Taksonomi Fix

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Taksonomi yaitu ilmu tentang kelompok organisme berdasarkan perbedaan kategori menurut karakter fisiknya. Pengelompokan atau karakterisasi akan dikelompokan didasarkan kesamaannya yang biasanya diwariskan kepada keturunannya dari nenek moyangnya. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu fisika menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan gas. Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan adanya taksonomi ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. 1.2. Rumusan Masalah 1 | taksonomi

Transcript of Taksonomi Fix

Page 1: Taksonomi Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Taksonomi yaitu ilmu tentang kelompok organisme berdasarkan perbedaan

kategori menurut karakter fisiknya. Pengelompokan atau karakterisasi akan

dikelompokan didasarkan kesamaannya yang biasanya diwariskan kepada keturunannya

dari nenek moyangnya. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu fisika

menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan gas.

Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan

karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel

banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran

dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Taksonomi bloom merujuk pada tujuan pembelajaran yang diharapkan agar dengan

adanya taksonomi  ini para pendidik dapat mengetahui secara jelas dan pasti apakah

tujuan instruksional pelajaran bersifat kognitif, afektif atau psikomotor. Taksonomi

berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua

hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir

dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1. Apakah pengertian dari taksonomi dan letak taksonomi dalam dunia pendidikan?

1.2.2. Apa itu taksonomi Bloom?

1.2.3. Apasaja teori lain mengenai taksonomi?

1.3. Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan taksonomi dan letak taksonomi

dalam dunia pendidikan.

1.3.2. Untuk mengetahui apa itu taksonomi Bloom.

1.3.3. Untuk mengetahui teori lainnya mengenai taksonomi.

1 | t a k s o n o m i

Page 2: Taksonomi Fix

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Taksonomi dan Letak Taksonomi dalam Dunia Pendidikan

Secara bahasa taksonomi diambil dari bahasa Yunani yaitu tassein dan nomos.

Tassein yang berarti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi

dapat pula diartikan secara istilah yaitu, sebagai pengelompokan suatu hal berdasarkan

hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi bersifat lebih umum

atau masih luas dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik atau lebih

terperinci.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan pendidikan.

Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif,

afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa

kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai dari tingkah

laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam

setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.

Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan

pada tahun 1956, sehingga sering pula disebut sebagai "Taksonomi Bloom". Pengajaran

yang semata-mata merencanakan atas strategi pengetahuan lebih didahulukan tidaklah

banyak menolong dalam menyusun berbagai jenis perilaku dalam kategori pengetahuan

ataupun dalam taraf-taraf yang lebih tinggi. Kepentingan antara kegiatan belajar

mengajar harus berlandaskan tujuan. Kesadaran para guru bahwa tujuan pelajaran harus

dirumuskan sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan tersebut harus

diberitahukan kepada siswa. Jadi, tujuan tersebur bukanlah sesuatu yang perlu untuk

dirahasiakan. Apabila dalm pengajaran tidak disebutkan tujuannya, maka siswa tidak

akan tahu mana pelajaran yang perlu dan yang tidak. Kepentingan hubungan ini

dikemukakan oleh Scriven yang mengemukakan bahwa, harus ada hubungan erat antara:

1.Tujuan kurikulum dengan bahan pelajaran

2.Bahan pelajaran dengan alat-alat evaluasi.

3.Tujuan kurikulum dengan alat-alat evaluasi.

Tujuan kurikulum yang dimaksud adalah tujuan yang dapat diukur. Ebel

berpendapat bahwa, jika hasil pendidikan merupakan sesuatu yang penting tetapi tidak

2 | t a k s o n o m i

Page 3: Taksonomi Fix

dapat diukur, maka tujuan itu harus diubah. Jika tujuan telah dirumuskan secara

operasional maka hasilnya akan dapat diukur. Suatu tanda bahwa seseorang telah

mencapai tujuannya, akan terlihat pada perubahan tingkah lakunya. Maksud yang dapat

diukur ialah kemampuan, perilaku, sikapyang harus dimiliki seorang siswa sebagai

akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam tingkah lakunya sehingga dapat

diamati dan diukur.

Tujuan pendidikan dapat dirumuskan pada 3 tingkatan yaitu:

1) Pertama, tujuan umum pendidikan. Tujuan ini menentukan perlu dan tidaknya

sesuatu program diadakan.

2) Kedua, tujuan yang didasarkan tingkah laku. Ada 3 macam tingkah laku yang

dikenal umum, yaitu, kognitif, afektif, dan psikomotor. Berhasilnya pendidikan

dalam bentuk tingkah laku, inilah yang dimaksud dengan taksonomi.

3) Ketiga, tujuan yang lebih jelas yang dirumuskan secara operasional.

 Beberapa ahli telah mencoba memberikan cara bagaimana menyebut ketiga

tingkatan tujuan ini, yang akhirnya oleh Viviane De Landsheere disimpulkan bahwa ada

3 tingkat tujuan (termasuk taksonomi), yaitu:

a. Tujuan akhir atau tujuan umum pendidikan

b. Taksonomi

c. Tujuan yang operasional.

2.2. Taksonomi Bloom

Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli

psikologi pendidikan  Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup

berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational

objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning).  Dari hasil

penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of

educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-

beda.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang

yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini

ada 4 buah,yaitu:

3 | t a k s o n o m i

Page 4: Taksonomi Fix

a) Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam

mengajar.

b) Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang. 

c) Prinsip Logis

   Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.

d) Prinsip Tujuan

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-nilai.tiap-

tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang netral.

Konsep taksonomi Bloom mengklasifikasikan tujuan pendidikan dalam tiga ranah,

yaitu:

1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek intelektual.

a. Ingatan (mengenal dan mengingat kembali)

Dalam pengenalan siswa diminta untuk memilih satu dari dua atau lebih

jawaban.

Contoh:

Hasil dari 23 adalah…

a)         2

b)        6

c)         8

Berbeda dengan mengenal maka dalam mengingat kembali, siswa diminta

untuk mengingat kembali satu atau lebih fakta-fakta sederhana.

Contoh:

Ciri-ciri dari segitiga siku-siku adalah…

Mengenal dan mengungkapkan kembali, pada umumnya dikategorikan

menjadi satu jenis yaitu ingatan. Kategori ini merupakan kategori paling rendah

tingkatnya karena tidak terlalu banyak energi untuk berfikir.

4 | t a k s o n o m i

Page 5: Taksonomi Fix

b. Pemahaman

Dengan pemahaman, siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami

hubungan yang sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.

Contoh:

Diantara gambar-gambar dibawah ini yang dapat disebut sebagai segitiga

siku-siku adalah:

a)

b)

c)

c. Penerapan atau aplikasi

Untuk penerapan atau aplikasi ini siswa dituntut memiliki kemampuan untuk

menyeleksi atau memilih suatu abstrasi tertentu (konsep, hukum, dalil, aturan,

gagasan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu situasi baru dan

menerapkannya secara benar.

Contoh:

Untuk menyelesaikan hitungan 51 x 40 = n, maka paling tepat kita gunakan.

a.       Hukum asosiatif

b.      Hukum komutatif

c.       Hukum distributif

d. Analisis

Dalam analisis, siswa diminta untuk menganalisis suatu hubungan atau situasi

yang kompleks atas konsep-konsep dasar.

Contoh:

5 | t a k s o n o m i

Page 6: Taksonomi Fix

Siswa disuruh menerangkan apa sebab pada waktu mendung dan ada angin

kencang hujan tidak segera turun. (logika matematika).

e. Sintesis

Sintesis merupakan suatu proses yang meminta siswa agar bias menyusun

kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan struktur baru. Dengan

singkat dapat dikatakan bahwa dengan soal sintesis ini siswa diminta untuk

melakukan generalisasi.

Contoh:

Piramid Agung di Giza merupakan salah satu bukti pengetahuan orang-orang

mesir kuno tentang geometri. Apakah dalam perencanaan pembangunannya dahulu

mereka sudah memperhitungkan tinggipuncak piramid itu dari lantai dasarnya?

f. Evaluasi

Evaluasi (evaluation) adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam

ranah kognitif menurut taksonomi bloom.Evaluasi disini merupakan kemampuan

seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide,atau

kemampuan mengambil keputusan.

Contoh:

Peserta didik mampu menilai bahwa matematika itu digunakan bukan hanya

pada keperluan pelajaran matematika saja, tetapi ilmu-ilmu yang lain juga

memerlukan ilmu matematika,seperti pada materi bilangan berpangkat, materi

bilangan berpangkat ini bs juga digunakan pada pelajaran kimia (tetapan avogadro)

dan fisika (muatan elektron).

Beberapa aspek kejiwaan yang telah disebutkan, sebagian hanya cocok

diterapkan di Sekolah Dasar (Ingatan,Pemahaman dan Aplikasi), sedangkan analisa,

sintesa dan evaluasi baru dapat dilatihkan di SMP, SMA dan Perguruan Tinggisecara

bertahap. Dengan urutan yang ada, memang menunjukkan usaha yang makin ke

bawah berat. Sebagai contoh, untuk melakukan pemahaman, siswa harus terlebih

dahulu dapat mengingat atau mengenal kembali. Dan untuk pemahaman, memang

dibutuhkan unsur mengenal atau mengingat kembali.

6 | t a k s o n o m i

Page 7: Taksonomi Fix

2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

perasaan dan emosi.

a. Penerimaan (receiving/attending)

Penerimaan adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di

lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,

mempertahankannya, dan mengarahkannya.

     Contoh:    

peserta didik menyadari bahwa disiplin wajib ditegakkan, sifat malas dan tidak

berdisiplin harus disingkirkan jauh-jauh. 

b. Penanggapan (responding)

Penanggapan adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di

lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan

tanggapan.

     Contoh:

peserta didik berkeinginan untuk mempelajari lebih jauh atau menggali lebih

dalam lagi, ajaran-ajaran islam tentang kedisiplinan.

c. Penilaian (valuing)

Penilaian adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap

suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,dirasakan

akan membawa kerugiaan atau penyesalan.

     Contoh:

Tumbuhnya kemauan yang kuat pada diri peserta didik untuk berlaku disiplin,

baikdisekolah, di rumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

d. Pengorganisasian (organization)

Pengorganisasian adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk

nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.

7 | t a k s o n o m i

Page 8: Taksonomi Fix

     Contoh:    

Peserta didik mendukung penegakan disiplin nasional yang telah dicanangkan

oleh Bapak Presiden Soeharto pada Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Tahun

1995.

e. Karakterisasi (characterization)

Karakterisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki

seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah

tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini

adalah merupakan tingkatan efektif tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah

benar-benar bijaksana.

Contoh:

Siswa telah memiliki kebulatan sikap wujudnya peserta didik menjadikan

perintah Allah SWT yang tertera dalam Al-Qur'an surat al-'Ashr sebagai pegangan

hidupnya dalam hal yang menyangkut kedisiplinan, baik kedisiplinan di sekolah, di

rumah maupun ditengah-tengah kehidupan masyarakat.

3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek terampilan. Perkataan psikomotor berhubungan dengan kata “motor” sensory-

motor atau perceptual-motor”. Jadi psikomotor domain berhubungan erat dengan

kerja otots ehingga menyebabkan geraknyatubuh atau bagian-bagiannya. Yang

termasuk ke dalam klarifikasi gerak disini dimulai dari gerak yang paling sederhana

yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi.

a. Menirukan (muscular or motor skills) merupakan kemampuan untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan contoh yang  diamatinya walaupun belum mengerti makna

atau hakikat dari keterampilan itu.

b. Memanipulasi (manipulations) merupakan kemampuan dalam melakukan suatu

tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih yang diperlukan.

8 | t a k s o n o m i

Page 9: Taksonomi Fix

c. Ketelitian (Precision) melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan

berkualitas tinggi tanpa bantuan atau instruksi, dapat menunjukkan aktivitas untuk

pelajar lain.

d. Artikulasi (Articulation) merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan

suatu keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan

interpretatif.

e. Pengalamiahan (Naturalisation) merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-

hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-

gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata kerja operasional yang

biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,

memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.

2.3. Teori Lain Mengenai Taksonomi

Banyak kritik yang telah dilemparkan kepada Bloom cs tentang pembagian

taksonomi ini, sehingga timbul tori-teori sebagi adaptasi, modifikasi atau kategori baru.

a) Me Guire (1963) telah menyusun taksonomi untuk bidang biologi, Wood

(1968)untuk matematika, Leuis (1965)untuk ilmu pengetahuan alam. Sebagai

contoh, dihasilakan oloeh The National Longitudinal Study Mathematical Abilities

(NLSMA).

1) Knowledge of faets.

2) Computation.

3) Aplication.

4) Analysis.

Alasannya adalah:

1) Computation (komputasi, penghitungan) merupakan satu ketrampilankhusus

yang tidak mempunyai tempat pada taksonomi Bloom. Padahal aspek ini perlu

dinilai pula.

9 | t a k s o n o m i

Page 10: Taksonomi Fix

2) Synthesis aand evaluation (sintesa dan evaluasi) hanya sedikit mempunyai

peranan di dalam kurikulum matematika.

b) Guiford telah menciptakan pola yang menggambarkan struktur intelek dalam bentuk

kubus.

Operation (bidang mendatar)

Product (bilangan belakang)

Content (bidang tegak)

Selanjutnya Guilford juga telah berbicar lebih luas tentang implikasi model ini di

bidang pendidikan. Dikatakannya bahwa untuk melatih kemampuan intelektual

tertentu, dibutuhkan latihan tertentu pula.

c) Gagne dan Merril juga mengemukakan taksonomi lain. Didalam bukunya The

Condition of Learning (1965). Gagne menyebutkan adanya 8 buah kategori, yang

oleh Merril(1971) ditambah 2 kategori lagi.

Delapan hierarki tingkah laku menurut Gagne adalah:

1) Signallearning.

2) Stimulus respon learning.

3) Chaining.

4) Verbal associating.

5) Descrimination learning.

6) Concept leasrning.

7) Rule learning.

8) Problem solving.

d) Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai kegunaan

yang terbatassebagai alat untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum. Mereka

mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umum menjadi

tingkah laku siswa yang bisa diamati.10 | t a k s o n o m i

Page 11: Taksonomi Fix

Kategori yang diajukan adalah:

1) Identify.

2) Naude.

3) Describe.

4) Construct.

5) Order.

6) Demostrate.

e) De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloom lebih di ilhami oleh masalah

evaluasi. Jika Gagne dan Merril bertitik tolak pada kondisi belajar, maka De Block

(1972) mengemukakan model yang didasarkan pada tujuan-tujuan mengajar.

Ia mengajukan 3 arah dalam kegiatan mengajar:

1) Form partial to more integral learning.

2) Form limited to fundamental learning.

3) Form special to general learning.

Gagasan De Block ini juga digambarkan dalam bentuk kubus.

Form partial to more integral learning.

Form limited to fundamental learning.

Form special to general learning.

11 | t a k s o n o m i

Page 12: Taksonomi Fix

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1) Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan

nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau

prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat,

dan kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut

beberapa skema taksonomi.

Dalam pendidikan, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan

pendidikan. Dalam hal ini, tujuan pendidikan dibagi menjadi beberapa domain, yaitu:

kognitif, afektif, dan psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi

beberapa kategori dan subkategori yang berurutan secara hirarkis (bertingkat), mulai

dari tingkah laku yang sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah

laku dalam setiap tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat

yang lebih rendah.

2) Benjamin Bloom (February 21, 1913 - September 13, 1999) adalah seorang ahli

psikologi pendidikan  Amerika yang memberikan sumbangan pemikiran yang cukup

berarti, yaitu mengklasifikasikan tujuan pembelajaran (classification of educational

objectives) dan teori belajar tuntas (the theory of mastery learning).  Dari hasil

penelitiannya, Bloom membangun taksonomi tujuan pembelajaran atau "taxonomy of

educational objectives" yang mengklasifikasikan tujuan pembelajaran yang berbeda-

beda.

Bloom dan Krathwohl telah memberikan banyak inspirasi kepada banyak orang

yang melahirkan taksonomi lain.prinsip-prinsip dasar yang digunakan oleh 2 orang ini

ada 4 buah,yaitu:

a) Prinsip metodologis

Perbedaan-perbedaan yang besar telah merefleksi kepada cara-cara guru dalam

mengajar.

b) Prinsip Psikologis

Taksonomi hendaknya konsisten dengan fenomena kejiwaan yang ada sekarang. 

c) Prinsip Logis

12 | t a k s o n o m i

Page 13: Taksonomi Fix

   Taksonomi hendaknya dikembangkan secara logis dan konsisten.

d) Prinsip Tujuan

Tingkatan-tingkatan tujuan tidak selaras dengan tingkatan-tingkatan nilai-

nilai.tiap-tiap jenis tujuan pendidikan hendaknya menggambarkan corak yang

netral.

Tujuan instruksional khusus (taksonomi) dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:

a) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan

berpikir.

b) Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian

diri.

c) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,

berenang, dan mengoperasikan mesin.

3) Teori Lain Mengenai Taksonomi

Banyak kritik yang telah dilemparkan kepada Bloom cs tentang pembagian

taksonomi ini, sehingga timbul tori-teori sebagi adaptasi, modifikasi atau kategori

baru.

a) Me Guire (1963) telah menyusun taksonomi untuk bidang biologi, Wood

(1968)untuk matematika, Leuis (1965)untuk ilmu pengetahuan alam. Sebagai

contoh, dihasilakan oloeh The National Longitudinal Study Mathematical Abilities

(NLSMA).

b) Guiford telah menciptakan pola yang menggambarkan struktur intelek dalam

bentuk kubus.

c) Gagne dan Merril juga mengemukakan taksonomi lain. Didalam bukunya The

Condition of Learning (1965). Gagne menyebutkan adanya 8 buah kategori, yang

oleh Merril(1971) ditambah 2 kategori lagi.

13 | t a k s o n o m i

Page 14: Taksonomi Fix

d) Garlach dan Sullivan beranggapan bahwa taksonomi Bloom mempunyai kegunaan

yang terbatassebagai alat untuk perencanaan dan pengembangan kurikulum.

Mereka mencoba mengganti gambaran tentang proses dalam rumusan yang umum

menjadi tingkah laku siswa yang bisa diamati.

e) De Block mengatakan bahwa taksonomi Bloom lebih di ilhami oleh masalah

evaluasi. Jika Gagne dan Merril bertitik tolak pada kondisi belajar, maka De Block

(1972) mengemukakan model yang didasarkan pada tujuan-tujuan mengajar.

4)

14 | t a k s o n o m i

Page 15: Taksonomi Fix

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta: Bumi Aksara

Indrakusuma, Amir Daien. 1993. Evaluasi Pendidikan. Malang: Penerbit IKIP Malang.

Popham, W. James. 2008. “Teknik Belajar Secara Sistematis”. Jakarta: Rineka Cipta

Sadiman, Arief S. dkk. 2008. “Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Sudijono, Anas. 2008. “Pengantar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

http://danilsetiawan.com/kelemahan-dan-kelebihan-kurikulum-pendidikan-2013/. Diakses

tanggal 31 Maret 2016.

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi. Diakses tanggal 31 Maret 2016.

http://www.unm.ac.id/berita/26-kegiatan/422-kurikulum-2013-penyempurnaan-kurikulum-

sebelumnya.html. Diakses tanggal 31 Maret 2016.

15 | t a k s o n o m i