Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

download Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

of 255

Transcript of Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    1/255

    PUSAT PENDIDKAN DAN PELATIHAN MINYAK DAN GAS BUMI

    (PUSDIKLAT MIGAS)

    C E P U

    disusun oleh:

    Ir. Kardjono SA, MT

    PROSES PENGOLAHAN

    MINYAK DAN GAS BUMI

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    2/255

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    i

    KATA PENGANTAR

    Menyadari akan pentingnya catatan materi perkuliahan di dalam kegiatan proses

    belajar-mengajar, maka dengan memanjatkan puji syukur dihadapan Tuhan Yang

    Maha Esa, penulis telah menyelesaikan penyusunan satu buah catatan lagi untuk

    yang kesekian kalinya sebagai sajian materi perkuliahan dalam bidang studi

    Pengetahuan Industri Migas dan Aplikasinya yang terfokus pada Proses

    Pengolahan Migas. Di dalam catatan ini penulis mencoba menguraikan

    dasar-dasar berbagai macam proses pengolahan migas secara garis besar.

    Kepada para pembaca saya harapkan memaklumi akan segala kekurangan yang

    ada pada tulisan ini, dan dengan senang hati jika kiranya sumbang saran dari para

    pembaca dapat saya terima sebagai bahan untuk penyempuranaannya.

    Mudah-mudahan tulisan yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan dapat

    dikembangkan terutama oleh para mahasiswa yang ingin mempelajari bidang

    studi ini.

    Cepu, Juli 2006

    Penyusun,

    Ir. Kardjono SA, MT

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    3/255

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    4/255

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    5/255

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    6/255

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    v

    1. U M U M 96

    2. MACAM-MACAM PROSES EKSTRAKSI 98

    2.1. Ekstraksi Edeleanu 99

    2.2. Ekstraksi Furfural 100

    2.3. Ekstraksi Udex 101

    2.4. Ekstraksi Propane Deasphalting 102

    2.5. Distilasi Ekstraktif 104

    3. KESETIMBANGAN DALAM EKSTRAKSI 105

    4. NERACA MASSA 110

    BAB 7: ABSORPSI 114

    1. U M U M 114

    2. PRINSIP OPERASI ABSORPSI 115

    3. MACAM-MACAM PROSES ABSORPSI 115

    4. HYDROGEN SULFIDE REMOVAL 117

    4.1. Amine Process 118

    4.2. Sodium Carbonate Process 120

    4.3. Jenis Proses yang lain 122

    4.3.1. Potasium Carbonate Process 122

    4.3.2. Iron Oxide Process 123

    4.3.3. Sodium Phenolate Process 123

    4.3.4. Tripotassium Phosphate Process 123

    5. CARBON DIOXIDE REMOVAL 124

    6. ABSORPSI DAN STEAM STRIPPING 124

    6.1. Prinsip Dasar Absorpsi 124

    6.2. Prinsip Dasar Steam Stripping 130

    BAB 8: ADSORPSI 135

    1. U M U M 135

    2. PRINSIP OPERASI ADSORPSI 136

    3. MACAM-MACAM ADSORBENT 137

    3.1. Activated Carbon 137

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    7/255

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    vi

    3.2. Non-Activated-Carbon 138

    3.3. Sifat-Sifat Granular Activated Carbon 140

    4. MACAM-MACAM ADSORPSI 142

    4.1. Adsorpsi Fisika 142

    4.2. Adsorpsi kimia 142

    5. ADSORPSI ISOTHERMIS (FREUNDLICH) 143

    6. ANALISA TIME SERIES (TREND) 145

    6.1. Hal-hal yang harus diperhatikan 145

    6.2. Cara-cara menentukan trend 145

    6.3. Menentukan Kurva Regresi 147

    BAB 9: KRISTALISASI 153

    1. U M U M 153

    2. STRUKTUR KRISTAL 153

    2.1. Cubic Structures 155

    2.2. Closest Packing 156

    2.3. Sistem Kristal 157

    3. KESETIMBANGAN FASE 161

    4. PROGRESSIVE FREEZING 163

    5. METODA KRISTALISASI 164

    BAB 10: CRACKING 166

    1. U M U M 166

    2. THERMAL CRACKING 166

    2.1. Thermal Cracking Unit 168

    2.2. Visbreaking 172

    2.3. Coking 174

    2.3.1. Delayed Coking 175

    2.3.2. Fluid Coking 176

    3. CATALYTIC CRACKING AND CATALYSIS 178

    3.1. Fixed-Bed Catalytic Cracking 189

    3.2. Moving-Bed Catalytic Cracking 190

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    8/255

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    vii

    3.3. Fluid Catalytic Cracking (FCC) 194

    3.4. Model IV Fluid Catalytic Cracking 197

    3.5. UOP Fluid Catalytic Cracking 199

    3.6. Texaco Fluid Catalytic Cracking 201

    3.7. Gulf Catalytic Cracking 203

    3.8. Kellogg Heavy Oil Cracker (HOC) 203

    3.9. Hydrocracking 206

    BAB 11: REFORMING 210

    1. U M U M 210

    2. THERMAL REFORMING 210

    3. CATALYTIC REFORMING 213

    3.1. Katalis 216

    3.2. Catalytic Reforming Process 218

    BAB 12: POLIMERISASI DAN ALKILASI 225

    1. U M U M 225

    2. POLIMERISASI 225

    2.1. Sulfuric Acid Polymerization 228

    2.2. Phosphoric Acid Polymerization 229

    3. ALKILASI 231

    3.1. Alkilasi dengan katalis sulfuric acid 232

    3.2. Alkilasi dengan katalis hydrofluoric acid 234

    4. ISOMERISASI 235

    4.1. BP. Isomerization Process 237

    4.2. Penex Process 238

    BAB 13: HYDROTREATING 241

    1. U M U M 241

    2. DESULFURISASI 241

    3. DENITRIFIKASI 242

    4. PEMISAHAN OKSIGEN 243

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    9/255

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    viii

    5. PENJENUHAN OLEFIN 244

    6. PEMISAHAN HALIDA 244

    DAFTAR PUSTAKA 246

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    10/255

    1

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1. U M U M

    Pada dasarnya Industri Migas di Indonesia yang diperankan oleh Pertamina

    mempunyai fungsi ganda yang harus dilaksanakan dalam keterpaduan yang

    optimal. Fungsi ganda tersebut dapat dikelompokan dalam 4 katagori, yakni:

    a. Sektor Explorasi dan Produksi

    b. Sektor Penyediaan Energi Domestik

    c. Sektor Perdagangan Migas Internasional

    d. Sektor Produksi Non-BBM ataupun Petrokimia

    2. SEKTOR EKSPLORASI DAN PRODUKSI

    Sektor kegiatan ini mempunyai tugas menjaga kesinambungan tersedianya

    cadangan Sumber Daya Migas, melalui usaha-usaha explorasi untuk mencari

    cadangan Sumber Daya Migas yang baru maupun usaha-usaha produksi untuk

    dapat mengambil Migas dari cadangannya sebanyak dan seefektif mungkin.

    Sektor ini merupakan kegiatan yang paling mendasar, karena merupakan faktor

    yang menentukan kelestarian dan kesinambungan Industri Migas itu sendiri.

    Meskipun kawasan Nusantara ini termasuk bumi dan laut, telah terbukti banyak

    mempunyai cekungan yang mengandung endapan Sumber Daya Migas, tetapi

    untuk mencari dan memproduksinya secara nyata merupakan usaha besar

    tersendiri. Terutama disektor eksplorasi, usaha ini merupakan kegiatan resiko

    tinggi dan menuntut tingkat keahlian teknologi yang semakin tinggi, untuk

    menemukan dan memproduksi Sumber Daya Migas dari lokasi yang semakin sulit

    dan terpencil.

    Di sektor produksi, meskipun unsur resiko tidak sebesar sektor eksplorasi, tetapi

    usaha ini memerlukan usaha padat modal dan teknologi. Terlebih pula bila

    berkenaan dengan lokasi produksi yang sulit ataupun berkenaan dengan usaha

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    11/255

    2

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    meningkatkan jumlah minyak yang dapat diproduksi dari cadangan tersebut

    (enhaced recovery).

    3. SEKTOR PENYEDIAAN ENERGI DOMESTIK

    Sektor kegiatan ini mempunyai tugas memurnikan dan mengolah minyak mentah

    menjadi bahan bakar minyak (BBM) dan kemudian menyalurkannya keseluruh

    pelosok Nusantara. Termasuk dalam sektor kegiatan ini juga penyediaan gas alam

    sebagai bahan bakar di dalam negeri.

    Pertamina bekewajiban mengadakan dan menyediakan kebutuhan energi domestik

    ini dalam jumlah, jenis yang cukup dan dengan harga yang ditetapkan sama

    diseluruh pelosok Nusantara.

    Menyadari kepentingan strategis Nasional atas tersedianya energi ini, maka

    seluruh biaya modal dan operasi pengadaan energi domestik ini dibiayai

    sepenuhnya oleh Pemerintah.

    Sektor kegiatan ini bukan semata-mata kegiatan mikro-ekonomis bagi Pertamina,

    karena harga jual bahan bakar minyak (BBM) harus ditetapkan dengan lebih

    mementingkan daya beli masyarakat.

    Untuk sektor ini Pemerintah harus membangun dan mengoperasikan berbagai

    sarana produksi, transportasi dan distribusi BBM untuk dapat menjangkau

    penyediaan sarana diseluruh kawasan Nusantara yakni:

    - Kilang-kilang minyak

    - Tanker pengangkut minyak mentah ataupun produk

    - Jaringan distribusi

    - Semua sarana penunjang kegiatan tersebut

    Lebih lanjut sarana-sarana tersebut harus dikembangkan untuk tetap dapat secara

    efektif melayani kebutuhan BBM yang semakin meningkat.

    Kilang-kilang baru harus dibangun untuk memenuhi kebutuhan tambahan

    kapasitas yang diperlukan, kilang-kilang yang sudah ada harus dimodifikasi untuk

    melayani perubahan jenis minyak mentah yang diolah ataupun perubahan jenis

    produk yang diinginkan.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    12/255

    3

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Sarana distribusi tidak lagi dapat dilayani dengan angkutan darat semata-mata,

    tetapi harus ditunjang dengan jaringan pipa distribusi BBM yang semakin luas.

    Jumlah tangki-tangki penimbun BBM juga harus selalu ditingkatkan kapasitasnya.

    Sebagai gambaran kongkrit, pada tahun 1989 biaya operasi pengadaan dan

    penyediaan BBM sekitar Rp. 9 - 10 trillium setahun. Perlu dicatat bahwa sekitar

    70% biaya pengadaan BBM ini adalah merupakan biaya bahan baku minyak

    mentah, sehingga pasang surut harga minyak didunia sangat mempengaruhi berat

    ringannya beban Pemerintah atau Pertamina dalam mengadakan dan menyediakan

    BBM.

    Pada dasarnya, kecuali biaya modal, biaya operasi pengadaan BBM ini dibayar

    kembali dari hasil penjualan BBM. Tetapi dalam kondisi harga minyak mentah

    yang tinggi, Pemerintah harus menyediakan sejumlah subsidi BBM.

    Dalam batas-batas lingkup tugasnya Pertamina telah merintis penggunaan CNG

    (atau BBG) sebagai pengganti gasoline. Program ini diharapkan pada akhirnya

    dapat mencapai tujuan penggantian bahan bakar transportasi (gasoline dan diesel)

    dengan BBG. Sehingga pada gilirannya akan dapat membebaskan sejumlah

    naphtha dan diesel dari komponen BBM dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan

    baku petrokimia atau komoditi eksport.

    4. SEKTOR PERDAGANGAN MIGAS INTERNASIONAL

    Sektor kegiatan ini mempunyai tugas memperdagangkan Migas ataupun

    produk-produknya dipasaran Internasional untuk memperoleh devisa bagi

    anggaran biaya pembangunan Nasional. Termasuk dalam sektor kegiatan ini

    adalah kegiatan impor minyak mentah ataupun produk-produknya yang

    diperlukan untuk melengkapi kebutuhan dalam negeri.

    Pertamina berkewajiban memperdagangkan sebagian Migas atau produknya untuk

    menghimpun dana devisa Pemerintah. Pertamina telah mengekspor berbagai

    macam komoditi Migas, terutama:

    - Minyak mentah

    - LSWR

    - Naphtha dan high octane component

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    13/255

    4

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    - Produk tertentu seperti JP4, JP5.

    - LNG

    - LPG

    Dilain pihak Pertamina juga masih harus mengimpor beberapa komoditi Migas

    yang tidak diproduksi atau tidak cukup diproduksi di dalam negeri, seperti:

    - Middle East Crude

    - Middle Distillate

    - Fuel Oil jenis khusus

    Usaha pengembangan yang dilakukan Pertamina disektor perdagangan

    Internasional diarahkan pada dua tujuan, yakni:

    a. Mengekspor lebih banyak produk dari pada minyak mentah

    b. Mengurangi keharusan impor sejauh mungkin

    5. SEKTOR PRODUKSI NON-BBM ATAUPUN PETROKIMIA

    Sektor kegiatan ini mempunyai tugas memproduksi produk-produk bukan BBM

    yang dimaksudkan untuk memberi nilai tambah bagi Sumber Daya Migas ataupun

    melaksanakan tugas Pemerintah mengadakan produk-produk tertentu yang

    diperlukan bagi kebutuhan Nasional. Termasuk dalam sektor ini adalah

    penyediaan bahan baku untuk Industri Petrokimia maupun dalam hal tertentu

    pembangunan industri petrokimianya sendiri.

    Disamping produk-produk BBM, kilang-kilang Pertamina ataupun sarana

    produksi lainnya, juga memproduksi produk-produk non BBM ataupun

    petrokimia.

    Sarana-sarana produksi non-BBM atau petrokimia tersebut telah dibangun atas

    dasar beberapa alasan, yakni:

    a. Kegiatan sampingan produksi yang merupakan pemanfaatan peluang yang

    timbul dari kegiatan pengilangan, seperti produksi wax, polypropylene,

    petroleum coke, beberapa jenis solvent, LPG, asphalt, lube base oil.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    14/255

    5

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    b. Kegiatan produksi non-BBM atau petrokimia yang dirintis Pertamina karena

    adanya kebutuhan Nasional yang mendesak atas produk tersebut, seperti: PTA

    (purified terephthelic acid) dan methanol.

    Pola pengembangan ini akan tetap dipertimbangkan dimasa depan sebagai bagian

    perencanaan pengembangan kilang ataupun sebagai pelaksanaan kegiatan

    produksi yang ditugaskan oleh Pemerintah.

    Berlainan dengan produk BBM, untuk kegiatan non-BBM dan Petrokimia ini

    Pertamina lebih banyak berperan sebagai produsen saja dan tidak berperan

    sebagai pemasok tunggal. Para konsumen tetap dapat mengimpor (atau

    memproduksi sendiri) kekurangannya. Hanya untuk beberapa jenis produk yang

    mempunyai nilai strategis, Pertamina juga bertindak selaku produsen dan

    pemasok tunggal, seperti halnya lube oil dan LPG.

    Sektor kegiatan ini merupakan sektor kegiatan Pertamina dalam kegiatan

    menunjang pengembangan Industri Petrokimia khususnya ataupun Industri

    Non-Migas pada umumnya.

    Beberapa contoh kongkritnya:

    - PTA sebagai penunjang bahan baku industri tekstil- Methanol sebagai penunjang produksi plywood

    - Wax sebagai penunjang berbagai industri Non-Migas (packaging,

    produk kosmetik, dsb.)

    - Solvent sebagai penunjang industri kimia

    - Polypropylene sebagai bahan baku karung

    - Asphalt sebagai penunjang pembangunan jalan

    - Lube oil sebagai penunjang pengembangan industri automotive

    - Petroleum coke sebagai penunjang produksi logam aluminium

    - Paraxylene sebagai penunjang produksi PTA

    Keempat sektor kegiatan tersebut harus berlangsung secara terpadu,

    berkesinambungan dan dilaksanakan dengan hasil guna serta daya guna seoptimal

    mungkin.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    15/255

    6

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    BAB 2

    DASAR-DASAR PERHITUNGAN TEKNIK

    1. SISTEM SATUAN

    Ada tiga sistem satuan-satuan dasar yang dipakai didalam ilmu pengetahuan dan

    keteknikan yakni:

    SI = Systeme International d'Unites, yang mempunyai satuan-satuan dasar

    seperti meter (m), kilogram (kg) dan scond (s), yang disingkat dengan

    sebutan MKS.

    CGS = Centimeter (c) - Gram (g) - Scond (s).

    FPS = Foot (ft) - Pound (lb) - Scond (s), yang pada umumnya disebut sebagai

    satuan Inggris (British Unit).

    1.1. Sistem satuan SI

    Besaran-besaran dasar yang digunakan didalam sistem SI adalah sebagai berikut:

    Panjang, dengan satuan meter (m).

    Waktu, dengan satuan second (s).

    Massa, dengan satuan kilogram (kg).

    Suhu, dengan satuan derajad Kelvin (K).

    Satuan-satuan standard lain yang diturunkan dari besaran-besaran dasar tersebut

    dinataranya adalah:

    Gaya, dengan satuan Newton (N).

    1 Newton (N) = 1 kg.m/s2

    Kerja, energi, panas, dengan satuan Newton-meter (N.m) atau Joule (J).

    1 Joule (J) = 1 Newton-meter (N.m) = 1 kg.m2/s2

    Tenaga, dengan satuan Joule/second (J/s) atau Watt (W).

    1 Joule/second (J/s) = 1 Watt (W)

    Tekanan, dengan satuan Newton/m2

    atau Pascal (Pa).

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    16/255

    7

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    1 Newton/m2(N/m2) = 1 Pascal (Pa)

    Tekanan dalam satuan atmosfir (atm) adalah bukan suatu satuan standard SI,

    tetapi hanya digunakan selama periode transisi.

    Standard percepatan gravitasi dinyatakan sebagai:

    1 g = 9,80665 m/s2

    Beberapa awalan-awalan standard untuk mengalikan satuan-satuan dasar adalah

    sebagai berikut:

    giga (G) = 109

    mega (M) = 106

    kilo (k) = 103

    centi (c) = 10-2

    mili (m) = 10-3

    micro () = 10-6

    nano (n) = 10-9

    Suhu dinyatakan dalam derajad Kelvin (K) sebagaimana satuan yang digunakan

    didalam sistem SI. Namun dalam praktek secara luas digunakan dengan satuan

    dalam skala derajad celsius (oC), yang dinyatakan dengan:

    t oC = T (K) - 273,15

    Ingat bahwa 1 oC = 1 K dalam hal pengukuran beda suhu.

    t oC = T K

    Standard satuan waktu adalah scond (s), tetapi dapat pula dinyatakan dengan

    satuan-satuan seperti minut (min), hour (h) atau day (d).

    1.2. Sistem satuan CGS

    Sistem satuan CGS dihubungkan dengan sistem satuan SI adalah seperti berikut:

    1 g massa (g) = 1 X 10-3kg massa (kg)

    1 centimeter (cm) = 1 X 10-2meter (m)

    1 dyne (dyn) = 1 g.cm/s2

    = 1 X 10-5

    Newton (N)

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    17/255

    8

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    1 erg = 1 dyn.cm = 1 X 10-7Joule (J).

    Standard percepatan gravitasi adalah:

    g = 980,0665 cm/s2

    1.3. Sistem satuan FPS

    Sistem satuan FPS dihubungkan dengan sistem satuan SI adalah seperti berikut:

    1 lb massa (lbm) = 0,45359 kg

    1 ft = 0,30480 m

    1 lb force (lbf) = 4,4482 Newton (N)

    1 ft.lbf= 1,35582 Newton.m (N.m) = 1,35582 Joule (J)

    1 psia = 6,89476 X 103Newton/m2(N/m2)

    1,8 oF = 1 K = 1 oC

    g = 32,174 ft/s2

    Faktor proporsionalitas untuk hukum Newton adalah

    gc= 32,174 ft.lbm/lbf.s2

    Faktor gc didalam satuan SI dan CGS adalah 1,0 sehingga gc tidak pernah

    digunakan didalam perhiungan-perhitungan yang menggunakan satuan SI dan

    CGS.

    1.4. Satuan-satuan persamaan yang homogen dimensinya

    Suatu persamaan yang homogen dimensinya adalah suatu satuan yang semuaistilahnya mempunyai satuan dasar yang sama. Satuan-satuan tersebut dapat

    berupa satuan dasar atau satuan yang diturunkan (sebagai contoh, kg/s2.m atau

    Pa). Suatu satuan yang demikian ini dapat digunakan dengan sistem satuan-satuan

    yang satuan dasar atau satuan turunannya digunakan didalam persamaan. Tidak

    ada faktor konversi yang diperlukan jika satuan-satuan yang digunakan telah

    konsisten.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    18/255

    9

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Perlu diingat bahwa dalam menggunakan persamaan harus hati-hati dan selalu

    mengeceknya untuk kehomogenan dimensi. Untuk mengerjakannya, suatu sistem

    satuan harus dipilih apakah akan menggunakan sistem satuan SI, CGS atau FPS.

    Untuk selanjutnya dimasukkan kedalam masing-masing istilah yang digunakan

    didalam persamaan.

    Contoh 2-1:

    Suatu persamaan untuk perpindahan panas dari suatu fluida ke suatu permukaan

    dinyatakan seperti berikut:

    q = h A (Tf- Tw)

    dimana : q = laju perpindahan panas (energi/waktu)

    h = koefisien perpindahan panas (energi/waktu-luas-suhu)

    A = luas permukaan

    T = suhu

    Gunakan satuan SI dan cek jika persamaan tersebut adalah homogen secara

    dimensi.

    Penyelesaian:

    Dengan menggunakan kg.m2/s2 ebagai satuan energi yang dipilih dan dengan

    mensubstitusikan satuan-satuan dasar SI kedalam persamaan energi, maka akan

    diperolh:

    ( )q

    kg.m / s

    s = h

    kg.m / s

    s.m . K A m T - T K

    2 2 2 2

    2

    2

    f w/ /

    Tampak dari persamaan diatas menunjukkan bahwa satuan yang ada di suku kiri

    sama dengan yang ada di suku kanan, dan persamaan adalah homogen secara

    dimensi. Jika diturunkan satuan J untuk energi, maka kedua suku akan

    mempunyai satuan J/s atau W.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    19/255

    10

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    2. CARA MENYATAKAN SUHU DAN KOMPOSISI

    Ada dua sekala suhu yang biasa digunakan didalam industri kimia, yaitu derajad

    Fahrenheit (oF) dan Celsius (oC). Juga sering dijumpai untuk merubah dari satu

    sekala ke sekala yang lainnya. Keduanya menggunakan titik beku dan titik didih

    air pada tekanan 1 atmosfir sebagai patokannya. Sering juga dalam menyatakan

    suhu dengan menggunakan derajad mutlak K (untuk standard SI) atau derajad

    Rankine (oR) (untuk standard FPS) sebagai pengganti oC atau oF. Tabel 1-1

    menunjukkan ekivalensi empat sekala suhu.

    Tabel 2-1: Sekala suhu dan ekivalensinya

    CelsiusoC

    FahrenheitoF

    KelvinoK

    RankinoR

    Titik didih air 100 212 373,15 671,7

    Titik lebur es 0 32 273,15 491,7

    Nol mutlak -273,15 -459,7 0 0

    Perbedaan antara titik didih air dan titik leleh es pada 1 atm adalah 100 oC atau

    180 oF. Dengan demikian setiap perubahan 1,8 oF sama dengan perubahan 1 oC.

    Biasanya harga -273,15 oC dibulatkan menjadi -273 oC dan -459,7 dibulatkan

    menjadi -460 oF. Persamaan berikut dapat digunakan untuk mengubah sekala suhu

    dari satu sekala ke sekala yang lain.

    oF = 32 + 1,8 (oC)

    oC = 1/1,8 (oF - 32)oR = oF + 460oK = oC + 273

    Contoh 2-2:

    Suatu gas didalam bejana mempunyai suhu 120 oC. Nyatakan suhu tersebut ke

    dalam sekala oF, oR dan oK

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    20/255

    11

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Penyelesaian:oF = 32 + 1,8 (oC) = 32 + 1,8 (120) = 248 oFoR = oF + 460 = 248 + 460 = 708 oR

    oK = oC + 273 = 120 + 273 = 393 K

    2.1. Mole dan berat atau massa

    Banyak metoda yang digunakan untuk menyatakan komposisi didalam gas,

    loquida maupun padatan. Salah satu dari kebanyakan penggunaannya adalah

    satuan molar, karena hukum reaksi kimia dan gas adalah lebih sederhana untuk

    menyatakan dalam istilah satuan molar. Satu mol suatu zat murni dinyatakan

    sebagai jumlah zat yang massanya secara numerik sama dengan berat molekulnya.

    Oleh karena itu, 1 kgmol methane (CH4) mengandung 16,04 kg massa. Juga untuk

    1 lbmol mengandung 16,04 lbm.

    Fraksi mol suatu zat adalah jumlah mol zat tersebut didalam suatu campuran

    dibagi dengan total mol campuran. Demikian halnya untuk fraksi massa, adalah

    jumlah massa zat tertentu didalam campuran dibagi dengan total massa campuran.

    Misalkan suatu campuran zat A, B dan C maka fraksi mol dan fraksi massa zat A

    dapat dinyatakan sebagai berikut:

    x =jumlah mol A

    total mol (A + B+ C)

    w =jumlah masa A

    total masa (A + B+ C)

    A

    A

    Contoh 2-3:

    Suatu campuran terdiri dari 50 gram air (B) dan 50 gram NaOH (A). Hitung fraksi

    massa dan fraksi mol NaOH, juga hitung massa (dalam lbm) NaOH.

    Penyelesaian:

    Total massa campuran = 50 + 50 = 100 gram.

    wA(fraksi massa NaOH) = 50/100 = 0,5

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    21/255

    12

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Jumlah mol H2O = 50/18,02 = 2,78 mol

    Jumlah mol NaOH = 50/40 = 1,25 mol

    Total mol campuran = 2,78 + 1,25 = 4,03 mol

    xA(fraksi mol NaOH) = 1,25/4,03 = 0,31

    Massa A (dalam lbm) = (50 g)/(453,6 g/lbm= 0,1102 lbm

    2.2. Satuan konsentrasi liquida

    Secara umum jika suatu liquida dicampur dengan liquida lain yang dapat

    bercampur, maka komposisi liquida tersebut dinyatakan dalam persen berat atau

    persen massa.

    Cara-cara lain untuk menyatakan konsentrasi suatu komponen didalam larutan

    adalah sebagai berikut:

    Molaritas = Jumlah mol zat terlarut tiap liter larutan.

    Molalitas = Jumlah mol zat terlarut tiap 1000 gram larutan.

    Normalitas = Jumlah grek zat terlarut tiap liter larutan.

    (grek = grol/valensi).

    Metoda yang paling umum untuk menyatakan konsentrasi per satuan volume

    adalah densitas (kg/m3, g/cm3, atau lbm/ft3). Sebagai contoh densitas air pada 277

    K (4oC) adalah 1000 kg/m3 atau 62,43 lbm/ft3. Kadang-kadang densitas larutan

    dinyatakan sebagai specific gravity, yaitu yang menyatakan densitas larutan pada

    suhu tertentu dibagi dengan densitas suatu zat acuan (biasanya air) pada suhu

    tertentu. Jika sebagi zat acuan adalah air pada 277 K, maka specific gravity dan

    densitas zat adalah sama.

    3. DENSITAS DAN SPECIFIC GRAVITY

    3.1. Densitas (kerapatan)

    Densitas (kerapatan) adalah menyatakan jumlah masa zat persatuan volumenya.

    Simbul =

    Satuan = g/cm3

    , kg/liter, lb/ft3

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    22/255

    13

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    3.2. Specific gravity (SG)

    Specific gravity (SG) adalah perbandingan densitas suatu fluida pada suhu

    tertentu terhadap densitas fluida standar (untuk cairan biasanya air) pada suhu

    tertentu.

    SG =densitas zat

    densitas zat standard

    Untuk gas: p V = n R T karena: n = m/M

    p V = (m/M) R T

    = m/V

    = (p M)/(R T)dimana:

    p = tekanan, atm, psia

    V = volume, liter, ft3

    n = jumlah mol, kgmol, lbmol

    m = massa, kg, lbm

    M = berat molekul

    T = suhu, oK, oR

    R = konstanta gas yang harganya 0,08206 (liter.atm)/(mol.oK) = 10,7315

    (psia.ft3)/(lbmol.oR)

    Sebagai zat standard, untuk cairan dipakai air sedangkan untuk gas dipakai

    hidrogen kering atau udara kering. Karena perubahan densitas zat dan perubahan

    densitas air terhadap perubahan suhu tidak sama, maka pada umumnya specific

    gravity yang ditetapkan selalui disertai keterangan suhu. Sebagai contoh

    misalnya:SG60/60= SG pada suhu zat 60

    oF dan suhu air 60oF

    SG60/77= SG pada suhu zat 60oF dan suhu air 77oF

    3.2.1. Skala Baume

    Antoine Baume pada tahun 1768 telah membuat dua macam hydrometer yang satu

    untuk cairan yang lebih ringan dari air dan yang satu lainnya untuk cairan yang

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    23/255

    14

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    lebih berat dari air. Skala tersebut linier dan dikenal dengan istilah derajad Baume

    (oBe). Skala tersebut ditetapkan berdasarkan persamaan berikut:

    o

    o o

    o

    o o

    Be =140

    SG 60 F / 60 F - 130 (untuk cairan lebih ringan dari air)

    Be = 145 -145

    SG 60 F / 60 F (untuk cairan lebih berat dari air)

    3.2.2. Skala API

    American Petroleum Institute telah mengeluarkan skala gravity khusus untuk

    produk-produk minyak bumi. Skalanya dinyatakan dalam oAPI dan khusus untuk

    cairan yang lebih ringan dari air yang ditetapkan berdasarkan persamaan sebagai

    berikut:

    o

    o oAPI =

    141,5

    SG 60 F / 60 F - 131,5

    3.2.3. Skala Twaddell

    Skala Twaddell yang digunakan di England hanya berlaku untuk cairan yang lebih

    berat dari air. Skala tersebut ditetapkan berdasarkan persamaan berikut:

    ( )o o oTw = 200 SG 60 F / 60 F - 1

    4. NERACA BAHAN

    Salah satu hukum dasar pengetahuan fisika adalah konservasi masa. Hukum

    tersebut dinyatakan secara sederhana, bahwa masa tidak dapat di hasilkan atau

    dimusnahkan (sudah barang tentu tidak termasuk nuclear atau reaksi atom). Oleh

    karena itu masa (atau berat) semua bahan yang memasuki proses harus sama

    dengan total masa yang meninggalkan plus masa yang terakumulasi di dalam

    proses.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    24/255

    15

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Input = Output + Akumulasi

    Dalam kebanyakan kasus, proses yang ditinjau dalam keadaan steady atau dengan

    kata lain tidak ada akumulasi di dalam proses. Dengan demikian persamaan diatas menjadi

    Input = Output

    4.1. Neraca Bahan Sederhana

    Di dalam neraca bahan sederhana ini dianggap tidak terjadi reaksi kimia sehingga

    perhitungannya sangat sederhana karena tidak terjadi pembentukan senyawa baru.Satuan-satuan yang digunakan dalam persamaan harus konsisten agar tidak terjadi

    kesalahan dalam perhitungan.

    Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan neraca bahan disarankan dilakukan

    dengan suatu urutan langkah-langkah yang telah ditetapkan seperti berikut:

    (1). Sketch suatu diagram proses secara sederhana, yaitu dengan menggunakan

    box diagram yang menunjukkan masing-masing aliran keluar maupun masuk

    dengan menggunakan anak panah dan dilengkapi dengan keterangan

    mengenai komposisi, suhu, laju alir, dan sebagainya. Semua data yang

    terlibat harus tercantum dalam diagram tersebut.

    (2). Tuliskan persamaan kimia jika ada

    (3). Pilih basis yang digunakan untuk perhitungan.

    (4). Buat suatu neraca bahan. Neraca bahan dapat berbentuk neraca total dan

    neraca komponen.

    Jenis proses yang tidak mengalami reaksi kimia adalah drying, eveporation,

    dilution, distilation, extraction, dan sebagainya. Dalam persoalan seperti ini dapat

    dipecahkan dengan dengan menetapkan neraca bahan yang mengandung besaran-

    besaran yang tidak diketahui dan menyelesaikan persaman untuk besaran-besaran

    yang tidak diketahui.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    25/255

    16

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    F (A,B)XFA

    L,XLA

    V,XVA

    Gambar (2-1): Neraca Bahan Sederhana

    Neraca Total:

    F = V + L L = F - V

    ( )

    Neraca Komponen A:

    F.X = V.X + L.X

    F.X = V.X + F.X - V. X

    V = F. X - XX - X

    FA VA LA

    FA VA LA LA

    FA LA

    VA LA

    4.2. Neraca Bahan Bertingkat

    Neraca bahan bertingakat sebagaimana kebanyakan dalam proses distilasi secara

    skematis ditunjukkan dalam Gambar (2-2). Melalui proses bertingkat diharapkan

    proses pemisahan akan dapat menghasilkan produk (top product maupun bottom

    product) dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi.

    Neraca Bahan di sekitar kolom 1:

    Neraca Total:

    F = V + L L = F - V

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    26/255

    17

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    ( )

    Neraca Komponen A:

    F.X = V.X + L.X

    F.X = V.X + F.X - V. X

    V =F. X - X

    X - X

    FA VA LA

    FA VA LA LA

    FA LA

    VA LA

    V,XVA

    F (A,B)XFA

    L,XLA

    2

    L1,XLA1

    V1,XVA1

    1

    Gambar (2-2): Neraca Bahan Bertingkat

    Neraca Bahan si sekitar kolom 2:

    Neraca Total:

    V = V + L L = V - V1 1 1 1

    ( )

    Neraca Komponen A:

    V. X = V .X + L . X

    V. X = V . X + V. X - V . X

    V =V. X - X

    X - X

    VA 1 VA1 1 LA1

    VA 1 VA1 LA1 1 LA1

    VA LA1

    VA1 LA1

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    27/255

    18

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    4.3. Neraca Bahan Bertingkat dengan Recycle

    V,XVA

    F (A,B)XFA

    L,

    XLA

    2

    L1,XLA1

    V1,

    XVA1

    1

    Gambar (2-3): Neraca Bahan Bertingkat dengan Recycle

    Neraca Bahan di sekitar Kolom 1:

    Neraca Total:

    F = V + L L = F - V1 1

    ( )

    Neraca Komponen A:

    F.X = V .X + L.X

    F.X = V .X + F.X - V .X

    V =F. X - X

    X - X

    FA 1 VA1 LA

    FA 1 VA1 LA 1 LA

    1FA LA

    VA1 LA

    Neraca Bahan di sekitar Kolom 2:

    Neraca Total:

    V = V + L1 1

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    28/255

    19

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    ( )

    Neraca Komponen A:

    V. X = V . X + L .X

    V . X + L . X = V . X + L . X

    L =V . X - X

    X - X

    VA 1 VA1 1 LA1

    1 VA 1 VA 1 VA1 1 LA1

    11 VA1 VA

    VA LA1

    5. NERACA PANAS

    Di dalam proses kimia, suatu perhitungan juga dibuat untuk semua panas yang

    masuk maupun yang meninggalkan sistem. Perhitungan ini dikenal dengan istilah

    "Neraca Panas", dan pada umumnya perhitungan-perhitungan yang dibuat

    didasarkan pada jumlah panas karena jumlah panas tidak berubah meskipun

    kondisi operasi berubah. Neraca panas adalah merupakan salah satu benrtu neraca

    energi yang dapat digunakan untuk menghitung perubahan panas yang terjadi

    pada setiap aliran di dalam sistem. Khusus di dalam neraca panas tidak

    diperhitungkan (diabaikan) besarnya perubahan energi kinetik, potensial dan lain

    sebagainya. Jika di dalam suatu sistem tidak terjadi akumulasi panas maka jumlah

    seluruh panas yang masuk sama dengan jumlah seluruh panas yang meninggalkan

    sistem.

    5.1. Neraca Panas pada HE

    Di dalam heat exchanger (HE) yang berlangsung proses perpindahan panas dapat

    dihitung besarnya laju perpindahan panas dengan menggunakan perhitungan

    neraca panas.

    Sebagai contoh, anggap sebuah double pipe exchanger yang digunakan untuk

    proses perpindahan panas antara fluida A (fluida panas) dan fluida B (fluida

    dingin). Panas mengalir dari fluida panas ke fluida dingin selama kedua fluida

    tersebut berada di dalam HE. Sebagai akibat perpindahan panas, fluida A akan

    memberikan panas dan fluida B akan menerima panas. Jika di dalam sistem tidak

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    29/255

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    30/255

    21

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Neraca bahan keseluruhan

    F.HF= D.HD+ R.HR

    atau

    F.HF= FA.HFA+ FB.HFB

    Neraca bahan komponen A

    FA.HFA= DA.HDA+ RA.HRA

    atau

    F.wFA.HFA= D.wDA.HDA+ R.wRA.RA

    Neraca bahan komponen B

    FB.HFB= DB.HDB+ RB.HRBatau

    F.wFB.HFB= D.wDB.HDB+ R.wRB.HRB

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    31/255

    22

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    BAB 3

    CRUDE OIL & HASIL-HASILNYA

    1. U M U M

    Crude oil (minyak mentah) adalah merupakan suatu campuran senyawa

    hidrokarbon yang tidak uniform. Sifat-sifatnya amat bervariasi dari ladang minyak

    yang satu ke ladang yang lain, bahkan dari sumur yang satu ke sumur yang lain

    meskipun dalam satu ladang.

    Karena crude oil mempunyai komposisi kimia yang praktis jumlahnya tak

    terhingga, maka didalam mengklasifikasikan crude oil hingga saat ini dilakukan

    dengan menggunakan metoda pendekatan. Adapun metoda yang biasa digunakan

    adalah seperti berikut:

    a. Klasifikasi berdasarkan API Gravity

    Metoda ini digunakan karena ada kecenderungan bahwa jika API gravity crude oil

    tinggi maka crude oil tersebut mengandung fraksi ringan dalam jumlah yang

    besar. Oleh karena itu crude oil yang mempunyai API gravity yang tinggi harga

    pasarannya lebih tinggi, sebab banyak mengandung fraksi ringan (seperti gasoline

    dan kerosene) sedangkan residunya relative sedikit.

    Berdasarkan API gravity, maka crude oil dibagi dalam 5 jenis:

    Jenis API Gravity

    Ringan > 39,0

    Ringan-sedang 39,0 - 35,0

    Berat-sedang 35,0 - 32,1

    Berat 32,1 - 24,8

    Sangat berat < 24,8

    131,5SG

    141,5=API

    60/60

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    32/255

    23

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    b. Klasifikasi berdasarkan kandungan parafin dan aspal

    Menurt klasifikasi ini maka crude oil dibagi menjadi 4 golongan seperti berikut:

    - Crude oil dasar parafin

    - Crude oil dasar aspal

    - Crude oil dasar campuran

    - Crude oil dasar aromatik.

    2. SIFAT-SIFAT UMUM MINYAK BUMI

    Walupun crude oil mempunyai komposisi yang berbeda, tetapi berdasarkan

    golongan tertentu didapat sifat-sifat umumnya seperti berikut:

    Sifat-sifat Dasar parafin Dasar naften

    API gravity Tinggi Rendah

    Kandungan nafta Rendah Tinggi

    Angka oktan Rendah Tinggi

    Titik asap kerosene Tinggi Rendah

    Angka cetan solar Tinggi Rendah

    Titik tuang minyak pelumas Tinggi Rendah

    Indeks viskositas Tinggi Rendah

    3. KOMPOSISI MINYAK BUMI

    Pada dasarnya minyak bumi terdiri dari dari senyawa hidrokarbon dan non

    hidrokarbon yang dibagi seperti berikut:

    a. Senyawa hidrokarbon

    Senyawa hidrokarbon yang terkandung didalam minyak bumi jumlahnya relatif

    lebih banyak. Walupun demikian senyawa hidrokarbon tersebut dapat dibagi

    dalam 5 golongan, yaitu:

    - Senyawa parafin

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    33/255

    24

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    - Senyawa olefin

    - Senyawa diolefin

    - Senyawa naften

    - Senyawa Aromat

    a.1. Senyawa parafin

    Senyawa parafin adalah senyawa hidrokarbon dengan ikatan rantai lurus yang

    mempunyai rumus molekul CnH2n+2dan pada umumnya mempunyai sifat seperti

    berikut:

    - Stabil pada suhu kamar.

    - Tidak bereaksi dengan asam sulfat pekat, larutan alkali pekat, asam nitrat,

    ataupun oksidator kuat seperti asam kromat, kecuali senyawa yang mempunyai

    atom karbon tersier.

    - Bereaksi lambat dengan Khlor dengan bantuan sinar matahari.

    - Bereaksi dengan Khlor dan Brom dengan bantuan katalisator.

    Senyawa parafin dengan 4 buah atom karbon atau kurang berupa gas pada suhu

    kamar dan tekanan atmosfir. Metana dan etana merupakan gas alam, sedangkan

    propana, butana dan isobutana merupakan komponen utama LPG (Liquified

    Petroleum Gas).

    Senyawa parafin dengan 5 sampai 15 atom karbon berupa cairan pada suhu kamar

    dan tekanan atmosfir dan terdapat dalam fraksi nafta, bensin, kerosene, solar dan

    minyak bakar. Sedangkan yang dengan atom karbon lebih dari 15 pada suhu

    kamar dan tekanan atmosfir berbentuk kristal dan terdapat pada minyak parafin

    (wax).

    a.2. Senyawa monoolefin

    Senyawa olefin adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus molekul

    CnH2nyang mempunyai sebuah ikatan rangkap dua.

    Olefin tidak terdapat didalam crude oil, tetapi mungkin terbentuk pada saat proses

    pengolahannya. Karena mempunyai ikatan rangkap maka olefin sangat reaktif dan

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    34/255

    25

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    merupakan bahan dasar utama industri petrokimia seperti ethylene (C2H4) dan

    propylen (C3H6).

    a.3. Senyawa diolefinSenyawa diolefin adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus molekul

    CnH2n-2 yang mempunyai dua buah ikatan rangkap. Senyawa ini juga tidak

    terdapat didalam crude oil, tetapi terbentuk pada saat proses pengolahannya.

    Diolefin tidak stabil dan akan berpolimerisasi membentuk gum (damar).

    a.4. Senyawa naften

    Senyawa naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh dengan rumus molekul CnH2n.

    Senyawa ini sering disebut senyawa sikloparafin karena sifat kimianya sama

    dengan sifat kimia hidrokarbon parafin hanya saja struktur molekulnya melingkar.

    Senyawa hidrokarbon naften yang terdapat dalam crude oil adalah siklopentan dan

    sikloheksan, yang terdapat dalam fraksi nafta dan fraksi lain dengan titik didih

    tinggi.

    a.5. Senyawa aromat

    Senyawa aromat adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh dengan rumus molekul

    CnH2n-6 dan ikatan rantainya melingkar. Senyawa ini mempunyai sifat kimia

    reaktif mudah teroksidasi menjadi asam dan pada kondisi operasi tertentu dapat

    mengalami substitusi maupun adisi. Hanya sedikit sekali crude oil yang

    mengandung senyawa aromat dengan titik didih rendah.

    b. Senyawa non hidrokarbon

    Senyawa non hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi danproduk-produknya adalah senyawa organik yang mengandung belerang, oksigen,

    nitrogen dan logam-logam.

    b.1. Senyawa belerang

    Kadar belerang dalam minyak bumi bervariasi antara 0,04% - 6,0% berat. Minyak

    (crude oil) Indonesia terkenal sebagai minyak bumi berkadar belerang sangat

    rendah, pada umumnya kurang dari 1 %.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    35/255

    26

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Distribusi belerang didalam fraksi-fraksi minyak bumi makin bertambah besar

    dengan makin bertambah beratnya fraksi tersebut. Senyawa belerang yang

    terdapat dalam minyak bumi sangat kompleks dan umumnya tidak stabil terhadap

    pemanasan. Senyawa belerang ini selama dalam proses pengolahan akan pecah

    membentuk asam sulfida serta senyawa belerang yang lebih sederhana.

    Senyawa belerang dalam minyak bumi dan produk-produknya menimbulkan

    beberapa kerugian, yaitu:

    * Pencemaran udara

    Pencemaran udara disebabkan oleh beberapa senyawa belerang yang berbau tidak

    enak. Senyawa tersebut mempunyai titik didih rendah, yaitu H2S, SO2dalam gashasil pembakaran, RSH sampai dengan 6 atom karbon dalam metil disulfida.

    Pencemaran udara juga terjadi karena gas SO2 yang terlarut dalam kabut yang

    dikenal dengan nama smog dan terdapat di kota-kota industri yang berkabut. Gas

    hidrogen sulfida disamping mempunyai bau tidak enak juga beracun.

    * Korosi

    Korosi yang disebabkan oleh senyawa-senyawa belerang terjadi pada suhu diatas

    300 oF. Korosi ini akan merusakkan alat-alat pengolahan, khususnya alat-alat

    yang bekerja pada suhu tinggi.

    Senyawa belerang yang bersifat korosi pada suhu rendah adalah hidrogen sulfida,

    beberapa senyawa alkil sulfida dan alkil disulfida serta merkaptan yang

    mempunyai titik didih rendah.

    Beberapa contoh peristiwa-peristiwa korosi yang disebabkan oleh senyawa

    belerang diantara adalah:

    - Hidrogen sulfida dalam udara lembab akan mengubah besi menjadi besi sulfida

    yang rapuh.

    - Dalam udara lembab gas belerang oksida dalam gas hasil pembakaran akan

    merusakkan cerobong baja dan saluran pembuangan gas hasil pembakaran.

    * Menurunkan susceptibility bensin

    Susceptibility bensin terhadap TEL (Tetra Ethyl Lead) yaitu pengaruh terhadap

    kemampuan TEL dalam menaikkan angka oktan yang diukur dalam mililiter TEL

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    36/255

    27

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    untuk setiap US gallon bensin. Jika bensin mempunyai kandungan belerang yang

    cukup tinggi maka akan memerlukan lebih banyak TEL untuk menaikkan angka

    oktannya, berarti memerlukan biaya yang lebih tinggi dari pada bensin yang

    kandungan belerangnya rendah.

    b.2. Senyawa oksigen

    Kadar oksigen dalam minyak bumi bervariasi dari sekitar 0,1 sampai 2 % berat.

    Oksidasi minyak bumi dapat terjadi karena kontak yang terlalu lama dengan

    udara.

    Oksigen terutama terdapat sebagai asam organik yang terdistribusi dalam semua

    fraksi, dengan konsentrasi tertinggi pada fraksi minyak fase gas. Asam organik

    tersebut terutama terdapat sebagai asam naftenat dan sebagian kecil sebagai asam

    alifatik. Asam naftenat mempunyai sifat sedikit korosif dan berbau tidak enak.

    Pada umumnya senyawa oksigen yang ada didalam minyak bumi tidak

    menimbulkan masalah yang serius.

    b.3. Senyawa nitrogen

    Kadar nitrogen dalam minyak bumi umumnya rendah, berkisar antara 0,01 sampai

    2,0 % berat.

    Minyak yang mempunyai kadar belerang dan aspal yang tinggi biasanya juga

    mempunyai kadar nitrogen yang tinggi. Senyawa nitrogen terdapat dalam semua

    fraksi minyak bumi, tetapi konsentrasinya akan semakin tinggi dalam fraksi-fraksi

    yang mempunyai titik didih tinggi.

    Kerugian yang diakibatkan oleh adanya senyawa nitrogen dalam minyak bumi

    adalah:

    - Menurunkan aktifitas katalis yang digunakan dalam proses perengkahan,

    reforming, polimerisasi dan isomerisasi.

    - Jika didalam kerosene terdapat senyawa nitrogen maka warnanya yang jernih

    akan berubah kemerahan dengan bantuan sinar matahari.

    - Senyawa nitrogen dalam bensin akan mempercepat pembentukan damar dalam

    karburator.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    37/255

    28

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    - Menyebabkan terjadinya endapan lumpur dalam minyak bakar selama

    penyimpanannya.

    b.4. Senyawa logam

    Praktis semua logam terdapat dalam minyak bumi, tetapi karena jumlahnya sangat

    kecil maka pada umumnya tidak menimbulkan persoalan. Kecuali beberapa logam

    seperti besi, nickel, vanadium dan arsen bersifat racun terhadap beberapa katalis.

    Logam vanadium bisa menurunkan mutu barang pecah-belah dalam industri

    keramik.

    Dalam distilasi crude oil, logam-logam cenderung berkumpul dalam fase residu.

    4. KOMPOSISI ELEMENTER CRUDE OIL

    Walaupun crude oil mempunyai komposisi kimia dan sifat fisis yang sangat

    beragam, tetapi mempunyai daerah komposisi elementer yang sempit. Komposisi

    elementer crude oil adalah sebagai berikut:

    Komposisi Prosentase

    Karbon 83,00 - 87,00

    Hidrogen 11,00 - 15,00

    Belerang 0,04 - 6,00

    Oksigen 0,10 - 2,00

    Nitrogen 0,01 - 2,00

    Logam 0,00 - 0,10

    5. HASIL-HASIL PENGOLAHAN CRUDE OIL

    Dari pengolahan crude oil dihasilkan berbagai macam produk yang berupa

    minyak cair maupun gas. Minyak dan gas hasil pengolahan didapatkan dari

    rentetan proses-proses pengolahan dan proses pencampuran untuk mendapatkan

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    38/255

    29

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    produk minyak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan oleh sarat-sarat

    penggunaannya.

    Adapun produk yang dihasilkan dari pengolahan crude oil adalah:

    a. Liquified Petroleum Gas (LPG)

    Liquified Petroleum Gas (LPG) pada umumnya terdiri dari komponen-komponen

    utama propana dan butana yang dicairkan pada suhu kamar dan tekanan sedang

    (95 psi).

    LPG mengandung sejumlah kecil zat aroma yang sengaja diberikan untuk

    mengetahui adanya kebocoran.

    LPG banyak digunakan untuk:

    - Bahan bakar rumah tangga dan industri.

    - Bahan bakar mesin-mesin internal combustion.

    - Bahan baku industri petrokimia.

    b. Motor gasoline (mogas)

    Motor gasolin (mogas) yang sehari-hari disebut bensin adalah campuran

    kompleks senyawa hidrokarbon yang mempunyai trayek titik didih antara 40 -200 oC dan dipergunakan sebagai bahan bakar motor-motor yang menggunakan

    busi (spark ignation engines).

    Di Indonesia menghasilkan 2 macam gasoline:

    - Bensin premium dengan angka oktan minimum 87 dan diberi warna kuning

    sebagai warna pengenalnya.

    - Premix sebagai pengganti bensin super dengan angka oktan minimum 98 dan

    diberi warna merah sebagai warna pengenalnya.

    Sifat-sifat yang paling penting untuk bensin adalah sifat kemudahannya untuk

    menguap (volatility) dan sifat anti ketukan.

    * Sifat penguapan

    Sifat penguapan diukur dari pemeriksaan distilasi dan pemeriksaan tekanan uap

    Reid (Reid Vapour Pressure Test), Sifat penguapan ini mengontrol sifat bensin

    dalam pemakaiannya seperti:

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    39/255

    30

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    - Mudah dinyalakan pada waktu dingin (cold starting).

    - Mudah mencapai panas operasi (warm up).

    - Penghalangan uap (vapour lock).

    - Pembentukan es dalam karburator (carburator icing).

    - Distribusi campuran didalam silinder.

    Jika penguapan bensin terlalu rendah, maka bensin sulit menguap sehingga sulit

    dinyalakan waktu dingin dan sukar mencapai panas operasi.

    Jika penguapan terlalu tinggi, maka terlalu banyak bensin yang teruapkan

    sehingga kesulitan-kesulitan seperti vapour lock dan carburator icing mungkin

    akan terjadi.

    * Sifat anti ketukan

    Setiap bensin mempunyai kemampuan untuk melakukan sejumlah kerja tertentu

    dalam sebuah mesin. Kalau bensin dipaksa untuk melakukan kerja yang

    melampaui kemampuan kerja maksimum mesin, maka bensin akan memberikan

    reaksi yaitu daya yang diberikan menjadi berkurang serta timbul suara ketukan

    dalam mesin.

    Keadaan seperti ini sering dialami sewaktu mobil dipakai untuk memberikan

    tenaga dengan cepat dan dapat diketahui dari bunyi mesin menggelitik atau

    knocking.

    Bensin mempunyai kemampuan yang berbeda untuk menahan ketukan.

    Kemampuan untuk menahan terjadinya ketukan dinyatakan sebagai mutu anti

    ketukan (anti knock quality) dan diukur dengan angka oktan. Makin tinggi

    kwalitas anti ketukan bensin, maka makin tinggi kemampuan bensin untuk

    menahan terjadinya ketukan, dan semakin tinggi pula daya maksimum yang dapat

    dihasilkan.

    c. Aviation gasoline (Avgas)

    Aviation gasoline (avgas) adalah jenis bahan bakar yang digunakan untuk mesin

    pesawat terbang yang berbaling-baling (piston engine) yang pada prinsipnya

    seperti mesin motor biasa.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    40/255

    31

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Ada sedikit perbedaan antara mesin pesawat terbang dengan mesin motor yang

    mempengaruhi sarat-sarat dari spesifikasi bahan bakarnya, yaitu:

    - Pesawat terbang bekerja dengan kondisi yang berubah-ubah dimana pada saat

    tinggal landas (take off) diperlukan tenaga yang sangat besar dan pada keadaan

    jelajah (cruising) bekerja dengan sedkit tenaga.

    - Pesawat terbang bekerja pada atmosfir yang tinggi, dimana kepadatan dan

    temperatur udara cukup rendah sehingga memerluka supercharging yaitu

    sistem pemompaan campuran udara-bahan bakar dari karburator kedalam

    silinder yang lebih besar.

    d. Aviation turbo fuel (Avtur)

    Avtur adalah jenis bahan bakar untuk pesawat terbang yang bermesin jet (turbo

    jet). Pada turbo jet proses pembakarannya tidak terjadi pada tekanan yang tinggi

    seperti pada pesawat terbang baling-baling. Karena mesin jet bekerja pada suhu

    biasa sampai sekitar 95oF, maka fraksi kerosene merupakan bahan yang paling

    sesuai untuk mesin jet.

    e. KeroseneKerosene adalah fraksi minyak bumi yang lebih berat dari pada bensin dan

    mempunyai daerah titik didih 150 - 250 oC. Kerosene dipakai sebagai bahan bakar

    lampu penerangan dan bahan bakar kompor untuk rumah tangga. Karena

    penggunaa utamanya untuk bahan bakar lampu penerangan, maka kerosene harus

    memberikan intensitas nyala yang baik dan sedikit mungkin timbulnya asap.

    f. Minyak diesel

    Minyak diesel adalah fraksi minyak bumi yang mempunyai trayek titik didih

    antara 200 - 350 oC dan digunakan untuk bahan bakar mesin diesel.

    Mesin diesel sistem penyalaannya tidak menggunakan busi, tetapi penyalaannya

    terjadi karena suhu tinggi yang dihasilkan dari pemampatannya dengan udara

    didalam silinder mesin. Oleh karena itu mesin diesel dirancang dengan

    perbandingan kompresi (compression ratio) yang tinggi (diatas 12 : 1). Tekanan

    kompresi bisa mencapi 400 - 700 psi dan suhu udara setelah dimampatkan

    mencapai 1000 oF atau lebih. Supaya bahan bakar diesel dapat masuk kedalam

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    41/255

    32

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    silinder yang berisi udara bertekanan tinggi, maka bahan bakar harus ditekan

    dengan pompa injektor sampai 20000 psi.

    g. Minyak bakar residuMinyak bakar residu terdiri dari residu-residu yang berasal dari hasil distilasi dan

    proses perengkahan (cracking).

    Minyak bakar jenis ini terutama digunakan untuk furnace industri.

    h. Minyak pelumas

    Minyak pelumas berfungsi untuk mencegah keausan pada bagian-bagian mesin

    yang bergerak satu sama lainnya. Karena jenis mesin dan kondisi operasinya

    berbeda-beda maka minyak pelumas juga disediakan dalam berbagai jenis sesuai

    dengan kebutuhannya.

    Pembagian minyak pelumas dilakukan oleh SAE (Society of Automotive

    Engineers) berdasarkan bilangan indeks viskositas pelumas tersebut.

    Kedalam pelumas ditambahkan beberapa additive dengan tujuan tertentu,

    misalnya:

    - Anti oksidan: untuk mencegah terjadinya oksidasi minyak pelumas danpembentukan asam-asam.

    - Detergent dispersant: untuk mendispersikan lumpur dan mencegah terjadinya

    penggumpalan kotoran.

    - Viscosity index improver: untuk mencegah terjadinya penurunan viskositas

    karena kenaikan suhu.

    - Foam inhibitor: untuk mencegah terjadinya buih.

    - Alkaline reserve: untuk menetralkan asam yang terbentuk karena oksidasi.- Deemulsifier: untuk mempermudah pemisahan air dari minyak pelumas.

    i. Minyak gemuk (greas)

    Banyak bagian-bagian mesin yang dirancang sedemikian rupa sehingga pelumas

    tidak dapat tinggal pada tempatnya. Untuk itu maka minyak pelumas dipertebal

    dengan mendispersikan sabun, clay atau bahan penebal lainnya.

    Gemuk untuk keperluan ini dapat dibuat dengan jalan memanaskan campuran

    minyak dan sabun pada suhu sekitar 300 - 600 oF di dalam sebuah ketel gemuk.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    42/255

    33

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    j. Malam (wax)

    Senyawa hidrokarbon yang terdapat didalam minyak bumi dengan jumlah atom

    karbon antara 20 - 75 buah mempunyai titik lebur sekitar 90 - 200 oF. Malam

    (wax) dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

    - Malam parafin.

    - Malam mikro kristal.

    Malam parafin diperoleh dari hasil distilasi parafin ringan, sedangkan malam

    mikro kristal diperoleh dari hasil distilasi parafin berat.

    k. Aspal

    Aspal adalah bitumen setengah padat atau padat yang berwarna hitam yang

    berasal dari minyak bumi.

    Aspal terdiri dari partikel-partikel koloid yang disebut aspalten yang terdispersi

    didalam resin dan konstituen minyak.

    Aspal dapat dipisahkan dengan jalan melaritkan nafta. Aspalten yang tidak larut

    akan mengendap sebagai serbuk berwarna coklat atau hitam.

    Aspal mempunyai sifat adhesif/lengket dan kohesif (melawan tarikan), tahan

    terhadap air, tidak terpengaruh oleh asam maupun basa.

    Aspal digunakan untuk perekat pada konstruksi pengerasan jalan, untuk atap,

    melapisi saluran pipa sebagai bahan pelindung.

    l. Bahan-bahan Petrokimia

    Banyak bahan petrokimia yang dapat dihasilkan untuk menunjang

    industri-industri lain seperti textil, pertanian dan lain sebagainya.

    6. MACAM-MACAM PROSES PENGOLAHAN MIGAS

    Untuk membuat agar minyak mentah tersebut dapat digunakan sebagaimana

    mestinya dan memenuhi persyaratan penggunaannya, sudah barang tentu harus

    mengalami proses pengolahan terlebih dahulu.

    Sesuai dengan sifat prosesnya, maka macam proses pengolahan minyak bumi

    dapat dikelompokkan seperti berikut:

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    43/255

    34

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Proses fisis:

    - Distilasi

    - Extraksi

    - Absorpsi

    - Adsorpsi

    - Kristalisasi

    - Dsb.

    Proses kemis/konversi:

    - Cracking

    - Polimerisasi

    - Alkilasi

    - Isomerisasi

    - Reformasi

    - Hydrotreating

    - Dsb.

    Proses fisis adalah proses yang berlangsung dengan peristiwa fisika, sedangkanproses kemis adalah proses yang berlangsung dengan peristiwa kimia dimana

    selama proses berlangsung terjadi reaksi kimiawi dalam bentuk peruraian,

    penggabungan, perubahan struktur kimia, dsb.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    44/255

    35

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    BAB 4

    CRUDE OIL DESALTING

    1. U M U M

    Crude oil yang diperoleh dari perut bumi banyak mengandung garam-garam yang

    terlarud di dalam minyak seperti nickel dan vanadium. Disamping garam-garam

    yang terlarut di dalam minyak terdapat juga garam-garam yang terlarut di dalam

    air seperti sodium, magnesium, dan calsium yang berupa senyawa klorida dan

    sulfat (perhatikan gambar (4-1). Kandungan garam-garam yang terlarut

    dinyatakan sebagai ppm berat NaCl dan kandungan air dinyatakan dalam % berat.Kandungan BS + W (Bottom Sediment plus Water) biasanya berkisar antara 50

    150 ppm wt dan 0,1 0,5 % berat. Meskipun demikian kadang-kadang juga

    dijumpai kandungannya sampai 1000 ppm dan 1,2 % berat. Garam-garam tersebut

    dapat menimbulkan kerak dan korosi pada peralatan unit distilasi maupun unnit-

    unit pengolahan lain. Korosi terjadi setelah crude oil dipanaskan (sekitar suhu 130oC) ke atas, di mana garam-garam klorida mulai terhidrolisa dan membentuk HCl.

    Gambar (4-1): Crude oil plus air yang mengandung garam

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    45/255

    36

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    2. DESALTING

    Sebelum crude oil memasuki desalter biasanya mendapatkan pemanasan awal

    terlebih dahulu di dalam sebuah alat penukar panas (heat exchanger) sampai sehu

    sekitar 120 140 oC. Sekitar 3 5 % vol. Air (air proses atau air lunak)

    ditambahkan ke crude oil sesudah alat penukar panas pertama atau sebelum

    memasuki desalter vessel, dan sebagian besar lainnya ditambahkan pada lokasi

    berikutnya (perhatikan gambar (4-2). Campuran crude oil dan air diemulsikan

    pada sebuah globe type mixing valve dan dimasukkan ke dalam electrical desalter,

    yang biasanya terdiri dari sebuah horizontal settling vessel yang dilengkapi

    dengan elektroda tegangan tinggi (10.000 20.000 Volt) yang beroperasi dengan

    arus bolak-balik. Selanjutnya campuran tersebut dipisahkan dengan cara

    pengendapan gravitasi di dalam bak pengendap dengan bantuan medan listrik.

    Waktu tinggal yang diperlukan sekitar 20 menit untuk crude ringan dan 45 menit

    untuk crude berat.

    Gambar (4-2): Crude Desalting Unit

    Medan listrik menimbulkan muatan listrik pada butiran-butiran air dan mulai

    terjadi getaran, getaran tersebut mempunyai dua pengaruh sebagai berikut:

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    46/255

    37

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    (a)Lapisan antar permukaan (interfacial film) di sekitar butiran air dipecahkan

    dan menambah luas permukaan butiran yang kemudian diubah bentuknya

    menjadi ellipsoida.

    (b)Terjadinya tumbukan menjadi lebih sering sehingga butiran-butiran akan

    menyatu membentuk butiran yang berukuran lebih besar

    Air garam (salty water) yang telah menyatu meninggalkan desalter melalui bagian

    dasar dan melepaskan panasnya di dalam sebuah alat penukar panas untuk

    memanaskan air proses atau air segar yang akan diumpankan ke desalter. Air

    garam yang keluar dari desalter biasanya dikirim ke sour water stripper (SWS)

    untuk diturunkan kandungan H2S dan kontaminan lainnya sebelum dibuang ke

    perairan bebas. Crude oil bebas garam (desalted crude oil) meninggalkan desalter

    melalui bagian puncak dikirim menuju ke satu atau lebih alat penukar panas atau

    langsung ke sebuah preflah vessel.

    3. ELECTRICAL DESALTER

    Electrical desalter umumnya dibuat oleh Petrolite, Marsco, atau Howe-Baker. Dua

    macam electrical desalter yang banyak tersedia di pasaran adalah high-velocity

    cylectric desalter (dibuat oleh petrolite) dan low-velocity desalter (dibuat oleh

    Petrolite, Marsco dan Howe-Baker).

    Perbedaan antara kedua type tersebut adalah terletak pada konstruksi dan posisi

    elektroda dan crude inlet nozzles. Pada Cylectric desalter emulsi crude-air

    didispersikan langsung ke medan listrik melalui bagian atas vessel dengan

    menggunakan nozzle khusus, yakni aliran masuk diarahkan secara horisontal di

    antara elektroda. Pada low velocity desalter emulsi di masukkan di bawah

    elektroda melalui bagian dasar vessel dengan menggunakan pipa distributor.

    4. VARIABEL OPERASI DESALTING

    Ada lima variabel yang harus betul-betul diperhatikan dalam operasi desalting

    secara rinci dapat dijelaskan seperti berikut:

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    47/255

    38

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    a). Suhu operasi

    Rentang suhu operasi yang ditetapkan biasanya didasarkan pada densitas,

    viskositas, daya hantar listrik dan BS + W content dalam crude oil.

    Batas suhu minimum biasanya ditentukan oleh viskositas crude oil, kelarutan

    kotoran-kotoran yang pada interface dalam fase cair utama, dan perbedaan

    specific gravity antara air dan crude oil. Batas suhu maksimum biasanya

    ditentukan oleh kelarutan air di dalam cerude oil dan total water content

    (dissolved plus entrained water), crude hasil desalting yang disyaratkan tidak

    boleh lebih tinggi dari 0,5 % wt. Meskipun demikian untuk heavy crude

    desalting, batasan suhu maksimum juga ditentukan oleh dua faktor berikut:

    (1). Daya hantar listrik yang naik secara tajam dengan naiknya suhu

    membentu kebutuan untuk kapasitas transformer lebih besar.

    (2). Titik interaksi kurva specific gravity untuk air dan crude oil.

    Suhu operasi ekonomis maksimum adalah sekitar 145 oC dan sekali suhu operasi

    telah dipilih untuk suatu perancangan tertentu hanya dapat divariasikan dengan

    batas yang sempit (10 oC).

    b). Air Proses

    Jumlah air proses dapat divariasikan antara 3 dan 7 % vol pada crude intake,

    laju air ditentukan oleh jumlah garam yang ada di dalam crude oil dan

    kandungan garam yang tersisa memenuhi syarat dalam desalted crude oil.

    Dimanapun sedapat mungkin sour water dari catalytic cracking unit, crude

    distilling unit, hydrotreater dan hydrodesulfurizer harus digunakan untukdesalting. Jenis air lain misalnya dari high vacuum unit, bitumen blowing

    unit, steam naphtha cracker dan thermal cracker water dapat meningkatkan

    untuk emulsi, oleh karena itu harus dihindari. Untuk menjamin tidak

    terjadinya kerak dan dapat memberikan hasil pemisahan garam dianjurkan

    harus menggunakan air lunak. Petrolite menetapkan maksimum kandungan

    garam sadah tetap dalam air 85 ppm wt. Sebagai CaCO3.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    48/255

    39

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Komposisi maksimum yang diijinkan pada air jernih untuk desalting adalah

    sebagai berikut:

    Total dissolved solid : max. 625 ppm wt

    Total hardness (sebagai CaCO3) : max. 140 ppm wt

    Chloride content (sebagai Cl-) : max. 263 ppm wt

    Sulphate content (sebagai SO4--) : max. 63 ppm wt

    PH : 6,7 7,0

    Untuk menjamin kontak yang baik antara air dan crude oil minimum jumlah

    air yang diperlukan adalah 5 % vol. dari total air pada crude intake. Jika

    jumlah air tersebut tidak tersedia, sirkulasikan sebagian dari air effluent

    (direkomendasikan tidak lebih dari 1 : 1).

    c). Pressure drop pada mixing valve

    Sebuah globe-type mixing valve digunakan untuk mencampurkan air dan

    crude oil, untuk mendapat percampuran yang baik dianjurkan pressure drop

    di dalam mixing valve sekitar 1,0 2,0 kg/cm2. Pressure drop yang terlalu

    rendah dapat mengakibatkan pencampuran kurang sempurna, sebaliknya jika

    pressure drop yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan emulsi yang terbentuk

    relatif stabil.

    Untuk pemrosesan slop, pressure drop harus dijaga mendekati angka

    minimum, hal ini dikarenakan slop mempunyai kecenderungan membentuk

    emulsi yang stabil, dalam beberapa hal dianjurkan untuk menambahkan

    demulsifier agent jika diperlukan. Maksimum jumlah slop yang diproses

    secara kontinyu telah ditetapkan 2 % dari feed.

    d). Demulsifier

    Jenis dan jumlah demulsifier yang dibutuhkan untuk diinjeksikan tergantung

    pada jenis crude oil dan/atau pada impurities yang ada di dalam crude oil.

    Untuk alasan keselamatan, semua desalter harus dilengkapi dengan fasilitas

    injeksi demulsifier.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    49/255

    40

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Jenis demulsifier umum yang sering digunakan adalah Tretolite R-35

    (Petreco) dan Nalco 537-D (Howe-Baker). Jika crude oil yang khususnya

    sulit untuk dipisahkan garamnya, maka demulsifier khusus untuk keperluan

    tersebut dapat dipesan pada pabrik pembuatnya. Dua macam demulsifier

    untuk keperluan ini adalah water-soluble type dan crude-soluble type,

    Dalam kenyataannya tergantung pada rekomendasi pabrik pembuat desalter

    atau pabrik kimia yang memproduksi demulsifier.

    Jumlah sebenarnya demulsifier yang diinjeksikan harus ditetapkan oleh hasil

    pengujian. Untuk pemrosesan slop, secara perkiraan jumlah demulsifier telah

    ditetapkan sekitar 2 7 ppm wt. Namun demikian injeksi demulsifier dalam

    kaitannya dengan injeksi slop direkomendasikan sebagai berikut:

    Injeksi slop

    % wt on crude

    Jenis

    demulsifier

    Jumlah

    ppm wt. On crude

    1,5 2,0(continuously)

    Nalco 537-DTretolite R-35

    1,5 7,05,0

    2,5 4,0(intermittently)

    Nalco 537-D 5,0 10,0

    e). Tekanan operasi di dalam desalter vessel

    Jika crude oil dan/atau air mendidih di dalam desalter vessel akan

    menimbulakn turbulensi tinggi dan pencampuran berulang crude oil dan air,

    dengan demikian akan menyulitkan pengendapan; selanjutnya pembentukan

    gelembung gas akan memicu pembentukan electrical flash over. Untuk

    mencegah terjadinya hal ini, tekanan operasi di dalam vessel biasanya diatur

    sekurang-kurangnya 1,7 kg/cm2 di atas tekanan sistem. Yang dimaksud

    tekanan sistem adalah jumlah dari tekanan uap crude oil dan tekanan uap air.

    5. PENGALAMAN OPERASI

    Berdasarkan pengalaman operasi telah menunjukkan bahwa banyak keuntungan-

    keuntungan dan persoalan-persoalan yang timbul baik terhadap peralatan maupun

    operasinya.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    50/255

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    51/255

    42

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    sebelum digunakan harus dilewatkan terlebih dahulu ke sour water

    stripper.

    (3). Pembentukan emulsi di dalam desalter vessel, tingkat ketergantungan

    terhadap jenis crude oil dan slop yang diproses. Pemrosesan slop yang

    mengandung bahan-bahan rengkahan atau teroksidasi akan memicu

    terbentuknya emulsi yang stabil di dalam desalter. Untuk light slop,

    straight-run slop dan hydrotreating slop dapat diproses secara kontinyu

    sampai maksimum 1 2 % wt. atau untuk intermediate slop sampai 3 4

    % wt. On crude tanpa menimbulkan gangguan.

    Stabilitas emulsi tergantung pada jenis crude oil yang diproses, jenis

    wash water yang digunakan, suhu, laju air yang diinjeksikan, harga

    BS+W dan pressure drop dalam mixing valve. Sebagai contoh

    naphthenic crude cenderung menstabilkan emulsi. Pemrosesan crude oil

    yang kandungan BS+W tinggi akan meningkatkan kecenderungan

    pembentukan emulsi.

    (4). Terjadinya korosi pada bagian bawah desalter vessel dan rundown water

    piping. Korosi yang terjadi umumnya dikarenakan adanya endapan lumpur,

    erosi yang disebabkan oleh sludge yang terbawa air dapat menimbulkan erosi

    pada bagian pipa atau valve. Pengendapan slude dapat terjadi karena

    pemrosesan crude berat, pengembalian slop dari oil catcher, wash water yang

    mengandung oksida besi dan kalsium karbonat atau jenis padatan lain. Untuk

    menghindari hal tersebut dapat dilakukan dengan melapisi bagian-bagian

    dimana sludge berada dengan menggunakan cat pelapis seperti misalnya

    silica-EPIKOTE paint. Dapat juga dilakukan dengan memasang steam jet

    yang berfungsi untuk membantu membuang sludge dan memecahkan emulsi.

    Jika harga pH wash water turun hingga di bawah harga normal (7 8,5), maka

    harus diinjeksikan caustic soda untuk menaikkannya

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    52/255

    43

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    (5). Pembentukan kerak di dalam alat penukar panas setelah desalter. Pada

    suhu sekitar 150 oC semua air bebas akan terlarut dan meninggalkan

    kristal garam dalam bentuk suspensi di dalam crude oil. Kristal garam

    yang terbentuk akan menempel pada dinding tube sebagai kerak yang

    akan menghambat proses perpindahan panas.

    (6). Kesulitan-kesulitan yang berkaitan dengan penentuan garam dan

    repeatability of the analysis. Persoalan analisis adalah terletak pada

    penentuan kandungan garam dalam crude oil. Tahapan kritis adalah pada

    saat ekstraksi garam-garam dari crude oil.

    6. CHEMICAL DESALTING

    Jika waktu penyimpanan di dalam tangki cukup lama, maka harus dilengkapi

    dengan coil pemanas dan fasilitas-fasilitas untuk menambahkan demulsifier dan

    sekitar 1 % vol air yang memenuhi syarat untuk desalting. Meskipun cara

    chemical desalting ini dapat menjadi lebih murah daripada electrical desalting,

    namun harus diingat bahwa biaya pemeliharaan bisa menjadi lebih mahal.

    7. NETRALISASI HCl

    Ketika crude oil dipompakan ke crude desalting unit masih mengandung sejumlah

    tertentu air yang mengandung garam, hal ini dapat menimbulkan korosi pada

    bagian atas desalter. Adanya garam-garam MgCl2, CaCl2, NaCl sebagian akan

    terhidrolisa pada suhu sekitar 120 oC, dan HCl akan terbentuk di dalam alat

    penukar panas dan furnace. HCl tidak akan menimbulkan korosi sepanjang dalam

    keadaan kering, tetapi pada lokasi dimana terjadi pengembunan uap air seperti

    pada bagian puncak kolom distilasi asam klorida akan terbentuk dan korosi akan

    terjadi. Untuk menghindari hal tersebut, bahan konstruksi yang digunakan harus

    terbuat dari Monel atau logam paduan tahan korosi, dan cara yang paling murah

    adalah dengan menetralkan HCl yang terbentuk. Bahan kimia yang dapat

    digunakan untuk menetralisir adalah caustic soda atau ammonia.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    53/255

    44

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    BAB 5

    DISTILASI

    1. U M U M

    Distilasi adalah salah satu teknik pemisahan yang didasarkan atas perbedaan

    volatility atau titik didih komponen-komponen dalam campuran. Proses ini

    dilakukan didalam sebuah kolom yang didalamnya dilengkapi alat kontak yang

    tersusun diatas tray dengan jarak antara tray tertentu. Untuk pemisahan yang

    sangat komplek sering kali digunakan lebih dari satu kolom, dan untuk

    mendapatkan kemurnian yang tinggi pada hasil puncak dapat dilakukan dengancara mengembalikan sebagian kondensat melalui puncak kolom tersebut sebagai

    reflux. Karena dari kolom ini diperoleh produk dalam berbagai fraksi maka proses

    ini dikenal sebagai distilasi fraksional atau fraksinasi. Di dalam proses distilasi

    mencakup kegiatan proses penguapan dan pengembunan.

    Proses penguapan:

    Campuran larutan dipanaskan pada suhu tertentu sehingga komponen-komponenyang lebih ringan akan lebih banyak berubah fasenya menjadi uap.

    Proses pengembunan:

    Uap yang terbentuk didinginkan kemudian berubah fasenya menjadi cair kembali

    dan kemudian ditampung di dalam tempat penampungan. Didalam proses distilasi

    terjadi dua kejadian lain yaitu transfer panas dan transfer masa. Transfer panas

    berlangsung pada saat campuran diberi panas dari sumber panas tertentu. Transfermasa ditunjukkan oleh adanya perubahan fase cair menjadi uap dan demikian juga

    sebaliknya, berkurangnya masa cairan sebanding dengan bertambahnya masa uap.

    Fase uap kontak dengan fase cair dan sekaligus terjadi transfer masa dari cairan ke

    uap dan dari uap ke cairan. Di dalam fase cair dan uap biasanya mengandung

    komponen-komponen sama tetapi berbeda jumlahnya.

    Sebagai contoh distilasi sederhana untuk memisahkan larutan yang terdiri dari dua

    komponen A dan B (biner) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar (5-1).

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    54/255

    45

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    Komponen A adalah lebih volatile (atau lebih mudah menguap) sedangkan

    komponen B kurang volatile. Feed (umpan) memasuki kolom distilasi berupa

    campuran yang terdiri dari komponen A dan B pada suhu TF. Di dalam kolom

    distilasi campuran tersebut terpisah berdasarkan titik didihnya, yang mempunyai

    titik didih rendah berupa uap dan keluar melalui bagian puncak kolom dan setelah

    dilewatkan melalui condenser berubah fasenya menjadi cair (condensate) pada

    suhu TC. Sedangkan yang mempunyai titik didih lebih besar keluar melalui bagian

    dasar kolom berupa cairan kemudian didinginkan oleh cooler dan keluar pada

    suhu TR.

    Gambar (5-1): Skema Distilasi Sederhana

    Dalam praktek, hasil puncak tidak pernah mencapai kemurnian 100 % A,

    demikian pula untuk hasil bawah (bottom product) tidak pernah mencapai

    kemurnian 100 % B. Untuk mendapatkan kemurnian hasil yang lebih tinggi, maka

    di dalam kolom distilasi dilengkapi dengan peralatan kontak yang tersusun secara

    bertingkat.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    55/255

    46

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    2. MACAM-MACAM PROSES DISTILASI

    Menurut tekanan kerjanya proses distilasi dibedakan dalam tiga macam sebagai

    berikut:

    Distilasi atmosferik (Atmospheric distillation)

    Distilasi hampa (Vacuum distillation)

    Distilasi bertekanan (presurized distillation)

    Distilasi atmosferik adalah distilasi yang tekanan kerjanya sebagaimana tekanan

    atmosfir, distilasi hampa adalah distilasi yang tekanan kerjanya dibawah tekanan

    atmosfir, sedangkan distilasi bertekanan adalah distilasi yang tekanannya diatas

    tekanan atmosfir. Dengan distilasi hampa dimaksudkan untuk menurunkan titikdidih sehingga suhu operasinya dapat lebih rendah dari pada suhu pada distilasi

    pada tekanan atmosfir. Cara ini diterapkan untuk memisahkan

    komponen-komponen minyak berat (misalnya gasoil dalam residu) yang mana

    apabila dilakukan dengan metoda distilasi atmosferik harus pada suhu kerja yang

    amat tinggi, dan hal ini dapat mengakibatkan perengkahan (cracking) dan bahkan

    dapat menimbulkan pembentukan arang (cooking) pada dinding tube yang tidak

    dikehendaki dalam proses ini. Distilasi hampa dalam pelaksanaannya biasanyadigabung secara integral dengan distilasi atmosferik, yang mana residu yang

    diperoleh dari distilasi atmosferik selanjutnya dipisahkan lagi fraksi-fraksi yang

    masih terikut didalamnya dengan cara distilasi hampa. Distilasi bertekanan

    banyak diterapkan untuk memisahkan komponen-komponen yang sangat ringan

    yang pada tekanan atmosfir suhu operasinya harus jauh dibawah suhu atmosfir

    dan hal ini tidak mungkin dapat dilakukan dengan mudah. Cara ini biasanya untuk

    memisahkan campuran antara metane, etane, propane dan butane atau untukmemisahkan nitrogen dari udara.

    3. PERALATAN UTAMA DI DALAM UNIT DISTILASI

    Banyak macam peralatan yang digunakan dalam unit distilasi, beberapa peralatan

    utama yang perlu dikenal diantaranya adalah:

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    56/255

    47

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    a. Kolom distilasi

    Kolom distilasi yang berbentuk bejana silinder yang terbuat dari bahan baja

    dimana di dalamnya dilengkapi dengan alat kontak yang berfungsi untuk

    memisahkan komponen-komponen campuran larutan. Beberapa sambungan yang

    dipasang pada kolom adalah untuk saluran umpan, hasil puncak, reflux, reboiler,

    hasil samping, steam serta hasil bawah.

    b. Kolom stripper

    Bentuk dan konstruksi stripper seperti kolom distilasi hanya pada umumnya

    ukurannya lebih kecil. Peralatan ini berfungsi untuk menajamkan pemisahan

    komponen-komponen dengan cara mengusir atau melucuti fraksi-fraksi yang lebih

    ringan di dalam produk yang dikehendaki. Prosesnya adalah penguapan biasa,

    yang secara umum untuk membantu penguapan diinjeksikan steam dari bagian

    dasar stripper.

    c. Furnace (dapur)

    Furnace yang dimaksud disini adalah berfungsi sebagai tempat mentransfer panas

    yang diperoleh dari hasil pembakaran bahan bakar. Di dalam dapur terdapat pipa

    pemanas yang etrsusun sedemikian rupa sehingga proses perpindahan panas dapat

    berlangsung sebaik mungkin. Minyak yang dialirkan melalui pipa-pipa tersebut

    akan menerima panas dari hasil pembakaran di dalam dapur hingga suhunya

    mencapai sekitar 300oC - 350

    oC, kemudian masuk kedalam kolom distilasi untuk

    dipisahkan komponen-komponennya.

    d. Heat Exchanger (HE)

    Heat exchanger atau alat penukar panas berfungsi untuk berlangsungnya proses

    perpindahan panas antara fluida satu ke fluida lain yang saling mempunyai

    kepentingan.

    Sebagai contoh crude oil dengan residu, dimana crude oil membutuhkan panas

    sedangkan residu perlu melepaskan panas. Dengan demikian melalui pertukaran

    panas ini dapat dimanfaatkan panas yang seharusnya terbuang, dan apabila dinilai

    dari segi ekonominya hal ini akan memberikan penghematan biaya operasi.

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    57/255

    48

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    e. Condenser

    Sebagaimana hasil puncak yang berupa uap kiranya tidak dapat ditampung dalam

    bentuk demikian, oleh karena itu perlu diembunkan hingga bentuknya berubah

    menjadi kondensat. Untuk mengembunkan uap tersebut harus dilewatkan kedalam

    condenser, dan umumnya yang digunakan sebagai media pendingin adalah air.

    Panas yang diserap didalam condenser sebagaimana panas pengembunannya

    (untuk merubah fase uap menjadi fase cair) dalam hal ini setara dengan panas

    latennya. Secara teoritis penyerapan panas didalam condenser tanpa diikuti

    dengan perubahan suhu.

    f. Cooler

    Bentuk dan konstruksi cooler seperti halnya pada condenser, hanya fungsinya

    yang berbeda. Cooler berfungsi sebagai peralatan untuk mendinginkan produk

    yang masih mempunyai suhu tinggi yang tidak diijinkan untuk disimpan di dalam

    tangki. Jika condenser fungsinya untuk mengubah fase uap hingga menjadi bentuk

    cair, maka cooler lain halnya, yaitu hanya untuk menurunkan suhu hingga

    mendekati suhu sekitarnya atau suhu yang aman. Jika didalam condenser yang

    diserap adalah panas latennya, lain halnya di dalam cooler yang diserap adalah

    panas sensibelnya, yaitu panas untuk perubahan suhu tanpa diikuti perubahan

    fase.

    g. Separator

    Sesuai dengan namanya, peralatan ini berfungsi untuk memisahkan dua zat yang

    tidak saling melarutkan, misalnya gas dan cairan, minyak dan air dan lain

    sebagainya. Prinsip pemisahannya adalah berdasarkan pada perbedaan densitas

    antara kedua fluida yang akan dipisahkan. Semakin besar perbedaan densitas

    antara kedua fluida maka akan semakin mudah dalam pemisahannya.

    4. VARIABEL PROSES

    Pengaturan variabel proses adalah penting sekali untuk mendapatkan kwalitas

    maupun kwantitas produk yang dikehendaki. Perubahan variabel proses akan

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    58/255

    49

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    mengakibatkan penyimpangan yang menyuluruh terhadap mutu maupun jumlah

    produk. Oleh karena itu kontrol terhadap kwalitas produk dilaboratorium sangat

    penting artinya untuk mengendalikan/mengatur variabel proses.

    Variabel proses yang pokok dan perlu dikendalikan secara cermat di dalam proses

    distilasi adalah:

    Suhu

    Tekanan

    Laju alir (flow rate)

    Tinggi permukaan cairan (level) didalam kolom

    4.1. Suhu

    Pengaruh suhu di dalam suatu proses distilasi merupakan faktor yang sangat

    menentukan, karena pada proses ini terjadi pemisahan atas komponen-komponen

    campuran berdasarkan titik didihnya.

    Pengaruh suhu operasi yang terlalu tinggi pada crude oil akan menimbulkan

    perengkahan (cracking) di dalam tube yang kemudian dapat berkelanjutan

    pembentukan coke (coking) didalam tube yang efeknya dapat menghambat

    transfer panas, dan bahkan dapat merusak tube karena panas yang berlebihan

    (overheating) pada dinding tube.

    Pengaruh suhu operasi yang terlalu tinggi pada kolom fraksinasi dapat dilihat

    dengan mudah melalui hasil analisis laboratorium. Jika suhu didalam kolom

    fraksinasi terlalu tinggi akan mengakibatkan naiknya titik didih akhir (Final

    Boiling Point) hasil puncak atau naiknya titik didih awal (Initial Boiling Point)

    hasil bawah (bottom product). Demikian pula sebaliknya jika suhu di dalam

    kolom fraksi nasi terlalu rendah.

    4.2. Tekanan

    Untuk distilasi atmosferik, pengaruh tekanan tidak begitu tampak, tidak seperti

    distilasi hampa atau distilasi bertekanan. Pengaturan tekanan biasanya bervariasi

    dengan pengaturan suhu operasi. Pengaruh tekanan di dalam kolom fraksinasi

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    59/255

    50

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    yang terlalu tinggi akan mengakibatkan tidak sempurnanya fraksinasi di dalam

    kolom, dan disamping itu kemampuan peralatan juga akan membatasi hal

    tersebut.

    Pengaruh tekanan operasi yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan naiknya titk

    didih dengan kata lain penguapan akan menjadi lebih sulit. Dalam hal ini dapat

    dilihat dari hasil analisis laboratorium, jika tekanan didalam kolom fraksinasi naik

    akan mengakibatkan titik didih akhir hasil puncak akan menjadi rendah dan

    demikian pula titik didih awal hasil bawah juga menjadi rendah. Demikian pula

    sebaliknya jika tekanan di dalam kolom fraksinasi terlalu rendah.

    4.3. Laju alir (Flow rate)

    Biasanya pengaruh laju alir berpengaruh terhadap tingginya permukaan cairan

    (level) di dalam kolom fraksinasi ataupun stripper. Jika aliran masuk kedalam

    kolom terlalu besar akan mengakibatkan naiknya permikaan cairan didalam

    kolom karena tidak sebanding dengan laju penguapan yang terjadi di dalam

    kolom. Dan akibat terhadap hasil bawah akan menurunkan titk didih awal dan flah

    point. Jika perubahan aliran terjadi pada hasil samping (side stream) maka

    pengaruhnya adalah terhadap titik didih awal, titik didih akhir dan flash point

    produk tersebut.

    Perubahan laju alir juga dapat mempengaruhi kesetabilan suhu. Hal tersebut dapat

    dilihat pada jumlah aliran dari feed sewaktu melalui dapur. Bila pada suatu saat

    jumlah aliran terlalu kecil, maka sejumlah panas yang diterima oleh crude oil di

    dalam tube akan menaikkan suhu yang cukup tinggi karena jumlah panas tidak

    sebanding dengan jumlah aliran crude yang dipanasi sehingga untuk aliran yang

    rendah akan menerima panas yang berlebihan. Jika peristiwa ini berlangsung

    dalam kurun waktu yang cukup lama dapat menimbulkan efek sampingan yaitu

    terjadinya perengkahan yang kemudian berlanjut terjadi pembentukan coke.

    Dengan terbentuknya coke akan menghalangi transfer panas yang kemudian panas

    akan terakumulasi di dalam tube dan menimbulkan pemanasan setempat (hot spot)

    yang selanjutnya menimbulkan panas yang berlebihan (overheating), bengkoknya

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    60/255

    51

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    tube (tube bending), bergesernya tube (tube sagging) yang semuanya itu dapat

    menimbulkan kerusakan fatal bahkan kebocoran dan kebakaran.

    4.4. Tinggi permukaan cairan (level)

    Tinggi rendahnya permukaan cairan di dalam kolom fraksinasi akan

    mempengaruhi keadaan cairan pada tiap-tiap tray. Bila permukaan cairan pada

    down comer suatu tray terlalu tinggi, maka hal ini akan menimbulkan peristiwa

    banjir (floading), cairan akan meluap dan tumpah ke tray di bawahnya, dan

    mengakibatkan produk pada tray dibawahnya akan terkontaminasi oleh fraksi

    ringan dan mutunya rusak (off spec).

    Demikian pula bila permukaan cairan pada dasar kolom terlalu tinggi maka akan

    menimbulkan kemungkinan produk pada tray diatasnya akan menjadi off spec

    karena kemasukan fraksi berat. Demikian pula sebaliknya jika permukaan cairan

    di dasar kolom terlalu rendah maka kemungkinan timbulnya loss suction pada

    pompa besar sekali.

    Untuk menjaga kesetabilan permukaan cairan pada dasar kolom biasanya

    dikendalikan dengan sistem kontrol yang dapat bekerja secara otomatis.

    5. TEKANAN DAN HUKUM GAS IDEAL

    5.1. Tekanan

    Ada tiga cara untuk menyatakan tekanan yang bekerja di dalam fluida atau sistem.

    Tekanan udara atmosfir yang dinyatakan sebagai 1 atm adalah sama dengan 760

    mm Hg pada 0 oC, 29,921 inch Hg, 0,760 m Hg, 14,696 lb force per square inch

    (psi), atau 33,90 ft H2O pada 4oC. Tekanan lebih (gage pressure) adalah tekanan

    di atas tekanan atmosfir sebagaimana umumnya yang ditunjukkan oleh alat

    pengukur tekanan. Tekanan mutlak (absolute pressure) adalah tekanan yang

    sekalanya diukur mulai dari tekanan udara 0 atm, dengan kata lain tekanan absolut

    sama dengan tekanan lebih ditambah 1 atm. Sebagai contoh jika suatu bejana

    mempunyai tekanan yang ditunjukkan oleh alat pengukur sebesar 2 atm gage

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    61/255

    52

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    (atg), maka tekanan mutlaknya sama dengan 2 + 1 = 3 atm absolut (ata),

    perhatikan gambar 1 berikut.

    Gambar. (5-2): Skala tekanan gage dan absolute

    Di dalam beberapa kasus, khususnya dalam pengupan tekanan dinyatakan sebagai

    inch air raksa (inch Hg) vakum, artinya tekanan tersebut diukur sebagai inch Hg

    diukur dibawah tekanan barometrik absolut. Sebagai contoh, suatu pembacaan

    dari alat ukur menunjukkan 25,4 inch Hg, maka besarnya tekanan vakum adalah

    29,92 - 25,4 = 4,52 inch Hg absolut.

    5.2. Hukum Gas Ideal

    Gas ideal dinyatakan sebagai gas pada kondisi atmosfir berupa gas sempurna

    (tidak sebagianpun yang menyusut volumenya karena tekanan, apa lagi

    terkondensasi). Dengan kata lain gas ideal adalah gas yang menduduki volume

    ruangan sebagaimana volume molekul-molekulnya sendiri. Perilaku gas ideal

    mengikuti hukum-hukum gas ideal. Gas nyata (real gas) dinyatakan gas yang

  • 7/26/2019 Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi.pdf

    62/255

    53

    Kardjono SA; Proses Pengolahan Minyak dan Gas Bumi

    tidak mengikuti hukum-hukum gas ideal karena volume ruangan yang diduduki

    tidak menggambarkan volume molekul-molekulnya sendiri. Umumnya gas pada

    kondisi tekanan yang cukup tinggi dikatakan sebag