Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

5

Click here to load reader

Transcript of Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

Page 1: Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

Tahap Prepatogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat tetapi mereka pada

dasarnya peka terhadap kemungkinan terganggu oleh serangan agen penyakit. Walaupun

demikian pada tahap ini sebenarnya telah terjadi interaksi antara host dengan bibit penyakit.

Tetapi interaksi ini masih terjadi di luar tubuh, dalam arti bibit penyakit masih ada diluar

tubuh host. Pada proses prepatogenesis penyakit malaria bisa terjadi pada orang-orang yang

tinggal didaerah malaria atau orang yang mengadakan perjalanan kedarah malaria.

Daur hidup spesies malaria terdiri dari fase seksual (sporogoni) dalam badan nyamuk

Anopheles dan aseksual (skizogoni) dalam badan hospes vertebra termauk manusia. Tahap

prepatogenesis penyakit malaria dimulai pada fase seksual (sporogoni). Fase seksual dimulai

dengan bersatunya gamet jantan dan gamet betina untuk membentuk ookinet dalam perut

nyamuk. Ookinet akan menembus dinding lambung untuk membentuk kista di selaput luar

lambung nyamuk. (Arif et. Al., 2001). Waktu yang diperlukan sampai pada proses ini adalah 8-

35 hari, tergantung pada situasi lingkungan dan jenis parasitnya. Pada tempat inilah kista akan

membentuk ribuan sporozoit yang terlepas dan kemudian tersebar ke seluruh organ nyamuk

termasuk kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar inilah sporozoit menjadi matang dan siap

ditularkan bila nyamuk menggigit manusia (Widoyono, 2008).

Tahap Inkubasi

Masa inkubasi pada penyakit malaria beberapa hari sampai beberapa bulan yang

kemudian barulah muncul tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh penderita seperti demam,

menggigil, linu atau nyeri persendian, kadang sampai muntah, dll. Masa inkubasi pada

penularan secara alamiah bagi masing-masing species parasit adalah sebagai berikut,

Plasmodium Falciparum 12 hari. Plasmodium vivax dan Plasmodium Ovate 13 -17 hari.

Plasmodium maJariae 28 -30 hari (Arif et. Al., 2001).

 Manusia yang tergigit nyamuk infektif akan mengalami gejala sesuai dengan jumlah

sporozoit, kualitas plasmodium, dan daya tahan tubuhnya. Sporozoit akan memulai stadium

eksoeritrositer dengan masuk ke dalam sel hati. Di hati sporozoit matang menjadi skizon yang

akan pecah dan melepaskan merozoit jaringan. Merozoit akan memasuki aliran darah dan

menginfeksi eritrosit untuk memulai siklus eritrositer. Merozoit dalam erotrosit akan

mengalami perubahan morfologi yaitu : merozoit -> bentuk cincin -> trofozoit -> merozoit.

Proses perubahan ini memerlukan waktu 2-3 hari. Di antara merozoit-merozoit tersebut akan

ada yang berkembang membentuk gametosit untuk kembali memulai siklus seksual menjadi

mikrogamet (jantan) dan makrogamet (betina). Siklus tersebut disebut masa tunas instrinsik.

Page 2: Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

Eritrosit yang terinfeksi biasanya pecah yang bermanifestasi pada gejala klinis. Jika ada nyamuk

yang menggigit manusia yang terinfeksi ini, maka gametosit yang ada pada darah manusia akan

terhisap oleh nyamuk. Dengan demikian, siklus seksual pada nyamuk dimulai, demikian

seterusnya penularan malaria (Widoyono, 2008).

Masa antara permulaan infeksi sampai ditemukannya parasit dalam darah tepi adalah

masa prapaten, sedangkan masa inkubasi dimulai dari masuknya sporozoit dalam badan hospes

sampai timbulnya gejala klinis. Masa prepaten tiap-tiap plasmodium berbeda-beda. Masa

prepaten P. Falcifarum adalah 6-25 hari, P. Vivax 8-27 hari, P. Ovale 12-20 hari, dan P. Malariae

18-59 hari.

Tahap Dini/Klinis

Dikenal beberapa kaadaan klinik dalam perjalan infeksi malaria yaitu :

1. Serangan primer (Periode Klinis)

Yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai terjadi serangan paroksimal

yang terdiri dari dingin/menggigil; panas dan berkeringat. Serangan paroksimal ini

dapat pendek atau panjang tergantung dari perbanyakan parasit dan keadaan imunitas

penderita.

Gejala yang biasa terjadi adalah terjadinya “Trias Malaria” (Malaria proxysm) secara

berurutan :

a. Periode dingin

Mulai menggigil, kulit dingin dan kering, penderita sering membungkus

diri dengan selimut atau sarung dan pada saat menggigil sering seluruh badan

bergetar dan gigi-gigi saling terantuk, pucat sampai sianosis seperti orang

kedinginan. Periode ini berlangsung 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan

meningkatnya temperatur.

b. Periode panas

Penderita muka merah, kulit panas dan kering, nadi cepat, dan panas

badan tetap tinggi sampai 40oC atau lebih, penderita. Periode ini lebih lama dari

fase dingin, dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat.

c. Periode berkeringat

Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, sampai

basah, temperatur turun, penderita merasa cape dan sering tertidur. Bila

penderita bangun akn merada sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa

(Rampengan, 2007).

2. Periode laten

Page 3: Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

Yaitu periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya infeksi malaria.

Biasanya terjadi diantara dua keadaan paroksismal.

3. Recrudescense

Yaitu berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah

berakhirnya serangan primer.

4. Recurrence

Yaitu berulangnya gejala klinik atau parasitemia setelah 24 minggu berakhirnya

serangan primer.

5. Relapse atau “Rechute”

Ialah berlangnya gejala klinik atau parasitemia yang lebih lama dari wakti diantara

serangan periodik dari infeksi primer.

(Rampengan, 2007)

Tahap Lanjut

Merupakan tahap di mana penyakit bertambah jelas dan mungkin tambah berat dengan

segala kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan

kelainan klinik yang jelas, sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan. Dan juga

sudah  memerlukan perlukan pengobatan. Pada penyakit malaria tahap lanjut terjadi

tergantung pada jenis atau tipe penyakit malarianya (Widoyono, 2008).

Tahap Akhir

Berakhirnya perjalanan penyakit dapat berada dalam lima pilihan keadaan,

yaitu: 1) Sembuh sempurna, yakni bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih, sehat

kembali. 2) Sembuh dengan cacat, yakni bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada,

tetapi tubuh tidak pulih sepenuhnya, meninggalkan bekas gangguan yang permanen berupa

cacat. 3) Karier, di mana tubuh penderita pulih kembali, namunpenyakit masih tetap ada dalam

tubuh tanpa memperlihatkan gangguan penyakit. 4)Penyakit tetap berlangsung secara

kronik. 5) Berakhir dengan kematian (Bustam,2002).

Pada tahap akhir penyakit malaria dapat sembuh sempurna, sembuh karier atau

pembawa, dan ada juga yang meninggal dunia dikarenakan plasmodium yang menyerang yaitu

plasmodium falcifarum. Jenis plasmodium ini bisa menimbulkan kematian dan merupakan

penyebab infeksi terbanyak , Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan

menimbulkan kerusakan

seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung (Arif et. al., 2001).

Arif, et. al. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Ed. 3. Jakarta: Media Aesculapius.

Page 4: Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit Malaria

Bustam. 2002. Pengantar epidemiologi. Jakarta: Rinika cipta.

Harijanto N. 1999. Malaria-Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinis & Penanganan. Jakarta:

Penerbit Buku Kedoktern EGC.

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.

Rampengan. 2007. Penyakit Infeksi Pada Anak. Jakarta: Penerbit Buku Kedoktern EGC.