Tanaman obat keluarga

24
Tanaman obat keluarga Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat . [1] Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan. [1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. [1] Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual. [1] Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga. [1] Daftar isi 1 Sejarah o 1.1 Mesir kuno o 1.2 Yunani kuno o 1.3 Cina o 1.4 Inggris o 1.5 Indonesia 2 Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA) o 2.1 Daun o 2.2 Batang o 2.3 Buah o 2.4 Biji o 2.5 Akar o 2.6 Umbi atau rimpang 3 Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat 4 Perawatan tanaman obat 5 Referensi 6 Pranala Luar

description

tanaman obat

Transcript of Tanaman obat keluarga

Tanaman obat keluargaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tanaman obat keluarga (disingkat TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang berkhasiat sebagai obat.[1] Taman obat keluarga pada hakekatnya adalah sebidang tanah, baik di halaman rumah, kebun ataupun ladang yang digunakan untuk membudidayakan tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi keperluan keluarga akan obat-obatan.[1] Kebun tanaman obat atau bahan obat dan selanjutnya dapat disalurkan kepada masyarakat, khususnya obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.[1] Budidaya tanaman obat untuk keluarga (TOGA) dapat memacu usaha kecil dan menengah di bidang obat-obatan herbal sekalipun dilakukan secara individual.[1] Setiap keluarga dapat membudidayakan tanaman obat secara mandiri dan memanfaatkannya, sehingga akan terwujud prinsip kemandirian dalam pengobatan keluarga.[1]

Daftar isi

1 Sejarah o 1.1 Mesir kunoo 1.2 Yunani kunoo 1.3 Cinao 1.4 Inggriso 1.5 Indonesia

2 Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA) o 2.1 Dauno 2.2 Batango 2.3 Buaho 2.4 Bijio 2.5 Akaro 2.6 Umbi atau rimpang

3 Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat 4 Perawatan tanaman obat 5 Referensi 6 Pranala Luar

Sejarah

Tanaman obat dari Cina.

Mesir kuno

Pada zaman Mesir kuno (Tahun 2500 Sebelum Masehi), para budak diberi ransum bawang untuk membantu menghilangkan banyak penyakit demam dan infeksi yang umum terjadi pada masa itu.[2] Sejak itulah catatan pertama tentang penulisan tanaman obat dan berbagai khasiatnya telah dikumpulkan oleh orang-orang mesir kuno.[2] Sejumlah besar resep penggunaan produk tanaman untuk pengobatan berbagai penyakit, gejala-gejala penyakit dan diagnosanya tercantum dalam (Papyrus Ehers).[3] Pada saat itu, para pendeta Mesir kuno telah melakukan dan mempraktekkan pengobatan herbal.[2]

Yunani kuno

Bangsa Yunani kuno juga banyak menyimpan catatan mengenai penggunaan tanaman obat yaitu Hyppocrates (Tahun 466 Sebelum Masehi), Theophrastus (Tahun 372 Sebelum Masehi) dan Pedanios Dioscorides (Tahun 100 Sebelum Masehi) membuat himpunan keterangan terinci mengenai ribuan tanaman obat dalam De Materia Medica.[3] Orang-orang Yunani kuno juga telah melakukan pengobatan herbal.[2] Mereka menemukan berbagai tanaman obat baru, seperti rosemary dan lavender pada saat mengadakan perjalanan ke berbagai daratan lain.[2]

Cina

Tanaman obat di Cina berlangsung sekitar 3.000 tahun yang lalu, ketika muncul penyembuhan kerapuhan tulang oleh dukun Wu.[4] Pada waktu itu, penyakit ini diyakini disebabkan oleh kekuatan jahat, sehingga menurut dukun Wu diperlukan obat dari tanaman untuk mengusir kekuatan jahat itu.[4] Bahkan, bahan penyembuhan tertua dalam sejarah telah ditemukan di China, di mana makam seorang bangsawan Han ditemukan untuk menyimpan data medis yang ditulis pada gulungan sutra.[4] Gulungan sutra berisi daftar 247 tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan yang digunakan dalam menyembuhkan penyakit.[4]

Inggris

Di Inggris, penggunaan tanaman obat dikembangkan bersamaan dengan didirikannya biara-biara di seluruh negeri.[2] Setiap biara memiliki tamanan obat masing-masing yang digunakan untuk

merawat para pendeta maupun para penduduk setempat.[2] Pada beberapa daerah, khususnya Wales dan Skotlandia, orang-orang Druid dan para penyembuh Celtik menggunakan obat-obatan dalam perayaan agama dan ritual mereka.[2] Pengetahuan tanaman obat semakin berkembang dengan terciptanya mesin cetak pada abad ke 15, sehingga penulisan mengenai Tanaman-Tanaman Obat dapat dilakukan.[2]

Sekitar tahun 1630, John Parkinson dari London menulis mengenai tanaman obat dari berbagai tanaman.[2] Nicholas Culpepper ( 1616-1654 ) dengan karyanya yang paling terkenal yaitu The Complete Herbal and English Physician, Enlarged, diterbitkan pada tahun 1649.[2] Pada tahun 1812, Henry Potter telah memulai bisnisnya menyediakan berbagai tanaman obat dan berdagang lintah.[2] Sejak saat itu banyak sekali pengetahuan tradisional dan cerita rakyat tentang tanaman obat dapat ditemukan mulai dari Inggris, Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, sehingga Potter terdorong untuk menulis kembali bukunya Potter’s Encyclopaedia of Botanical Drug and Preparatians, yang sampai saat inipun masih diterbitkan.[2] Tahun 1864, National Association of Medical Herbalists didirikan dengan tujuan mengorganisir pelatihan para praktisi pengobatan secara tradisional, serta mempertahankan standar-standar praktek pengobatan.[2]

Indonesia

Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu.[3] Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica.[3] Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus.[3] Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan.[3] Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.[3]

Pemanfaatan Tanaman Obat (TOGA)

Pada bagian tanaman seperti yang tercantum di bawah ini dapat dimanfaatkan sebagai obat. Bagian tanaman terdiri dari bagian daun, kulit batang, buah, biji, bahkan pada bagian akarnya.[5]

Daun

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat1. Daun dewa (Gynura Segetum) Mengobati muntah darah dan payudara bengkak2. Seledri Mengobati tekanan darah tinggi3. Belimbing Mengobati tekanan darah tinggi4. Kelor Mengobati panas dalam dan demam5. Daun bayam duri Mengobati kurang darah6. Kangkung Mengobati insomnia7. Saga (Abrus precatorius) Mengobati batuk dan sariawan

8. Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) Mengobati penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)9. Landep (Barleriae prionitis L.) Mengobati rematik

10.Miana (Coleus atropurpureus Bentham)

Mengobati wasir

11. Pepaya (Carica papaya L.) Mengobati demam dan disentri

12.Jintan (Trachyspermum roxburghianum syn. Carum roxburghianum)

Mengobati batuk, mules, dan sariawan

13. Pegagan (Cantella asiatica Urban)Mengobati sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)

14. Blustru (Luffa cylindrice Roem) Bersifat diuretik (peluruh air seni)15. Kemuning (Murrayae paniculata Jack) Mengobati penyakit gonorrhoe16. Murbei (Morus indica Rumph) Bersifat diuretik

17.Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth)

Bersifat diuretik

18. Sirih (Chavica betle L.)Mengobati batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur

19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth) Sebagai obat mencret dan kumur20. Salam (Eugenia polyantha Wight) Bersifat astringensia21. Jambu biji (Psidium guajava L.) Mengobati mencret

22. Sukun (Arthocarpus communis)Mengobati ginjal, jantung, liver, sakit gigi,pencernaan, menurunkan kolesterol, asam urat[butuh rujukan]

Batang

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat

1.Kayu manis (Cinnamomum burmanii)

Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung

2.Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis)

Mengobati asma

3. Pulasari (Alyxia stellata Roem) Obat perut kembung

4.Brotawali (Tonospora rumphii Boerl)

Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes

5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih

6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia)Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur

7. Delima (Punice granatum L.) Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)

Buah

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Mengobati penyakit demam, batuk kronis, kurang darah,

menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil

2.Cabai merah (Capsicum annuum L.)

Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin

3.Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi)

Mengobati penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak

4. Mengkudu (Morinda citrifolia)Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit

5. Kemukus (Piper cubeba L.) Obat radang selaput lendir saluran kemih

6.

Kapulaga (Elettaria cardamomum Maton) dan ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Obat antikembung

Biji

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat1. Kecubung (Datura metel) Mengobati penyakit asma, bisul, dan anus turun

2.Kapur barus (Dryobalanops aromatica Gaertn.)

Mengobati gangguan pencernaan

3. Pinang (Areca catecha L.)Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita

4.Kedawung (Parkia biglobosa Bentham)

Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia

5. Pala (Myristica)Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan

6.Jamblang (Eugenia cumini Merr)

Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)

Akar

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat1. Pepaya (Carica papaya L.) Obat cacing2. Aren (Arenga pinnata Merril) Obat diuretik

3.Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth)

Obat antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik, seperti tekanan darah tinggi

Umbi atau rimpang

No. Nama Tanaman Khasiat dan Manfaat

1.Bangle (Zingiber purpureum Roxb.)

Mengobati sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh

2.Jahe (Zingiber officinale Rosc.)

Menghangatkan badan, mengobati sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot

3.Kencur (Kaempferia galanga L.)

Mengobati sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak

4.Kunyit (Curcuma domestica Val.)

Mengobati diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang

5.Lempuyang (Zingiber zerumbet)

Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare

6.Lengkuas (Languas galanga L.Stunzt)

Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri

7.Temu giring (Curcuma heynaena Val.)

Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh

8.Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat sekresi empedu, asam urat, kolesterol, kadar gula darah, maag, mencret

9.Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb.)

obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah

10.Alang-alang (Imperata cylindrica Beav.)

Obat untuk memperlancar air seni (diuretik

Gambar Berbagai Jenis Tanaman Obat Tradisional

Daun sirih

Kayu manis

Pohon delima

Faktor peningkatan penggunaan tanaman obat

Kecenderungan meningkatnya penggunaan obat tradisional didasari oleh beberapa faktor, yaitu:[6]

1. Pada umumnya, harga obat–obatan buatan pabrik yang sangat mahal, sehingga masyarakat mencari alternatif pengobatan yang lebih murah.

2. Efek samping yang ditimbulkan oleh obat tradisional sangat kecil dibandingkan dengan obat buatan pabrik.[6]

3. Kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam obat tradisional sebenarnya menjadi dasar pengobatan kedokteran modern. Artinya, pembuatan obat–obatan pabrik menggunakan rumus kimia yang telah disentetis dari kandungan bahan alami ramuan tradisional.

Perawatan tanaman obat

Tanaman yang dipelihara di pekarangan rumah tidak memerlukan perawatan khusus, baik sebagai bumbu dapur atau bahan obat.[7] Perlakuan khusus dalam budi daya tanaman obat dilakukan dalam skala usaha, dengan tujuan untuk memperoleh kualitas dan kuantitas hasil yang optimum.[7] Kegiatan pemupukan dan pengandalian hama penyakit tanaman perlu dilakukan.[7] Kegiatan ini sangat erat hubungannya dengan penggunaan bahan kimiawi yang terkandung dalam pupuk atau pestisida.[7] Pemakaian bahan kimiawi dapat mencemari lingkungan, baik tanah maupun air, dan yang paling berbahaya residu yang dihasilkan akan terakumulasi dalam produk tanaman yang dihasilkan.[7] Untuk itu, perlu diperkenalkan sistem budi daya yang tidak tergantung pada bahan-bahan kimia.[7] Sistem ini dikenal dengan istilah pertanian organik.[7] Dalam budi daya tanaman obat dapat dimanfaatkan pupuk organik untuk menambah unsur hara mineral yang dibutuhkan tanaman.[7] Pupuk organik yang digunakan di antaranya adalah pupuk kandang, bokhasi, kompos, humus, sampah dapur, dan serasah daun.[7] Selain itu, sebagai bahan pengendali hama penyakit tanaman, dapat dimanfaatkan pestisida alami yang terdapat di sekitar rumah, seperti tanaman babadotan (Ageratum conyzoides), sirsak, lantana, dan daun tembakau.[7]

MANFAAT TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA).

2 Juli 2010 pukul 0:07

Tanaman obat keluarga (TOGA) pada dasarnya adalah tanaman yang ditanam di halaman rumah, kebun ataupun sebidang tanah atau ditanam didalam pot yang dimanfaatkan sebagai budidaya tanaman yang berkhasiat sebagai obat dalam rangka memenuhi kebutuhan keluarga akan obat-obatan. Tanaman obat keluarga juga berfungsi sebagai pemanfaatan lingkungan di sekitar rumah dan kebun. Di era sekarang semakin banyak keluarga yang sadar betul apa manfaat dari tanaman obat itu sendiri.

Di Indonesia, pemanfaatan tanaman sebagai obat-obatan juga telah berlangsung ribuan tahun yang lalu. Pada pertengahan abad ke XVII seorang botanikus bernama Jacobus Rontius (1592 – 1631) mengumumkan khasiat tumbuh-tumbuhan dalam bukunya De Indiae Untriusquere Naturali et Medica. Meskipun hanya 60 jenis tumbuh-tumbuhan yang diteliti, tetapi buku ini merupakan dasar dari penelitian tumbuh-tumbuhan obat oleh N.A. van Rheede tot Draakestein (1637 – 1691) dalam bukunya Hortus Indicus Malabaricus. Pada tahun 1888 didirikan Chemis Pharmacologisch Laboratorium sebagai bagian dari Kebun Raya Bogor dengan tujuan menyelidiki bahan-bahan atau zat-zat yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan yang dapat digunakan untuk obat-obatan. Selanjutnya penelitian dan publikasi mengenai khasiat tanaman obat-obatan semakin berkembang.

Manfaat dari tanaman obat keluarga sangat beragam tergantung subjektifitas kita memandangnya. Beberapa manfaat tanaman obat keluarga antara lain :1. Sebagai pelengkap obat-obatan keluarga yang bersifat tradisional2. Bernilai tambah estetika bila di tata dengan apik dan rapi3. Memberi Contoh Cara Pemanfaatan Lingkungan Pekarangan4. Menambah Nilai Keasrian dan Kesejukan Halaman pekarangan rumah5. Tentunya dapat kelola dengan baik dan dapat menghasilkan pendapatan tambahan.

Beberapa jenis –jenis tanaman obat keluarga seperti :A. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan daunnya : 1. Daun dewa (Gynura Segetum) : Menyembuhkan muntah darah dan payudara bengkak2. Seledri : Menyembuhkan tekanan darah tinggi3. Belimbing : Menyembuhkan tekanan darah tinggi4. Kelor : Mengobati panas dalam dan demam5. Daun bayam duri : Mengobati kurang darah6. Kangkung : Mengobati insomnia7. Saga (Abrus precatorius) : Menyembuhkan batuk dan sariawan8. Pacar cina (Aglaiae ordorota Lour) : Menyembuhkan penyakit gonorrhoe (penyakit kelamin)9. Landep (Barleriae prionitis L.) : Menyembuhkan rematik10. Miana (Coleus atropurpureus Bentham) : Menyembuhkan wasir11. Pepaya (Carica papaya L.) : Menyembuhkan demam dan disentri12. Jintan (Coleus amboinicus) : Menyembuhkan batuk, mules, dan sariawan13. Pegagan (Cantella asiatica Urban) : Menyembuhkan sariawan dan bersifat astringensia (mampu membasmi bakteri)14. Blustru (Luffa cylindrice Roem) : Bersifat diuretik (peluruh air seni)15. Kemuning (Murrayae paniculata Jack) : Menyembuhkan penyakit gonorrhoe16. Murbei (Morus indica Rumph) : Bersifat diuretik17. Kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth) : Bersifat diuretik

18. Sirih (Chavica betle L.) : Menyembuhkan batuk, antiseptika (membunuh mikroorganisme berbahaya), dan obat kumur19. Randu (Ceiba pentandra Gaerth) : Sebagai obat diare dan obat kumur20. Salam (Eugenia polyantha Wight) : Bersifat astringensia21. Jambu biji (Psidium guajava L.) : Menyembuhkan diare

B. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan batangnya : 1. Kayu manis (Cinnamomum burmanii) : Mengobati penyakit batuk dan sesak napas, nyeri lambung, perut kembung, diare, rematik, dan menghangatkan lambung2. Dadap ayam (Erythrina varigata Linn.Var.orientalis) : Menyembuhkan asma3. Pulasari (Alyxia stellata Roem) : Obat perut kembung4. Brotawali (Tonospora rumphii Boerl) : Mengobati demam, sakit kuning, obat cacingan, kudis, dan diabetes5. Kemukus (Piper cubeba L.) : Obat radang selaput lendir saluran kemih6. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) : Sebagai antiseptik, sehingga dapat dipakai sebagai obat kumur7. Delima (Punice granatum L.) : Sebagai anti cacing pita (obat antelmentika)

C. Jenis tanaman oabat keluarga yang dimanfaatkan akarnya :1. Pepaya (Carica papaya L.) : Obat cacing2. Aren (Arenga pinnata Merril) : Obat diuretik3. Pule pandak (Rauwolfia serpentina Benth) : Obat antihipertensiva dan gangguan neuropsikhlatrik, seperti tekanan darah tinggi

D. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan umbinya (rimpang) : 1. Bangle (Zingiber purpureum Roxb.) : Menyembuhkan sakit kepala, susah buang air besar, nyeri pada perut, sakit kuning, perut kembung, dan melangsingkan tubuh2. Jahe (Zingiber officinale Rosc.) : Menghangatkan badan, menyembuhkan sakit pinggang, asma, muntah, dan nyeri otot3. Kencur (Kaempferia galanga L.) : Menyembuhkan sakit kepala, obat batuk, melancarkan keringat, dan mengeluarkan dahak4. Kunyit (Curcuma domestica Val.) : Menyembuhkan diare, masuk angin, hepatitis, dan kejang-kejang5. Lempuyung (Zingiber zerumbel) : Obat pelangsing, penambah nafsu makan, disentri, dan diare6. Lengkuas (Languas galanga L.Stunzt) : Mengobati panu, serta bersifat antifungi dan anti bakteri7. Temu giring (Curcuma heynaena Val.) : Obat anti cacing, sakit perut, dan melangsingkan tubuh8. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) : Mengatasi sembelit, memperbanyak ASI, dan memperkuat sekresi empedu9. Temu hitam (Curcuma aeroginosa Roxb.) : Obat anti cacing, mencegah kelesuan, dan memperlancar peredaran darah10. Alang-alang (Imperata cylindrica Beav.) : Obat untuk memperlancar air seni (diuretik)

E. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan bijinya :

1. Kecubung (Datura metel) : Menyembuhkan penyakit asma, bisul, dan anus turun2. Kapur barus (Dryobalanops aromatica Gaertn.) : Menyembuhkan gangguan pencernaan3. Pinang (Areca catecha L.) : Tepung biji pinang berkhasiat sebagai obat antelmentika, terutama terhadap cacing pita4. Kedawung (Parkia biglobosa Bentham) : Sebagai bahan obat sakit perut, mulas, diare, dan bersifat astringensia5. Pala (Myristica) : Mengatasi perut kembung, sebagai stimulansia setempat terhadap saluran pencernaan, bahan obat pembius, menyebabkan rasa kantuk, dan memperlambat pernapasan6. Jamblang (Eugenia cumini Merr) : Sebagai bahan obat untuk menyembuhkan penyakit kencing manis (diabetes)

F. Jenis tanaman obat keluarga yang dimanfaatkan buahnya : 1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) : Menyembuhkan penyakit demam, batuk kronis, kurang darah, menghentikan kebiasaan merokok, menghilangkan bau badan, menyegarkan tubuh, dan memperlancar buang air kecil2. Cabai merah (Capsicum annuum L.) : Obat gosok untuk penyakit rematik dan masuk angin3. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi) : Menyembuhkan penyakit batuk, melegakan napas, dan mencairkan dahak4. Mengkudu (Morinda citrifolia) : Mengobati penyakit radang usus, susah buang air kecil, batuk, amandel, difetri, lever, sariawan, tekanan darah tinggi, dan sembelit5. Kemukus (Piper cubeba L.) : Obat radang selaput lendir saluran kemih6. Kapulaga (Elettaria cardamomum Maton) dan ketumbar (Coriandrum sativum L.) : Obat anti kembung

TANAMAN OBAT KELUARGA DAN MANFAATNYA

20 Comments

1. Temulawak (Curcuma xanthorhiza roxb)

Manfaat temulawak untuk mengobati sakit kuning, diare, maag, perut kembung dan pegal-pegal. Terakhir juga bisa dimanfaatkan untuk menurunkan lemak darah, mencegah penggumpalan

darah sebagai antioksidan dan memelihara kesehatan dengan meningkatkan daya kekebalan tubuh.

2. Kunyit

Manfaat kunyit banyak digunakan sebagai ramuan jamu karena berkhasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan, menghilangkan gatal, dan menyembuhkan kesemutan.  Bermanfaat juga sebagai anti inflamasi, anti oksidan, anti mikroba, pencegah kanker, anti tumor, dan menurunkan kadar lemak darah dan kolesterol, serta sebagai pembersih darah.

3. Keji Beling

Keji beling atau orang jawa menyebutnya dengan nama “sambang geteh.” Tumbuhan ini memiliki banyak mineral seperti kalium, kalsium, dan natrium serta unsure mineral lainnya. Disamping itu juga terdapat asam silikat, tannin, dan glikosida. Kegunaannya sebagai obat disentri, diare (mencret) dan obat batu ginjal serta dapat juga sebagai penurun kolesterol. Daun tanaman ini selain direbus untuk diminum airnya, juga dapat dimakan sebagai lalapan setiap hari dan dilakukan secara teratur. Daun keji beling juga kerap digunakan untuk mengatasi tubuh yang gatal kena ulat atau semut hitam, caranya dengan cara mengoleskan langsung daun keji beling pada bagian yang gatal tersebut. Demikian pula untuk mengobai penyakit lever (sakit kuning), ambien (wasir) dan maag.

4. Sambiloto

Bermanfaat melindungi hati, sambiloto juga dapat menekan pertumbuhan sel kanker. Hal ini disebabkan karena senyawa aktifnya, yakni Andrographolide, menurunkan ekspresi enzim CDK4 (cyclin dependent kinase 4). Andrographolide yang terkandung memiliki sifat melindungi hati (hepatoprotektif), dan terbukti mampu melindungi hati dari efek negatif galaktosamin dan parasetamol.

5. Handeuleum (Graptopthyllum pictum [L.] Griff)

Khasiat dan cara pengobatan: Wasir: 10 g daun handeuleum segar dicuci bersih lalu direbus dalam 2 gelas air sampai air rebusan tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum air rebusan pagi dan sore masing-masing ½ gelas. Memar: kulit batang dibersihkan lalu ditumbuk halus kemudian dibalurkan dan dibalut dengan perban pada daerah yang memar. Ganti 2 kali sehari. Sembelit: cuci 7 lembar daun lalu rebus dengan 2 gelas air hingga 1 gelas. Setelah dingin, saring dan minum sekaligus.

6. Jahe

Mengandung senyawa oleoresin yang lebih dikenal sebagai gingerol yang bersifat sebagai antioksidan, sebagai komponen bioaktif antipenuaan. Bermanfaat melindungi lemak/membran dari oksidasi, menghambat oksidasi kolesterol, dan meningkatkan kekebalan tubuh, masuk angin, sakit kepala, sakit kepala sebelah, mabuk kendaraan dan param untuk anggota badan yang terkilir.

7. Tempuyung (Sonchus arvensis L)

Di dalam daun tersebut terkandung kalium berkadar cukup tinggi. Membuat batu ginjal berupa kalsium karbonat tercerai berai, karena kalium akan menyingkirkan kalsium untuk bergabung dengan senyawa karbonat, oksalat, atau urat yang merupakan pembentuk batu ginjal. Endapan batu ginjal itu akhirnya larut dan hanyut keluar bersama urine.

8. Bawang putih (Allium sativum)

Bermanfaat mengobati flu dan batuk, menurunkan kadar kolesterol tinggi, mencegah dan mengobati kanker perut, kanker usus besar, penyakit darah tinggi dan jantung.

9. Belimbing Wuluh

Buahnya bermanfaat untuk gusi berdarah, sakit gigi, disamping buah daun belimbing wuluh bisa digunakan untuk param sakit rematik, penyakit kulit, dan juga bermanfaat untuk jamu pegel linu.

10. Beluntas

Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan.

11. Brokoli

kandungan vitamin C pada brokoli jumlahnya lebih banyak daripada jeruk Kandungan kalsium brokoli juga lebih besar dibandingkan segelas susu, dan brokoli juga diketahui mengandung lebih banyak serat daripada sepotong roti gandum Cara mengkonsumsinya pun sangat mudah, bisa dimakan mentah, ditumis, dicampur sebagai salah satu bahan sop atau dikukus sebagai lalapan. Meningkatkan daya kerja otak.

12. Daun Dewa

Manfaat Efek farmakologis daun dewa adalah antikoagulan (koagulan=zat yang mempermudah dan mempercepat pembekuan darah), mencairkan bekuan darah, stimulasi sirkulasi, menghentikan perdarahan, menghilangkan panas, dan membersihkan racun. Mengatasi kejang pada anak dan beberapa jenis pendarahan. Untuk mengatasi luka terpukul, tak datang haid, pendarahan pada wanita, pembengkakan payudara, batuk, dan muntah darah, tumor, kutil dan kanker.

13. Ciplukan (Physallis angulata Linn. Atau physallis minima Linn)

Bermanfaat dalam pengobatan Alternatif Herbal Influenza, Sakit tenggorok, Batuk rejan, Bronchitis, Gondongan, Pembekakan buah pelir, Bisul, Borok, Kencing manis, Sakit paru – paru, Ayan, Pembekakan prostate.

14. Jambu Biji

Penyakit Yang Dapat Diobati : Diabetes melitus, Maag, Diare (sakit perut), Masuk angin, Beser; Prolapsisani, Sariawan, Sakit Kulit, Luka baru dan jus jambu biji bisa untuk menyembuhkan penyakit demam berdarah.

15. Jeruk Nipis

Jeruk nipis punya banyak manfaat. Selain menjadi minuman yang menyegarkan, Air jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat kumur pada penderita sakit tenggotokan. Bau harumnya membuat enak, sedap ketika kita berkumur. Kulitnya, bila ditahan di dalam mulut, bisa mengharumkan atau mengurangi bau mulut tak sedap dan mengatasi radang karena mengandung zat asam yang dapat mematikan kuman. jeruk nipis juga dimanfaatkan untuk mengatasi disentri, sembelit, ambeien, haid tak teratur, difteri, jerawat, kepala pusing atau vertigo, suara serak, batuk, bau badan, menambah nafsu makan, mencegah rambut rontok, ketombe, flu, demam, terlalu gemuk, amandel, penyakit anyang-anyangan (kencing terasa sakit), mimisan, dan radang hidung.

16. Kencur

Bermanfaat mengobati Influenza pada Bayi, Menghilangkan lelah, minuman kesegaran, radang lambung, batuk dan melancarkan haid.

17. Daun Kemangi

Konsumsi lalap kemangi secara rutin dapat mencegah bau mulut, daun kemangi atau sari daun kemangi dapat menyembuhkan penyakit diare, gangguan pada vagina, nyeri payudara, hingga mengatasi batu ginjal dan albuminaria. Daun kemangi terbukti berkhasiat ampuh mengatasi keluhan flu, diare, sakit kepala, cacingan, sembelit. Selain itu, penelitian tersebut juga membuktikan manfaat daun kemangi untuk mengobati perut kembung, maag, badan lesu, masuk angin, hingga mengatasi kejang. Aroma dari daun kemangi juga dapat digunakan sebagai obat nyamuk.

Dan masih banyak lagi yang segera saya tambahkan, semoga bermanfaat.