Target 80%

1
Target 80% Cakupan ASI Ekslusif Sulit Tercapai Senin, 15 September 2014 19:38 WIB JAKARTA (Lampost.co): Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui target capaian cakupan prevalensi pemberian air susu ibu (ASI) secara eklusif pada bayi usia 0-6 bulan minimal 80% masih sulit dicapai. Bahkan menurut Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Anung Sugihantoro, ada kecenderungan pemberian ASI eklusif cenderung menurun dari tahun ke tahun. Penurunan itu tergambar dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terkait prevalensi pemberian ASI ekslusif selama satu dekade (1997- 2007). SDKI 2007 menyebutkan bahwa penurunan terus terjadi dari tahun ke tahun. Jika pada 1997 prevalensi pemberian ASI ekslusif mencapai 40,2%, pada 2003 menurun jadi 39,5% dan pada 2007 menjadi 32%. Bahkan pada 2010, prevalensi ASI eksklusif kembali menurun menjadi 15,3%. Dengan rata-rata per tahun terdapat 4 juta kelahiran, maka tingkat pemberian ASI ekslusif di Indonesia tergolong sangat rendah. “Penurunan pemberian ASI tentu memprihatinkan. Sebabnya tanpa ASI tingkat kematian anak akan tinggi karena mereka tidak memiliki kekebalan tubuh yang didapat dari ASI,” sebut Anung disela acara Penguatan Implementasi ASI Eksklusif dalam rangka Pekan ASI Sedunia di Balai Kartini, Jakarta, Senin (15/9). (MTVN)

description

wwwwwwwwwwww

Transcript of Target 80%

Page 1: Target 80%

Target 80% Cakupan ASI Ekslusif Sulit Tercapai Senin, 15 September 2014      19:38 WIB

JAKARTA (Lampost.co): Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui target capaian cakupan prevalensi pemberian air susu ibu (ASI) secara eklusif pada bayi usia 0-6 bulan minimal 80% masih sulit dicapai.

Bahkan menurut Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes, Anung Sugihantoro, ada kecenderungan pemberian ASI eklusif cenderung menurun dari tahun ke tahun.

Penurunan itu tergambar dari data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) terkait prevalensi pemberian ASI ekslusif selama satu dekade (1997-2007). SDKI 2007 menyebutkan bahwa penurunan terus terjadi dari tahun ke tahun. Jika pada 1997 prevalensi pemberian ASI ekslusif mencapai 40,2%, pada 2003 menurun jadi 39,5% dan pada 2007 menjadi 32%.

Bahkan pada 2010, prevalensi ASI eksklusif kembali menurun menjadi 15,3%. Dengan rata-rata per tahun terdapat 4 juta kelahiran, maka tingkat pemberian ASI ekslusif di Indonesia tergolong sangat rendah.

“Penurunan pemberian ASI tentu memprihatinkan. Sebabnya tanpa ASI tingkat kematian anak akan tinggi karena mereka tidak memiliki kekebalan tubuh yang didapat dari ASI,” sebut Anung disela acara Penguatan Implementasi ASI Eksklusif dalam rangka Pekan ASI Sedunia di Balai Kartini, Jakarta, Senin (15/9). (MTVN)