tarigan

16
14 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mineral Kalsium Logam atau mineral pada hewan ternak dibagi menjadi dua bagian yaitu esensial dan non esensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut defisiensi mineral. Sedangkan kelompok nonesensial adalah kelompok logam yang tidak berguna atau belum diketahui kegunaanya dalam tubuh hewan sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari normal menyebabkan keracunan. Logam yang bersifat esensial dalam tubuh hewan ini dibagi menurut jumlah kandungan dalam tubuh hewan dibagi menjadi dua kelompok yaitu: Mineral makro: kalsium(Ca), Magnesium(Mg), Fosfor(P), Natrium(Na), Klor(Cl), Sulfur(S) dan Mineral mikro : besi(Fe), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Mangan(Mn), Kobal(Co), Selenium( Se). Hewan yang diberi pakan dengan dikurangi jumlah salah satu unsur mineralnya akan terlihat gejala-gejala penyakit defisiensi mineral kemudian jika ditambahkan maka gejala kelinis tersebut akan hilang dan hewan akan kembali Universitas Sumatera Utara

description

permanganometri

Transcript of tarigan

  • 14

    BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Mineral Kalsium

    Logam atau mineral pada hewan ternak dibagi menjadi dua bagian yaitu esensial dan

    non esensial. Logam esensial diperlukan dalam proses fisiologis hewan sehingga

    hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi yang jika kekurangan dapat

    menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut defisiensi mineral. Sedangkan

    kelompok nonesensial adalah kelompok logam yang tidak berguna atau belum

    diketahui kegunaanya dalam tubuh hewan sehingga hadirnya unsur tersebut lebih dari

    normal menyebabkan keracunan.

    Logam yang bersifat esensial dalam tubuh hewan ini dibagi menurut jumlah

    kandungan dalam tubuh hewan dibagi menjadi dua kelompok yaitu:

    Mineral makro: kalsium(Ca), Magnesium(Mg), Fosfor(P), Natrium(Na), Klor(Cl),

    Sulfur(S) dan Mineral mikro : besi(Fe), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Mangan(Mn),

    Kobal(Co), Selenium( Se).

    Hewan yang diberi pakan dengan dikurangi jumlah salah satu unsur

    mineralnya akan terlihat gejala-gejala penyakit defisiensi mineral kemudian jika

    ditambahkan maka gejala kelinis tersebut akan hilang dan hewan akan kembali

    Universitas Sumatera Utara

  • 15

    normal. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mineral, biasanya hewan memperoleh

    dari pakan dan minuman yang mengandung mineral cukup.

    Mineral untuk pakan biasanya didapatkan dari hijauan untuk unggas. hampir

    semua mineral esensial baik makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam

    sel. Dan beberapa mineral lainya berikatan dengan perotein dalam system enzim.

    Kalsium adalah mineral yang paling banyak ditemukan dalam tubuh hewan. Kalsium

    merupakan komponen penting untuk kehidupan sel dan cairan jaringan .kalsium juga

    penting dalam aktivitas beberapa sistem enzim dan juga terlibat dalam system

    koagulasi darah yang unsur kalsiumnya terdapat dalam plasma.

    Kalsium adalah logam putih perak yang agak lunak, melebur pada 845oC

    terserang atmosfer dan udara lembab, pada reaksi ini terbentuk kalsium oksida dan

    atau kalsium hidroksida. Kalsium menguraikan air dengan membentuk kalsium

    hidroksida dan hidrogen. Kalsium membentuk kation kalsium(II), Ca2+ dan dalam

    larutan-larutan air garam-garamnya biasa berupa bubuk putih dan membentuk

    larutan yang tidak berwarna kecuali bila anionya berwarna (Vogel,1979).

    Unsur kalsium sering berbentuk ion Ca 2+ termasuk dalam kelompok IIA dalam

    sistem berkala dan logam kelas A. Kalsium sering juga berikatan dengan perotein

    yang berhubungan dengan fungsi metabolisme organ. Fungsi penting dari kalsium di

    luar sel ( ekstraselkuler) ialah mencegah terjadinya gumpalan darah, gumpalan ini

    adalah merupakan protein darah yang tidak larut .Peranan kalsium dalam sel

    (intraseluler) yang penting adalah dalam eksitasi saraf dan kontraksi otot. Kontraksi

    otot merupakan proses yang kompleks dimana terjadinya perubahan permeabilitas

    Universitas Sumatera Utara

  • 16

    memberan sehingga Ca2+terbebaskan dan menyebabkan kontraksi. Aktifitas kalsium

    tersebut dalam protein tidak dapat digantikan oleh ion lain(Darmono,1995).

    2.2 Kalsium pada pakan ternak

    Tanaman pakan seperti rumput dan hijauan lainya merupakan sumber perolehan

    logam/mineral yang utama baik hewan maupun ternak. Logam esensial diperlukan

    dalam peroses fisiologis hewan sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur

    nutrisi yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik.

    Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi mineral, biasanya hewan memperoleh

    dari pekan dan minuman yang mengandung mineral cukup. Mineral untuk pekan

    biasanya didapatkan dari hijauan untuk unggas.hampir semua mineral esensial baik

    makro maupun mikro berfungsi sebagai katalisator dalam sel dan beberapa mineral

    lainya berikatan dengan protein dalam sistem enzim.

    Mineral kalsium merupakan unsur nutrisi yang sangat diperlukan dalam

    proses fisiologis ternak sehingga hewan dalam kelompok ini merupakan unsur nutrisi

    yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses fisiologik yang disebut

    defisiensi mineral. Defisiensi mineral yang terjadi pada ternak ayam antara lain:

    pertumbuhan menjadi terlambat, konsumsi ransum menjadi menurun, laju metabolik

    basal tinggi, kepekaan dan aktivitas menjadi menurun, osteoporosis, sikap dan cara

    cara berjalan abnormal, peka terhadap perdarahan di dalam, suatu kenaikan dalam

    jumlah urine, daya hidup berkurang, kulit telur menipis dan produksi telur menurun,

    Universitas Sumatera Utara

  • 17

    tetanus, pika yaitu nafsu makan menurun, hewan mengunyah kayu,tulang,dan batu

    dan pertumbuhan bulu kasar(Anggorodi, R. 1926)

    Kalsium banyak ditemukan di dalam tepung ikan namun untuk kelengkapanya

    digunakan juga mineral tambahan buatan pabrik untuk menjaga kebutuhan mineral

    yang seimbang dan proporsional, ransum komersial biasanya sudah mengandung

    mineral yang dimaksud, bahkan peternak kadang-kadang sering menambahkan

    mineral di dalam air minum ternak. Kebutuhan mineral oleh ayam sangat berbeda

    beda menurut jenis dan umur ayam. kebutuhan kalsium untuk ternak dipengaruhi

    oleh:

    a. Tingkat produksi telur

    Untuk ayam jenis petelur ayam yang sedang berproduksi lebih tinggi akan

    membutuhkan kalsium lebih banyak daripada ayam yang berproduksi rendah bahkan

    untuk jenis ayam yang tidak memproduksi telur.

    b Ukuran ayam

    Ayam yang lebih besar mengkonsumsi ransum lebih banyak dan dengan sendirinya

    berbeda pula konsumsi kalsiumnya.

    c. Umur ayam

    Ayam yang lebih tua membutuhkan kalsium yang lebih banyak daripada ayam yang

    umurnya lebih muda.

    d. Kandungan energi metabolis ransum

    Ransum yang mengandung energi metabolis tinggi akan mengurangi konsumsi

    ransum. Ini menunjukkan akan ada kekurangan gizi lainya yang masuk ketubuh ayam

    termsuk kalsium demikian pula kasus sebaliknya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 18

    e. Temperatur

    Temperatur yang tinggi akan mengurangi konsumsi ransum dan akibatnya berkursang

    pula asupan gizi kedalam tubuh ayam.

    2.3 Pakan

    Semua bahan makanan yang digunakan untuk kebutuhan manusia dinamakan pangan

    sedangkan semua bahan makanan yang diperuntukkan bagi ternak dinamakan dengan

    pakan yang sumbernya dari pertanian dan perikanan yang juga merupakan sumber

    pangan. Semua bahan-bahan makanan yang memenuhi syarat harus mengandung

    unsur unsur nutrisi untuk memenuhi kebutuhan ternak ayam tersebut dinamakan

    pakan ternak ayam.Tidak semua bahan yang ada dialam ini dapat dimakan bila tidak

    memenuhi persyaratan sebagai bahan makanan yang layak dimakan oleh ternak.

    Beberapa keriteria untuk pakan ayam:

    a. Bahan makanan yang menjadi anggota pakan tidak mempunyai daya saing

    yang kuat terhadap kepentingan manusia. Hal ini berarti bahwa produksi

    bahan makanan itu memungkinkan. Jangan sampai permintaan melebihi

    penawaran sekalipun ketersaingan lemah.

    b. ketersediaan bahan makanan tersebut harus langgeng, artinya jangan sampai

    terjadi kini ada lalu dua bulan lagi menghilang, suatu saat ada dan suatu saat

    sulit dicari.Sekalipun kandungan nutrisinya lengkap dan baik, bahan makanan

    yang produksinya sedikit dan tidak langgeng tidak pantas dimasukkan dalam

    jajaran pakan.

    Universitas Sumatera Utara

  • 19

    c. Bahan makanan itu mempunyai harga yang memenuhi syarat artinya, harga

    bahan makanan itu imbang dengan kualitasnya.

    Semua bahan makanan yang digunakan untuk ayam dalam campuran ransum

    itu akan kita ketahui kandungan nutrisinya apabila diperiksakan di Laboratorium

    Makanan Ternak dan hasil analisis di Laboratorium dibandingkan kualitas bahan

    makanan standar.Hasil analisis laboratorium ini melengkapi hasil uji fisik yang

    dilakukan dengan pancaindra,melihat dan mencium bahan makanan tersebut. Hasil uji

    fisik dan uji laboratorium itulah yang kelak akan menentuakan pantas dan tidaknya

    sebagai pakan ayam(Rasyaf.M,1997)

    2.3.1 Jenis Pakan

    Menurut jenisnya, pakan ayam dibedakan atas 5 jenis, yaitu :

    a. Grain, adalah jenis pakan ayam yang terdiri dari murni biji-bijian. Pemberian

    jenis pakan ini dilakukan khusus pada sore hari, dan ditunjukan untuk

    merangsang perkawinan pada ayam-ayam bibit.

    b. Meal, adalah jenis pakan yang terdiri dari satu macam bahan pakan (biji-

    bijian)yang sudah digiling.

    c. Mash, adalah jenis pakan yang terdiri dari campuran beberapa meal.

    d. Pellet, adalah mash yang dibentuk sebagai butiran setelah melalui suatu proses

    (pelleting). Ukuran /besar 5-8 mm.

    e. Crumbs/crumble, adalah pellet yang dibentuk sebagai butiran kecil (3 mm).

    Disebut juga broken pellet.

    Universitas Sumatera Utara

  • 20

    Berdasarkan penggunaanya, Pakan ayam dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu:

    a. Chick Mash/Starter Mash, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam petelur

    mulai menetas hingga berumur delapan minggu.

    b. Grower Mash, yaitu pakan berbentuk tepung yang diberikan kepada ayam

    petelur umur 9-10 minggu.

    c. Layer Mash/Complete Layer, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam

    petelur yang sedang berperoduksi.

    d. Broiler Starter, yaitu pakan (tepung atau butiran)untuk ayam potong dewasa

    mulai umur 5 minggu hingga dipanen(42 atau 49 hari).

    e. Breeder Mash, yaitu pakan berbentuk tepung untuk ayam bibit dibedakan

    menjadi tiga macam tergantung dari umur ayam (Starter,grower, dan Layer)

    2.3.2 Kualitas pakan

    Kualitas pakan dapat diketahui dengan dua cara, yaitu secara organoleptik dan secara

    analisis. Secara organoleptik, pakan dapat diketahui kualitasnya yang meliputi :

    warna, bau rasa, tekstur, dan tingkat kontaminasi. Sedangkan secara analisis, kualitas

    pakan dinyatakan dalam % kandungan nutrisinya, meliputi : energi, protein, asam

    amino, lemak, serat kasar, dan mineral ( Ca).

    2.4 Ransum

    Hewan umumnya tidak mampu membuat makananya sendiri di dalam tubuhnya oleh

    karena itu untuk memperthankan hidupnya hewan harus makan dengan mengambil

    Universitas Sumatera Utara

  • 21

    makanan dari luar tubuhnya. Perlu diketahui bahwa antara bahan makanan, ransum

    dan pakan mempunayai pengertian yang berbeda. Ransum dibentuk dari bahan-bahan

    makanan. Seluruh masalah dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahan makanan

    disebut pakan. Dengan demikian jelas sekali perbedaan antara bahan makanan,pakan

    dan ransum.

    Untuk membentuk ransum bahan makanan yang bersal dari tumbuhan harus

    dipadukan dengan bahan makanan asal hewan dan harus dari berbagai sumber

    makanan lainya. Ayam petelur memerlukan sejumlah unsur gizi untuk hidupnya

    misalnya bernafas, peredaran darah dan bergerak disamping itu unsure gizi juga

    dibutuhkan untuk kebutuhan untuk peroduksi telur. Kebutuhan yang pertama itu

    disebut dengan kebutuhan untuk hidup pokok sedangkan yang kedua untuk peroduksi

    untuk itu perlu dilakukan pembutaan ransum untuk memenuhi kebutuhan nutrisi

    unggas tersebut.

    Ransum adalah sekelumpulan bahan-bahan makanan ternak yang memenuhi

    persyaratan nutrisi dan disusun dengan cara tertentu untuk memenuhi kebutuhan gizi

    ternak tersebut, sehingga tujuan utama untuk memberikan ransum dan inti utama

    yang terkandung di dalam ransum itu adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi

    ternak atau unggas itu sendiri. Hal ini sangat penting karena hewan tidak mampu

    membuat makananya sendiri di dalam tubuhnya. ransum dibentuk dari bahan-bahan

    makanan sehingga pengertian bahan makanan tidak sama dengan ransum. Untuk

    banyak unggas tidak mungkin diberikan satu bahan makanan saja. Kombinasi dari

    bebrapa bahan makanan kerapkali diberikan untuk unggas untuk berperestasi dengan

    Universitas Sumatera Utara

  • 22

    baik. Seluruh masalah dan hal-hal yang terkait dalam ransum dan bahanp-bahan

    makanan secara menyeluruh disebut dengan pakan ternak.

    2.5 Bahan tambahan makanan ternak

    Sesuai dengan kategorinya bahan-bahan yang termasuk dalam golongan bahan

    makanan tambahan ini hanya bersifat tambahan dan sering dikatakan sebagai

    pelengkap. Bahan makanan dalam kategori ini memang berfungsi sebagai penambah

    nutrisi yang kurang dan melengkapi nutrisi yang belum lengkap. Maka jika suatu

    pakan sudah lengkap kadungan nutrisinya maka bahan ini tidah wajib ditambahkan.

    Bahan makanan tambahan dan pelengkap untuk ayam dibagi atas:

    a.Bahan makanan yang bersumber dari alam, maksudnya adalah bahan asli dan

    bukan sintetik yang akan ditambahkan kedalam pakan dengan tujuan menambah nilai

    kandungan nutrisinya.

    b.Bahan buatan atau bahan kimiawi yang diramu dipabrik-pabrik farmasi.

    Termasuk disini sebagai vitamin, mineral, berbagai perangsang lainya dan obat-obatan

    untuk ternak.

    c.bahan yang merupakan unsur nutrisi tertentu. Bahan seperti ini umumnya

    bersifat sebagai tambahan dan dapat juga sebagai pelengkap. Contohnya tepung tulang

    untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsiumnya.

    Bahan-bahan sumber mineral kalsium yang sering ditambahkan kedalam pakan ternak

    untuk menambah kandungan nutrisi mineral kalsium antara lain:

    a. Tepung tulang

    Tepung tulang yang diperoses ini mengandung kalsium 24% . dibeberpa pabrik

    makanan ternak mempergunakan tepung tulang yang tercampur dengan sisa-sisa

    Universitas Sumatera Utara

  • 23

    daging atau limbah rumah potong. Sesuai dengan namanya maka tepung tulang

    ini digunakan untuk tambahan dan juga sebagai pelengkap untuk melengkapi

    kandungan nutrisi mineral kalsium pada pakan ternak.

    a. Tepung kerang

    Tepung karang atau CaCO3 merupakan sumber kalsium yang baik mengandung

    kalsium 38% atau 98% kalsium karbonat, bila menggunakan tepung karang

    sebagai bahan makanan ternak sifatnya hanya sebagai pelengkap dan tidak harus

    di tambahkan tujuanya adalah untuk menambah nilai mineral kalsium pada pakan

    ternak.

    b. garam

    garam dapur atau NaCl ini merupakan bahan alami yang di gunakan untuk

    melengkapi mineral-mineral lainnaya yang dibutuhkan oleh ternak, bila

    menggunakan garam sebagai tambahan makanan ternak maka tidak boleh lebih

    dari 0,25%.

    Disamping itu masih banyak lagi sumber mineral kalsium yang kini sudah tidak

    digunakan lagi karena sudah ada buatan pabrik seperti kapur makan, rock phosphate,

    dicalsiumphosfate, aragonite, dan gypsum.(Rasyaf.M. 1994)

    2.6. Titrasi permanganometri

    2.6.1. Titrimetri

    Salah satu cara pemeriksaan kimia disebut titrimetri, yakni pemeriksaan jumlah zat

    yang didasarkan pada pengukuran volume larutan preaksi yang dibutuhkan untuk

    bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang ditentukan. Pemeriksaan titrimetri ini

    sangat luas pemakaianya hal ini disebabkan karena beberapa alasan. Pada satu segi,

    Universitas Sumatera Utara

  • 24

    cara ini menguntungkan karena pelaksanaanya mudah dan cepat,ketelitian dan

    ketepatanya cukup tinggi. Pada segi lain, cara ini menguntungkan karena dapat

    diguanakan untuk menentukan kadar berbagai zat yang mempunyai sifat yang

    berbeda-beda.

    Pada dasarnya cara titrimetri ini tediri dari pengukuran volume larutan preaksi

    yang dibutuhkan untuk bereaksi secara stokiometri dengan zat yang akan ditentukan.

    Larutan pereaksi ini biasanya diketahui kepekatanya dengan pasti, dan disebut

    pentiter atau larutan baku. Sedangkan peruses penambahan pentiter kedalam larutan

    zat yang akan ditentukan disebut titrasi. Dalam proses itu bagian demi bagian pentiter

    ditambahkan kedalam larutan zat yang akan ditentukan dengan bantuan alat yang

    disebut buret sampai tercapai titik kesetaraan. Titik kesetaraan adalah titik pada saat

    pereaksi dan zat yang ditentukan bereaksi sempurna secara stokiometri.

    Titrasi harus dihentikan pada atau dekat titik kesetaraan ini. Jumlah volume

    pentiter yang terpakai untuk mencapai titik kesetaraan ini disebut volume kesetaraan.

    Dengan mengetahui volume kesetaraan, kadar pentiter dan faktor stokiometri, maka

    jumlah zat yang ditentukan dapat dihitung dengan mudah.

    Agar proses titrasi dapat berjalan dengan baik sehingga memberikan hasil

    pemeriksaan yang tepat dan teliti, maka harus memenuhi persyaratan titrasi sebagai

    berikut:

    a. Interaksi antara pentiter dan zat yang akan ditentukan harus berlangsung

    secara stokiometri dengan faktor stokiometrinya berupa bilangan bulat. Faktor

    stokiometri ini harus diketahui atau ditetapkan secara pasti, karena faktor ini

    perlu dalam perhitungan hasil titrasi.

    Universitas Sumatera Utara

  • 25

    b. Laju reaksi harus cukup tinggi agar titrasi berlangsung dengan cepat.

    c. Interaksi antara pentiter dengan zat yang akan ditentukan harus berlangsung

    secara terhitung, artinya sesuai dengan ketepatan yang dapat dicapai dengan

    peralatan yang lazim digunakan dalam titrimetri, reaksi harus sempurna

    sekurang-kurangnya 99,9% pada titik kesetaraan. ( Harizul,R. 1995)

    2.6.2 Penggunaan kalium Permangat pada Titrasi

    Kalium permanganat digunakan secara luas sebagai pereaksi yang mudah diperoleh,

    tidak mahal, dan tidak memerlukan suatu indikator kecuali kalau digunakan larutan

    larutan yang sangat encer. Satu tetes 0,1 N KMnO4 memberikan suatu warna merah

    muda yang jelas kepada volume larutan yang biasanya digunakan dalam suatu titrasi.

    Warna ini digunakan untuk menunjukkan kelebihan preaksi.

    Permanganat menglamai reaksi kimia yang bermacam-macam, karena

    mangan dapat berada dalam keadaan-keadaan oksidasi. Reaksi yang paling banyak

    dijumpai dalam laboratorium pendahuluan yaitu dalam larutan yang sangat asam .

    Permanganat bereaksi sangat cepat dengan banyak perekasi tetapi beberapa zat

    memerlukan pemanasan atau penggunaan katalis untuk mempercepat reaksinya.

    Kelebihan yang sedikit dari permanganat yang ada pada titik akhir satu titrasi cukup

    untuk menyebabkan pengendapan beberapa MnO2 akan tetapi karena reaksinya

    lambat maka MnO2 biasanya tidak diendapkan pada titik akhir titrasi

    permanganometri

    ( Underwood, 1988)

    Universitas Sumatera Utara

  • 26

    2.7. Titrasi Redoks

    2.7.1. Proses Reaksi Redoks

    Sejumlah reaksi diamana keadaan oksidasi berubah yang disertai dengan pertukaran

    elektron antara pereaksi disebut dengan reaksi redoks atau disebut juga dengan reaksi

    oksidasi-reduksi Oksidasi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan

    hilangnya suatu elektron atau lebih dari dalam zat(atom, ion, atau molekul). Bila suatu

    unsur dioksidasi,keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih positif dan sautu

    zat pengoksidasi adalah suatu zat yang memperoleh elektron dan dalam proses itu zat

    itu direduksi.

    Reduksi dapat diartikan sebagai suatu proses yang mengakibatkan

    diperolehnya satu elektron atau lebih oleh zat(atom, ion atau molekul). Bila suatu

    unsur direduksi keadaan oksidasi akan beruban menjadi lebih negatif. jadi suatu zat

    pereduksi adalah suatu zat yang kehilangan elektron dimana dalam proses ini zat itu

    dioksidasi. Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung dengan serempak karena elektron

    -elektron yang dilepaskan oleh suatu zat harus diambil oleh zat yang lain.

    2.7.2. Titrasi Redoks menggunakan KMnO4 sebagai Pentiter

    Titrasi redoks banyak digunakan dalam pemeriksaan kimia karena berbagai zat

    organic dan zat anorganik dapat ditentukan dengan cara ini, Namun demikian agar

    titrasi redoks ini berhasil dengan baik maka persyaratan berikut harus dipenuhi:

    Universitas Sumatera Utara

  • 27

    Harus tersedia pasangan sistem redoks yang sesuai sehingga terjadi pertukaran

    elektron secara stoikiometris. Reaksi Redoks harus berjalan cukup cepat dan

    berlangsung secara terukur dan harus tersedia cara penentuan titik akhir yang sesuai.

    Titrasi redoks merupakan salah satu cara penentuan berbagai senyawa yang

    mudah, cepat dan tepat. Akan tetapi sebelum titrasi redoks dapat dijalankan senyawa

    yang akan ditentukan harus diubah seluruhnya terlebih dahulu menjadi bentuk

    tereduksinya atau bentuk teroksidasinya. Untuk itu harus dilakukan reduksi atau

    oksidasi pendahuluan.

    Cara titrasi redoks untuk penentuan reduktor digolongkan sesuai dengan

    oksidator yang digunakan sebagai pentiter yang paling umum digunakan adalah

    KMnO4 (kalium permanganat) sebagai pentiter sehingga dinamakan sebagai titrasi

    permanganometri. Kalium Permanganat (KMnO4) merupaka oksidator kuat dalam

    larutan yang bersifat asam. Paro reaksinya sebagai berikut:

    VEOHMnHeMnO o 51,1485 22

    4 +=+++++

    Reaksi ini tidak bolak-balik, sedangkan potensial elektroda bakunya diukur secara

    tidak langsung. Potensial elektrodanya sangat bergantung pada pH karena itu titrasi

    harus dilakukan dalam larutan yang bersifat asam kuat (H2SO4 1N). Sedangkan bobot

    tara permanganat adalah seperlima dari bobot rumusnya.

    Mesikpun demikian kalium permanganat juga merupakan oksidator kuat

    dalam larutan yang bersifat asam lemah, netral atau basa lemah. Dalam lingkungan

    seperti ini ion permanganat tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai dengan

    persamaan reaksi berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • 28

    VEOHMnOeHMnO o 68,1434 224 +=+++ +

    Sebaliknya, dalam larutan yang bersifat basa kuat, ion permanganat tereduksi menjadi

    ion manganat yang berwarna hijau .

    Larutan baku KMnO4 dibuat dengan melarutkan sejumlah kalium

    permanganat dalam air kemudian mendidihkanya selama delapan jam atau lebih,

    kemudian sering endapan MnO2 yangn terbentuk, lalu bakukan dengan zat baku

    utama. Zat baku utama yang lazim dipakai adalah natrium oksalat. Titik akhir titrasi

    dengan menggunakan KMnO4 sebagai pentiter atau titrasi permanganometri akan

    ditandai dengan timbulnya warna merah muda yang disebabkan oleh kelebihan

    permanganat.

    2.7.3. Indikator titrasi Redoks

    Titik akhir titrasi dengan menggunakan KMnO4 sebagai pentiter atau disebut juga

    dengan sebutan titrasi permanganometri akan ditandai dengan timbulnya warna merah

    muda yang disebabkan kelebihan permanganat yang akan di tandai dengan

    menggunakan suatu indikator. Ada beberapa macam indikator yang dapat digunakan

    dalam titrasi redoks anatara laian:

    a. Suatu zat berwarna dapat bekerja sebagai indikator sendiri, misalnya larutan

    kalium permanganat demikian tua warnanya hingga suatu kelebihan kecil

    pereaksi ini dalam sutau titrasi dengan mudah dapat langsung diketahui.

    b. Sebuah indikator Spesifik adalah suatu zat yang bereaksi dengan cara yang

    khusus dengan salah satu pereaksi dalam suatu reaksi untuk menghasilkan

    suatu warna

    Universitas Sumatera Utara

  • 29

    c. Indikator luar, atau uji noda suatu waktu digunakan apabila tidak dapat

    diperoleh indikator dalam.

    d. Potensial redoks dapat diikuti selama titrasi dan titik ekivalenya ditemukan

    dari perubahan yang besar dari potensial pada kurva titrasi.

    e. Akhirnya suatu indikator yang sendirinya mengalami oksidasi-reduksi dapat

    digunakan (Underwood,1986)

    Indikator redoks merupakan senyawa organik yang mempunyai sifat bolak-

    balik perubahan warnaya bila dioksidasi atau direduksi, selang waktu peralihan warna

    indikator redoks tergantung kepada potensial elektroda baku pada jumlah elektron

    yang di pertukarkan. Kadang- kadang ion hidrogen terlibat dalam kesetimbangan

    indikator redoks, sehingga selang peralihan warna tersebut bergantung kepada pH

    larutan tertentu.

    Universitas Sumatera Utara