Tahapan Pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS ......contohnya seperti formulir pernyataan...
Transcript of Tahapan Pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS ......contohnya seperti formulir pernyataan...
Tahapan Pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial (TKS)
Pendamping Sosial
Swiss-Bel Resort Dago Heritage, Bandung30 Januari – 1 Februari 2020
Kompetensi Dasar dan Tujuan Pembelajaran
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan mampu memahami proses pertolongan kepada penerima manfaat.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta mampu:
• Memahami Tahapan Proses Pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial
• Memahami identifikasi Permasalahan dan Rencana Pemecahan Masalah
• Menjelaskan tentang Pelaksanaan Pemecahan Masalah
• Menjelaskan tentang Evaluasi dan Pengakhiran Penanganan Masalah
Materi Pembelajaran
• Pada dasarnya tahapan Proses Pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial
(Pendamping Sosial) terdiri dari Tahap Awal, Tahap Pelaksanaan dan Tahap
Pengakhiran.
• Salah satu contoh adalah ketika Tenaga Kesejahteraan Sosial harus
melaksanakan tugas pendampingan dan pelayanan kepada penerima manfaat
dengan alasan terdapat suatu permasalahan, maka Tenaga Kesejahteraan
Sosial perlu memberikan layanan pertolongan agar permasalahannya bisa
diatasi.
Lanjutan
• Tidak jarang kita menemui permasalahan seperti motivasi rendah
dari penerima manfaat agar mencapai kemandirian dan sejahtera;
anak dari penerima manfaat yang rentan putus sekolah; penerima
manfaat yang melakukan kekerasan pada anak, kesulitan ekonomi
atau modal usaha dan permasalahan lainnya. Sehingga Tenaga
Kesejahteraan Sosial dipandang perlu memberikan pendampingan
sesuai dengan tahapannya.
Lanjutan
• Gambar 1 menunjukkan alur tahapan pertolongan Tenaga Kesejahteraan Sosial
dalam konteks pertolongan secara perorangan dan secara komunitas. Tidak
jarang Tenaga Kesejahteraan Sosial memperoleh suatu permasalahan yang
berkaitan dengan tugas sebagai Tenaga Kesejahteraan Sosial (Pendamping
Sosial) di dalam pertemuan kelompok atau komunitas dan/atau menemukan
permasalahan penerima manfaat secara perserorangan dan keluarga.
• Dengan penemuan permasalahan tersebut, Tenaga Kesejahteraan Sosial dituntut
dapat memberikan pendampingan sesuai langkah dengan melakukan beberapa
upaya lainnya seperti mengembangkan jejaring dan kerjasama.
Pendekatan Awal
• Pendekatan awal merupakan upaya Tenaga Kesejahteraan Sosial
(Pendamping Sosial) dalam melakukan pertemuan awal dengan penerima
manfaat, pemangku kepentingan, dan pihak terkait lainnya dengan tujuan
mendapatkan dukungan dan memberikan pelayanan sosial khususnya bagi
penerima manfaat.
• Dalam hal ini Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat mencari penerima manfaat
untuk diberikan pendampingan terkait permasalahannya atau penerima
manfaat mencari Tenaga Kesejahteraan Sosial untuk memperoleh layanan
pendampingan karna merasa memiliki kebutuhan dan permasalahan.
Lanjutan : Pendekatan Awal
• Tahap pendekatan awal penting dilakukan dalam pelayanan yang diberikan
kepada penerima manfaat dengan tujuan membangun kepercayaan dan
keterbukaan antara Tenaga Kesejahteraan Sosial dan penerima manfaat serta
membangun relasi awal dengan pihak terkait lainnya seperti pihak pemerintah
daerah di tingkat kota, kecamatan sampai dengan kelurahan. Dengan
terjalinnya relasi dan kepercayaan dengan pihak terkait maka diharapkan
kegiatan pendampingan/layanan selanjutnya bisa berjalan dengan baik.
Lanjutan : Pendekatan Awal
Membangun Komunikasi dan Menjalin Relasi
• Tenaga Kesejahteraan Sosial membangun komunikasi dengan pihak terkait
seperti pemerintah daerah setempat tingkat kota/kabupaten, kecamatan,
kelurahan dan RW/RT atau tokoh masyarakat lainnya. Pertemuan tersebut
dapat dilakukan secara formal dan informal dengan menjelaskan kebijakan
dan pengetahuan suatu program serta menjelaskan maksud dan tujuan
layanan yang diberikan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial dalam suatu
program.
Lanjutan : Pendekatan Awal
Membangun Kepercayaan dengan berbagai Pihak
• Dalam tahap pendekatan awal, Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat melakukan
teknik pembauran kegiatan dengan penerima manfaat, wawancara dan
observasi. Proses pelaksanaan kegiatan layanan diupayakan adanya kepercayaan
dari penerima manfaat, melalui keikutsertaan pendamping dalam suatu kegiatan
yang dilaksanakan di wilayah penerima manfaat. Beberapa contoh kegiatan yang
bisa diikuti oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah kegiatan pertemuan
dengan perangkat/petugas di kantor kecamatan/kelurahan, kerja bakti di wilayah
penerima manfaat, visitasi ke rumah penerima manfaat, dan lain sebagainya.
Identifikasi Permasalahan
• Identifikasi permasalahan (asesmen) adalah tindakan untuk memahami dan
merumuskan semua masalah serta mengungkapkan dan memperlihatkan
informasi sebab terjadinya masalah dan akibat yang ditimbulkan atas
masalah tersebut.
• Tujuan dari identifikasi kebutuhan dan permasalahan adalah terumuskan
dan terungkapkannya kebutuhan atau masalah utama yang dihadapi atau
dirasakan penerima manfaat serta terumuskannya hubungannya sebab
akibat antara masalah tersebut. Identifikasi kebutuhan dan permasalahan
dilakukan melalui metode partisipatif.
Lanjutan : Identifikasi Permasalahan
Tenaga Kesejahteraan Sosial perlu menentukan teknik identifikasi kebutuhan dan permasalahan yang dinilai efektif dilakukan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat menentukan apakah permasalahan yang ditangani bersifat perseorangan atau kelompok/komunitas.
Secara umum berikut adalah teknik-teknik dalam identifikasi kebutuhan dan permasalahan :
• Wawancara
• Pertemuan kelompok melalui teknik Focus Group Discussion (FGD)
• Observasi
• Studi Dokumentasi
Lanjutan : Identifikasi Permasalahan
• Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lisan. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi tentang gambaran umum penerima manfaat (biodata, pengalaman dan lain-lain) serta kebutuhan/permasalahan dari penerima manfaat.
• Pertemuan kelompok melalui teknik Focus Group Discussion (FGD) merupakan diskusi terfokus dari suatu kelompok untuk membahas suatu kebutuhan atau masalah tertentu dari penerima manfaat. Teknik ini dinilai dapat digunakan jika Tenaga Kesejahteraan Sosial melakukan tahapan pertolongan kepada penerima manfaat yang bersifat kelompok atau komunitas di suatu wilayah.
• Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang diikuti pencatatan secara urut oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial kepada penerima manfaat.
• Studi Dokumentasi merupakan teknik yang digunakan untuk memperoleh data berupa catatan-catatan yang mendukung kegiatan pendampingan. Data-data tersebut dapat diperoleh dari Kementerian Sosial, Dinas Sosial, dan lembaga terkait lainnya.
Lanjutan : Identifikasi Permasalahan
• Dalam penerapan teknik identifikasi kebutuhan dan permasalahan, Tenaga
Kesejahteraan Sosial dapat melakukan pertemuan individu atau kelompok penerima
manfaat bahkan pertemuan dengan stakeholder.
• Tenaga Kesejahteraan Sosial juga dapat mengembangkan jejaring dan
kerjasama dengan profesi lain salah satunya Pekerja Sosial.
• Dalam permasalahan perorangan, pekerja sosial dapat melakukan case management
terhadap penerima manfaat; dan bagi permasalahan pada komunitas maka pekerja
sosial dapat melakukan teknik asesmen melalui Methode Participatory of Assessment
(MPA) dan/atau Participatory Rural Appraisal (PRA).
Rencana Pemecahan Masalah
• Tahap perencanaan penanganan masalah yang dilakukan
secara partisipatif merupakan suatu tindakan sistematis untuk
memecahkan masalah dan mencapai tujuan yang diinginkan
dengan melibatkan kelompok penerima manfaat.
• Tujuan dari perencanaan penanganan masalah adalah
mengembangkan rincian kegiatan dan sistem perencanaan
yang partisipatif berdasarkan kebutuhan penerima manfaat.
Lanjutan : Rencana Pemecahan Masalah
Berdasarkan Gambar 1 bahwa tahap pertolongan kepada penerima manfaat yang bersifat perseorangan maka Tenaga Kesejahteraan Sosial perlu menentukan beberapa langkah seperti :
• Menentukan fokus permasalahan yang akan ditangani berdasarkan hasil identifikasi permasalahan/asesmen;
• Menentukan dan menguraikan tujuan dari penanganan masalah;
• Menentukan dan menguraikan rencana penanganan secara komprehensif;
• Menentukan potensi dan sumber yang dapat diakses; dan
• Menentukan rentan waktu pelaksanaan kegiatan.
Lanjutan : Rencana Pemecahan Masalah
• Jika Tenaga Kesejahteraan Sosial menentukan perencanaan penanganan masalah bersama kelompok atau komunitas penerima manfaat, maka Tenaga Kesejahteraan Sosial melaksanakan sebuah pertemuan kelompok bersama penerima manfaat dengan menentukan rencana pelaksanaan kerja yang spesifik dalam jangka waktu tertentu.
• Tenaga Kesejahteraan Sosial memfasilitasi pertemuan bersama kelompok atau komunitas penerima manfaat agar rencana pelaksanaan kerja atau proses pemecahan masalah dapat berjalan dengan baik. Berikut adalah formulir Perencanaan Pemencahan Masalah :
Tabel 1
Lanjutan : Rencana Pemecahan Masalah
• Tabel 1 tentang Perencanaan Kegiatan TKS dengan Kelompok/Komunitas
Penerima Manfaat maka Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat menentukan
urutan prioritas permasalahan dari hasil identifikasi masalah/asesmen.
• Tabel atau formulir tersebut dapat diisi secara partisipatif bersama
kelompok atau komunitas penerima manfaat tentang intervensi apa saja
yang bisa dilakukan untuk merespon permasalahan yang ada di
wilayahnya. Secara partisipatif maka ditentukan intervensi berupa
penyuluhan sosial, pemberdayaan, advokasi atau intervensi lainnya.
Lanjutan : Rencana Pemecahan Masalah
• Untuk teknik perencanaan intervensi tertentu seperti Tecnology of Participation
(ToP) dan Logical Framework Analysis (LFA), Tenaga Kesejahteraan Sosial perlu
bekerjasama dan tersupervisi oleh Pekerja Sosial dalam melakukan
perencanaan intervensi.
• Hal ini merupakan kelanjutan dari proses identifikasi permasalahan jika diawal
penanganan TKS bekerjasama dengan pekerja sosial. Pola kolaborasi semacam
ini cenderung lebih efektif dalam penanganan permasalahan, seperti dokter
dan perawat dalam menangani pasien, atau polisi dan TNI dalam menjaga
keamanan negara. Maka Pekerja Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat
berkolaborasi dalam penanganan permasalahan penerima manfaat.
Pemecahan Masalah
• Berdasarkan rencanan penanganan masalah yang telah ditentukan bersama penerima manfaat, maka Tenaga Kesejahteraan Sosial mulai melaksanakan program kegiatan pemecahan masalah serta penerima manfaat perlu dilibatkan secara aktif. Pelaksanaan pemecahan masalah membutuhkan pengetahuan/teori, nilai dan keterampilan yang dimiliki.
• Adapun pelaksanaan penanganan permasalahan yang bersifat perseorangan maka Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat melakukan fungsi supporting, mediasi, advokasi, fasilitasi, menjangkau aksesibilitas, memberikan rujukan dan lain sebagainya. Sedangkan teknik pelaksanaan pemecahan masalah pada komunitas maka dapat dimaksimalkan oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial berdasarkan :
Lanjutan : Pemecahan Masalah• Pengembangan masyarakat secara umum meliputi perencanaan,
pengkoordinasian dan pengembangan berbagai aktivitas pembuatan program atau proyek kemasyarakatan. Salah satu contohnya adalah melakukan penyuluhan sosial dengan tema pendidikan dan pengasuhan anak, upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan, seputar kesehatan/gizi dan lain sebagainya.
• Pendampingan Sosial : Tenaga Kesejahteraan Sosial melakukan pendampingan sosial untuk mampu membantu penerima manfaat dengan mengedepankan partisipasi sosial dan pemberdayaan masyarakat. Tenaga Kesejahteraan Sosial melakukan fasilitasi, mediasi, dan advokasi kepada penerima manfaat.
• Pengembangan organisasi lokal adalah pendayagunaan dan pengembangan organisasi yang terdapat di masyarakat agar dapat menyelenggarakan pengembangan masyarakat atau menjadi pelaksana pengembangan masyarakat dalam meningkatkan usaha kesejahteraan sosial. (Edi Suharto 2005)
Monitoring dan Evaluasi
• Secara konseptual monitoring atau dengan kata lain sering disebut dengan pemantauan adalah kegiatan pemantauan terhadap semua proses kegiatan yang dilaksanakan. Monitoring dilaksanakan selama proses kegiatan berlangsung. Sedangkan evaluasi dilakukan untuk melihat perkembangan atau perubahan yang terjadi di masyarakat dengan sebagai dampak dari kegiatan yang sudah direncanakan.
• Evaluasi dilakukan baik selama proses kegiatan berlangsung maupun pada akhir bahkan setelah program/kegiatan berakhir. Evaluasi ini dilakukan selain untuk melihat perkembangan dan perubahan yang terjadi juga sejauh mana tujuan yang sudah ditetapkan tercapai, serta sebagai bentuk pertanggung jawaban.
Lanjutan : Monitoring dan Evaluasi
• Dalam proses pertolongan peserorangan, Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat
melakukan diskusi atau wawancara mendalam kepada penerima manfaat
untuk mendiskusikan tentang perkembangan permasalahannya selama ini,
• Sedangkan proses pertolongan yang bersifat kelompok atau komunitas maka
Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat menggunakan strategi diskusi kelompok
(FGD) dan tukar pikiran untuk mencapai kesepakatan. Teknik yang digunakan
oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial adalah dengan teknik persentasi terlebih
dahulu mengenai tahapan dan proses kegiatan yang telah dilakukan.
Lanjutan : Monitoring dan Evaluasi
• Pada tahapan ini, Tenaga Kesejahteraan
Sosial melakukan diskusi dari setiap
tahapan dari awal sampai dengan akhir.
Hal ini dilakukan secara mufakat dengan
penentuan nilai satu sama dengan kurang,
nilai dua sama dengan cukup, nilai tiga
sama dengan baik dan nilai empai sama
dengan sangat baik. Keempat kategori
penilaian tersebut didiskusikan oleh
peserta kegiatan yang telah hadir.
No Tahapan Aspek Kegiatan Nilai
1 Tahap Awal Sosialisasi kegiatan
Dukungan komunitas
2 Identifikasi
Masalah/Kebutuhan
Identifikasi masalah/kebutuhan
Penentuan prioritas masalah
3 Perencanaan Intervensi Rencana kegiatan
Tujuan kegiatan
Metode kegiatan
Waktu dan tempat kegiatan
Narasumber/Fasilitator
4 Pelaksanaan Intervensi I
Intervensi II
Intervensi III, dst
5 Evaluasi Evaluasi
Jumlah
Nilai Rata-Rata
Pengakhiran Penanganan Pemecahan Masalah
• Tahap Terminasi merupakan tahap pengakhiran atau pemutusan kegiatan. Hal ini
dilakukan bila tujuan pertolongan telah dicapai atau permintaan sendiri, karena faktor-
faktor tertentu.
• Tenaga Kesejahteraan Sosial dapat memberikan form pengakhiran penanganan masalah
contohnya seperti formulir pernyataan terminasi atau formulir pernyataan graduasi yang
ditandatangani oleh Tenaga Kesejahteraan Sosial dan penerima manfaat.
• Proses pengakhiran masalah harus dilakukan, mengingat agar penerima manfaat dapat
berdaya secara sendiri tanpa bantuan dari pemerintah, pendamping sosial dan profesi
lainnya.
Soal Pilihan Berganda
Bacalah seluruh soal-soal berikut ini secara cermat sebelum
mengerjakannya dan berilah tanda silang (X) pada satu jawaban yang
dianggap benar!
Salah satu tahapan dalam proses pertolongan untuk mengidetifikasi
masalah dan kebutuhan adalah …
a. Asesmen
b. Intervensi
c. Terminasi
d. Kontrak
Soal Pilihan Berganda
Dalam penanganan masalah yang di hadapi penerima manfaat (klien), salah satu prinsip yang harus dipahamiTenaga Kesejahteraan Sosial bahwa manusia itu unik, prinsip ini disebut …
a. Individualisasi
b. Penerimaan
c. Kerahasiaan
d. Tidak Menghakimi
Help people to help them self memiliki makna …
a. Menolong orang agar orang mampu menolong dirinya sendiri
b. Menolong orang agar orang mampu menolong dirinya sendiri dan orang lain
c. Menolong orang agar orang mampu menolong dirinya dan keluarga
d. Menolong orang agar orang mampu menjadi dirinya sendiri
Soal Pilihan BergandaMenghubungkan penerima maanfaat dengan lembaga/institusi pemerintah yang bergerak di bidang kesejahteraan
sosial, salah satu peran yang dijalankan Tenaga Kesejahteraan Sosial tersebut adalah …
a. Mediator
b. Motivator
c. Fasilitator
d. Inisiator
Dalam proses pertolongan, Tenaga Kesejahteraan Sosial dalam proses pemecahan masalah atau intervensi dapat
melakukan menghubungkan penerima manfaat/klien dengan profesi lain untuk membantu proses pemecahan
masalah, hal ini disebut …
a. Rujukan
b. Monitoring
c. Advokasi
d. Komunikasi dan relasi
Sumber Bacaan
• Adi Fahrudin. 2012. Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama.
• Dwi Heru Sukoco. 1991. Profesi Pekerjaan Sosial dan Proses Pertolongannya. Bandung: Kopma STKS Bandung.
• Edi Suharto. 2009. Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: Refika Aditama.
• Friedlander, Walter A. 1982. Introductioning Social Welfare 3rd Edition. New Jersey: Prentice-Hall.
• Ellen Netting. F, dkk. Alih Bahasa: Nelson Aritonang, dkk. 2001. Praktek Makro Pekerjaan Sosial. Bandung: STKS Bandung.
• Zastrow, Charles. 1982. Introduction to Social Welfare Institution: Social Problem Service and Social Isuses. The Dorsey Press: Homewood.
• Zastrow, Charles. 2000. Introduction to Social Work and Social Welfare. United States: Brooks Cole.
• Zastrow, Charles. 1999. The Practice of Social Work. Sixth Edition. Pacific Grove: Brooks/Cole Publishing Company. An International Thomson Publishing Company.
TERIMA KASIH