Tata Kelola Minyak Bumi Dan Gas

3
Tata Kelola Minyak Bumi dan Gas. 1. Undang Undang No. 8 Tahun 1971 Tentang : Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara 2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001 Tentang : Minyak dan Gas Bumi Pembahasan: 1. Undang Undang No. 8 Tahun 1971 Penjelasan: Minyak dan gas bumi merupakan bahan galian yang strategis dan merupakan kekayaan Nasional yang terbesar dewasa ini. Kekayaan ini sekali ditambang dari perut bumi tidak dapat diperbaharui lagi, karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan perminyakan dan pelaksanaan kebijaksanaan tersebut selalu harus berpedoman kepada jiwa pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945. Sudah semestinyalah, bahwa kekayaan Nasional yang besar tersebut harus dimanfaatkan untuk pembangunan perekonomian negara yang dapat membawa kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam pada itu, perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi harus dilakukan secara ekonomis, sehingga merupakan sumber pembiayaan yang penting bagi Pembangunan ekonomi Negara. Berhubung dengan pentingnya bahan galian minyak dan gas bumi, baik bagi kesejahteraan rakyat maupun untuk pertahanan dan keamanan Nasional, maka dalam Undang-undang No. 44 Prp. tahun 1960 telah ditentukan bahwa pengusahaan minyak dan gas bumi hanya dapat diselenggarakan oleh negara dan pelaksanaan pengusahaannya hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan Negara. Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (P.N. PERTAMINA) yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1968 (Lembaran-Negara tahun 1968 No. 44) sampai pada saat berlakunya Undang-undang ini adalah satu-satunya Perusahaan Negara yang telah ditugaskan untuk menampung dan melaksanakan semua kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia, yang pada waktu ini telah berkembang dan telah mencapai suatu tingkat kesatuan usaha yang meliputi

description

tat kelola migas

Transcript of Tata Kelola Minyak Bumi Dan Gas

Page 1: Tata Kelola Minyak Bumi Dan Gas

Tata Kelola Minyak Bumi dan Gas.

1. Undang Undang No. 8 Tahun 1971Tentang : Perusahaan Pertambangan Minyak Dan Gas Bumi Negara

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001Tentang : Minyak dan Gas Bumi

Pembahasan:

1. Undang Undang No. 8 Tahun 1971

Penjelasan:

Minyak dan gas bumi merupakan bahan galian yang strategis dan merupakan kekayaan Nasional yang terbesar dewasa ini. Kekayaan ini sekali ditambang dari perut bumi tidak dapat diperbaharui lagi, karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan perminyakan dan pelaksanaan kebijaksanaan tersebut selalu harus berpedoman kepada jiwa pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar 1945.

Sudah semestinyalah, bahwa kekayaan Nasional yang besar tersebut harus dimanfaatkan untuk pembangunan perekonomian negara yang dapat membawa kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Dalam pada itu, perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi harus dilakukan secara ekonomis, sehingga merupakan sumber pembiayaan yang penting bagi Pembangunan ekonomi Negara.

Berhubung dengan pentingnya bahan galian minyak dan gas bumi, baik bagi kesejahteraan rakyat maupun untuk pertahanan dan keamanan Nasional, maka dalam Undang-undang No. 44 Prp. tahun 1960 telah ditentukan bahwa pengusahaan minyak dan gas bumi hanya dapat diselenggarakan oleh negara dan pelaksanaan pengusahaannya hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan Negara.

Perusahaan Negara Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (P.N. PERTAMINA) yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 1968 (Lembaran-Negara tahun 1968 No. 44) sampai pada saat berlakunya Undang-undang ini adalah satu-satunya Perusahaan Negara yang telah ditugaskan untuk menampung dan melaksanakan semua kegiatan pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia, yang pada waktu ini telah berkembang dan telah mencapai suatu tingkat kesatuan usaha yang meliputi berbagaibagai cabang pengusahaan minyak dan gas bumi (suatu Integrated State Oil Company) di Indonesia.

Memperhatikan pengalaman serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh P.N. PERTAMINA hingga saat ini, serta pula untuk menjamin kelancaran perkembangan usaha selanjutnya bagi suatu perusahaan pertambangan minyak dan gas bumi negara yang sanggup dan mampu mengadakan kompetisi secara internasional, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi rakyat dan negara, maka perlu disiapkan dasar-dasar dan landasan kerja yang memadai, yang tidak cukup diatur dengan perundang-undangan yang telah ada.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas itulah, maka dengan Undang-undang ini didirikan Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara, disingkat Undang-undang PERTAMINA, yang diharapkan akan dapat merupakan sarana (hukum) untuk meningkatkan dan lebih menjamin suksesnya pengusahaan minyak dan gas bumi, yang selama ini dilaksanakan oleh P.N. PERTAMINA.

Page 2: Tata Kelola Minyak Bumi Dan Gas

Di samping itu dalam Undang-undang PERTAMINA ini diatur lebih jelas dan terperinci cara-cara pengurusan perusahaan khusus mengenai minyak dan gas bumi yang strategis itu, serta diatur dengan jelas pula hak-hak dan kewajiban-kewajiban perusahaan, sehingga dapat diharapkan akan lebih terjamin kelancaran pelaksanaan usaha, sedangkan pemberian bimbingan dan pengawasan akan dapat dilaksanakan pula oleh Pemerintah dengan lebih teratur dan terarah.

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 2001

Penjelasan:

UU no. 22 Tahun 2001 merupakan peraturan yang digunkan dalam pengelolaan Minyak Bumi dan gas.

Berbeda dengan peraturan sebelumnya pada UU no. 8 Tahun 1971 yang bersifat sentralisasi dengan pemegang penuh pada Pertamina sebagai pengelola sumber daya migas, UU no 22 tahun 2001 membentuk suatu badan pengelola minyak bumi dan gas.

Apabila pada UU yang lama, Investor Migas tidak perlu direpotkan oleh birokrasi yang panjang, namun dengan diberlakukan nya UU 22 Tahun 2001 Investor migas harus melalui rentetan 3 pintu birokrasi: ESDM, BPMIGAS dan Depkeu (Bea Cukai).

Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2001, kontraktor asing yang akan mengusahakan migas di Indonesia, langsung menandatangani kontrak dengan BPMIGAS sebagai representasi pemerintah. Secara tidak langsung, UU ini menjadikan posisi Pemerintah “sejajar” dengan kontraktor asing.

BPMIGAS, sebagai institusi yang akan menerima dan mengelola migas bagian negara, bukanlah institusi bisnis. Konsekuensinya, BPMIGAS tidak dapat melakukan sendiri jual-beli migas yang menjadi bagian negara. Kalau masalah impor minyak untuk memenuhi kebutuhan domestik, baik mentah maupun BBM, Pertamina masih bisa diandalkan untuk melakukan hal itu.

Kesimpulan:

UU no 22 Tahun 2001 memiliki kelemahan, yaitu perubahan pihak yang menguasai tata kelola migas yang tidak pada satu BUMN membuat pengelolaan Minyak Bumi dan Gas baik di hulu maupun hilir memiliki masalah yang sulit diselesaikan.

Dari beberapa artikel yang menjadi bahan, UU no 22 tahun 2001 akan di revisi pada tahun 2014 karena masalah yang terjadi karena UU no 22 menyebabkan Pengelolaan Migas menjadi dipersulit. Ada beberapa pernyataan dari artikel yang menyebutkan bahwa UU no 8 tahun 1971 lebih baik dan seharusnya diberlakukan lagi. Namun hal itu tidak dapat berlaku lagi karena system pemerintahan Indonesia saat ini adala system demokrasi dengan diberlakukan nya otonomi daerah. Oleh karena itu UU yang berlaku saat ini perlu direvisi agar status badan pengelola migas yang saat ini menjadi SKK migas dapat diperjelas dan disatukan dengan Pertamina.