Taksonomi Fix
-
Upload
t-ara-agatha -
Category
Documents
-
view
231 -
download
0
Transcript of Taksonomi Fix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Taksonomi yaitu ilmu tentang kelompok organisme berdasarkan perbedaan
kategori menurut karakter fisiknya. Pengelompokan atau karakterisasi akan
dikelompokan didasarkan kesamaannya yang biasanya diwariskan kepada keturunannya
dari nenek moyangnya. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu fisika
menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan gas.
Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan
karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel
banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran
dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.
Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan
adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah
tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi
berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua
hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir
dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1. Apakah pengertian dari taksonomi dan letak taksonomi dalam dunia pendidikan?
1.2.2. Apa itu taksonomi Bloom?
1.2.3. Apasaja teori lain mengenai taksonomi?
1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan taksonomi dan letak taksonomi
dalam dunia pendidikan.
1.3.2. Untuk mengetahui apa itu taksonomi Bloom.
1.3.3. Untuk mengetahui teori lainnya mengenai taksonomi.
1 | t a k s o n o m i
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Taksonomi dan Letak Taksonomi dalam Dunia Pendidikan
Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.
Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi
dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan
hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum
atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih
terperinci.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan.
Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif,
afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa
kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah
laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam
setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan
pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Pengajaran
yang semata-mata merencanakan atas strategi pengetahuan lebih didahulukan tidaklah
banyak menolong dalam menyusun berbagai jenis perilaku dalam kategori pengetahuan
ataupun dalam taraf-taraf yang lebih tinggi. Kepentingan antara kegiatan belajar
mengajar harus berlandaskan tujuan. Kesadaran para guru bahwa tujuan pelajaran harus
dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan tersebut harus
diberitahukan kepada siswa. Jadi, tujuan tersebur bukanlah sesuatu yang perlu untuk
dirahasiakan. Apabila dalm pengajaran tidak disebutkan tujuannya, maka siswa tidak
akan tahu mana pelajaran yang perlu dan yang tidak. Kepentingan hubungan ini
dikemukakan oleh Scriven yang mengemukakan bahwa, harus ada hubungan erat antara:
1.Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran
2.Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.
3.Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi.
Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel
berpendapat bahwa, jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak
2 | t a k s o n o m i
dapat diukur, maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan telah dirumuskan secara
operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah
mencapai tujuannya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya. Maksud yang dapat
diukur ialah kemampuan, perilaku, sikapyang harus dimiliki seorang siswa sebagai
akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam tingkah lakunya sehingga dapat
diamati dan diukur.
Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada 3 tingkatan yaitu:
1) Pertama, tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya
sesuatu program diadakan.
2) Kedua, tujuan yang didasarkan tingkah laku. Ada 3 macam tingkah laku yang
dikenal umum, yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Berhasilnya pendidikan
dalam bentuk tingkah laku, inilah yang dimaksud dengan taksonomi.
3) Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional.
Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga
tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landsheere disimpulkan bahwa ada
3 tingkat tujuan (termasuk taksonomi), yaitu:
a. Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan
b. Taksonomi
c. Tujuan yang operasional.
2.2. Taksonomi Bloom
Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli
psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup
berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational
objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning). Dari hasil
penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of
educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-
beda.
Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang
yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini
ada 4 buah,yaitu:
3 | t a k s o n o m i
a) Prinsip metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam
mengajar.
b) Prinsip Psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang.
c) Prinsip Logis
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.
d) Prinsip Tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.tiap-
tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral.
Konsep taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah,
yaitu:
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual.
a. Ingatan (mengenal dan mengingat kembali)
Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih
jawaban.
Contoh:
Hasil dari 23 adalah…
a) 2
b) 6
c) 8
Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali, siswa diminta
untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta sederhana.
Contoh:
Ciri-ciri dari segitiga siku-siku adalah…
Mengenal dan mengungkapkan kembali, pada umumnya dikategorikan
menjadi satu jenis yaitu ingatan. Kategori ini merupakan kategori paling rendah
tingkatnya karena tidak terlalu banyak energi untuk berfikir.
4 | t a k s o n o m i
b. Pemahaman
Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
Contoh:
Diantara gambar-gambar dibawah ini yang dapat disebut sebagai segitiga
siku-siku adalah:
a)
b)
c)
c. Penerapan atau aplikasi
Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk
menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan,
gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan
menerapkannya secara benar.
Contoh:
Untuk menyelesaikan hitungan 51 x 40 = n, maka paling tepat kita gunakan.
a. Hukum asosiatif
b. Hukum komutatif
c. Hukum distributif
d. Analisis
Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi
yang kompleks atas konsep-konsep dasar.
Contoh:
5 | t a k s o n o m i
Siswa disuruh menerangkan apa sebab pada waktu mendung dan ada angin
kencang hujan tidak segera turun. (logika matematika).
e. Sintesis
Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun
kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru. Dengan
singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk
melakukan generalisasi.
Contoh:
Piramid Agung di Giza merupakan salah satu bukti pengetahuan orang-orang
mesir kuno tentang geometri. Apakah dalam perencanaan pembangunannya dahulu
mereka sudah memperhitungkan tinggipuncak piramid itu dari lantai dasarnya?
f. Evaluasi
Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam
ranah kognitif menurut taksonomi bloom.Evaluasi disini merupakan kemampuan
seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide,atau
kemampuan mengambil keputusan.
Contoh:
Peserta didik mampu menilai bahwa matematika itu digunakan bukan hanya
pada keperluan pelajaran matematika saja, tetapi ilmu-ilmu yang lain juga
memerlukan ilmu matematika,seperti pada materi bilangan berpangkat, materi
bilangan berpangkat ini bs juga digunakan pada pelajaran kimia (tetapan avogadro)
dan fisika (muatan elektron).
Beberapa aspek kejiwaan yang telah disebutkan, sebagian hanya cocok
diterapkan di Sekolah Dasar (Ingatan,Pemahaman dan Aplikasi), sedangkan analisa,
sintesa dan evaluasi baru dapat dilatihkan di SMP, SMA dan Perguruan Tinggisecara
bertahap. Dengan urutan yang ada, memang menunjukkan usaha yang makin ke
bawah berat. Sebagai contoh, untuk melakukan pemahaman, siswa harus terlebih
dahulu dapat mengingat atau mengenal kembali. Dan untuk pemahaman, memang
dibutuhkan unsur mengenal atau mengingat kembali.
6 | t a k s o n o m i
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi.
a. Penerimaan (receiving/attending)
Penerimaan adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,
mempertahankannya, dan mengarahkannya.
Contoh:
peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak
berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh.
b. Penanggapan (responding)
Penanggapan adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di
lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
Contoh:
peserta didik berkeinginan untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih
dalam lagi, ajaran-ajaran islam tentang kedisiplinan.
c. Penilaian (valuing)
Penilaian adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap
suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,dirasakan
akan membawa kerugiaan atau penyesalan.
Contoh:
Tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin,
baikdisekolah, di rumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
d. Pengorganisasian (organization)
Pengorganisasian adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk
nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
7 | t a k s o n o m i
Contoh:
Peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan
oleh Bapak Presiden Soeharto pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun
1995.
e. Karakterisasi (characterization)
Karakterisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki
seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah
tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini
adalah merupakan tingkatan efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah
benar-benar bijaksana.
Contoh:
Siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan
perintah Allah SWT yang tertera dalam Al-Qur'an surat al-'Ashr sebagai pegangan
hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan, baik kedisiplinan di sekolah, di
rumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek terampilan. Perkataan psikomotor berhubungan dengan kata “motor” sensory-
motor atau perceptual-motor”. Jadi psikomotor domain berhubungan erat dengan
kerja otots ehingga menyebabkan geraknyatubuh atau bagian-bagiannya. Yang
termasuk ke dalam klarifikasi gerak disini dimulai dari gerak yang paling sederhana
yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi.
a. Menirukan (muscular or motor skills) merupakan kemampuan untuk melakukan
sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti makna
atau hakikat dari keterampilan itu.
b. Memanipulasi (manipulations) merupakan kemampuan dalam melakukan suatu
tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang diperlukan.
8 | t a k s o n o m i
c. Ketelitian (Precision) melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan
berkualitas tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan aktivitas untuk
pelajar lain.
d. Artikulasi (Articulation) merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan
suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan
interpretatif.
e. Pengalamiahan (Naturalisation) merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-
hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-
gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
2.3. Teori Lain Mengenai Taksonomi
Banyak kritik yang telah dilemparkan kepada Bloom cs tentang pembagian
taksonomi ini, sehingga timbul tori-teori sebagi adaptasi, modifikasi atau kategori baru.
a) Me Guire (1963) telah menyusun taksonomi untuk bidang biologi, Wood
(1968)untuk matematika, Leuis (1965)untuk ilmu pengetahuan alam. Sebagai
contoh, dihasilakan oloeh The National Longitudinal Study Mathematical Abilities
(NLSMA).
1) Knowledge of faets.
2) Computation.
3) Aplication.
4) Analysis.
Alasannya adalah:
1) Computation (komputasi, penghitungan) merupakan satu ketrampilankhusus
yang tidak mempunyai tempat pada taksonomi Bloom. Padahal aspek ini perlu
dinilai pula.
9 | t a k s o n o m i
2) Synthesis aand evaluation (sintesa dan evaluasi) hanya sedikit mempunyai
peranan di dalam kurikulum matematika.
b) Guiford telah menciptakan pola yang menggambarkan struktur intelek dalam bentuk
kubus.
Operation (bidang mendatar)
Product (bilangan belakang)
Content (bidang tegak)
Selanjutnya Guilford juga telah berbicar lebih luas tentang implikasi model ini di
bidang pendidikan. Dikatakannya bahwa untuk melatih kemampuan intelektual
tertentu, dibutuhkan latihan tertentu pula.
c) Gagne dan Merril juga mengemukakan taksonomi lain. Didalam bukunya The
Condition of Learning (1965). Gagne menyebutkan adanya 8 buah kategori, yang
oleh Merril(1971) ditambah 2 kategori lagi.
Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah:
1) Signallearning.
2) Stimulus respon learning.
3) Chaining.
4) Verbal associating.
5) Descrimination learning.
6) Concept leasrning.
7) Rule learning.
8) Problem solving.
d) Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai kegunaan
yang terbatassebagai alat untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum. Mereka
mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umum menjadi
tingkah laku siswa yang bisa diamati.10 | t a k s o n o m i
Kategori yang diajukan adalah:
1) Identify.
2) Naude.
3) Describe.
4) Construct.
5) Order.
6) Demostrate.
e) De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloom lebih di ilhami oleh masalah
evaluasi. Jika Gagne dan Merril bertitik tolak pada kondisi belajar, maka De Block
(1972) mengemukakan model yang didasarkan pada tujuan-tujuan mengajar.
Ia mengajukan 3 arah dalam kegiatan mengajar:
1) Form partial to more integral learning.
2) Form limited to fundamental learning.
3) Form special to general learning.
Gagasan De Block ini juga digambarkan dalam bentuk kubus.
Form partial to more integral learning.
Form limited to fundamental learning.
Form special to general learning.
11 | t a k s o n o m i
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1) Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan
nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau
prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat,
dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut
beberapa skema taksonomi.
Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu:
kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi
beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai
dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah
laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat
yang lebih rendah.
2) Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli
psikologi pendidikan Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup
berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational
objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning). Dari hasil
penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of
educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-
beda.
Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang
yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini
ada 4 buah,yaitu:
a) Prinsip metodologis
Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam
mengajar.
b) Prinsip Psikologis
Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang.
c) Prinsip Logis
12 | t a k s o n o m i
Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.
d) Prinsip Tujuan
Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-
nilai.tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang
netral.
Tujuan instruksional khusus (taksonomi) dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
a) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
b) Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri.
c) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin.
3) Teori Lain Mengenai Taksonomi
Banyak kritik yang telah dilemparkan kepada Bloom cs tentang pembagian
taksonomi ini, sehingga timbul tori-teori sebagi adaptasi, modifikasi atau kategori
baru.
a) Me Guire (1963) telah menyusun taksonomi untuk bidang biologi, Wood
(1968)untuk matematika, Leuis (1965)untuk ilmu pengetahuan alam. Sebagai
contoh, dihasilakan oloeh The National Longitudinal Study Mathematical Abilities
(NLSMA).
b) Guiford telah menciptakan pola yang menggambarkan struktur intelek dalam
bentuk kubus.
c) Gagne dan Merril juga mengemukakan taksonomi lain. Didalam bukunya The
Condition of Learning (1965). Gagne menyebutkan adanya 8 buah kategori, yang
oleh Merril(1971) ditambah 2 kategori lagi.
13 | t a k s o n o m i
d) Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai kegunaan
yang terbatassebagai alat untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum.
Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umum
menjadi tingkah laku siswa yang bisa diamati.
e) De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloom lebih di ilhami oleh masalah
evaluasi. Jika Gagne dan Merril bertitik tolak pada kondisi belajar, maka De Block
(1972) mengemukakan model yang didasarkan pada tujuan-tujuan mengajar.
4)
14 | t a k s o n o m i
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara
Indrakusuma, Amir Daien. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang.
Popham, W. James. 2008. “Teknik Belajar Secara Sistematis”. Jakarta: Rineka Cipta
Sadiman, Arief S. dkk. 2008. “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Sudijono, Anas. 2008. “Pengantar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
http://danilsetiawan.com/kelemahan-dan-kelebihan-kurikulum-pendidikan-2013/. Diakses
tanggal 31 Maret 2016.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi. Diakses tanggal 31 Maret 2016.
http://www.unm.ac.id/berita/26-kegiatan/422-kurikulum-2013-penyempurnaan-kurikulum-
sebelumnya.html. Diakses tanggal 31 Maret 2016.
15 | t a k s o n o m i