take home ekofistum

22
SOAL 1. Pengaruh tumbuhan terhadap logam berat, kelebihan air, salinitas tinggi, dan polusi udara terhadap: a. Fotosintesa b. Respirasi c. Terhadap pertumbuhan tanaman 2. Uraikan dengan jelas mekanisme proteksi tanaman terhadap faktor tersebut dan bagaimana cara mengujinya (parameter). JAWABAN Salah satu cabang penting fisiologi lingkungan yang mempelajari cara tumbuhan dan hewan menanggapi kondisi lingkungan yang sangat menyimpang dari kondisi optimal bagi organisme tertentu, atau dalam pengertian yang lebih luas, bagi organisme pada umumnya. Sebagai salah satu bagian dari ekofisiologi, bidang ini dinamakan fisiologi cekaman. Pemahaman akan hal ini akan membantu kita dalam memahami apa saja yang membatasi sebaran tumbuhan ( Salisbury, 1992). Levit (1980) mengemukakan bahwa cekaman biologis adalah segala perubahan kondisi lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan ( fungsi normalnya ). Levitt (1980) membedakan antara penghindaran dan toleransi ( ketahanan) terhadap suatu faktor pencekam tertentu. Pada

Transcript of take home ekofistum

Page 1: take home ekofistum

SOAL

1. Pengaruh tumbuhan terhadap logam berat, kelebihan air, salinitas tinggi, dan polusi udara terhadap:a. Fotosintesab. Respirasic. Terhadap pertumbuhan tanaman

2. Uraikan dengan jelas mekanisme proteksi tanaman terhadap faktor tersebut dan bagaimana cara mengujinya (parameter).

JAWABANSalah satu cabang penting fisiologi lingkungan yang mempelajari cara

tumbuhan dan hewan menanggapi kondisi lingkungan yang sangat menyimpang dari

kondisi optimal bagi organisme tertentu, atau dalam pengertian yang lebih luas, bagi

organisme pada umumnya. Sebagai salah satu bagian dari ekofisiologi, bidang ini

dinamakan fisiologi cekaman. Pemahaman akan hal ini akan membantu kita dalam

memahami apa saja yang membatasi sebaran tumbuhan ( Salisbury, 1992).

Levit (1980) mengemukakan bahwa cekaman biologis adalah segala

perubahan kondisi lingkungan yang mungkin akan menurunkan atau merugikan

pertumbuhan atau perkembangan tumbuhan ( fungsi normalnya ). Levitt (1980)

membedakan antara penghindaran dan toleransi ( ketahanan) terhadap suatu faktor

pencekam tertentu. Pada penghindaran, organisme memberikan tanggapan dengan

memperlemah akibat faktor pencekam ( tumbuhan di gurun menghindari tanah kering

dengan memanjangkan akarnya tumbuh ke dalam sampai mencapai air tanah).

Sebaliknya, jika tumbuhan mengembangkan toleransi maka tumbuhan itu memang

toleran atau tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan.

Ketika tumbuhan mulai mendapat faktor cekaman, terjadi reaksi tanda bahaya,

saat fungsi yang berkepentingan menyimpang dari biasanya. Kemudian fase

berlangsung tahap resistensi ( atau fase pemulihan ), saat organisme beradaptasi pada

faktor cekaman dan fungsi sering kembali menuju keadaan normal ( tapi mungkin

tidak benar-benar mencapainya). Akhirnya jika faktor cekaman meningkat atau terus

Page 2: take home ekofistum

menerus berlangsung dalam waktu lama, mungkin tercapai fase kelelahan, saat fungsi

menyimpang dari normal dan mengakibatkan kematian ( Salisbury, 1992).

Setiap makhluk hidup memerlukan kondisi lingkungan sesuai untuk pertumbuhan dan

perkembangannya dalam kehidupan. Pada kenyataanya, kondisi lingkungan di mana

makhluk hidup berada selalu mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi mungkin

saja masih berada dalam area toleransi makhluk hidup, namun seringkali perubahan

lingkungan menyebabkan menurunnya produktivitas bahkan kematian pada makhluk

hidup. Hal ini menguatkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki faktor pembatas

dan daya toleransi terhadap lingkungan.

Bila kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga makhluk hidup tanggap

secara maksimal terhadap suatu faktor lingkungan maka makhluk hidup itu tidak

tercekam oleh faktor tersebut. Segala perubahan kondisi lingkungan yang

mengakibatkan tanggapan makhluk hidup menjadi lebih rendah dari pada tanggapan

optimum dapat dikatakan sebagai cekaman. Penelitian Seyle tentang respon cekaman

pada hewan sebagaimana dilaporkan oleh Salisbury (1995) menyatakan, bahwa

ketika makhluk hidup mulai mendapatkan faktor cekaman kemungkinan reaksi yang

terjadi terdiri atas empat tahapan, yaitu:

Tahap I, saat fungsi yang berkepentingan menyimpang dari biasanya maka

terjadi reaksi tanda bahaya.

Tahap II : saat organisme beradaptasi pada faktor cekaman dan fungsi

seringkali menuju keadaan normal (tapi mungkin tidak benar-benar

mencapainya) maka akan terjadi resistensi atau fase pemulihan.

Tahap III : jika faktor cekaman meningkat atau terus berlangsung dalam

waktu lama, maka akan terjadi kelelahan.

Tahap IV : saat fungsi sekali lagi sangat menyimpang dari normal, maka akan

terjadi kematian.

Page 3: take home ekofistum

Setiap makhluk hidup dapat saja mengalami faktor cekaman, baik

dilingkungan aslinya maupun di lingkungan barunya. Menurut Salisbury (1995),

tanaman pada lapang paling produktif pun mengalami cekaman. Namun kita dapat

menciptakan lingkungan yang baik bagi tanaman agar hasilnya lebih banyak.

Demikian halnya pada hewan, berbagai upaya intervensi terhadap lingkungan atau

rekayasa genetik dapat dilakukan untuk meningkatkan ketahanannya terhadap

berbagai faktor cekaman.

Pada prinsipnya, setiap tumbuhan memiliki kisaran tertentu terhadap factor

lingkungannya. Prinsip tersebut dinyatakan sebagai Hukum Toleransi Shelford, yang

berbunyi “Setiap organism mempunyai suatu minimum dan maksimum ekologis,

yang merupakan batas bawah dan batas atas dari kisaran toleransi organism itu

terhadap kondisi factor lingkungannya” (Dharmawan, 2005). Pada gambar 1, terlihat

bahwa setiap makhluk hidup memiliki range of optimum atau kisaran optimum

terhadap factor lingkungan untuk pertumbuhannya. Kondisi di atas ataupun di bawah

batas kisaran toleransi itu, makhluk hidup akan mengalami stress fisiologis. Pada

kondisi stress fisiologis ini, populasi akan menurun. Apabila kondisi stress ini terus

berlangsung dalam waktu yang lama dan telah mencapai batas toleransi

kelulushidupan, maka organism tersebut akan mati.

Gambar 1. Diagram kisaran toleransi organism terhadap kondisi faktor

lingkungannya

Page 4: take home ekofistum

Stres (cekaman) biasanya didefinisikan sebagai faktor luar yang tidak

menguntungkan yang berpengaruh buruk terhadap tanaman (Fallah, 2006). Campbell

(2003), mendefinisikan cekaman sebagai kondisi lingkungan yang dapat memberi

pengaruh buruk pada pertumbuhan, reproduksi, dan kelangsungan hidup tumbuhan.

Menurut Hidayat (2002), pada umumnya cekaman lingkungan pada tumbuhan

dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (1) cekaman biotik, terdiri dari: (a) kompetisi

intra spesies dan antar spesies, (b) infeksi oleh hama dan penyakit, dan (2) cekaman

abiotik berupa: (a) suhu (tinggi dan rendah), (b) air (kelebihan dan kekurangan), (c)

radiasi (ultraviolet, infra merah, dan radiasi mengionisasi), (d) kimiawi (garam, gas,

dan pestisida), (e) angin, dan (f) suara. Menurut Sipayung (2006), kerusakan yang

timbul akibat stres dapat dikelompokkan dalam 3 jenis kerusakan sebagai berikut.

a. Kerusakan stres langsung primer

b. Kerusakan stres tak langsung primer

c. Kerusakan stres sekunder (dapat terjadi juga stres tersier)

Respon Terhadap Kelebihan Air

Faktor air dalam fisiologi tanaman merupakan faktor utama yang sangat

penting. Tanaman tidak akan dapat hidup tanpa air, karena air adalah matrik dari

kehidupan, bahkan makhluk lain akan punah tanpa air. Kramer menjelaskan tentang

betapa pentingnya air bagi tumbuh-tumbuhan, yakni air merupakan bagian dari

protoplasma (85-90% dari berat keseluruhan bagian hijau tumbuh-tumbuhan

(jaringan yang sedang tumbuh) adalah air. Selanjutnya dikatakan bahwa air

merupakan reagen yang penting dalam proses-proses fotosintesa dan dalam proses-

proses hidrolik. Disamping itu juga merupakan pelarut dari garam-garam, gas-gas dan

material-material yang bergerak kedalam tumbuh tumbuhan, melalui dinding sel dan

jaringan esensial untuk menjamin adanya turgiditas, pertumbuhan sel, stabilitas

Page 5: take home ekofistum

bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata, kelangsungan gerak struktur

tumbuh-tumbuhan.

1. Pengaruh Terhadap Pertumbuhan

a. Terhadap Pertumbuhan

Peran air yang sangat penting tersebut menimbulkan konsekuensi bahwa

langsung atau tidak langsung kekurangan air pada tanaman akan mempengaruhi

semua proses metaboliknya sehingga dapat menurunkan pertumbuhan tanaman

(Sinaga, 2008). Efek kelebihan air atau banjir yang umum adalah kekurangan

oksigen, sedangkan kekurangan air atau kekeringan akan mengakibatkan dehidrasi

pada tanaman yang berpengaruh terhadap zona sel turgor yang selanjutnya dapat

menghambat pertumbuhan tanaman (Fallah, 2006). Kebutuhan air bagi tanaman

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jenis tanaman dalam hubungannya

dengan tipe dan perkembangannya, kadar air tanah dan kondisi cuaca.

Dampak genangan air adalah menurunkan pertukaran gas antara tanah dan

udara yang mengakibatkan menurunnya ketersediaan O2 bagi akar, menghambat

pasokan O2 bagi akar dan mikroorganisme (mendorong udara keluar dari pori tanah

maupun menghambat laju difusi). Genangan berpengaruh terhadap proses fisiologis

dan biokimiawi antara lain respirasi, permeabilitas akar, penyerapan air dan hara,

penyematan N. Genangan menyebabkan kematian akar di kedalaman tertentu dan hal

ini akan memacu pembentukan akar adventif pada bagian di dekat permukaan tanah

pada tanaman yang tahan genangan. Kematian akar menjadi penyebab kekahatan N

dan cekaman kekeringan fisiologis (Staff Lab Ilmu Tanaman, 2008).

b. Terhadap fotosintesis

Adanya kelebihan air dapat mempengaruhi efektifitas fotosintesis. Kelebihan

air dapat menyebabkan tekanan turgor yang terlalu berlebihan pada daun sehingga

Page 6: take home ekofistum

kerapatan klorofil menjadi rendah. Rendahnya kerapatan klorofil menyebabkan

fotosintesis yang terjadi juga semakin rendah efektifitasnya.

c. Respirasi

Kelebihan air dapat menghambat proses respirasi pada tumbuhan. Kelebihan

air pada daun dapat menyebabkan stomata menjadi terbuka terus. Kondisi stomata

yang terus-menerus terbuka dapat memberikan pengaruh negatif bagi stomata, yaitu

kelelahan, kerusakan bahkan disfungsi stomata. Rusaknya stomata dapat menjadikan

proses respirasi yang terjadi juga terhambat.

2. Mekanisme proteksi

a. Mengurangi penyerapan air oleh akar.

b. Memperbanyak transpirasi dan evaporasi.

c. Memperbanyak gutasi pada malam hari.

3. Parameter untuk pengujian

Parameter yang dapat digunakan untuk menguji kelebihan air pada tumbuhan

adalah bukaan stomata, tekanan turgor sel, laju gutasi.

Respon Terhadap Salinitas

1. Pengaruh terhadap tumbuhan

a. Terhadap pertumbuhan

Stres garam terjadi dengan terdapatnya salinitas atau konsentrasi garam-garam

terlarut yang berlebihan dalam tanaman. Stres garam ini umumnya terjadi dalam

tanaman pada tanah salin. Stres garam meningkat dengan meningkatnya konsentrasi

garam hingga tingkat konsentrasi tertentu yang dapat mengakibatkan kematian

tanaman. Garam-garam yang menimbulkan stres tanaman antara lain ialah NaCl,

Page 7: take home ekofistum

NaSO4, CaCl2, MgSO4, MgCl2 yang terlarut dalam air (Sipayung, 2006). Stres akibat

kelebihan Na+ dapat mempengaruhi beberapa proses fisiologi dari mulai

perkecambahan sampai pertumbuhan tanaman (Fallah, 2006).

Menurut Petani Wahid (2006), kemasaman tanah merupakan kendala paling

inherence dalam pengembangan pertanian di lahan sulfat masam. Tanaman tumbuh

normal (sehat) umumnya pada ph 5,5 untuk tanah gambut dan pH 6,5 untuk tanah

mineral karena pada pH <> 50 cm dari permukaan tanah. Pada kebanyakan spesies,

pengaruh jenis-jenis garam umumnya tidak khas terhadap tumbuhan tanaman tetapi

lebih tergantung pada konsentrasi total garam.

Salinitas tidak ditentukan oleh garam Na Cl saja tetapi oleh berbagai jenis

garam yang berpengaruh dan menimbulkan stres pada tanaman. Dalam konteks ini

tanaman mengalami stres garam bila konsentrasi garam yang berlebih cukup tinggi

sehingga menurunkan potensial air sebesar 0,05 – 0,1 Mpa. Stres garam ini berbeda

dengan stres ion yang tidak begitu menekan potensial air (Lewit, dalam Sipayung,

2006).

Toleransi terhadap salinitas adalah beragam dengan spektrum yang luas

diantara spesies tanaman mulai dari yang peka hingga yang cukup toleran. Follet et

al, (1981 dalam Sipayung, 2006) mengajukan lima tingkat pengaruh salinitas tanah

terhadap tanaman, mulai dari tingkat non-salin hingga tingkat salinitas yang sangat

tinggi, seperti diberikan pada Tabel 1.

Page 8: take home ekofistum

Tabel 1. Pengaruh Tingkat Salinitas terhadap Tanaman

Tingkat

Salinitas

Konduktivitas

(mmhos)

Pengaruh Terhadap Tanaman

Non Salin 0 – 2 Dapat diabaikan

Rendah 2 – 4 Tanaman yang peka terganggu

Sedang 4 – 8 Kebanyakan tanaman terganggu

Tinggi 8 – 16 Tanaman yang toleran belum terganggu

Sangat Tinggi > 16 Hanya beberapa jenis tanaman toleran

yang

dapat tumbuh

Kelebihan NaCl atau garam lain dapat mengancam tumbuhan karena dua

alasan. Pertama, dengan cara menurunkan potensial air larutan tanah, garam dapat

menyebabkan kekurangan air pada tumbuhan meskipun tanah tersebut mengandung

banyak sekali air. Hal ini karena potensial air lingkungan yang lebih negatif

dibandingkan dengan potensial air jaringan akar, sehingga air akan kehilangan air,

bukan menyerapnya. Kedua, pada tanah bergaram, natrium dan ion-ion tertentu

lainnya dapat menjadi racun bagi tumbuhan jika konsentrasinya relative tinggi.

Membran sel akar yang selektif permeabel akan menghambat pengambilan sebagian

besar ion yang berbahaya, akan tetapi hal ini akan memperburuk permasalahan

pengambilan air dari tanah yang kaya akan zat terlarut (Campbell, 2003).

Page 9: take home ekofistum

Salinitas menekan proses pertumbuhan tanaman dengan efek yang

menghambat pembesaran dan pembelahan sel, produksi protein serta penambahan

biomass tanaman. Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak

menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang

tertekan dan perubahan secara perlahan. Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah

dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal

seperti daun mengering di bagian ujung dan gejala khlorosis. Gejala ini timbul karena

konsentrasi garam terlarut yang tinggi menyebabkan menurunnya potensial larutan

tanah sehingga tanaman kekurangan air. Sifat fisik tanah juga terpengaruh antara lain

bentuk struktur, daya pegang air dan permeabilitas tanah.

Pertumbuhan sel tanaman pada tanah salin memperlihatkan struktur yang

tidak normal. Penyimpangan yang terjadi meliputi kehilangan integritas membran,

kerusakan lamella, kekacauan organel sel, dan akumulasi Kalsium Oksalat dalam

sitoplasma, vakuola, dinding sel dan ruang antar sel. Kerusakan struktur ini akan

mengganggu transportasi air dan mineral hara dalam jaringan tanaman (Maas dan

Nieman, dalam Sipayung, 2006). Banyak tumbuhan dapat berespon terhadap salinitas

tanah yang memadai dengan cara menghasilkan zat terlarut kompatibel, yaitu

senyawa organik yang menjaga potensial air larutan tanah, tanpa menerima garam

dalam jumlah yang dapat menjadi racun. Namun demikian, sebagian besar tanaman

tidak dapat bertahan hidup menghadapi cekaman garam dalam jangka waktu yang

lama kecuali pada tanaman halofit, yaitu tumbuhan yang toleran terhadap garam

dengan adaptasi khusus seperti kelenjar garam, yang memompa garam keluar dari

tubuh melewati epidermis daun (Campbell, 2003).

b. Terhadap fotosintesis

Fotosintesis juga dapat dipengaruhi oleh salinitas. Adanya cekaman

terhadap salinitas atrau kadar garam yang tinggi dapat mengurangi tekanan turgor

sel sehingga pelebaran daun menjadi terhambat. Berkurangnya pelebaran daun

Page 10: take home ekofistum

dapat berakibat berkurangnya fotosintesis maupun produktivitas. Adanya

cekaman kadar garam yang tinggi juga dapat mengurangi klorofil pada daun.

Berkurangnya jumlah klorofil pada daun secara langsung dapoat mengurangi

proses fotosintesis pada tumbuhan tersebut.

c. Terhadap respirasi

Salinitas yang tinggi juga berpengaruh terhadap respirasi tumbuhan.

Tingginya kadar garam air yang diserap oleh tumbuhan menyebabkan potensial air

sel berkurang sehingga tekanan turgor dalam sel juga berkurang bahkan hilang.

Berkurangnya atau hilangnya tekanan turgor sel menyebabkan stomata akan

menutup karena tekanan turgor pada kedua sel penyangga stomata juga hilang.

Menutupnya stomata menyebabkan proses respirasi pada tumbuhan juga semakin

berkurang atau bahkan tidak terjadi respirasi.

2. Mekanisme pertahan tumbuhan terhadap salinitas tinggi

a. Kemampuan mengubah siklus C3 menjadi CAM jika kondisi salin (facultative

halophyte).

b. Akumulasi Na+ dan Cl- dalam vakuola.

c. Akumulasi asam amino bebas.

d. Memuntahkan Na+ dan Cl- lewat daun muda.

e. Mengatur nisbah K+/ Na+.

3. Parameter untuk pengujian

Parameter yang dapat digunakan untuk menguji kondisi salinitas adalah lebar

daun, jumlah klorofil, jumlah daun atau tunas, kandungan protein, panjang akar dan

laju respirasi.

Page 11: take home ekofistum

Respon Terhadap Logam Berat

1. Pengaruh terhadap tumbuhan

a. Terhadap pertumbuhan

Adanya pencemaran logam berat pada suatu kawasan dapat menurunkan

laju pertumbuhan tumbuhan. Adanya kandungan logam berat yang tinggi pada

tanah dapat mengurangi daya serap akar sehingga nutrisi yang terserap dan sebagai

manakan tumbuhan juga semakin sedikit. Hal ini menyebabkan pasokan energi

untuk pertumbuhan tumbuhan juga semakin berkurang dan menurunkan laju

pertumbuhan tumbuhan.

b. Terhadap fotosintesis

Pencemaran logam berat pada substrat tumbuhan dapat menyebabkan

berkurangnya kemampuan tumbuhan untuk berfotosintesis. Logam berat yang ada

di dalam tanah akan ikut masuk ke jaringan tumbuhan pada saat akar menyerap air.

Logam berat yang terserap akan semakin menumpuk pada lokasi akhir akumulasi

hara, yaitu daun. Pada daun, adanya logam berat akan merusak klorofil sehingga

kemampuannya dalam menyerap cahaya yang digunakan untuk fotosintesis juga

berkurang. Berkurangnya intensitas cahaya yang diserap dapat menyebabkan

menurunnya laju fotosintesis pada tumbuhan tersebut.

c. Terhadap respirasi

Pencemaran logam berat juga berpengaruh pada laju repirasi tumbuhan.

Laju respirasi tumbuhan berkaitan erat dengan stomata sebagai tempat terjadinya

respirasi. Stomata merupakan bagian tumbuhan y6ang berperan sebagai tempat

pertukaran bahan atau material yang ada di udara, termasuk partikulat logam berat.

Penyerapan bahan atau material tersebut tidak terseleksi lagi sehingga semua jenis

Page 12: take home ekofistum

bahan material, baik berupa polutan ataupun gas-gas yang diperlukan oleh

tumbuhan dapat dengan bebas masuk ke jaringan tumbuhan. Sala satu proteksi

tumbuhan untuk mengurangi jumlah polutan yang masuk

(logam berat) adalah dengan mengurangi jumlah stomata. Jumlah stomata yang

sedikit dapat menyebabkan proses respirasi yang terjadi juga semakin berkurang,

sehingga laju respirasi pada tumbuhan tersebut juga menurun.

2. Mekanisme proteksi tumbuhan terhadap pencemaran logam berat

a. Eksudasi asam organik dari apeks radikal dan secara internal melalui

pengkhelatan logam berat didalam sel dan disimpan dan

dikomparmentalisasi dalam vakuola sehingga penyerapan unsur hara menjadi

optimal.

b. Menyimpan banyak air untuk mengencerkan konsentrasi logam berat dalam

jaringan tubuhnya sehingga mengurangi toksisitas logam tersebut.

c. Penanggulangan (ameliorasi); untuk meminimumkan pengaruh toksin terdapat

empat pendekatan:

d. Lokalisasi (intraseluler atau ekstraseluler); biasanya pada organ akar

e. Ekskresi; secara aktif melalui kelenjar pada tajuk atau secara pasif melalui

akumulasi pada daun-daun tua yang diikuti dengan pengguguran daun,

f. Dilusi (melemahkan); melalui pengenceran,

g. Inaktivasi secara kimia, mekanisme pembentukan kompleks logam, sering

dijumpai pada tumbuhan, seperti pada tembaga (Cu) yang biasanya mengalami

translokasi pembentukan kelat dengan asam-asam poliamino-polikarboksilik.

h. Toleransi; tumbuhan mengembangkan sistem metabolik yang dapat berfungsi

pada konsentrasi toksik. Jenis-jenis tumbuhan yang mampu bertahan terhadap

ion-ion toksik memiliki mekanisme berlapis (multilayered). Lazimnya adaptasi

terhadap logam berat melibatkan diferensiasi ekotipe yaitu evolusi dari

genotip-genotip yang beradaptasi.

Page 13: take home ekofistum

3. Parameter untuk pengujian

Parameter yang dapat digunakan untuk pengujian pencemaran logam berat

pada tumbuhan adalah jumlah daun, jumlah stomata, jumlah klorofil, laju respirasi,

laju fotosintesis dan kandungan logam berat pada organ tumbuhan.

Respon Terhadap Polusi Udara

1. Pengaruh terhadap tumbuhan

a. Terhadap pertumbuhan

Polusi udara yang terjadi dapat mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan,

antara lain :

1. Adanya polusi udara, terutama SOx, dapat memindahkan  zat hara di

daun dan menghalangi pengambilan N. Berkurangnya pasokan N sebagai unsur

hara makro dan mengganggu pertumbuhan  tanaman.

2. Hujan asam juga dapat melarutkan kalsium, potasium dan nutrien lain yang

berada dalam tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya. Tanah yang

kurang subur memiliki kandungan unsur hara yang sedikit sehingga jumlah

nutrien tidak mencukupi bagi pertumbuhan tumbuhan.

b. Terhadap fotosintesis

Polusi udara dapat menyebabkan berbagai penyakit tumbuhan, seperti

klorosis, nekrosis dan bintik hitam pada daun menurunnya kemampuan fotosintesis

pada tumbuhan. Adanya penyakit yang terdepopsisi di daun dapat menghambat

penyerapan cahaya sehingga proses fotosintesi juga terhambat. Klorosis

merupakan menurunnya jumlah klorofil tumbuhan karena adanya polusi udara.

Menurunnya jumlah klorofil dapat menghambat proses fotosintesis.

Page 14: take home ekofistum

c. Terhadap respirasi

Adanya polusi udara dapat menyebabkan menutupnya stomata pada daun.

Pada saat stomata berada dalam cekaman polutan yang diserapnya, stomata akn

melakukan pertahan diri dengan cara menutup stomata. Dengan menutupnya

stomata dapat menyebabkan proses respirasi pada tumbuhan menjadi terhambat

atau bahkan terhenti.

2. Mekanisme proteksi terhadap polusi udara

Tumbuhan dapat bertahan terhadap polusi udara dengan mengatur bukaan

stomata atau dengan menutup stomata. Dengan tertutupnya stomata, jumlah polutan

yang masuk dapat ditekan.

3. Parameter untuk pengujian

Parameter yang dapat digunakan untuk menguji pengaruh polusi udara

tehadap tumbuhan meliputi jumlah klorofil, laju fotosintesis, jumlah stomata yang

membeuka, tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, luas permukaan daun, berat

kering tanaman, warna daun, warna urat daun, jenis cacat daun yang mungkin timbul,

perluasan luka dan keadaan tepi daun.