TAK MELATI NORRR.doc

20
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENGONTROL HALUSINASI I. Latar Belakang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi yang merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi suara dan semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan). (Nita Fitria, 2009) Salah satu penanganannya yaitu dengan cara melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya. Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Sei Bangkong Provinsi Kalimantan Barat khususnya Ruang Melati, sebagian besar pasien menderita halusinasi pendengaran dan penglihatan, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang 1

Transcript of TAK MELATI NORRR.doc

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENGONTROL HALUSINASII. Latar BelakangTerapi Aktivitas Kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi yang merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi adalah salah satu gangguan jiwa dimana pasien mengalami perubahan persepsi sensori tentang suatu objek, gambaran dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar meliputi suara dan semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau pengecapan). (Nita Fitria, 2009)Salah satu penanganannya yaitu dengan cara melakukan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) yang bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang dialaminya. Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Sei Bangkong Provinsi Kalimantan Barat khususnya Ruang Melati, sebagian besar pasien menderita halusinasi pendengaran dan penglihatan, maka kami menganggap dengan Therapy Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan persepsi sensori dapat tertolong dalam hal sosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, tentu saja klien yang mengikuti therapy ini adalah klien yang sudah mampu mengontrol dirinya dari halusinasi sehingga pada saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok yang lain.II. Landasan TeoriTerapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompokpasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin ataudiarahkan oleh seorangtherapistatau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Yosep, 2007). Terapi aktivitas kelompok (TAK) dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori,terapi aktivitas orientasi realitas, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi (Keliat,2006).Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)stimulasi persepsi adalah terapi yangmenggunakan aktivitas sebagai stimulus terkait dengan pengalaman dan ataukehidupan untuk di diskusikan dalam kelompok (Keliat, 2006).Menurut Keliat dan Akemat (2005) dikutip dari Hamid (2008), TAK yang sesuai untuk pasien dengan masalah utama perubahan sensori persepsi : halusinasi adalah aktivitas berupa stimulasi dan persepsi. Terapi aktifitas kelompok stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktifitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok (Keliat, 2004)

Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5 sesi, yaitu:

1. Sesi I

: Klien mengenal halusinasi2. Sesi II

: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

3. Sesi III: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain4. Sesi IV: Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal

5. Sesi V

: Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III. Tujuan

3.1 Tujuan umum

Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi dalam kelompok secara bertahap.

3.2 Tujuan khususa. Klien dapat mengenal halusinasi.b. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.c. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain.d. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.e. Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat.IV. Sesi yang digunakan

1. Sesi I

: Klien mengenal halusinasi

2. Sesi II

: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

3. Sesi III

: Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap

dengan orang lain

V. Klien5.1 Kriteria klien

a. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.b. Klien yang mengalami perubahan persepsi sensori halusinasi dengar dan lihat.c. Klien yang dapat berkomunikasi secara cerbal dan non verbal.d. Klien yang tidak mengalami gaduh, amuk dan agresif.e. Klien yang mau ikut kegiatan terapi aktivitas kepelompok.5.2 Proses seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.b. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.c. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi: menjelaskan tujuan TAK pada klien, waktu dan tempat pelaksanaan, rencana kegiatan kelompok dan aturan main dalam kelompok

VI. Kriteria Hasil

6.1 Evaluasi Struktur

a. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan

b. Posisi tempat dilantaic. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik

e. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.6.2 Evaluasi Proses

a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga akhir.b. Leader mampu memimpin acara.c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

6.3 Evaluasi Hasil

Diharapkan 75% dari kelompok mampu:

a. Menjelaskan apa yang sudah dilihat dan didengarb. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelasc. Menyampaikan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardikd. Menyampaikan cara mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakapVII. Pengorgnisasian

7.1 Pelaksanaana. Hari/Tanggal: Kamis, 23 April 2015b. Waktu

: Pkl. 10.00 s.d 10:45 WIB (sesi I-III) c. Alokasi waktu: Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

d. Tempat

: Ruang Berkumpul di Ruang Melatie. Jumlah klien: 1. Maisaroh

2. Rosiana

3. Yuli

4. Nurhayati Cadangan:

: 1. Abon

2. Tjien Lie Ha

8.2 Tim Terapi

a. Leader

: Ridwan

Uraian tugas:

1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Memimpin jalannya terapi kelompok

3) Memimpin diskusi

b. Co-leader

: Utin Febriyanti Asgari

Uraian tugas:

1) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang3) Membantu memimpin jalannya kegiatan4) Menggantikan leader jika terhalang tugas

c. Observer

: Niswatul Jannah

Uraian tugas: 1) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan jalannya acara

2) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan evaluasi kelompok

d. Fasilitator

: - Noni Wulandari

- Primawati

- Rika Aprianti

- Zulhairu

- Wanda Extrada

Uraian tugas:

1) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

2) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan

3) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan

4) Membimbing kelompok selama permainan diskusi

5) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan

6) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

7.2 Metode dan Media

a. Metode

1) Diskusi

2) Bermain peran/stimulasi

b. Media

1) Papan nama

2) Speaker

3) Bola kecil

Proses Pelaksanaan

Sesi I: Mengenal Halusinasi

a. Salam terapeutik

1) Salam terapeutik kepada klien

2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur

3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien b. Evaluasi/validasi

Menanyakan perasaan klien saat inic. Kontrak

1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu mengenal suara-suara yang didengar dan melihat bayangan2) Leader menjelaskan aturan main3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta izin kepada leader

4) Lama kegiatan 45 menit

5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir

d. Tahap kerja

1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengenal suara-suara yang didengar (halusinasi) dan bayangan-bayangan yang dilihat tentang isi, waktu terjadi, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien pada saat halusinasi muncul

2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadi dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. 3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik

4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan perasaan klien dari suara yang biasa didengar dan bayangan-bayangan yang biasa dilihat.e. Tahap terminasi

1) Evaluasi

a) Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK

b) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok2) Tindak Lanjut

Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan perasaan jika halusinasi muncul

3) Kontrak yang akan datang

a) Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol halusinasi sesi ke IIIb) Menyepakati waktu dan tempatVIII. Evaluasi dan Dokumentasi8.1 Evaluasi

Formulir yang dievaluasiSesi I TAK Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)

Kemampuan Personal/HalusinasiNoNama KlienMenyebut Isi HalusinasiMenyebutkan Waktu terjadi HalusinasiMenyebut Situasi Halusinasi MunculMenyebut Perasaan saat berhalusinasi

Petunjuk:a. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

b. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan mengenal halusinasi; isi, waktu, situasi dan perasaan saat halusinasi muncul. Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

8.2 Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Anjurkan klien mengidentifikasi halusinasi yang timbul dan menyampaikan kepadaperawat.

XI. Setting TempatGambar Setting Tempat

Keterangan gambar:

: Leader

: Co-Leader

: Observer

: Fasilitator

: Klien

Sesi II: Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik

A. Tujuan1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi halusinasi

2. Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi3. Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi

B. Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak kepada klienb. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Salam terapeutik

2) Terapis pakai papan namab. Orientasi

1) Leader menanyakan perasaan klien saat ini

2) Leader menanyakan pengalaman halusinasi yang terjadi: isi, waktu, situasi dan perasaan

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan: latihan cara mengontrol halusinasi dengan cara menghardik2) Menjelaskan aturan main

a) Jika ada yang ingin meninggalkan kelompok harus meminta izin kepada leader

b) Lama kegiata 45 menit

c) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir3. Tahap kejaa. Leader meminta klien menceritakan apa yang dilakukan pada saat mengalami halusinasi dan bagaimana hasilnya . Ulangi sampai semua pasien mendapat giliran

b. Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

c. Leader menjelaskan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik halusinasi pada saat halusinasi munculd. Co-Leader memperagakan cara menghardik halusinasi yaitu: Pergi, pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu...e. Leader meminta masing-masing klien memperagakan cara menghardik halusinasi

f. Leader memberikan pujian dan mengajak semua klien bertepuk tangan setiap klien memperagakan menghardik halusinasi4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2) Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak Lanjut

1) Leader mengajarkan klien untuk menerapkan cara yang telah dipelajari jika halusinasi muncul

2) Memasukkan kegiatan menghardik ke dalam jadwal kegiatan harian klien

c. Kontrak yang akan datang

1) Leader membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK berikutnya yaitu cara mengontrol halusinasi dengan melakukan bercakap-cakap dengan orang lain

2) Leader membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya

C. Evaluasi dan Dokumentasi1. Evaluasi

Sesi II: Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi)Kemampuan Menghardik Halusinasi

NoAspek yang dinilaiNama Klien

12

3

4Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengatasi halusinasiMenyebutkan efektivitas cara yang digunakanMenyebutkan cara mengatasi halusinasi dengan menghardik

Memperagakan cara menghardik halusinasi

Petunjuk:

c. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama

d. Untuk setiap klien beri penilaian kemampuan menyebutkan; cara yang biasa digunakan untuk mengatasi halusinasi, efektifitas cara yang digunakan, cara mengatasi halusinasi dengan menghardik dan memperagakan cara menghardik halusinasi. Beri tanda jika klien mampu dan berikan tanda X jika klien tidak mampu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004).Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Angraini, Sri, Sultan, Lilia N., Afrida. 2012. Pengaruh Terapi Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi Pendengaran di Rumah Sakit Khusus Derah Provinsi Sulawesi Selatan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar.

CL

L

F

F

K

K

F

F

K

K

F

F

O

L

CL

O

F

K

14