Tata Laksana Proyek

34
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pemetaan topografi dilakukan untuk menentukan posisi planimetris (x,y) dan posisi vertikal (z) dari objek-objek dipermukaan bumi yang meliputi unsur-unsur alamiah seperti : sungai, gunung, danau, padang rumput, rawa dan sebagainya serta unsur-unsur buatan manusia seperti rumah, sawah, jembatan, jalan, jalur pipa, rell kereta api dan sebagainya. Ilmu Geodesi pada mulanya adalah cabang terapan dari ilmu matematis, ilmu bumi bersama ilmu geologi, geofisika dan lain sebagainya. Yang perkembanganya dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan metodologi dan aplikasi instrument ukur Geodesi untuk keperluan pengukuran dan rekayasa yang dikenal dengan engineering surveying yang di Indonesia dikenal dengan Teknik Geodesi. Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu: 1

Transcript of Tata Laksana Proyek

Page 1: Tata Laksana Proyek

BAB  I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemetaan topografi dilakukan untuk menentukan posisi planimetris (x,y)

dan posisi vertikal (z) dari objek-objek dipermukaan bumi yang meliputi unsur-

unsur alamiah seperti : sungai, gunung, danau, padang rumput, rawa dan

sebagainya serta unsur-unsur buatan manusia seperti rumah, sawah, jembatan,

jalan, jalur pipa, rell kereta api dan sebagainya. Ilmu Geodesi pada mulanya

adalah cabang terapan dari ilmu matematis, ilmu bumi bersama ilmu geologi,

geofisika dan lain sebagainya. Yang perkembanganya dipengaruhi oleh

perkembangan teknologi dan metodologi dan aplikasi instrument ukur Geodesi

untuk keperluan pengukuran dan rekayasa yang dikenal dengan engineering

surveying yang di Indonesia dikenal dengan Teknik Geodesi.

Ilmu Geodesi mempunyai dua maksud yaitu:

1. Maksud Ilmiah : menentukan bentuk dari permukaan bumi

2. Maksud Praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari

sebagian besar atau sebagian kecil dari permukaan

bumi.

Dalam laporan ini akan dibicarakan maksud kedua yang praktis, yaitu

guna pembuatan peta topografi, maksud ini dicapai dengan melakukan

pengukuran-pengukuran diatas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak

1

Page 2: Tata Laksana Proyek

beraturan, karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang

curam. Pengukuran-pengukuran yang dilakukan dibagi dalam pengukuran yang

mendatar untuk mendapatkan hubungan mendatar titik-titik yang diukur diatas

permukaan bumi dan pengukuran tegak guna mendapatkan hubungan tegak antara

titik-titik yang diukur. Untuk memindahkan keadaan dari permukaan bumi yang

tidak beraturan dan yang melengkung kebidang peta yang datar, diperlukan

bidang perantara yang dipilih sedemikian rupa, hingga pemindahan keadaan itu

dapat dilakukan dengan semudah-mudahnya.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Maksud diadakannya pekerjaan pengukuran dan pemetaan topografi

adalah untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci bentuk permukaan tanah

secara umum yang dilengkapi dengan tampakan-tampakan khas, baik berupa

unsur-unsur alami maupun unsur-unsur buatan dan dapat dipertanggung jawabkan

secara teknis, dengan tujuan memberikan informasi topografi suatu wilayah yang

akan mendukung pengambilan keputusan secara tepat.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan Pengukuran untuk Survey dan Pemetaan

Topografi yang akan dilaksanakan meliputi :

1.3.1. Persiapan

a. Kantor

Administrasi

2

Page 3: Tata Laksana Proyek

Pengadaan Peta Dasar dan Peta Kerja

Peralatan + Personil

b. Lapangan

Mobilisasi

Orientasi Lapangan

1.3.2. Pelaksanaan

a. Pematokan dan Pemasangan Tugu/Bench Mark

b. Pengukuran Kerangka Horisontal dan Vertikal

c. Pengukuran Situasi

1.3.3. Pekerjaan Studio

a. Pengolahan data

b. Editing data dan Penggambaran

c. Plotting peta hasil penggambaran (hard copy)

d. Pelaporan

1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi pelaksanaan pekerjaan dibuat dengan tujuan untuk

menata dan mengatur pola kerja secara efektif dan efisien.

Sebelum tim pelaksana lapangan mulai bekerja, volume pekerjaan dan

jenis kegiatan yang akan dilaksanakan telah diperhitungkan/diperkirakan. Dengan

demikian struktur organisasi proyek yang efektif, efisien telah dideskripsikan

3

Page 4: Tata Laksana Proyek

secara jelas tugas dan tanggung jawab masing-masing personil serta hubungan

kerja antara satu dengan lainnya.

Selanjutnya saat pelaksanaan pekerjaan pengukuran dan kegiatan-kegiatan

lainnya, dilakukan koordinasi baik dalam organisasi pelaksana sendiri maupun

dengan Pemilik pekerjaan dan Pimpinan setempat.

A. Tenaga Ahli Geodesi

Tenaga ahli Geodesi sekaligus Team Leader adalah penanggung jawab

pekerjaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pembuatan laporan

akhir.

B. Surveyor (Asisten Geodetic)

Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan studio

dimana secara struktural dibawah pengawasan atau koordinasi team Leader tetapi

tidak membawahi tenaga yang terlibat pengolahan data.

C. Asisten Surveyor

Merupakan tenaga pelaksana lapangan dan mengawasi pekerjaan tenaga

lokal.

D. Data processing

Data Processing diwajibkan yang mempunyai latar belakang pendidikan

geodesi, agar dapat menganalisasi kesalahan yang disebabkan dalam pekerjaan.

4

Page 5: Tata Laksana Proyek

Data processing merupakan pelaksana untuk editing dan proses pembuatan peta

digital hingga pembuatan peta garis dalam bentuk hard copy.

5

Page 6: Tata Laksana Proyek

BAB II

PERSIAPAN PEKERJAAN

2.1.  Persiapan Kantor

Pekerjaan persiapan merupakan pekerjaan yang meliputi :

a. Persiapan dan pembuatan dokumen kontrak

Tahapan pekerjaan Persiapan Kontrak terdiri dari beberapa

kegiatan yang meliputi :

Pembuatan usulan teknik

Pembuatan usulan biaya

Pembuatan dokumen administrasi

b. Pengurusan surat-surat yang berkaitan dengan perijinan

c. Pengumpulan data pendukung proses pekerjaan lapangan

d. Pencarian informasi keadaan/kondisi lapangan

e. Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran

f. Persiapan Tim Pengukuran dan peralatan ukur

2.1.1. Tim Pengukuran/Personil

Untuk melaksanakan kegiatan ini diperlukan tenaga-tenaga survey yang

berpengalaman. Personil yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini

adalah :

a. Team Leader/Geodetic Engineer

b. Chief Surveyor

c. Surveyor

6

Page 7: Tata Laksana Proyek

d. Asisten Surveyor

e. Data Processing

f. Crew Survey

2.1.2. Peralatan Survey

Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai harus ditentukan terlebih dahulu

peralatan yang akan digunakan. Peralatan yang digunakan harus memenuhi

spesifikasi teknis yang ada sehingga data pengukuran memenuhi kriteria yang

diinginkan (telah dikalibrasi).

Peralatan yang harus dipersiapkan antara lain :

1. Alat ukur teodolite Total Station yang mempunyai ketelitian pembacaan

sudut terkecilnya 1 (satu) detik dan akurasi pengukuran jaraknya 5 + 3

ppm serta perlengkapannya.

Gambar 2.1. Total Station CST/berger Total Station Starter Kit — Model

7

Page 8: Tata Laksana Proyek

2. Komputer (hardware dan software) + printer ukuran A3

Gambar 2.2. Komputer dan Printer

3. Kamera

Gambar 2.3. Kamera Nikon D5000

8

Page 9: Tata Laksana Proyek

4. Kompas (Shunto), GPS Handheld

Gambar 2.4. Kompas dan Handheld

5. Perlengkapan lapangan

Gambar 2.5. Pelengkapan Lapangan berupa BM

9

Page 10: Tata Laksana Proyek

2.2. Persiapan Lapangan

Pekerjaan yang berkaitan dengan persiapan lapangan terdiri dari beberapa

kegiatan antara lain :

a. Mobilisasi Tim Pengukuran

b. Persiapan base camp

c. Persiapan tenaga pembantu (tenaga lokal)

d. Persiapan material yang dibutuhkan

e. Koordinasi dengan instansi terkait

f. Pengenalan medan secara umum (orientasi lapangan)

g. Meneliti titik kontrol pemetaan yang dapat digunakan sebagai referensi

atau titik ikat, misalnya titik kontrol hasil survey terdahulu

h. Menentukan lokasi pemasangan titik-titik kontrol pemetaan

i. Menentukan batas-batas areal pengukuran/pemetaan topografi

10

Page 11: Tata Laksana Proyek

BAB III

PELAKSANAAN LAPANGAN

Pemetaan topografi dilaksanakan dengan melakukan pengukuran kerangka

dasar yang terdiri dari pengukuran kerangka dasar horisontal dan vertikal.

Pengukuran tersebut dilakukan pada seluruh batas (garis terluar) dari area yang

akan dipetakan. Tujuan pembuatan kerangka dasar ini adalah untuk membuat titik

kontrol dan referensi untuk keperluan pengukuran selanjutnya, misalkan

pembuatan poligon cabang (cut lines), pengukuran situasi dan detail topografi.

Secara umum tahapan pelaksanaan lapangan adalah sebagai berikut :

1. Pembuatan dan pemasangan tugu (Bench Mark)/Patok Poligon

2. Pengukuran Kerangka dasar Horisontal dan Vertikal

3. Pengukuran situasi dan detail topografi

3.1. Pembuatan Dan Pemasangan Bm/Patok Poligon

a. Penyebaran Bench Mark (BM) terlebih dahulu direncanakan pada peta

kerja dan diasumsikan dipasang beberapa buah BM. Bench Mark yang

dipasang tersebut dalam pelaksanaannya dapat diikatkan terhadap Titik

Kerangka Nasional (apabila ada) yang dipasang dan diukur oleh

Bakosurtanal atau Badan Pertanahan Nasional (BPN), sehingga menjadi

satu sistem dengan Peta Nasional.

b. Secara umum pemasangan BM harus ditempatkan pada tempat yang stabil

dan mengutamakan keamanan dan mudah ditemukan bila saat diperlukan,

hal tersebut menjadi penting karena tugu yang terpasang tersebut akan

11

Page 12: Tata Laksana Proyek

dipakai untuk rekonstruksi. Agar mudah terlihat warna tugu tersebut diberi

warna yang mencolok. Hal tersebut berlaku juga untuk pemasangan patok

poligon.

c. Jarak antar patok poligon dapat dipasang ± 50 m atau disesuaikan dengan

keadaan medan dan kemampuan jangkauan alat. Persyaratan tersebut

dimaksudkan untuk mengontrol kesalahan-kesalahan yang terjadi pada

saat pengukuran.

d. Bench Mark dibuat sepasang pada posisi :

1.      Titik Awal Pengukuran

2.      Pojok/titik sudut batas-batas utama area pemetaan (kerangka dasar)

3.      Pada setiap kerapatan 1000 meter dari seluruh area pemetaan

e. Spesifikasi Bench Mark dan Patok Poligon :

1. BM pada titik awal dan titik sudut kerangka dasar dibuat dari beton

dengan ukuran : 20 x 20 cm dengan panjang 120 cm, ditanam ke

dalam tanah sedalam 100 cm

2. BM pada kerapatan 1000 meter dibuat dengan pipa PVC ukuran 3

(tiga) inchi dengan ukuran panjang 120 cm, ditanam ke dalam tanah

sedalam 100 cm

3. Patok poligon dibuat dari kayu keras dengan diameter 5 cm, panjang

40 cm, ditanam ke dalam tanah sedalam 25 cm

12

Page 13: Tata Laksana Proyek

Gambar 3.1. Standart Ukuran Pembuatan Bench Mark

3.2.  Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal

Merupakan pengukuran yang tidak boleh dilewatkan dalam suatu

pekerjaan pemetaan. KDH merupakan titik di lapangan (yang diwakili oleh patok

kayu, patok PVC, dan pilar beton) yang melingkupi daerah pemetaan.

Titik KDH tersebut akan digunakan sebagai titik ikat pada pengukuran

detail. Titik KDH dapat pula digunakan sebagai titik tetap yang akan dipakai

untuk keperluan lain setelah pekerjaan pemetaan selesai, misalnya untuk “stake-

out” atau keperluan konstruksi lainnya. Setiap KDH mempunyai harga koordinat

(x,y). Pengukuran Poligon Utama

Dari hasil perencanaan pada peta kerja akan didapatkan jumlah jalur

poligon, jumlah loop poligon, jumlah BM yang dipasang, perkiraan jumlah jarak

poligon, serta penetapan jumlah jalur poligon utama dan poligon cabang, sehingga

pada dasarnya untuk pengukuran kerangka dasar horisontal terdapat dua jenis

pekerjaan poligon yaitu :

13

Page 14: Tata Laksana Proyek

a. Pengukuran Poligon Utama

b. Pengukuran Poligon Cabang

3.2.1. Pengukuran Gps

GPS (Global Positioning System) adalah sistem satelit navigasi dan

penentuan posisi yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini

didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga-dimensi serta informasi

mengenai waktu, secara kontinyu di seluruh dunia tanpa bergantung waktu dan

cuaca, bagi banyak orang secara simultan. Saat ini GPS sudah banyak digunakan

orang di seluruh dunia dalam berbagai bidang aplikasi yang menuntut informasi

tentang posisi, kecepatan, percepatan ataupun waktu yang teliti. GPS dapat

memberikan informasi posisi dengan ketelitian bervariasi dari beberapa millimeter

(orde nol) sampai dengan puluhan meter.

3.2.2.   Pengukuran Poligon Utama

Pengukuran poligon utama, digunakan sebagai kerangka acuan untuk

mendapatkan kerangka dasar horizontal (X,Y,Z) yang mempunyai keandalan

ukuran, dimana keandalan ukuran tersebut dinyatakan oleh ketelitian penutup

sudut dan ketelitian linier jaraknya. Karena poligon utama merupakan titik dasar

teknik maka diperlukan persyaratan tertentu pada pelaksanaan pengukurannya.

14

Page 15: Tata Laksana Proyek

3.2.3. Pengukuran Poligon Cabang

Maksud dilakukan pengukuran poligon cabang adalah untuk pengikatan

titik-titik detail ditengah-tengah areal pengukuran yang jauh dari jalur poligon

utama hingga dengan adanya titik-titik poligon cabang akan memperbanyak

cakupan titik detail yang ada di lapangan.

3.3. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal

Dilakukan sebagai dasar pekerjaan pemetaan. Jika KDH merupakan

system kerangka dasar ke arah horizontal, maka KDV akan berfungsi sebagai

system titik ikat kearah vertical (tinggi/ beda tinggi). Titik di lapangan yang

dipakai sebagai titik ikat tinggi adalah juga titik/ patok KDH. Sehingga dengan

demikian titik kerangka dasar pemetaan ini selain mempunyai koordinat (x,y) juga

akan memiliki elevasi (z atau secara lengkap menjadi koordinat (x,y).

Alat ukur yang digunakan untuk keperluan pengukuran KDV ini adalah

Autometic Level WILD Nak-2 dengan rambu ukur yang dilengkapi nivo rambu

serta alat Bantu lainnya.

Gambar 3.2. Waterpass

15

Page 16: Tata Laksana Proyek

3.4.  Pengukuran Situasi Dan Detail Topografi

Untuk pembuatan peta situasi, detail yang diambil meliputi detail

planimetris dan detail-detail ketinggian. Detail planimetris menyangkut posisi

horisontal dari bangunan-bangunan rumah, jalan, jembatan, saluran air, lapangan

serta batas-batas areal dan sebagainya. Sementara detail-detail ketinggian

diperlukan untuk penggambaran keadaan topografi lapangan yang nantinya akan

digambarkan dalam bentuk garis-garis kontur.

Yang dimaksud titik detail adalah semua benda atau titik-titik benda yang

merupakan kelengkapan dari sebagian permukaan bumi. Benda tersebut meliputi

benda-benda buatan manusia seperti gedung-gedung, jalan raya, saluran drainasi,

dengan segala perlengkapannya dan benda-benda alam seperti gunung, bukit,

sungai, jurang, danau, dll.

Pada pengukuran detail dikenal dua metode pengukuran yaitu :

3.4.1. Metode Ekstrapolasi

Pada cara ini penentuan titik-titik detail dimulai satu titik dasar. Di kenal

dua cara dalam menentukan letak titik detail terhadap garis ukur yaitu sistem

koordinat ortogonal dengan azimuth dan Sistem koordinat kutub dengan arah

3.4.2. Metode interpolasi.

Pada garis ukur dibentangkan garis ukur, pangkal garis dari perpanjangan-

perpanjangan diukur dengan rol meter. Metode ini sering disebut juga dengan cara

hubungan garis ukur.

16

Page 17: Tata Laksana Proyek

Dalam praktek, metode ekstrapolasi dengan sistem koordinat ortogonal

dan metode interpolasi dapat dipakai bersama-sama tergantung pada keadaan

lapangan dan situasi yaitu pengukuran jarak yang dilakukan dengan pegas ukur,

sedangkan alat-alat lain seperti prisma, jalon digunakan untuk membuat sudut

siku-siku atau memancang garis lurus.

Pada metode ekstrapolasi dengan sistem koordinat kutub dipakai pada

pesawat theodolit. Cara ini kemudian terkenal dengan cara Tachimetry, yaitu cara

pengukuran detail yang dapat mencakup daerah yang lurus dan dengan pekerjaan

yang tepat. Prinsipnya adalah dengan mengukur arah azimuth atau sudut dari titik

detail  terhadap sisi poligon, jarak serta beda tingginya. Pengambilan cukup

dilakukan dari titik-titik poligon utama. Pengambilan detail harus mewakili

keadaan medan dengan mengingat prinsip interpolasi linier. Dengan prinsip

tersebut, maka antara dua titik detail yang berdekatan dianggap perubahan tinggi

liniernya.

Jumlah titik detail disesuaikan dengan kondisi serta skala peta yang dibuat.

Detail yang terlalu banyak akan menyulitkan plotting dan penggambarannya.

Sedangkan jika terlalu sedikit, detail-detail tersebut tidak dapat mewakili kondisi

lapangan yang sebenarnya.

17

Page 18: Tata Laksana Proyek

BAB IV

PEKERJAAN KANTOR

Pekerjaan kantor merupakan kegiatan yang berhubungan dengan proses

pekerjaan tahap akhir yang meliputi :

1.      Pengolahan data-data kerangka dasar horizontal dan vertikal serta

situasi

2.      Pembuatan Peta (digital/garis)

4.1. Pengolahan Data

4.1.1. Hasil Pengukuran Kerangka Dasar

a. Pengukuran Kerangka Dasar dilakukan menggunakan alat ukur

Teodolite Total Station dimana data yang diamati dilapangan berupa

sudut (vertikal & horizontal) dan jarak serta variabel lainnya direkam

langsung kedalam data kolektor atau pada internal memori alat

tersebut yang selanjutnya dapat di download/ditransfer kedalam

komputer PC atau Notebook menggunakan software yang tersedia

misalnya Autoland Development, SDR, Topcon dan lainnya untuk

segera dapat diproses. Proses download/transfer data ini dilakukan

setiap hari sepulang dari lapangan untuk dapat segera mengantisipasi

dan merencanakan progress kerja selanjutnya. Data yang diperoleh

dari lapangan dihitung menggunakan hitung perataan pendekatan

metoda Bowditch atau Least Square (Perataan Kwadrat Terkecil).

18

Page 19: Tata Laksana Proyek

b. Perhitungan koreksi beda tinggi berdasarkan jarak pengamatan pada

setiap sisi (proposional terhadap jarak)

c. Jika toleransi ketelitian tidak tercapai maka harus dilakukan

pengukuran ulang pada sisi yang salah

d. Perhitungan dapat diterima jika batas toleransi telah dipenuhi

4.1.2. Hasil Pengukuran Situasi Dan Detail Topografi

a. Pengolahan data situasi dan detail topografi dilakukan dengan

menggunakan software survey

b. Sebelum data situasi dan detail topografi diolah, terlebih dahulu harus

disiapkan garis breaklines. Garis breaklines harus dibuat pada setiap :

1. Kepala dan kaki slope

2. Tepi atas dan tepi bawah sungai

3. As alur

4. Kedua tepi jalan

5. Surface editing

c. Proses pembuatan surface pada software survey berupa Triangulation

Irreguler Network (TIN) harus melibatkan seluruh data topografi

(X,Y,Z) dan garis breaklines

d. Surface editing dilakukan langsung pada TIN tetapi harus

menggunakan garis breaklines

e. Cek terhadap data situasi dan detail topografi dilakukan secara

bertahap dengan menampilkan gambar kontur yang dilengkapi dengan

gambar situasi. Jika koordinat kerangka dasar dan poligon cabang

19

Page 20: Tata Laksana Proyek

belum final, perhitungan koordinat data situasi dan detail topografi

dihitung dengan koordinat sementara.

f. Jika terdapat kekeliruan (data lapangan salah atau kurang) maka harus

dilakukan pengecekan ulang terhadap data situasi dan detail topografi.

g. Proses pembuatan surface final dengan menggunakan koordinat

definitif dilakukan secara bersamaan untuk seluruh area pemetaan,

selanjutnya dilakukan proses pembuatan kontur. Gambar kontur harus

sesuai dengan sketsa lapangan.

4.2. Pembuatan Peta

Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka dasar

pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan dengan penyebaran patok, BM,

titik-titik ketinggian dan obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu

areal pekerjaan. Penggambaran areal pekerjaan diproyeksikan pada bidang datar

dengan skala 1 : 1000, Interval kontur 0,5 meter, ukuran lembar peta A0 (1200

mm x 900 mm).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam proses penggambaran peta antara

lain :

1. Peta topografi harus memuat :

a. Judul peta

b. Peta lokasi proyek

c. Peta indeks

d. Lembar sheet

e. Arah Utara peta

20

Page 21: Tata Laksana Proyek

f. Legenda

g. Garis kontur dengan interval 1 meter

h. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.

i. Bench Mark

j. Garis dan angka grid dengan interval 200 meter

2. Peta Traverse/Poligon harus memuat :

a. Judul peta

b. Peta lokasi proyek

c. Peta indeks

d. Lembar sheet

e. Arah Utara peta

f. Legenda

g. Bench Mark

h. Titik poligon kerangka dasar

i. Titik poligon cabang

j. Gambar situasi : jalan, bangunan, sungai, rawa, alur, dll.

3. Pada peta digital (softcopy), setiap elemen/objek harus dibuat dalam layer

tersendiri

21

Page 22: Tata Laksana Proyek

BAB V

LAPORAN DAN DATA

5.1. Pembuatan Laporan

Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil

pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui kondisi

areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan dengan pekerjaan

survey dan pemetaan.

Laporan yang akan disampaikan adalah :

a.      Laporan Pendahuluan, berisi laporan mengenai rencana kerja

b.      Laporan Mingguan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan

mingguan

c.      Laporan Bulanan, berisi laporan mengenai kemajuan pekerjaan

bulanan

d.      Laporan Akhir, berisi laporan hasil seluruh pekerjaan

5.2. Penyerahan Data

Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan adalah :

a. Satu berkas laporan tertulis tentang pelaksanaan pekerjaan

b. Print out peta topografi skala 1 : 1.000

c. Print out peta traverse/poligon skala 1 : 1.000

d. Peta topografi dalam bentuk softcopy dengan menggunakan software

Autocad (file dwg)

22

Page 23: Tata Laksana Proyek

e. Peta traverse/poligon dalam bentuk softcopy dengan menggunakan

software Autocad (file dwg)

f. Data asli hasil pengukuran

g. Data hasil perhitungan dalam bentuk softcopy dan hardcopy

h. Koordinat topografi (Easting, Northing, Elevation, Code)

i. Foto dan deskripsi Bench Mark

23

Page 24: Tata Laksana Proyek

24