Tanah Air 18 Agustus - ftp.unpad.ac.id · transaksi BBM jenis solar ilegal di perairan Batulicin,...

1
Perusahaan Diminta Bayar THR Karyawan PERUSAHAAN swasta yang berinvestasi di Kalimantan Tengah (Kalteng) diminta membayar tunjang hari raya (THR) paling lambat tujuh hari sebe- lum Idul Fitri 1431 Hijriah, yakni 3 September mendatang. ‘’Dalam waktu dekat, kami akan surati seluruh perusahaan yang melaku- kan operasi di Kalteng untuk tetap konsisten membayar THR karyawan seperti tahun-tahun sebelumnya. THR itu diharapkan diberikan paling lambat seminggu sebelum hari raya,’’ ujar Kepala Dinas Kependuduk- an dan Transmigrasi Kalteng Herry Susanto di Palangkaraya, kemarin. (SS/N-1) PGRI NTB Minta Pemda Bayar Uang Sertifikasi PGRI Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan batas waktu hingga akhir Agustus kepada pemerintah kabupaten/kota se-NTB untuk membayar uang sertifikasi guru yang seharusnya sudah mereka terima. “Kalau ti- dak, kami sudah sepakat mengambil sikap,” kata Ketua PGRI NTB Ali H Rahim, kemarin siang. Tunjangan sertifikasi tersebut seharusnya dibayarkan setiap enam bulan sekali. Di NTB, lebih dari 12 ribu orang guru yang telah memiliki sertifikasi dan sekitar 45 ribu guru yang belum sertifikasi. Pemerintah pusat telah mentransfer sebesar Rp450 miliar dan berada di kas daerah. Alasan pe- merintah kabupaten/kota belum mencairkan dana tersebut karena belum diselesaikan di DPRD menjadi bagian dari APBD. (YR/N-1) Imigran Kabur Ditangkap di Manggarai Barat SEBANYAK empat dari enam imigran asal Timur Tengah yang kabur dari tahanan Kantor Imigrasi Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, pekan lalu, ditangkap di pelabuhan laut Labuan Bajo, Manggarai Barat, kemarin. Empat imigran tersebut ditangkap di lokasi yang berbeda. Tiga orang di antaranya ditangkap di kapal feri yang berlayar menuju Sape, NTB. Sementara itu, satu lainnya ditangkap di Hotel Biaz, Labuan Bajo. Sebanyak 21 imigran yang kabur lainnya belum berhasil ditemukan petu- gas. Puluhan imigran itu merupakan bagian dari 44 imigran yang kabur dari Rumah Detensi Imigrasi Kupang pada Rabu (11/8). Sebanyak 23 orang dari 44 imigran sudah berhasil ditangkap di lokasi berbeda. Polisi juga menangkap dua warga Kupang yang menampung imigran yang kabur itu. (PO/N-1) Tanah Air | 9 RABU, 18 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA DARI PULAU KE PULAU MI/PALCE Banjarmasin 10.15 Wita Banyumas 13.30 WIB KEPOLISIAN Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Selatan bekerja sama dengan unit patroli Mabes Polri me- nahan dua kapal yang terlibat transaksi BBM jenis solar ilegal di perairan Batulicin, Kabupa- ten Tanah Bumbu. Kepala Seksi Penegakan Hu- kum Polairud Polda Kalsel AK Yudi Ridarto, kemarin, mengatakan 4 nakhoda dan kepala kamar mesin (KKM) tiap kapal juga ditangkap dan kini ditetapkan sebagai tersangka. Menurut Yudi, para tersangka diancam Pasal 453 Undang-Un- dang Nomor 22/2001 tentang Minyak dan Gas dan Pasal 374 dan 480 KUHP, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (DY/N-1) SEKITAR 300 ribu petasan berbagai ukuran disita aparat Polres Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (16/8) malam dan kemarin. Polres juga meringkus tiga tersangka pemilik petasan ter- sebut. Kepala Satuan Reserse Krimi- nal Ajun Komisaris Zaenal Arifin menyatakan razia itu dilakukan untuk menjaga ke- nyamanan dan keamanan pada Ramadan. ‘’Sejak Senin malam sampai hari ini (kemarin), kami melakukan razia terhadap petasan. Yang disita lebih dari 300 ribu petasan berbagai u- kuran. Ada yang jenis cengis atau paling kecil dan petasan dengan ukuran diameter seki- tar 10 cm,’’ kata Zaenal, ke- marin. (LD/N-1) Kapal Terlibat BBM Ilegal Ditahan 300 Ribu Petasan Disita Polisi Wonogiri, Jawa Tengah 09.45 WIB R AZIA daging busuk atau berair di pasar- pasar tradisional Wono- giri, Jawa Tengah, pada Rama- dan ini sering gagal. Hal itu terjadi karena pedagang lebih pandai dalam melihat situasi atau gelagat gerakan aparatur penertib. “Penjual lebih cepat me- nyingkirkan daging semi- gelonggong ketika petugas datang,” ungkap Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Ke- lautan (Disnakperla) Wonogiri, Ruli Pramono Retno, seusai mengikuti upacara HUT ke-65 Kemerdekaan RI di Wonogiri, kemarin. Bahkan, para pedagang be- rani menjamin daging yang mereka jual sangat sehat, ker- ing, dan layak dikonsumsi. “Ada daging ayam semige- longgong yang tidak keburu di- selamatkan, dan disita di Pasar Pracimantoro,” imbuhnya. Sebelum Ramadan, Disnak- perla Wonogiri beberapa kali sempat menyita daging sapi atau daging ayam yang kadar airnya di ambang batas normal. Sayangnya, Ruli tidak bersedia menyebutkan jumlah volume daging tidak sehat atau busuk yang berhasil disita. Sebaliknya Suryani, peda- gang daging di Pasar Wonogiri Kota menyatakan, sampai hari perayaan HUT ke-65 Kemerde- kaan RI, harga daging sapi masih sama dengan harga ta- hun lalu, yakni Rp60 ribu per kilo. Harga diperkirakan akan naik, dua minggu menjelang Idul Fitri. Dari Klaten, Jateng, dilapor- kan, perdagangan daging ayam suntikan merebak atau mudah ditemui di daerah itu. Harga daging suntik lebih murah sekitar Rp2 ribu, jika dibandingkan dengan da- ging normal yang mencapai Rp25.000 per kilogram. ‘’Yang suntik lebih murah,’’ ujar Yati, 40, pedagang di Pasar Wedi. Hal yang sama dikemukakan Iis, 38, penjual daging ayam di Pasar Srago. Menurut dia, jual daging suntik lebih laku karena murah. Dalam sehari rata-rata bisa terjual sebanyak 35 kilogram. Untuk mengelabui pembeli, daging ayam suntik dicam- purkan dengan yang normal. ‘’Tidak banyak yang bisa mem- bedakan antara daging suntik dan daging segar,’’ jelas Iis, kemarin. Kepala Unit Rumah Potong Hewan Dinas Pertanian Klaten Triyanto mengakui adanya peredaran daging ayam suntik itu. ‘’Kami mencatat sekitar 25% daging ayam di pasar sun- tikan,’’ katanya. (WJ/JS/N-1) Sulit Tertibkan Daging Gelonggong Tidak banyak yang bisa membedakan antara daging suntik dan daging segar.” Iis Pedagang ayam MERAWAT BUAH NAGA: Petani menyiram tanaman buah naga di Desa Rombasan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, kemarin. Perawatan selama musim kemarau dilakukan lebih intensif, untuk mendapatkan hasil maksimal saat musim panen yang biasanya berlangsung pada musim hujan. Harga buah naga berkisar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kg. ANTARA/SAIFUL BAHRI M ELAYANI kebutuh- an masyarakat ter- hadap bahan ba- kar minyak (BBM) sudah menjadi bagian dari tugas PT Pertamina (persero) sejak ber- operasi pada 1957 lalu. Tugas itu bahkan bertambah ketika pada 2007 silam pemerintah meluncur- kan program konversi minyak ta- nah ke elpiji 3 kilogram (kg). Namun, seiring dengan dina- mika kompetisi sektor hilir migas nasional yang ditandai masuknya korporasi-korporasi asing, Per- tamina bertekad tidak sekadar jago kandang. Upaya merambah pasar BBM dan pelumas di luar negeri pun dirintis BUMN energi ini. Dalam penuturannya kepada Media Indonesia, baru-baru ini, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo me- ngatakan pihaknya melakukan penetrasi pasar manca negara de- ngan berbagai cara. Antara lain, melakukan aliansi strategis pemasaran produk (co- branding) pelumas di luar negeri dengan perusahaan yang berepu- tasi tinggi. Selain itu, Pertamina me- layani pengisian avtur (bahan bakar pesawat) untuk maskapai pener- bangan di luar negeri, membuka cabang atau outlet pemasaran pelu- mas, serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar negeri. Menurut Djaelani, keberadaan produk dan layanan korporasi di sektor hilir terutama ritel akan memperkuat citra dan kepercayaan konsumen terhadap produk terse- but. Adapun negeri jiran Malay- sia menjadi target awal ekspansi SPBU BUMN migas ini. “Untuk jumlahnya kami masih menunggu izin akhir itu. Namun, kami siap membangun berapa pun SPBU sesuai dengan izin yang diberikan pemerintah Malaysia,” tuturnya. Sebelumnya, Pertamina sempat berencana membuka SPBU di Aus- tralia, dan di Singapura. Namun, lantaran perizinan penggunaan lahan serta proses birokrasi yang rumit, Pertamina mengalihkan target untuk membangun fasilitas tersebut di Malaysia. “BBM kita sudah teruji dan di- akui kualitasnya. Bahkan hampir seluruh operator SPBU yang me- rupakan kompetitor Pertamina dalam penjualan BBM di dalam negeri membeli BBM dari Pertami- na,” ujar Djaelani. Sementara itu, untuk produk pelumas (oli), Pertamina sudah melangkah lebih jauh. Di bebera- pa negara, dengan menggandeng perusahaan lokal sebagai distribu- tor, Pertamina menjual produk pelumas andalannya, yakni Fas- tron, Prima XP, dan Mesran. Jadi, jangan heran jika Anda melihat pelumas-pelumas Pertamina saat bertandang ke Taiwan, Singapura, Autralia, Jepang, Pakistan, Uni Emirat Arab, hingga Belgia. Dalam penuturannya, Perta- mina melakukan penetrasi di pasar pelumas Australia pada Oktober lalu. Selain jaraknya yang relatif dekat, ‘Benua Kanguru’ dianggap prospektif karena ketatnya stan- dar kualitas produk impor yang diterapkan pemerintah Australia. Karena itu, produk luar yang bisa menembus pasar Australia akan memiliki prestise. Di negara tersebut, Pertamina menyasar pengguna kendaraan kelas atas dan menengah. Jaring- an pemasaran yang dibidik ada- lah bengkel-bengkel, pul taksi, truk, dan bus, serta toko ritel suku cadang kendaraan. Saat ini, jelas Djaelani, Per- tamina juga sedang melakukan uji pasar di China. Ia berharap, tahun depan Pertamina sudah dapat me- masarkan produknya di ‘Negeri Tirai Bambu’. “Target kita sekitar 30 ribu ton per tahun ke China. Kita harapkan akan terus mening- kat setiap tahunnya,” ujarnya. Meski hanya 10% dari pasar da- lam negeri, target tersebut menun- jukkan Indonesia tidak perlu gen- tar atas pakta perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) yang ber- laku sejak 1 Januari 2010. Menurutnya, dengan posisi In- donesia yang sudah berswasem- bada oli serta dengan pengopera- sian pabrik oli Gresik berkapasitas produksi hingga 130 ribu kiloliter per tahun, sangat layak kalau oli Indonesia bisa menerobos pasar luar negeri. “Kami tidak ingin dalam posisi defender (pemain bertahan). Per- tamina juga akan turut melakukan penyerangan dengan produk pelu- mas ke China,” ujarnya. Hingga kini Pertamina meru- pakan pemain utama di pasar pelumas nasional dengan pangsa mendekati 60%. Tidak kurang dari 35 item produk pelumas Per- tamina beredar di pasar pelumas Tanah Air untuk memenuhi ke- butuhan domestik yang mencapai 650 ribu kl. Adapun dalam semes- ter pertama 2010, Pertamina telah mengekspor 357.000 liter pelumas ke luar negeri. Bukan cuma pelumas, Pertami- na juga akan membangun depo av- tur di Malaysia, Singapura, Dubai, dan Hong Kong, guna melayani ke- butuhan dua maskapai nasional se- perti Garuda Airlines dan Lion Air. Penyediaan avtur tersebut ber- asal dari surplus minyak tanah yang didapat Pertamina lantaran adanya program konversi minyak tanah ke elpiji yang berjalan sejak 2007. Karena itu, imbuh Djaelani, meski penguatan peran di sektor hulu (upstream) yakni kegiatan eks- plorasi dan produksi migas mau- pun energi terbarukan menjadi fokus Pertamina dalam mengejar target menjadi perusahaan migas nasional kelas dunia, sektor hilir yang terkait dengan penyediaan, distribusi dan pemenuhan kebu- tuhan energi di Tanah Air tidak akan diabaikan. (E-25) Invasi ke Negeri Jiran Langkah Awal Go Global Produk Indonesia bukan sekadar pemain bertahan. Jangan gentar menghadapi era perdagangan bebas. Kami tidak ingin dalam posisi defender (pemain bertahan). Pertamina juga akan turut melakukan penyerangan.” Djaelani Sutomo Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina

Transcript of Tanah Air 18 Agustus - ftp.unpad.ac.id · transaksi BBM jenis solar ilegal di perairan Batulicin,...

Page 1: Tanah Air 18 Agustus - ftp.unpad.ac.id · transaksi BBM jenis solar ilegal di perairan Batulicin, Kabupa-ten Tanah Bumbu. Kepala Seksi Penegakan Hu-kum Polairud Polda Kalsel AK Yudi

Perusahaan Diminta Bayar THR Karyawan

PERUSAHAAN swasta yang berinvestasi di Kalimantan Tengah (Kalteng) diminta membayar tunjang hari raya (THR) paling lambat tujuh hari sebe-lum Idul Fitri 1431 Hijriah, yakni 3 September mendatang.‘’Dalam waktu dekat, kami akan surati seluruh perusahaan yang melaku-kan operasi di Kalteng untuk tetap konsisten membayar THR karyawan seperti tahun-tahun sebelumnya. THR itu diharapkan diberikan paling lambat seminggu sebelum hari raya,’’ ujar Kepala Dinas Kependuduk-an dan Transmigrasi Kalteng Herry Susanto di Palangkaraya, kemarin. (SS/N-1)

PGRI NTB Minta Pemda Bayar Uang Sertifikasi

PGRI Nusa Tenggara Barat (NTB) memberikan batas waktu hingga akhir Agustus kepada pemerintah kabupaten/kota se-NTB untuk membayar uang sertifikasi guru yang seharusnya sudah mereka terima. “Kalau ti-dak, kami sudah sepakat mengambil sikap,” kata Ketua PGRI NTB Ali H Rahim, kemarin siang.Tunjangan sertifikasi tersebut seharusnya dibayarkan setiap enam bulan sekali. Di NTB, lebih dari 12 ribu orang guru yang telah memiliki sertifikasi dan sekitar 45 ribu guru yang belum sertifikasi. Pemerintah pusat telah mentransfer sebesar Rp450 miliar dan berada di kas daerah. Alasan pe-merintah kabupaten/kota belum mencairkan dana tersebut karena belum diselesaikan di DPRD menjadi bagian dari APBD. (YR/N-1)

Imigran Kabur Ditangkap di Manggarai Barat

SEBANYAK empat dari enam imigran asal Timur Tengah yang kabur dari tahanan Kantor Imigrasi Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, pekan lalu, ditangkap di pelabuhan laut Labuan Bajo, Manggarai Barat, kemarin.Empat imigran tersebut ditangkap di lokasi yang berbeda. Tiga orang di antaranya ditangkap di kapal feri yang berlayar menuju Sape, NTB. Sementara itu, satu lainnya ditangkap di Hotel Biaz, Labuan Bajo.Sebanyak 21 imigran yang kabur lainnya belum berhasil ditemukan petu-gas. Puluhan imigran itu merupakan bagian dari 44 imigran yang kabur dari Rumah Detensi Imigrasi Kupang pada Rabu (11/8). Sebanyak 23 orang dari 44 imigran sudah berhasil ditangkap di lokasi berbeda.Polisi juga menangkap dua warga Kupang yang menampung imigran yang kabur itu. (PO/N-1)

Tanah Air | 9RABU, 18 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

DARI PULAU KE PULAU

MI/PALCE

Banjarmasin10.15 Wita

Banyumas13.30 WIB

KEPOLISIAN Air dan Udara (Polairud) Polda Kalimantan Selatan bekerja sama dengan unit patroli Mabes Polri me-nahan dua kapal yang terlibat transaksi BBM jenis solar ilegal di perairan Batulicin, Kabupa-ten Tanah Bumbu.

Kepala Seksi Penegakan Hu-kum Polairud Polda Kalsel AK Yudi Ridarto, kemarin, mengatakan 4 nakhoda dan kepala kamar mesin (KKM) tiap kapal juga ditangkap dan kini ditetapkan sebagai tersangka.

Menurut Yudi, para tersangka diancam Pasal 453 Undang-Un-dang Nomor 22/2001 tentang Minyak dan Gas dan Pasal 374 dan 480 KUHP, dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. (DY/N-1)

SEKITAR 300 ribu petasan berbagai ukuran disita aparat Polres Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), pada Senin (16/8) malam dan kemarin.

Polres juga meringkus tiga tersangka pemilik petasan ter-sebut.

Kepala Satuan Reserse Krimi-nal Ajun Komisaris Zaenal Arifin menyatakan razia itu dilakukan untuk menjaga ke-nyamanan dan keamanan pada Ramadan. ‘’Sejak Senin malam sampai hari ini (kemarin), kami melakukan razia terhadap petasan. Yang disita lebih dari 300 ribu petasan berbagai u-kuran. Ada yang jenis cengis atau paling kecil dan petasan dengan ukuran diameter seki-tar 10 cm,’’ kata Zaenal, ke-marin. (LD/N-1)

Kapal Terlibat BBM Ilegal Ditahan

300 Ribu Petasan Disita Polisi

Wonogiri, Jawa Tengah09.45 WIB

RAZIA daging busuk atau berair di pasar-pasar tradisional Wono-

giri, Jawa Tengah, pada Rama-dan ini sering gagal. Hal itu terjadi karena pedagang lebih pandai dalam melihat situasi atau gelagat gerakan aparatur penertib.

“Penjual lebih cepat me-nyingkirkan daging semi-gelonggong ketika petugas datang,” ungkap Kepala Dinas Peternakan, Perikanan, dan Ke-lautan (Disnakperla) Wonogiri, Ruli Pramono Retno, seusai mengikuti upacara HUT ke-65 Kemerdekaan RI di Wonogiri, kemarin.

Bahkan, para pedagang be-rani menjamin daging yang mereka jual sangat sehat, ker-ing, dan layak dikonsumsi.

“Ada daging ayam semige-longgong yang tidak keburu di-selamatkan, dan disita di Pasar Pracimantoro,” imbuhnya.

Sebelum Ramadan, Disnak-perla Wonogiri beberapa kali sempat menyita daging sapi atau daging ayam yang kadar airnya di ambang batas normal. Sayangnya, Ruli tidak bersedia menyebutkan jumlah volume daging tidak sehat atau busuk yang berhasil disita.

Sebaliknya Suryani, peda-gang daging di Pasar Wonogiri Kota menyatakan, sampai hari perayaan HUT ke-65 Kemerde-kaan RI, harga daging sapi masih sama dengan harga ta-hun lalu, yakni Rp60 ribu per kilo. Harga diperkirakan akan naik, dua minggu menjelang Idul Fitri.

Dari Klaten, Jateng, dilapor-kan, perdagangan daging ayam suntikan merebak atau mudah ditemui di daerah itu.

Harga daging suntik lebih murah sekitar Rp2 ribu, jika dibandingkan dengan da-ging normal yang mencapai Rp25.000 per kilogram. ‘’Yang

suntik lebih murah,’’ ujar Yati, 40, pedagang di Pasar Wedi.

Hal yang sama dikemukakan Iis, 38, penjual daging ayam di Pasar Srago. Menurut dia, jual daging suntik lebih laku karena murah. Dalam sehari rata-rata bisa terjual sebanyak 35 kilogram.

Untuk mengelabui pembeli, daging ayam suntik dicam-purkan dengan yang normal. ‘’Tidak banyak yang bisa mem-bedakan antara daging suntik dan daging segar,’’ jelas Iis, kemarin.

Kepala Unit Rumah Potong Hewan Dinas Pertanian Klaten Triyanto mengakui adanya peredaran daging ayam suntik itu. ‘’Kami mencatat sekitar 25% daging ayam di pasar sun-tikan,’’ katanya. (WJ/JS/N-1)

Sulit Tertibkan Daging Gelonggong

Tidak banyak yang bisa membedakan antara daging suntik dan daging segar.”

IisPedagang ayam

MERAWAT BUAH NAGA: Petani menyiram tanaman buah naga di Desa Rombasan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, kemarin. Perawatan selama musim kemarau dilakukan lebih intensif, untuk mendapatkan hasil maksimal saat musim panen yang biasanya berlangsung pada musim hujan. Harga buah naga berkisar Rp20 ribu hingga Rp30 ribu per kg.

ANTARA/SAIFUL BAHRI

MELAYANI kebutuh-an masyarakat ter-hadap bahan ba-kar minyak (BBM)

sudah menjadi bagian dari tugas PT Pertamina (persero) sejak ber-o perasi pada 1957 lalu. Tugas itu bahkan bertambah ketika pada 2007 silam pemerintah meluncur-kan program konversi minyak ta-nah ke elpiji 3 kilogram (kg).

Namun, seiring dengan dina-mika kompetisi sektor hilir migas nasional yang ditandai masuknya korporasi-korporasi asing, Per-tamina bertekad tidak sekadar jago kandang. Upaya merambah pasar BBM dan pelumas di luar negeri pun dirintis BUMN energi ini.

Dalam penuturannya kepada Media Indonesia, baru-baru ini, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Djaelani Sutomo me-ngatakan pihaknya melakukan penetrasi pasar manca negara de-ngan berbagai cara.

Antara lain, melakukan aliansi strategis pemasaran produk (co-branding) pelumas di luar negeri dengan perusahaan yang berepu-tasi tinggi. Selain itu, Pertamina me-layani pengisian avtur (bahan bakar pesawat) untuk maskapai pener-bangan di luar negeri, membuka cabang atau outlet pemasaran pelu-mas, serta stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar negeri.

Menurut Djaelani, keberadaan produk dan layanan korporasi di sektor hilir terutama ritel akan memperkuat citra dan kepercayaan konsumen terhadap produk terse-but. Adapun negeri jiran Malay-sia menjadi target awal ekspansi

SPBU BUMN migas ini. “Untuk jumlahnya kami masih menunggu izin akhir itu. Namun, kami siap membangun berapa pun SPBU sesuai dengan izin yang diberikan pemerintah Malaysia,” tuturnya.

Sebelumnya, Pertamina sempat berencana membuka SPBU di Aus-tralia, dan di Singapura. Namun, lantaran perizinan penggunaan lahan serta proses birokrasi yang rumit, Pertamina mengalihkan target untuk membangun fasilitas tersebut di Malaysia.

“BBM kita sudah teruji dan di-akui kualitasnya. Bahkan hampir seluruh operator SPBU yang me-rupakan kompetitor Pertamina dalam penjualan BBM di dalam ne geri membeli BBM dari Pertami-na,” ujar Djaelani.

Sementara itu, untuk produk pelumas (oli), Pertamina sudah melangkah lebih jauh. Di bebera-pa negara, dengan menggandeng per usahaan lokal sebagai distribu-tor, Pertamina menjual produk pelumas andalannya, yakni Fas-tron, Prima XP, dan Mesran. Jadi, jangan heran jika Anda melihat pelumas-pelumas Pertamina saat bertandang ke Taiwan, Singapura, Autralia, Jepang, Pakistan, Uni Emirat Arab, hingga Belgia.

Dalam penuturannya, Perta-mina melakukan penetrasi di pasar pelumas Australia pada Oktober lalu. Selain jaraknya yang relatif dekat, ‘Benua Kanguru’ dianggap prospektif karena ketatnya stan-dar kualitas produk impor yang diterapkan pemerintah Australia. Karena itu, produk luar yang bisa menembus pasar Australia akan

memiliki prestise.Di negara tersebut, Pertamina

menyasar pengguna kendaraan kelas atas dan menengah. Jaring-an pemasaran yang dibidik ada-lah bengkel-bengkel, pul taksi, truk, dan bus, serta toko ritel suku cadang kendaraan.

Saat ini, jelas Djaelani, Per-tamina juga sedang melakukan uji pasar di China. Ia berharap, tahun depan Pertamina sudah dapat me-masarkan produknya di ‘Negeri Tirai Bambu’. “Target kita sekitar 30 ribu ton per tahun ke China. Kita harapkan akan terus mening-kat setiap tahunnya,” ujarnya.

Meski hanya 10% dari pasar da-lam negeri, target tersebut menun-jukkan Indonesia tidak perlu gen-tar atas pakta perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA) yang ber-

laku sejak 1 Januari 2010. Menurutnya, dengan posisi In-

donesia yang sudah berswasem-bada oli serta dengan pengopera-sian pabrik oli Gresik berkapasitas

produksi hingga 130 ribu kiloliter per tahun, sangat layak kalau oli Indonesia bisa menerobos pasar luar negeri.

“Kami tidak ingin dalam posisi defender (pemain bertahan). Per-tamina juga akan turut melakukan penyerangan dengan produk pelu-mas ke China,” ujarnya.

Hingga kini Pertamina meru-pakan pemain utama di pasar pelumas nasional dengan pangsa mendekati 60%. Tidak kurang dari 35 item produk pelumas Per-tamina beredar di pasar pelumas Tanah Air untuk memenuhi ke-butuhan domestik yang mencapai 650 ribu kl. Adapun dalam semes-ter pertama 2010, Pertamina telah mengeks por 357.000 liter pelumas ke luar negeri.

Bukan cuma pelumas, Pertami-

na juga akan membangun depo av-tur di Malaysia, Singapura, Dubai, dan Hong Kong, guna melayani ke-butuhan dua maskapai nasional se-perti Garuda Airlines dan Lion Air.

Penyediaan avtur tersebut ber-asal dari surplus minyak tanah yang didapat Pertamina lantaran adanya program konversi minyak tanah ke elpiji yang berjalan sejak 2007.

Karena itu, imbuh Djaelani, meski penguatan peran di sektor hulu (upstream) yakni kegiatan eks-plorasi dan produksi migas mau-pun energi terbarukan menjadi fokus Pertamina dalam mengejar target menjadi perusahaan migas nasional kelas dunia, sektor hilir yang terkait dengan penyediaan, distribusi dan pemenuhan kebu-tuh an energi di Tanah Air tidak akan diabaikan. (E-25)

Invasi ke Negeri Jiran Langkah Awal Go GlobalProduk Indonesia bukan sekadar pemain bertahan. Jangan gentar menghadapi era perdagangan bebas.

Kami tidak ingin dalam posisi defender (pemain bertahan). Pertamina juga akan turut melakukan penyerangan.”

Djaelani SutomoDirektur Pemasaran dan Niaga Pertamina