131 Melati Tujuh Racun
-
Upload
seto-wibowo -
Category
Documents
-
view
262 -
download
0
Transcript of 131 Melati Tujuh Racun
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
1/138
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
2/138
SI KAKEK BOTAK PEGANGI PERUTNYA."CIMUNG, MENGAPA AKU HARUSMENUNGGU
SAMPAI MINGGU DEPAN?""KARENA BUNGA ITU HANYA MUNCULSEKALISEMINGGU. SETIAP MUNCUL SELALUBERJ UMLAH TIGA ...""BENAR-BENAR ANEH. MUNCUL SEKALI
SEMINGGU. SETIAP MUNCUL SELALUBERJ UMLAH TIGA."KAKEK KEPALA BOTAK BERMATA BELOKJ ERENG MENGULANGI UCAPAN SULANTRI,PANDANGI ANAK PEREMPUAN ITU
BEBERAPA SAAT, LALU BERTANYA. "DARIMANA MUNCULNYA TIGA KUNTUM BUNGAITU?" SULANTRI MENUNJ UK KE ARAHTIMURDIMANA Dl KEJ AUHAN KELIHATAN GUNUNGMERAPI.
"TIGA BUNGA MELATI HITAM ITU SELALU ..."BELUM SEMPAT ANAK PEREMPUANDELAPAN TAHUN ITU MENYELESAIKANUCAPANNYA TIBA-TIBA SATU BENDA PUTlHBERDESING Dl UDARA. SULANTRIMENJ ERIT KERAS. ANAK INI LANGSUNGROBOH, TERKAPAR Dl TANAH. MATANYAMEMBELIAK MENATAP LANGIT.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
3/138
KAKEK botak berpakaian dekil dan basahkuyup di sebelah bawah itu duduk di tepi kalidekat serumpunan belukar. Mulut senyum-
senyum, dua tangan memegang bagian bawahperut. Matanya yang belok juling sejak tadimemperhatikan seorang anak perempuanseusia delapan tahun duduk di tepi kali diseberang sana. Dua kakinya dicelupkan kedalam air kali yang dangkal, bening dan sejuk.
Di pangkuannya terlihat tiga kuntum bungakecil. Di tangan kirinya anak ini memegangsebuah lidi. Sambil menyanyi-nyayi kecildengan tangan kanannya dia menusukkan satu
demi satu kuntum bunga yang ada dipangkuannya ke lidi di tangan kiri.
Melati oh MelatiSemerbak harum mewangiKata orang kau bunga suci
Berwarna putih menarik hatiTapi mengapa warnamu berubah hitamMungkinkah kau mekar di malam kelam
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
4/138
Melati oh MelatiSemerbak harum mewangiKata orang kau bunga suci
Berwarna putih menarik hati
Tangan kiri orang tua di balik semak belukaryang sejak tadi memegangi bagian bawahperutnya diangkat ke atas. Tangan yang basaholeh air kencing itu enak saja diusap-usapkan
ke kepalanya yang botak. Sambil pandangigadis cilik di seberang kali dia berkatasendirian.
"Anak manis sekecil itu pandai sekalimenyanyi. Suaranya bagus. Kalau sudah besar
bisa-bisa jadi sinden cantik, dikagumi dimana-mana.Kalau saja aku punya cucu seperti dia,
hldupku pasti banyak bahagianya."Orang tua ini lalu tertawa cekikikan.
"Punya cucu? Aku punya cucu? Ha ... ha ... ha!
lstri saja tidak punya bagaimana bisa punyacucu? Ha ... ha.. ha!"
Tiba-tiba orang tua berkepala botak inihentikan tawa, tutup mulutnya dengan tangankanan. Di tepi kali di seberang sana si gadiskecil hentikan pula nyanyiannya, memandangke kiri-kanan.
"Aku mendengar ada orang tertawa.Cuma suara. Orangnya tidak kelihatan. Ihh ...Apakah tempat ini kini sudah ada hantunya?"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
5/138
Walau keluarkan ucapan seperti itunamun tidak kelihatan bayangan rasa takut diwajah anak perempuan itu. Malah sambil
menusukkan kuntum bunga ke tiga ke lidi ditangan kirinya dia kembali melantunkannyanyian tadi.
Melati oh MelatiSemerbak harum mewangi
Kata orang kau bunga suciBerwarna putih menarik hatiTapi mengapa warnamu berubah hitamMungkinkah kau mekar di malam kelamMelati oh Melati
Semerbak harum mewangiKata orang kau bunga suciBerwarna putih menarik hati
Orang tua di balik semak belukarperlahan-lahan turunkan tangan kiri yang
mengusap kepala, juga tangan kanan yangdipakai menutup mulut. Sepasang matanyayang besar dan juling sesaat memandang kedepan tak berkesip. Dadanya berdebar.
"Nyanyian anak itu .... Tiga bunga hitamyang ditusukkan bersusun di lidi panjang, apabenar bunga melati? Heh?!"
Mata yang juling tambah juling, beloktambah belok. "Aku ingat cerita Pendekar 212,jangan-jangan ..." Orang tua ini tiba-tibaplaaakk! Dia tabok kepalanya sendiri lalu
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
6/138
bangkit berdiri. Dua kali berkelebat dia sudahberada di seberang kali kecil di depan si anakperempuan. Anak yang sedang menyanyi tentu
saja terkejut, hentikan nyanyiannya dandongakkan kepala. Memandang dari atassampai ke bawah, dari kepala botak sampai kekaki. Kalau tadi dia terkejut tapi begitu melihatorang yang berdiri di hadapannya, anak inimalah tersenyum.
"Oh, jadi ini rupanya hantu yang taditertawa.Hik ... hik ... hik. Mata belok jereng. Kupingkanan aneh terbalik. Kepala botak. Mau
dibilangtuyul kenapa sudah tua keriput peot beginirupa? Hantu kenapa bau pesing? Hk ... hik ...hik!hantu lucu-lucuan ...""Gadis cilik, aku bukan hantu bukan tuyul!
Tapi hemm, aku memang bau pesing!J elekjelekbegini aku ingin bersahabat denganmu.Kalau boleh ..." Orang tt;a kepaila botakkeluarkanucapan. Lalu dia duduk menjelepok disamping anak perempuan itu. Malanya yangbelok dibesarkan memperhatikan tiga kuntumbunga kecil hitam yang ditusukkan. disusunmemanjang di batangan fidi."Anak manis, siapa namamu?"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
7/138
"Hantu botak tanya namaku. Hik..hik.Malu ....""Hik .. hik ... Hantu botak juga malu ..." orang
tua itu meniru tawa si anak perempuan sambilpegangi bagian bawah perutnya. Anakperempuandi samping si botak jereng ikutan tertawa.Tempat sunyi di tepi kali kecil jadi riuh olehsuara tawa kedua orang itu.
"Hantu botak, nama saya Sulantri. Tapi orang-orang memanggil saya Cimung. Saya anakkepala desa Maguwo." Si anak perempuanmenerangkan sambil goyang-goyangkan lidi ditangan kiri dan uncang-uncang dua kaki yang
dicelup dalam air kali."Nama bagus kenapa dipanggil Cimung?Ada-ada saja ..." kata si botak. "Tadi akudengarkau menyanyi. Suaramu bagus. Kalau sudahbesar apa mau jadi sinden?"
Anak perempuan menjawab dengan gelengankepala.
"Kenapa tidak mau jadi sinden? Kaupastidisukai banyak orang. Banyak uang ..."
"J adi sinden lebih banyak susah darisenangnya."
"Begitu? Anak manis, kau tahu dari manasampai bisa berucap seperti itu?" tanya sikakek
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
8/138
botak. Dalam hati dia heran melihat anaksekecil itu bicara seperti orang dewasa saja.
"Dulu ibu saya seorang sinden," jawab
Sulantri pula."Serrr!"Ada yang mengalir dibawah perut orang
tua berkepala botak itu. Cepat-cepat si botak inipegangi perutnya. Sulantri perhatikan tanahsekitar tempat si orang tua duduk yang
kelihatan berubah basah."Hantu botak, kau kencing ya?!""Aku ... anu ..." Si botak tak bisa
menjawab akhirnya tertawa mengekeh. Setelahusap mukanya beberapa kali orang tua ini
menunjuk pada lidi di tangan kiri Sulantri."Bunga kecil hitam itu, apa itu bungayang kau sebut dalam nyanyianmu tadi? Bungamelati hitam?"
"Memangnya kenapa?" si anak balikbertanya.
"Setahuku yang namanya melati itu pastiputih. Heran, bagaimana mungkin ada melatiberwarna hitam ..."
"Kenapa musti heran? Melati hitam inisudah ada dari dulu."
"Kau yakin? Pasti kalau bunga ini bungamelati hitam?" Sambil bertanya orang tua ituperhatikan tiga bunga melati yang menancapbersusun di lidi yang di pegang anakperempuan itu. Bunga kecil itu mempunyaitujuh kelopak ganda berwarna hitam pekat.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
9/138
"Gusti Allah ..." orang tua itu mengucapdalam hati.
"Mudah-mudahan memang ini bunga
yang tengah dicari-cari itu.""Bunganya berbentuk bunga melati.
Warnanya hitam. Apa ini bukan namanyabunga melati hitam?" ujar Sulantri.
"Cimung ...." si orang tua berkata sambildekatkan kepalanya ke wajah si anak. "Kau
barusan memegangnya, apa kau tidak takutkeracunan? Atau mungkin kau tidak tahu kalaubunga itu mengandung racun yang bisamembuatmu sakit, bahkan bisa membunuhmu."
"Saya sudah sering memegang bunga
ini. Saya tidak pernah sakit ..."
Si orang tua perhatikan jari-jari tangananak perempuan bernama Sulantri. Diamenyaksikan bagaimana jari-jari mungil anakitu berwarna kehitam-hitaman. Lalu si kakek
membatin."Terlalu sering memegang bunga
beracun itu, mungkin dia jadi kebal denganracun bunga."
"Kakek hantu botak, bunga ini memangmengandung racun jahat. J ika kau mau sayabisa membuktikan."
"Ah ..... itu satu hal yang aku ingin sekalimelihat, jawab si botak. Dalam hati diabertanya-tanya bagaimana anak kecil ini
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
10/138
mampu membuktikan kalau bunga melati hitamitu mengandung racun jahat.
Dengan matanya yang lucu Sulantri
memandang ke pinggir kali sebelah kiri. Dekatsebuah batu pipih seekor kodok coklatmendekamdiam, menunggu mangsa berupa nyamuk danserangga lainnya yang banyak beterbangan disekitar situ.
"Kakek botak, kau lihat kodok itu?"Bertanya Sulantri sambil menunjuk ke arahbatu. Mata jereng Kakek kepala botak bergerakberputar ke arah yang ditunjuk.
"Ya, aku lihat."
Baru saja si kakek menjawab. Sulantricabut bunga hitam di ujung paling atas lidi laludilemparkannya ke arah kodok coklat disamping batu. Dengan cepat binatang inimelompat dan melahap bunga hitam itu. Sesaatkemudian begitu bunga hitam lewat
tenggorokan dan masuk ke dalam perutnya,kodok coklat kelihatan menggeliat kejang dankeluarkan suara mengerang pendek lalu diamtak berkutik lagi. Dari mulutnya yang terbukameleleh cairan kental berwarna hitam. Kulitnyayang tadi bewarna coklat ini berubah menjadihitam seperti kayu gosong dimakan api!
Bergidik tengkuk kakek botak dan serrr! Dari bawah perutnya terpancar air kencing."Racun bunga itu mematikan kodok. Tapi tidakmematikan saya. Lihat ..." Sulantri dengan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
11/138
cepat ambil bunga hitam ke dua yang tertusukpada batang lidi. Bunga itu dimasukkan kedalam mulutnya. Dikunyah lumat-lumat lalu
ditelan. Seperti yang dikatakannya, dia tidakmengalami nasib seperti kodok. Dia tidakkeracunan, apa lagi mati.
"Luar biasa! Kau kebal racun bunga itu..." ucap kakek kepala botak, kepala digeleng-gelengkan penuh kagum sedang tangan kiri
menekap bagian perut, menahan beser.
"Sekarang coba kau makan bunga yang satuini," tiba-tiba Sulantri berkata."Serrr!"
Air kencing Kakek kepala botak langsungmuncrat saking kagetnya mendengar ucapan sianak perempuan.
"Cimung, aku tidak punya kekebalanseperti dirimu. Tapi aku memang inginkan
bunga itu. Kau mau memberikan bunga hitamyang tinggal satu itu padaku?"
"Hantu botak, kau inginkan bunga ini?ambil saja," jawab Sulantri. Lalu bunga hitamberikut lidi di tangan kirinya diserahkan padaorang yang minta.
Baru saja orang tua itu ulurkan tanganhendak mengambil lidi dan bunga tiba-tiba satubayangan biru berkelebat. Si kecil Sulantriterpekik. Anak ini terpental bergulingan di tepikali sampai satu tombak. Kakek botak ikut
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
12/138
keluarkan seruan tertahan. Satu gelombangangin dahsyat menerpa dada dan bahukanannya, membuatnya jatuh terjengkang dan
kucurkan air kencing. Terbungkuk-bungkuk,sambil dua tangan pegangibagian bawah perut dia bangkit Serdiri. Diasegera mendatangi Sulantri.
"Anak, kau tidak apa-apa?" Si orang tua
bertanya lalu membantu anak perempuan itubangun dan duduk di tanah."Kakek hantu botak, tadi aku diterpa anginkencang sekali. Dadaku sakit. Kepalaku pusing.Apa yang terjadi?"
"Ada orang jahat ..." jawab si orang tua. Matajerengnya memandang berkeliling. Dia tidakmelihat apa-apa. Lalu pandangannya kembalipada anak perempuan di depannya.
"Bunga hitam ..." ujar si orang tua. Dia
perhatikan tangan kiri Sulantri. Lidi dan satu-satunya bunga hitam yang masih tinggal dantadi dipegang anak perempuan itu kini tak adalagi. Dia memeriksa berkeliling.
"Bunga itu lenyap. Bayangan biru tadi!Seseorang merampasnya sebelum sempatkuambil. Kurang ajar!"
Serrr!Si Kakek kepala botak kencing lagi. Dia
jongkok di samping Sulantri."Aneh ..."
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
13/138
"Apa yang aneh?" tanya Sulantri sambilgosok-gosok dadanya yang terasa sakit.
"Ada orang merampas bunga hitam dan
lidi ..." Si kakek memperhatikan lalu melompatke arah lenyapnya bayangan biru. Dia tidakmelihat siapa-siapa.
"Kek, bagi saya bunga beracun itu hanyabarang mainan. Aneh juga kalau ada orangmerampasnya. Buat apa? Tadi kau
memintanya. Bagimu apakah sangat berarti?""Sangat berarti. Bunga melati hitam itu
jika kuberikan pada seorang temanku, bisamengobati seorang penting di Kotaraja."
"Saya mau pulang," Sulantri berdiri.
"Tunggu," kata si kakek dan ikut berdiri."Di sekitar kali kecil ini kulihat tidak adatanaman kembang. Dari mana kaumendapatkan bunga melati hitam itu?"
"Bunga langka itu memang tidak tumbuhdisini. J ika kau mau, datanglah minggu depan
ke sini. Akan saya berikan tiga kuntum bungarnelati hitam yang masih segar-segar padamu."
Si kakek botak pegangi perutnya."Cimung, mengapa aku harus menunggusampai minggu depan?'
"Karena bunga itu hanya muncul sekaliseminggu. Setiap muncul selalu berjumlah tiga..."
"Benar-benar aneh. Muncul sekaliseminggu. Setiap muncul selalu berjumlah tiga."
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
14/138
Kakek botak bermata belok jerengmengulangi ucapan Sulantri, pandangi anakperempuan itu berapa saat, lalu bertanya., "Dari
mana munculnya tiga kuntum bunga itu?"Sulantri menunjuk ke arah timur dimana
dikejauhan kelihatan Gunung Merapi."Tiga bunga Melati hitam itu selalu ...."
Belum sempat anak perempuan delapantahun itu menyelesaikan ucapannya tiba-tibasatu benda putih berdesing di udara.
"Cimung awas!" teriak kakek botak. Diaberusaha mendorong anak perempuan itu tapi
jaraknya terlalu jauh. Maka cepat diahantamkan tangan kanan untuk memukulbenda putih yang melesat. Namun terlambat!
Sulantri keluarkan jeritan keras. Anak inilangsung roboh, terkapar di tanah. Matanyamembeliak menatap langit. Di lehernya
menancap sebuah pisau kecil bergagang perak.Darah mengucur membasahi leher dan badangadis cilik yang malang ini.
Kakek botak berteriak marah. Air kencingnyamengucur deras. Semula dia hendak meng-hambur menubruk mayat anak perempuanmalang itu. Namun sudut matanya menangkapsatu bayangan biru berkelebat dibalik pohonbesar. Tidak menunggu lebih lama kakek inisegera melesat ke arah pohon.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
15/138
"Bangsat pembunuh! J angan kabur!"Sambil berkelebat dan berteriak kakek
botak ini hantamkan tangan kanannya.
"Braakkk!""Traaakk!"Semak belukar di samping pohon hancur
beterbangan ke udara. Batangan pohon gompalbesar, berderak miring lalu tumbang dengansuara menggemuruh.
***
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
16/138
KAKEK berpakaian basah air kencing usap-usap kepala botaknya. Dia berdiri di Sampingpohon besar yang barusan dihantam-nyatumbang. Matanya yang jereng memandangberkeliling. Orang yang dikejar tidak kelihatan.mulutnya memaki marah.
"Pembunuh keparat! Pengecut! Apa dosaanak itu sampai kau membunuhnya begitu keji!"
"Serrr ... serrr!"Setelah kucurkan air kencing dua kaliberturut-turut si kakek memutar tubuh,melangkah ke arah Sulantri tergeletak. Barudua langkah berjalan tiba-tiba cabang sebuahpohon di Samping kirinya bergoyang. Sudut
matanya melihat sesuatu bergerak di atas sana.Lalu menyusul terdengar suara tawamengekeh. Kakek botak angkat kepalanya,memandang ke arah dahan pohon. Dua kakimemasang kuda-kuda, tangan kanan waspadasiap menghantam. Satu bayangan biruberkelebat cepat. Di lain kejap bayangan itutelah berdiri di hadapan si kakek, berupa sosokseorang tua berwajah jernih, mengenakanpakaian ringkas warna biru.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
17/138
"Setan alas satu ini, apakah aku pernahmelihatnya sebelumnya?" Kakek botakmembatin sambil usap kepala dengan satu
tangan sementara tangan lain memegangibagian bawah perut.
"Tua bangka bau pesing, kau inginkan bungalangka ini?" orang tua berbaju biru ajukanpertanyaan sambil tangan kanannya acungkan
lidi yang ditancapi bunga melati hitam yangsebelumnya berada di tangan gadis cilikSulantri.Saking geramnya kakek kepala botak kucurkanair kencing lalu membentak.
"Setan tua, kalau tidak iblis pasti kausebangsa dajal! Apa salah anak perempuan itusampai kau membunuhnya?!"
Si baju biru menyeringai. "Aku bicara lain kau
omong lain! Kau perlu bunga ini? Ambillah!"Habis berkata begitu kakek di hadapan si botakgerakkan tangan kanannya meremas. Lidi danbunga hitam yang menancap di situ langsungamblas hancur. Sambil tertawa bergelak sikakek jatuhkan hancuran bunga dan lidi ketanah.
"J ahanam kurang ajar!" maki kakekkepala botak dengan mata mendelik besar.Habis sudah harapannya untuk mendapatkan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
18/138
bunga melati hitam yang sangat langka itu.Kencing menyembur tidak tertahankan.
"Manusia keji kurang ajar! Sekarang aku
ingat siapa kau adanya!""Tua bangka botak! Aku juga tahu siapa
kau sebenarnya. Dulu kau punya rambut!Sekarang aneh, mengapa kepalamu jadi botak!walau botak tapi aku tidak lupa dirimu! Matamuyang belok dan jereng! Kuping kananmu yang
terbalik! Celanamu yang selalu basah oleh airkencing! Kau adalah mahluk salah kaprahberjuluk Setan Ngompol, sobat musuh besarkuNaga Kuning! Dulu di kawasan air terjunjurangmungkung kau pernah menantangku!
Waktu itu aku tidak punya kesempatanmelayani mulut besarmu! Sekarang aku munculmenerima tantanganmu!"
"Rana Suwarte ..." ucap kakek kepalabotak dengan rahang mengembung dan
tenggorokan keluarkan suara menggembormarah.
"Ha ... ha ... ! Bagus! Kau ternyata masihingat nama, kenal diriku! Berarti jalanmu keneraka akan jauh lebih mudah! Ha ... ha ... ha!"
"Setan alas manusia keji busuk! Kaubarusan membunuh anak kecil tak berdosa.Aku bersumpah membunuhmu saat ini juga!Tapi sebelum mati aku ingin tahu. Mengapa kaumembunuh anak itu. Lalu sengaja meng-hancurkan bunga melati hitam!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
19/138
"Ah, dua pertanyaanmu itu akan terjawabdi satu tempat. Pasti! Di liang neraka tempatkemana kau akan segera berangkat!"
"Tua bangka jahanam! mulutmu keliwattakabur! Aku tidak keberatan kita sama-samaberangkat menuju liang neraka!" teriak SetanNgompol. Lalu tubuhnya berkelebat ke arahRana Suwarte dalam jurus serangan bernamaSetan Ngompol Mengencingi Bumi. Angin deras
disertai cipratan air kencing lebih dulumenghantam Rana Suwarte sebelum seranganyang berupa dua pukulan tangan kiri kanan itumenderu ke arah sasaran.
(Mengenai siapa adanya Rana Suwarte
dan riwayat perselisihannya dengan SetanNgompol harap baca Episode terakhir dariserial "Kembali Ke Tanah Jawa" berjudul"Senandung Kematian")
Rasa Suwarte semburkan ludah saking
jijiknya ketika air kencing yang menyiprat daricelana lawan mengenai wajahnya. Dia tekukdua lutut hingga tubuhnya sedikit merunduk.Sesaat dia menunggu. Begitu sosok Setanngompol yang melayang di udara menukik kearahnya disertai gempuran angin luar biasaderas, Rana Suwarte pukulkan dua tangannyake atas.
Dua gelombang angin dahsyat menderumemapasi hantaman angin keras yang keluardari pukulan tangan kiri kanan Setan Ngompol.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
20/138
"Dess! Desss! "Dua letupan keras mengema di sepanjang kakibegitu tenaga dalam tinggi yang memancar dari
dua pasang tangan bentrokan di udara."Braaak! Braaaak! "
Semak belukar di tempat itu hancurbeterbangan ke udara. Setan Ngompolterpental dua tombak. Kencingnya
bermuncratan kemana-mana. sepasang matayang jereng mendelik merah sedang dadamendenyut sakit. Tulang-tulang iganya serasaremuk. Tadi dia telah mengerahkan lebih daritiga perempat tenaga dalamnya. Tidak
menyangka lawan sanggup menahanserangan-nya bahkan daya balik tenagadalamnya yang menangkis begitu hebatmemberi bekas di tubuh si kakek kepala botak.
Apa yang terjadi dengan kakek
berpakaian Ringkas biru tak kalah hebatnya.Kakek ini Terbanting jatuh duduk di tanah.Mukanya yang J ernih kelihatan pucat pertandatekanan tenaga Dalam lawan yang tinggi telahmenciderai tubuhnya di bagian dalam.
"Rana Suwarte!" bentak Setan Ngompol.Setahuku kau adalah tokoh silat abdi Istana.mengapa berlaku keji membunuh anakperempuan tak berdosa itu?!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
21/138
"Setan Ngompol! Simpan semua pertanyaanmusampai kau minggat ke liang neraka!" jawabRana Suwarte dengan bentakan tak kalah
kerasnya. Lalu dia berkelebat, menyergaplawan dengan serangan berantai luar biasakeras dan cepat. Setan Ngompol berjibakumenangkis dan menghantam dengan duatangannya. Rupanya kakek botak ini bukancuma ingin menjajal kehebatan tenaga dalam
lawan tapi juga sekaligus mau menjajagisampai dimana kedigjayaan tenaga luarnya.
Suara bergedebukan terdengar berulangkali. Dua lengan Setan Ngompol yang kuruskering kelihatan hitam kebiruan sedang
sepasang lengan Rana Suwarte dipenuhibengkak-bengkak merah. Rana Suwartemerasa sakit lebih dulu. Ini membuat diaterpaksa mundur.
Setan Ngompol tidak memberikesempatan. Walau sambil terkencing-kencing
kakek ini terus mendesak lawan. Lima jurusRana Suwarte dibuat kalang kabut. J urus keenam dia tak bisa bertahan lagi. Kakek inimencari kesempatan untuk mundur gunamengatur kuda-kuda dan siasat baru. Namunmaksudnya belum kesampaian. Tiba-tibadengan jurus bernama Setan NgompolMengencingi Langit lawan berhasilmenyusupkan satu pukulan telak kepertengahan dadanya."Bukkk!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
22/138
Rana Suwarte meraung keras. Tubuhnyamencelat lima langkah, punggung terbantingmembentur batang pohon, sesaat terhenyak
tegak lalu muntahkan darah segar!"Keparat!" rutuk Rana Suwarte sambil
seka darah yang meleleh di bibir dan dagunyadengan tangan kanan. Lalu meludah ke tanah.Tangan yang bernoda darah itu kemudianbergerak mengeluarkan sesuatu dari balik
pinggang pakaian birunya.Satu cahaya kuning memancar terang di
bawah pohon dimana Rana Suwarte berdiridengan tampang kelam membesi.
"Senjata di tangan jahanam itu..... ujar
Setan Ngompol dalam hati, memperhatikandengan mata jereng melotot."Astaga! Itu Keris naga Kopek pusaka
Kerajaan. bagaimana bisa berada ditangannya?!"
"Setan Ngompol!" Rana Suwarte
membentak dengan wajah lontarkan seringaisetan.
"Kau lihat senjata ini?!""Aku tidak buta! Aku lihat dan aku tahu!
ltuadalah Keris Naga Kopek milik pusakaKerajaan!Pasti kau telah mencurinya!"
-----------------------00000000000----------------
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
23/138
RANA SUWARTE tempelkan badan keris saktipusaka Kerajaan di atas keningnya, dongakkankepala lalu tertawa bergelak.
"Tua bangka bau pesing buronanKerajaan! Dengar! Kau boleh punya ilmusetinggi langit sedalam lautan. Tapi tak adasatu kekuatan pun sanggup menghadapi kerissakti bertuah di tanganku ini! Bersiaplah untukmampus!"
Setan Ngompol memang sudah tahukehebatan Keris Naga Kopek. Bahkanmenyaksikan sendiri bagaimana senjata saktiItu mampu melindungi sahabatnya, Pendekar212 Wiro Sableng dari serangan maut Kipas
Pelangi yang dilancarkan Adimesa aliasPendekar Kipas Pelangi sewaktu terjadipertempuran hebat di kawasan air terjunJ urangmungkung. Adisaka yang juga dikenaldengan nama Damar Wulung, yang tidakterlindung oleh keris sakti itu menemui ajal
secara mengenaskan di tangan adiknya sendiri.(Baca serial Wiro Sableng berjudul
"Senandung Kematian")Walau tahu kehebatan senjata di tangan
lawan tapi Setan Ngompol tidak unjukan sikap
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
24/138
jerih Sambil bertolak pinggang sementara airkencingnya mengucur terus dia berkata.
Setahuku senjata curian tidak pernah
ampuh. Apa lagi dipakai untuk kejahatan!"Rawa Suwarte menyeringai. "J angan
terlalutakabur! Kita akan lihat bagaimana nasibmusebentar lagi!"
Didahului satu bentakan keras tokoh silat
istana itu melompat ke hadapan Setanngompol. Keris di tangan kanan dibabatkan.Suara menderu dahsyat disertai berkiblatnyacahaya kuning tebal dan angker menyambar kearah Setan Ngompol.
Setan Ngompol berseru kaget ketikamerasakan seperti ada tembok batu mendorongdahsyat ke arahnya. Dengan cepat kakek inimelompat mundur sambil hantamkan duatangan sekaligus. Melepas pukulan saktibernama "Setan Ngompol Meroboh Gunung."
Selama ini jarang ada lawan yangsanggup menerima pukulan tersebut. Kalautidak dihantam roboh, paling tidak lawan akanmencelat mental dan menderita luka dalamparah! Namun untuk kedua kalinya SetanNgompol berteriak tegang dan terkencing-kencing ketika pukulan dua tangannya yangmengandung hawa sakti dan tenaga dalamtinggi diterpa kiblatan cahaya kuning Keris
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
25/138
Naga Kopek lau berbalik meng-hantam dirinyasendiri.
Setan Ngompol selamatkan diri denganmelompat setinggi satu tombak. Tapi lawanrupanya dapat menduga gerakannya. Selagisosok kakek botak itu masih melayangsetengah jalan di udara Rana Suwartemendahului membuat lompatan lebih tinggi.
Lalu dengan tubuh masih menggantung diudara dia tusukkan Keris Naga Kopek kebawah. Laksana semburan api, cahaya kuningmeluncur ganas ke arah Setan Ngompol!
"Celaka!" Setan Ngompol berseru
tegang. Sambil pegang bagian bawah perutnyadia jungkir balik di udara lalu jatuhkan diri kekiri. Baru dua kakinya menginjak tanah, satutendangan menyapu kuda-kuda salah satukakinya. Tak ampun lagi Setan Ngompol jatuhterjengkang. Belum sempat bergerak bangun
ujung runcing Keris Naga Kopek sudahmenempel di batok kepalanya yang gundulplontos!
Setan Ngompol merasa ada hawa anehmenggidikkan memasuki kepalanya, membuattubuhnya bergetar dan tengkuknya merindingdingin. Kencingnya muncrat habis-habisan.
"Berani bergerak, kutembus batokkepalamu!" Mengancam Rana Suwarte.
"Kau mau membunuhku? Ha ... ha!Teruskan niatmu! Siapa takut mati!" Ucap Setan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
26/138
Ngompol setengah berteriak, membalasancaman orang dengan tantangan.
Rana Suwarte tertawa mengekeh. Dia
tahu lawan saat itu dalam keadaan tidakberdaya. Dia hanya menggerakkan tangansedikit saja maka tamatlah riwayat SetanNgompol.
"Orang takut dan putus asa memang bisa
nekat! Tua bangka bau! Aku tidak terlalukesusu ingin merampas nyawamu. Malah akumasih sudi memberi sedikit penundaan. Asalkau mau memberi tahu dimana beradanyabocah sahabatmu si rambut jabrik dikenal
dengan nama Naga Kuning yang ujud aslinyaadalah seorang kakek bernama Kiai PausSamudera Biru."
Mendengar ucapan orang, SetanNgompol putar sepasang matanya yang belokjereng lalu tertawa gelak-gelak sampai air
kencingnya berkucuran."J ahanam! Mengapa kau tertawa seperti
orang gila! Apa yang lucu!""Minum kencingku duiu! Baru aku
beritahu dimana bocah konyol itu berada! Ha ...ha ... ha!"
Bergetar sekujur tubuh Rana Suwarte.Keris Naga Kopek yang tergenggam ditangannya dan ujungnya menempel di batokkepala Setan Ngompol tampak memancarkancahaya kuning lebih terang. Pertanda tokoh
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
27/138
silat lstana itu tengah mengerahkan seluruhtenaga dalam yang dimilikinya. Dengan sekalitusuk saja dia ingin menembus amblas kepala
botak Setan Ngompol.
"Bangsat kurang ajar! Mampus kau!"teriakRana Suwarte. Tangannya bergerak. Namunsebelum Keris Naga Kopek dihujamkan ke
batokkepala Setan Ngompol mendadak satu suarakecil tapi nyaring terdengar di belakangnya.
"Tua bangka sesat Rana Suwarte, apa
betul kau mencari diriku?!"Gerak tangan yang hendak rnenusuktembus Keris Naga Kopek ke batok kepalaSetanNgompol sesaat tertahan. Rana Suwartepalingkan kepala. Melihat siapa yang berdiri di
sebelah sana, sosok orang tua ini bergetardilanda dendam kesumat. Mukanya yang jernihkelam membesi. Rahang menggembung.Sepasang mata mendelik tak berkesip meman-dangi anak lelaki berpakaian serba hitamberambut jabrik yang tegak beberapa langkahdi depannya. Naga Kuning! Bocah yang tengahdicari dan ingin dihabisinya!
Pada saat Rana Suwarte terkesiapmelihat kemunculan Naga Kuning yang tidakterduga, Setan Ngompol pergunakan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
28/138
kesempatan untuk selamatkan diri. Pertamasekali dia jauhkan kepala botaknya dari ujungKeris Naga Kopek. Bersamaan dengan itu
tangan kirinya menepis lengan kanan RanaSuwarte. Lalu tangan kanan melesat ke depan,menghantam selangkangan orang!
"J ebol celenganmu!" teriak SetanNgompol lalu tertawa bergelak.
"Bedebah keparat!" maki Rana Suwarte.
Keris Naga Kopek dibabatkannya ke bawah.Suara tawa Setan Ngompol sirna. Tak mauputus kehilangan lengan dengan cepat diaterpaksa tarik pulang tangannya yangdipukulkan ke bawah perut lawan lalu jatuhkan
diri di tanah, terkencing-kencing bergulingmenjauhi Rana Suwarte.
"Nyawamu di tanganku! kau mau larikemana!" kertak Rana Suwarte lalu melompatmemburu Setan Ngompol. Kaki kanannya
menghamburkan tendangan berantai tapi taksatupun berhasil mengenai tubuh SetanNgompol. Dengan geram Rana Suwarte angkattangan kiri. Ketika tangan itu bergerak, duabuah benda putih berkilat melesat ke arah perutdan dada Setan Ngompol.
Pisau terbang! Dengan pisau inilah Rana Suwarte
sebelumnya menghabisi nyawa Sulantri, gadiscilik di tepi kali.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
29/138
Melihat serangan dua pisau terbangSetan Ngompol liukkan tubuh. Dia berhasilmengelakkan pisau yang mengarah ke perut.
Namun kasip dan tak mampu menghindar daripisau yang mengincar dada.
Hanya sekejapan lagi pisau putih ituakan menancap di dada Setan Ngompol tiba-tiba tring! Sebuah batu kecil melesat di udara,menghantam ujung lancip pisau terbang hingga
senjata rahasia ini terpental gompal."Serrr!"Sadar kalau dirinya barusan terlepas daribahaya maut, Setan Ngompol kucurkan airkencing, lalu cepat berdiri sambil pegangi perut.
"Bocah jahanam!" Rana Suwarte keluarkanmakian. Dia tahu barusan Naga Kuninglah yangmenyambitkan sebuah batu kecil ke arah pisaumaut yang dilemparkannya menyerang SetanNgompol.
"Kau rupanya minta mampus lebih dulu darikakek keparat itu!" Sekali lompat Rana Suwartesudah berdiri tiga langkah di hadapan Nagakuning. Keris Naga Kopek dipegang melintangdi depan dada.
"Rana Suwarte. Usiamu sudah lanjut tapi masihsaja bicara carut marut memalukan. J angankau berani berlaku kurang ajar pada kakeksahabatku itu! J ika aku yang kau cari, katakan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
30/138
apa urusanmu! apa masih urusan yang lamaitu?!"
"Bocah setan! Salah satu diantara kita harusmati saat ini juga!" hardik Rana Suwarte. NagaKuning goleng-golengkan kepala sambilkeluarkan suara seperti suara cecak."Cek .. cek ... cek! Luar biasa nekad!" kata anakberambut jabrik ini. Lalu dia sambung
ucapannya."Kalau aku mati apa kau kira akan bisamengawini Ning lntan Lestari? Aku tahu semuaperbuatan jahatmu ini adalah karenadendammu terhadapku gara-gara tidak bisa
mendapatkan perempuan itu!"
Seperti dituturkan dalam serial Wiro Sablengberjudul "Gondoruwo Patah Hati" sejak semasamuda antara Naga Kuning yang berjuluk KiaiPaus Samudera biru terjadi silang sengketa
dengan Rana Suwarte gara-garamemperebutkan seorang gadis cantik bernamaNing lntan Lestari. Sang gadis mencintai NagaKuning, tapi Naga Kuning sendirimenganggapnya sebagai saudara karena Ninglntan Lestari adalah anak angkat orang yangsangat dihormatinya yakni Kiai Gede TapaPamungkas.
Gagal mendapatkan cinta Ning lntan Lestari,Rana Suwarte meminta pertolongan Kiai Gede
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
31/138
Tapa Pamungkas untuk membujuk Ning lntanLestari agar mau nikah dengan dirinya. Ituterjadi setelah puluhan tahun terpisah. Namun
nyatanya si gadis yang kini telah berubahmenjadi nenek tetap saja menolak kehadiranRana Suwarte.
Dalam amarahnya, Rana Suwarte menganggapNaga Kuninglah yang jadi biang racun semua
kegagalannya dalam mendapatkan Ning lntanLestari. Padahal Naga Kuning sendiri dilihatnyaseperti tak acuh dan meninggalkan gadis itusekian lama. Sebenarnya setelah berpisahpuluhan tahun begitu rupa, entah mengapa kini
timbul rasa sayang di hati Naga Kuning padaNing lntan Lestari yang hidup menyamarsebagai nenek muka setan dengan julukanGondoruwo Patah Hati.
Merasa ditelanjangi orang, Rana Suwarte
mendidih amarahnya. Kepala dan dadanyaseperti mau meledak mendengar ucapan NagaKuning tadi. Sewaktu terjadi pertempuran hebatdi dekat air terjun J urangmungkung dulu, diamemang merasa jerih terhadap Naga Kuning,terutama ketika bocah itu memperlihatkan ujudaslinya berupa seorang kakek saktimandraguna yang dikenal dengan julukan KiaiPaus Samudera Biru. Selain itu dia juga masihmenaruh.rasa segan karena tahu Naga Kuningadalah orang kepercayaan Kiai Gede Tapa
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
32/138
Pamungkas, ayah angkat Ning lntan Lestari,mahluk setengah manusia setengah roh yangtelah meninggal dunia puluhan tahun silam.
Selain itu Kiai Gede Tapa Pamungkas diketahuiadalah guru Sinto Gendeng dan Tua Gila.
(Baca serial Wiro Sableng berjudul "PedangNaga
Suci 212")Tapi kini bagi Rana Suwarte keadaan telahberubah. Memegang Keris Naga Kopek ditangan kanan Rana Suwarte tidak memandangsebelah mata lagi pada Naga Kuning, juga tidak
perduli apapun hubungan anak aneh itu denganKiai Gede Tapa Pamungkas.
"Naga Kuning, Kiai Paus Samudera Biru!Siapapun kau adanya! Hari ini adalah harinahasmu! Kematianmu sudah di depan mata.
J adi jangan bicara sombong tak karuan!""Siapa bicara sombong tak karuan!Bukankah kau yang hidup salah kaprah
tak karuan? Tergila-gila pada perempuan yangjangankan mencintamu, melihatmupun diamuak! Bagaimana mungkin kau masihbermimpi ingin mengawininya? Dan kesialannasibmu itu kau jadikan bahan dendamkesumat terhadapku! Sungguh tolol!Memalukan!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
33/138
Rana Suwarte tak dapat menahan amarahnyalagi."Bocah keparat! Berangkatlah ke neraka!"
Teriak tokoh silat lstana itu. Sambil melompatkemuka dia kirimkan satu tusukan dan duababatan dengan Keris Naga Kopek. Sinarkuning berkiblat terang di udara disertai derumembising telinga menggetarkan dada. Nagakuning menahan kejut. Belum pernah dia
melihat senjata yang mampu memancarkancahaya demikian angkernya. Tubuhnya yangkecil laksana diterpa angin puting beliung.Tanah yang dipijaknya seperti diguncang lindu.Pantas saja tadi si Setan Ngompol kelabakan
menghadapi senjata sakti mandraguna itu.
"Edan!" maki Naga kuning ketika dia dapatkandirinya tidak bisa keluar dari gulungan cahayakuning. Setiap saat Keris Naga Kopek ditangan lawan datang menggempur dalam
bentuk tusukan atau babatan."Bukkk!"
Dalam satu gebrakan Naga Kuning berhasilmenghantam lengan kanan Rana Suwarte yangmemegang Keris Naga Kopek. Lengan ituhanya tergetar sedikit sebaliknya Naga kuningterpental sampai tiga langkah dan jatuh dudukdi tanah. Lawan tidak sia-siakan kesempatan.Sambil rnerunduk Rana Suwarte hunjamkansenjata sakti di tangannya ke dada si bocah.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
34/138
"Settt .... clep!"
Keris Naga Kopek kelihatan menancap di dada
Naga Kuning. Setan Ngompol berteriak kaget.Kencingnya berburaian."Rana Suwarte keparat! Kukorek jantungmu!Kuhisap darahmu!" teriak Setan Ngompol.
Dia menerjang ke depan ke arah tokoh silat
lstana itu. Namun setengah jalan gerakannyatertahan ketika menyaksikan apa yang terjadidengan sosok Naga Kuning.
--------------------000000000000-----------------
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
35/138
KITA tinggalkan dulu Naga Kuning yangmenerima nasib kena ditikam Rana Suwartedengan Keris Naga Kopek, senjata sakti
mandraguna yang merupakan salah satu bendapusaka Kerajaan. Kita kembali ke sebuahmuara sungai kecil di kawasan pantai selatan.
Sejak tengah malam udara terasa lebih dingin.Langit di laut menghitam dalam kegelapan
tanpa bulan tanpa bintang. suara tiupan anginsesekali mengencang terdengar menggidikkan.Di batik sederetan pohon kelapa di tepi pantai,di bawah sebuah gubuk tak berdinding, duagadis duduk sating berdiam diri."Hujan ..." Gadis di samping kiri berucap sambilmengusap pipinya yang kejatuhan hujan rintik-rintik. Gadis ini berambut pirang, berwajahcantik jelita dan bukan lain adalah BidadariAngin Timur. Di sebelahnya duduk Anggini,gadis cantik murid tokoh silat terkenal berjuluk
Dewa Tuak.
"Anggini, apakah kita akan terus menunggu disini? Ini malam kedua kita bergadang. Yang
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
36/138
aku khawatir mereka tidak muncul di kawasanmuara ini."Dua gadis itu memang telah berada di tempat
tersebut selama dua malam. Padahal di dasarsamudera waktu yang dua malam itu bagi Wirokurang dari satu hari.
"Turut keterangan orang-orang yang kita tanyai,mereka memang menuju ke sini. Lalu
menghilang begitu hari gelap. Kita tidak tahukapan mereka akan muncul. Tapi aku yakintempatnya memang sekitar muara ini. Karena disini pertemuan muara sungai yangmengandung hawa hangat dengan air laut yang
berhawa dingin. Kalaupun kita beranjak darisini, kita mau pergi kemana?, PangeranMatahari yang kita cari sama sekali tidakmeninggalkan jejak."
Bidadari Angin Timur dalam sesaat lalu
melanjutkan kata-katanya. "Aku ingatketerangan Eyang Sinto Gendeng tempo harimengenai dua makam di puncak Gunung Gede.Kita sama menyaksikan hanya satu makamyang kosong sedang makam satunya adalahdimana Puti Anggini dimakamkan. J elas-jelaskita yang menguburkan gadis itu. Mengapatahu-tahu makamnya kosong? Aku yakin inisemua Pangeran keparat itu yang punyapekerjaan. Aku.... ...."
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
37/138
Anggini angkat tangannya, memberi isyaratdengan gerakan tangan memutus ucapanBidadari Angin Timur. Dia menunjuk ke arah
timur. Di jurusan itu, dalam kegelapan kelihatanseorang berlari menyusuri pantai. Demikiancepat larinya hingga dalam waktu cepat sekalidia telah berada di muara sungai dekat deretanperahu-perahu kosong. Dengan gesit orang inimelompat dari satu perahu ke perahu lainnya
tanpa perahu-perahu kosong itu bergerakbarang sedikitpun. Di perahu ke tiga padaderetan perahu diujung kiri, orang ini berhentilalu merunduk dan dudukkan diri di lantaiperahu.
"Orang itu memiliki ilmu meringankan tubuhtinggi. Pasti orang dari rimba persilatan," bisikBidadari Angin Timur. Yang diperhatikanAnggini bukan kehebatan ilmu lari atau ilmumeringankan tubuh orang.
"Sahabatku, coba kau perhatikan. Di ataskepalaorang itu ada asap aneka warna merah,berbentuk kerucut berbalik. Matanya jugamerah. Aku merasa pasti orang itu adalahnenek aneh yang menurut Wiro tersesat dariNegeri Latanahsilam. Yang pernah bertempurdengan Wiro karena dia sebenarnya adalahkakak kandung iblis Kepala batu Alis Empatalias lblis Kepala batu Pemasung Roh."
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
38/138
"Aku ingat," ujar Bidadari Angin Timur."Namanya hantu Penjunjung Roh. Waktu Wiro
mengerjainya, hampir membuat dirinyatelanjang bugil, kau memberikan sehelaipakaian padanya.""Benar, memang dia. Mengapa dia berada disini?" Anggini menduga-duga."Kalau dia adalah saudaranya lblis Kepala Batu
Alis Empat, sudah bisa kuduga apa maksudnyaberada di sini. Mau mencegah Wiro. Membalasdendam karena telah dipecundangi dandipermalukan.""Berarti Pendekar 212 dalam bahaya."
"Apa yang harus kita lakukan?""Tunggu saja sampai Wiro muncul. Kalaupunnenek itu punya niat jahat terhadap Wiro,rasanya dia tidak memiliki kemampuanmengalahkan Pendekar 212."
Hujan rintik-rintik lenyap diterpa angin laut.Malam tambah dingin. Orang di dalam perahuHantu Penjunjung Roh duduk tak bergerak.Matanya selalu diarahkan ke tengah laut,sesekali memandang berkeliling. Anggini danBidadari Angin Timur mulai letih, kedinginandan mengantuk. Tiba-tiba sayup-sayup dikejauhan terdengar suara air laut bersibak.Anggini angkat kepalanya, memandang lurus-lurus ke arah laut di ujung muara sungai."Bidadari, lihat!" ucap Anggini.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
39/138
Bidadari Angin Timur yang tengah terkantuk-kantuk tersentak, berpaling pada sahabatnyalalu memandang ke arah yang ditunjuk Anggini.
Saat itu dari bawah permukaan air laut munculdua kepala manusia, satu laki-laki, satunyaperempuan berambut panjang hitam. Setelahmuncul kepala, menyusul bagian dada laluperut. Akhirnya kedua orang itu kelihatan
melangkah mengarungi air laut yang semakindangkal, bergerak menuju ketepi pasir pantai."Dugaan kita tidak meleset. Si mata biru ituternyata memang mendampingi Wiro masuk kedalam lautan." Kata Bidadari Angin Timur
setengah berbisik.
"Mungkin Wiro telah mendapatkan ilmu MeragaSukma itu" ujar Anggini. Belum sempat BidadariAngin Timur menjawab ucapan sahabatnyatiba-tiba sosok Hantu Pemasung Roh yang
sejak lamamendekam di salah satu perahu melesat keudara lalu menukik turun ke arah dua orangyang barusan saja keluar dari dalam laut.
Dalam kejutnya Wiro dan Ratu Duyung cepatbersibak ke kiri dan ke kanan."Hantu Penjunjung Roh!" seru Wiro begitu diamengenali siapa yang berdiri di atas pasirbasah di hadapannya. Dia merasa tidak enak.Naga-naganya nenek satu ini akan mencari
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
40/138
lantaran lagi. Wiro memberi isyarat pada RatuDuyung agar berlaku waspada.
"Bagus! Kau masih mengenali tua bangka jelekini! Hik ... hik ... hik!""Nek, kelihatannya kau sengaja menghadangkami." kata Wiro pula."Bukan kelihatannya. Tapi memang benar akusengaja menghadangmu. Aku punya satu
kepentingan denganmu anak muda! Aku datanguntuk mengingatkanmu tentang urusan dengansaudaraku lblis Kepala Batu Alis Empat Alislblis Kepala Batu Penjunjung Roh. Wiro garuk-garuk kepalanya.
"Aku lupa, urusan apa yang kau maksudkan?""Hemm ... Hik ... hik! Kau lupa. Biar akuberitahu! Aku ingatkan padamu jangan sekalilagi berani membuat urusan apa lagi sampaimencelakai lblis Kepala Batu Alis Empat!"
"Tidak ada orang yang ingin mencelakaisaudaramu itu! Dia mencelakai dirinya sendiri!"kata Wiro mulai gusar."Maksudmu?!"tanya Hantu Penjunjung Roh."J angan berlagak tolol tidak tahu! Saudaramumenculik gadis bernama Bunga, sahabatPendekar 212. Menyekapnya dalam gucitembaga!" Yang menjawab adalah RatuDuyung.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
41/138
Hantu Penjunjung Roh yang bernama Luhniknikini J irikkan matanya pada Ratu Duyung, laluberkata. "Gadis berambut hitam panjang,
bermata biru bertubuh bagus, apa hubungamudengan pemuda ini?"
"Kau tak patut bertanya, jadi tak layakkujawab!" sahut Ratu Duyung pula.Si nenek tertawa panjang. "Aku tidak ada
kepentingan dengan dirimu. J adi jangan beranicampuri urusanku dengan pemuda itu!"
Wiro maju satu langkah. "Hantu PenjunjungRoh aku juga merasa tidak ada urusan dengan
dirimu. Mengingat hubungan kita di Tanahsilamdulu, harap kau suka meninggalkan tempat ini.J angan menghalangi kami."
Wiro memberi isyarat pada Ratu Duyung.Keduanya lalu melangkah maju melewati
samping kiri dan kanan si nenek."Pendekar 212 Wiro Sableng! Di NegeriLatanahsilam kita boleh bersahabat. Tapi di sinisaat ini aku terpaksa meminta sumpahmubahwa kau tidak akan melakukan apa-apaterhadap adikku lblis Kepala Batu Alis Empat."
"Aku bisa saja bersumpah. Tapi apakah kausanggup membebaskan Bunga dari dalam gucitembaga?!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
42/138
"Aku akan melakukan hal itu! Aku akanmenemui adikku!""Mana mungkin! Dimana dia berada saja kau
tidak tahu!" tukas Wiro."J angan memandang remeh diriku! Aku tahudimana dia berada!""Tempat kediamannya di J urangmungkungsudah aku hancurkan!""Dia masih punya beberapa tempat kediaman.
Diantaranya di Lembah Welirang, lalu di ..."
Hantu Penjunjung Roh putus ucapan. Diabaru sadar kalau telah mengatakan sesuatuyang seharusnya tidak boleh diungkapkan.
"Kurang ajar! Aku kena terpancing pemudajahanam ini!" rutuk si nenek dalam hati. Wiromenyeringai."Maaf Nek, aku tidak percaya kau mampumelakukan hal itu.""Memang, seharusnya kau jangan percaya
padanya Wiro!"
"Betina penghasut! Kau bakal menerimahajaran dariku!" kata Hantu Penjunjung Roh.Dua matanya yang merah berbentuk kerucutmenyembul keluar. Dia berpaling ke arahPendekar 212 lalu berkata. "Aku terpaksa mintajaminan secara paksa bahwa kau tidak akanmencelakai saudaraku!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
43/138
Habis berkata begitu Hantu Penjunjung Rohgoyangkan kepalanya. Dari dua rnatanya yanganeh, melesat dua larik sinar merah angker.
Sinar pertama menderu ke arah bahu kiri dansinar kedua ke arah bahu kanan Wiro. J ikamengenai sasarannya maka dua tangan sangpendekar akan buntung sebatas bahu!
Seperti diketahui Hantu Penjunjung Roh telah
beberapa kali berusaha membujuk agar Wirotidak mengambil tindakan terhadap lblis KepalaBatu Alis Empat. Si nenek tahu kalau Wiaomengeluarkan ilmu kesaktian yang dimilikinyamaka adiknya akan celaka besar walau konon
lblis Kepala Batu Alis Empat punya ilmu kebal.
Dari membujuk si nenek sampai bertindakkeras hingga terjadi perkelahian. Wiro yangmasih menaruh hormat terhadapnya tidak maumenjatuhkan tangan keras. Terakhir sekali dia
memberi pelajaran dengan cara merobek-robekpakaian perempuan tua itu hingga keadaannyanyaris bugil.
Ternyata hal ini tidak membuat HantuPenjunjung Roh jera. Nenek satu ini tetap sajangotot membela saudaranya tanpa maumengerti kalau lblis Kepala Batu telahmelakukan kejahatan keji, menculik Bunga,menyekapnya dalam guci tembaga danmemaksanya untuk dijadikan gadis peliharaan.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
44/138
Wiro memburu lblis Kepala Batu ke sarangnyadi dekat air terjun J urangmungkung. Tapi tidak
menemui si penculik di tempat itu. Dalammarahnya Wiro hanya bisa menghancurkantempat kediaman lblis Kepala Batu.
(Baca Episode Godoruwo Patah Hati","Senandung Kematian", "Mayat Persembahan"
dan "Si Cantik Dalam Guci")
Mendapat serangan ganas begitu rupalenyaplah kesabaran murid Sinto Gendeng.Kalau tidak diberi hajaran berat nenek satu ini
tdak akan jera seumur-umur dan dia akanselalu mengalami kesulitan untukmembebaskan Bunga walau saat itu dia telahmemiliki ilmu Meraga Sukma. Tapi RatuDuyung yang begitu besar cintanya terhadapWiro bertindak mendahului. Gadis ini keluarkan
cermin bulat saktinya. Sekali dia menggerakkantangan memutar lengan, selarik cahayamenyilaukan berkiblat di malam buta. rnelabrakdua larik sinar merah yang menyembur keluardari sepasang mata Hantu Penjunjung Roh."Bummm! Bummm!"
--------------0000000000--------
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
45/138
Letusan keras mengge!egar dua kali di tempatitu. Air sungai bermuncratan.Pantai bergetardan ombak melambung ke udara. Sepasang
kaki Ratu Duyung melesak ke dalam pasirpantai sampai satu jengkal. Sebaliknya sosokHantu penjunjung Roh terpental satu tombak,terbanting jauh menelungkup hingga tubuhnyadi bagian depan termasuk wajahnyabercelemongan pasir basah.
Untung pasir tidak memasuki kedua matanya.Sambil memakai panjang pendek nenek inibangkit berdiri, rnembersihkan mukanya yangdipenuhi pasir basah. Asap merah berbentuk
kerucut terbalik diatas kepalanya bergerakturun naik.
Tiba-tiba didahului pekik keras seolah merobeklangit malam, hantu penjunjung roh melompatkearah ratu duyung. Asap merah kepalanya
menebar membuntal menutupi muara sungaiseluas dua tombak.
Ratu duyung berseru kaget ketika dia tidak lagimelihat sosok si nenek. Lalu dari dalam
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
46/138
kepekatan asap merah tiba-tiba mencuat satutangan dan buukkkkk!Ratu duyung menjerit keras.tubuhnya mencelat
satu tombak , jatuh terbanting dipasir.
J otosan Hantu Penjunjung Roh tepat melandadadanya."Tua bangka kurang ajar! kau memang tidakbisa dikasih hati!" teriak Wiro melihat apa yang
terjadi dengan Ratu Duyung. Murid SintoGendeng ini segera menerjang ke depan.Berkat hawa sakti yang didapatnya dari NagaBiru di dasar samudera gerakan Wiro jadienteng dan cepat sekali. Tangan kiri melepas
pukulan "Orang gila Mengebut Lalat" untukrnembuyarkan asap merah yang masihmenyelubung sedang tangan kanan siapmenghajar si nenek dalam jurus "Kepala NagaMenyusup Awan".
Namun gerakan sang pendekar mendadaktertahan ketika dua bayangan berkelebat dalamgelapnya malam dan pekatnya asap merah."Bukk! Buukk!"
Hantu Penjunjung Roh menjerit setinggi langit.Dadanya laksana dipantek dari depan danbelakang. Satu jotosan rnelanda dadanya. Laludalam waktu bersamaan satu jotosan lagimenghantam punggungnya, Si nenekmuntahkan darah segar. tubuhnya Terseok lalu
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
47/138
jatuh terduduk di pasir basah. Asap merah yangsebelumnya menyelubungi tempat itu sirna danasap merah yang ada di atas kepalanya, kini
hanya berbentuk bayang.bayang, naik turunmengikuti tarikan napas sesak. dua bolamatanya yang berbenruk kerucut merah,tenggelam ke dalam rongga mata yang cekungdan menyembul keluar begitu dia melihat duasosok gadis yang ada di hadapannya yang
bukan lain adalah Bidadari Angin Timur danAnggini.
Pendekar 21 2 Wiro Sableng tidak perdulikanapa yang terjadi dengan si nenek. Dia
menghambur ke arah sosok Ratu Duyung,berlutut di sampingnya lalu mendudukkan gadisitu di tanah, disandarkan ke badan sebuahperahu."Ratu ....""Wiro, dadaku sakit sekali ..." Suara Ratu
duyung hampir tak kedengaran sakingperlahannya. Wiro hendak dekapkan duatelapak tangannya ke dada gadis itu, tapi sadarkalau hal itu tak mungkin dilakukannya. Makadari belakang dua tangannya diletakkan di ataspunggung Ratu Duyung lalu dia kerahkantenaga dalam untuk mengalirkan hawa sakti ketubuh si gadis.
"Manusia-manusia pengecut! Curang!"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
48/138
Hantu Penjunjung Roh merutuk. Dia berusahabangkit berdiri tapi jatuh lagi terduduk."Nek, maafkan kami," berkata Anggini.
"Sebelumnya kami bersikap bersahabatterhadapmu. Tapi kalau kau mencelakaisahabat kami Ratu Duyung, mana mungkinkami hanya berdiam diri."
Hantu Penjunjung Roh semburkan ludah dan
darah dalam mulutnya. Untuk kedua kalinya diacoba berdiri. Lagi-lagi jatuh terduduk kembaliseolah dua kakinya telah menjadi lumpuh.Anggini yang merasa kasihan menolongperempuan tua ini berdiri.
"Nek, pergilah dari sini. J angan lagimenghalangi niat Pendekar Pendekar 212untuk membebaskan sahabatnya Bunga. Walaulblis Kepala Batu adalah saudaramu, tapi diatelah melakukan satu kejahatan keji."
Luhniknik alias Hantu Penjunjung Rohkeluarkanucapan yang tak jelas dari mulutnya yangpenuh ludah bercampur darah. Terhuyung-huyung nenek ini melangkah pergi tinggalkanmuara sungai. Bidadari Angin Timur danAnggini segera menghampiri Ratu Duyung.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
49/138
Saai itu Ratu Duyung duduk bersandar kebadan perahu. Cermin sakti diletakkannya diatas dadanya yang masih mendenyut sakit.
"Sahabat, bagaimana keadaanmu?" tanyaAnggini sambil memegang bahu Ratu Duyung."Dadaku masih sakit. Aku menderita lukadalam. Mudah-mudahan tidak parah ..." jawabRatu Duyung. Mulutnya berucap begitu tapi
hatinya bertanya-tanya bagaimana dua gadistersebut tahu-tahu bisa muncul di tempat itu.
"Kami berdua akan tolong memulihkancideramu," kata Anggini lalu membungkuk di
hadapan Ratu Duyung. Dua tangannya hendakdiletakkan di atas dada Ratu Duyung tapi Wiromemberi isyarat agar Anggini tidak melakukanhal itu karena saat itu dia telah mengeluarkankapak sakti. Kapak ini kemudian ditempelkandiatas dada Ratu Duyung.
Senjata itu sebelumnya pernah ditelan olehnaga Biru di dasar samudera dan kini dibalutoleh selarik sinar sakti kemerahan. Ketikakapak menindih dadanya Ratu Duyungpejamkan mata. Aliran hawa aneh yang keluardari dalam kapak sakti menimbulkan rasa sejukdi sekujur tubuhnya, terutama di bagian dada.Denyutan sakit perlahan-lahan mulai berkurang.Wiro kemudian berikan sisa obat pemberiangurunya yang tinggal satu. Tanpa malu-malu
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
50/138
obat itu di masukkannya ke dalam mulut RatuDuyung seraya mendekatkan wajahnya kemuka si gadis, lalu berbisik.
"Telan ..."
Sesaat Ratu Duyung pegang tangan Wiro lalumenelan obat yang diberikan. Bidadari AnginTimur dan Anggini hanya bisa berdiam diri.Walau jelas maksud Wiro menolong Ratu
duyung setulus hati, namun dua gadis inimelihat dibalik pertolongan itu ada satukemesraan.
Anggini merasa perih di lubuk hatinya. Bidadari
Angin Timur juga merasakan hal yang samamalah dadanya menjadi sesak. Dua gadis inilayangkan pandangannya ke arah laut gelap.Mereka seolah menyadari bahwa hati sanubaridan perasaan saat itu jauh lebih kelam dari lautyang gelap itu. Ketika rasa sakit dan sesak di
dadanya lenyap Ratu Duyung buka sepasangmatanya yang biru. Dia coba tersenyum padaAnggini dan Bidadari Angin Timur. Lalu gadis inipalingkan kepalanya pada Wiro.
"Wiro, kau harus segera mencari lblis KepalaBatu Alis Empat ..."Wiro mengangguk. "Aku tahu, tapi aku tidakakan meninggalkan kau dalam keadaan sepertiini."
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
51/138
"J angan pikirkan diriku. Aku akan segerasembuh.""Kita akan mencari iblis keparat itu bersama-
sama." Kata Pendekar 212 pula yang membuatRatu Duyung jadi terkejut, juga membuat heranBidadari Angin Timur dan Anggini. Sesuatuagaknya telah terjadi, membuat perubahandalam diri Pendekar 212 terhadap RatuDuyung. Bagi Wiro sendiri apa yang
dilakukannya adalah satu tindakan wajarbelaka. Ratu Duyung telah mengantarkannyake dasar semudera untuk mendapatkan llmuMeraga Sukma. Kini si gadis dalam keadaancidera. Apakah layak dia meninggalkannya
begitu saja? Wiro memandang pada dua gadisitu di hadapannya.
"Aku gembira rnelihat kalian berdua.Bagaimana kalian bisa berada di muara sungaiini?"
Anggini jadi kelagapan, tak bisa menjawab.Bidadari Angin Timur yang sebelumnya sudahmenduga kalau Wiro .bakal menanyakan hal itutelah menyiapkan jawaban."Kami berada di kawasan ini secara kebetulan.Kami masih berusaha keras menjejajaki dimanaberadanya Pangeran Matahari. Karenaagaknya dia satu-satunya orang yang tahu.Kemana lenyapnya Pedang Naga Suci 212.Ketika sampai di sini malam tadi, kami melihat
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
52/138
Hantu Penjunjung Roh telah lebih dulu beradadi sini. Mendekam dalam perahu. Pasti diafengah menunggu seseorang atau menantikan
sesuatu. Kami lantas ingat kalau kau tengahdalam perjalanan mencari seorang sakti yangdiam di dasar lautan. Aku dan Angginimemutuskan untuk mematai-matai nenek itu.
Bukan mustahil dia punya satu rencana jahat.
dugaan kami ternyata betul. Hanya sayangkami kurang cepat bertindak hingga sahabatRatu duyung mengalami cidera ..."
"Kalian bertindak dalam waktu yang tepat. aku
berterima kasih pada kalian berdua. Kalaukalian tidak muncul mungkin aku sudahmembunuh nenek itu." Wiro pandangi wajahdua gadis cantik itu. Yang dipandangimenduga-duga apa yang ada didalam kati sangpemuda.
'Aku dan Ratu Duyung akan pergi ke LembahWelirang. Hantu Penjunjung Roh telahketelepasan bicara. Agaknya lblis Kepala BatuAlis Empat meiarikan Bunga ke tempat itu."
"Kami siap ikut bersamamu," kata BidadariAngin Timur."Aku sangat berterima kasih. Tapi seperti yangsudah kita atur semula. Kita tetap membagitugas. Kalian berdua meneruskan mencari
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
53/138
Pangeran Matahari sambil menyirap kabardimana beradanya tanaman bunga melati tujuhracun ..."
Bidadari Angin Timur dan Anggini jadi salingpandang mendengar ucapan Wiro itu. KalauPendekar 212 memang tidak inginkan merekaikut ke Lembah Welirang, buat apa merekaberada lebih lama ditempat itu.
"Wiro, kau benar. Kita harus membagi tugas.Kami akan meneruskan mencari Pedang NagaSuci 212. J uga menyelidiki dimana beradanyabunga melati tujuh racun. Kami pergi
sekarang..."
Wiro memegang lengan Bidadari Angin Timur.Memandang pada Anggini. "Pergilah J anganlupa selalu berhati-hati ..."
Sesaat setelah dua gadis itu pergi, RatuDuyung berkata. "Kau telah mengecewakandua gadis cantik itu Wiro.""Aku mengecewakan dua gadis cantik?" Wirogaruk-garuk kepalanya."Mereka lebih suka ikut bersamamu ke LembahWelirang. Tapi kau menolak dan memberimereka tugas yang lain ..."
"Aku sama sekali tidak punya niatmengecewakan mereka. Pembagian tugas itu
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
54/138
sudah ditetapkan sejak lama. Aku sendirikebagian tugas paling banyak. MenyelamatkanBunga, mencari bunga melati tujuh racun.
Mencari kitab pengobatan milik guru yanghilang dicuri orang ...."
"Kalau kau sadar begitu banyak tugasmu,mengapa kau tidak mau dibantu oleh mereka?""Mereka telah membantu ...." jawab Wiro.
Sang pendekar pandangi wajah Ratu Duyungbeberapa ketika. Lalu dia tersenyum. Sambilmengusap-usap rambut hitam si gadis diaberkata."Kalian gadis-gadis cantik! Memang sulit
menduga apa yang ada dihati kalian!""Mungkin begitu," jawab Ratu Duyung. Tapi duagadis sahabatku itu mungkin pula berpendapatbetapa sulitnya menduga apa yang adadihatimu.""Kau sendiri, apakah juga punya pendapat
seperti itu?" tanya Pendekar 212.
Sesaat Ratu Duyung kelihatan merahwajahnya. Kemudian sambil tersenyum diamenjawab. "Aku tidak malu-malu mengatakandan berterus terang. Saat ini aku lebihberuntung dari mereka berdua. Karena kaumemperhatikan keadaan diriku yang cidera.Lebih dari itu kau juga menaruh percaya danrnengajak diriku ke Lembah Welirang mencarilblis Kepala Batu Alis Empat ...
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
55/138
Wiro cuma bisa tersenyum dan garuk-garukkepalanya mendengar kata-kata Ratu Duyung
itu.
-------------000000000-----------
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
56/138
K EMBALI ke kali kecil tempat terbunuhnyagadis cilik bernama Sulantri dan kejadianditikamnya Naga Kuning oleh Rana Suwarte
dengan Keris Naga Kopek, pusaka Kerajaan.Setan Ngompol berteriak keras menyaksikankejadian itu. Dia menerjang nekad kearah RanaSuwarte sambil berteriak."Rana Suwarte keparat! Kukorek jantungmu!
Kuhisap darahmu!"
Namun gerakan kakek ini serta merta tertahanketika dia menyaksikan apa yang terjadidengan sosok Naga Kuning. Walau jelas tadiKeris Naga Kopek menancap di pertengahan
dada anak itu, namun tak ada darah yangmengucur, tak ada jerit kesakitan keluar darimulut Naga Kuning. Malah pada saat itu SetanNgompol melihat bocah berpakaian hitamberambut jabrik itu putar-putar leher,goyangkan kepala.
Asap tipis mengepul dari ubun-ubun NagaKuning. Ketika bocah ini mengusap wajahnyasatu kali, wajah itu berubah menjadi wajahseorang kakek berambut, berkumis dan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
57/138
berjanggut putih. Sosoknya bukan lagi sosokanak-anak, melainkan sosok seorang tuamengenakan jubah kelabu.
"Ah, anak konyol itu tengah memamerkanwujudnya yang asli. Padahal keris masihmenancap di dadanya. Tapi, astaga!"
Bola mata jereng Setan Ngompol membeliak.
Ketika dia memperhatikan ternyata Keris nagaKopek sama sekali tidak menancap di dadaNaga Kuning yang kini telah berubah wujudmenjadi kakek dikenal dengan julukan kiai PausSamudera Biru. Senjata sakti itu berada daIam
jepitan jari-jari tangan kirinya.ketika lawan menikam Naga Kuning cepatlindungi dirinya dengan jurus "Naga Saktimenggenggam Rembulan." Begitu ujudnyaberubah Keris Naga Kopek sudah beradadalam jepitan lima jari tangannya. Tidak seperti
yang diduga Setan Ngompol, senjata sakti initidak sampai menusuk tubuh Naga Kuning aliasKiai paus Samudera Biru. Dari samping tadimemang terlihat seolah-olah senjata sakti itutelah menusuk tembus dada Naga Kuning.
Kejut Rana Suwarte bukan olah-olah. Dia Cepattarik Keris Naga Kopek. Tapi laksana Ditahanjepitan baja senjata sakti itu tidak Bergemingdari genggaman Kiai Paus Samudra Biru.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
58/138
Keringat dingin mengucur di kening Ranasuwarte. dalam hati dia membatin. "Kalau akuadu
kekuatan, kerahkan tenaga dalam, keris saktiini bisa patah. Urusanku dengan orang lain bisakapiran! Kalau aku mengalah berarti senjata inijatuh ke tangan manusia jahanam ini! Akutambah lebih celaka!"
Kiai Paus Samudera Biru menyeringai laluberucap. "Walau besar dugaanku senjatapusaka Kerajaan ini adalah hasil curian, akubersedia meloloskan mengembalikan padamu.Tapi dengan satu syarat. Mulai hari ini kau
harus melupakan Ning lntan Lestari dantinggalkan tanah J awa ini. Pergi kemana kausuka asal tidak di tanah J awa!"
Rahang Rana Suwarte menggembung. Tanpakeluarkan ucap jawaban Keris Naga Kopek
yang tadi ditariknya kini malah didorongditusukkan ke arah lawan. Lalu tangan kirilaksana kilat bergerak melempar sebilah pisauterbang. Serangan senjata rahasia ini masihdisusul dengan satu pukulan tangan kosongmengandung tenaga dalam tinggi.
"Rana Suwarte, kau memang harus dibikintobat seumur-umur!" kata Kiai Paus SamuderaBiru dengan sikap tenang. Bersamaan dengan
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
59/138
keluarnya ucapan ttu tangan kanannyabergerak ke atas. Lima jari tangan dijentikkan."Tring!"
Senjata rahasia berupa sebilah pisau terbangpatah tiga, mental lenyap di udara malam yanggelap."Bukkk!"J otosan tangan kiri Rana Suwarte beradu kerasdengan jotosan tangan kanan Kiai Paus
Samudera Biru. Wajah sang Kiai masihsunggingkan seringai sebaliknya Rana Suwartemengerung keras. Tangan kanannya terlepasdari memegang Keris Naga Kopek. Tubuhnyamencelat dua tombak. Lima jari tangan kirinya
hancur.
Satu bayangan biru berkelebat. Kiai PausSamudera Biru terkesiap kaget ketika satukekuatan dahsyat mendorong tubuhnya. Selagidia terjajar ke belakang, dia merasa ada
sambaran angin deras menyusul dan tahu-tahukeris Naga Kopek dibetot lepas dari tangannya.
"Rana Suwarte tua bangka tolol! Lekastinggalkan tempat ini. Aku menunggu di bukitperjanjian!"Seseorang berseru lalu dess!Ada suara letupan. Bersamaan dengan itukabut aneh menyungkup kawasan kali kecilmembuat buta pemandangan. Kiai PausSamudera Biru coba mengejar orang yang
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
60/138
merampas keris pusaka, tapi karena tidak bisamelihat apa-apa sosoknya malah beradudengan Setan ngompol.
Ketika kabut aneh lenyap di tepi kali kelihatanKiai Paus Samudera Biru yang telah kembali keujud aslinya yaitu ujud seorang anak lelaki kecilberambut jabrik bernama Naga Kuningtergeletak di tanah. Di sampingnya kakek botak
Setan Ngompol duduk menjelepok terkencing-kencing. Tangan kiri memegangi keningnyayang benjut akibat beradu kepala dengan KiaiPaus Samudera Biru tadi sementara tangankanan memegangi bagian bawah perut yang
terus ngocor. Rana Suwarte tak ada lagiditempat itu. Mayat si kecil Sulantri masihtergeletak di tepi kali."Bocah konyol! Apa yang terjadi?!" SetanNgompol ajukan pertanyaan. Naga Kuningdelikkan mata. "Kau yang menonton
perkelahian. Kau pasti melihat lebih jelas!""Aku melihat satu bayangan biru. Ada orangberkelebat ke arahmu. Lalu muncul kabut!Kau menabrak diriku. Lihat keningku- sampaibenjut!"Tanpa diketahui oleh kedua orang itu, tak jauhdari tumbangan pohon besar seorangmendekam dibalik serumpun semak belukar.Matanya tak berkesip memperhatikan duaorang yang tengah bercakap-cakap namunperhatiannya lebih banyak ditujukan pada Naga
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
61/138
Kuning. Orang ini berpakaian serba hitam,berujud seorang nenek bermuka seram, rambutkelabu riap-riapan, kaku panjang hitam.
"Ada orang merampas Keris Naga Kopek,"jawab Naga Kuning dengan suara penasaran.Ketika aku mengejar dia ledakkan benda yangmenebar kabut tebal. Turut apa yang diucapkanorang itu pasti dia adalah sobatnya RanaSuwarte. Bukit perjanjian. Ada puluhan bukit di
sekitar sini. Kemana aku mau mengejar?!""Tak perlu dikejar. Sia-sia saja," kata Setanngompol. "Kau muncul di sini sendirian?""Memangnya kau kira aku datang dengansiapa? Setan? Dedemit atau jin" tukas Naga
Kuning."Mana nenek kekasihmu bernama Ning lntanLestari berjuluk Gondoruwo Patah Hati itu ...""Ah, dia yang kau maksudkan," Wajah si bocahtampak masgul, sedih."Hai, kenapa tampangmu mendadak jadi
seperti orang sedih?'"Orang satu itu, tak usah kau tanyakan dia.Diasudah kabur entah kemana!" jawab NagaKuning."Setelah berpisah puluhan tahun, bukankahbelum lama ini kalian saling bertemu? Apa yangterjadi sampai dia kabur meninggalkan dirimu?""Aku tak bisa memastikan. Cuma mendugaMungkin dia cemburu pada nenek sial dariNegeri Latanahsilam bernama Luhniknik aliasHantu Penjunjung Roh. Waktu dia kabur, aku
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
62/138
coba mengejar. Tapi dia lenyap entah kemana.Aku mencari ke tempat kediamannya di KaliLanang. Dia tak ada disitu. Sial amat nasibku!
Padahal aku tidak punya hubungan apa-apadengan Hantu Penjunjung Roh. Puluhan tahunberpisah, begitu bertemu berpisah lagi. Akukawatir kesempatan ini dipergunakan olehRana Suwarte untuk merayu Ning lntan Lestari.
Tapi aku percaya, orang seperti dia tidakmudah dirayu. Puluhan tahun dia bisa bertahan,masakan akan runtuh karena gejolak satu harisaja ...." (Baca serial Wiro Sableng dalamEpisode
"Si Cantik Dalam Guci)"
Di balik semak-semak, nenek berwajah seramyang bukan lain adalah Ning intan Lestari aliasGondoruwo Patah hati merasakan dadanyasesak. Perasaan kacau membuat dia jadi
bingung. Di dalam rasa bingung itu terselip rasapenyesalan."Kalau aku, biar saja dia pergi pada RanaSuwarte. Buat apa kau merisaukan nenek jelekitu!" Setan Ngompol berucap. MembuatGondoruwo Patah Hati terperangah, lalumenggigit bibir sendiri.
"Nenek jelek! Enak saja kau bicara!" NagaKuning bersungut. "Kau tidak tahu siapa danbagaimana keadaan dirinya sebenarnya. Cuma
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
63/138
nasibku saja yang jelek. Kemana aku harusmencarinya?'"Apa kau benar-benar mengasihinya?" tanya
Setan Ngompol pula. Sepasang MataGondoruwo Patah Hati memperhatikan NagaKuning tak berkesip. Dadanya berdebarmenunggu apa yang bakal diucapkan anak itusebagai jawaban.
Naga Kuning mengangguk. "Dulu sebelum akutahu bahwa Rana Suwarte menyukainya akuseolah tidak acuh. Namun ketika tahu lelakisialan itu mencintainya malah minta tolong KiaiGede Tapa Pamungkas untuk membujuk agar
rnau nikah dengan dia, perasaanku jadiberubah. Aku tiba-tiba saja merasa takutkehilangannya. Aku baru menyadari bahwasebenarnya aku mencintai gadis itu. Sejak lama.... Lama sekali ..."Gondoruwo Patah Hati pejamkan dua matanya.
Dari balik kelopak mata yang terkatup itumeleleh butiran-butiran bening air mata. Saatitu dia serasa ingin menghambur keluar daribalik semak belukar, memeluk Naga Kuning.Tubuhnya bergetar menahan perasaan yangseperti mau meledak. "Gunung ..." hanya namaasli Naga Kuningitu yang meluncur dalamucapan kata hatinya.
"Gadis?" terdengar suara Setan Ngompol."Nenek peot muka seram bernama Gondoruwo
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
64/138
Patah Hati ini kau sebut gadis? Ha .. ha ... ha!Otakmu pasti sudah miring!""J ustru otakmu bisa jadi miring jika rnengetahui
keadaan dirinya sebenarnya!" jawab NagaKuning. Dia pandangi kepala botak si kakek laluberkata. "Aku heran ...""Apa yang kau herankan?" tanya SetanNgompol."Tadi aku sempat hampir tidak mengenali
dirimu. Kalau saja tidak melihatselangkanganmu yang selalu basah olehkucuran air kencing, aku mengira kau adalahtuyul tua kejemur. Kau kemanakan rambutmu?Mengapa kepalamu jadi botak begitu rupa?!"
Setan Ngompol menyeringai. Tangan kirinyayang basah oleh air kenclng enak sajadiusapkannya ke atas kepalanya yang gundulplontos."Rambut di kepalaku sengaja kucukur gara-
gara kaulan." Menerangkan Setan Ngompol."Kaulan? Kaulan sinting! Apa yang terjadi?"Naga Kuning ingin tahu."Kejadiannya dimulai ketika aku dijebloskan dipenjara Istana. Barang antikku dijapit denganbesi dan digelantungi rantai! Aku kemudianberkaul. Kalau ada yang bisa menolong dandiriku terlepas dari azab benda celaka itu, makaaku akan melakukan kaul. Kaulku adalahmencukur semua rambut yang ada di tubuhku.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
65/138
Wiro berhasil menolongku. Kaul akulaksanakan. Tapi mengapa aku terus-terusanketimpa nasib sial ..."
"Mungkin kaulmu kau lakukan setengah hati ...""Setengah hati bagaimana?!" sungut si kakek."Lihat, kepalaku gundul plontos. Kumis, jugajanggutku aku tabas semua. Rambut kakikujuga aku kikis habis! Bulu ketek aku cabuti
sampai gundul semua! Enak saja kau bilangaku melakukan dengan setengah hati."Naga Kuning tersenyum."Kek, benaran kau sudah mencukur seluruhrambut di tubuhmu?" tanya si bocah." Apa kau
buta? Kau menyaksikan sendiri. Kepalaku,kumisku ....""Ya, ya aku lihat Kek. Tapi apa rambut yangdibawah perutmu juga sudah kau cukur habis?"tanya Naga Kuning pula.Setan Ngompol tersentak kaget. Matanya
mendelik memandangi si bocah."Pertanyaan edan!" semprot si kakek."Kau belum menjawab pertanyaanku Kek. Aparambut yang disitu itu sudah kau cukur habisdan licin? Hik .. hik ... hik!""Bocah setan! Sesuai kaul tentu saja rambut disitu sudah aku cukur!" jawab Setan Ngompoldengan mata jereng melotot dan mulut penconggeram."Boleh aku lihat?!" kata Naga Kuning pula.Anak ini melangkah cepat mendekati si kakek.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
66/138
Dua tangannya siap menarik kebawah celanaSetan Ngompol yang basah bau pesing. SetanNgompol buru-buru menghindar pegangi bagian
bawah perutnya sambil memaki panjangpendek. Di balik semak belukar GondoruwoPatah Hati yang tadi menangis haru kinimenutup rnulut dengan telapak tangan kirimenahan tawa.
"Kau takut aku intip bagian bawah perutmu.Berarti kaulmu memang tidak sempurna! Kalaubelum mencukur seluruh rambut yang ada ditubuhmu!" Ucap Naga Kuning pula. Setengahmenggerendeng Setan Ngompol akhirnya
berkata. "Rambut yang disitu memang tidakdicukur!"
"Nah mengaku kau akhirnya Kek! itulahsalahnya kaulmu! J adi benar kalau aku bilangkau melakukan kaul setengah-setengah.
Akibatnya kau selalu ketiban apes.""Bocah sinting! Yang dibawah perutku itunamanya bukan rambut! J adi tak perlu akupotong! Tak perlu aku cukur!"
"Kalau bukan rambut lalu namanya apa kek?"tanya Naga Kuning dan kembali anak initertawa cekikikan."Namanya ... namanya ...." Setan Ngompol takberani meneruskan ucapannya. Kakek inimalah buru-buru menekapkan tangan ke bawah
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
67/138
perut tapi serrr! Kencingnya ngocor tidaktertahankan. Setelah berdiam diri cukup lamadan berpikir-pikir si kakek akhirnya berkata.
"Mungkin ... mungkin kau benar bocahsinting.Mungkin memang kaulku tidakkulakukansempurna. Aku ... aku segera akan mencukurhabis rambut yang satu itu ..."
"Salah lagi Kek!" ujar Naga Kuning."Apa yang salah?" pelotot Setan Ngompol."Tadi kau bilang rambut yang satu. Kau yakindibawah perutmu itu cuma ada satu, cuma adaselembar rambut?!"
"Setan alas! Maksudku! Sinting kau!" Tapikemudian si kakek tertawa terkekeh-kekeh.Akibatnya serr. ..serrrr. Air kencingnyamengucur tak berkeputusan. Naga Kuningikutan tertawa mengakak. Di balik belukarGondoruwo Patah Hati terguncang-guncang
tubuhnya menahan tawa.
Puas tertawa dan kencing habis-habisan SetanNgompol gosok-gosok matanya yang belokberair. Dia ingat pada jenazah Sulantri. Kakekini segera melangkah ke tepi kali kecil. NagaKuning mengikuti langkah si kakek.
"Aku harus membawa jenazah anak malang inike Maguwo. Sebelum mati dibunuh RanaSuwarte dia sempat memberi tahu kalau dirinya
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
68/138
adalah anak Kepala Desa Maguwo. Maguwotak jauh dari sini.""Aku ikut bersamamu," kata Naga Kuning pula.
"Dalam perjalanan kau bisa menceritakan apayang telah terjadi.""Aku menaruh curiga. Ada satu rahasia besardibalik kematian gadis cilik ini. Yang mungkinada sangkut pautnya dengan bunga melatiberwana hitam."
"Maksudmu bunga melati tujuh racun yangmampu ...""Nanti kita bicarakan dalam perjalanan keMaguwo," kata Setan Ngompol pula. Lalujenazah Sulantri di panggulnya di bahu kiri. Si
kakek diam sebentar. "Maguwo memang tidakjauh dari sini. Tapi memanggul anak ini sampaike sana, walah! Aku tidak bisamembayangkan.Kencingku pasti akanmengucur sepanjang jalan!"
"lni termasuk salah satu kesialan akibat salahkaul itu Kek!" kata Naga Kuning pula."Kau yang sialan!" maki Setan Ngompol.
"Sudah Kek, jangan ngomel terus. Ayo jaIan,"ujar Naga Kuning sambil senyum-senyum,Pada saat itulah Gondoruwo Patah Hati yangsejak tadi mendekam dibalik semak belukar dantak bisa lagi menahan hati, melompat keluar.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
69/138
"Gunung, apa aku boleh ikut dengan kalian keMaguwo? Aku membawa seekor kuda. Bisa jaditumpangan jenazah anak perempuan itu."
-----------000000000000-------------
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
70/138
NAGA KUNING terkejut mendengar orangmenyebut nama aslinya. Dia mengenali suaraitu. Dugaannya tidak meleset. Seorang nenek
berwajah seram tegak di hadapannya.
"lntan!" ucap Naga Kuning setengah berseru."Kau ada di sini!""Ha .. ha ... ha! Sudah sejak tadi dia ada di
dekat sini sobatku bocah konyol!" kata SetanNgompol."Eh, apa masudmu?" Naga Kuning jadi heran,berpaling pada Setan Ngompol."Aku tahu kalau nenek ini sudah sejak tadisembunyi di balik semak belukar sana ...." si
kakek mengulangi ucapannya."Kau! J adi!" Naga Kuning memandang melototpada Setan Ngompol. "Kenapa kau tidakmemberi tahu?"Setan Ngompol menyeringai."Kau punya ilmu kepandaian. Tapi karena
mengodaku terus-terusan ilmumu jadi tumpul!"Naga Kuning berpaling pada Ning lntan Lestarialias Gondoruwo Patah Hati."lntan, kau ... kau mendengar semuapembicaraan kami?'
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
71/138
"Tentu saja dia mendengar. Walau sudah tuanenek ini belum tuli, belum budek!""Kakek bau pesing! Aku tidak tanya padamu!"
semprot Naga Kuning marah.Setan Ngompol pencongkan mulut, berpalingpada Gondoruwo Patah Hati dan berkata."Sobatku tua, kau jawablah sendiri pertanyaansobatku muda yang konyol ini!"Gondoruwo Patah Hati batuk-batuk beberapa
kali."Aku ... aku tidak bermaksud menguping. Tapijarak tempat aku berada begitu dekat. Akumemang mendengar semua apa yang kalianbicarakan ..."-
"Matek aku!" kata Naga Kuning sambil tepukjidatnya sendiri. Malunya bocah ini bukan alangkepalang. Tadi dia sempat menyatakan padaSetan Ngompol bagaimana isi hatinya terhadapsi nenek."Kenapa musti matek!" tukas Setan Ngompol.
"Selama apa yang kau ucapkan memang jujurdan memang begitu adanya, yang kau dapatbukan matek tapi matek enak! Bukan begitu?Ha ... ha ... ha! Atau semua ucapanmu tadicuma sandiwara belaka karena sebenarnya kausudah tahu kalau nenek ini ada di sekitar sini.Kau ingin merajuk hatinya"
"Tua bangka edan! Kau yang memancing dirikuhingga menemukan kata-kata itu. Dan tadi kau
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
72/138
mengaku sendiri, kalau kau sudah tahu dia adadi sini sejak lama!"
'Aku tidak membawa kail! Mana mungkin Akumemancing!" jawab Setan Ngompol seenaknyalalu tertawa gelak-gelak sambil pegangi bagianbawah perutnya yang kembali mulai mengucur.
"Sudah! Aku tidak suka kalian terus
bertengkar." Kata Gondoruwo Patah Hati. "Ditempat ini ada jenazah anak kecil yang haruskita urus. Kalau kalian masih mau bertengkar,biar aku yang mengantar anak itu ke Maguwo.Aku membawa kuda. Kita naikkan mayat anak
ituu di atas kuda. Kita bertiga sama mengiringi.maguwo tidak jauh dari sini. Aku juga inginbicara tentang bunga melati hitam itu dengankalian."
Habis berkata begitu nenek ini keluarkan suitan
halus. Dari balik deretan beberapa pohon besardi tepi kali melangkah keluar seekor kuda putih."Gondoruwo Patah Hati," kata Setan Ngompolsetelah membaringkan menelungkup jenazahSulantri di atas punggung kuda putih milik sinenek. "Sebelum kita berangkat menujuMaguwo, ada satu hal yang ingin aku tanyakanpadamu. lngat pertemuan kita terakhir kali didekat air terjun J urangmungkung?" Si nenekanggukkan kepala.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
73/138
"Waktu itu aku berjanji pada Wiro akan mencaritahu dimana beradanya bunga melati hitamyang bisa dipergunakan untuk menyembuhkan
penyakit Patih Kerajaan."
"Bunga melati hitam. Bunga Melati TujuhRacun," kata Gondoruwo Patah Hati."Betul," sahut Setan Ngompol. "Waktu itu kausendiri berkata pernah mengetahui keberadaan
bunga langka itu. Kau juga berjanji akanmenyelidik.""Tiga puluh tahun lalu dari seorang sahabatyang kini sudah meninggal, aku pernahmendengar cerita tentang bunga itu. Katanya
bunga melati tersebut tumbuh di satu tempatsejuk. Dia menyebutkan nama satu kawasan,aku lupa. Sampai saat ini tak berhasilmengingatnya.""Apa yang akan aku ceritakan mungkin bisamenolong ingatanmu kembali," kata Setan
Ngompol. Lalu kakek ini ceritakanpertemuannya dengan gadis kecil bernamaSulantri pagi tadi sampai akhirnya anak itu matidibunuh Rana Suwarte.
"Rana Suwarte? Dia yang membunuh anakini?!" ujar Gondoruwo Patah Hati terkejut sekali."Aku yakin kematian Sulantri ada sangkutpautnya dengan Melati Tujuh Racun. Anak itudibunuh sewaktu hendak menyebutkan dari
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
74/138
mana berasalnya bunga melati itu. Aku punyadugaan ....""Kek, aku potong bicaramu," kata Naga Kuning
yang sejak tadi diam saja."Menurut ceritamu Rana Suwarte merampassisa satu-satunya bunga melati hitam yangditancapkan Sulantri di lidi. Bunga ini kemudiandimusnahkannya. Lalu ketika anak itu hendakmengatakan sumber berasalnya bunga
tersebut, si jahanam Rana Suwartemembunuhnya dengan pisau terbang. Berartimanusia itu tidak ingin kau mengetahui asal-usul bunga tersebut. dia tidak ingin kaumendapatkan bunga itu. mengapa? Kalian bisa
menjawab?""Aku tak bisa menduga," jawab si nenek.Setan Ngompol gelengkan kepala. "Aku tidaktahu," katanya."Aku juga tidak bisa menduga. Tidak tahu!" kataNaga Kuning pula.
"Hal ini merupakan satu rahasia yang haruskita ketahui apa adanya.""Mengenai asal usul bunga melati hitam itu."kata Gondoruwo Patah Hati."Kalau anak itu menunjuk ke arah timur, ituadalah keadaan gunung Merapi. Sesuai ceritasahabatku, bunga itu tumbuh disatu tempatsejuk. Pedataran tinggi di kawasan GunungMerapi adalah daerah sejuk. Besarkemungkinan bunga itu tumbuh di sana. Tapi
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
75/138
kawasan itu cukup luas. Tidak mudahmencarinya.
Lalu ada satu hal lagi. Menurut Sulantri, bungaitu muncul sekali seminggu. Setiap munculselalu berjumlah tiga. Anak itu setiap mingguselalu berada di tepi kali sini. berarti bunga itudatangnya dihanyutkan air kali dari sebelahtimur sana sampai ke sini, tempat si anak selalu
menunggu. Berarti bunga itu memang berasaldari kawasan gunung Merapi. Tumbuh di tepikali. Gugur ke dalam sungai lalu dihanyutkan airsungai dan satu minggu kemudian sampai kesini. Kali kecil ini hanya satu dari belasan anak
Kali Opak yang berhulu di Gunung Merapi.Tidak mudah untuk menyelusurinya ...."
"Aku sudah berjanji pada Wiro akanmenolongnya. Walau tidak mudah, aku akanmenyusuri kali ini ke arah timur sampai
akhirnya menemui tempat bunga itu tumbuh."
"Pekerjaan itu biar aku yang melakukan.Karena semua sumber bencana ini terjadi padakeusilanku memasukkan ular ke dalam celanaPatih Kerajaan sewaktu terjadi pertempuranhebat tempo hari."(Baca serial Wiro Sableng Episode "Makam keTiga")
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
76/138
"Kau tak bisa disalahkan Intan," kata NagaKuning. "Pada saat pertempuran berkecamuk,segala sesuatu bisa saja terjadi. Lagi pula
orang-orang Kerajaan dibawah patih Selo Kalianganwaktu itu bertindak ceroboh. Menekan habis-habisan Wiro dan kita-kita semua."
"Kawan-kawan, jika kalian setuju aku akan
berangkat ke timur mencari Melati Tujuh Racun.Kalian berdua tolong antarkan jenazah Sulantrike rumah orang tuanya di Maguwo."
"Ah ...." Naga Kuning . tertawa lebar.
"Sobatku tua, kau memang paling pandaimembuat aturan. Aku dan intan tidak keberatanmenerima usulmu ....""Tentu saja kau tidak bakal keberatan. Yarenaini memberi kesempatan pada kalian untukberdua-duaan. Bukan begitu? Ha ...ha ... ha!"
"Kek, kalau kau sudah tahu mengapa tidaksegera pergi saja?" ujar Naga Kuning."Ya ...y a, aku pergi!" kata Setan Ngompolsambil pegangi bagian bawah perutnya danmelangkah terrtawa-tawa."Kek!" Tiba-tiba Naga Kuning berteriak."Walah! Anak konyol! Ada apa lagi kaumemang-gilku!" Setan Ngompol hentikanlangkah, menoleh ke arah Naga Kuning."J angan lupa Kek!" teriak si bocah."J angan lupa apa?"
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
77/138
"Mencukur rambut dibawah perutmu! Biarkaulanmu sempurna dan tidak ketiban apessialan lagi!"
"Setan kau!" rutuk Setan Ngompol. Lalu sambilmelangkah pergi kakek ini tertawa-tawa sendiri.Dua tangannya yang memegangi bagian bawahperut jadi basah-basah hangat oleh air kencingyang mengucur.
---------------0000000000---------------------
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
78/138
BUKIT perjanjian yang dituju Rana Suwarteadalah sebuah bukit kecil di selatan Imogiri.
Ketika dia sampai di puncak bukit ini, orangyang dicarinya telah berada di tempat itu.Orang ini seorang kakek berjubah tebal,berambut biru berminyak. Lengan kirinyabuntung. Sengaja dibuntunginya sendiri gunamenghindarkan racun senjata maut yang
melukai tangannya. Di kening orang ini terlihatcacat melingkar bekas goresan luka yangcukup dalam. Di tangan kanan dia memegangsebilah keris memancarkan cahaya kuning,memantul menyilaukan tertimpa sinar mentari
terik. Di tanah bukit, dekat kakinya ada sebuahpeti kayu.
Kakek ini bukan lain adalah Sarontang.Seorang Pangeran Kerajaan Pakuwon yangtengah berusaha untuk mendapatkan tahta
Kerajaan. Untuk itulah dia sengajamengembara ke tanah Bugis gunamendapatkan sebilah badik sakti bernamaBadik Sumpah Darah. Namun sebagaimanatelah diceritakan sebelumnya badik sakti itu
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
79/138
dibawa lari oleh Adipati J atiLegowo yangtergila-gila pada janda Cantik Nyi Larasati danpunya dendam setinggi gunung sedalam lautan
terhadap pendekar 212 wiro sableng sertabujang gila tapak sakti.
Rana suwarte, kalau aku tidak segeramuncul, kelalaianmu terpaksa kau bayar mahal.Mungking denga jiwamu sendiri! Bagaimana
kejadiannya sampai kau terlibat perkelahiandengan kakek berjuluk setan ngompol sertabocah yang bisa berubah ujud menjadikakekberkepandaian tinggi itu?berucapsarontang begitu rana suwarte sampai di
hadapannya.Pangeran aryo probo kata Rana suwartemenyebut nama asli sarontang. Satu perkarabesar tak terduga terjadi di anak kali opak.Seorang gadis cilik hampir saja menyerahkanmelati tujuh racun pada setang ngompol. Malah
anak gadis itu nyaris memberitahu dari manabunga itu berasalnya terus terang hati kecilkutidak tega membunuhnya. Tapi terpaksakulakukan agar rahasia bunga melati langka itutidak terbuka
seorang tua bangka sepertimumembunuh seorang gadis cilik tak berdosa. Ituperbuatan biadab tiada taranya, rana suwarte
Tampang rana suwarte berubah merahmengalami mendengar kata-kata sarontang
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
80/138
alias pangeran aryo probo. Salah satu sifatnyayang dianggap bejat adalah rasa sukanya yanghanya bisa timbul terhadap sesama jenis,
terutama para pemuda gagah.
Sarontang teruskan ucapannya. "Tapi apapunyang kau lakukan aku tidak perduli. yangpenting aku telah mendapatkan Keris NagaKopek. Senjata sakti ini merupakan satu-
satunya senjata yang aku harap bisamenghadapi Badik Sumpah Darah, membuataku mampu merampas badik sakti yang kiniberada di tangan Adipati J atilegowo keparat itu.Rana Suwarte, mana sarung keris? Serahkan
padaku."
"Pangeran Aryo," kata Rana Suwarte. "Tidakmudah bagiku untuk mendapatkan Keris NagaKopek. Penjagaan di lstana sangat ketat. Apalagi senjata sakti tersebut belum lama ini
pernah hilang. Aku terpaksa membujuk jurukunci ruang penyimpanan senjata pusaka.Sebagian dari hadiah yang kau janjikan sebagaiupayaku untuk mendapatkan keris pusaka ituuntukmu, akan kuberikan pada juru kunci itu.Aku berharap kau tidak lupa mengembalikanKeris Naga Kopek begitu tujuanmu menguasaitahta Kerajaan Pakuwon berhasil."
Sarontang tertawa lebar. Kau menolong akumendapatkan keris sakti mandraguna ini. Aku
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
81/138
memberitahu padamu dimana tempattumbuhnya bunga melati hitam. Tidak ada yangrugi diantara kita. Mana sarung Keris Naga
Kopek? Lekas serahkan padaku."
Dari balik pinggang pakaian birunya RanaSuwarte mengeluarkan sarung asli Keris Nagakopek yang terbuat dari emas lalu diserahkanpada Sarontang alias Pangeran Aryo Probo.
Sarontang kepit sarung senjata itu di ketiak kiriIalu dengan tangan kanan dia masukkan KerisYaga Kopek yang telanjang ke dalam sarung.
"Kita berpisah di sini, Rana Suwarte. Kalau aku
boleh bertanya, dari sini kau mau menuju kemana dan mau melakukan apa?"
"Aku akan segera berangkat ke tempattumbuhnya bunga melati hitam. Memusnahkanseluruh tanaman bunga itu dengan cara
membakarnya."
"Bagus! Memang itu yang seharusnya segerakau lakukan. Makin cepat makin baik. SebelumPendekar 212 atau orang-orangnya yang inginmengobati Patih Kerajaan menemukan bungaitu. Kalau itu sampai terjadi sia-sialah semuausahamu. J ika mereka berhasil menemukansekuntum saja dari bunga Melati Tujuh Racunitu, lalu dipakai untuk rnengobati danmenyembuhkan Patih Selo Kaliangan, maka
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
82/138
sampai mati jangan harap kau bakal bisamendapatkan jabatan Patih Kerajaan. Selamattinggal Rana Suwarte."
"Pangeran Aryo, jangan lupa. Kita telah berjanji.Seratus hari dari sekarang kita akan bertemulagi di bukit ini dan kau akan mengembalikanKeris Naga Kopek padaku untuk disimpankembali di Istana."
"Sahabatku Rana Suwarte, jangan takut. Akuakan datang menepati janji. Malah aku punyarencana. Seandainya kau tidak bisa menjadiPatih di sini, aku akan menawarkan jabatan itu
di Kerajaan Pakuwon." Habis berkata begitudengan tumit kirinya Sarontang dorong petikayu jati yang ada di tanah. Peti berat inimeluncur ke arah Rana Suwarte. Tokoh silatlstana ini tahan luncuran peti dengan kakikirinya.
"ltu hadiah yang aku janjikan sebagai imbalankau mendapatkan Keris Naga Kopek untukku.Uang dan harta perhiasan. Semua dari emas!"
Begitu Sarontang tinggalkan bukit, RanaSuwarte membuka penutup peti. Kakinyatersurut. Mata membeliak dan mulut keluarkanseruan tertahan. Di dalam peai itu yangdilihatnya bukan uang emas dan harta
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
83/138
perhiasan emas seperti yang dikatakanSarontang. Melainkan batu kerikil!
"J ahanam kurang ajar! Penipu busuk!" Sekalitendang saja peti kayu itu hancur berantakan.Batu kerikil yang ada di dalamnya mentalbeterbangan ke udara. Rana Suwarteberkelebat mengejar ke arah lenyapnya kakekbertangan buntung itu. tapi Sarontang telah
lama lenyap. Rana Suwarte terperangah, danterduduk di tanah."Kalau jahanam itu menipuku seperti ini, alamatKeris Naga Kopek tidak bakal dikembalikannya.Dia tidak akan muncul di bukit ini!
Aku harus mencari mengejar keparat penipuitu!"Rana Suwarte segera bangkit berdiri. Namunbegitu dia ingat pada bunga Melati TujuhRacun, maksudnya hendak mengejar jadi
bimbang. Saat itu yang jauh lebih pentingbaginya adalah memusnahkan tanaman bungamelati hitam itu. Agar tidak satupun dari bungaitu sampai jatuh ke tangan orang yangberusaha menyernbuhkan sakit berat yangtengah dialami Patih Kerajaan. Tanpamenunggu lebih lama Rana Suwarte segera larike arah timur. Dia membutuhkan waktu satuhari satu malam untuk sampai ke tempatdimana tumbuhnya bunga tersebut.
-
7/28/2019 131 Melati Tujuh Racun
84/138
--------00000000000-------PAGl itu udara masih terasa dingin. Di pinggirsatu kali