Industri Asam Sulfat

18
Industri Asam Sulfat Selain bahan kimia yang sangat aktif, asam sulfat juga merupakan bahan kimia yang paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan sebagai bahan untuk pembuatan garam-garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering lagi dipakai terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak murah. Asam sulfat digunakan dalam pembuatan pupuk, kulit, platina, pengolahan minyak, dan dalam pewarnaan tekstil. Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Philips, seorang Inggris, yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis. Pada tahun 1889, diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan oksigen secara berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang telah banyak mengalami penyempurnaan dalam rincinya dan dewasa ini telah merupakan suatu proses industri yang murah, kontinu dan dikendalikan secara otomatis. Semua pabrik asam sulfat yang baru menggunakan proses kontak. Salah satu kelemahan proses kamar yang menyebabkan orang tidak memakainya lagi adalah karena proses ini hanya mampu menghasilkan asam sulfat dengan konsentrasi sampai 78% saja. Pemekatannya merupakan suatu operasi yang mahal, sehingga pada tahun 1980, hanya tinggal satu pabrik saja yang menggunakan proses kamar yang masih beroperasi di Amerika Serikat.

Transcript of Industri Asam Sulfat

Page 1: Industri Asam Sulfat

Industri Asam Sulfat

Selain bahan kimia yang sangat aktif, asam sulfat juga merupakan bahan kimia yang

paling banyak dipakai dan merupakan produk teknik yang amat penting. Zat ini digunakan

sebagai bahan untuk pembuatan garam-garam sulfat dan untuk sulfonasi, tetapi lebih sering lagi

dipakai terutama karena merupakan asam anorganik yang agak kuat dan agak murah. Asam

sulfat digunakan dalam pembuatan pupuk, kulit, platina, pengolahan minyak, dan dalam

pewarnaan tekstil.

Proses kontak pertama kali ditemukan pada tahun 1831 oleh Philips, seorang Inggris,

yaitu dengan melewatkan campuran sulfur dioksida dan udara melalui katalis. Pada tahun 1889,

diketahui bahwa proses kontak dapat ditingkatkan dengan menggunakan oksigen secara

berlebihan di dalam campuran gas reaksi. Proses kontak sekarang telah banyak mengalami

penyempurnaan dalam rincinya dan dewasa ini telah merupakan suatu proses industri yang

murah, kontinu dan dikendalikan secara otomatis. Semua pabrik asam sulfat yang baru

menggunakan proses kontak. Salah satu kelemahan proses kamar yang menyebabkan orang tidak

memakainya lagi adalah karena proses ini hanya mampu menghasilkan asam sulfat dengan

konsentrasi sampai 78% saja. Pemekatannya merupakan suatu operasi yang mahal, sehingga

pada tahun 1980, hanya tinggal satu pabrik saja yang menggunakan proses kamar yang masih

beroperasi di Amerika Serikat.

Salah satu perusahaan yang memproduksi asam sulfat adalah PT. Dunia Kimia Utama

yang berlokasi di Indralaya, Sumatera Selatan. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai uraian

proses dari PT. Dunia Kimia Utama dalam memproduksi asam sulfat.

BAB II

KEGUNAAN ASAM SULFAT

Asam sulfat merupakan komoditas kimia yang sangat penting, , produksi asam sulfat

suatu negara merupakan indikator yang baik terhadap kekuatan industri negara tersebut.

Kegunaan asam sulfat, yaitu:

Page 2: Industri Asam Sulfat

  Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh dunia) asam sulfat adalah dalam "metode

basah" produksi asam fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk fosfat dan juga trinatrium

fosfat untuk deterjen.

  Asam sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh industri besi dan baja untuk menghilangkan

oksidasi, karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil.

  Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk pembuatan aluminium sulfat.

Alumunium sulfat dapat bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp kertas untuk

menghasilkan aluminium karboksilat yang membantu mengentalkan serat pulp menjadi

permukaan kertas yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat aluminium

hidroksida. Aluminium sulfat dibuat dengan mereaksikan bauksit dengan asam sulfat:

Al2O3 + 3 H2SO4 → Al2(SO4)3 + 3 H2O

  Asam sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri kimia. Sebagai contoh, asam sulfat

merupakan katalis asam yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim

menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat nilon.

BAB III

BAHAN BAKU

Bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat adalah belerang,

oksigen, air dan katalis vanadium pentaoksida sebagai bahan pembantu. Dimana belerang dan

vanadium pentaoksida di impor langsung dari Singapura, sedangkan oksigen di dapat dari udara

bebas. Untuk air yang digunakan didapat dari sumur bor yang melalui tahap pengolahan. Adapun

sifat fisik dari bahan baku pembuatan asam sulfat yaitu:

No

.Komponen Bentuk Warna Bau

Titik

didih

(oC)

Titik

Leleh

(oC)

1.

2.

3.

4.

Belerang

Oksigen

Vanadium Pentaoksida

Air

Padatan

Gas

Padatan

Cairan

Kuning

-

Kuning

-

Menyengat

-

-

-

444,6

-183

1750

100

120

-218,4

800

-

Page 3: Industri Asam Sulfat

Sumber : Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 1998

Sifat kimia dari bahan baku pembuatan asam sulfat yaitu:

No. KomponenBM

(gr/mol)Spgr Kelarutan

1.

2.

3.

4.

Belerang

Oksigen

Vanadium Pentaoksida

Air

32,06

32

181,9

18

2,046

1,14

3,357

1,004

Hygroskopis

-

Larut dalam asam dan alkali

Berfungsi sebagai pelarut

Sumber : Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 1998

BAB IV

URAIAN PROSES

Proses produksi asam sulfat di PT. Dunia Kimia Utama, menggunakan proses kontak.

Proses yang dilakukan melalui 3 tahapan, yaitu:

1. Pembakaran Belerang

Proses produksi asam sulfat di awali dengan peleburan sulfur (S) yang digunakan sebagai

bahan baku utama dengan menggunakan steam yang dialirkan pada coil-coil di Sulfur Melter

pada tekanan 4 Kg/cm2. Kemudian sulfur cair dipompakan dari Sulfur Melter melalui pipa-pipa

dan disemprotkan ke dalam Furnace. Di dalam Furnace terjadi pembakaran belerang dengan

udara.

Reaksi : S(g) + O2(g) → SO2(g)

Udara yang digunakan disuplai oleh Main Blower yang sudah mengalami proses

pengeringan. Proses pengeringan udara dilakukan di Drying Tower dengan menggunakan asam

sulfat sirkulasi dengan konsentrasi 93%-98%. Proses pengeringan udara tersebut dimaksudkan

untuk mencegah korosi oleh gas pada pembakaran dan untuk menghilangkan kandungan air

dalam udara.

Page 4: Industri Asam Sulfat

Proses pembakaran belerang cair menjadi SO2 dengan temperature pembakaran kurang

lebih 750-770oC. Gas hasil pembakaran di Furnace kemudian dialirkan ke Boiler melalui tube-

tube untuk diambil panasnya guna menghasilkan steam yang digunakan untuk mencairkan

belerang di Sulfur Melter, sebagian gas yang lain dialirkan ke Heat Exchanger bersama dengan

gas keluar dari Boiler yang telah diambil panasnya. Di dalam Heat Exchanger gas didinginkan

dengan menggunakan udara yang di suplai oleh Blower. Setelah itu aliran gas mengalami proses

penyaringan dan penstabilan suhu gas di Hot Gas Filter.

2. Oksidasi Katalitik SO2 Menjadi SO3 dengan Bantuan Katalis

Dari Hot Gas Filter aliran gas masuk ke Converter. Converter ini terdiri dari empat bed

katalis V2O5. Aliran gas masuk ke setiap bed diatur pada temperature 425-440oC. Dengan

bantuan katalis ini aliran gas tersebut (SO2) diubah menjadi gas SO3. Reaksi ini merupakan

reaksi eksoterm sehingga gas tersebut harus didinginkan pada tahap-tahap katalis.

Aliran gas keluar bed I dan bed II didinginkan dalam 1st and 2nd Heat Exchanger.

Sedangkan aliran gas dari bed III langsung masuk ke bed IV karena perbedaan temperature gas

keluar dan bed III dan bed IV sudah kecil.

Reaksi : SO2(g) + 1/2O2(g) → SO3(g)

Dari converter aliran gas SO3 masuk ke dalam SO3 Cooler A untuk didinginkan.

Kemudian didinginkan lebih lanjut ke SO3 Cooler B setelah itu aliran gas tersebut masuk ke

Absorbing Tower.

3. Absorbsi Gas SO3

Di Absorbing Tower terjadi proses penyerapan gas SO3 dengan menggunakan sirkulasi

asam sulfat dengan konsentrasi 98-99% yang diatur di AT Pump Tank. Asam resirkulasi tersebut

kemudian diencerkan dengan menambahkan air dan setelah itu baru dialirkan kembali ke dalam

AT Pump Tank. Asam sulfat yang dihasilkan pada AT Pump Tank setelah mencapai level

maksimum yang ditentukan, kemudian ditransfer dan ditampung di Sulphuric Acid Storage

Tank.

Reaksi yang terjadi di absorbing tower yaitu:

SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq)

Page 5: Industri Asam Sulfat

H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq)

PT. Dunia Kimia Utama memiliki dua buah Acid Storage Tank berkapasitas 1000 ton dan satu

buah Acid Storage Tank berkapasitas 200 ton.

  BAB V

REAKSI KIMIA YANG TERJADI

Reaksi kimia yang terjadi yaitu:

a. S(s) + O2(g) → SO2(g)

Reaksi pembakaran belerang dengan udara ini terjadi di dalam furnace.

b. SO2(g) + ½ O2(g) → SO3(g)

Reaksi ini terjadi di dalam converter.

Page 6: Industri Asam Sulfat

c. SO3(g) + H2SO4(l) → H2SO4.SO3(aq)

H2SO4.SO3(aq) + H2O(l) → 2 H2SO4(aq)

Reaksi ini terjadi di absorbing tower.

BAB VI

PERALATAN PROSES PEMBUATAN

Peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan asam sulfat, yaitu:

1. Sulfur Melter

Fungsinya sebagai tempat pencairan atau peleburan belerang dengan bantuan panas steam pada

coil.

2. Pompa Sulfur

Fungsinya sebagai pengalir sulfur cair ke furnace. Pompa ini mempunyai pipa-pipa penyaluran

luar bermantel uap, sehingga belerang tidak menjadi dingin dan membeku, karena titik lebur

belerang adalah 115oC.

Page 7: Industri Asam Sulfat

3.      Main Blower

Fungsinya sebagai penyuplai udara untuk proses pembakaran ke furnace. Main blower yang

digunakan adalah tipe turbo fun dengan kapasitas 117 m3/menit dan tekanan operasi 1800

mmHg.

4.      Drying Tower

Fungsinya sebagai unit proses tempat terjadinya pengeringan udara oleh sirkulasi asam sulfat

(minimal 93%) dari DT Pump Tank. Drying Tower yang dipakai adalah tipe packed column

dengan tinggi 8,254 m, diameter dalam 2,62 m dan diameter luar 2,86 m.

5.      DT Pump Tank

Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari atau ke Absorbing

Tower. DT pump tank yang digunakan mempunyai tinggi 1,8 m, diameter dalam 2,76 m,

diameter luar 3 m dan kapasitas 8,8 m3/menit.

6.      AT Pump Tank

Fungsinya sebagai tangki penampungan sirkulasi asam sulfat yang dari atau ke absorbing tower

dan juga sebagai tangki produksi, yaitu pengenceran (hidrasi) dengan air. AT Pump Tank yang

digunakan mempunyai tinggi 1,8 m, diameter dalam 2,76 m, diameter luar 3m, dan kapasitas 8,8

m3/menit.

7.      Furnace

Fungsinya sebagai tempat berlangsungnya proses pembakaran belerang cair dengan udara

menjadi gas SO2. Furnace yang dipakai berbentuk silinder mendatar dengan panjang 7,02 m,

diameter luar 2,04 m dan diameter ruang bakar 1,65 m.

8.      Boiler

Page 8: Industri Asam Sulfat

Fungsinya sebagai tempat memproduksi steam. Boiler yang digunakan berbentuk silinder

mendatar dengan dapur dan pipa-pipa api (fire tube). Boiler ini mempunyai panjang 4,6 m dan

tekanan operasi 4 kg/cm2.

9.      Absorbing tower

Fungsinya sebagai unit proses terjadinya proses penyerapan gas SO3 oleh sirkulasi asam sulfat

(98,3%-99%) Absorbing Tower yang digunakan adalah tipe packed column dengan tinggi 8,875

m, diameter dalam 2,62 m dan diameter luar 2,86 m.

10.  AT Pump

Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari AT Pump Tank ke

Absorbing Tower. AT Pump yang digunakan mempunyai kecepatan putar 1450 Rpm dan

kapasitas 1,2 m3/menit.

11.  DT Pump

Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi asam sulfat dari DT Pump Tank ke Drying

Tower. DT Pump yang digunakan mempunyai kapasitas 1,2 m3/menit.

12.  Plug Vlave

Fungsinya sebagai pengatur aliran gas dari furnace dan boiler.

13.  Heat exchanger (on gas filter)

Fungsinya sebagai alat untuk mendinginkan aliran gas dari furnace dan boiler yang akan masuk

ke converter. Heat exchanger yang digunakan adalah tipe shell and tube dengan jumlah tube 109

buah dan panjang tube 2,47 m. Heat exchanger mempunyai tinggi 3 m dan diameter 1,40 m.

14.  Gas filter

Fungsinya sebagai alat penyaring untuk aliran gas yang akan masuk ke converter. Gas filter

mempunyai tinggi 1,53 m dan diameter 3,448 m.

Page 9: Industri Asam Sulfat

15.  Converter

Fungsinya sebagai unit proses berlangsungnya proses perubahan gas SO2 menjadi gas SO3

dengan bantuan katalis vanadium pentaoksida. Converter yang digunakan mempunyai jumlah

bed 4 buah, tinggi 8,5 m, diameter dalam 2,76 m dan diameter luar 3,002 m.

16.  1st and 2nd Heat exchanger

Fungsinya sebagai tempat mendinginkan aliran gas yang keluar dari converter khususnya dari

bed I dan bed II. Tipe yang digunakan adalah tipe shell and tube.

17.  SO3 Cooler

Fungsinya sebagai tempat pendingin aliran gas SO3 yang akan masuk ke Absorbing Tower.

Cooler yang dipakai adalah tipe shell and tube dengan tinggi 1,78 m.

18.  Distributor

Fungsinya sebagai alat untuk menyebarkan aliran asam sulfat di dalam absorbing tower dan

drying tower.

19.  Cooling tower

Fungsinya sebagai tempat pendingin air yang keluar dari acid cooler.

20.  Cooling water pump

Fungsinya sebagai alat untuk memompakan sirkulasi pendingin dari cooling water pit ke acid

cooler.

21.  Plate Heat exchanger (acid cooler)

Fungsinya sebagai unit mendinginkan sirkulasi asam sulfat dari AT/DT Pump Tank ke AT/DT.

Plate heat exchanger (acid cooler) yang digunakan adalah tipe plate dengan tekanan operasi 5

kg/cm2

Page 10: Industri Asam Sulfat

BAB VII

PRODUK

Produk asam sulfat yang dihasilkan oleh PT. Dunia Kimia Utama memiliki konsentrasi

98,5%. Sifat fisik asam sulfat yang dihasilkan yaitu:

No. Parameter Sifat Fisik Produk

1.

2.

3.

4.

5.

Bentuk

Warna

Bau

Titik Didih

Titik Leleh

Cairan

Jernih

Menyengat

340oC

10,49oC

Sedangkan sifat kimia asam sulfat yang dihasilkan yaitu:

No. Parameter Sifat Kimia Produk

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Rumus Molekul

BM

Densitas

Spgr

Kelarutan

Viskositas

H2SO4

98,08 gr/mol

1,84 g/cm3

1,834

Larut dalam air dengan semua perbandingan

26,7 cP (20 °C)

BAB VIII

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

a.      Pengolahan limbah gas

Dilakukan dengan pemasangan alat filter yang berfungsi untuk menyaring partikel gas asam

yang mungkin terbawa gas buangan akibat proses absorbsi kurang sempurna.

Page 11: Industri Asam Sulfat

b.      Pengolahan limbah cair

Menggunakan system netralisasi dan sedimentasi dengan bahan pembuatan batu kapur, soda ash

atau soda kaustik (NaOH).

c.       Pengolahan limbah padat

Limbah padat diolah dengan cara mengumpulkannya pada suatu tempat penampungan dan

secara periodic limbah padat tersebut diangkat oleh dinas kebersihan.

d.      Pengolahan limbah yang berupa debu dan kebisingan

Mengadakan penghijauan di sekeliling pabrik, mengisolir sumber bising dengan tembok,

memasang alat penghisap debu, dan mewajibkan karyawan memakai masker dan ear protector.

BAB IX

NERACA MASSA

Reaksi pada Furnace

S + O2 → SO2

1 tmol 1 tmol -

1 tmol 1 tmol 1 tmol

- - 1 tmol

Kompone

n

Input Output

Tmol ton tmol ton

S

O2

SO2

1

1

-

32

32

-

-

-

1

-

-

64

∑ 64 64

Page 12: Industri Asam Sulfat

Reaksi pada Converter

SO2 + ½ O2 → SO3

1 tmol 0.5 tmol -

1 tmol 0.5 tmol 1 tmol

- - 1 tmol

Kompone

n

Input Output

Tmol ton tmol ton

SO2

O2

SO3

1

0.5

-

64

8

-

-

-

1

-

-

80

∑ 72 80

Reaksi pada Absorber

SO3 + H2SO4 → H2SO4.SO3

1 tmol 1 tmol -

1 tmol 1 tmol 1 tmol

  - - 1 tmol

KomponenInput Output

tmol ton tmol ton

SO3

H2SO4

H2SO4.SO3

1

1

-

80

98

-

-

-

1

-

-

178

∑ 178 178

H2SO4.SO3 + H2O → 2H2SO4

Page 13: Industri Asam Sulfat

1 tmol 1 tmol -

1 tmol 1 tmol 2 tmol

  - - 2

tmol

KomponenInput Output

tmol ton tmol ton

H2SO4.SO3

H2O

H2SO4

1

1

-

178

18

-

-

-

2

-

-

196

∑ 196 196

referensi :

Bareta, Winda. 2005. Laporan Akhir Tinjauan Tinggi Packing Absorbing Tower Terhadap

Daya   Serap Gas SO3 Dalam Pembuatan Asam Sulfat PT. Dunia Kimia Utama Inderalaya Kab.

Ogan Ilir. Palembang.

Austin, George T. 1996. Industri Proses Kimia. Jilid 1. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Perry, R.H., Perry’s Chemical Engineering’s Hand Book, 6th edition, McGraw Hill Book Company.

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam_Sulfat