Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis:...

19
Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 125 AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Oleh : Takdir *** Abstrak Bahasa Arab sebagai bahasa yang paling tua dan paling dekat dengan bahasa Semit. Eksistensi bahasa ini tidak terlepas dari mukjizat Nabi Muhammad saw yaitu Al-Qur’an yang terjaga keorisinilannya sepanjang masa. Salah satu objek kajian bahasa ini adalah pada bidang Gramatika (Nahwu) sebagai salah satu cabang kajian ilmu bahasa Arab yang membahas tentang baris akhir suatu kata dalam kalimat bahasa Arab dan perubahan-perubahan yang terjadi karena perubahan kedudukannya dalam kalimat, dengan menggunakan tanda-tanda (alamat) tertentu dengan adanya perubahan-perubahan ini. Artikel ini ini membahas tentang kaidah bahasa arab yaitu Al-Na‘t wa Al-Man‘ut atau pada sebutan lain Al-S}ifah wa Al-Maus}u>f. Al-Na‘t wa Al-Man‘ut ini pada dasarnya adalah tergolong pada tawabi‘. Kata Kunci: Bahasa Arab, Nahwu, Al-Na‘t wa Al-Man‘ut A. PENDAHULUAN ahasa Arab sebagai bahasa yang paling tua dan paling dekat dengan bahasa Semit. Eksistensi bahasa ini tidak terlepas dari mukjizat Nabi Muhammad saw yaitu Al-Qur’an yang terjaga keorisinilannya sepanjang masa. Di samping itu bahasa mempunyai peranan penting sebagai media komunikasi dalam bidang sosial, politik, dan religiuvitas khususnya agama Islam . Bahasa Arab dan Islam adalah dua dari asumsi ini, sisi yang mustahil terpisahkan. 1 Kemukjizatan dan keistimewaan ini berimbas kepada bahasa Arab yang menjadi mediumnya berupa kompleksnya gramatika yang dimiliki bahasa Arab, keindahan sastra dan bahasanya serta keistimewaan-keistimewaan lainnya. Berkaitan dengan hal itu, salah satu objek kajian bahasa ini adalah pada bidang Gramatika (Nahwu) sebagai salah satu cabang kajian ilmu bahasa Arab yang membahas tentang baris akhir suatu kata dalam kalimat bahasa Arab dan perubahan-perubahan yang terjadi karena perubahan kedudukannya dalam kalimat, dengan menggunakan tanda-tanda (alamat) tertentu dengan adanya perubahan- perubahan ini. Dalam Ilmu Nahwu dikenal berbagai istilah, seperti marfu>‘ (yang dibaca dengan bacaan yang sama dengan vocal /u/), mans}u>b ( yang dibaca dengan bacaan yang sama dengan bunyi vocal /a/), majru>r (yang dibaca dengan bacaan yang sama dengan bunyi vocal /i/) dan majzum (yang dibaca dengan bacaan-bacaan yang Dosen Tetap Pada Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai 1 Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia (Cet. I; Yogyakarta: Kota Kembang, 2009), h. 1.

Transcript of Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis:...

Page 1: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 125

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Oleh : Takdir

***

Abstrak

Bahasa Arab sebagai bahasa yang paling tua dan paling dekat dengan bahasa Semit. Eksistensi bahasa ini tidak terlepas dari mukjizat Nabi Muhammad saw yaitu Al-Qur’an yang terjaga keorisinilannya sepanjang masa. Salah satu objek kajian bahasa ini adalah pada bidang Gramatika (Nahwu) sebagai salah satu cabang kajian ilmu bahasa Arab yang membahas tentang baris akhir suatu kata dalam kalimat bahasa Arab dan perubahan-perubahan yang terjadi karena perubahan kedudukannya dalam kalimat, dengan menggunakan tanda-tanda (alamat) tertentu dengan adanya perubahan-perubahan ini. Artikel ini ini membahas tentang kaidah bahasa arab yaitu Al-Na‘t wa Al-Man‘ut atau pada sebutan lain Al-S}ifah wa Al-Maus}u>f. Al-Na‘t wa Al-Man‘ut ini pada dasarnya adalah tergolong pada tawabi‘.

Kata Kunci: Bahasa Arab, Nahwu, Al-Na‘t wa Al-Man‘ut

A. PENDAHULUAN

ahasa Arab sebagai bahasa yang paling tua dan paling dekat dengan bahasa

Semit. Eksistensi bahasa ini tidak terlepas dari mukjizat Nabi Muhammad

saw yaitu Al-Qur’an yang terjaga keorisinilannya sepanjang masa. Di

samping itu bahasa mempunyai peranan penting sebagai media komunikasi

dalam bidang sosial, politik, dan religiuvitas khususnya agama Islam . Bahasa Arab

dan Islam adalah dua dari asumsi ini, sisi yang mustahil terpisahkan.1 Kemukjizatan

dan keistimewaan ini berimbas kepada bahasa Arab yang menjadi mediumnya

berupa kompleksnya gramatika yang dimiliki bahasa Arab, keindahan sastra dan

bahasanya serta keistimewaan-keistimewaan lainnya.

Berkaitan dengan hal itu, salah satu objek kajian bahasa ini adalah pada

bidang Gramatika (Nahwu) sebagai salah satu cabang kajian ilmu bahasa Arab yang

membahas tentang baris akhir suatu kata dalam kalimat bahasa Arab dan

perubahan-perubahan yang terjadi karena perubahan kedudukannya dalam kalimat,

dengan menggunakan tanda-tanda (alamat) tertentu dengan adanya perubahan-

perubahan ini. Dalam Ilmu Nahwu dikenal berbagai istilah, seperti marfu>‘ (yang

dibaca dengan bacaan yang sama dengan vocal /u/), mans}u>b ( yang dibaca dengan

bacaan yang sama dengan bunyi vocal /a/), majru>r (yang dibaca dengan bacaan yang

sama dengan bunyi vocal /i/) dan majzum (yang dibaca dengan bacaan-bacaan yang

Dosen Tetap Pada Institut Agama Islam (IAI) Muhammadiyah Sinjai

1 Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia (Cet. I; Yogyakarta: Kota

Kembang, 2009), h. 1.

Page 2: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 126 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

sama dengan bunyi vocal /a/i/u/). Adapun tanda-tandanya antara lain d}ammah (bunyi /u/), fath}ah} (bunyi /a/), kasrah (bunyi /i/) dan suku>n (tanda baca mati).

2

Dari beberapa istilah tersebut di atas dikenal pula dengan istilah tawa>bi‘ (yang

mengikut). Sebahagian kata di I’rab (mengalami perubahan baris akhir) karena

kedudukan asalnya dalam kalimat seperti mubtada dan fail (subjek) dalam posisi

marfu, mafaa’il (objek) dalam posisi manshub, mudhaf ilaih dalam posisi majrur dan

sebahgian kata yang lain dii’rab karena mengikut pada perubahan kata sebelumnya.

Oleh karena perubahannya bukan secara asli maka ulama nahwu menamakannya

tawabi‘ (kata-kata yang ketentuan I’rabnya tergantung I’rab kata yang diikutinya).3

Berdasarkan alasan-alasan diatas maka penulis mencoba mengurai salah satu

bentuk kalimat sederhana dalam Bahasa Arab yaitu Al-Na‘t wa Al-Man‘ut atau pada sebutan lain Al-S}ifah wa Al-Maus}u>f. Al-Na‘t wa Al-Man‘ut ini pada dasarnya

adalah tergolong pada tawabi‘.

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Al-Na‘T Wa Al-Man‘U>T

Na’at berasal dari kata ن عت yang berarti mensifati. Sedangkan تن ع adalah isim

masdar-nya yang berarti sifat4. Namun ditinjau dari pengertian Gramatika Bahasa Arab

maka terdapat beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Diantaranya sebagai

berikut:

ع1 لو.الن عتىوتبعيدل إسمق ب لىصفةف *. An-Na’at adalah isim yang mengikuti Shifat isim sebelumnya.

5

أو.2 ادلؤولبوادلبنيللفظادلتبوعوالن عتىوالتابعادلشتق*. An-Na’at adalah kata yang musytaq atau mu’awwal yang menjelaskan kata

yang diikutinya.6

أوالن عت)ويسمىالصفةأيضا(ىومايذكربعدإسمليبنيبعضاحوالو.3 أحوالمايتعلقبو

2Ainur Rofiq, Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab (Cet. V; Gresik: Pustaka Al-Furqa>n,

2010), h. 1. 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka

Press), h. 173. 4 Atabik Ali dan Ahmad Zuhdi Muhdlor, Kamus Kontemporer: Arab Indonesia (Cet. IX;

Yogyakarta: Multi Karya Grafika, tt.), h. 1926. 5 Fuad Ni’mah, Mulakkhos Qawaid al-Lughatul ‘Arabiyah (Beirut: Darul Atssiqofah Al-

Islamiyah), h. 51. 6 Syekh Syamsuddin Muhammad Al-Ra’ini, Mutammimah Al-Jurumiyyah, terj. H.M. Fadhil

Sa’id Al-Nadwi (Surabaya: Al-Hidayah, 2001), h. 304.

Page 3: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 127

*An-Na’at (dan disebut juga Al-Shifah) adalah sesuatu yang disebutkan

sesudah isim untuk menjelaskan sebagian keadaannya atau keadaan yang

berkaitan dengannya.7

Pada kalimat yang tersusun dengan bentuk al-na’at wa al-man’ut ketika

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia, biasanya akan terdapat kata ‚yang‛

antara na’at dan man’ut. Contoh:

الطالباجملتهدذىب .1 = Telah Pergi mahasiswa yang bersungguh-sungguh

صديقوذىب .2 اجملتهد الطالب = Telah pergi mahasiswa yang bersungguh-sungguh temannya

Na’at (اجملتهد) pada contoh pertama menjelaskan keadaan man’ut (الطالب) itu

sendiri. Sedangkan pada contoh kedua na’at (اجملتهد) tidak menjelaskan man’ut

.صديقو melainkan menjelaskan sesuatu yang berkaitan dengannya yaitu (الطالب)Selanjutnya hal ini disebut Na’at Haqiqiy pada contoh pertama dan Na’at

Sababiy pada contoh kedua.

2. Pembagian Al-Na‘T

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, Al-Na’t terbagi menjadi dua yaitu sebagai

berikut:

a. Al-Na‘t Al-Haqiqi>

Na’t Haqiqi> adalah na’t yang mengikuti man’u>t dalam empat bagian.

Diantaranya i’rab, makrifah dan nakirah, mudzakkar dan mua’annats serta mufrad, tastniyah dan jamak.8

Berikut beberapa contoh: a. Dari segi I’rab (Rafa’, Nashab dan Jama’)

- Rafa’ : العاقلقامزيد

- Nashab : رأي تزيداالعاقل

- Jar : مررتبزيدالعاقل

b. Dari segi Makrifah-Nakirah

- Makrifah : كيالطالبالذق رأ

7Syaikh Mustafa Al-Ghalayany. Jami Al-Durus (Beirut: Maktabah Al-Ashriyah), h. 221.

8 Syekh Syamsuddin Muhammad Al-Ra’ini, Mutammimah Al-Jurumiyyah, h. 305.

Page 4: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 128 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

- Nakirah : ذكيطالبق رأ

c. Dari segi Muzakkar-Mu’annats

- Muzakkar : كيالطالبالذق رأ

- Mu’annats : كيةالطالبةالذق رأت

d. Dari segi Mufrad, Tastniyah dan Jama’

1) Mudzakkar

- Mufrad : كيالذسلمملاق رأ

- Mutsanna : الذكيانسلمانمالق رأ

- Jama’ : األذكياءمسلمونالق رأ

2) Mu’annats

- Mufrad : ةالذكيمسلمةالق رأت

- Mutsanna : تانالذكي تانمسلمالق رأت

- Jama’ : اتالذكيمسلماتالق رأت

Beberapa ayat yang terdapat bentuk na’at-man’u>t dalam Al-Qur’an,

diantaranya adalah sebagai berikut:9

- QS. Al-Fathir[35]:10

Artinya : Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh

dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi

mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur.

- QS. Ibrahim [14]: 24

9 Salman Harun, Pintar Bahasa Arab Al-Qur’an: Cara Cepat Belajar Bahasa Arab Agar

Paham Al-Qur’an (Cet. I; Tangerang: Lentera Hati, 2010), h. 267.

Page 5: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 129

Artinya : Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan

kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan

cabangnya (menjulang) ke langit.

- QS. Al-Kahfi [18]: 110

Artinya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang

diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah

Tuhan yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya,

Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia

mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

- QS. Al-Fath [48]: 25

Artinya : Dan kalau tidaklah karena laki-laki yang mukmin dan perempuan-

perempuan yang mukmin.

Dari beberapa ketentuan-ketentuan di atas, terdapat beberapa keadaan yang

membolehkan na’atnya berbeda dari man’utnya. Diantaranya:

1. Apabila man’utnya jama’ mudzakkar tidak berakal, maka na’atnya boleh

mufrad muannats atau jama’ muannats salim. Contoh:

a. Man’ut-nya jama’ sedangkan na’t-nya mufrad mua’annts

Ini adalah rumah-rumah yang tinggi : ىذهبيوتعالية -

Bintang-bintang yang berkilauan : النجومالساطعة -

b. Man’ut-nya jama’ sedangkan na’t-nya jama’ mua’annts salim

Ini adalah rumah-rumah yang tinggi : ىذهبيوتعاليات -

Bintang-bintang yang berkilauan : النجومالساطعات -

Dalam QS. Al-Baqarah [2]:80 disebutkan:

Artinya : Dan mereka berkata: "Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh

api neraka, kecuali selama beberapa hari saja."

Page 6: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 130 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

Dan pada ayat lain QS. Al-Baqarah [2]:203

Artinya : Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari

yang berbilang10

2. Dan jika man’u>t-nya tamyiz sesudah bilangan (11-99) dalam hal ini mufrad manshu>b, maka na’t-nya boleh mufrad atau jama’.

11

Contoh:

a. Na’t-nya berbentuk mufrad

.Telah sukses empat belas siswa yang rajin : جنحأربعةعشرطالباجمتهدا -

b. Na’t-nya berbentuk jama’

.Telah sukses empat belas siswa yang rajin : جنحأربعةعشرطالباجمتهدين -

3. Na’t juga tidak mengikuti man’ut-nya dari segi ‘adad dan mudzakkar-mua’annats jika na’at-nya berupa mashdar. Dalam hal ini meskipun man’ut-nya mutsanna ataupun jama’ maka na’atnya tetap mufrad. Dan meskipun

man’ut-nya mu’annats maka na’at-nya tetap mudzakkar. Tetapi pada bentuk

ini na’at yang berupa mashdar mufrad tersebut diatas masih mengikuti

man’utnya dari segi hukum i’rabnya.12

Contoh:

a. Man’utnya Mudzakkar

عدلطالبأنت انعدلطالبأنتما عدلطالبأنتم

b. Man’utnya Mu’annats

عدلطالبةأنت انعدلطالبتأنتما

10

Beberapa hari yang berbilang ialah tiga hari sesudah hari raya haji Yaitu tanggal 11, 12,

dan 13 bulan Zulhijjah. Hari-hari itu dinamakan hari-hari tasy'riq. 11

Abduh Al-Rajihi>, Tathbiqunnahwi (Beirut: Dar al-Nahd}a al-‘Arabiyah, t.th) h. 381. 12

Syekh Syamsuddin Muhammad Al-Ra’ini, Mutammimah Al-Jurumiyyah, h. 306.

Page 7: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 131

عدلطالباتأننت 4. Jika man’utnya berbentuk isim jama’ sesuai dengan hukumnya bisa dihukumi jama’

bisa dihukumi mufrad. Maka na’at/sifatnya juga bisa jama’ atau mufrad. Contoh:

إنبينفالنقومصاحلNa’at (صاحل) mengikuti man’utnya (قوم) dari segi mufradnya karena قوم dianggap mufrad secara lafadznya. Sedangkan

إنبينفالنقومصاحلونNa’t (صاحلون) tidak lagi mengikuti man’utnya (قوم) dari segi mufrad

lafadznya, melainkan قوم dianggap jama’ secara maknanya.

5. Apabila na’tnya berbentuk wazan-wazan berikut diantaranya:13

ف عول yang bermakna فاعل شكور:-فخور-غي ور-صب ور

Contoh:

o شكورطالب : Mahasiswa yang bersyukur

o شكورطالبة : Mahasiswi yang bersyukur, dst.

akan شاكر Tetapi bedanya adalah . شاكر sama artinya dengan شكور

berubah mengikuti manu’tnya jika digunakan dalam kalimat diatas.

Contoh:

o شاكرطالب : Mahasiswa yang bersyukur

o شاكرةطالبة : Mahasiswi yang bersyukur, dst.

فعيل yang bermakna مفعولجريح:-قطيل-خضيب

Contoh:

o جريحطالب : Mahasiswa yang terluka

o جريحطالبة : Mahasiswi yang terluka, dst.

akan جمروح Tetapi bedanya adalah . جمروح sama artinya dengan جريح

berubah mengikuti manu’tnya jika digunakan dalam kalimat diatas.

13

Syaikh Mustafa Al-Ghalayani>. Jami Al-Durus, h. 222.

Page 8: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 132 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

Contoh:

o جمروحطالب : Mahasiswa yang terluka

o جمروحةطالبة : Mahasiswi yang terluka, dst.

مهذار:-مكسال-مبسام مفعال

Contoh:

o مهذارطالب : Mahasiswa yang cerewet

o مهذارطالبة : Mahasiswi yang cerewet, dst.

ر مفعيل:مسكني-معطي

Contoh:

o مسكنيطالب : Mahasiswa yang kekurangan

o مسكنيطالبة : Mahasiswi yang kekurangan, dst.

مفعل:ممغش-مهذر-مدعس

Contoh:

o مغشمطالب : Mahasiswa yang pemberani

o مغشمطالبة : Mahasiswi yang pemberani, dst.14

adalah shifat muba>laghah yang konon maknanya seorang مغشم

pemberani yang tidak ada duanya.

b. Al-Na‘t Al-Sababi>

Na’at Sababi adalah na’at yang menjelaskan suatu sifat dari sifat-sifat yang

berhubungan dengan man’ut-nya.15

Ketentuan-ketentuan yang ada pada na’at ini

adalah sebagai berikut:

a. Na’at mengikuti man’ut dalam hal i’rab (rafa’, nashab dan jar) dan makrifat-nakirah

saja. b. Sedangkan mudzakkar-mu’annats dan mufrad-tasniyah-jama’ tidak diikuti. Na’at

yang demikian diberi hukum seperti fi’il.

Dengan demikian, apabila fail naat itu mu’annats, maka naat harus muannats meskipun man’ut-nya mudzakkar. Dan sebaliknya, apabila fail naat itu mudzakkar,

14

Syaikh Musthafa al-Ghulayaini, Jamiud Durusil Arabiyah, h. 225. 15

Syaikh Musthafa al-Ghulayaini, Jamiud Durusil Arabiyah, h. 319

Page 9: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 133

maka naat harus mudzakkar, meskipun man’ut-nya mu’annats. Na’at ini harus tetap

mufrad, tidak boleh di-tatsniyah-kan atau di-jama’-kan.16

القائمةوالدتوطالبالذىب : Telah telah mahasiswa yang berdiri ibunya

Keterangan:

طالبال : Man’ut

) Na’at untuk man’ut : القائمة طالبال ) dan fi’il dari fail (والدة)

(القائمة) Fa’il untuk fi’il : والدة القائموالدىاطالبةالتجاء : Telah datang mahasiswi yang berdiri bapaknya

Keterangan:

طالبةال : Man’ut

) Na’at untuk man’ut : القائم طالبةال ) dan fi’il dari fail (والد)

(القائم) Fa’il untuk fi’il : والد Selanjutnya contoh yang lebih lengkap untuk mufrad, tastniyah dan jama’

pada man’ut yang mudzakkar dan mu’annatsnya, serta nakirah dan makrifah sebagai

berikut.

a. Man’ut Marfu’-Mudzakkar-Nakirah

والدتوقائمةطالبذىب

ماوالدت هقائمةطالبانذىب موالدت هقائمةطالبذىب

b. Man’ut Mansub-Mudzakkar-Nakirah

والدتوقائمةطالبارأيت

ماوالدت هقائمةطالبنيرأيت موالدت هقائمةطالبرأيت

c. Man’ut Majrur-Mudzakkar-Nakirah

والدتوقائمةبطالبمررت

16

Syekh Syamsuddin Muhammad Al-Ra’ini, Mutammimah Al-Jurumiyyah, h. 310.

Page 10: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 134 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

ماوالدت هقائمةبطالبنيمررت موالدت هقائمةبطالبمررت

d. Man’ut Marfu’-Mudzakkar-Makrifah

والدتوالقائمةالطالبجاء

ماوالدت هالقائمةالطالبانجاء موالدت هالقائمةالطالبجاء

e. Man’ut Mansub-Mudzakkar-Makrifah

والدتوالقائمةالطالبرأيت

ماوالدت هالقائمةالطالبنيرأيت موالدت هالقائمةالطالبرأيت

f. Man’ut Majrur-Mudzakkar-Makrifah

والدتوقائمةبطالبمررت

ماوالدت هقائمةبطالبنيمررت موالدت هقائمةبطالبمررت

g. Man’ut Marfu’-Mu’annats-Nakirah

اىقائموالدطالبةتجاء

اهقائموالدطالبتانتجاء نىقائموالدطالباتتجاء

h. Man’ut Mansub-Mu’annats-Nakirah

اىوالداقائمرأيتطالبة

اهقائماوالدطالبتنيرأيت نىوالداقائمطالباترأيت

i. Man’ut Majrur-Mu’annats-Nakirah

اىقائموالدمررتبطالبة

اهقائموالدبطالبتنيمررت

Page 11: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 135

نىقائموالدبطالباتمررت

j. Man’ut Marfu’-Mu’annats-Makrifah

اىالقائموالدالطالبةتجاء

اهالقائموالدالطالبتنيتجاء نىالقائموالدالطالباتتجاء

k. Man’ut Mansub-Mu’annats-Makrifah

اىالقائموالدرأيتالطالبة

اهالقائموالدالطالبتنيرأيت نىالقائموالدالطالباترأيت

l. Man’ut Majrur-Mu’annats-Makrifah

اىوالدقائمالطالبةلمررتب

اهوالدقائمالطالبتنيلبمررت نىوالدقائمالطالباتلبمررت

Selain itu, Ulama Sibawaih berpendapat lain17

bahwa jika isim yang yang

dirafa’kan na’at berupa jama’, maka na’at (failnya) sebaiknya dijama’kan. Contoh:

Menjama’kan isim setelah na’at pada contoh diatas lebih baik dari pada

memufradkannya. Namun selanjutnya Sibawaih mengungkapkan bahwa lebih baik

memufradkannya jika jama’ yang digunakan adalah jama’ mudzakkar salim.

Contoh:

17

Syekh Syamsuddin Muhammad Al-Ra’ini, Mutammimah Al-Jurumiyyah, h. 312.

والدوىمقياممررتبطالب

والدوىمقائممررتبطالب

Page 12: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 136 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

Pada sisi lain al-Na’at al-Sababi yang mengandung/memuat dhamir Man’u>t-

nya maka na’at itu mengikuti man’ut-nya dari segi mufrad, mutsanna, jama’,

mudzakkar-mu’annats sebagaimana na’at ini juga mengikuti dari segi i’rab dan

makrifah-nakirah.18

جاءالرجالنالكرميااألب جاءتادلرأتنالكرميتااألب جاءالرجالالكراماألب جاءتالنساءالكرمياتاألب

c. Syarat-syarat Al-Na’at wa Al-Man’u>t

1. Al-Na’at

Diantara yang bisa menjadi Al-Na’at adalah isim, jumlah dan syibhul jumlah. a. Isim

Jika berupa isim maka terbagi menjadi dua yaitu:

1) Isim Musytaq adalah isim yang terdiri dari:

a) Isim Fail

الطالبةالناجحة الطالبتانالناجحتان

الطالباتالناجحات

الطالبالناجحانالناجحانالطالب

ونبالناجحالالط

b) Isim Maf’u>l بوبةالطالبةاحملرأيت

حملبوبتانالطالبتانارأيت حملبوبتاالطالباترأيت

لبابادلفتوحرأيتا نيادلفتوحنيالبابرأيت ادلفتوحةاألبوابرأيت

18

Al-Ghalayany, Syaikh Mustafa. Jami Al-Durus, h. 225.

والدوىمقائممررتبطالب

والدوىمقائمنيمررتبطالب

Page 13: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 137

c) Shifat Musyabbahah

Untuk Shifat Musyabbahah terdapat dua bentuk:

Mengikuti wazan "فعيل "

جلسنامعالطالبالنشيط النشيطني جلسنامعالطالب ني

جلسنامعالطالبالنشيطني

جلسناعلىالكرسيالصغريالصغريين جلسناعلىالكرسي ني

الصغرية جلسناعلىالكراسي

Mengikuti wazan "أفعل "

مذكر مؤنث جاءالرجلاألصفر جاءتادلرأةالصفراء

d) Isim Tafhdi>l

مذكر مؤنث ىوطالبأمهرمنغريه ىيطالبةأمهرمنغريىا

Dalam salah satu ayat Al-Qur’an isim tafdhil sebagai shifat:

وىوالذييبدأاخللقمثيعيدهوىوأىونعليوعليو وىوأىونعليو=وىوىني

b. Isim Jamid Muawwal bi Musytaq:

1) Isim Isyarah : سلأصدقاءكىؤالء

2) Isim Mausul pada posisi/pengganti ال : ثقأبمانتويالذيطالبال ادلوثوقأبمانتوطالبال atau صاحب صاحب

3) Dzu yang bermakna صاحب dan Dza>ta bermakna صاحبة أدبوتلكفتاةذاتعلموىذارجلذو

4) Isim-isim Nisbat مررتبرجلمصري:

Page 14: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 138 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

5) Mashdar dengan bentuk mufrad muzakkar a) Man’utnya Mudzakkar

عدلجلرأنت أنتمارجالنعدل أنتمرجلعدل

b) Man’utnya Mu’annats أنتإمرأةعدل أنتماإمرأتنعدل عدلأننتنساء

6) Bilangan : كتبثالثون كتبمعدودةثالثنيعندي atau وعندي

7) Menyerupakan atau tasybih : ليسفيهمرجلأسد atau رجلشجاع

ماسأزوركيوما :yang masih memiliki makna samar ما (8

: yang bermakna kesempurnaan كل dan أي (9كلالرجل أيرجلجائينرجل dan أنترجل

Menunjukkan kesempurnaan (kelaki-lakian) yang dimiliki oleh seorang laki-

laki. c. Jumlah

Jumlah dengan syarat (mausuf/man’ut) kata yang diikutinya berupa isim nakirah. Contoh:

مذكرلغريالعاقل مؤنثلغريالعاقلكتابإشرتيناهفالسوققرأان ركبناسيارةإشرتاىااألستاذ

مذكرللعاقل مؤنثللعاقل قابلتطالباجنحفاإلمتحان قبلتطالبةجنحتفاإلمتحان

d. Syibhul Jumlah

Page 15: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 139

Adapun untuk syibhul jumlah maka dapat berupa semua bentuk dzarf (keterangan)

dan jar-majrur yang menjadi shifat bagi mausuf yang ada sebelumnya yang berupa

isim nakirah. Contoh:

ىذافارسعلىفرسو

Ini adalah seorang kesatria yang berada di atas kudanya

أمامطالبوأستاذذلك

Itu seorang guru yang berada di depan siswanya

2. Al-Man’u>t (Al-Mausu>f)

Diantara yang bisa menjadi Al-Man’u>t dalam beberapa contoh sebagai berikut:

a. دمحمالناجح

b. أانالناجح c. سوالويسياجلنوبية

d. الطبيبالنشيط e. الضاربالكسالن f. الكتاباجلديد g. ىذاماأريد

h. ايمنسرققليب

i. منأانمؤمنبوحيالميوت,حيييينوسيميتينإن

j. كتابإشرتيناهفالسوق قرأان

Perbandingan antara man’u>t yang makrifah dan man’u>t yang nakirah adalah

jika man’utnya makrifah maka menggunakan isim mausul, tapi jika isim yang

diikuti (man’u>tnya) nakirah maka na’atnya berupa jumlah tanpa ada isim mausul

yang mengantarai. Contoh:

ةنكر معرفة

قابلتالطالبالذيجنحفاإلمتحان قابلتطالباجنحفاإلمتحان

Page 16: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 140 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

Selain itu pada contoh dan penjelasan yang lain, jumlah juga tidak bisa menjadi

na’t jika man’utnya adalah ma’rifah, tetapi hanya berkedudukan sebagai hal Contoh:

)النعتوادلنعوت(نكرة )حال(معرفة كتارجلجاء بحيمل

Seorang laki-laki telah datang yang

membawa buku

كتادمحمجاء بحيمل Muhammad telah datang sambil membawa

buku

Hal ini sesuai dengan kaidah yang mengatakan:

حالواجلملةبعدادلعرفةصفةاجلملةبعدالنكرة

Jumlah sesudah nakirah adalah sifat sedangkan jumlah sesudah ma’rifah adalah hal

3. Fungsi Al-Na‘t Dalam Kalimat

Beberapa fungsi na’at dalam kalimat sebagai berikut:19

1. Men-takhsis kata yang diikuti (man’ut), jika man’ut berupa isim nakirah,

seperti:

اذكيطالبارأيت Telah datang seorang mahasiswa yang cerdas

اذكي menjadi na’at bagi اطالب yang berarti tidak semua orang cerdas dan orang

yang cerdas yang dimaksud dalam kalimat ini adalah اطالب 2. Menjelaskan man’ut, apabila man’utnya berupa isim makrifah

الدرسبلقلماجلديدكتبت Saya menulis pelajaran dengan pulpen yang baru

3. Memuji

بسمميحرلا نمحرلا هللا Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

4. Mencela

أعوذبهللمنالشيطانالرجيمSaya berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk

19

Syekh Syamsuddin Muhammad Al-Ra’ini, Mutammimah Al-Jurumiyyah, h. 315-316.

Page 17: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 141

5. Memohon belas kasih

اللهمارحمعبدكادلسكنيYa Allah, kasihanilah hamba-Mu yang miskin ini.

6. Mengukuhkan (taukid)

Artinya : Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari

yang berbilang20

4. Kedudukan Al-Na‘T Dalam Kalimat

Berikut akan dijelaskan beberapa kedudukan Al-Na‘t dalam kalimat yang

menggambarkan hubungan antara Al-Na‘t dan Al-Man‘u>t tetap terpelihara dari segi

tawabi‘-nya.

1. Na‘t bagi Mubtada’

الطالباجلديدحضرMahasiswa yang baru itu telah hadir

2. Na‘t bagi Khabar

ىذاطالبجديدIni seorang mahasiswa yang baru

3. Na‘t bagi Fa>‘il

اجلديدالطالبحضر Mahasiswa yang baru itu telah hadir

4. Na‘t bagi Maf‘u>l

اجلديدالطالبضربت Saya telah memukul mahasiswa yang baru itu

5. Na‘t bagi Isim Majru>r

اجلديدالطالبنظرتإىل Saya telah melihat mahasiswa yang baru itu21

20

QS. Al-Baqarah [2]:203

Page 18: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Page 142 Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016

C. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Al-Na‘t wa Al-Man‘ut atau Al-S}ifah wa Al-Maus}u>f adalah bentuk kalimat

dimana Al-Na‘t mengikuti Al-Man‘ut secara keseluruhan atau sebagian.

2. Al-Na‘t dibagi menjadi dua yaitu Al-Na‘t Al-Haqiqi> dan Al-Na‘t Al-Sababi>. 3. Al-Na‘t bisa berasal dari isim fa>>‘il, isim maf‘u>l, s}ifat musyabbah}ah, isim tafd}i>l,

isim isya>rah, isim maus}u>l, z|u> (berarti: mempunyai), isim-isim nisbat, jumlah (kalimat), mashdar, kullu-ayyu, bilangan, tasybi>h, ma> (yang masih samar),

jumlah dan syibhul jumlah. 4. Fungsi Al-Na‘t dalam kalimat, diantaranya mentakhsis man’u>t, menjelaskan,

memuji, mencela, memohon belas kasihan dan mengukuhkan. 5. Kedudukan Al-Na‘t dalam kalimat diantaranya Na‘t bagi mubtada‘, khabar, fa>‘il,

maf‘u>l dan isim majru>r.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghalayany, Syaikh Mustafa. Jami Al-Durus, Beirut: Maktabah Al-Ashriyah.

Ali, Atabik dan Ahmad Zuhdi Muhdlor,. Kamus Kontemporer: Arab Indonesia, Cet.

IX; Yogyakarta: Multi Karya Grafika, tt. 1926.

Al-Rajihi Abduh , Tathbiqunnahwi (Beirut: Dar al-Nahd}a al-‘Arabiyah, t.th.

Al-Ra’ini Syekh Syamsuddin Muhammad, Mutammimah Al-Jurumiyyah, terj. H.M.

Fadhil Sa’id Al-Nadwi, Surabaya: Al-Hidayah, 2001.

Harun, Salman,. Pintar Bahasa Arab Al-Qur’an: Cara Cepat Belajar Bahasa Arab

Agar Paham Al-Qur’an, Cet. I; Tangerang: Lentera Hati, 2010.

Ni’mah, Fuad,. Mulakkhos Qawaid al-Lughatul ‘Arabiyah, Beirut: Darul Atssiqofah

Al-Islamiyah

Raya Ahmad Thib, Pangkal Penguasaan Bahasa Arab, Jakarta: Al-Qus}wa, 1986.

Rofiq, Ainur,. Ringkasan Kaidah-Kaidah Bahasa Arab, Cet. V; Gresik: Pustaka Al-

Furqan, 2010.

21

Ahmad Thib Raya, Pangkal Penguasaan Bahasa Arab (Jakarta: Al-Qus}wa, 1986), h. 165-

169.

Page 19: Takdir AL-NA‘T WA AL MAN‘UT€˜T-WA-AL-MAN‘UT.pdf · 3 A. Zakariya, Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam (Cet. IV; Garut: Ibnu Azka Press), h ... pada contoh pertama menjelaskan

Takdir AL-NA‘T WA AL-MAN‘UT

Al-Qalam Volume 8 Nomor 1, 2016 Page 143

Kasim, Amrah,. Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia, Cet. I; Yogyakarta:

Kota Kembang, 2009.

Zakariya, A., Ilmu Nahwu Praktis: Sistem Belajar 40 jam, Cet. IV; Garut: Ibnu Azka

Press.