TAKE HOME b. ruwindra.docx

download TAKE HOME b. ruwindra.docx

of 19

Transcript of TAKE HOME b. ruwindra.docx

TAKE HOME

Mata Kuliah:IPS 302/Teknologi & Perubahan SosialSemester:IIDosen Pembina:Drs. H. Moch. Amir Sutedjo, SH., M.Pd.

1. Perkembangan ilmu biologi ini jika dimanfaatkan dengan baik dan untuk tujuan kesejahteraan manusia, akan mendatangkan dampak positif yang begitu besar. a. Dampak positif perkembangan ilmu biologi:1) Membantu dalam menemukan dan mengembangkan bahan kebutuhan pokok manusia, seperti bahan makanan, pakaian, peralatan, dan perumahan serta energi.2) Menemukan berbagai penyebab dan pengobatan berbagai macam penyakit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan3) Penemuan bibit unggul baik hewan ternak maupun tanaman pertanian yang membantu menyelesaikan masalah pangan4) Menyikap rahasia proses-proses kehidupan, pwarisan sifat, dan gen sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari5) Mengkaji dan melestarikan seluk beluk lingkungan lebih dalam dengan tujuan untuk kelestarian kehidupan6) Pengolahan limbah rumah tangga dan industri yang lebih ramah lingkungan dengan menggunakan organisme pengolah limbah yang telah ditemukan penelitib. Dampak negatif perkembangan ilmu biologi1) Digunakan untuk senjata biologis. Bakteri dan virus yang mematikan dapat digunakan sebagai senjata biologis untuk memusnahkan manusia2) Memunculkan organisme strain jahat. Dengan adanya rekayasa genetika, sifat-sifat makhluk hidup dapat diubah dengan mudah termasuk menyisipkan gen jahat yang dapat digunakan untuk membunuh atau meneror manusia3) Mengganggu keseimbangan lingkungan. Organisme baru hasil rekayasa manusia dikhawatifkan akan dapat memenangkan kompetisi dan menyingkirkan organisme yang telah ada di alam sehingga dapat menimbulkan ketidakseimbangan alam.4) Pelanggaran hukum dan nilai-nilai masyarakat. Misalnya ada seorang ibu yang hamil dengan teknik bayi tabung yang spermanya berasal dari bank sperma (tidak dari suaminya). Hal ini tentu mengaburkan status anak dan menimbulkan permasalahan di lain waktu.

2. Sains lebih dulu dikenal daripada teknologi:Sains adalah sebagai dasar-dasar bagi pengembangan teknologi berikutnya. Dalam perkembangan teknologi, tidak lepas dari adanya perkembangan sains. Teknologi merupakan hasil karya dan cipta manusia. Adapun yang menjadi tujuan dari penciptaan teknologi adalahsupaya mempermudah manusia dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 3. Perang dunia I sampai Amerika mempunyai bom atomPERANG DUNIA I (1914-1918)Perang dunia ini dikelompokkan menjadi dua faktor, yaitu sebab-sebab umum dan sebab khusus yang menjadi pemicu meletusnya perang dunia. 1. Sebab umum Perang Dunia I a. Adanya pertentangan antara negara-negara eropa seperti antara Jerman dan Perancis, Jerman dengan Inggris dan Jerman dengan Rusia. Penyebab pertentangan antara Jerman dengan Perancis karena Perancis ingin melakukan politik kevanche, Perancis balas dendam terhadap Jerman atas kekalahannya pada perang tahun 1870-1871. Sedangkan pertentangan antara Jerman dengan Inggris karena Inggris merasa tersaingi oleh Jerman dalam bidang industri, daerah jajahan dan pembangunan angkatan laut yang dilakukan oleh Jerman. Untuk penyebab pertentangan Jerman dan Rusia karena Jerman dianggap menghalangi Politik Air Hangat Rusia yang akan menerobos ke laut tengah. b. Adanya politik persekutuan/system of alliances politik persekutuan tersebut terbentuk karena masing-masing negara eropa merasa terancam oleh negara tertentu sehingga membentuk persekutuan yang mempunyai kesepakatan apabila salah satu anggota persekutuan diserang, maka anggota yang lain harus membantunya. Politik persekutuan yang terbentuk adalah TRIPLE ALLIANTIE tahun 1882 dengan anggotanya Jerman, Austria, dan Italia. Sedangkan persekutuan yang lain adalah TRIPLE ENTENE tahun 1907 yang beranggotakan Inggris, Rusia dan Perancis. c. Perlombaan senjata yang timbul akibat adanya alliansi masing-masing negara saling curiga mencurigai dan saling mempersenjatai diri.2. Sebab Khusus Perang Dunia ITahun 1914 tentara Austria mengadakan latihan perang di Bosnia. Bagi Serbia latihan perang tersebut merupakan tindakan provokatif atau tantangan, karena Serbia ingin mengusai Bosnia Herzegowna sebagai akibat putra mahkota Australia, yaitu Frans Ferdinand yang mengunjungi latihan perang tersebut dibunuh Jerman untuk mengumumkan perang kepada Rusia tanggal 1 Agustus 1914, karena Rusia mendukung serbia, dan tanggal 3 Agustus 1914 Jerman mengumumkan perang kepada Jerman tanggal 4 Agustus 1914. 4. Kebudayaan Barat dan Kebudayaan Timur adalah:a. Kebudayaan tergantung pada keluarga Tidak tergantung pada keluarga Rasa individualisme tinggi Tugas hidup dilakukan setelah dewasa Manusia sejati manusia yang dapat mencapai sesuatu atas kemampuan diri sendiri Mencari lingkungan karib di luar dirinya, jika gagal betul-betul sengsarab. Kebudayaan timur antara lain Bersifat religi Mementingkan gotong royong Mengandung unsur psikologimementingkan mistik Tidak gigih dalam mendapatkan ekonomi/materi Individu kecil mementingkan hubungan karib Hidup selaras dan serasi

5. Perkembangan Teknologi berjalan secara evolusi sebagai berikuta. Prasejarah1) Masa ... s.d. 3000 SMTeknologi informasi yang dikembangkan manusia berfungsi sebagai sesuatu untuk mengenal bentuk-bentuk yang mereka kenal, mereka mengambarkan informasi pada dinding-dinding gua tentang berburu binatang dan perkembangan berikutnya diciptakan alat-alat bunyi dan isyarat. Pada masa ini teknologi informasi belum menjadi teknologi masal dan pertama kali tulisan digunakan oleh bangsa Sumeria dengan symbol-symbol yang dibentuk pictograf sebagai huruf. b. Sejarah 1) Masa (2900 SM)Penggunaan huruf Mesir kuno (heirogliph) yang merupakan symbol, bentuk tulisan zaman ini lebih maju dibanding dengan bangsa Sumeria.2) Masa (500 SM)Serat papyrus digunakan sebagai kertas, pohon ini tumbuh di sekitar sungai nil.3) Masa (105 SM)Bangsa China mulai menemukan kertas (dari serat bambu)c. Modern (1400 M s.d. sekarang)1) Tahun 1455Mesin cetak menggunakan jilat huruf terbuat dari besi2) Tahun 1830Auqusta Lady Bugron menulis program komputer menggunakan bahan mesin, data disimpan/dikeluarkan melalui sebuah kertas meski cara kerjanya sangat tradisional. 3) Tahun 1837Samoel Noosa mengembangkan telegraf4) Tahun 1861Ditemukan gambar bergerak/layar tancap5) Tahun 1877Alexander Graham Bell menemukan telephoneEdward, May Bridge menemukan fotografi6) Tahun 1899Ditemukan penyimpanan data dalam pita/tape magnet7) Tahun 1923Zvor Kyin menemukan tabung TV8) Tahun 1940Mulai berkembangnya IPTEK9) Tahun 1945Penemuan hypertext (website saat ini)10) Tahun 1946Ditemukan teknologi komputer digital pertama11) Tahun 1948Penelitian telephone dengan menggunakan bell transistor12) Tahun 1957Rusia meluncurkan sputnik13) Tahun 1972Program e-mail oleh Roy Tomlinson14) Tahun 1973 s.d. 1990Perkembangan teknologi internet15) Tahun 1991 s.d.sekarangPerkembangan teknologi bidang IT sudah modern

6. Dalam hal ini peradaban dapat diartikan menjadi dua caraa. Proses menjadi berkeadabanb. Suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju. Berdasarkan pengertian terakhir, suatu peradaban ditunjukkan dalam gejala-gejala lahir, misalnya memiliki kota-kota besar, masyarakat telah memiliki keahlian di dalam industri (pertanian, pertambangan, pembangunan, pengangkutan, dsb.), memiliki tertib politik dan kekuasaan, dan berdidik dalam kesenian yang indah-indah. Adapun kebudayaan diartikan sosiologis di satu sisi dan bersifat antropologis di sisi lain. Istilah kebudayaan (culture) pada dasarnya diartikan sebagai cara mengerjakan tanah, memelihara tumbuh-tumbuhan, dan diartikan pula melatih jiwa dan raga manusia. Untuk sampai tingkat kebudayaan didukung oleh proses melatih dan mengembangkan cipta, karsa, rasa manusia. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa culture adalah civilization dalam arti perkembangan jiwa. Para sarjana sosiologi mengartikan istilah culture lebih luas lagi.

TAKE HOME

Mata Kuliah:IPS 301/Pengembangan Kurikulum IPSSemester:IIDosen Pembina:Drs. Sadun Akbar, M.Pd.

1. Aspek-aspek yang perlu dikembangkan di tingkat satuan pendidikan, yaitu:a. Lingkup IPS jika ditinjau dari aspek-aspeknya meliputi hubungan di antaranya sebagai berikut: psikologi sosial, ekonomi, sosial, budaya, sejarah, geografi, serta politik.b. Lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut: Manusia, tempat, dan lingkungan Sistem, sosial, dan budaya Waktu, berkelanjutan, dan perubahan Perilaku ekonomi dan kesejahteraan c. Landasan sisdiknas adalah pasal 37 UU sisdiknas tahun 2003 mengamanatkan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat IPS2. Hal-hal yang mendasar tentang KTSP dapat ditinjau dari:a. Orientasi teoritik pengembangan kurikulumnyab. Pandangan tentang peserta didiknyac. Peran pendidiknyad. Proses pembelajarannyae. Penilaiannya 2.1. Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan serta memperhatikan standar kompetensi dasar yang dikembangkan di BSNP2.2. Jika dilihat dari pandangan tentang peserta didiknya, peserta didik harus mengulang di kelas yang sama bila menuntaskan SK dan KD lebih dari empat mata pelajaran, ketika mengulang di kelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ketuntasan belajarnya minimum sudah tercapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.

2.3. Dari peran pendidiknyaDasar pendidikan yang perlu dilatih kepada guru di sekolah adalah bagaimana mengembangkan pembelajaran yang menyenangkan dan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan dan bagaimana mengembangkan soal/instrumen penilaian yang akurat dan benar.2.4. Dari proses pembelajarannyaProses pembelajaran adalah untuk membentuk watak peradaban, dan meningkatkan mutu peserta didik dan perlu memberdayakan semua potensi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diharapkan. 2.5. a. Dari penilaiannya antara lain:1. Kognitif meliputi aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis sintesis, dan penulisan2. Afektik meliputi sikap3. Psikomotorikb. Tujuan penilaian meliputi:1. Menilai kemampuan individual melalui tagihan dan tugas tertentu2. Menentukan kebutuhan pembelajaran3. Membentuk dan mendorong peserta didik4. Membantu mendorong guru untuk mengajar lebih baik

3. Model pembelajaran terlampir4. Pada kurikulum yang diberlakukan di Indonesia di samping memiliki kelebihan juga memiliki kelemahan, antara lain:a. Kurangnya sarana dan prasaranab. Kurangnya sumber daya manusia yang diharapkan mampu menjabarkan KTSPc. Banyaknya guru yang belum memahami KTSPSedangkan pada sisi lain pemerintah ingin meningkatkan pendidikan dari segi mutu pembelajaran melalui pelaksanaan Ujian Akhir Nasional (UAN) yang merupakan kegiatan akhir tahun bagi siswa pada kelas terakhir dalam evaluasi rutin bagi siswa.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah: Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan SosialKelas/ Semester: VIII/2Standart Kompetensi: Memahami usaha persiapan kemerdekaanKompetensi Dasar: Mendeskripsikan peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya negara kesatuan Republik IndonesiaAlokasi Waktu: 2 x 40 menit (1 x pertemuan)

I. Tujuan pembelajaranSetelah pembelajaran berahir diharapkan siswa dapat:1. Menyusun secara kronologis peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia2. Membandingkan dan menguraikan perbedaan perspektif antarkelompok sekitar proklamasi kemerdekaan Indonesia3. Mendeskripsikan proses penyebaran berita tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia dan sikap rakyat di berbagai daerah Karakter siswa yang diharapkan Disiplin Rasa ingin tahu Tekun Tanggung jawab Ketelitian

II. Materi AjarProklamasi kemerdekaan dan proses terbentuknya negara RI Peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaan Terbentuknya negara dan kelengkapannya

III. Metode Pengajaran1. Ceramah bervariasi2. Diskusi3. Tanya jawab

IV. Tahap Kegiatan PembelajaranPertemuan Ke-1Materi: peristiwa sekitar proklamasi kemerdekaana) Kegiatan Awal1. Memeriksa kehadiran siswa, kebersihan, dan kerapihan kelas2. Memberikan motivasi kepada siswa agar siap dalam mengikuti pembelajaran3. Apersepsi (pengetahuan prasarat)Bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia hanya dapat dicapai dengan perjuangan seluruh bangsa Indonesia dan tidak terpisahkan adanya pertolongan dari Tuhan YMEb) Kegiatan Inti Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:1. Guru membimbing siswa untuk mengamati gambar-gambar yang berkaitan dengan peristiwa sekitar kemerdekaan Indonesia2. Guru menjelaskan tentang berita kekalahan Jepang dalam perang Asia Pasifik3. Menjelaskan peristiwa Rengasdengklok dan kronologis pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia ElaborasiDalam kegiatan eksplorasi, guru:1. Membiasakan peserta membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis3. Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan, siswa diminta memberikan contoh penyimpangan sosial dalam masyarakat dan upaya pemecahannya7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan 9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:1. Bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa2. Bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan, dan penyimpulan c) Kegiatan AkhirDalam kegiatan penutup, guru:1. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran2. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisten dan terprogram3. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran4. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas5. Memberikan tugas individual agar siswa dapat mengidentifikasi cara mengisi kemerdekaan

V. Sumber Belajar Buku platinum pembelajaran IPS terpadu Foto-foto dan gambar Atlas sejarah Museum Monumen

VI. Penilaian Hasil BelajarIndikator Pencapaian KompetensiPenilaian

TeknikBentuk InstrumenInstrumen

Menjelaskan alasan Jepang membentuk BPUPKITes tulisTes uraian Jelaskan alasan Jepang membentuk BPUPKI

Mendiskripsikan secara kronologis proses penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikanTes tulisTes uraian Jelaskan penyusunan dasar dan konstitusi untuk negara Indonesia yang akan didirikan

Mendeskripsikan dibentuknya PPKI dan peranannya dalam proses persiapan kemerdekaan IndonesiaTes tulisTes uraian Jelaskan alasan dibentuknya PPKI dan peran yang sudah dilakukan

Bangkalan, ...............Guru Pengajar,

.........................

TAKE HOME

Mata Kuliah:IPS 303/Pluralisme dan Disintegrasi NasionalSemester:IIDosen Pembina:Prof. Dr. Ir. Tries Edy Wahyuno, M.M.

Tantangan Disintegrasi Bangsa Terhadap Fenomena Nasionalisme Indonesia1. Fenomena Indonesia merupakan negara kesatuan yang berbentuk republik. Hal tersebut merupakan hasil daripada upaya merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari pihak-pihak yang sering merongrong kemerdekaan Indonesia. Hakikat negara kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan atau nasionalisme yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang sama walaupun masyarakat tersebut berbeda-beda agama, ras, etnik, atau golongan.Hal tersebut di atas secara tersierat menunjukkan bahwa terbentuknya negara kesatuan Indonesia ialah oleh adanya semangat persatuan dan rasa untuk berdiri di atas paham kebangsaan. Bukan lagi di atas paham kesukuan atau rasa chauvinistis dan primordialisme. Secara historis tercatat bahwa semangat keindonesiaan menjadi landasan para pendiri dan pejuang bangsa untuk bersatu. Kemudian rasa kebangsaan menjadi salah satu dasar daripada berdirinya sebuah bangsa yang kemudian bernama Indonesia.Jika kita melihat kondisi nasionalisme dari negara-negara Indonesia dewasa ini, bidang politik misalnya, kita akan melihat maraknya disintegrasi bangsa yang disebabkan oleh menipisnya rasa nasionalisme sehingga berujung kepada ancaman pecahnya kesatuan dan persatuan nasional. Etnisitas dan gerakan separatis seolah menjadi jamur di musim hujan. Konflik yang mengatasnamakan ras dan suku dari hari ke hari semakin menjadi. Gerakan separatis pun semakin menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan nasional memang sedang terancam. Pasca reformasi terjadi gerakan-gerakan tersebut semakin nyata terasa.Penyebab timbulnya disintegrasi bangsa juga dapat terjadi karena perlakuan yang tidak adil dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah khususnya pada daerah-daerah yang memiliki potensi sumber daya/kekayaan alamnya berlimpah/berlebih, sehingga daerah tersebut mampu menyelenggarakan pemerintahan sendiri dengan tingkat kesejahteraan masyarakat yang tinggi.Selain itu disintegrasi bangsa juga dipengaruhi oleh perkambangan politik dewasa ini. Dalam kehidupan politik sangat terasa adanya pengaruh dari statemen politik para elit maupun pimpinan nasional, yang sering mempengaruhi sendi-sendi kehidupan bangsa, sebagai akibat masih kentalnya bentuk-bentuk primodialisme sempit dari kelompok, golongan, kedaerahan bahkan agama. Hal ini menunjukkan bahwa para elit politik secara sadar maupun tidak sadar telah memprovokasi masyarakat. Keterbatasn tingkat intelektual sebagian besar masyarakat Indonesia sangat mudah terpengaruh oleh ucapan-ucapan para elitnya sehingga dengan sangat mudah terpicu untuk bertindak yang menjurus ke arah terjadinya kerusuhan maupun konflik antarkelompok atau golongan.Hal tersebut sedikit banyak mempengaruhi sikap nasionalisme seorang anak bangsa karena dari Sabang sampai Merauke, NKRI ini dibentuk dan berdiri dengan dasar sikap kebangsaan yang merasa satu dalam nasib dan perjuangan. Oleh karenanya kajian mengenai fenomena disintegrasi bangsa yang berpengaruh terhadap sikap nasionalisme Indonesia menarik untuk dikaji sebagai bentuk penumbuhan dan pengembangan pengetahuan dan pemahaman mengenai Indonesia.

2. Tinjauan Pustakaa. Tinjauan Tentang Tantangan Disintegrasi BangsaNegara Indonesia merupakan sebuah entitas yang berdiri di atas kemajemukan. Sebenarnya, kemajemukan tersebut menjadi salah satu faktor yang kemudian menyebabkan terbentuknya negara-bangsa Indonesia. Kemajemukan masyarakat Indonesia terlihat seperti yang dinyatakan oleh Furnivall (Nasikun, 2006:35), bahwa masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk (plural society), yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam satu kesatuan politik.Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk telah menimbulkan persoalan integrasi pada tingkatan nasional. Pluralitas masyarakat yang bersifat multidimensional itu akan dan telah menimbulkan persoalan tentang bagaimana masyarakat Indonesia terintegrasi secara horizontal. Maka tak jarang kemajemukan bangsa Indonesia dapat menyebabkan konflik horizontal yang berujung pada ancaman disintegrasi bangsa.Hal tersebut terekam secara historis bahwa dalam enam dasawarsa perikehidupan kenegaraan di tanah air, terbukti bangsa Indonesia pernah mengalami beberapa kali konflik yang erat kaitannya dengan unsur SARA (suku, agama, ras dan antargolongan) serta politik. Sekalipun masalah SARA ini tidak sampai berujung pada terjadinya separatisme pada wilayah Indonesia yang sudah bersatu sejak awal kemerdekaan. Namun harus diakui bahwa beberapa kelompok kecil masyarakat lainnya telah menunjukkan bahwa di Indonesia mempunyai potensi untuk itu. Maraknya disintegrasi bangsa disebabkan oleh menipisnya nasionalisme. Sehingga berujung kepada ancaman pecahnya kesatuan dan persatuan nasional. Etnisitas dan gerakan separatis seolah menjadi jamur di musim hujan. Konflik yang mengatasnamakan ras dan suku dari hari ke hari semakin menjadi. Gerakan separatis pun semakin menunjukkan bahwa persatuan dan kesatuan nasional memang sedang terancam. Selain itu konflik yang bernuansa etnis atau antargolongan disebabkan karena lunturnya nilai-nilai agama, adat dan sejarah. Kini hal tersebut telah dikalahkan oleh egoisme SARA itu sendiri.Gerakan separatisme yang mengancam disintegrasi bangsa sebenarnya telah muncul sejak dahulu. Hal ini dapat dilihat dari maraknya gerakan-gerakan separatis seperti DI/TII, RMS atau PRRI/PERMESTA. Namun, meningkatnya tensi separatisme dirasakan pada masa pasca reformasi berlangsung. Hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh Azyumardi Azra (2002: 120-122) bahwa:Kejatuhan Presiden Soeharto dari singgasananya pada Mei 1998 sebagai akibat lanjutan dari krisis moneter, ekonomi dan politik telah mengancam integrasi nasional negara-bangsa Indonesia..... Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, sistem sosial yang berbeda kelihatannya semakin rapuh.

Menurut F.M. Suseno (Richard M. Daulay, 2003: 31-40), ada beberapa hal yang menyebabkan maraknya fanatisme sehingga pecahnya integrasi nasional. Pertama ialah masalah sentralisme, yang kedua ialah masalah primordialisme, dan yang ketiga adalah permasalahan ketidakadilan sosial. Kesemuanya tersebut nampak dalam beberapa konflik yang menyebabkan disintegrasi, seperti yang terjadi di Aceh, Papua, Riau, Ambon, dan Timur Timor. Permasalahan disintegrasi bangsa merupakan tantangan yang harus dihadapi demi bertahannya eksistensi negara-bangsa Indonesia yang didasarkan atas konsesus bersama serta sikap dan jiwa nasionalisme.Strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk memecah atau mengatasi disintegrasi bangsa tersebut. Strategi tersebut di antaranya ialah seperti yang dikemukakan oleh Richard M. Daulay (2003: 31-40) pertama, dengan memperkuat kembali Pancasila sebagai sebuah ideologi nasional yang dapat memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Kedua, menciptakan keadilan sosial dan pemerataan antara pusat dan daerah. Ketiga, membangun budaya Indonesia yang akan menyatukan seluruh elemen bangsa. Keempat ialah pelaksanaan otonomi daerah yang benar dan tepat. Sehingga antardaerah akan terjalin kerjasama dan kemajuan tanpa harus menimbulkan kecemburuan dan keinginan untuk memisahkan diri. Artinya secara sederhana dapat dikatakan ada dua hal yang dapat ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama, secara politis (struktural) dan yang kedua ialah secara sosial (kultural). Secara struktural diharapkan pemerintah dapat membuat dan menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat dikatakan merata dan tidak membuat kecemburuan antarsuku bangsa. Kesatuan dapat secara aktif mengeratkan diri melalui budaya lokal yang dapat menjadi penyangga bagi kesatuan nasional.

b. Tinjauan Tentang Nasionalisme Indonesia Istilah nasionalisme dalam kamus perpolitikan di Indonesia diduga baru muncul setelah Samanhudi menyerahkan tumpuk kepemimpinan Sarekat Islam kepada H.O.S. Tjokroaminoto pada pertengahan 1912. Kemudian disusul Indische Partij yang mendengungkan nasionalisme menentang penetrasi asing yang dipelopori Douwes Dekker dengan perhimpunan Indonesia. Kesemuanya merupakan partai-partai yang menjadi pelopor nasionalisme dalam pengertian politik yang kemudian disusul oleh banyak organisasi politik yang tumbuh pada masa pergerakan nasional. Nasionalisme menurut Stanley Benn dalam Adeng Muchtar Ghazali (2004: 3) memiliki elemen-elemen seperti di bawah ini, yaitu:1. Semangat ketaatan kepada suatu bangsa (semacam patriotisme)2. Dalam aplikasinya kepada politik, nasionalisme menunjuk kepada kecondongan untuk mengutamakan kepentingan bangsa sendiri, khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan kepentingan bangsa lain3. Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan ciri khusus suatu bangsa. Karena itu doktrin yang memandang perlunya kebudayaan bangsa dipertahankan4. Ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa beserta anggota bangsa ituMenurut Nurcholish Madjid dalam Adeng Muchtar Ghazali (2004: 3) mengatakan bahwa berdasarkan proses pembentukannya, dapat diketahui prinsip-prinsip nasionalisme, yakni:1. Kesatuan (unity), yang mentransformasikan hal-hal yang polimorfik menjadi monomorfik sebagai produk proses integrasi2. Kebebasan (liberty), khususnya bagi negeri-negeri jajahan yang memperjuangkan pembebasan dan kolonialisme3. Kesamaan (equality), sebagai bagian implisit dari masyarakat demokratis yang merupakan antitesa dari masyarakat kolonial yang diskriminatif dan otoriter4. Kepribadian (identity), yang lenyap karena negasi kaum kolonial dan 5. Prestasi amat diperlukan untuk menjadi sumber inspirasi dan kebanggaan bagi warga negara nasion Nasionalisme Indonesia bangkit sebagai bentuk perlawanan atau penentangan terhadap kolonialisme. Nasionaliems Indonesia dengan sendirinya juga mengandung tiga aspek penting, yaitu:1. Politik. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghilangkan dominasi politik bangsa asing dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat2. Sosial ekonomi. Nasionalisme Indonesia muncul untuk menghentikan eksploitasi ekonomi asing dan membangun masyarakat baru yang bebas dari kemelaratan dan kesengsaraan3. Budaya. Nasionalisme Indonesia bertujuan menghidupkan kembali kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman. Ia tidak menolak pengaruh kebudayaan luar, tetapi dengan menyesuaikannya dengan pandangan hidup, sistem nilai dan gambaran dunia (worldview, weltanchauung) bangsa Indonesia. Juga tidak dimaksudkan untuk mengingkari kebhinnekaan yang telah sedia ada sebagai realitas sosial budaya dan realitas anthropologis bangsa Indonesia. Nasionalisme Indonesia menurut Soekarno (2006: 8) adalah nasionalisme yang cintanya pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas susunan ekonomi-dunia dan riwayat, bukan semata-mata timbul dari kesombongan bangsa belaka, bukan chauvinis. Nasionalisme Indonesia ialah nasionalisme yang bercorak ketimuran, yang timbul dari rasa cinta akan manusia dan kemanusiaan, yang memberikan tempat pada lain-lain sesuatu, bagaikan lebarnya dan luasnya udara yang memberi tempat pada segenap sesuatu yang perlu untuk hidupnya segala hal yang hidup.Lebih lanjut mengenai nasionalisme Indonesia, Soekarno (2003: 14) juga menambahkan bahwa nasionalisme kita bukanlah nasionalisme yang sempit (jingo natioanlism), yang selalu menghitung untung rugi (gain and loss). Nasionalisme kita bukanlah nasionalisme biasa, tetapi sosio-nasionalisme yang dalam pengertian kita berhubungan erat dengan seluruh perikemanusiaan dan kemanusiaan.Nasionalisme bangsa Indonesia merupakan nasionalisme yang berdasarkan Pancasila. Hal ini terwujud dalam butir-butir Pancasila, sila ketiga yakni:a. Menempatkan persatuan dan kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golonganb. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukanc. Mengembangkan rasa cinta tanah air dan bangsad. Mengembangkan rasa kebangsaan dan bertanah air Indonesiae. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, persamaan abadi, dan keadilan sosialf. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ikag. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.Kosong memudarnya rasa kebanggaan bagi bangsa selama beberapa tahun belakangan ini, sesungguhnya disulut oleh menguatnya sentimen kedaerahan dan semangat primordialisme pasca krisis. Suatu sikap yang sedikit banyak disebabkan oleh kekecewaan sebagian besar anggota dan kelompok masyarakat bahwa kesepakatan bersama (contract social) yang mengandung nilai-nilai seperti keadilan dan perikemanusiaan dan musyawarah kerap hanya menjadi retorika belaka.Saat ini disinyalir bahwa nasionalisme Indonesia rapuh dalam menghadapi gejala-gejala mutakhir berupa solidaritas parokial dan kekuatan eksternal akibat pengaruh globalisasi, baik kekuasaan kolonial, penetrasi transnasional corporation, multinasional corporation, maupun lembaga-lembaga internasional lainnya. Selain itu, menurut Barbara Goodwin (kokum Komalasari, 2007: 555) setidaknya ada empat faktor dibalik tidak adanya pertalian dari tegaknya nasionalisme. Pertama, basis nasionalisme atau identitas nasional. Kedua, fragmentasi atau konflik yang terjadi. Ketiga, loyalitas yang berlapis. Keempat, sirkulasi antara identifikasi subjeksitas individu dan masyarakat yang sifatnya voluntaris atas keberadaan suatu nation.

3. Analisis Pengaruh Tantangan Disintegrasi bangsa terhadap sikap nasionalismeTerjadinya disintegrasi bangsa dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berpengaruh terhadap sikap nasionalisme bangsa Indonesia. Karena secara jelas bahwa terbentuknya NKRI didasari oleh rasa kebangsaan yang sama yakni perasaan satu sebagai bangsa Indonesia. Namun dalam dinamikanya terjadi berbagai penyimpangan dari sikap nasionalisme ini. Di antaranya ialah munculnya fenomena pecahnya kesatuan bangsa sebagai modal utama dalam membangun bangsa Indonesia.Hal tersebut seperti diutarakan oleh Rasyid (2001) bahwa integrasi bangsa adalah landasan bagi tegaknya sebuah negara modern. Keutuhan wilayah negara amat ditentukan oleh kemampuan para pemimpin dan masyarakat warga negara memelihara komitmen kebersamaan sebagai suatu bangsa. Karena itu, secara teoretik dipahami bahwa ancaman paling serius terhadap integrasi bangsa adalah disharmoni sosial, sedangkan ancaman paling nyata terhadap eksistensi wilayah negara adalah gerakan separatisme.Fenomena disintegrasi bangsa jelas merupakan suatu paradoks dari sebuah nilai-nilai nasionalisme. Hal tersebut seperti yang tergambar melalui hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradana (2009: 112) yang menyatakan bahwa tantangan disintegrasi bangsa memiliki kaitan dengan sikap nasionalisme Indonesia. Kaitan tersebut ialah tantangan disintegrasi bangsa diakibatkan oleh menebalnya rasa fanatisme kedaerahan yang lebih besar daripada rasa kebangsaan sebagai bangsa yang satu (nasionalisme).Jadi bahwasanya jelas bahwa sikap fanatisme kedaerahan sangat bertentangan dengan sikap nasionalisme Indonesia. Karena sikap nasionalisme Indonesia merupakan suatu sikap yang dilandasi akan kecintaan kepada tanah air Indonesia, bukan kecintaan terhadap kesukuan, kedaerahan atau hal-hal yang sifatnya primordialistis. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Soekarno (2003: 14) bahwa nasionalisme kita bukanlah nasionalisme yang sempit (jingo nationalism), yang selalu menghitung untung rugi (gain dan loss). Nasionalisme kita bukanlah nasionalisme biasa, tetapi sosio-nasionalisme yang dalam pengertian, kita berhubungan erat dengan seluruh perikemanusiaan dan kemanusiaan.Sedangkan dari penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang Strahan (2002-2003) terungkap beberapa faktor penyebab disintegrasi bangsa, yakni:h. Geografii. Demografij. Kekayaan alamk. Ideologil. Politikm. Ekonomin. Sosial budayao. Pertahanan keamananSedangkan keterkaitan antara disintegrasi bangsa dan nasionalisme tercermin dari gambaran hasil penelitian yang dilakukan oleh Pradana (2009: 80-83) yang menggambarkan bahwa terjadinya disintegrasi dan hubungannya dengan sikap nasionalisme tidak dapat dipisahkan. Keduanya memiliki keterkaitan satu sama lainnya. Sebagai contoh ialah mereka memaparkan bahwa disintegrasi muncul karena jiwa nasionalisme yang tidak kuat. Begitu pula dengan nasionalisme yang dapat dijadikan sebagai penawar bagi penumbuhan sikap nasionalisme guna mengatasi persoalan disintegrasi bangsa. Nasionalisme memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap munculnya fenomena disintegrasi bangsa.

Solusi dalam upaya penanggulangan persoalan disintegrasi bangsa di Indonesia Sebagai tantangan dan paradoksial dari NKRI, maka disintegrasi bangsa haruslah dicegah dan dihilangkan dari bumi Indonesia. Pemecahan masalah tersebut dapat dilakukan lewat dua pendekatan, yakni secara struktural dan kultural. Secara struktural dengan cara pemerintah yang berwenang (pusat dan daerah) mengeluarkan kebijakan yang dapat menangkal berbagai hal yang berkenaan dengan disintegrasi bangsa. Secara kultural ialah dengan memberdayakan seluruh elemen kemasyarakatan dalam upaya penangkalan disintegrasi bangsa. Sehingga pencegahan disintegrasi bangsa dilakukan secara sitematis dan holistik.Strategi yang dapat digunakan dalam penanggulangan disintegrasi bangsa antara lain:a. Menanamkan nilai-nilai Pancasila, jiwa sebangsa dan setanah air dan rasa persaudaraan, agar tercipta kekuatan dan kebersamaan di kalangan rakyat Indonesia.b. Penyebaran dan pemasyarakatan wawasan kebangsaan dan implementasi butir-butir Pancasila, dalam rangka melestarikan dan menanamkan kesetiaan kepada ideologi bangsac. Menumpas setiap gerakan separatis secara tegas dan tidak kenal kompromid. Membentuk satuan sukarela yang terdiri dari unsur masyarakat, TNI dan Polri dalam memerangi separatis. Upaya untuk menanggulangi tantangan disintegrasi bangsa ialah dengan cara memperkuat sendi persatuan dan kesatuan yaitu dari sendi ekonomi, politik dan ideologi negara. Dari segi ekonomi ialah dengan cara membuat kebijakan yang merata dan tidak bersifat diskriminatif terhadap daerah-daerah di Indonesia. Sedangkan segi politis dan ideologis ialah bahwa kebijakan pemerintah jangan sampai menimbulkan kesenjangan antardaerah dan menjadikan Pancasila sebagai ideologi bersama yang dapat mengeratkan keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

4. Kesimpulan 1) Tantangan disintegrasi bangsa merupakan paradoksial dari semangat berdirinya NKRI karena NKRI didasarkan pada perasaan persatuan sebagai satu bangsa dan negara2) Tantangan disintegrasi bangsa berkaitan dengan sikap nasionalisme Indonesia karena dengan munculnya disintegrasi bangsa, hal ini yang menonjol ialah rasa fanatisme kedaerahan dan bertentangan dengan semangat nasionalisme sebagai suatu bangsa.3) Disintegrasi bangsa setidaknya dilatarbelakangi oleh beberapa faktor seperti ekonomi, politik dan sosial-budaya

5. Saran 1) Upaya penanggulangan disintegrasi bangsa dapat dilakukan secara struktural dan kultural. Secara struktural ialah dengan cara memberdayakan potensi pemerintah pusat dan daerah dengan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang sifatnya politis. Sedangkan secara kultural ialah dengan memberdayakan seluruh elemen kemasyarakatan sebagai upaya penguatan rasa nasionalisme yan menjadi landasan utama dalam membentuk NKRI.2) Penguatan Pancasila sebagai ideologi bersama harus terus digalakkan dalam berbagai sendi kehidupan. Di antaranya melalui pendidikan baik secara formal maupun nonformal.