Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia

4
Tanah sulfat masam merupakan salah satu jenis tanah yang terdapat di sebagian wilayah Indonesia. Luas tanah sulfat masam di Indonesia kurang lebih. 6.7 juta hektar, sementara di Kalimantan diperkirakan mencapai 1.9 juta hektar. Pada umumnya topografi tanah sulfat masam di Kalimantan Selatan terdapat pada daerah datar dengan relief mikro dapat mencapai perbedaan 60 cm. Antara sungai dengan akhir kanal drainase perbedaan tinggi tidak lebih 80 cm. Fisiografi umumnya tergolong dataran (Plain) dan sebagianOld river Bed dan Ridge Tanah sulfat masam terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu setelah proses peningkatan muka air laut atau transgresi dimana air laut yang banyak mengandung sulfat tercampur dengan oksida besi dan bahan organik. Penyebaran tanah sulfat masam terjadi pada daerah rawa yang dipengaruhi air pasang surut dengan bervariasi kedalamannya yang tergantung dari periode sedimentasi. Hal paling dominan yang terjadi di lahan sulfat masam adalah tingkat kemasamnnya yang rendah. Kemasaman tanah sulfat masam menyebabkan pelepasan Al3+ terlarut dari mineral tanah yang bersifat racun bagi tanaman dan menyebabkan penurunan ketersediaan unsur fosfat bagi tanaman.

description

jaya

Transcript of Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia

Page 1: Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia

Tanah sulfat masam merupakan salah satu jenis tanah yang terdapat di sebagian

wilayah Indonesia. Luas tanah sulfat masam di Indonesia kurang lebih. 6.7 juta hektar,

sementara di Kalimantan diperkirakan mencapai 1.9 juta hektar. Pada umumnya topografi

tanah sulfat masam di Kalimantan Selatan terdapat pada daerah datar dengan relief mikro

dapat mencapai perbedaan 60 cm.  Antara sungai dengan akhir kanal drainase perbedaan

tinggi tidak lebih 80 cm. Fisiografi umumnya tergolong dataran (Plain) dan sebagianOld river

Bed dan Ridge

Tanah sulfat masam terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu setelah proses

peningkatan muka air laut atau transgresi dimana air laut yang banyak mengandung sulfat

tercampur dengan oksida besi dan bahan organik. Penyebaran tanah sulfat masam terjadi

pada daerah rawa yang dipengaruhi air pasang surut dengan bervariasi kedalamannya yang

tergantung dari periode sedimentasi. Hal paling dominan yang terjadi di lahan sulfat masam

adalah tingkat kemasamnnya yang rendah. Kemasaman tanah sulfat masam menyebabkan

pelepasan Al3+ terlarut dari mineral tanah yang bersifat racun bagi tanaman dan

menyebabkan penurunan ketersediaan unsur fosfat  bagi tanaman.

Tanah sulfat masam terbagi dalam dua bagian yaitu tanah sulfat masam aktual dan

tanah sulfat masam potensial. Tanah sulfat masam aktual biasanya seluruh lapisan tanah

memiliki tekstur halus, dengan kandungan fraksi liat 35-70%, dan debu 25-60%, sehingga

tekstur tanah tergolong liat berdebu. Lapisan atas berreaksi sangat masam sekali (pH 3,6),

sementara lapisan bawah antara kedalaman 20-120 cm menunjukkan pH rata-rata 2,8,

sehingga tergolong bereaksi masam ekstrim. Sedangkan tanah sulfat masam potensial

biasanya memiliki tekstur seluruh lapisan tanah menunjukkan halus, yaitu tekstur tanah liat

berdebu mempunyai kandungan liat antara 40-75%, dengan debu 25-60%. Reaksi tanah

lapisan atas rata-rata sangat masam sekali (pH 4,0-4,3), dan di lapisan bawah masam ekstrim

sampai sangat masam sekali (pH 3,5-3,8).

Page 2: Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia

Meskipun demikian tanah sulfat masam ini sebenarnya sangat potensial untuk

dikembangkan baik perikanan, pertanian maupun kehutanan. Hanya saja diperlukan

pengelolaan dan penanganan yang tepat. Beberapa kendala yang sering dihadapi pada

pengelolaan tanah sulfat masam adalah kondisinya yang tergenang, memiliki kandungan pirit

yang tinggi, serta pH yang sangat rendah apabila telah terjadi oksidadi pirit dimana pH < 2,0.

Pirit (FeS2) adalah zat yang hanya ditemukan di tanah pada daerah pasang surut. Dalam

kondisi reduksi, pirit bersifat stabil sesuai dengan suasana lingkungan pembentukannya.

Akibat penurunan air tanah, pirit yang berada di tanah bagian atas ikut terbuka di lingkungan

yang aerob, dan mengalami oksidasi pirit. Peristiwa reaksi pirit dengan udara (O2) yang

menyebabkan terbebasnya sejumlah besar ion sulfat (SO42-) dan hidrogen (H+) sehingga pH

tanah atau air menjadi sangat masam.   Selain H2SO4, dibebaskan juga oksida besi (Fe2O3)

dalam bentuk karat. Hal penting yang harus diperhatikan juga akibat dari oksidasi pirit adalah

penghancuran kristal mineral liat silikat yang akan membebaskan Al3+ sebagai sumber

kemasaman tanah.

Berbagai kendala yang dihadapi pada pengelolaan dan pemanfaatan tanah sulfat

masam tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai langkah. Diantaranya : pelaksanaan

konservasi tanah secara tepat, pemberian kapur dan pupuk, penggunaan teknologi ameliorasi,

penggunaan varietas yang adaptif, pengelolaan tanah dan air, serta pengelolaan surjan.

Tindakan konservasi tanah merupakan teknologi penyiapan lahan yang menganut  kepada

prinsip konservasi tanah dan air. Bertujuan untuk mengatasi dan mengendalikan terjadinya

degradasi kesuburan tanah terutama pada lahan-lahan marginal seperti lahan rawa pasang

surut sehingga produktivitas lahan dapat dipertahankan dan berkelanjutan.

Tindakan pemupukan sangat perlu dilakukan karena status hara pada tanah sulfat

masam tergolong rendah bahkan sangat rendah. Gejala defisiensi hara N, P, K, sering dialami

tanaman budidaya (lahan kering) yang kurang sehat dan  kerdil akibat kemasaman dan

Page 3: Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia

keracunan ion Al3+ dan Fe3+ yang tinggi. Tanaman yang diberi pupuk lengkap (N, P, dan K)

menunjukkan lebih baik. Pemberian pupuk ini juga akan lebih optimal apabila digabungkan

dengan pemberian kapur atau dolomit agar pH tanah dapat meningkat. Penggunaan varietas

yang adaptif juga mutlak dilakukan pada tanah-tanah sulfat masam, agar pertumbuhan

tanaman dapat berjalan optimal.