Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia
-
Upload
alexrisandi -
Category
Documents
-
view
8 -
download
1
description
Transcript of Tanah Sulfat Masam Merupakan Salah Satu Jenis Tanah Yang Terdapat Di Sebagian Wilayah Indonesia
Tanah sulfat masam merupakan salah satu jenis tanah yang terdapat di sebagian
wilayah Indonesia. Luas tanah sulfat masam di Indonesia kurang lebih. 6.7 juta hektar,
sementara di Kalimantan diperkirakan mencapai 1.9 juta hektar. Pada umumnya topografi
tanah sulfat masam di Kalimantan Selatan terdapat pada daerah datar dengan relief mikro
dapat mencapai perbedaan 60 cm. Antara sungai dengan akhir kanal drainase perbedaan
tinggi tidak lebih 80 cm. Fisiografi umumnya tergolong dataran (Plain) dan sebagianOld river
Bed dan Ridge
Tanah sulfat masam terbentuk sekitar 10.000 tahun yang lalu setelah proses
peningkatan muka air laut atau transgresi dimana air laut yang banyak mengandung sulfat
tercampur dengan oksida besi dan bahan organik. Penyebaran tanah sulfat masam terjadi
pada daerah rawa yang dipengaruhi air pasang surut dengan bervariasi kedalamannya yang
tergantung dari periode sedimentasi. Hal paling dominan yang terjadi di lahan sulfat masam
adalah tingkat kemasamnnya yang rendah. Kemasaman tanah sulfat masam menyebabkan
pelepasan Al3+ terlarut dari mineral tanah yang bersifat racun bagi tanaman dan
menyebabkan penurunan ketersediaan unsur fosfat bagi tanaman.
Tanah sulfat masam terbagi dalam dua bagian yaitu tanah sulfat masam aktual dan
tanah sulfat masam potensial. Tanah sulfat masam aktual biasanya seluruh lapisan tanah
memiliki tekstur halus, dengan kandungan fraksi liat 35-70%, dan debu 25-60%, sehingga
tekstur tanah tergolong liat berdebu. Lapisan atas berreaksi sangat masam sekali (pH 3,6),
sementara lapisan bawah antara kedalaman 20-120 cm menunjukkan pH rata-rata 2,8,
sehingga tergolong bereaksi masam ekstrim. Sedangkan tanah sulfat masam potensial
biasanya memiliki tekstur seluruh lapisan tanah menunjukkan halus, yaitu tekstur tanah liat
berdebu mempunyai kandungan liat antara 40-75%, dengan debu 25-60%. Reaksi tanah
lapisan atas rata-rata sangat masam sekali (pH 4,0-4,3), dan di lapisan bawah masam ekstrim
sampai sangat masam sekali (pH 3,5-3,8).
Meskipun demikian tanah sulfat masam ini sebenarnya sangat potensial untuk
dikembangkan baik perikanan, pertanian maupun kehutanan. Hanya saja diperlukan
pengelolaan dan penanganan yang tepat. Beberapa kendala yang sering dihadapi pada
pengelolaan tanah sulfat masam adalah kondisinya yang tergenang, memiliki kandungan pirit
yang tinggi, serta pH yang sangat rendah apabila telah terjadi oksidadi pirit dimana pH < 2,0.
Pirit (FeS2) adalah zat yang hanya ditemukan di tanah pada daerah pasang surut. Dalam
kondisi reduksi, pirit bersifat stabil sesuai dengan suasana lingkungan pembentukannya.
Akibat penurunan air tanah, pirit yang berada di tanah bagian atas ikut terbuka di lingkungan
yang aerob, dan mengalami oksidasi pirit. Peristiwa reaksi pirit dengan udara (O2) yang
menyebabkan terbebasnya sejumlah besar ion sulfat (SO42-) dan hidrogen (H+) sehingga pH
tanah atau air menjadi sangat masam. Selain H2SO4, dibebaskan juga oksida besi (Fe2O3)
dalam bentuk karat. Hal penting yang harus diperhatikan juga akibat dari oksidasi pirit adalah
penghancuran kristal mineral liat silikat yang akan membebaskan Al3+ sebagai sumber
kemasaman tanah.
Berbagai kendala yang dihadapi pada pengelolaan dan pemanfaatan tanah sulfat
masam tersebut, dapat dilakukan dengan berbagai langkah. Diantaranya : pelaksanaan
konservasi tanah secara tepat, pemberian kapur dan pupuk, penggunaan teknologi ameliorasi,
penggunaan varietas yang adaptif, pengelolaan tanah dan air, serta pengelolaan surjan.
Tindakan konservasi tanah merupakan teknologi penyiapan lahan yang menganut kepada
prinsip konservasi tanah dan air. Bertujuan untuk mengatasi dan mengendalikan terjadinya
degradasi kesuburan tanah terutama pada lahan-lahan marginal seperti lahan rawa pasang
surut sehingga produktivitas lahan dapat dipertahankan dan berkelanjutan.
Tindakan pemupukan sangat perlu dilakukan karena status hara pada tanah sulfat
masam tergolong rendah bahkan sangat rendah. Gejala defisiensi hara N, P, K, sering dialami
tanaman budidaya (lahan kering) yang kurang sehat dan kerdil akibat kemasaman dan
keracunan ion Al3+ dan Fe3+ yang tinggi. Tanaman yang diberi pupuk lengkap (N, P, dan K)
menunjukkan lebih baik. Pemberian pupuk ini juga akan lebih optimal apabila digabungkan
dengan pemberian kapur atau dolomit agar pH tanah dapat meningkat. Penggunaan varietas
yang adaptif juga mutlak dilakukan pada tanah-tanah sulfat masam, agar pertumbuhan
tanaman dapat berjalan optimal.