Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token...

26
Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB ) (Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh: Swaghora Pramudita (672009004) Radius Tanone, S.Kom., M.Cs Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga November 2014

Transcript of Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token...

Page 1: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan

Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB )

(Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang)

Artikel Ilmiah

Oleh:

Swaghora Pramudita (672009004)

Radius Tanone, S.Kom., M.Cs

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2014

Page 2: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

ii

Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan

Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB )

(Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Oleh:

Swaghora Pramudita (672009004)

Radius Tanone, S.Kom., M.Cs

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

November 2014

Page 3: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

iii

Page 4: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

iv

Page 5: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

v

Page 6: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

vi

Page 7: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

vii

Page 8: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

viii

Page 9: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

ix

Page 10: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan

Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB )

(Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang)

1) Swaghora Pramudita, 2)Radius Tanone

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50771, Indonesia

Email: 1)[email protected], 2)[email protected]

Internet takes an important part in teaching and learning activities at school.

Bandwidth management was not apply on SMPN 1 Susukan Semarang, this causing some

client can get the amount of bandwidth not in order. Bandwidth management has a big

impact for the entire computer to get the same amount of bandwidth with use HTB

method. Design method that use in this research was PPDIOO method. PPDIOO

including prepare, plan, design, operate and optimize. The result for applying HTB

method is bandwidth can be divided with same amount of each client suitable with their

needs according to limit at and max limit that has been made. QoS made the use of

bandwidth become work well. The conclusion, network in SMPN 1 Susukan is good after

the implement of bandwidth management with HTB method.

Keywords: Bandwidth, HTB, QoS, PPDIOO.

Abstrak

Internet berperan penting dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Jaringan

pada SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang belum diterapkan manajemen bandwidth

sehingga beberapa komputer client bisa menggunakan bandwidth dengan tidak beraturan.

Manajemen bandwitdh berperan penting supaya semua komputer client mendapat jatah

bandwidth sesuai dengan prioritas untuk setiap client di SMPN 1 Susukan dengan

menerapkan metode HTB. Metode perancangan sistem menggunakan metode PPDIOO

yang terdiri dari prepare, plan, design, implement, operate, dan optimize. Hasil

manajemen bandwidth yang diperoleh dengan menggunakan metode HTB, bandwidth

dapat terbagi sesuai dengan prioritas untuk setiap komputer client berdasarkan

konfigurasi limit at dan max limit yang telah dibuat. QoS berjalan dengan baik untuk

menjaga kualitas bandwidth yang tersedia, sehingga kegunaan bandwidth lebih optimal.

Dapat diambil kesimpulan jika jaringan pada SMPN1 Susukan tergolong bagus setelah

diterapkan manajemen bandwidth dengan menggunakan metode HTB.

Kata Kunci: Bandwidth, HTB, QoS, PPDIOO.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Page 11: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

1

1. Pendahuluan

Di era globalisasi saat ini internet menjadi kebutuhan yang penting untuk

menunjang kehidupan sehari – hari dalam mencari berbagai informasi.

Terbatasnya bandwidth yang disediakan oleh operator internet memaksa para

pengguna untuk pintar menggunakan jatah bandwidth yang tersedia. Bandwidth

adalah ukuran yang menunjukkan seberapa banyak data yang dapat dilewatkan

dalam sebuah network. Besar bandwidth pada jaringan akan mempengaruhi

kecepatan jaringan dalam melakukan sebuah proses transfer data ke internet [1].

Manajemen bandwidth menjadi hal yang sangat diperlukan bagi jaringan

multi layanan, karena semakin banyak dan bervariasinya aplikasi yang dapat

dilayani oleh suatu jaringan berpengaruh pada penggunaan link dalam

jaringan tersebut. Manajemen bandwidth sangat dibutuhkan untuk mengatur

bandwidth yang tersedia supaya setiap client bisa mendapatkan bandwidth sesuai

dengan kebutuhan masing-masing client [2].

Dalam penelitian ini terdapat masalah jaringan internet di SMPN 1 Susukan

Kabupaten Semarang karena belum diterapkan manajemen bandwidth. Beberapa

komputer client pada sekolah tersebut dapat menggunakan bandwidth dengan

tidak beraturan sehingga mengganggu client lain yang akan menggunakan

internet. Menurut kepala sekolah SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang masalah

yang diakibatkan membuat proses administrasi sekolah menjadi terganggu. Sering

kali kepala sekolah merasa jaringan internet lambat ketika akan download data

dari dinas pendidikan. Masalah internet yang terjadi tidak hanya dirasakan oleh

kepala sekolah tetapi juga para pengguna internet yang lain yaitu petugas dapodik

sekolah, guru, dan siswa. Petugas Dapodik sekolah memerlukan internet yang

cepat untuk menyelesaikan segala administrasi sekolah seperti bantuan

operasional sekolah (BOS), data pokok pendidikan, dan mengakses informasi dari

dinas pendidikan dan kebudayaan yang harus dilakukan secara online. Guru

memerlukan internet yang stabil untuk mencari materi pengajaran di sekolah.

Internet juga sangat berperan penting untuk menunjang kegiatan siswa dalam

mencari tugas yang diberikan oleh guru. Tetapi ketika semua client menggunakan

internet secara bersamaan bandwidth terbagi tidak merata sehingga ada yang

mendapat akses internet yang cepat tetapi ada juga yang mendapat akses internet

yang lambat. Jaringan internet yang lambat akan mengganggu seluruh kegiatan

yang berkaitan dengan internet di SMPN 1 Susukan dan mengakibatkan tugas

tidak dapat dilakukan tepat waktu. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengaturan

manajemen bandwidth pada sekolah tersebut sehingga bandwidth yang tersedia

habis terpakai oleh sebagian client. Pihak sekolah menginginkan bandwidth yang

tersedia dapat terbagi berdasarkan kebutuhan untuk masing-masing client.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka ditemukan solusi untuk

menyelesaikan masalah bandwidth yang terjadi di SMPN 1 Susukan dengan

menerapkan manajemen bandwidth dengan menggunakan metode Hierarchical

Token Bucket (HTB) supaya bandwidth yang tersedia dapat terbagi sesuai dengan

kebutuhan masing-masing client. HTB dipilih karena mempunyai kelebihan

dalam pembatasan trafik pada setiap level maupun klasifikasi, sehingga

bandwidth yang tidak dipakai oleh level yang tinggi dapat digunakan atau

Page 12: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

2

dipinjam oleh level yang lebih rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

merancang suatu sistem manajemen bandwidth dengan memanfaatkan metode

Hierarchical Token Bucket (HTB) untuk menyelesaikan masalah bandwidth yang

terdapat di SMPN 1 Susukan. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengatur

manajemen bandwidth sesuai dengan kebutuhan setiap client di SMPN1 Susukan

mulai dari kepala sekolah, operator dapodik, guru dan siswa guna menunjang

kegiatan selama di Sekolah. Sehingga membantu terwujudnya sistem jaringan

internet yang efektif. Quality of servise (QoS) digunakan sebagai parameter untuk

melihat seberapa baik manajemen bandwidth yang telah diterapkan pada jaringan

di SMPN 1 Susukan yang difokuskan pada pengukuran parameter delay, packet

loss, dan throughput. Hasil yang diharapakan adalah agar kepala sekolah, operator

dapodik, maupun pengguna internet yang lain mendapatkan akses internet yang

optimal guna menunjang kegiatan selama di Sekolah.

2. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, seperti jurnal

oleh Tafaul yang berjudul Os Mikrotik sebagai Manajemen Bandwidth dengan

Menerapkan Metode Per Connection Queue (PCQ). Bandwidth bisa dibagi

secara otomatis oleh sistem dan batasan limit apabila bandwidth digunakan

hanya oleh satu client bisa mencapai keseluruhan bandwidth yang ada. Hasil

yang diperoleh adalah selama melakukan pengujian terhadap bandwidth, masing-

masing client lokal bisa memperoleh bandwidth secara adil. Alokasi bandwidth

menuju jaringan lokal bisa terbatasi dengan baik pada saat client melakukan

aktivitas download maupun upload, baik pada saat client lokal melakukan

aktivitas download menggunakan download manajer [3].

Menurut penelitian lain yang dilakukan oleh Haimi, dkk berjudul

Pengaturan Pemakaian Bandwidth Menggunakan Mikrotik Bridge di Fakultas

Teknik Jurusan Elektro Universitas Syiah Kuala. Peneliti membuat desain

topologi menggunakan mikrotik sebagai bridge dengan menempatkanya diantara

server dengan client untuk menjembatani proses pertukaran data. Penelitian ini

bertujuan untuk meneliti pengaruh penggunaan mikrotik bridge terhadap

manajemen pemakaian bandwidth dengan melakukan analisa terhadap besar

pemakaian bandwidth yang diterima client. Hasil yang didapatkan pada penelitian

tersebut adalah penggunaan mikrotik tidak hanya dapat mengatur penggunaan

bandwidth yang sama, tetapi juga bisa mengoptimalkan penggunaan bandwidth

dengan mengaturnya sedemikian rupa sebagaimana yang diinginkan [4].

Penelitian yang lain yang dilakukan oleh Darwanto dkk dengan judul

Manajemen Bandwitdh Jaringan Komputer menggunakan Metode Hierarchical

Token Bucket (HTB) pada PC router berbasis linux yang membahas tentang

kebutuhan akan manajemen bandwitdh yang baik dengan dirancangnya

manajemen bandwidth. Hasil yang diperoleh adalah dengan menerapkan HTB

pada jaringan, dimana bandwidth 1 Mbps dapat bagi menjadi 384 kbps, 512 kbps

dan 192 kbps dan 64 kbps serta throughput dari masing-masing client dapat

terkontrol, dimana setiap client akan menggunakan bandwidth sesuai batasan yang

telah diberikan, dan setiap client dapat menggunakan bandwidth yang tidak

Page 13: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

3

sedang digunakan seperti ditunjukkan pada pengujian setelah diterapkannya

manajemen bandwidth [5]. Penelitian ini berbeda dengan penelitian-penelitian

sebelumnya yang terdapat pada pengoprasian mikrotik untuk memaksimalkan

pembagian bandwidth sesuai dengan kebutuhan setiap client, dan penambahan

Quality of servise (QoS) sebagai parameter untuk melihat seberapa baik

manajemen bandwidth yang telah diterapkan pada jaringan di SMPN 1 Susukan.

Manajemen bandwidth akan membatasi penggunaan bandwidth jaringan

internet dan berperan penting supaya bandwidth dapat terbagi secara merata untuk

semua client. Pada jaringan internet yang belum diterapkan manajemen

bandwidth, ketika salah satu client menggunakan bandwidth secara penuh, client

yang lain akan mengalami antrian permintaan paket data dan mendapatkan

bandwidth ketika permintaan paket data dari client pertama terpenuhi. Hal ini

dapat mengganggu client lain dan mengganggu kinerja dari jaringan internet itu

sendiri. Hierarchical Token Bucket atau yang disingkat dengan (HTB) adalah

metode yang digunakan untuk mengatur pembagian bandwidth yang dilakukan

secara hirarki dan dibagi-bagi kedalam kelas sehingga mempermudah pengaturan

bandwidth. Hierarchical Token Bucket (HTB) merupakan teknik penjadwalan

paket yang sering digunakan bagi router berbasis linux, dan dikembangkan

pertama kali oleh Martin Devera [6].

Hierarchical Token Bucket mempunyai parameter-parameter penyusun

antrian yaitu rate dan ceil. Rate menentukan bandwidth maksimum yang dapat

digunakan oleh setiap class, jika bandwidth melebihi nilai rate, maka paket

data akan dipotong. Ceil diatur untuk menentukan peminjaman bandwidth

antar class, peminjaman bandwidth dilakukan kelas paling bawah ke kelas di

atasnya. Teknik ini disebut dengan link sharing. Rate berarti bandwidth yang

tersedia untuk kelas yang ditentukan dan ceil adalah yang menandai adanya

bandwidth maksimum untuk kelas yang diijinkan untuk menggunakannya.

Bandwidth yang digunakan antara rate dan ceil meminjam dari suatu kelas parent.

Jumlah kelas child dapat dibuat di bawah kelas parent, dimana dapat dialokasikan

berapa jumlah bandwidth yang tersedia dari kelas parent. Di dalam kelas child,

tingkat rate dan ceil parameter nilai-nilainya tidak perlu sama seperti kelas

parent [7].

Parameter ceil selalu mendapatkan bandwidth di antara base link dan

nilai ceil linknya. Parameter ini dapat dianggap sebagai estimator kedua,

sehingga setiap kelas dapat meminjam bandwidth selama bandwidth total

yang diperoleh memiliki nilai di bawah nilai ceil. Hal ini mudah

diimplementasikan dengan cara tidak mengijinkan proses peminjaman bandwidth

pada saat kelas telah melampaui link. Apabila nilai ceil sama dengan nilai

base link, maka akan memiliki fungsi yang sama seperti parameter bounded

pada CBQ, di mana kelas-kelas tidak diijinkan untuk meminjam bandwidth.

Sedangkan jika nilai ceil diatur tak terbatas atau dengan nilai yang lebih tinggi

seperti kecepatan link yang dimiliki, maka akan didapat fungsi yang sama

seperti kelas nonbounded [8].

Page 14: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

4

Gambar 1 Token Bucket Filter

Pada Gambar 1 implementasi TBF terdiri dari buffer (bucket), yang

secara konstan diisi oleh beberapa informasi virtual yang dinamakan token,

pada link yang spesifik (token link). Parameter paling penting dari bucket

adalah ukurannya, yaitu banyaknya token yang dapat disimpan. Setiap token

yang masuk mengumpulkan satu paket yang datang dari antrian data dan

kemudian dihapus dari bucket.

Data yang datang pada TBF memiliki link yang sama dengan masuknya

token. Setiap paket yang masuk memiliki token masing-masing dan akan

melewati antrian tanpa adanya delay. Data yang datang pada TBF memiliki link

yang lebih kecil daripada link token. Hanya sebagian token yang dihapus

pada output setiap paket data yang dikirim ke antrian, dan token akan

menumpuk, memenuhi ukuran bucket. Token yang tidak digunakan kemudian

akan dapat digunakan untuk mengirimkan data pada kecepatan yang

melampaui link token standar. Data yang datang pada TBF memiliki link yang

lebih besar daripada link token. Bucket akan segera kosong dari token, yang

menyebabkan TBF akan menutup alirannya untuk sementara. Hal ini dinamakan

situasi overlimit. Jika paket-paket tetap datang, maka paket-paket akan segera

dibuang [9].

Quality of Service (QoS) mengacu pada kemampuan jaringan untuk

menyediakan layanan yang lebih baik pada trafik jaringan tertentu melalui

teknologi yang berbeda-beda. Quality of Service (QoS) menawarkan kemampuan

untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang disediakan, baik

secara kualitatif maupun kuantitatif [10].

Mekanisme Quality of servise (QoS) mampu memprediksi bandwidth,

latency, dan jitter. Kemudian mencocokan dengan kebutuhan aplikasi yang

digunakan di dalam jaringan tersebut. Quality of service (QoS) dapat diterapkan

pada jaringan melalui mekanisme prioritas pada paket yang masuk ke jaringan,

dimana setiap paket yang masuk ke jaringan akan diidentifikasi terlebih dahulu

baik berdasarkan aplikasi maupun protocol, kemudian paket-paket mendapatkan

Page 15: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

5

prioritas berdasarkan policy yang berlaku di jaringan. Komponen-komponen dari

Quality of servise (QoS) adalah delay, jitter, packet loss, dan throughput. Delay

merupakan total waktu yang dibutuhkan oleh sebuah paket data terhitung dari

saat pengiriman oleh transmitter sampai diterima oleh receiver melalui sebuah

jaringan. Jitter adalah variasi dari delay yang diakibatkan oleh perbedaan selang

waktu kedatangan antar paket. Packet loss, merupakan jumlah paket yang hilang

saat pengiriman paket data ke tujuan. Dalam suatu jaringan packet loss akan

selalu mempunyai nilai dengan satuan persen (%). Throughput adalah laju data

yang dikirim melalui jaringan. Througput merujuk pada besar data yang dibawa

oleh trafik jaringan. Througput diukur dengan cara menghitung bytes yang dikirim

selama rentang waktu tertentu [11].

3. Metode Perancangan Sistem

Penelitian ini mengkaji mengenai manajemen bandwidth dengan

menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB) pada SMPN 1 Susukan

Kabupaten Semarang. Penelitian ini menggunakan metode PPDIOO yang

dikembangkan oleh Cisco system (Cisco,2005). PPDIOO merupakan metode

analisis pengembangan jaringan komputer yang dibutuhkan untuk pengembangan

jaringan komputer. Tahap yang terdapat dalam metode PPDIOO adalah: prepare,

plan, design, implement, operate, dan optimize. Berikut adalah desain penelitian

yang dilakukan dengan judul “Manajemen Bandwidth dengan Metode

Hierarchical Token Bucket (HTB) Studi Kasus di SMPN 1 Susukan Kabupaten

Semarang”. PPDIOO dapat ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Metode PPDIOO (Cisco System.Inc)

Tahap penelitian pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap

pertama adalah tahap prepare atau tahap mempersiapkan segala aspek untuk

kepentingan penelitian, mulai dari persiapan bahan, alat dan juga strategi

pengembangan jaringan. Ditahap ini dilakukan pengecekan kondisi jaringan pada

SMPN 1 Susukan dengan meliputi pengecekan server, client, dan besar

bandwidth.

Page 16: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

6

Tahap kedua adalah tahap plan. Di tahap ini dilakukan perancangan sistem

pada jaringan dengan mengidentifikasi kebutuhan awal jaringan. Kebutuhan awal

jaringan meliputi tujuan, fasilitas dan kebutuhan client. Besar bandwidth akan

dibagi berdasarkan prioritas penggunaan internet untuk masing-masing client

seperti pada Tabel 1. Hardware yang akan digunakan adalah dengan

menggunakan mikrotik routerboard Rb 750.

Tabel 1 Pembagian Bandiwdth

Client Limit at Max Limit

PC Kepala Sekolah 500 kbps 3 Mbps

PC Dapodik1 400 kbps 3 Mbps

PC Dapodik2 400 kbps 3 Mbps

PC Dapodik3 400 kbps 3 Mbps

PC Guru1 400 kbps 3 Mbps

PC Guru2 400 kbps 3 Mbps

PC Perpustakaan1 250 kbps 3 Mbps

PC perpustakaan2 250 kbps 3 Mbps

Tahap ketiga adalah tahap design dimana pada tahap ini dilakukan

penataan hardware dan topologi jaringan pada SMPN 1 Susukan. Manajemen

bandwidth dilakukan agar para pengguna internet di SMPN 1 Susukan dapat

mengakses internet dengan jatah bandwidth sesuai dengan prioritas untuk setiap

client.

Gambar 3 Topologi Jaringan pada SMPN 1 Susukan sebelum penerapan metode HTB

Gambar 3 menunjukkan topologi jaringan pada SMPN 1 Susukan sebelum

diterapkan manajemen bandwidth. Internet menggunakan ISP speedy dengan

bandwidth sebesar 3Mbps, bandwidth dibagikan melalui switch kepada komputer

client. Setelah dilakukan manajemen bandwidth dengan metode Hierarchical

Token Bucket (HTB) terdapat penambahan mikrotik rb750 yang digunakan untuk

konfigurasi Hierarchical Token Bucket seperti yang terlihat pada Gambar 3.

Page 17: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

7

Gambar 4 Topologi Jaringan pada SMPN 1 Susukan sesudah penerapan metode HTB

Tahap yang keempat adalah tahap implement yang merupakan tahap yang

paling penting dimana di tahap implement sangat menentukan berhasil atau

tidaknya perancangan jaringan baru yang telah dibuat. Tahap implementasi adalah

tahap dimana metode Hierarchical Token Bucket (HTB) diimplementasikan pada

jaringan di SMPN 1 Susukan Kabupaten Semarang. Tahap implementasi di

Gambarkan melalui flowchart dan dijelaskan pada Gambar 5.

Gambar 5 Flowchart Alur Proses Kerja

Page 18: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

8

Pertama kali tahap yang dilakukan adalah melihat letak lokasi hardware

pada SMPN 1 Susukan. Langkah selanjutnya melakukan desain jaringan yang

akan digunakan. Setelah desain jaringan kemudian masuk ketahap implementasi

jaringan dengan menerapkan metode Hierarchical Token Bucket (HTB).

Tahap selanjutnya adalah tahap kelima yaitu operate. Di tahap ini

merupakan fase dilakukannya uji coba sistem yang dijalankan secara nyata.

Dalam tahap ini akan diketahui apakah rancangan yang dibuat sudah benar-benar

sesuai dengan rancangan yang telah didesain yaitu manajemen bandwidth dengan

metode Hierarchical Token Buket (HTB).

Tahap terakhir adalah tahap optimize atau tahap mengidentifikasi dan

menganalisis masalah sebelum masalah baru yang muncul dikemudian hari yang

ditakutkan akan mempengaruhi proses jaringan. Dilakukan analisa untuk melihat

pembagian bandwidth yang telah dikonfigurasi apakah telah berjalan baik.

Apabila masih terdapat permasalahan maka akan dilakukan pengecekan pada

konfigurasi yang telah dibuat dan melakukan perbaikan sehingga pembagian

bandwidth sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.

4. Hasil dan Pembahasan

Manajemen bandwidth dengan menggunakan metode Hierarchical Tocken

Bucket pada SMPN 1 Susukan berjalan sesuai dengan topologi jaringan yang telah

dibuat. Langkah pertama dalam melakukan manajemen bandwidth adalah dengan

mengkonfigurasi TCP/IP melalui windbox. Konfigurasi IP digunakan untuk

mengatur komputer client sehingga dapat terhubung kedalam jaringan.

Gambar 6 Konfigurasi IP

Gambar 6 merupakan IP yang digunakan pada jaringan di SMPN 1

Susukan Kabupaten Semarang. Alamat IP yang digunakan adalah IP kelas C.

Netmask yang digunakan adalah 255.255.255.0. IP address kelas C digunakan

untuk jaringan Local Area Network dengan ukuran kecil contohnya pada sebuah

Page 19: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

9

sekolah. Konfigurasi IP address pada Gambar 6 menunjukkan alamat IP yang

digunakan untuk koneksi internet adalah eth1 dengan IP 192.168.1.71/24.

Sedangkan eth2 menggunakan alamat IP 192.168.100.1/24 yang ditujukan untuk

pemberian alamat lokal pada komputer client yang akan terhubung kedalam

jaringan internet.

Route list merupakan jalur jaringan dimana IP internet dan IP lokal diatur.

Setting route list berguna agar IP lokal dapat terhubung kedalam jaringan internet.

Setting gateway digunakan untuk menghubungkan jaringan internet dan jaringan

lokal. Gateway digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan

satu atau lebih jaringan komputer yang menggunakan protokol komunikasi yang

berbeda sehingga informasi dari satu jaringan komputer dapat diberikan kepada

jaringan komputer lain.

Gambar 7 Firewall Mangle

Konfigurasi firewall mangle pada Gambar 7 berfungsi membuat mark

packet pada paket-paket data yang akan masuk ke dalam router untuk menandai

paket download dan upload. Konfigurasi pada download menggunakan chain

postrouting dan untuk upload menggunakan chain prerouting. Langkah

selanjutnya adalah membuat konfigurasi mangle rule seperti pada Gambar 8.

Gambar 8 Mangle Rule

Page 20: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

10

Konfigurasi mangle rule pada Gambar 8 setiap client akan disesuaikan

sesuai dengan konfigurasi download dan upload. Untuk setiap action dan new

packet mark disesuaikan dengan IP setiap client. Packet mark bekerja dengan

mengenali paket yang didapatkan dari connection mark. Client download

mengggunakan chain postrouting sedangkan untuk client upload chain yang

digunakan adalah prerouting. Setiap client yang terhubung kedalam jaringan

harus dikonfigurasi mangle rulenya, sehingga pada queue tree dapat dikonfigurasi

download dan upload untuk masing-masing client. Langkah selanjutnya adalah

membuat queue. Queue sangat berperan penting karena pada tahap inilah

pembagian bandwidth akan dikonfigurasi. Setting Queue dapat dilihat pada

Gambar 9.

Gambar 9 Queue Tree

Setiap queue dapat menjadi parent untuk queue yang lain. Parent queue

hanya memerlukan konfigurasi max-limit dan tidak membutuhkan parameter

limit-at. Konfigurasi parent queue yang terdapat di SMPN 1 Susukan dibuat

berdasarkan besar bandwidth yang dimiliki yaitu 3 Mbps. Queue untuk komputer

client akan dibedakan berdasarkan prioritas untuk masing-masing komputer

client, dimana pada PC Kepala Sekolah mendapatkan limit at 500 kbps, PC

Dapodik1 400 kbps, PC Dapodik2 400 kbps, PC Dapodik3 400 kbps, PC Guru1

400 kbps, dan PC Guru2 400 kbps, sedangkan Perpus1, dan Perpus2 masing-

masing mendapatkan limit bandwidth 250 kbps, sedangkan max-limit untuk

semua komputer client sama yaitu 3 Mbps.

Hal ini bertujuan supaya pembagian bandwidth sesuai dengan kebutuhan

untuk masing-masing client di SMPN 1 Susukan. Setiap komputer client

mendapat jatah bandwidth masing-masing, sehingga tidak akan terjadi lagi

komputer client yang dapat menggunakan bandwidth secara tidak beraturan.

Limit at diperoleh berdasarkan prioritas untuk setiap client sedangkan nilai dari

max-limit dari setiap child harus lebih kecil atau sama dengan max-limit parent.

Page 21: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

11

Gambar 10 Monitoring Client dengan HTB

Pada Gambar 10 dapat dijelaskan pada All-Download menggunakan

global-out dan All-Upload menggunakan global-in dikarenakan mikrotik

menghadap ke client sehingga konfigurasi untuk global-in adalah untuk upstream

dari client, sedangkan global-out untuk downstream ke arah client. Dapat dilihat

setelah dilakukan manajemen bandwidth dengan menggunakan metode

Hierarchical Token Buket (HTB) pembagian bandwidth telah sesuai untuk semua

komputer client, tidak terjadi lagi adanya client yang bisa memonopoli

penggunaan bandwidth. Besar bandwidth 3 Mbps dapat terbagi rata berdasarkan

max-limit dan limit-at untuk masing-masing client dimana pada PC Kepala

Sekolah mendapatkan limit at 500 kbps, PC Dapodik1 400 kbps, PC Dapodik2

400 kbps, PC Dapodik3 400 kbps, PC Guru1 400 kbps, dan PC Guru2 400 kbps,

sedangkan Perpus1, dan Perpus2 masing-masing mendapatkan limit bandwidth

250 kbps, sedangkan max-limit untuk semua komputer client sama yaitu 3Mbps.

Setiap komputer client dapat menggunakan semua bandwidth yang tersedia yaitu

3 Mbps apabila bandwidth sedang tidak digunakan oleh komputer client lain.

Kemudian dilakukan analisa untuk mengetahui berapa nilai dari delay,

packet loss, dan throughput yang terdapat di SMPN 1 Susukan. Perhitungan

dilakukan dengan bantuan software Axence NetTools Profesional. Perhitungan

QoS yang telah dilakukan diperoleh rata-rata sebagai berikut:

Data delay yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 2.

Page 22: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

12

Tabel 2 Pengukuran Delay

Client Delay (ms)

Sebelum Sesudah

Kepala Sekolah 238 197

Dapodik1 285 227

Dapodik2 281 226

Dapodik3 289 233

Guru1 279 234

Guru2 267 233

Perpus1 287 252

Perpus2 278 261

Gambar 11 Grafik perolehan Delay sebelum dan sesudah HTB

Berdasarkan grafik pada Gambar 11 dapat diketahui jika nilai delay

sebelum diterapkan konsep HTB tergolong tinggi, hal ini disebabkan oleh karena

bandwidth yang ada sudah dipakai untuk memenuhi user yang membutuhkan

bandwidth yang besar, sehingga client yang lain mengalami delay atau antrian

paket data. Setelah metode HTB diterapkan terjadi penurunan nilai delay untuk

masing-masing client dimana rata-rata delay sebelum HTB 276 ms menjadi 233

ms, penurunan delay terjadi karena bandwidth yang tersedia telah terbagi secara

optimal untuk masing-masing client sehingga antrian paket data dapat dihindari. Tabel 3 Pengukuran Packet Loss

Client Packet Loss (%)

Sebelum Sesudah

Kepala Sekolah 3 1

Dapodik1 8 3

Dapodik2 8 2

Dapodik3 8 3

Guru1 7 3

Guru2 5 3

Perpus1 8 5

Perpus2 7 6

Page 23: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

13

Gambar 12 Grafik perolehan Packet Loss

Berdasarkan Gambar 12 dijelaskan jika sebelum diterapkan manajemen

bandwidth dapat diketahui jika jumlah packet loss yang hilang memperoleh nilai

yang tinggi, client berlomba untuk mendapatkan bandwidth dimana client yang

lain akan mendapatkan paket data setelah permintaan client pertama terpenuhi.

Packet loss yang tinggi akan berpengaruh pada semua aplikasi karena retransmisi

data akan mengurangi efisiensi jaringan secara keseluruhan meskipun jumlah

bandwidth cukup tersedia untuk aplikasi-aplikasi tersebut. Setelah manajemen

bandwidth dengan menggunakan metode HTB diterapkan, terjadi penurunan nilai

packet loss untuk setiap client dikarenakan setiap client sudah memiliki jatah

bandwidth sendiri sehingga tidak perlu menunggu paket data client lain terpenuhi.

Terjadi penurunan packet loss dimana sebelum HTB rata-rata perolehan nilai

packet loss 7 % turun menjadi 3 % Dapat dilihat terjadi penurunan packet loss

yang signifikan terdapat pada PC Guru 2 dimana sebelum diterapkan manajemen

bandwidth nilai packet loss dari 8% turun menjadi 2%.

Tabel 4 Pengukuran Throughput

Client Throughput (kbps)

Sebelum Sesudah

Kepala Sekolah 450 495

Dapodik1 377 387

Dapodik2 363 387

Dapodik3 361 393

Guru1 367 389

Guru2 361 391

Perpus1 236 249

Perpus2 245 245

Page 24: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

14

Gambar 13 Grafik perolehan Throughput HTB

Berdasarkan Gambar 13 dapat diketahui jika grafik throughput sebelum

diterapkan manajemen bandwidth dengan menggunakan metode HTB, client

memiliki nilai throughput berdasarkan kondisi bandwidth yang terjadi dimana

diperoleh tanpa adanya batasan bandwitdh. Setelah manajemen bandwidth dengan

menggunakan metode HTB diterapkan throughput setiap client akan terkontrol

berdasarkan kondisi limit-at dan max-limit yang telah diterapkan. Setelah HTB

diterapkan terjadi peningkatan rata-rata throughput dari 345 kbps menjadi 367

kbps.

Gambar 14 Grafik perbedaan sebelum dan seduah HTB

Berdasrkan grafik pada Gambar 14 dapat disimpulkan jika perolehan nilai

delay akan berpengaruh tehadap besar throughput yang diperoleh masing-masing

client. Semakin kecil delay yang diperoleh client semakin besar throughput yang

didapat, tetapi apabila delay yang didapat besar maka throughput yang akan

diperoleh kecil. Jaringan akan semakin optimal jika mendapatkan delay dan

packet loss yang kecil dan throughput yang besar. Dari hasil yang telah diperoleh

menunjukkan terjadi peningkatan kualitas jaringan di SMPN 1 Susukan karena

dari data yang telah dipeoleh menunjukkan penrunan nilai delay dan packet loss

setelah bandwidth manajemen dengan menggunakan metode HTB diterapkan.

Page 25: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

15

5. Simpulan

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dengan menerapkan manajemen

bandwidth dengan menggunakan metode Hierarchical Token Bucket (HTB) pada

SMPN 1 Susukan dapat disimpulkan bahwa, penggunaan bandwidth oleh

komputer client yang sebelumnya tidak sesuai dengan kebutuhan client sekarang

penggunaan bandwidth sudah sesuai berdasarkan kebutuhan setiap client.

Bandwidth yang terdapat pada SMPN 1 Susukan dapat berjalan sesuai dengan

konfigurasi limit at dan max limit yang telah dibuat dan dapat berjalan baik untuk

semua komputer client. Dimana pada PC Kepala Sekolah mendapatkan limit at

sebesar 500 kbps, PC Dapodik1, PC Dapodik2, PC Dapodik3, PC Guru1, dan PC

Guru2 mendapatkan limit at sebesar 400 kbps, sedangkan Perpus1, dan Perpus2

mendapatkan limit bandwidth sebesar 250 kbps, dimana semua komputer client

memiliki max-limit bandwidth yang sama sebesar 3Mbps. Hasil dari perolehan

analisa qos menunjukan terjadi penurunan nilay delay dan packet loss setelah

manajemen bandwidth dengan menggunakan metode HTB diterapkan, qos

berjalan baik untuk menjaga kualitas bandwidth yang tersedia, sehinga bandwidth

dapat lebih optimal dalam kegunaanya. Saran untuk penelitian selanjutnya, untuk

memudahkan pengaturan bandwidth sebaiknya menggunakan bandwidth yang

lebih besar, bisa dengan menambah jaringan internet kemudian dilakukan load

balancing agar bandwidth yang tersedia lebih optimal.

6. Daftar Pustaka

[1] Smartclick. 2014.Arti dan Pengertian Bandwidth.http://www.g-

excess.com/2010/10/06/arti-dan-pengertian-bandwidth.html.(Diakses

tanggal 11 Juli 2014).

[2] Anwar & Nahar. 2011. Penerapan Sistem Scheduler pada Manajemen

Bandwidth Menggunakan MikroTik RouterOS. Politeknik Negeri

Lhokseumawe.

[3] Mujahidin, Tafaul. 2011. Os Mikrotik sebagai Manajemen Bandwidth

dengan Menerapkan Metode Perconnection Queue. STIMIK AMIKOM

Yogyakarta.

[4] Gani, Taufiq & Ardiansyah, Haimi. 2010. Pengaturan Pemakaian

BandwidthMenggunakan Mikrotik Bridge. Universitas Syiah Kuala.

[5] Qustoniah, Anis & Darwanto. 2011. Manajemen Bandwidth Jaringan

Komputer Menggunakan Metode HTB pada PC Router Berbasis Linux.

[6] Nugroho, Bunafit. 2005 .Instalasi & Konfigurasi Jaringan Windows

&Linux. Yogyakarta.

[7] Irfan, Mochamad. 2010. Penerapan Bandwidth Management

menggunakan metode HTB di PT. Neuronworks. Politeknik Telkom

Bandung.

[8] Saniya, Yoga dkk. 2013. Sistem Manajemen Bandwidth dengan

Prioritas Alamat IP Client.

[9] Arifin, Yunus. 2012. Implementasi Quality of Seervice dengan Metode

HTB pada PT.Komunika Lima Duabelas. Universitas Udayana.

Page 26: Hierarchical Token Bucket HTB...Manajemen Bandwidth dengan Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket ( HTB) Studi Kasus : SMPN 1 Susukan Kabupa ten Semarang) Artikel Ilmiah Oleh:

16

[10] Riadi, Iman & Wicaksono Wahyu. 2011. Implementasi QOS

menggunakan metode HTB. Universitas Ahmad Dahlan.

[11] Thiotrisno, Ardy. 2011. Implementasi QoS Pada Jaringan IMS Dengan

Prioritas Paket. Universitas Indonesia.