Tafsir, Takwil Dan Terjemah

13
TAFSIR, TA’WIL & TERJEMAH 1 Al-Qur’an merupakan kitab suci yang lengkap dan sempurna. Al Qur’an adalah sebuah kalam Allah yang mengatasi dan melampaui teks-teks yang lain dalam sejarah. Hal itu disebabkan Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada umat manusia. Ruh ke-Ilahian Al-Qur’anlah yang membuatnya tahan dari berbagai kritik dan gempuran. 2 Sebagai sebuah teks, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam. Semua hal yang ada pada aspek kehidupan telah diatur di dalamnya. Walaupun begitu, di samping berbahasa Arab tidak dipungkiri dari ayat- ayatnya masih banyak yang besifat global. Sehingga tidak bisa dipahami secara tekstual, untuk itu bagi orang awam untuk memahaminya perlu penerjemahan dan penafsiran terlebih dahulu. Dalam kaitan ini lahirlah sebuah desain ilmu yang secara khusus menelaah dan mempelajari tentang cara penafsiran Al-Qur’an yang sesuai dengan tata-aturan tafsir, di samping itu selain lahirnya tafsir, juga dikenal adanya terjemah serta ta’wil Al-Qur’an. Nah, sebenarnya tiga kata tersebut meskipun bertujuan sama 1 Materi Pembelajaran ini merupakan materi matakuliah Ilmu Tafsir Oleh Tgk. Mukhlisuddin, MA 2 Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an, (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2002), h. . 1.

description

Materi Ajar mata Kuliah ilmu Tafsir di IAI Al Aziziyah, Materi dengan judul Tafsir, Takwil dan Terjemah memuat pengertian Tafsir, Takwil dan terjemah, Perbedaan ketiganya Serta Klasifikasi dan corak Tafsir Menurut Sumber, Metode dan pendekatan

Transcript of Tafsir, Takwil Dan Terjemah

Page 1: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

TAFSIR, TA’WIL & TERJEMAH1

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang lengkap dan sempurna. Al Qur’an adalah sebuah kalam Allah yang mengatasi dan melampaui teks-teks yang lain dalam sejarah. Hal itu disebabkan Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat jibril kepada umat manusia. Ruh ke-Ilahian Al-Qur’anlah yang membuatnya tahan dari berbagai kritik dan gempuran.2

Sebagai sebuah teks, Al-Qur’an merupakan pedoman hidup bagi umat Islam. Semua hal yang ada pada aspek kehidupan telah diatur di dalamnya. Walaupun begitu, di samping berbahasa Arab tidak dipungkiri dari ayat-ayatnya masih banyak yang besifat global. Sehingga tidak bisa dipahami secara tekstual, untuk itu bagi orang awam untuk memahaminya perlu penerjemahan dan penafsiran terlebih dahulu.

Dalam kaitan ini lahirlah sebuah desain ilmu yang secara khusus menelaah dan mempelajari tentang cara penafsiran Al-Qur’an yang sesuai dengan tata-aturan tafsir, di samping itu selain lahirnya tafsir, juga dikenal adanya terjemah serta ta’wil Al-Qur’an. Nah, sebenarnya tiga kata tersebut meskipun bertujuan sama menjelaskan Al-Qur’an dalam bahasa yang bisa dipahami maknanya, tapi secara subtansi memiliki perbedaannya.

A. Pengertian Tafsir, Ta’wil dan Terjemah1. Pengertian Tafsir

Secara etimologi tafsir ialah “keterangan” (Al-idhah) dan penjelas (Al-bayan). Tafsir adalah mashdar dari kata kerja (fiil)

1 Materi Pembelajaran ini merupakan materi matakuliah Ilmu Tafsir Oleh Tgk. Mukhlisuddin, MA

2Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an, (Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, 2002), h. . 1.

Page 2: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

“fassara”.Kata itu berasal dari akar kata kata “Al-fasr” kemudian diubah menjadi bentuk taf’il yaitu menjadi “Al Taftsir” yang seperti penjelas atau keterangan. Dalam kitab Lisanul Arab disebutkan “tafsir” adalah “Al Faslul bayan”, yakni keterangan yang memberikan penjelasan “(Fassara As-syai a- فس44ر ”(الش4ىء berarti “ (abanahu- ,”( أبانه menjelaskan ( tafsir adalah mashdar dari kata fassara ).

Ada pula yang mengatakan, penafsiran (Al-Fasr) adalah usaha untuk menyingkapkan suatu yang tertutup. Ada pula yang mengatakan “ Kasyful Muradi ‘anil lafdzil musykili”, (mengungkapkan arti yang dimaksud dari lafal yang pelik). Juga dikatakan bahwa kata “tafsir” itu diambil dari kata mashdar “tafsirah” yaitu sebuah sebuah nama bagi suatu yang dipergunakan dokter untuk mengetahui suatu penyakit.3

Menurut Al-Kilaby dalam At-Tas-hiel Tafsir

التفسير شرح القرأن وبيان معناه واإلفصاح بما يقتضيهبنصه او اشارته أو نحوا

Artinya: Tafsir adalah mensyarahkan Al-Qur’an, menerangkan maknanya dan menjelaskan apa yang dikehendakinya dengan nashnya atau dengan isyaratnya dengan tujuanya.4

Menurut Az-Zarkasyi, tafsir adalah menerangkan makna-makna Al-Qur’an dan mengeluarkan hukum-hukumnya dan hikmah-hikmahnya.5 Jadi kesimpulannya tafsir ialah semacam ilmu yang membahas cara mengucapkan lafal Al-Qur’an dan kandungannya, hukumnya yang mengandung keterangan

3Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, (Bandung: Pustaka Setya, 1997), h. 51.

4Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), h. 141.

5M.Hasbi As Shidiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an/Tafsir, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1989) h.178.

Page 3: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

tentang hal–ihwal susunannya. Dengan definisi yang ringkas tafsir ialah ilmu yang membahas tentang hal-ihwal Al-Qur’anul karim, dari segi indikasinya apa yang dimaksud oleh Allah.6

Para ulama telah bersepakat bahwa mempelajari ilmu tafsir itu hukumnya fardhu kifayah dan ini termasuk salah satu dari sekian banyak ilmu agama. Al-Ishbahani berkata, karya yang paling mulia yang dipersembahkan oleh manusia adalah tafsir Al-Qur’an. Keistimewaan suatu karya itu dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu aspek materinya, aspek tujuannya, dan tingkat kebutuhan terhadapnya. Karya tafsir sudah mencakup ketiga aspek ini.7

2. Pengertian Ta’wilMenurut bahasa Ta’wil diambil dari kata Awwala –

Yuawwilu – Ta’wilan : kembali kepada asalnya.8 Ada pula yang

mengatakan bahwa ta’wil berasal dari akar kata “Al ‘Aulu -العول ” yang berarti “kembali”. Dikatakan pula bahwa ia diambil dari kata “Al-Ayalah - ”, yang berarti “As-Siya sah”, yakni mengatur, seakan-akan mengatur-atur kalimat, menimbang-nimbangnya, membolak-balikannya untuk memperoleh arti dan maksudnya.

Adapun Ta’wil menurut istilah ulama salaf yaitu menegaskan yang dimaksud ada dua macam, yaitu:

1. Ta’wil adalah menafsirkan kalimat dan menerangkan artinya, baik arti tersebut sama dengan bunyi lahiriah kalimat tersebut ataupun berlawanan.

6Kahar Masykur, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an, (Jakarta: Rineka cipta, 1992), h. 160.

7Abd Al Hayy al Farmawi, Metode Tafsir Maudhu’i, (Jakarta: PT. Raja Grafindo, 1996) h. 6-7.

8Kahar Masykur, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an....., h. 160.

Page 4: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

2. Ta’wil adalah Esensi dari apa yang dikehendaki oleh suatu kalimat. Maka apabila kalimat itu berupa tuntutan, maka ta’wilnya adalah esensi dari perbuatan yang dituntut, dan jika berupa rangkaian kalimat berita maka ta’wilnya adalah esensi dari suatu yang diberitakan.9 Takwil mengunggulkan sebagian makna ayat yang

memiliki beberapa makna. Imam Suyuti membahas masalah ini secara panjang lebar dalam kitabnya al Itqan fi Ulum Al-Qur’an . Dimana beliau banyak menukilkan dari beberapa pendapat para ulama yang hampir mendekati kebenaran.10

Adapun mengenai arti takwil menurut istilah banyak para ulama lain memberikan pendapatnya antara lain sebagai berikut ini :

a. Menurut Al-JurzzaniMemalingkan suatu lafazh dari makna dzamirnya terhadap makna yang dikandungnya apabila makna alternative yang dipandang sesuai dengan ketentuan Al-Qur’an dan Sunnah.

b. Menurut defenisi lainTakwil adalah mengenbalikan sesuatu kepada ghayahnya (tujuannya) yakni menerangkan apa yang dimaksud.

c. Menurut Ulama Salaf 1) Menafsirkan dan mejelaskan makna suatu ungkapan

baik yang bersesuaian dengan makna ataupun bertentangan

9Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II..., h. 3-4.

10Muhammad Qodirun Nur, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, (Jakarta: Pustaka Amani, 1988), h. 89

Page 5: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

2) Hakekat yang sebenarnya yang dikehendaki suatu ungkapan.

d. Menurut KhalafMengalihkan suatu lafazh dari maknanya yang rajin kepada makna yang marjun karena ada indikasi untuk itu.

Jadi Pengertian takwil menurut istilah adalah suatu usaha untuk memahami lafazh-lafazh (ayat-ayat) Al-Qur’an melalui pendekatan pemahaman arti yang dikandung oleh lafazh itu.

Untuk perbedaan tafsir dengan takwil, dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menurut Al-Raghib, “Tafsir lebih umum dari pada Ta’wil, tafsir lebih banyak digunakan untuk kata-kata dan padanannya. Ta’wil lebih banyak digunakan dalam makna dan kalimat, juga Ta’wil paling sering digunakan dalam hubungannya dalam kitab Illahi, sedangkan Tafsir digunakan baik pada kitab-kitab Illahi maupun lainnya.”

2. Menurut Al-Maturidi, “Tafsir adalah mematikan bahwa yang dimaksud dengan lafadz adalah ini, dan kesaksian kepada Allah bahwa artinya kata itu begini. Jika tegak dalil yang pasti, maka tafsir itu benar, jika tidak itulah Tafsir bil al-ra’y. karena itu dilarang. Ta’wil berarti mentarjih (menganggap lebih kuat) satu makna diantara berbagai makna tanpa dan kepastian kesaksian kepada Allah.”

3. Menurut Abu Thalib At-Taghlibi, “Tafsir itu menjelaskan posisi makna kata, apakah arti sebenarnya atau kiasan. Haqiqat atau Majaz. Seperti tafsir “Shirath” sebagai jalan, “al-shayb” sebagai hujan. Ta’wil adalah tafsir batin dari kata; diambil dari kata awwal. Ta’wil mwnjadi upaya mengembalikan untuk mencapai tujuan. Jadi Ta’wil

Page 6: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

menginformasikan hakikat yang dimaksud dan tafsir menginformasikan petunjuk yang dimaksud.Kita tidak akan melanjutkan polemik para ulama tentang

perbedaan tafsir dan ta’wil. Tetapi, sebagai pengantar singkat, penjelasan keduanya (tafsir dan takwil) merujuk Jalaluddin al-Suyuthi, pakar besar dalam ilmu-ilmu Al-Qur’an dan Hadits membuat definisi yang paling singkat tentang tafsir: Mengungkap makna Al-Qur’an dan menerangkan maksudnya.11

3. Pengertian Terjemah Arti terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu

bahasa ke bahasa lainnya.12 Atau juga mengandung arti menyalin, menganti suatu kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain. Terjemah berasal dari bahasa Arab yang berarti memindahkan makna lafal ke dalam bahasa lain. Menurut pengertian istilah ialah memindahkan pembicaraan dari satu bahasa ke dalam bahasa lain, dengan kata lain terjemah memindahkan makna kata bahasa pertama kepada kedua.

Sedangkan pengertian terjemah secara terminologis, sebagaimana didefinisikan oleh Ali Ashabuni, terjemah adalah memindahkan Al-Qur’an kepada bahasa yang lain yang bukan bahasa Arab dan mencetak terjemah ini dalam beberapa naskah agar ia dibaca oleh orang yang tidak mengerti bahasa Arab sehingga ia dapat memahami kitab Allah dengan perantaraan terjemah ini.13

11 Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Sufi Al-Fatihah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), cet. 1, h.. 7-8.

12 Poerdawarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), h. 1062.

13 Muhammad Ali Ash-Shabuni, At-Tibyan fi Ulum Al-Quran, (Damaskus; Maktabah Al-Ghazali, 1390H), h. 277.

Page 7: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

Kata “terjemah” dapat dipergunakan pada dua arti:1. Terjemah harfiyah, yaitu mengalihkan lafaz-lafaz dari satu

bahasa ke dalam lafaz-lafaz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa pertama. Dalam terjemah Harfiyah dikenal dua corak yaitu, Terjemah harfiyah bil Mistsli (penerjemahan lafal sebanding kata) dan terjemah Harfiyah bi Dzuni al-Mistli (penerjemahan lafal di bawah bandingan kata)

2. Terjemah Tafsiriyah Maknawiyah, yaitu menjelaskan makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya. Mereka yang mempunyai pengetahuan tentang bahasa-bahasa tentu mengetahui bahwa terjemah harfiyah dengan pengertian sebagaimana di atas tidak mungkin dapat dicapai dengan baik jika konteks bahasa asli dan cakupan semua maknanya tetap dipertahankan. Sebab karakteristik setiap bahasa berbeda satu dengan yang lain dalam hal tertib bagian-bagian kalimatnya.14

Dalam menerjemahkan Al-Qur’an, Secara umum, syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam terjemah, baik terjemah harfiyah maupun terjemah tafsiriyah adalah:

1. Penerjemah memahami tema yang terdapat dalam kedua bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa terjemahnya.

2. Penerjemah memahami gaya bahasa (uslub) dan ciri-ciri khusus atau karakteristik dari kedua bahasa tersebut.

14Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran, (Bandung; Pustaka Setia, 2007), h. 212.

Page 8: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

3. Hendaknya dalam terjemahan terpenuhi semua makna dan maksud yang dikehendaki oleh bahasa pertama.

4. Hendaknya bentuk (sighat) terjemahan lepas dari bahasa pertama (ashl). Seolah-olah tidak ada lagi bahasa pertama melekat dalam bahasa terjemah tersebut.15

B. Perbedaan Tafsir, Tafsir dan TerjemahPerbedaan tafsir, dan ta’wil di satu pihak dan terjemah di

pihak lain adalah bahwa yang pertama berupaya menjelaskan makna-makna setiap kata dalam Al-Qur’an sedangkan yang kedua (terjemah) hanya mengalihkan bahasa Al-Qur’an yang berbahasa Arab ke dalam bahasa selain bahasa Arab. Sedangkan antara tafsir dan takwil perbedaannya adalah sebagai berikut :

TAFSIR TA’WILPemakaiannya banyak dalam lafazh-lafazh dan mufradat

Pemakaiannya lebih banyak pada makna-makna dan susunan kalimat

Jelas diterangkan dalam Al-Qur’an dan hadits-hadits sahih

Kebanyakan diistinbath oleh para ulama

Banyak berhubungan dengan riwayat

Banyak berhubungan dengan dirayat

Digunakan dalam ayat-ayat muhkamat (jelas)

Digunakan dalam ayat-ayat mutasyabihat (tidak jelas)

Bersifat menerangkan petunjuk yang dikehendaki

Menerangkan hakikat yang dikehendaki

C. Klasifikasi dan Corak Tafsir1. Klasifikasi Tafsir dilihat dari Sumber Tafsir

15Rosihon Anwar, Ulum Al-Quran,..., h. 213.

Page 9: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

Tafsir merujuk kepada sumber penafsir dibagi 2, yaitu Tafsir Bil-Ma’tsur dan Bil-Ro’yi

a. Tafsir Bi Al-Ma’tsur, Adalah penafsiran Al-Qur’an yang mendasarkan pada penjelasan Al-Qur’an, penjelasan Rasul, dan penjelasan sahabat melalui ijtihadnya serta aqwal tabiin.16

b. Tafsir Bil-Ra’yi, Berdasarkan pengertian ra’yi berarti keyakinan dan ijtihad sebagaimana dapat didefinisikan tafsir Bir-ra’yi adalah penjelasan yang diambil berdasarkan ijtihad dan metodenya dari dalil hukum yang ditunjukkan.

2. Klasifikasi Tafsir Berdasarkan MetodenyaPembahagian tafsir dilihat dari metode tafsir yang

digunakan, dapat dibagi kepada :a. Tafsir Tahlilyb. Tafsir Ijmalic. Tafsir Muqaarand. Tafsir Maudhui

3. Corak tafsir (Pendekatan Tafsir)Corak tafsir yang dimaksudkan disini adalah model

penafsiran terhadap Al-Qur’an dilihat dari sisi pendekatan yang digunakan oleh mufassir, dalam kaitan ini dapat digolongkan kepada :

a. Tafsir Sufistikb. Tafsir Fiqh/Tafsir Ahkamc. Tafsir Falsafid. Tafsir Ilmie. Tafsir Adabi Ijtima’i (Sosial budaya)

16Abd Hayy Al-Farmawy, al-Bidayah Fi Tafsir Al-Maudhui, (Mesir; Maktabah Jumhuriah, tt), h. 25.

Page 10: Tafsir, Takwil Dan Terjemah

f. Tafsir Historis (Asbab Nuzul)g. Tafsir Lughawy (Semantik)

DAFTAR BACAANAbd Al Hayy al Farmawi, Metode Tafsir maudhu’i, Jakarta: PT.

Raja Grafindo, 1996.----------------, al-Bidayah Fi Tafsir Al-Maudhui, Mesir; Maktabah

Jumhuriah, tt.Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’i, Ulumul Qur’an II, Bandung:

Pustaka Setya, 1997.Jalaluddin Rakhmat, Tafsir Sufi Al-Fatihah, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999.Kahar Masykur, Pokok-Pokok Ulumul Qur’an, Jakarta: Rineka

cipta, 1992.M.Hasbi As Shidiqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Al Qur’an/Tafsir,

Jakarta: PT Bulan Bintang, 1989.Muhammad Ali Ash-Shabuni, At-Tibyan fi Ulum Al-Qur’an ,

Damaskus; Maktabah Al-Ghazali, 1390H.Muhammad Qodirun Nur, Ikhtisar Ulumul Qur’an Praktis, Jakarta:

Pustaka Amani, 1988.Nasr Hamid Abu Zaid, Tekstualitas Al-Qur’an, Yogyakarta: PT.

LKiS Pelangi Aksara, 2002Poerdawarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1984.Rosihon Anwar, Ilmu Tafsir, Bandung: Pustaka Setia, 2005.----------------, Ulum Al-Qur’an , Bandung; Pustaka Setia, 2007.