN
Pasal 17
Pendampingan pada proses litigasi dilakukan bila secara hukum diperkenankan, atau bersama-sama dengan kuasa hukum yang ditunjuk oleh anggota yang berperkara.
Hasil kajian Tim pendamping bisa digunakan oleh anggota yang berperkara untuk bahan berargumentasi dalam proses persidangan di pengadilan.
BAB XTATA KERJA PEMBINAAN ANGGOTA
Pasal 18Tujuan
Tujuan Umum :
Makin meningkatnya kualitas pengabdian profesi Kedokteran Gigi di Indonesia dalam turut mempercepat tercapainya tujuan progam pembangunan nasional,khususnya pembangunan kesehatan.Tujuan Khusus :Terciptanya pengetahuan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan bagi dokter gigi tentang Etik, disiplin dan hukum yang makin meningkat dalam penyelenggaraan Pengabdian Profesi Kedokteran Gigi
Pembinaan terhadap anggota PDGI dalam rangka upaya pencegahan terhadap pelanggaran etik,disiplin dan hukum
Terciptanya suasana yang makin menguntungkan bagi masyarakat sehingga dapat menerima penerapan Etik Kedokteran Gigi dan Penyelenggaraan Pengabdian Profesi Kedokteran Gigi di Indonesia
Pasal 19S a s a r a n
Sasaran langsung pembinaan adalah :
Dokter gigi yang menjalankan Pengabdian Profesi Kedokteran Gigi di Indonesia
Dokter gigi lulusan baru dari Institusi Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi baik dalam maupun luar negeri yang diajui oleh Pemerintah Indonesia dan bermaksud menjalankan Pengabdian Profesi Kedokteran Gigi di Indonesia
Mahasiswa Kedokteran Gigi pada Institusi Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi yang diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia
Sasarantidak langsung adalah :Petugas Kesehatan lainnya yang turut serta secara aktif menyelenggarakan Pelayaan Kesehatan d Indonesia
Petugas yang karena ruang lingkup pekerjaannya ada kaitan dengan Pengabdian Profesi Kedokteran Gigi di Indonesia
Masyarakat
Pasal 20K e g i a t a n
Kegiatan yang ditujukan kepada Sasaran langsung meliputi :Membantu penyelenggaraan pendidikan Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi di Institusi Pendidikan Profesi Kedokteran Gigi di Indonesia
Menyelenggarakan pertemuan perseorangan seperti konsultasi, fasilitasi, tatap muka dan lain-lain, guna membahas dan mengkaji Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
Menyelenggarakan pertemuan profesi seperti seminar, lokakarya,penataran, kursus, roleplay dan sejenisnya, guna membahas dan mengkaji Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
Menerbitkan dan menyebar luaskan informasi Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi kepada Mahasiswa Kedokteran Gigi dan para Dokter Gigi di Indonesia
Menyelenggarakan kegiatan lainnya sepanjang sesuai dan dapat mencapai tujuan pembinaan Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
Pembinaan terhadap anggota yang terkena masalah, dilakukan melalui evaluasi dan pengawasan pelaksanaan sanksi
Kegiatan dilakukan secara rutin minimal 2 kali dalam setahun
Kegiatan yang ditujukan kepada Sasaran tidak langsung meliputi :Menyelenggarakan pertemuan perseorangan, guna membahas dan mengkaji Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
Menyelenggarakan pertemuan profesi seperti seminar, lokakarya,penataran, kursus, roleplay dan sejenisnya, guna membahas dan mengkaji Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
Menerbitkan dan menyebar luaskan informasi Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi kepada Mahasiswa Kedokteran Gigi dan para Dokter Gigi di Indonesia
Menyelenggarakan kegiatan lainnya sepanjang sesuai dan dapat mencapai tujuan pembinaan Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
Pasal 21Materi Pembinaan
Materi pembinaan Etik, disiplindan hukum dibidang Kedokteran Gigi meliputi :Lafal Sumpah Dokter Gigi
Kode Etik Kedokteran Gigi Indonesia
Ketentuan Konsil Kedokteran Indonesia
Peraturan perundangan dibidang Kedokteran Gigi
Pasal 22P e l a k s a n a a n
Pembinaan Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi dengan cara :BPPA Pusat bertanggung jawab dalam menetapkan kebijakan dan garis-garis besar program pembinaan Etik, disiplin dan hukum dibidang Kedokteran Gigi
BPPA Wilayah bertanggung jawab dalam menjabarkan kebijakan dan garis-garis besar program pembinaan yang telah ditetapkan oleh BPPA Pusat serta mengkoordinir pelaksanaannya untuk tingkat propinsi
BPPA cabang bertanggung jawab dalam menjabarkan kebijakan dan garis-garis besar program pembinaan yEtik, disiplin dan Hukum dibidang Kedokteran Gigi di daerah kerjanya masing-masing
Dalam melaksanakan pembinaan sebagaimana tersebut pada butir 1, BPPA bekerjasana dengan Pengurus PDGI yang setingkat dan atau dengan instansi Pemerintah / institusi kemasyarakatan
Dalam hal kegiatan pembinaan tersebut dilaksanakan bersama instansi Pemerintahan / institusi kemasyarakatan, maka pelaksanaannya harus dibawah koordinasi Pengurus PDGI yang setingkat
BAB XIPELAPORAN
Pasal 23
Hasil pendampingan anggota yang dilakukan oleh BPPA dicabang atau wilayah harus didokumentasikan dan dilaporkan kepada BPPA Pusat
BAB XIIKETENTUAN PENUTUP
Pasal 24
Tatalaksana penyelenggaraan Pembelaan dan Pembinaan anggota ini dinyatakan berlaku setelah ditetapkan oleh PB PDGI