Tahap Persiapan
-
Upload
endang-seolehudin -
Category
Documents
-
view
219 -
download
0
description
Transcript of Tahap Persiapan
A. Tahap Persiapan
Segera setelah SPMK keluar, Konsultan akan segera mengatur
mobilisasi personil, staf pendukung, penyiapan peralatan dan
fasilitas kantor, penyiapan jadwal kegiatan dan penugasan
masing-masing tenaga ahli, serta koordinasi dan diskusi awal
dengan pemberi tugas. Selain itu dilakukan persiapan
administrasi berupa penyiapan surat menyurat guna keperluan
perizinan pekerjaan, seperti : memperoleh data-data sekunder
dari instansi pemerintah terkait, surat menyurat guna keperluan
izin survey lapangan. Tahapan persiapan ini direncanakan akan
memerlukan waktu 2 (dua) minggu setelah SPMK.
Guna memperlancar kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan
waktu pelaksanaan dan output/keluaran sesuai dengan yang
diharapkan, Konsultan akan melakukan klarifikasi, diskusi dan
koordinasi dengan pemberi tugas. Diskusi awal akan dilakukan
pada minggu kedua pelaksanaan pekerjaan.
Guna mendapatkan hasil yang maksimal dan berdasarkan
masukan dari hasil diskusi dengan Pemberi Tugas, Konsultan
akan menyempurnakan/memperbaiki metodologi pendekatan
dan rencana kerja yang telah dibuat sebelumnya pada
penyusunan Proposal Teknis.
Hasil kegiatan persiapan, penyepakatan dengan pemberi tugas
dan tim teknis, serta hasil penyempurnaan metodologi dan
rencana kerja akan kami masukkan kedalam Laporan
Pendahuluan yang diharapkan dapat diselesaikan 30 (tiga puluh)
hari setelah SPMK.
B. Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan kegiatan antara lain :
Pengumpulan dan tinjauan literatur/referensi yang relevan
sesuai dengan materi yang akan dibahas; meliputi dasar teori
dan praktek, Sistem Penyediaan Air Minum, yang mencakup
tahapan perencanaan, pembangunan fisik, pengoperasian dan
pemeliharaan, termasuk di dalamnya bentuk-bentuk
keterpaduan pengelolaan prasarana dan sarana tersebut.
Literatur/referensi tersebut dapat diperoleh di perguruan
tinggi, Perpustakaan Kementerian PU dan Internet.
Pengumpulan dan tinjauan terhadap norma, standar,
pedoman dan manual (NSPM) terkait dengan air minum dan
lain-lain. Informasi tersebut diperoleh dari Kementerian PU,
Badan Standarisasi Nasional dan lain-lain.
Tinjauan terhadap peraturan/regulasi yang ada, misalnya
Undang-Undang, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri,
Peraturan Daerah dan SK Gubernur atau Bupati/walikota.
Tinjauan tehadap laporan dari studi terdahulu yang pernah
dilakukan, akan diperoleh dari Kementerian PU.
Majalah/Prosiding dalam dan luar negeri, melalui internet atau
seminar yang pernah dilaksanakan baik di dalam negeri
maupun luar negeri.
Best Practice, diperoleh dari laporan kegiatan yang pernah
dilakukan oleh Kementerian PU atau instansi lainnya, seperti
Bank Dunia dan ADB.
C. Tahap Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari pengumpulan data sekunder dan
kunjungan lapangan. Tahap pengumpulan data penting karena
diharapkan perangkat (instrumen/format-format) pengumpulan
data yang digunakan merupakan instrumen yang spesifik,
terintegrasi di dalam kerangka kerja proyek. Dengan kata lain,
pengembangan instrumen tersebut layak untuk mendukung
pelaksanaan input data dan evaluasi akhir hasil kegiatan proyek
dan berdampak pada sasaran penerima manfaat proyek.
Perhatian Konsultan akan difokuskan pada metodologi
pengumpulan data yang sudah pernah digunakan atau cocok
diterapkan untuk proyek / program yang mempunyai
karakteristik sejenis.
Pengumpulan Data Sekunder meliputi data kondisi eksisting
sistem penyediaan air minum di Kota Bukittinggi. Data yang
dimaksud adalah data teknis operasional, kelembagaan, regulasi
keuangan dan pembiayaan/anggaran. Data-data tersebut
diperoleh dari dinas-dinas teknis terkait seperti Dinas Pekerjaan
Umum, PDAM, Badan Perencanaan Daerah. Selain itu diperlukan
data permasalahan yang dihadapi dalam sistem penyediaan air
minum. Cara pengumpulan data adalah dengan mendatangi
langsung ke instansi-instansi tersebut dan melakukan
wawancara/interview kepada pejabat/narasumber yang
kompeten.
Selain pengumpulan data sekunder, juga data primer melalui
pertemuan dan wawancara dengan para pejabat/narasumber
yang berwenang serta dengan pembagian kuestioner kepada
masyarakat di kawasan terpilih melalui survey kebutuhan (Real
Demamd Survey/RDS).
Untuk survey topografi pada daerah terpilih seluas lebih kurang
1500 ha dengan mencangkup peta situasi jalan serta pada
jaringan primer dengan sebelumnya mempelajari peta yang
sudah ada.
D. Identifikasi Permasalahan, Potensi Sumber Daya Air
Berdasarkan data yang telah terkumpul dan hasil kunjungan
lapangan, akan dilakukan identifikasi permasalahan yang
dihadapi selama ini dalam sistem penyediaan air minum. Selain
itu dilakukan juga identifikasi sumber air baku yang layak
digunakan sebagai air minum. Hasil identifikasi tersebut akan
digunakan dalam penyusunan konsep sistem penyediaan air
minum.
E. Analisis dan Evaluasi Data
Pada tahapan ini akan dilakukan analisis terhadap data dan
informasi yang telah diperoleh secara kualitatif dan kuantitatif.
Analisis sistem penyediaan air minum meliputi proyeksi
penduduk, proyeksi kebutuhan air minum, potensi air baku yang
ada, kondisi eksisting teknik operasional beserta sarana dan
prasarananya, kelembagaan, keuangan/finansial dan regulasi,
analisis skenario arah pembangunan kota, permasalahan,
keberhasilan, NSPM, contoh best practice dan kemungkinan
penerapannya. Selain itu dianalisis pula kondisi kemauan dan
kemampuan masyarakat untuk menyambung ke sarana air
minum, serta pemetaann kondisi fisik lingkungan dan profil
kesehatan masyarakat.
Pada tahapan ini dilakukan pula review terhadap master plan air
minum yang telah ada.Tahapan akhir dari analisis dan evaluasi
tersebut yaitu usulan rekomendasi perbaikan sistem
pengelolaan air limbah.
Kegiatan sampai pada tahap ini akan menjadi bahan materi
didalam penyusunan Laporan Sementara. Laporan ini diserahkan
120 (seratus dua puluh) hari setelah SPMK.
F. Penyusunan RISPAM Kota Bukittinggi
Tahapan kegiatan selanjutnya yaitu penyusunan RISPAM Kota
Bukittinggi dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :
Menyusun konsepsi rencana induk
Menyusun skenario penyediaan air minum diKota Bukittinggi
dengan memperhatikan kebutuhan serta potensi air baku
yang ada.
Analisis kebutuhan sarana dan prasarana sistem penyediaan
air minum.
Pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola SPAM.
Penentuan prioritas penanganan.
Indikasi program.
Indikasi investasi.
Perkiraan biaya investasi dan biaya O&M.
Perkiraan manfaat ekonomi.