TASAWUF

8

Click here to load reader

Transcript of TASAWUF

Page 1: TASAWUF

TASAWUF TAREKAT

TAHLILAN&

MAULIDAN

Dengan maraknya tasawuf, tarekat, tahlilan, dan maulidan di indonesia, tasawuf bagaikan virus yang mewabah dengan sangat cepat baik di kampung-kampung dan di kota-kota. Dari strata sosialnya yang paling bawa sampai yang paling atas terkena yang namanya virus tasawuf,banyak kalangan mengatakan bahwa tasawuf ajaran islam alternatif dewasa ini, tapi tasawuf juga dikatakan oleh sebagian orang menyimpang jauh dari ajaran islam sejatinya. Karena di zaman rasulullah & para shahabat serta para ta’bi-ta’bi in tidak mengenal arti & paham tasawuf.

Sejarah membuktikan adanya tasawuf,tarekat,tahlilan & maulidan. Masuk di indonesia melalui pedagang-pedagang gujarat yang nota-benenya orang-orang sufistik dan beraliran syiah,kerajaan samudra pasai & kerajaan aceh sebagai pilar sufistik atau tasawuf pada waktu itu,sejarah mencatat bahwa apa yang di bawa ummat islam ( padagang gujarat ) pada waktu itu tidaklah murni, ini bukannya pengklaiman segelintir orang tapi sebuah fakta sejarah.

Tasawuf, tarekat, tahlilan, & maulidan sebagai pemahaman yang jauh dari qur’an & as-sunnah, sebaimana stegmen rasulullah ” Hendaklah kalian menjauhi perkara-perkara yang diada-adakan,maka sesungguhnya tiap-tiap yang diada-adakan itu bid’ah & setiap bid’ah itu adalah sesat.” Hr. Abu dawud & tarmidzi. Yang menjadi tanda tanya apa tasawuf, tarekat, tahlilan, & maulidan ada dasar hukumnya. Konsep-konsep pemikiran yang diusung oleh orang-orang tasawuf sangat bertentangan dengan pandangan islam.

Tarikat atau tarekat berasal dari lafazh arab thoriqah berarti jalan,kemudian mereka maksudkan sebagai jalan menuju tuhan,ilmu batin,tasawuf. Perkataan tarikat ( jalan tasawuf yang bersifat praktis ) lebih dikenal ketimbang tasawuf,khususnya dalam kalangan para pengikut awam yang merupakan bagian terbesar.

Tarikat tidak membicarakan filsafat tasawuf, tetapi merupakan amalan tasawuf atau prakarsanya. Pengalaman tarikat merupakan suatu kepatuhan secara ketat kepada peraturan-peraturan syariat islam & pengamalannya dengan sebaik-baiknya, baik yang bersifat ritual & sosial

Dalam tradisi pasantren terdapat dua (2) bentuk tarikat1) yang di praktikan menurut cara-cara yang dilakukan oleh organisasi-organisasi

tarikat 2) yang di praktikan menurut cara diluar ketentuan organisasi-organisasi tarikat

tidak semua organisasi tarikat menganut sistem kepercayaan & praktik keagamaan yang sama.terdapat dua (2) kelompok

a) yang sepenuhnya sejalan dengan ajaran-ajaran al-qur’an & as-sunnah ( hadist ) b) yang tidak memiliki kaitan yang cukup kuat dengan al-qur’an & as-sunnah

( hadist )dan ada beberapa tarikat yang menerangkan nama pendirinya ,wafat pendirinya, tempat tarikatnya,pengaruhnya,asal-usulnya,& keterangan-keterangan yang perlu.

Page 2: TASAWUF

1). Tarikat Naqsyabandiyah Tarikat ini mula-mula didirikan diturkestan oleh Bahiruddin Naqsyabandi (sumber lainmenyebutkan,Muhammad Bin Muhammad Bahauddin Al-Bukhari 1317-1387 M, bukan Imam Al-Bukhari perawi Hadits).& di indonesia termasuk tasawuf/tarikat yang paling berpengaruh,pimpinannya, Sulaiman Effendi, mempunyai markas besar yang terletak dikaki gunung Abu Qubbais di pinggiran kota mekkah.pada umumnya tarikat ini paling banyak pengikutnya dijawa sejak abad ke-19 sampai saat ini,tarikat ini adalah tarikat terbesar di dunia,juga di indonesia.markas besarnya di jawa ada di jombang,semarang,sukabumi,labuhan haji( Aceh ) di pasantren syaikh waly,Kholidi.

2). Tarikat Qodiriyah Tarikat Qodiriyah,asal mulanya di baqhdad,dan dipandang paling tua. Pendirinya ialah Syaikh Abdul Qodir Al- Jailani (1077-1166 M) mula – mula ia seorang ahli bahasa & ahli fiqh dari madzhab Hanbali.tulisannya pada umumnya berdasarkan ajaran Ahlul Sunnah Wal Jamaah, ada sejumlah bukunya yang ditulis oleh murid-muridnya yang menceritakan kesaktiannya.pelajaran tarikat qodiriyah tidak jauh berbeda dari pelajaran islam umum,hanya saja tarikat ini mementingkan kasih sayang terhadap sesama makhluk,rendah hati, & menjauhi fanatisme dalam keagamaan & politik.keistimewaan tarikatnya ialah dzikir dengan menyebut-nyebut nama tuhan. & ada anggapan dengan membaca Manaaqib Syaikh ’Abdul Qadir Jailani pada tanggal 10 malam tiap bulan bisa melepaskan ke-miskinan,karena itulah manaaqibnya sangat populer baik di jawa & di sumatera.

Sekitar lima belas (15) aliran Tasawuf/tarikat,namun karena dibatasi waktu & bahan dari tugas materi tasawuf, jadinya hanya (2) dua aliran tasawuf/tarikat yang kami angkat di permukaan untuk di ketahui bersama.

Bantahan terhadap Tasawuf / Tarikat

Ulama & Ilmuwan Indonesia yang gigih meluruskan bahkan membantah keras tentang tasawuf / tarikat di antaranya HSA Al-Hamdani dari pekalongan jawa-tengah dengan bukunya :1). Bantahan Singkat terhadap kelancangan pembela tasawuf dan tarikat,1972.2). Sorotan – Sorotan terhadap kitab – kitab wirid,dzikir,hizb Do’a,& Sholawat.3). Sanggahan terhadap tasawuf & ahli shufi, & sorotan terhadap kisah maulid, Nishfu Sya’ban,manaaqib Syaikh ’Abdul Qadir Jailani.

Sanggahan lainnya juga ditulis oleh Drs. Yunasril Ali, dengan judul Membersihkan Tasawuf dari Syirik,Bid’ah, & Khurafat.Berikut ini kami kutip sebagian bantahan Drs.Yunasril & HSA. Al- Hamdani,sedang bantahan dari kitab-kitab arab banyak pula,namun karena masalah tarikat ini orang indonesia juga ikut-ikutan mendirikan (menciptakan) bahkan mengorganisasikannya di-NU (Nahdhatul-Ulama),maka kami kemukakan bantahan dari ulama & ilmuwan indonesia lebih dahulu. Drs.Yunasril Ali dalam bukunya ” Membersikan Tasawuf dari Syirik,Bid’ah, & Khurafat menjelaskan bahwa masing-masing tarikat itu merumuskan amalan-amalannya sendiri-sendiri,sehingga antara satu dengan yang lain saling berbeda cara amaliyahnya. Namun demikian amaliyah yang berbeda-beda itu semuanya mereka nisbahkan kepada dua orang shahabat besar,yakni ’Ali bin Abi Thalib & Abu Bakar, Wallahu a’lam.Dasar mereka mendirikan Tarikat ialah :1). Firman Allah Azza Wa Jalla

Page 3: TASAWUF

” Dan bahwasanya jikalau mereka tetap berjalan lurus diatas jalan itu (agama islam),benar-benar kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rizki yang banyak).” (Al-jinn[72] : [16]

2). Firman Allah Azza Wa Jalla ” Barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Rabbnya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang sholih dan janganlah ia mempersekutukan seseorang pun dalam beribadah kepada Rabbnya.” (Al-Kahfi[18] : [110] )

3). Hadits : ” Ali bin Abi Thalib berkata : Aku bertanya,’ya Rasulullah,mana-kah tarekat yang sedekat-dekatnya mencapai Tuhan?’ maka Rasulullah s a w menjawab,’Dzikir kepada Allah’.” (Dr Musthafa Zahri, kunci memahami tasawuf, hal.87, seperti dikutip Drs Yunasril Ali Hal.54)

Koreksi (dari Drs Yunasril), didalam Al-Quran didapati kata thoriqoh & musytaqnya (pecahan kata yang berasal darinya) di sembilan (9) tempat,namun keterbatasan tempat maka kami hanya mengangkat dua (2) surah di dalam Al-quran yaitu :

1). Firman Allah Azza Wa Jalla ” Mereka berkata,’ Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al-quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran & kepada jalan yang lurus’.” (Al-Ahqaf [46] : [30] )

2). Firman Allah Azza Wa Jalla ” Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan,ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka,’Kamu tidak berdiam (didunia) melainkan hanyalah sehari saja’.”(Thaha[20] : [104])

Demikianlah kami kutip dua (2) surah dari sembilan (9) surah yang terdapat dalam Al-qur’an,buah kata thoriqah & musytaqnya.tidak satupun yang menunjukan kepada tarekat yang dipropagandakan oleh penganutnya,yang berdzikir tanpa sadar & tidak pula ingat kepada Tuhan lagi. Untuk lebih jelasnya kami kemukakan arti thoroqoh dalam dua (2) ayat dengan mengutipnya tafsir – tafsir yang muktabar (populer),sebagai berikut :

1). Kata thoriqin dalam surat Al-Ahqaf ayat 30, artinya ialah agama islam (Al-Qosimy, Tafsir Mahasinut Ta’wil,juz XV hal. 94 )2). Kata thoriqin dalam surat Thaha ayat 104, artinya ialah jalan (ibid,juz II,hal 26). Ada pula ahli tafsir yang mengatakan jalan yang lurus disini ialah orang yang lurus pikirannya atau amalannya di antara orang – orang yang berdosa itu. (Depag RI, Al- Qur’an & terjemahannya,note hal.488).

Inilah arti – arti kata thoriqoh & musytaqnya yang ada dalam Al-qur’an. tidak satu pun dari kata – kata itu menunjukkan metode ibadah dalam tasawuf.

Fatwa – Fatwa Ulama Saudi Arabia Seputar Tarekat/ Tasawuf

Wiridan tarekat – tarekat ( tasawuf ) banyak beredar dan bahkan menjadi tradisi di kalangan sebagian muslimin. Berikut ini akan dibahas fatwa – fatwa dari ulama saudi arabia yang tergabung dalam satu lembaga resmi bernama Al – Lajnah Ad – Da’imah lil Buhutsil ’ Ilmiyyah wal ifta.

Page 4: TASAWUF

Karena keterbatasan waktu, tenaga, & reverensi maka kami hanya mengambil dua (2) aliran tarekat/ tasawuf yang diangkat di permukaan.

1). Fatwa tentang tarekat Naqsyabandiyah.Apa hukum islamnya, menurut pengetahuan mengenai tarekat – tarekat sufi pada umumnya & khususnya tarekat naqsyabandiyah ?, banyak Bid’ah pada jama’ah tarekat – tarekat sufi secara umum, seperti dzikir jama’i (bersama – sama ) dalam shof – shof atau khalaqah ( lingkaran ) dengan suara satu, & dzikir mereka kepada Allah dengan isim mufrad ( nama satu ) dengan suara satu misalnya, ” Allah – Alla, Hayyun – Hayyun, Qayyum – Qayyum”. & dzikir mereka dengan dhomir qhaib ( kata ganti orang ketiga ) seperti ” Huwa – Huwa” & dzikir mereka dengan kata ” aah ”. Khususnya tarekat naqsyabandiyah & dzikir mereka yakni ucapan Allah lafazh jalalah dalam wiridan hariannya dengan gerakan hati & jiwa, menyerupai gerakan lisan dengan pembicaraan tanpa menggerakkan lisan, & murid – muridnya diminta menghadirkan syaikhnya di sertai keyakinan sebagai perantaraan untuk keselamatan di hari kiamat. & amalan ini tidak pernah di contohkan & diterapkan dari Rasulullah & Shahabatnya, maka ini semua termasuk dalam bid’ah mungkarat. Sebagaimana (HR.Muslim ) ” Barangsiapa yang mengada – adakan ( sesuatu hal baru ) dalam urusan ( agama ) kami, yang bukan merupakan ajarannya maka tertolak.” ( muttafaq ’ alaih ).

2). Fatwa tentang tarekat QadiriyahWirid – wirid Qodiriyah tidak sepi dari Bid’ah – bid’ah, kemusrikan, & khurafat. Seperti istiqhatsah ( minta tolong ) kepada Allah, & dzikir – dzikir yang tidak terdapat dalam kitabullah & tidak pula dalam as-sunnah yang shahih dari Rasulullah S.A.W

Kandungan Hukumnya

Hukum yang dikemukakan dalam fatwa lajnah Daimah, tidak bolehnya kita mengamalkan wirid – wirid tarekat Naqsyabandiyah, Qodiriyah, & terekat lainnya yang menyimpang dari kitabullah & as-sunnah atau semacamnya. Dengan alasannya adalah sebagai berikut :

1). Dzikir itu ibadah, ibadah itu tauqifi ( sudah ada ketetapannya, tinggal diikut )2). Dzikir yang sifatnya ibadah & tauqifi itu harus berlandaskan dalil (ayat atau hadits)3). Tarekat – tarekat itu mengubah dari yang mutlak (tidak terikat) menjadi muqayyad (terikat), atau sebaliknya, muqayyad menjadi mutlak, & itu tidak diizinkan Allah4). Lafazh – lafazh, cara – cara, & khasiat – khasiat dzikir yang ada dalam tarekat – tarekat banyak yang tidak sesuai dengan ayat & hadits, bahkan ada dzikir yang lafazhnya bertentangan dengan dzikir, misalnya lafazh ’aah’ yang artinya aduh. Maka itu tidak boleh diamalkan.5). Tarekat – tarekat itu kental dengan tawasul (perantara ) kepada syaikh – syaikh yang sudah wafat, bahkan istiqhoshah (minta tolong) kepada mereka yang sudah wafat, & itu dinilai sebagai model jahiliyah yang dilarang oleh islam.

Aqidah Tasawuf falsafi beda jauh dengan islam

Aqidah tasawuf falsafi sesat, terutama keyakinan mereka tentang Allah, sama sekali berbeda dengan keyakinan islam yang dibawa Nabi Muhammad. Orang – orang tasawuf percaya kepada Allah dengan aqidah – aqidah yang bermacam – macam, di antaranya al-hulul (inkarnasi, penitisan atau penjelmaan Tuhan dalam diri manusia) seperti pendapat al-hallaj, yang menyebabkan ia memaklumkan dirinya sebagai

Page 5: TASAWUF

kebenaran, dengan ucapan , ” Anal Haq ( Akulah kebenaran ) ”. Al-Haq adalah salah satu nama Tuhan. Dengan perkataannya itu berarti ia mengaku, ” Akulah Tuhan ”

Masalah Tahlilan,Memperingati orang mati ditinjau dari ilmu fiqh

Setelah membahas kesesatan & kerancuan tarekat – tasawuf , kini kita membahas kebiasaan yang dipraktikan & didukung pula oleh kalangan tasawuf & orang awam, yaitu tahlilan memperingati orang mati. Dalam pembahasan ini pendekatan yang di pakai adalah ilmu fiqh. Obyeknya adalah kebiasan sebagian banyak masyarakat islam mengadakan makan – makan, kumpul – kumpul, & selamatan dengan diadakan apa yang mereka sebut tahlilan berkaitan dengan orang meninggal. Persoalan yang di permasalahkan adalah kebiasan mengadakan selamatan orang mati, yaitu selamatan atau peringatan niga hari (hari ketiga),nujuh hari (hari ketujuh),matang puluh (hari ke empat puluh), nyatus (hari keseratus), haul (ulang tahun kematian), nyewu (hari ke seribu), & sebagainya.Kebiasaan masyarakat ini dilihat dari segi aturan islam bagaimana? Alat untuk mendekatinya adalah ilmu fiqh, dengan cara :

1). Mengkaji teks – teks fiqih.2). Mengkaji fatwa – fatwa ulama fiqh dari berbagai madzhab3). Mengadakan perbandingan antara apa yang dilakukan di masyarakat di bandingkan dengan ajaran islam ( yang hukum – hukumnya terkandung dalm fiqh).4). Menyimpulkan, apakah memang kebiasan umat islam itu sesuai dengan ajaran islam atau tidak.

Para ulama fiqh mendefinisikan, bahwa fiqh adalah pengetahuan tentang hukum – hukum syar’i amali (praktis) yang bersumber dari dalil – dalilnya yang rinci. Ilmu fiqh merupakan ilmu yang mengatur kehidupan pribadi & masyarakat muslim serta ummat islam,berkaitan dengan hubungan seorang muslim & Allah yang diatur oleh fiqh ibadah, berkaitan dengan hubungan seseorang dengan dirinya & orang lain, serta etika kesopanan diatur oleh fiqh halal – haram. Apakah tahlilan, memperingati orang mati diatur oleh fiqih ?. upacara kumpul – kumpul untuk selamatan orang mati pada hari – hari tertentu itu menurut prof. Dr. Hamka adalah menirukan agama hindu, namun dalam pelaksanaannya, hadirin yang kumpul dirumah duka pada hari – hari tertentu itu membaca bacaan – bacaan tertentu dipimpin oleh imam upacara. Rangkaian bacaan itu disebut tahlil, karena ada bacaan la ilaha illallah. Hingga upacara selamatan orang mati itu sendiri dimasyarakat disebut tahlilan.

Page 6: TASAWUF