Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
-
Upload
adibdanurdipta -
Category
Documents
-
view
623 -
download
53
Transcript of Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
1/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
2/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
3/90
CETAKAN KETUJUH 2013 (EDISI REVISI)
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
4/90
Sumber Foto :
Training course on the Management of Severe Malnutrition WHO
Foto no : 26, 27, 28, 29
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
5/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
6/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
7/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
8/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
9/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
10/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
11/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
12/90
Setiap kenaikan atau penurunan secaratiba-tiba.
Suhu aksiler < 36 oC atau teraba dingin
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
13/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
14/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
15/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
16/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
17/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
18/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
19/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
karena akan memperberat kelainan pada mata serta
jangan
Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang
mengandung kortikosteroid
diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
20/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
buku 1, hal. 15)
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
21/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
22/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Teruskan terapi TB
rujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut
Berat Badan(kg)
2 bulanRHZ (75/50/150)
4 bulanRH (75/50)
5 - 9
10 - 14
15 - 19
20 - 32
1 tablet
2 tablet
3 tablet
4 tablet
1 tablet
2 tablet
3 tablet
4 tablet
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
23/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Pada anak penderita gizi buruk yang tinggal di daerah risiko tinggi malaria atau ada
riwayat kunjungan ke daerah risiko tinggi malaria
agar diperiksa tanda/gejala klinis malaria, sebagai berikut :
Apabila ditemukan hal-hal tersebut diatas, maka dilakukan pemeriksaan darah malaria
(dengan mikroskop atau dengan uji reaksi cepat/Rapid Diagostic Test/RDT)
Anak Gizi Buruk yang menderita malaria berat (malaria serebral), segera ditransfusi
dengan packed red cell 10 ml/kgBB/3-4 jam, tidak diberikan furosemid sebelum transfusi,
karena penderita malaria umumnya terjadi hipovolemia. Obat anti malaria diberikan
secara intravena.
Pemberian Fe atau sirup besi tetap setelah 2 minggu (Fase Rehabilitasi), namun harus
diperhatikan bahwa anemia pada penderita bukan karena kurang Fe tetapi karena
pecahnya sel darah merah (hemolisis).
Obat antimalaria Primakuin tidak boleh diberikan pada anak umur kurang dari 1 tahun.
Untuk pemberian Artemisinin Based Combination Therapy (ACT) perlu dijelaskan pada
ibu agar mengamati anak selama 30 menit sesudah pemberian ACT. Jika dalam waktu
30 menit anak muntah, ulangi pemberian ACT dan ibu diminta kembali ke Puskesmas/
Rumah Sakit untuk mendaptkan tablet tambahan/pengganti. Selain itu dijelaskan
kemungkinan timbul gatal-gatal setelah pemberian obat.
ACT yang dipakai adalah kombinasi Artesunat - Amodiakuin diberikan sekaligus.
Bila tidak diberikan sekaligus maka jarak pemberiannya tidak boleh lebih dari 30 menit,karena akan mempengaruhi kerja obat. Amodiakuin lebih dahulu diberikan,
baru kemudian Artesunat.
Untuk dosis Artesunat dan Amodiakuin dianjurkan dihitung berdasarkan berat badan.
Untuk mengurangi rasa sakit dan menurunkan suhu tubuh, dapat diberikan parasetamol
terutama pada anak yang demam tinggi (suhu 38,5 C) atau nyeri telinga.
demam (teraba panas, suhu 37,5 C atau lebih)
menggigil dan berkeringatrenjatan (syok)
kaku kuduk atau kejang
kesulitan nafas
ikterik
perdarahan
(dapat dilihat pada lampiran 9)
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
24/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
25/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
Pengobatan malaria vivaks lini kedua
1
2
3
4 - 14
Klorokuin
Primakuin
Klorokuin
Primakuin
Klorokuin
Primakuin
Primakuin
1/4
-
1/4
-
1/8
-
-
1/2
-
1/2
-
1/4
-
-
1
1/2
1
1/2
1/2
1/2
1/2
2
1
2
1
1
1
1
3
1 1/2
3
1 1/2
1 1/2
1 1/2
1 1/2
3-4
2
3-4
2
2
2
2
Plasmodium falciparum tanpa komplikasidengan Artesunat - Amodiaquin
H 1
*Artesunate
**Amodiaquine
Primaquin
*Artesunate
**Amodiaquine
*Artesunate
**Amodiaquine
1
1
3/4
H 2
H 3
1
1
1
1
2
2
1 1/2
2
2
2
2
3
3
2
3
3
3
3
4
4
2 - 3
4
4
4
4
*) Artesunate adalah 4 mg/KgBB per hari
**) Amodiaquine : dosis 10 mg/KgBB per hari
Pengobatan malaria vivaks/ malaria ovale resisten klorokuin
H I - 7
H I - 14
Kina
Primakuin
*)
-
*)
-
3 x 1/2
1/4
3 x 1
1/2
3 x 1 1/2
3/4
3 x 3
1
Dosis berdasarkan berat badan:- Kina 30 mg/ kgBB/ hari (dibagi 3 dosis)- Primakuin 0,25 mg/kgBB
Pengobatan Malaria Falciparum tanpa komplikasi denganDihydroartemisinin Piperaquin (DHP)
1
DHP
1/4
Hari Jenis obatJumlah tablet per har i menurut kelompok umur
0 - 1bulan
2 - 11bulan
1 - 4tahun
5 - 9tahun
10 - 14tahun
> 15tahun
Primakuin
DHP
-1/4
1/2 1 1,5 2 3 - 4
3/4- 11/2 2 2 - 3
2 3 - 41/2 1 1,52-3
Dihydroartemisinin: 2 - 4 mg/kgBB
Piperaquin : 16 - 32 mg/kgBB
Primakuin : 0,75 mg/kgBB
Pengobatan Lini 2:Plasmodium falciparum tanpa komplikasi
AlternatifHari
ObatI II III IV V VI VII
2 Kina
Tetracycline 250 mg
Primakuin
Kina
Doxycycline
Primakuin
2
3 x 24 x 1
3
3 x 22 x 1
3
3 x 24 x 1
-
3 x 22 x 1
-
3 x 24 x 1
-
3 x 22 x 1
-
3 x 24 x 1
-
3 x 22 x 1
-
3 x 24 x 1
-
3 x 22 x 1
-
3 x 24 x 1
-
3 x 22 x 1
-
3 x 24 x 1
-
3 x 22 x 1
-
*) Bumil dan anak < 8 tahun tidak diberikan tetrasiklin/doxyklin.Hari Jenis obatJumlah tablet per hari menurut kelompok umur
1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14 th > 15 th
Jumlah tablet per ha ri men urut ke lompok umur ( dosis t unggal )
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
26/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Pengobatan malaria vivax dengan
(ACT Artesunat + AMODIAKUIN atau DHA+PIPERAKUIN
Hari
1-3
AMO/
DHP
Hari Jenis obatJumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0 - 1bulan
2 - 11bulan
1 - 4tahun
5 - 9tahun
10 - 14tahun
> 15tahun
1/4 1/2 1 1,5 2 3 - 4
Hari
1-14
Primakuin - - 1/4 1/2 3/4 1
Dihydroartemisinin: 2 - 4 mg/kgBB
Piperaquin : 16 - 32 mg/kgBB
Primakuin : 0,25 mg/kgBB
Pengobatan lini kedua plasmodium vivaks atau ovale
Hari-7
Hari Jenis obatJumlah tablet per hari menurut kelompok umur
0 - 1bl
2 - 11bl
1 - 4 th 5 - 9 th 10 - 14th
> 15 th
*) Dosis berdasarkan berat badan : - Kina 30 mg/kgBB/hari (dibagi 3 dosis)
- Primakuin 0,25 mg/kgBB, dosis tunggal
Hari-14
Kina
Primakuin
*)
-
*)
-
3 x 1/2
1/4
3 x 1
1/2
3 x 1 1/2
3/4
3 x 2
1
Pengobatan lini 1 :MALARIA BERAT
Di RS atau rawat inap:
- Artesunate injeksi intra vena:
H ar i 1 : 2, 4 mg /K gB B/h ar i
Hari II-VII : 2,4 mg/KgBB/hari
- Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat ACT selama 3 hari.
Dilapangan:
- Artemer injeksi intra muscular:
H ar i 1 : 3, 2 m g/K gBB /h ari
Hari II-V : 1,6 mg/KgBB/hari
- Bila sudah bisa minum dilanjutkan dengan obat ACT selama 3 hari.
Pengobatan lini 2 :
MALARIA BERAT
Di RS atau rawat inap:
- Kina HC1 25 % yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 % atau Dextrosa 5 %
diberikan per infus dengan dosis :
10 mg/KgBB/4 jam setiap 8 jam
Total dosis kina 30 mg/KgBB/24 jam
Di lapangan:
- Kina HC1 25 % yang dilarutkan dalam NaCl 0,9 % atau Dextrosa 5 %
diberikan intra muscular:
10 mg/KgBB/4 jam setiap 8 jam
Total dosis kina 30 mg/KgBB/24 jam
Bila bisa minum obat dilanjutkan dengan Kina tab. + Doxy/tetra kapsul selama 7 hari
1. Pemeriksaan follow up/pemantauan untuk setiap penderita dengan
konfirmasi laboratorium positif: penderita difollow up untuk diperiksa ulang
sediaan darahnya. Untuk plasmodium faksiparum dan vivaks pada hari ke 3, 7, 14, 28
dan plasmodium vivaks sampai akhir bulan ketiga.
2. Apabila penderita hari ke 4 setelah pengobatan lini pertama penderita tetap demam,
ataupun gejala klinis berkembang menjadi lebih berat lakukan pemeriksaan sediaan
darah secara laboratorium (tidak dianjurkan pemeriksaan dengan RDT), apabila
masih ditemukan parasit maka pengobatan diganti ke lini kedua sesuai dengan jenis
plasmodiumnya
3. Bila ada 1 atau lebih tanda-tanda bahaya selama pengobatan, penderita segera
dirujuk untuk mendapat kepastian diagnosis dan penanganan selanjutnya (bila
tempat rujukan sulit dicapai, penderita diberikan 1 dosis kina parenteral 10 mg/
kg BB IM.
4. Tanda-tanda bahaya tersebut adalah:
a. tidak dapat makan/ minum
b. tidak sadar
c. kejang
d. muntah berulang
e. sangat lemah (tidak dapat duduk/ berdiri)
PENCEGAHAN
Salah satu tindakan pencegahan gigitan nyamuk penular malaria untuk anak dan ibu hamil
adalah dengan tidur menggunakan kelambu. Dianjurkan adalah kelambu berinsektisida tahan
lama (Long Lasting Insectisida Nets/LLIN). Disamping itu tindakan pencegahan
lain adalah dengan pemasangan kassa nyamuk, pemakaian lotion anti nyamuk,
memakai pakaian tertutup, penyemprotan dan lain-lain.
Sumber :Buku Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia, Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Depkes RI, 2008
Untuk Pengobatan Malaria Berat dilihat pada buku Pedoman Tatalaksana Kasus Malaria di Indonesia
(Ditjen Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI, 2008 )
Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi risiko terinfeksi malaria danapabila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat. Obat anti malaria yangdipakai untuk Profilaksis adalah Doxycycline.Doksisiklin diminum 1-2 hari sebelum ke daerah endemis malaria sampai dengan 1-2minggu setelah kembali (maksimal 12 minggu) dan tidak boleh diberikan kepada anakusia < 8 tahun dan ibu hamil.
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
27/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
BAGAN PENILAIAN DAN TATALAKSANA AWAL HIV
Anak dengan pajanan HIV
Penilaian kemungkinan infeksi HIVDengan memeriksa:
- Lakukan anamnesis dan pemeriksaanfisik serta evaluasi bila anak mempunyaitanda dan gejala infeksi HIV atau infeksioportunistik
- Lakukan pemeriksaan dan pengobatan
yang sesuai
Status penyakit HIV pada ibu
Pajanan ibu dan bayi terhadap ARVCara kelahiran dan laktasi
Identifikasi kebutuhan untukART dan kotrimoksazol untukmencegah PCP (prosedur IX).Identifikasi kebutuhan anakusia > 1 tahun untuk meneruskankotrimoksazol.
Lakukan uji diagnostik HIVMetode yang digunakan tergantungusia anak (prosedur II)
Anak sakit berat, pajanan HIV tidakdiketahui, dicurigai terinfeksi HIV
Identifikasi faktor risiko HIV:
- status penyakit HIV pada ibu
- transfusi darah- penularan seksual
- pemakaian narkoba suntik
- cara kelahiran dan laktasi
- Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik serta evaluasi bila anak mempunyai tanda dan gejala infeksi HIV atau infeksi oportunistik- Lakukan pemeriksaan dan pengobatan
yang sesuai
- Identifikasi faktor risiko danatau tanda/gejala yang sesuaidengan infeksi HIV atau infeksioportunistik yang mungkin disebabkanHIV
- Pertimbangan uji diagnostik HIV dankonseling.
- Metode yang digunakan tergantungusia anak (prosedur II)
- Pada kasus status HIV ibu tidak dapatditentukan dan uji virologik tidak dapatdikerjakan untuk diagnosis infeksi HIVpada anak usia < 18 bulan, uji antibodiHIV harus dikerjakan.
PCP = Pneumocystic Jiroveci pneumonia
Catatan:
Semua anak yang terpajan HIV sebaiknya dievaluasi oleh dokter,
bila mungkin dokter anak.
Manifestasi klinis HIV stadium lanjut atau hitung CD4+ yang rendah
pada ibu merupakan faktor risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
selama kehamilan, persalinan dan laktasi.
Pemberian ART pada ibu dalam jangka waktu lama mengurangi risiko
transmisi HIV.
Penggunaan obat antiretroviral yang digunakan untuk pencegahan penularan
dari ibu ke anak (prevention mother to child transmission, PMTCT) dengan
monoterapi AZT, monoterapi AZT+ dosis tunggal NVP, dosis tunggal NVP saja,
berhubungan dengan insidens transmisi berturut-turut sekitar 5-10%,
3-5%, 10-20%, pada ibu yang tidak menyusui. Insidens transmisi sekitar 2 % pada
ibu yang menerima kombinasi ART*).
Transmisi HIV dapat terjadi melalui laktasi. Anak tetap mempunyai risiko mendapat
HIV selama mendapat ASI.
*) Antiretroviral drugs for treating pregnant women and preventing
HIV infection in infants in resource-limited setting: towards
universal access. Recommendations for a public health approach.
WHO 2006
Sumber :
Buku Pedoman Tatalaksana infeksi HIV dan Terapi Antiretroviral
pada Anak di Indonesia, Depkes, Dirjen Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, 2008
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
28/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
29/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
30/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
31/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
STABILISASI
(hari ke 1-2)
TRANSISI
(hari ke 3-7)
REHABILITASI
(minggu ke 2-6)
*) Diberikan dalam bentuk larutan elektrolit/mineral, pemberianya dicampurkan kedalam Resomal, F-75 dan F-100(dosis pemberiannya lihat cara membuat Cairan ReSoMal dan Cara membuat larutan mineral mix,
Buku II hal. 19)
Dosis lihat Buku 1 Hal. 16
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
32/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
(Buku 1 - hal. 23-24)
Buku II - hal. 20)
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku 1 - hal. 23-24)
Buku II - hal. 20)
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku 1 - hal. 23-24)
Buku II - hal. 20)
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku 1 - hal. 25)
Buku II - hal. 20)
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-100
Hari
1 _2
Hari
3 _7
Stabilisasi
Transisi
F-75/
modifikasi
ASI
F-75/
modifikasi
ASI
F-75/
modifikasi
ASI
F-100/
modifikasi
ASI
12 X
Bebas
8 X
Bebas
6 X
Bebas
6 X
Bebas
Rehabili-
tasi
BB
< 7 kg
BB
> 7 kg
Minggu
2 _6
F-100/modifikasi
ASI
Makanan bayi/
makanan lumat
Sari buah
Ditambah
F-100/modifikasi
ASI
Makanan anak /
makanan lunak
Buah
Ditambah
3 X
Bebas
3 x 1 porsi
1 X
3 X
Bebas
3 x 1 porsi
1 - 2 x 1 buah
90
-
100
-
-
-
100
-
100
-
-
-
-
-
-
150
-
-
-
-
-
175
-
-
4 kg 6 kg 8 kg 10 kg
Contoh :
Kebutuhan energi seorang anak dengan berat badan 6 kg pada fase rehabilitasi adalah : 6 kg x 200 Kkal/kgBB/hr = 1200 Kkal/hr
Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi dengan :
F-100 : 4 x 100 cc
Makanan bayi/ lumat 3 x
Sari buah 1 x 100 cc
4 x 100 Kkal
3 x 250 Kkal
1 x 45 Kkal
Total
400 Kkal
750 Kkal
45 Kkal +
1195 Kkal
=
=
=
=
FREKUENSI
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku I - hal. 23-14)
Buku II - hal. 20
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku I - hal. 23-24)
Buku II - hal. 20
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku I - hal. 23-24)
Buku II - hal. 20
LIHAT TABEL
PEDOMAN F-75
(Buku I - hal. 25)
Buku II - hal. 20
Ditambah
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
33/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
34/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
35/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
36/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
37/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
1 Sachet mineral mix @ 8 gram dilarutkan dalam 20 mlair matang untuk bahan pembuatan 1 liter F-75/F-100/ReSoMal
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
38/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Susu Skim
bubuk (g)
Susu full
cream (g)
Susu sapi
segar (ml)
Gula pasir (g)
Tepung
beras (g)
Tempe (g)
Minyak
sayur (g)
Margarin (g)
Larutan
Elektrolit (ml)
Tambahan air
s/d (ml)
-
35
-
70
35
-
17
-
20
1000
F75
I
-
110
-
50
-
-
30
-
20
1000
F100
TRANSISI &
REHABILITASI
Catatan : Formula 75 dengan tepung mempunyai osmolaritas lebih rendahsehingga lebih tepat untuk anak yang menderita diare.
Susu skim bubukGula pasir
Minyak sayur
Larutan Elek-
trolit
Tambahan air s/d
gg
g
ml
ml
25100
30
20
1000
8050
60
20
1000
Bahan
Makanan
Per
1000 ml
F 75 F 100
2570
27
20
1000
F 75DENGAN
TEPUNG
Kkal
g
g
mmol
mmol
mmol
mg
mg
-
-
mosm/I
750
9
13
36
6
4,3
20
2,5
5
36
413
1000
29
42
59
19
7,3
23
2,5
12
53
419
Energi
Protein
Laktosa
Kalium
Natrium
Magnesium
Seng
Tembaga (Cu)
% Energi Protein
% Energi Lemak
Osmolaritas
Tepung Beras g 35
F75
II
-
-
300
70
35
-
17
-
20
1000
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
39/90
DIREKTORAT BINA GIZI - DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix. Kemudian masukkan susu full cream sedikit demi
sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air hangat sedikitdemi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga mencapai 1000 ml.
Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu selama 4 menit.
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demi
sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air hangat
sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen dan volume menjadi
1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4 menit, bagi
anak yang disentri atau diare persisten.
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim sedikit demisedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Encerkan dengan air
hangat sedikit demi sedikit sambil diaduk sampai homogen volume
menjadi 1000 ml. Larutan ini bisa langsung diminum atau dimasak dulu
selama 4 menit.
1. Agar formula WHO lebih homogen dapat digunakan blender.
2. Pada pemberian melalui NGT, tidak dianjurkan untuk diblender, karena
dapat menimbulkan gelembung udara.
Catatan :
Formula WHO 100 Modifikasi :
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix, kemudian masukkan susu skim dan tepung sedikit
demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel. Tambahkan air sedikitdemi sedikit sambil diaduk sampai homogen sehingga mencapai 1000 ml
dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut selama 5-7 menit.
Formula WHO 75 Modifikasi (1, II,) :
Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata dan tambahkan
larutan mineral mix. Kemudian masukkan full cream/ susu segar dan
tepung sedikit demi sedikit, aduk sampai kalis dan berbentuk gel.
Tambahk an air sedi kit demi sedikit samb il diaduk samp ai homogen
sehingga mencapai 1000 ml dan didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut
selama 5 - 7 menit.
Formula WHO 75 dengan Tepung
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
40/90
1 resep
1 resep
2 resep
2 resep
2 resep 2 resep
2 resep
2 resep
2 resep
3 resep
3 resep
3 resep
3 resep
3 resep
2 resep
2 resep
3 resep
4 resep
4 resep
4 resep
5 resep 6 resep
5 resep
1 resep 1 resep
2 resep
2 resep
2 resep
2 resep
2 resep
2 resep
2 resep
4 resep
2 resep
1 resep
1 resep
1 resep
1 resep 1 resep
1 resep
1 resep3 resep
4 sdm. 7 sdm.
1 sdm.1 sdm sdm
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
41/90
1
10 10
1
11
1
2 4 3
2 1
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
42/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
43/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
1
1
2
6
1 1
1 2
7
2
1
2 3
3
2
2
2 1
2
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
44/90
2
2
1
17
1
6 6
1
3
2
1
2
1
3
3
2 1
1 jam.
2
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
45/90
2
1 2
4
4
13
1
1
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
46/90
1
3
1
7
3
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
47/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
48/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
49/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
50/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
PEMBERIAN MAKANAN : Berikan F-75 sesegera mungkin (apabila anak sudahrehidrasi, ukur BB anak sekali lagi sebelummenentukan jumlah makanan).
BB baru : kg
Jumlah makanan untuk setiap 2 jam = ml F-75. Jam makan awal :
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
51/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
52/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
53/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
Mandi dg1%
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
54/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
Mandi dg1%
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
55/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
56/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
57/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
58/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
59/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
Buku 1 hal . 23)
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
60/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
T o t a l
Nama :
Nama Orang tua :
Jenis Kelamin : L / P
Alamat :
Umur : Tgl. Masuk Rumah Sakit : Pukul : Nomer Register RS :
Tanggal : Jenis Makanan : Frekuensi Pemberian : Jumlah Pemberian : ml/pemberian
Jama. Jumlah yang diberikan
(ml)
b. Jumlah pemberian lewat mulut (ml)
(a. - jumlah sisa di tempat pemberian)
c. Jumlah pemberian lewat NGT,
jika diperlukan (ml)
d. Perkiraan Jumlah yang
dimuntahkan (ml)
e. Berak Cair
(jika ada, volume dan
frekuensi/hari)
b. c. d. Total ya : _
Total Volume selama 24 jam=jumlah pemberian lewat mulut (b) + jumlah pemberian lewat NGT (c) - total jumlah yang dimuntahkan (d) = ml
Total volume selama 24 jam yang dirujuk maksimal : 1540 ml dan minimal : 1050 ml (lihat petun juk pemberian F-100 pada Buku 1 hal. 25)
Jadi Pemberian F-100 sebanyak 1200 ml masih memenuhi anjuran
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
61/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
62/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
63/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
64/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
65/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
66/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
67/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
68/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
69/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
08
.00
25
90
Tida
k
0 0
Tdka
da
35
08
.00
25
90
Tida
k
0 0
Tdka
da
35
08
.00
25
90
Tida
k
0 0
Tdka
da
35X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
08
.30
25
88
Tida
k1 0
Tdka
da
35
09
.00
28
90
Tida
k
diare
0
Tdka
da
35
09
.30
25
90
Tida
k0 0
Tdka
da
35
10
.00
25
90
Tidak
0 0
Tdkada
35
11
.00
25
90
Tida
k1 0
Tdka
da
35
12
.00
28
88
Tida
k0 0
Ada
75
75
75
75
75
13
.00
25
90
Ya 0 0
Ada
70
14
.00
25
89
Tida
k
0 0Ada
15
.00
25
90
Ya 0 0
Ada
0
0
70
16
.0025
90
Ya 0 0
Ada
17
.00
25
89
Tida
k
diare
0Ada
18
.00
28
88
Ya 0 0
Ada
19
.00
28
88
Ya 0 0
Ada
20
.00
28
88
Ya 0 0
Ada
08
.30
25
88
Tida
k1 0
Tdka
da
35
09
.00
28
90
Tida
k
diare
0
Tdka
da
35
09
.30
25
90
Tida
k0 0
Tdka
da
35
10
.0025
90
Tidak
0 0
Tdkad
a
35
Awal
30
60
90
120
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Awal
30
60
90
120
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Awal
30
60
90
120
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
70/90
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
71/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
72/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
08.0
0
25
85
110
08.0
0
25
85
110
12.
00
25
85
11
0
16.0
0
27
84
110
20.0
0
25
85
110
20.0
0
25
85
110
04.0
0
24
83
110
CATATAN:
Tabel7iniharusdipadukandengankartucatatanpernafasan,
denyutnadida
nsuhutubuhpada
ha
laman
31-32
danFormC
atatanAsupanMakananSelama24Jamp
adaha
laman
37-4
0
14).
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
73/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
74/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
75/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
1 2 3 4 5 6 7 8 910
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Nasi
Jagung
Mie
Roti
Biskuit/rotike
ring
Kentang
Singkong/ubi
Tempe/tahu
Oncom
Kacangkering
Ayam
Dagingsapi
Dagingdiawet
Bakso
Ikanbasah
Ikanasin
Udangsegar
Telurayam/bebek
Sayuranhijua
Sayurkacangan
Sayurtomat/w
ortel
Sayurlain
Pisang
Pepaya
Jeruk
Buahsegarlain
Buahawet
Sususegar
Susukentalmanis
Tepungsusuw
hole
Tepungsususkim
Eskrim
Keju
Minyakgoreng
Kelapa/santan
Margarin/mentega
Tehmanis/gula
Kuebasah
Sirop
Minumanboto
lringan
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
76/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
77/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
78/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
79/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
80/90
Cucilah tan gan sebelum menyiapkan mak anan anak.
Gunakan bahan makanan yang baik dan aman, peralatan
masak yang bersih dan cara m emasak yang benar.
Jika masih mendapatkan ASI, berikan lebih seringdan lebih lama, siangdan malam,
Jika anak mendapatkan susu selain ASI :
- gantikan dengan meningkatkan pemberian ASI atau
- gantikan setengah bagian susu dengan bubur nasi ditambah tempe
- Jangan diberi susu kent al man is.
Untuk makanan lain, ikuti anjuran pemberian makan yangsesuai dengan umur anak
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
81/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
82/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
83/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
84/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
85/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
86/90
pad
amatakiri.
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
87/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZ I DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
88/90
DIREKTORAT BINA GIZI - D IREKTORAT JENDERAL BINA GIZI DAN KIA
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
89/90
-
7/25/2019 Tata Laksana Gizi Buruk 2_2013
90/90
Departemen Kesehatan :