Tabloid Dwi Mingguan Pemerintah Provinsi Bali GUBERNUR ...baliprov.go.id/files/file/Tabloid...

12
Tabloid Dwi Mingguan Pemerintah Provinsi Bali www.baliprov.go.id Edisi III / 1 - 15 Pebruari 2012 Made Mangku Pastika Drs. Puspayoga Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Pemprov Bali Tingkatkan Anggaran Infrastruktur Jalan Halaman 7 Halaman 2 Rabies Masih Mengancam, Stok VAR Aman Masyarakat Pulau Dewata diharapkan tetap mewaspadai serangan penyakit rabies. Memasuki minggu ke-2 Januari 2011 ............ Halaman 4 Empat Strategi Penanganan Rabies 2012 Bali sebagai destinasi pariwi- sata dunia dan menjadi tempat berlangsungnya event- event ............ Sebuah studi yang dilakukan oleh pakar rabies internasional FAO, Dr. Sunny Townsend dari University of Glasgow, mengungkapkan bahwa pemberantasan rabies ............. GUBERNUR INGATKAN KONSEP NGAYAH BAGI PARAJURU DESA PAKRAMAN GUBERNUR INGATKAN KONSEP NGAYAH BAGI PARAJURU DESA PAKRAMAN Pertegas Komitmen Jaga Kelestarian Bali Sejalan dengan Visi Bali Mandara yang ter- tuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali Tahun 2008-2013, me- lestarikan adat dan budaya Bali merupakan bagian dari grand design mewujudkan masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera. Lebih lanjut, eksistensi kebudayaan daerah Bali menjadi prasyarat terwujudnya Bali yang berbudaya, metaksu, dinamis, maju, dan modern, seb- agaimana misi pertama dari tiga misi dalam visi tersebut. O leh karena itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika bersama Wakil Gu- bernur Bali Drs. Puspay- oga, meletakkan program pengembangan dan peles- tarian kebudayaan sebagai salah satu dari delapan pro- gram prioritas pembangu- nan daerah Bali. Komitmen Gubernur tersebut dijabarkan dalam berbagai kegiatan yang terkait dalam pengemban- gan kebudayaan daerah, baik yang dikelola langsung oleh Pemerintah Provinsi melalui instansi terkait sep- erti Dinas Kebudayaan, dan SKPD lainnya, maupun yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota. Dukungan yang di- berikan tidak hanya berupa dukungan materiil, seperti bantuan sosial untuk Desa Pakraman se-Bali sebagai kelembagaan, juga dalam bentuk bantuan sosial terha- dap berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh krama dan desa pakraman. Dalam berbagai kesem- patan Gubernur senantiasa mengajak seluruh kompo- nen masyarakat Bali, khu- susnya krama Bali untuk senantiasa konsisten men- jaga kelestarian adat dan budaya Bali yang berna- faskan agama Hindu, yang menjadi identitas sosio- kultural yang membedakan daerah Bali dengan dae- rah-daerah lainnya di tanah air. Gubernur menegaskan desa pakraman adalah ben- teng pelestarian kebuday- (Bersambung ke hal. 11) Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Bali Drs. Puspayoga saat Simakrama di Buleleng aan daerah Bali, benteng ajegnya Bali. Terakhir dalam kegiatan Simakrama Gubernur Bali dengan masyarakat di ka- bupaten Buleleng, pada hari Sabtu, 25 Pebruari yang lalu, Gubernur yang juga didampingi Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pakra- man, Jero Gede Suwena menegaskan pentingnya keberadaan desa pakra- man dan peran parajuru di dalamnya. Gubernur men- egaskan penjelasan Bend- esa Agung, tentang konsep ngayah yang harus menjadi landasan bagi para parajuru desa pakraman dalam pen- gabdiannya. Dalam konsep ngayah sudah jelas, tugas dan tanggung jawab pen- ganbdian dilaksanakan den- gan tulus ikhlas, dan tanpa pamrih. Gubernur menyadari bahwa tugas parajuru desa

Transcript of Tabloid Dwi Mingguan Pemerintah Provinsi Bali GUBERNUR ...baliprov.go.id/files/file/Tabloid...

Tabloid Dwi Mingguan Pemerintah Provinsi Baliwww.baliprov.go.idEdisi III / 1 - 15 Pebruari 2012

Made Mangku Pastika Drs. Puspayoga

Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Pemprov Bali Tingkatkan Anggaran Infrastruktur Jalan

Halaman 7Halaman 2

Rabies Masih Mengancam, Stok VAR Aman

Masyarakat Pulau Dewata diharapkan tetap mewaspadai serangan penyakit rabies. Memasuki minggu ke-2 Januari 2011 ............

Halaman 4

Empat Strategi Penanganan Rabies 2012

Bali sebagai destinasi pariwi-sata dunia dan menjadi tempat berlangsungnya event-event ............

Sebuah studi yang dilakukan oleh pakar rabies internasional FAO, Dr. Sunny Townsend dari University of Glasgow, mengungkapkan bahwa pemberantasan rabies .............

GUBERNUR INGATKAN KONSEP NGAYAH BAGI PARAJURU

DESA PAKRAMAN

GUBERNUR INGATKAN KONSEP NGAYAH BAGI PARAJURU

DESA PAKRAMAN

Pertegas Komitmen Jaga Kelestarian Bali

Sejalan dengan Visi Bali Mandara yang ter-tuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Bali Tahun 2008-2013, me-

lestarikan adat dan budaya Bali merupakan

bagian dari grand design mewujudkan

masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera. Lebih lanjut, eksistensi kebudayaan

daerah Bali menjadi prasyarat terwujudnya

Bali yang berbudaya, metaksu, dinamis,

maju, dan modern, seb-agaimana misi pertama dari tiga misi dalam visi

tersebut.

Oleh karena itu, Gubernur Bali Made Mangku

Pastika bersama Wakil Gu-bernur Bali Drs. Puspay-oga, meletakkan program pengembangan dan peles-tarian kebudayaan sebagai salah satu dari delapan pro-gram prioritas pembangu-nan daerah Bali.

Komitmen Gubernur tersebut dijabarkan dalam berbagai kegiatan yang terkait dalam pengemban-gan kebudayaan daerah, baik yang dikelola langsung oleh Pemerintah Provinsi melalui instansi terkait sep-

erti Dinas Kebudayaan, dan SKPD lainnya, maupun yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Dukungan yang di-berikan tidak hanya berupa dukungan materiil, seperti bantuan sosial untuk Desa Pakraman se-Bali sebagai kelembagaan, juga dalam bentuk bantuan sosial terha-dap berbagai kegiatan yang dilaksanakan oleh krama dan desa pakraman.

Dalam berbagai kesem-

patan Gubernur senantiasa mengajak seluruh kompo-nen masyarakat Bali, khu-susnya krama Bali untuk senantiasa konsisten men-jaga kelestarian adat dan budaya Bali yang berna-faskan agama Hindu, yang menjadi identitas sosio-kultural yang membedakan daerah Bali dengan dae-rah-daerah lainnya di tanah air. Gubernur menegaskan desa pakraman adalah ben-teng pelestarian kebuday- (Bersambung ke hal. 11)

Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Wakil Gubernur Bali Drs. Puspayoga saat Simakrama di Buleleng

aan daerah Bali, benteng ajegnya Bali.

Terakhir dalam kegiatan Simakrama Gubernur Bali dengan masyarakat di ka-bupaten Buleleng, pada hari Sabtu, 25 Pebruari yang lalu, Gubernur yang juga didampingi Bendesa Agung Majelis Utama Desa Pakra-man, Jero Gede Suwena menegaskan pentingnya keberadaan desa pakra-man dan peran parajuru di dalamnya. Gubernur men-

egaskan penjelasan Bend-esa Agung, tentang konsep ngayah yang harus menjadi landasan bagi para parajuru desa pakraman dalam pen-gabdiannya. Dalam konsep ngayah sudah jelas, tugas dan tanggung jawab pen-ganbdian dilaksanakan den-gan tulus ikhlas, dan tanpa pamrih.

Gubernur menyadari bahwa tugas parajuru desa

2

Diterbitkan oleh Biro Humas Setda Provinsi Bali Jalan Basuki Rahmat Niti Nandala RenonEmail : [email protected]

1 - 15 Pebruari 2012

Sebagai dampak dari peningka-tan pengetahuan

dan kesadaran masyarakat tersebut, telah divaksinasi hewan penular rabies se-banyak 289.360 ekor anjing, 20.243 ekor kucing dan 652 ekor kera di 4.363 banjar di Bali. Cakupan vaksinasi ra-bies pada anjing, yakni he-wan penular rabies utama di Bali telah mencapai 96% dari estimasi populasi anjing di Bali sebanyak 302.043 ekor. Cakupan vaksinasi tersebut telah melampaui target minimal yang telah

VAKSINASI RABIES MASSAL TAHAP TIGA DIGELAR

Kegiatan vaksinasi rabies massal tahap dua yang telah dilaksanakan

pada bulan Mei sam-pai dengan Juli 2011,

mencakup sosialisasi, vaksinasi dan eutanasi

hewan penular rabies yang dicurigai terserang

rabies dan yang mere-sahkan serta mengancam keselamatan masyarakat.

Kegiatan tersebut telah berhasil mensosialisasi-kan penyakit rabies dan

cara pencegahannya ke-pada 24.200 orang siswa

di 177 sekolah, 44.091 orang masyarakat di

banjar-banjar dalam 1.388 kali pertemuan, sehingga telah meningkatkan pen-getahuan dan kesadaran

masyarakat terhadap bahaya penyakit rabies.

ditetapkan di awal kegiatan sebesar 70%.

Cakupan vaksinasi ra-bies pada anjing yang men-capai lebih dari 70% terse-but berhasil menurunkan kasus rabies di tahun 2011. Kasus rabies pada hewan turun sebanyak 76% dan kasus rabies pada manu-sia turun sebanyak 72% dibandingkan dengan tahun 2010. Desa tertular rabies juga berkurang. Pada awal serangan rabies di Bali, se-banyak 281 desa tertular ra-bies. Namun saat ini tinggal 32 desa yang dinyatakan

masih terjangkit rabies karena di desa-desa terse-but masih terdapat anjing-anjing yang mengandung virus rabies. Sedangkan 249 desa lainnya sudah ti-dak ada kasus rabies dalam 6 bulan terakhir.

Kepala Dinas Peter-nakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Ir. I Putu Sumantra, M.App.Sc menjelaskan bahwa vaksi-nasi rabies massal tahap tiga yang pencanangannya di Semarapura, Klungkung pada tanggal 27 Maret 2012 mendatang, akan dilaku-

kan 3 kegiatan, yaitu vak-sinasi massal pada anjing dan hewan penular rabies lain, kontrol populasi atau sterilisasi anjing dan penert-iban anjing tak bertuan atau yang tidak dirawat dengan baik oleh pemiliknya. Vak-sinasi rabies massal tahap tiga digelar dalam 3 bulan yakni bulan Maret sampai dengan Juni 2012. Cakupan vaksinasi ditargetkan mini-mal 70% di desa-desa yang sudah tidak terjadi kasus ra-bies dan 100% di desa-desa yang masih dalam siklus ak-tif rabies.

Anjing tak bertuan atau yang tidak dirawat dengan baik oleh pemiliknya perlu mendapat perhatian, karena berdasarkan uji laboratorium Balai Besar Veteriner Bali, 86% dari anjing yang positif rabies dan menjadi anca-man bagi keselamatan ma-syarakat adalah anjing yang tak bertuan dan yang tidak jelas riwayat vaksinasinya. Untuk itu telah disiapkan se-banyak 550.000 dosis vaksin rabies dan 108 tim vaksinasi rabies yang terdiri dari 546 personal. Biaya yang diang-garkan untuk vaksinasi ra-bies massal ini sebanyak Rp. 13.817.359.500,- bersumber dari APBN dan APBD.

Keberhasilan vaksinasi rabies massal tahap tiga ini sangat penting untuk Bali Bebas Kasus Rabies 2012. Diharapkan pada akhir tahun 2012 tidak ada anjing yang positif rabies berdasarkan uji laboratorium dan tidak ada lagi orang yang meninggal karena rabies. Oleh sebab itu Sumantra, kembali men-gajak masyarakat untuk ber-partisipasi secara aktif dalam pelaksanaan vaksinasi ra-bies massal tahap tiga ini dengan melakukan vaksinasi rabies pada seluruh anjing-nya sejak berumur 4 min-ggu dan memelihara anjing secara bertanggung jawab. Informasi lebih lanjut men-genai vaksinasi rabies dapat menghubungi Hotline Rabies Bali 0812 301 34567.

(Leestyawati)

Masyarakat diharapkan berpasrtisipasi dalam menyukseskan Program Vaksinasi Massal Tahap ketiga Maret nanti.

Bali Bebas Kasus Rabies 2012

Empat Strategi Penanganan Rabies 2012Sebuah studi yang

dilakukan oleh pakar rabies in-

ternasional FAO, Dr. Sunny Townsend dari University of Glasgow, mengungkap-kan bahwa pemberantasan rabies dari Bali dapat men-jadi hasil yang realistis jika vaksinasi anjing berhasil di-laksanakan di tahun 2012. Studi Dr. Townsend men-gungkapkan bahwa kunci untuk mencapai keberhasi-lan pemberantasan virus rabies di akhir tahun 2012 adalah: 1) melaksanakan vaksinasi anjing massal di seluruh banjar selama 3 bu-lan untuk mencapai paling sedikit 70% populasi anjing

di tiap banjar, 2) menjaga anjing liar yang sudah di-vaksin agar tetap hidup un-tuk mempertahankan caku-pan vaksinasi yang tinggi, 3) mengurangi perputaran populasi anjing dengan ster-ilisasi anjing betina, dan 4) melanjutkan vaksinasi pada anjing liar dan anak anjing di seluruh kabupaten selama 6 bulan setelah kampanye ta-hap ketiga.

Perubahan penting yang terjadi pada program vaksi-nasi tahun 2012 ini adalah penggunaan kalung tahan lama untuk menandai an-jing liar (berkeliaran) yang sudah divaksinasi. Anjing liar yang sudah divaksinasi

merupakan aset terbesar dalam memberantas virus rabies secara cepat. Kare-na itu sangat penting un-tuk menandai mereka agar tetap terlindungi setelah di-vaksinasi.

Lebih dari 475.000 an-jing di seluruh pulau Bali ini telah divaksinasi selama kampanye vaksinasi an-jing massal tahap pertama dan kedua. Lebih dari 600 petugas pemerintah ber-partisipasi dalam pelak-sanaan kampanye tahap kedua untuk memastikan agar target tercapai. Keg-iatan komunikasi, informasi dan edukasi juga telah di-lakukan di sekolah-sekolah,

banjar, dan perusahaan-pe-rusahaan; kegiatan tersebut telah membantu meningkat-kan kesadaran masyarakat serta memberi dukungan pada kegiatan vaksinasi an-jing.

Keberhasilan kampanye tahap kedua dicapai melalui kerjasama yang erat antara Disnak dan Dinkes Provin-si, pemerintah pusat, dan bantuan teknis dari Organ-isasi Pangan dan Pertanian Persatuan Bangsa-Bangsa (UN-FAO), Organisasi Ke-sehatan Dunia (WHO), dan lembaga swadaya ma-syarakat.

Program pemberan-tasan rabies di Bali dida-

nai oleh Pemerintah Indo-nesia, dengan dukungan tambahan dari FAO, Badan Bantuan Pembangunan In-ternasional Australia (Aus-AID), dan Badan Bantuan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID), dengan dukungan sebelum-nya dari Masyarakat Dunia untuk Perlindungan Hewan (WSPA). Untuk kampanye tahap ketiga yang akan dim-ulai pada tanggal 27 Maret 2012 didanai oleh Pemerin-tah Pusat (APBN), Pemer-intah Daerah Provinsi Bali (APBD) bekerja sama den-gan Pemerintah Kabupaten/Kota, dan dukungan dana dari FAO. (Prana)

31 - 15 Pebruari 2012

Kepala Dinas Pe-ternakan dan Ke-sehatan Hewan

Provinsi Bali menjelaskan bahwa vaksinasi rabies massal tahap ketiga ini berlangsung 3 bulan, yaitu Maret sampai dengan Juni 2012, yang meliputi 3 keg-iatan yaitu vaksinasi mas-sal pada anjing dan hewan penular rabies lainnya, kon-trol populasi atau sterilisasi anjing, dan penertiban an-jing yang tidak bertuan atau yang tidak terawat dengan baik oleh pemiliknya.

Program pencegahan dan penanggulangan

rabies yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Kese-hatan Hewan

provinsi Bali pada tahun 2012 ini akan semakin

dimantapkan. Vaksinasi dua tahap telah dilak-

sanakan pada tahun 2011, serta telah menampak-

kan hasil yang signifikan dalam pe-ngurangan

kasus rabies di daerah Bali. Untuk tahun 2012 ini, akan dilaksanakan vaksinasi tahap ketiga

yang dimulai pada tang-gal 27 Maret 2012. Caku-

pan vaksinasi ditargetkan minimal 70% di desa-desa

yang sudah tidak terjadi kasus rabies dan 100%

di desa-desa yang masih dalam siklus aktif rabies.

Saat ini tinggal 32 desa di Bali yang dinyatakan masih terjangkit rabies.

MASYARAKAT AGAR MEWASPADAI ANJING LIAR TAK BERTUAN

Anjing yang tidak bertuan atau yang berkeliaran bebas perlu mendapat perhatian serius, karena berdasarkan uji laboratorium Balai Besar Veteriner Bali, terdapat 86% dari anjing yang positif ra-bies dan menjadi ancaman bagi keselamatan masyara-kat adalah anjing yang tidak bertuan dan yang tidak jelas riwayat vaksinasinya.

Kebiasaan membiarkan anjing berkeliaran di jalan membawa ancaman akan adanya ancaman gigitan anjing terutama kepada

pengguna jalan yang lewat. Di satu sisi, anjing adalah penjaga keamanan daerah atau menjadi penunggu suatu rumah, terutama di wilayah pedesaan. Tetapi jika dibiarkan berkeliaran tersebut, sisi negatifnya adalah mengancam setiap orang yang lewat, terlebih anjing itu galak, akan men-gancam menggigit siapa saja yang tidak dikenalnya, terutama yang dianggap mengganggunya. Terhadap hal ini masyarakat diharap-kan untuk tidak membiarkan anjing bebas berkeliaran tanpa pengawasan, tanpa perhatian. Harus dilakukan pula langkah merawatnya, seperti memberikan vaksin secara teratur, membersih-kan dan menjaga kesehat-annya. Tetapi jika ada anjing yang tidak bertuan, dengan kondisi kesehatan yang memprihatinkan, sebaiknya anjing tersebut dielemina-si. Langkah-langkah inilah yang diharapkan dipahami oleh masyarakat, dan dilak-sanakan di masing-masing lingkungannya.

Ada tiga langkah pen-anggulangan rabies, yaitu melakukan vaksinasi an-

jing, melakukan eleminasi atau memusnahkan anjing yang positif rabies, dan memberikan sosialisasi ke-pada masyarakat. Langkah sosialisasi antara lain den-gan mengajak masyarakat memelihara dan merawat anjing dengan sebaik-bai-knya, tidak membiarkan an-jing berkeliaran, serta men-getahui langkah-langkah penanganan setelah digigit anjing.

Di samping itu, di pihak pemerintah, diupayakan pe-nyediaan tenaga medis dan VAR yang siap diberikan kepada masyarakat yang tergigit anjing. Jadi jangan sampai terlambat upaya penanganan terhadap ma-syarakat yang digigit anjing. Untuk hal ini kiranya sudah berjalan dengan cukup baik. Bahwa penanganan korban tergigit anjing sudah sangat baik, baik itu di puskesmas maupun rumah sakit yang tersebar di seluruh Bali.

Menurut Sumantra, Pe-nyakit rabies disebabkan oleh virus rabies yang me-nyerang otak. Penyakit itu dapat menular dari hewan kepada manusia melalui hewan pembawa rabies

(HPR). Yang termasuk HPR terutama anjing, kucing, dan monyet. Di Indonesia sum-ber utama pembawa rabies adalah anjing. Selain di Bali, rabies juga banyak ditemu-kan di Flores, Maluku, Su-lawesi dan Jawa Barat.

Pemerintah sudah se-cara optimal mengupayakan langkah-langkah dalam mengatasi kasus rabies ini di Bali. Upaya optimal Pemerintah Provinsi Bali yang didukung oleh Pemer-intah Kabupaten/Kota se-Bali menunjukkan komitmen kuat pemerintah daerah un-tuk membebaskan masyara-katnya dari penyakit rabies, sekaligus menghilangkan kekhawatiran yang berkem-bang di masyarakat. Penu-runan kasus rabies dari tahun ke tahun, terutama sejak tahun 2009 yang lalu, mengindikasikan keberhasi-lan upaya ini mulai tampak. Untuk itu diperlukan kesada-ran seluruh komponen ma-syarakat untuk mendukung-nya, terutama yang paling sering dihadapi di lingkun-gan sekitar, adalah ban-yaknya anjing berkeliaran.

(Putra)

Kebiasaan membiarkan anjing berkeliaran di jalan membawa ancaman akan adanya ancaman gigitan anjing. Diperlukan kesadaran masyarakat untuk mengkandangkan binatang peliharaannya agar lebih aman.

Tekan Kasus Rabies

4 1 - 15 Pebruari 2012

Jumlah Kasus Gigi-tan Baru di awal tahun 2011 ini juga

terbilang masih tinggi yaitu mencapai 1.312 gigitan. Tersebar di Buleleng 275 kasus, Jembrana 16, Ta-banan 50, Badung 90, Den-pasar 111, Gianyar 109,

Klungkung 144, Bangli 39, Karangasem 49, RS San-glah 429. Dari jumlah terse-but, sebanyak 1.277 sudah mendapat VAR.

Mengantisipasi penyeba-ran rabies di Provinsi Bali, Stok VAR dinyatakan masih aman. Stok VAR di RS San-

Rabies Masih Mengancam, Stok VAR Aman

Masyarakat Pulau Dewata diharapkan

tetap mewaspadai se-rangan penyakit rabies. Memasuki minggu ke-2

Januari 2011, Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah mencatat

adanya 4 kasus rabies pada manusia. Satu kasus ditemukan di

Kabupaten Gianyar dan 3 kasus di Kabupaten Klungkung. Dari jum-lah tersebut, dua ka-

sus sudah dinyatakan positif rabies. Demikian penjelasan Kabag Pub-likasi dan Dokumentasi Biro Humas dan Proto-kol setda Provinsi Bali I Ketut Teneng, Jumat

(14/1).

glah tercatat 600 vial, Den-pasar 2.550 vial, Badung 6.800 vial, Tabanan dan Gianyar masing-masing 900 vial, Karangasem 650 vial, Klungkung dan Bangli masing-masing 1.000 vial, Jembrana 600 vial, Buleleng 860 vial dan Dinas Kesehat-

an Provinsi Bali 22.679. To-tal stop VAR hingga Jumat (14/1) tercatat 82.161 vial.

Melihat fakta di lapan-gan, masyarakat diharap-kan tetap mewaspadai pe-nyebaran penyakit rabies. Masyarakat diharapkan proaktif dengan melakukan

langkah-langkah antisipasi sebagaimana saran pihak terkait. Binatang peliharaan khususnya anjing jangan dibiarkan berkeliaran dan hendaknya dirawat den-gan baik. Serta, senantiasa menerapkan pola hidup se-hat. (Desak)

Petugas sedang memberikan vksin anti rabies kepdada anjing.

DUTA SMA BALI MANDARA JUARA PENELITI BELIA

Setelah berasil mempresentasi-kan hasil pene-

litiannya yang berjudul “Metode Koreksi Suku” dih-adapan para juri, duta SMA Bali Mandara yang diwakili oleh I Made Gita Kusuma Narendra dan Putu Handre Kerta Utama berhasil meny-isihkan pesaingnya, mereka dinobatkan sebagai juara I dalam Lomba Peneliti Be-lia yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali.

Sebagai juara II di-menangkan duta SMA Negeri 8 Denpasar yang diwakili oleh I Made Dalam Saputra Jagatdita, I Made Rumadi Putra, Ni Putu Dian Cipta Dewi, dengan judul penelitian “Pemanfaatan air abu dapur dalam upaya pemurnian garam dapur di pantai Kusamba Klungkung Bali”. Juara III duta dari SMAN 3 Denpasar yang diwakili Gusti Ayu Indah Lestari dan Ni Made Erika Suciari, dengan judul pene-

litian “Aplikasi sediaan sa-lep basis vaseli ektrak buah mahkota dewa (phaleria macrocarpa) dengan daun pegagan (centella Asiatica) dalam pengobatan scabies pada marmot (guinea pig)”. Juara harapan I duta SMPN Semarapura yang diwakili oleh Luh Putu Ega Surat-ningtyas dan I Gst Ayu Tika Indrani, dengan judul pene-litian “Pemanfaatan kertas tisu untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin pada jajanan anak sekolah”. Se-

dangkan juara harapan II di-menangkan oleh duta SMA Bali Mandara yang diwakili oleh Desak Made Nadia Ingrida Dewi dan I Made Gede Eris Dwi Wahyudi judul penelitian “Manfaat si mungil myrmecodia tuber-cosa sebagai obat anyang – anyangan”.

Kepada para juara penel-iti belia ini diberikan hadiah masing – masing berupa uang, piala dan piagam. Ke-pala Seksi Kesiswaan Pen-didik dan Tenaga Kepen-

didikan Disdikpora Provinsi Bali Drs. I Nyoman Tajem menjelaskan bahwa, juara I lomba Peneliti Belia yang diwakili oleh I Made Gita Ku-suma Narendra akan diberi pembinaan bulan April 2012 di Bandung untuk persiapan lomba ke tingkat internasi-onal di Belanda dan juara II dan III dipersiapkan untuk mengikuti lomba bulan Sep-tember 2012 tingkat Asia Fa-sifik di Palangkaraya.

(Pugra)

51 - 15 Pebruari 2012

Program BOS meru-pakan salah satu

program untuk memenuhi amanat

UUD dan UU No 20/2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional, yang me-

nyatakan bahwa Pemerintah dan

pemerintah daerah menjamin terseleng-

garanya wajib belajar minimal pada jenjang

pendidikan dasar tanpa memungut

biaya (Pasal 34 dalam UU Sisdiknas).

PENYALURAN DANA BOS 2012

Program BOS su-dah dimulai sejak tahun 2005, den-

gan sasaran seluruh seko-lah SD dan SMP baik negeri maupun swasta di seluruh Indonesia. Dari tahun ke ta-hun alokasi dana BOS men-galami peningkatan. Pada tahun 2011 total dana BOS sebesar Rp 16 trillun, se-dangkan pada tahun 2012 meningkat menjadi Rp 23 trillun.

Pada periode tahun 2012, dana BOS dialoka-sikan melalui mekanisme dekonsentrasi. Dana BOS dialokasikan dalam DIPA

Dinas Pendidikan Propinsi, kemudian oleh Dinas Pendi-dikan dana disalurkan lang-sung ke rekening sekolah dalam bentuk hibah. Den-gan mekanisme ini, dana BOS relatif cepat dapat dis-alurkan ke sekolah.

Untuk penyaluran dana

BOS di Provinsi Bali, un-tuk triwulan I penyaluran dana BOS dicairkan tang-gal 11 Januari 2012, dalam penyaluran triwulan I ini Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali mendapat apresiasi dari Kementerian

Pendidikan dan Kebuday-aan (Kemdikbud) RI berupa surat ucapan terimakasih, karena penyaluran dana BOS di Bali tepat waktu, kata Kepala Bidang Pendidikan Dasar, Disdikpora Provinsi Bali, Komang Mertadana, SH, MH, saat memberikan

pengarahan pada kegiatan verifikasi data BOS triwulan I, Kamis, 9 Februari 2012, bertempat di Ruang Sidang Disdikpora Provinsi Bali. Dalam kegiatan tersebut dihadiri 27 orang peserta terdiri dari Tim Manajemen Bantuan Operasional Seko-lah ( BOS ) Provinsi Bali, Ka-bupaten / Kota se Bali.

Kabid Dikdas juga me-nyampaikan bahwa pada tri-wulan I ada data BOS yang tercecer, untuk triwulan II dan seterusnya diharapkan data BOS sudah valid, se-hingga pencairan dana BOS lebih lancar, tepat waktu dan tepat sasaran. Begitu pula dengan pencairan dana Pendamping BOS yang ma-sih disiapkan Disdikpora Provinsi Bali diharapkan juga berjalan baik, namun pencairannya hanya sekali. Jumlah dana Pendamping BOS baik untuk Sekolah Negeri maupun Swata ma-sih sama dengan tahun lalu yaitu untuk SD sebesar Rp 25.000 per siswa per tahun dan untuk SMP sebesar Rp 50.000 per siswa per tahun. Penyaluran dana Pendamp-ing BOS untuk Sekolah Neg-eri lewat BKK dan penyal-uran bagi Sekolah Swasta diatur Disdikpora Provinsi Bali. (Pugra)

Kegiatan belajar mengajar di RSBI SD Tulangampiyang, Denpasar. (atas). Kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti siswa-siswi. (bawah)

6 1 - 15 Pebruari 2012

Jumlah berita yang dimuat sering lebih dari satu. Teknik pe-

nyajiannya sangat atraktif untuk menarik siapa saja yang berkesempatan meli-hat . Kesengajaan penyajian (setting) terlihat dari foto-fo-to yang full colour, halaman dasar yang diroaster dan grafis-grafisnya yang khu-sus. Karikaturnya luar bi-asa, kreatif, inovatif dan sangat impresif.

Mendapati sajian BP yang tidak biasa itu, dan dimuat terus menerus, sia-papun pasti berhasil tertarik perhatiannya pada awal-awalnya. Namun, setelah sekian lama, karena kand-ungan beritanya monoton, kesanitu hilang. Mengapa BP begitu? Mengapa berita-berita Pemprov masuk hala-man satu tiap hari padahal contentnya terkesan dicari-cari, kapasitas narasumber, prinsip keseimbangan dan prinsip cover bothsidenya tidak terpenuhi?

Titik Picu Setelah ditelusuri secara

sangat sederhana, ternya-ta, ada udang dibalik batu. Pemberitaan yang dalam kebanyakan penyajian ber-bau tendensius bahkan provokatif itu berawal dari kunjungan kerja Gubernur Bali Made Mangku Pastika (MP) ke Klungkung Minggu, 18 September 2011 melihat kondisi krama korban ben-trok antara Desa Kemon-ing dengan Budaga yang dirawat di rumah sakit. Usai melihat kondisi para korban, Gubernur diwawancarai se-jumlah wartawan.

Yang menarik, pada saat wawancara, wartawan BP Biro Klungkung tidak ada di lokasi. Namun, keeso-kan harinya, Senin, 19 September 2011, muncul berita utama (headline) di halaman satu BP dengan judul besar dan tebal (Pas-cabentrok Kemoning – Bu-daga) Gubernur : Bubarkan Saja Desa Pakraman. Judul yang sangat mengejutkan dan provokatif karena tidak ada sama sekali pernyataan MP seperti itu.

Tidak merasa mengelu-arkan pernyataan demikian, beberapa waktu kemudian, Gubernur mengajukan so-masi agar BP meminta maaf atas berita fitnah itu. Apa-lagi, perilaku sama diulang BP berkenaan pernyataan Gubernur Senin, 19 Sep-tember 2011, pukul 10.00 Wita dalam Sidang Pari-purna ke-4 tentang Jawa-ban Gubernur Atas Pan-dangan Umum Fraksi-fraksi terhadap Raperda tentang Perubahan APBD Tahun 2011 dan Raperda Kepari-wisataan Budaya Bali di Ru-ang Sidang Utama Gedung DPRD Bali. Dalam sidang tersebut Anggota Fraksi Golkar DPRD Bali Wayan Gunawan mengajukan in-trupsi menanyakan kasus Kemoning – Budaga dan berita di BP. Karena belum membaca, Gubernur men-jawab apa adanya. ”Saya belum baca koran itu. Jadi saya mohon maaf karena belum baca,” kata Guber-nur waktu itu (silakan lihat Video Galery pada www.baliprov.go.id).

Keesokan harinya, per-nyataan MP, jadi headline lagi. Intinya, Gubernur di-beritakan mengakui per-nyataan sebelumnya dan karenanya meminta maaf. Padahal, sesungguhnya tidak demikian. Judul itu 100% opini sepihak BP. Rakyat dipaksa menelan mentah-mentah! Bali TV ikut-ikutan memfitnah MP. Senin, 19 September 2011 sore, Bali TV menyiarkan dialog interaktif Bubarkan Saja Desa Pakraman.

Somasi MP mendapat jawaban yang tidak sesuai harapan. Bukannya minta maaf, BP malah minta MP menggunakan hak jawab. Sementara, MP berasumsi Hak Jawab sudah disam-paikan dalam sidang DPRD

Bali. Dari sinilah perseteru-an terbuka. BP bersikukuh MP belum menyampaikan Hak Jawab. Sementara MP menegaskan Hak Jawab sudah disampaikan. Karena Hak Jawab merupakan hak, MP mengatakan tidak ada kewajiban untuk menggu-nakan atau tidak. Media se-harusnya melakukan auto kritik atas kesalahan yang telah dilakukannya sendiri.

Mendapati sikap Gu-bernur seperti itu, pemilik BP naik pitam. Anak Ba-gus Gede Satria Naradha (SN) tak mau disalahkan. Ia melawan. Dengan penuh jumawa, arogan dan ber-lindung dibalik Undang-Un-dang Pers, setiap hari BP memuat berita provokatif, memojokkan dan menjelek-jelekkan Pemprov Bali. BP menunjukkan diri seb-agai media terbesar yang mampu menebar provokasi dalam sekejap.

Tebar provokasi per-tama : Gubernur berulang mengancam kemerdekaan pers. Karenanya, BP ber-hak melakukan apa saja membela kemerdekaan pers. Berita-berita pro-paganda sampai dengan penggalangan dukungan publik mengatasnamakan kemerdekaan pers dilaku-kan. Program Bali Mandara dikuliti. Publik yang tahu menahu duduk persoa-lan dilibatkan dalam kasus dengan kedok melakukan persembahyangan bersama ke pura Kahyangan Jagat. Doanya, agar kemerdekaan pers tetap tegak. Padahal itu hanya akal-akalan BP.

Tidak melihat niat baik BP memenuhi somasi, MP pun tak tinggal diam. Soma-si gagal diteruskan dengan proses hukum. Sikap De-wan Pers yang tidak secara tegas menyalahkan BP ikut menjadi penyebab BP digu-gat secara pidana maupun perdata. Dengan proses hu-kum ini, MP berharap, ada solusi damai selama masa mediasi 40 hari. Namun sayang, harapan itu gagal. Selama masa mediasi yang 40 hari itu pemilik BP, SN tidak sekalipun menghadiri mediasi. Sementara MP ha-dir terus untuk menghormati proses peradilan. Di saat MP datang, SN malah kian rancak menabuh gendrang perang perusakan reputasi MP. Semua dicari kelema-

han dan dikuliti kemudian dimuat. Ada atau tidak ada konfirmasi sepertinya ti-dak penting karena SN tak peduli lagi pada aturan jur-nalistik.

Titik BalikBerhari-hari dipaksa

menerima berita tak kompre-hensif membuat masyarakat bertanya-tanya. Kerinduan akan BP yang baik dan benar semakin besar. Na-mun setiap kali kerinduan itu datang dan jawaban BP monoton berupa keang-kuhan sajian berita-berita menjelek-jelekkan Pemprov Bali, muncul kesadaran di masyarakat : ada sesuatu tidak beres dibalik berita BP. Pesan tersembunyi yang ter-bungkus dibalik berita yang tidak informatif, tidak men-didik dan tidak profesional itu terbaca. Ketidakhadiran SN dalam persidangan kian menguatkan bedah analisis publik. Kemuakan dan ke-jenuhan pun membuncah di hati masyarakat. Mereka lantas mengekpresikannya dalam bentuk titik balik dari semula percaya pada BP balik percaya dan simpati pada MP. MP adalah kor-ban. MP adalah yang tera-niaya.

Berbagai forum diskusi dilaksanakan sampai mun-cul analisis SN melakukan apa yang disebut character assasination (pembunuhan karakter) terhadap MP. SN telah melakukan usaha-us-aha mencoreng nama baik dan harga diri MP sebagai Gubernur. SN mencari-cari kejelekan dan kelemahan MP dan kemudian melebih-lebihkan atau memanipulasi fakta untuk memberikan ci-tra tidak benar MP dimata publik. Dengan usaha-usa-ha seperti itu, mungkin SN berharap, akan terjadi pen-gadilan massa atau penga-dilan media massa (sepihak) terhadap MP. Pendapat itu tercetus karena secara teo-ritis, character assasination adalah sebuah model yang sengaja memuat dan me-nyiarkan berita bahwa ses-eorang melakukan kejahat-an atau pelanggaran norma sosial. Dalam usahanya itu, pemilik media tidak melaku-kan konfirmasi. Akibat yang diharapkan adalah rakyat memojokkan dan merusak reputasi seseorang sehing-ga yang bersangkutan men-

jadi terhambat karirnya serta akibat yang lebih besar.

Berhasilkah? Tidak. SN gagal. Enam bulan mem-bangun opini negatif, malah terjadi kebalikan. BP malah dinilai menganiaya MP. BP juga dicitrakan sebagai me-dia pembohong, tanpa kon-firmasi, melanggar kode etik jurnalistik, serta melanggar ketentuan Dewan Pers di-mana SN merupakan ang-gota Dewan Pers itu sendiri. Sikap MP mengajukan gu-gatan hukum malah didu-kung kian luas.

Dalam seminar pelun-curan buku kekerasan dalam dunia pers Aliansi Jurnalistik Independen (AJI) Indonesia cabang Bali di Hotel Nikki Denpasar, Rabu, 29 Febru-ari 2012 kasus MP dengan SN menjadi topik bahasan. Dalam forum itu, muncul as-pirasi, pemilik modal, pen-gelola dan pengasuh media massa hendaknya melaku-kan autokritik. BP yang menuding kekuasaan telah melakukan ancaman terha-dap kemerdekaan pers balik dipertanyakan, “Tidakkah BP sendiri telah mengancam kemerdekaan pers itu sendiri dengan menyuguhkan infor-masi melanggar kaidah-kadiah jurnalistik? Tidakkah semua itu hanya kepentin-gan pemilik modal?”

Di sisi lain, sikap berani MP menjaga konflik den-gan SN mendapat apresiasi. Kata mereka, dengan kasus itu, masyarakat bisa memetik banyak pelajaran. Masyara-kat jadi tahu banyak hal. Pertama, “Ooo begini toh caranya pemimpin Bali me-nyelesaikan konflik. Bukan dengan kekerasan, tetapi melalui jalur hukum yang ter-hormat.” Kedua, masyarakat terbuka wawasan dan daya kritisnya bahwa anggapan semua berita pers itu benar, ternyata tidak demikian ke-nyataanya. Ketiga, masyara-kat juga sadar, ada prob-lema serius di internal BP sehingga banyak karyawan-nya keluar dan ketika terjadi konflik mereka melawan BP. Para mantan karyawan BP bahkan membentuk Alian-si Media Bali dan menjadi penggerak sejumlah media dengan komitmen menegak-kan kadiah-kaidah jurnalistik yang jujur, baik dan benar. Dan keempat, masyarakat

“Character Assasination”Yang Gagal

Enam bulan tera-khir Bali Post (BP) rajin

memuat berita Pem-prov Bali. Ada saja

berita Pemprov yang dimuat BP sehingga

tiada hari tanpa berita Pemprov Bali. Halaman

muat berita itu tidak lagi melulu halaman dalam sebagaimana

sebelum-sebelumnya, tetapi di halaman satu. Sayangnya, sering kali

berita itu tanpa kon-firmasi dan kapasitas narasumbernya tidak layak masuk halaman

satu.

(Bersambung ke hal. 8)

71 - 15 Pebruari 2012

PEMPROV BALI TINGKATKAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR

JALAN

Bali sebagai destinasi pariwisata

dunia dan menjadi tempat berlang-sungnya event-

event internasional. Sosial dan budaya yang unik menjadi

daya tarik wisa-tawan mancanega-

ra. Untuk itu sarana dan prasarana ha-

rus menjadi perha-tian kita semua baik

pemerintah mau-pun masyarakat.

Semua pihak harus ikut ambil bagian untuk memperha-tikan kondisi Bali baik yang terkait

lingkungan hidup, budaya, keamanan maupun infrastruk-

tur.

Pembangunan in-frastruktur sebagai salah satu upaya

meningkatkan dan mem-percepat pertumbuhan eko-nomi dan merupakan salah satu cara untuk mengangkat citra pariwisata Bali di mata dunia. Ketika infrastruktur seperti misalnya jalan yang kurang bagus akan men-imbulkan isu strategis yag mempengaruhi citra pari-wisata. Isu strategis yang sering terdengar saat ini adalah kondisi jalan yang belum mantap, ditambah

volume lalu lintas yang san-gat padat, over weight (kele-bihan tonase) pada angku-tan barang sering menjadi penyebab terjadinya jalan rusak. Kondisi ini harus menjadi perhatian pemerin-tah dan memerlukan penan-ganan yang serius.

Ketika bicara mengenai penanganan muncul perma-salahan biaya penanganan jalan yang sangat besar, dan bila terjadi keterlam-batan penanganan keru-sakan kecil (pemeliharaan rutin) akan menyebabkan

kerusakan yang lebih parah sehingga harus ditangani dengan jenis penanganan yang lebih tinggi dengan pemeliharaan berkala mau-pun peningkatan jalan. Be-ban lalulintas yang melebihi daya dukung jalan di sepan-jang Jalan Provinsi di Bali menyebabkan kerusakan dini. Angka pertumbuhan lalu lintas yang jauh melam-paui pertumbuhan jaringan menyebabkan LHR menjadi semakin tinggi, berakibat tingkat pelayanan menjadi menurun.

Biaya pemeliharaan ja-lan sangat mahal, tetapi ti-dak setiap orang memahami bahwa jalan memberikan sumbangan yang jauh lebih tinggi terhadap pemenuhan kebutuhan hidup. Ada dam-pak merugikan yang dialami bila kondisi jalan tidak man-tap. Dampak kondisi jalan terhadap nilai ekonomi mak-ro dengan volume lalulintas disepanjang 240 km jalan provinsi di Bali diperkirakan ada kerugian ekonomis sebesar 6 milyar rupiah per hari. Untuk itu perlu adanya peningkatan kesadaran ma-syarakat akan pentingnya jalan, sehingga diharapkan masyarakat ikut memeli-haranya dengan menggu-nakan jalan sebagaimana mestinya.

Pembangunan infrastruk-tur jalan mendapat perhatian serius Pemerintah Provinsi Bali. Tahun 2011 anggaran infrastruktur sebesar 131,69 milyar rupiah, untuk tahun 2012 ini anggaran tersebut meningkat menjadi 143,76 milyar rupiah. Ketersediaan prasarana jalan yang baik dan berkualitas menjadi syarat mutlak dalam upaya memajukan perekonomian masyarakat dan merupakan salah satu faktor pendukung pembangunan sektor pari-

wisata. Kepala Biro Humas

Setda Provinsi Bali I Ketut Teneng menjelaskan ang-garan sebesar Rp. 143,76 milyar tersebut dialokasikan untuk penanganan infra-struktur jalan. Alokasi dana sebesar itu antara lain di-manfaatkan untuk pemeli-haraan jalan provinsi sebe-sar Rp. 68 milyar lebih atau sebesar 47,39 persen, pen-ingkatan jalan sebesar Rp. 70 milyar lebih atau 49,15 persen. Dana juga dialoka-sikan untuk perencanaan dan pengawasan tehnik ja-lan dan jembatan Rp. 4,7 milyar lebih serta koordinasi dan pemeliharaan peralatan sebesar Rp. 232,6 juta. Te-neng menambahkan, tak semua jalan di Bali ini sta-tusnya Jalan Provinsi, ada juga jalan nasional dan ka-bupaten.

Sesuai dengan data yang ada di Dinas PU Bali, panjang ruas jalan provinsi hingga saat ini mencapai 860,53 Km dan tersebar di sembilan kabupaten/kota. Dari total panjang ruas ja-lan tersebut, 17-20 persen mengalami kerusakan mulai kategori ringan hingga be-rat. Selain kepadatan lalu lintas dan kelebihan tonase, anomali cuaca belakangan ini makin memperparah kondisi jalan. Melalui penan-ganan secara intensif, Pem-prov Bali menargetkan 90 persen jalan provinsi dalam kondisi baik (mantap) pada tahun 2013 mendatang.

Gubernur Bali Made Mangku Pastika selalu re-sponsif terhadap keluhan masyarakat terkait dengan kerusakan jalan yang ada di wilayah Bali. Masyarakat mesti mengetahui bahwa tidak semua jalan yang ada di Bali berstatus jalan provinsi. Seperti kerusakan jalan di Jalur Yeh Embang-Jembrana baru-baru ini. Gu-bernur langsung memerin-tahkan instansi terkait untuk melakukan penanganan se-cara cepat. Terhadap beber-apa ruas jalan provinsi yang telah mengalami tingkat pelayanan jenuh, program-program pendukung mana-jemen dan rekayasa lalu-lintas menjadi skala prioritas untuk mengurangi kemac-etan lalu lintas pada ruas-ruas jalan provinsi. (Prana)

Pembangunan jalan mendapat perhatian serius Pemerintah Provinsi Bali. Tahun 2012 ini anggaran tersebut meningkat menjadi 143,76 milyar rupiah.

Percepat Pertumbuhan Ekonomi

8 1 - 15 Pebruari 2012

Penegakan supre-masi hukum ha-rus sejalan dengan

upaya membangun kesada-ran hukum masyarakat, se-hingga menjadi tugas kita bersama untuk mewujud-kan hal tersebut.

Pesatnya perkemban-gan pembangunan daerah Bali, membawa konsekue-nsi pada tingginya tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan. Dengan keter-batasan daya tampung dan daya dukung lingkungan, kompleksitas permasala-han tersebut, mengaki-batkan struktur dan fungsi dasar ekosistem penunjang kehidupan menjadi rusak. Pencemaran dan peru-sakan lingkungan hidup itu akan menjadi beban sosial dan merugikan kita semua.

Dalam perkembangan-nya, muncul sangat banyak pengaduan kasus pence-maran dan perusakan lingkungan, terutama pen-gaduan terkait dengan pelanggaran tata ruang dan pencemaran lingkungan. Hal itu disebabkan di satu sisi masih rendahnya kes-adaran pihak-pihak terkait dalam menjaga kelestar-ian lingkungan, lemahnya ketaatan masyarakat dalam melaksanakan ketentuan perundang-undangan. Se-

GUBERNUR AJAK SEMUAKOMPONEN TEGAKKANHUKUM LINGKUNGAN

Pembangunan bi-dang lingkungan

merupakan salah satu bidang strategis dalam

pembangunan dae-rah Bali. Program Bali Green Province meru-

pakan wujud komitmen Pemerintah daerah

dan seluruh komponen masyarakat Bali un-

tuk melestarikan alam dan lingkungan Bali. Komitmen dan keter-libatan nyata seluruh

pemangku kepentingan dalam pengelolaan dan pelestarian lingkungan

alam Bali, diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam mengatasi berkembangnya berb-

agai kasus lingkungan, terutama dalam upaya

menegakkan implemen-tasi hukum lingkungan.

mentara di sisi lain, pen-egakan hukum lingkungan juga belum optimal dilak-sanakan.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Penge-lolaan Lingkungan Hidup, mengatur instrumen pen-egakan hukum lingkungan secara lengkap. Dalam pelaksanaannya, kita tetap mendahulukan langkah-langkah preventif, yaitu melaksanakan pengendal-ian dampak lingkungan me-lalui pembinaan dan pen-gawasan serta instrumen perijinan. Apabila hal terse-but tidak diindahkan, maka kita akan menempuh me-kanisme penegakan hukum lingkungan secara normatif. Gubernur Bali Made Mang-ku Pastika berkomitmen untuk melaksanakan upaya hukum ini secara konsisten dan berkelanjutan.

Saat ini di tingkat Provin-si telah dibentuk Pos Pen-gaduan Pelayanan Penyele-saian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) guna me-nampung dan mencari solusi atas berbagai perma-salahan lingkungan hidup yang dihadapi masyarakat. Lembaga ini diharapkan dapat lebih dioptimalkan keberadaannya, sehingga akan lebih dirasakan man-

faatnya oleh masyarakat. Berbagai kendala, seperti terbatasnya Penyidik Pega-wai Negeri Sipil (PPNS) dan Pejabat Pengawas Lingkun-gan Hidup Daerah (PPLHD), Gubernur berharap dapat diatasi dengan peningka-tan kinerja dan mekanisme yang efektif.

Dalam Rapat Koordi-nasi Penegakan Hukum Lingkungan, yang dihadiri seluruh unsur Pemerintah Daerah di Bali serta seluruh pemangku kepentingan, be-berapa penekanan Guber-nur Bali adalah:

1. Kepada aparat pen-egak hukum, diharapkan dapat melaksanakan tugas dengan profesional untuk menciptakan keadilan bagi semua.

2. Kepada komponen terkait di kabupaten/kota diminta perhatiannya un-tuk hal-hal sebagai berikut : a.berupaya menjaga kele-starian lingkungan melalui berbagai bentuk kegiatan dengan melibatkan parti-sipasi aktif masyarakat; b. membentuk Pos Pengad-uan Pelayanan Penyelesa-ian Sengketa Lingkungan Hidup (P3SLH) di setiap kabupaten/kota; c. beru-paya meningkatkan kualitas aparat yang membidangi lingkungan hidup, sehingga

mampu memfasilitasi berb-agai pengaduan dan perma-salahan secara optimal; ser-ta d. mengoptimalisasikan koordinasi dengan berbagai komponen penegakan hu-kum, dalam pelaksanaan program penegakan hukum lingkungan.

Kita tidak ingin lingkun-gan alam Bali Bali, yang sebetulnya pula adalah po-tensi utama perkembangan pariwisata, akan rusak dan hancur. Oleh karena itu semua pemangku kepentin-gan harus berperan optimal secara simultan dan terinte-

grasi menangani kasus ini, sekaligus mengantisipasi perkembangannya.

Secara khusus, Gubernur Bali mencermati implemen-tasi penegakan hukum ling-kungan. Gubernur berharap ratusan bahkan ribuan ka-sus pengaduan pencema-ran, perusakan lingkungan, serta pelanggaran unsur hukum lingkungan lainnya yang telah masuk pada Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, diharapkan ditindaklanjuti kasus hukum-nya. “Paling tidak sepuluh kasus pelanggaran tindakan lingkungan harus diproses tahun ini”, tegas Gubernur. Tahun 2012 diharapkan menjadi tahun penindakan bagi para pelanggar hukum lingkungan. Saat ini memang pemerintah telah banyak melakukan sosialisasi terha-dap ketentuan yang berlaku. Hal tersebut belum efek-tif apabila tidak konsisten melaksanakan penegakan hukum.

Kita semua berharap komitmen Gubernur Bali ini mendapat dukungan seluruh pemangku kepentingan dan seluruh komponen masyara-kat Bali, sehingga Bali Green Province dapat segera kita wujudkan, yang pada haki-katnya adalah demi kes-ejahteraan masyarakat Bali. Citra Bali sebagai Pulau De-wata dengan alam yang in-dah dan lestari, harus terus kita pertahankan ditengah cita-cita kita mewujudkan masyarakat Bali yang maju, aman, damai dan sejahtera.

(Putra)

Kelompok Wanita Tani dari Simantri 005 Gapoktan Sumber Urip Desa Pengerangoan Pekutatan Jembrana berperan aktif dalam mengelola produksi kakao.

Menuju Bali Green Province

sadar dan tahu, banyak pelanggaran dilakukan BP. Terlalu mendewakan diri sebagai media industri yang tunduk pada kapitalis (pemi-lik modal) sehingga tak ada pembatasan antara berita advertorial dengan karya ju-rnalistik murni.

Demikianlah, usaha-usaha pembunuhan karak-ter MP yang dengan nyata telah dilakukan BP secara terus menerus berujung kegagalan. Masyarakat tak terprovokasi. Mereka malah menunjukkan kematangan-nya. Dengan bekal kearifan lokal dan keluguan yang diturunkan para leluhurnya,

masyarakat Bali memilih dan memilah mana berita yang jujur, baik dan patut diterima kemudian disikapi dan di-bela, dan mana yang tidak baik dan harus dibuang. Itulah ketahanan mental ma-syarakat yang lahir dari ilmu pengetahuan yang kom-prehensif dan budaya de-mokrasi panjang yang diser-tai praktek etika yang teruji. Salut untuk masyarakat Bali dan saatnya kedewasaan dan kematangan publik Bali ini dikelola dengan baik dan benar oleh para pemimpin di daerah ini.

Satyam eva jayate. Bali dwipa jaya. (Anom)

‘Character Assasination’ ............. (Sambungan Hal. 6)

91 - 15 Pebruari 2012

Perubahan cuaca ini ternyata tidak di-rasakan oleh ma-

nusia saja, bahkan hewan ternak peliharaan warga Lokapaksa pun merasakan efeknya, mulai dari anak-anak ayam, anjing yang pilek dan bahkan Sapi Bali pun ikut merasakan efeknya seperti mencret serentak dalam satu kandang bahkan hingga hampir satu wilayah di banjar Bukit Sakti, Desa Lokapaksa.

Dari sisi perlakuan kes-ehatan sapi-sapi yang ada dikandang koloni dari awal sudah mendapatkan per-lakuan lebih dibandingkan sapi-sapi milik warga yang tidak berkelompok, seperti : perlakuan vaksinasi, pem-berian multivitamin, peny-emprotan kandang dengan disinfektan serta pembersi-han kandang secara rutin setiap hari. Namun masih juga ada permasalahan ke-sehatan ternak.

Sepanjang pengamatan memang diakui dari sisi daya tahan tubuh sapi den-gan perlakuan khusus ini lebih tahan dibandingkan yang tidak mendapatkan perlakuan sama sekali, itu point plus pertama yakni : daya tahan tubuh mening-kat.

Disaat seperti ini peter-nak mesti lebih kreatif dalam hal menyiasati segala per-masalahan yang ada dalam upaya peningkatan daya tahan tubuh ternak sapi peliharaannya, serta lang-kah awal pencegahan dan penanggulangan penyakit pada ternak sapi mereka.

Dalam hal penanggulan-gan pertama, petani ternak

sebenarnya telah berpen-galaman dalam meracik loloh/jamu tradisional ternak mereka, hal ini terbukti dis-aat kumpul disore hari mem-beri pakan pada sapi di-kandang koloni para petani ternak sharing dan berbagi cerita menganai loloh/jamu tradisional pada ternak, mis-alnya resep untuk ternak sapi mencret, da banyak sekali resep yang petani ket-ahui dalam pencegahannya.

Untuk itu melalui media ini kami berbagi sebuah cerita dan pengalaman dari petaninya langsung yang telah mengaplikasikan re-sep-resep ini pada ternak mereka. Namun hal ini perlu pengkajian lebih lanjut oleh pihak yang berwenang guna pendekatan dari sisi ilmiah.

1. Membuat Jamu TernakJamu Ternak dibuat den-

gan tujuan untuk menjaga kesehatan ternak sapi itu sendiri agar lebih tahan ter-hadap kondisi cuaca yang akhir-akhir ini ekstrime sekali, serta mampu mem-perbaiki kondisi fisiologis ternak sapi itu sendiri. Nah bagaimana caranya mem-buat jamu ternak? Seperti yang sering dipraktekkan oleh petani di Kelompok Tani Ternak Pucak Manik adalah sebagai berikut :

Bahan-bahan : (diatur ses-uai kebutuhan)- Kunyit/Kunir- Kunyit Putih- Isen/Lengkuas/Laos

- Temu Lawak- Cekuh/Kencur- Bawang Putih- Sereh- EM4 Aktif- Gula Bali/Gula Jawa/Gula Merah/Molase

- Air Putih bersih (bebas pes t i s i da / racun / t i dak berkaporit)

Cara Pengolahan :Semua bahan dasar

tersebut diatas ditumbuk sampai halus, kemudian masukkan kedalam ember campur dengan air, ma-sukkan gula merah/molase dan EM4 aktif, aduk hingga merata dan tutup campuran ramuan tersebut hingga rapat. Lakukan Fermentasi

ini hingga 1 minggu, ke-mudian setelah 1 minggu ramuan siap diberikan ke-pada ternak dengan cara dituang kedalam botol dan berikan setiap pagi hari se-belum pemberian pakan.

Khasiat :Sapi Tahan terhadap pe-

rubahan cuaca, makan kuat, sehat, dan tidak mudah sakit

2. Obat MencretApabila Sapi mencret ini

biasanya disebabkan karena faktor makanan yang masih terlalu muda, atau karena bakteri karena lingkungan kandang yang tidak sehat, dapat diatasi dengan pem-berian jamu diantaranya :

Bahan :- Pucuk Daun Jambu Biji- Kulit Kayu Santen- Daun Waru- Beras 1 Genggam- Gula Merah/Molase- Garam Secukupnya

Cara Pengolahan :Semua bahan ditumbuk

halus, Kemudian dicampur sedikit air, peras dan saring bahan tersebut, air perasan dimasukkan kedaalam botol kemudian berikan pada sapi yang mencret tersebut. Dis-amping pemberian jamu juga diberikan pakan kering.

Perhatian : JIKA SAKIT BERLANJUT HUBUNGI DOKTER...........! (Prana-di-kutip dari KTT Pucak Manik)

Perubahan Cuaca yang begitu ekstrime dari musim hujan ke

musim kemarau sontak membuat kita kaget, ini sangat dirasakan sekali

efeknya bagi warga Desa Lokapaksa, ling-kungan yang awalnya

sejuk, adem dan pepo-honan yang rimbun

tiba-tiba dalam hitun-gan mingguan berubah menjadi kering, panas

di siang hari disertai anggin yang membawa

debu mengepul dan begitu dingin seakan membekukan tulang

dirasakan dimalam harinya.

Jamu Ternak Tradisional

Koloni ternak sapi Simantri 022 Tri Loka Amertha Desa Lokapaksa. Perlakuan kesehatan sapi-sapi yang baik dapat meningkatkan daya tahan terhadap perubahan cuaca.

10

UMKM memiliki potensi pasar yang menjanjikan namun memiliki keterbatasan hal agunan, maka diperlukan penjamin yang dapat mengatasi kesenjangan tersebut.

1 - 15 Pebruari 2012

Manajemen bank dalam menjalank-an fungsinya ber-

dasarkan prinsip hati-hati (prudential banking), karena dana yang dikelola adalah dana masyarakat yang mesti dipertanggungjawabkan ke-pada para pihak yang telah mempercayai penempatan dananya di bank.

Dengan adanya kedua belah pihak yang saling membutuhkan ini, yakni per-bankan yang masih memi-liki potensi untuk menyalur-kan kreditnya, sementara di sisi lain UMKM merupakan potensi pasar yang san-gat menjanjikan namun memiliki keterbatasan un-tuk memenuhi persyaratan bank, khususnya dalam hal agunan, maka diperlukan suatu institusi/ lembaga lain yang dapat mengatasi kes-enjangan tersebut. Institusi/ lembaga mana yang nanti-nya bersedia menjadi substi-tusi atas agunan fisik yang

dipersyaratkan oleh bank kepada UMKM yang memer-lukan support permodalan.

JBM Badan Usaha Milik Pemda Bali

Berdirinya perusahaan penjaminan kredit dae-rah (PPKD) termasuk JBM bermula dari adanya In-pres No. 6 tahun 2007 ten-tang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKM, Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2008 tentang Lem-baga Penjaminan yang selanjutnya diimplemen-tasikan melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.222/Pmk.010/2008 ta-hun 2008 dan PMK No. 99/PMK.010/2011 tahun 2011. Menindaklanjuti Inpres, Perpres dan PMK tersebut Pemerintah Daerah Provinsi Bali membentuk Perda No. 2 Tahun 2010 tentang Per-seroan Terbatas Penjami-nan Kredit Daerah Provinsi Bali. Maksud dan tujuan pembentukan pendirian JBM seperti tertuang dalam perda tersebut adalah turut serta melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah Dae-rah Bali dibidang ekonomi dan pembangunan, dengan melaksanakan kegiatan pen-jaminan kredit bagi Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi.

Sampai saat ini sudah tercatat 7 (tujuh) pemerintah daerah dan kota di Bali seb-agai pemegang saham JBM dengan modal disetor Rp. 52,175 milyar. Sebagai pe-rusahaan jasa penjaminan yang sepenuhnya milik Pem-da Provinsi Bali dan Pemda Kab/ Kota di Provinsi Bali dan dukungan modal dan komitmen calon pemegang saham merupakan modal

besar bagi manajemen JBM untuk melaksanakan misi perusahaan. Dukungan seperti ini mutlak diperlu-kan agar partner dan calon partner JBM mempercayai penjaminan kreditnya ke JBM, dan menjawab keragu-raguan partner JBM atas eksistensi perusahaan dan kepastian terbayarnya klaim bila macetnya pemenuhan kewajiban oleh nasabah partner JBM.

Sebagai salah satu PPKD, JBM wajib mengikuti berbagai peraturan sebagai pedoman operasionalnya yaitu tersebut diatas dan sebagai badan usaha ber-bentuk Perseroan Terbatas (PT), perusahaan tunduk pada undang-undang PT yang mengedepankan as-pek profesionalisme dalam pengelolaan usaha.

Partner Usaha dan Produk Penjaminan

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 99 ta-hun 2011 yang merupakan penyempurnaan PMK No. 222 tahun 2008, selain men-gatur tentang jumlah mini-mum modal disetor dari Rp. 50 milyard menjadi Rp. 25 milyard, juga memberi ru-ang yang luas bagi aktivitas operasional PPKD. Sesuai PMK No. 99 tahun 2011 se-lain memberikan jasa pen-jaminan dalam bentuk Pen-jaminan Kredit, perusahaan penjaminan dapat melaku-kan kegiatan sbb :• Penjaminan pinjaman

yang disalurkan koperasi kepada anggotanya.

• Penjaminan kredit dan/ atau pinjaman program kemitraan yang disalurkan badan usaha milik negara dalam rangka program ke-mitraan dan bina lingkun-gan (PKBL).

• Penjaminan penyaluran uang pinjaman dengan jaminan gadai dan fidusia.

• Penjaminan atas surat utang.

• Penjaminan transaksi da-gang.

• Penjaminan pengadaan barang dan/ atau jasa (surety bond).

• Penjaminan bank garansi (kontra bank garansi).

• Penjaminan surat kredit berdokumen dalam negeri (SKBDN).

• Penjaminan letter of credit (L/C).

• Penjaminan kepabeanan (custom bond).

• Jasa konsultasi manaje-men terkait dengan keg-iatan usaha Penjaminan dan

• Penjaminan lainnya setelah memperoleh per-setujuan Menteri.Dengan bertambah luas-

nya penjaminan yang diper-kenankan peraturan, maka PPKD dalam hal ini JBM bersama partner usahanya (bank, lembaga keuangan non bank, koperasi) lebih leluasa membuat inovasi produk kredit sesuai kebutu-han end user. Seperti yang sudah dilakukan selama ini yaitu penjaminan kepada para pedagang pasar dan penjaminan kredit linkage program, dan saat ini JBM sedang menyiapkan produk penjaminan pengadaan ba-rang dan jasa (surety bond) dan penjaminan bank ga-ransi (kontra bank garansi). Produk penjaminan JBM akan terus dikembangkan mengikuti produk (skim kredit/ pembiayaan) yang di-tawarkan partner usahanya.

Seiring pengembangan produk penjaminan JBM juga berencana menambah jaringan partner usaha, baik secara vertical dengan lem-baga penyalur kredit/ pem-biayaan seperti bank (lokal maupun nasional) juga men-jajagi lembaga keuangan non bank seperti modal ven-tura, koperasi dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Begitu juga secara horizon-tal, sesama perusahaan penjaminan/ asuransi yang mempunyai produk sejenis (co-guarantee) dan beker-jasama dengan perusahaan reasuransi dalam usaha untuk sama-sama berbagi risiko (sharing risk).

Tantangan JBMPemain baru, sebagai

perusahaan baru berdiri/ pemula (secara opera-sional kurang dari satu ta-hun) manajemen JBM lebih berkonsentrasi pada upaya-

upaya memperkenalkan (so-sialisasi) keberadaan JBM dan mengenal lebih banyak dan mempelajari lebih men-dalam kondisi usaha calon partner usaha. Upaya ini dilakukan karena core bus-sines perusahaan memang bersinggungan dengan risiko, sehingga diperlukan keahlian dalam me-manage risiko, sebagai antisipasi munculnya klaim diluar kend-ali perusahaan. Selain usaha itu juga menjalin kerjasama dengan perusahaan asuransi yang memiliki produk sejenis dan agen pemasaran.

Berbagai upaya terse-but mulai menemukan titik terang dengan ditandatan-ganinya perjanjian konsor-sium antara PT. Proteksi Antar Nusa (PAN) dengan 5 anggota konsorsium yaitu 2 (dua) perusahaan penjami-nan dan 3 (tiga) perusahaan asuransi. Sebagai anggota konsorsium dengan share 10%, JBM mempunyai kans besar untuk meningkatkan nilai penjaminan tahun 2012 mendatang.

Persaingan, dalam dunia usaha masalah kompetitor ti-dak dapat dihindari. Sebagai usaha yang baru dituntut upaya ekstra untuk meraih simpati partner usaha den-gan memberikan pelayanan yang optimal. Dampak dari rancunya rambu-rambu pe-rusahaan penjaminan dan asuransi juga menjadi pe-micu ketatnya persaingan. Perusahaan yang jenis usah-anya berbeda melakukan ke-giatan sejenis seperti perusa-haan kredit yang juga masuk ke ranah penjaminan kredit.

Ketatnya persaingan bagi pihak JBM harusnya tidak menjadi hambatan, namun harus dikelola secara sehat dan mencari peluang dengan inovasi produk penjaminan mengikuti skim kredit yang ditawarkan partner usaha ke-pada nasabahnya.

Risiko Usaha, sebagai sebuah perusahaan jasa penjaminan, PPKD termasuk JBM rentan terhadap isu ter-utama isu negative. Sebagai perusahaan yang tunduk pada Undang Undang Per-seroan Terbatas, JBM harus terbebas dari konflik kepent-ingan dan harus tetap terjaga sikap profesionalisme mana-jeman perusahaan. Disamp-ing itu diperlukan kearifan seluruh stakeholder (pihak yang berkepentingan), dalam mengelola informasi untuk sama–sama menjaga eksis-tensi satu-satunya perusa-haan penjaminan daerah mi-lik masyarakat Bali ini.

(Sarmini)

JBM, PELUANG DANTANTANGAN

Berdasarkan data Bank Indonesia, baru ter-catat sekitar 15% UMKM

yang menjadi debitur bank, jumlah yang relatif kecil dibandingkan den-gan total UMKM sekitar

50 juta unit. Pertan-yaannya mengapa baru

sebagian kecil UMKM yang mendapat akses ke

dunia perbankan pada-hal di sisi lain, Loan to

Deposit Ratio (atau rasio pemberian kredit diband-

ing dana pihak ketiga perbankan) masih sekitar

77%. Dalam hal ini bank tidak sepenuhnya dapat

disalahkan karena belum optimalnya menjalankan

fungsi intermediasi.

11

pakraman sangat berat, tugas-tugas bersifat sangat kompleks, tidak hanya uru-san sekala, tetapi juga ni-skala. Tugas niskala inilah yang harus dilaksanakan dengan ngayah. Jangan pernah ada minta pamrih dari ngayah ke niskala dan harus siap. Oleh karena itu, lanjut Gubernur, kalau ada yang tidak siap ngayah ke niskala dan hanya berorien-tasi pamrih atau mendapat-kan hasil sesuatu untuk dirinya, lebih baik jangan jadi parajuru. Atau parajuru yang bersifat begitu, lebih baik mundur.

Harapan Parajuru Desa Pakraman untuk mendapat-kan perhatian dan bantuan dari Pemerintah Daerah, disamping bantuan yang sudah ada, tentu sah-sah saja. Seperti pada kesem-patan Simakrama tersebut, Bendesa Adat Jagaraga, I Nyoman Sura menyampai-kan aspirasi kepada Gu-bernur, agar Pemerintah

memberikan bantuan atau insentif kepada Bendesa Adat di seluruh Bali.

Pemerintah Daerah me-lalui Gubernur Bali dan/atau Bupati/Walikota se-Bali tentu berupaya memenuhi harapan tersebut, dengan mempertimbangkan berb-agai aspek terutama ket-ersediaan anggaran dae-rah serta pijakan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perhatian Pemer-intah Provinsi Bali dalam tahun 2011, sebagai kelan-jutan dari tahun-tahun sebe-lumnya bahkan akan terus dilanjutkan tahun-tahun berikutnya, telah memberi-kan bantuan pemberday-aan kepada desa pakraman yang dikoordinasikan oleh beberapa SKPD. Seperti bantuan khusus keuangan yang digelontorkan lang-sung ke APBD Kabupaten/Kota masing-masing, sebe-sar Rp 4.413.400.000,- yang diperuntukkan bagi masing-masing bendesa

Pertegas Komitmen ..................... (Sambungan Hal. 1)

Selain itu rasio jumlah kunjun-gan pasien JKBM

jika dibandingkan dengan Jamkesmas mencapai 15 : 1 yang menandakan aksesibilitas JKBM yang tinggi. UPT JKMB bukan hanya menangani JKBM namun juga mengurusi pelayanan kesehatan lain-nya seperti Jamkesmas dan Jampersal agar pelay-anannya lebih baik.

Setelah meninjau UPT JKMB, Gubernur bergerak menuju Dinas Kesehatan untuk meninjau perangkat online JKBM. Di tempat ini Gubernur meminta un-tuk ditunjukkan data online penggunaan JKBM yang terhubung dengan puskes-mas dan RS. Sayangnya meskipun data bisa diak-ses, namun tidak dapat menunjukkan data secara langsung (real-time). “Har-usnya bisa melihat data se-cara real-time supaya bisa dianalisis,” ujar Gubernur. Menurutnya disinilah kon-sep maju yang diharapkan dari konsep Bali Mandara, sehingga ia memerintahkan agar segera diusahakan.

Untuk melihat langsung pasien Gubernur Pastika meninjau RS Indera dan sempat berbincang den-gan pasien di ruang tung-gu. Salah satunya Ketut

Wedana (74) yang mend-erita katarak. Kakek asal Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng ini menggunakan fasilitas JKBM meski tidak menge-tahui apa sebenarnya JKBM itu. Sembari bercanda Gu-bernur mengatakan tidak penting orang mengetahui JKBM itu apa, yang penting dampaknya benar-benar di-rasakan masyarakat.

Dari RS Indera Gubernur , memilih berjalan kaki di trotoar menuju UPT Labo-ratorium Kesehatan Provinsi Bali. Disana terungkap bah-wa ternyata Provinsi Bali me-miliki fasilitas laboratorium kesehatan yang lengkap dan nyaman. Gubernur memu-ji tempat itu karena bisa memberi kenyamanan lebih baik daripada milik swasta. Tak lama disana Gubernur melanjutkan sidak di pusk-esmas Dentim 1 Denpasar yang terletak bersebelahan. Disana Gubernur melihat langsung kendala di lapan-gan pelaksanaan JKBM on-line. Menurut petugas pusk-esmas JKBM online sudah berjalan namun masih terk-endala pada sistem dan SD-Mnya. Menurutnya sudah ada sistem yang masih perlu digabungkan dan diperlukan tenaga khusus karena ma-sih ada administrasi manual sebagai konsekuensi dari

penerapan Permendagri No. 32 tahun 2011.

Diakhir kunjungan Gu-bernur mengatakan sidak ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh peran JKBM mampu meningkatkan de-rajat kesehatan masyarakat kita. Ini diperlukan sebagai langkah evaluasi bagian mana saja yang perlu di-perbaiki atau ditingkatkan. “Saya perlu tahu kondisi nyata di lapangan, karena kalau tidak begitu saya menerima gambaran yang tidak komplit. Saya harus tahu persis aspek kepeser-taannya bagaimana, aspek manajemen atau adminis-trasinya bagaimana, aspek klaimnya, karena harus didukung dengan angga-ran yang benar dan kemu-dian aspek manfaat bagi rakyat, karena kalau kita mau meningkatkan kualitas masyarakat, kesehatannya harus baik,” ujarnya. Menu-rutnya dari segi pelayanan JKBM sudah baik, memang ada kendala pada mana-jemen administrasi yang harus menyesuaikan den-gan peraturan yang sifat-nya nasional. “Oleh karena itu satu-satunya jalan kita siapkan operator khusus di tiap-tiap titik pelayanan ke-sehatan untuk menginput urusan ini,” tutupnya.

(Desak)

1 - 15 Pebruari 2012

adat sebesar Rp 250.000,-. Kemudian bantuan ke-pada 1.482 desa pakraman masing-masing Rp 55 juta dikoordinasikan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, dengan jumlah seluruhnya Rp 81.510.000.000,-. Di samping itu juga ada ban-tuan sosial untuk kegiatan sosial-keagamaan yang diselenggarakan oleh krama desa pakraman atau desa pakraman yang dikoordinasikan oleh Biro Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Bali. Serta bantuan-bantuan lainnya kepada lembaga-lembaga tradisional d desa pakra-man khususnya, yang se-cara langsung maupun ti-dak langsung mendukung pengembangan dan pele-starian kebudayaan dae-rah Bali.

Sebenarnya yang lebih penting dan mendesak adalah pengoptimalisasi-kan bantuan yang diarah-kan pada pembangunan dan pengembangan eko-

nomi kreatif krama desa pakraman dan pemberday-aan lembaga ekonomi milik desa pakraman. Program ini sudah dilaksanakan Pemerintah Daerah saat ini. Dengan semakin ber-dayanya krama dan lem-baga desa pakraman maka kesejahteraan krama dapat ditingkatkan, dan men-dorong eksistensi desa pakraman untuk semakin

berkembang dan menun-jukkan identitas kultural-nya.

Walaupun demikian, Gubernur tetap mengajak seluruh Bendesa dan Para-juru Desa Pakraman untuk tidak berorientasi pada ada atau tidaknya bantuan atau insentif dari Pemerintah Daerah.

(Putra)

Gubernur Mangku Pastika Sidak Pelaksanaan JKBM

Gubernur Bali Made Mangku Pastika melaku-kan inspeksi mendadak pelaksanaan program

Jaminan Kesehatan Bali Mandara (JKBM), Senin(12/2). Inspeksi dimulai dengan men-

datangi UPT Jaminan Kesehatan Masyarakat Bali (JKMB) di Jl. Cut Nyak Dien, Renon. Di UPT yang

beroperasi sejak 18 Januari 2012 yang lalu ini Gubernur mendapat penjelasan perkembangan

pelaksanaan JKBM dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Nyoman Suteja. Dari total 3,9

juta penduduk Bali , jumlah masyarakat Bali yang tertanggung oleh JKBM di tahun 2012 sebanyak

3,2 juta orang.

12 1 - 15 Pebruari 2012

Pada Tahun Anggaran 2009 lalu, Pemer-intah Provinsi Bali mengadakan kegiatan

Pengembangan Sistem Jaringan Komunikasi Terinskripsi Pemantauan Keamanan Terpadu

Standar Internasional (PSJKT-PKT-SI) yang ber-tujuan untuk melakukan deteksi dini dan lebih

cepat terhadap potensi bencana alam, bencana non alam maupun bencana sosial di seluruh

wilayah Bali.

Karo Humas Provin-si Bali Drs. I Ketut Teneng, SP, M.Si

mengemukakan di Den-pasar, Rabu, 15 Februari

2012, untuk kegiatan terse-but Pemprov Bali menga-lokasikan dana sebesar Rp.20 milyar. Namun dari pagu anggaran tersebut te-

realisasi hanya Rp16,361 milyar lebih. Dana tersebut dipergunakan untuk pem-bangunan enam komponen kegiatan yakni : (1) pem-bangunan infrastruktur ja-ringan dan ruang kendali; (2) sistem pemantauan digi-tal (CCTV) dan terminal dis-play yang didalamnya ter-masuk pengadaan satu unit LED TV; (3) pembangunan sistem informasi emergensi; (4) pembangunan sistem pelacakan posisi armada dengan GPS; (5) perangkat pendukung lainnya; dan (6) pembangunan sistem ap-likasi dan layanan informasi pengamanan berupa portal/website. Dengan demikian, tidak benar kalau ada berita yang menyebutkan dana tersebut hanya dipergunak-an untuk pengadaan LED TV seperti yang diberitakan melalui salah satu media.

Lebih lanjut Ketut Te-neng juga menginformasi-kan bahwa dari hasil pemer-ikaan BPK RI Perwakilan Bali Nomor 10.C/BPK.DPS/06/2010 tanggal 12 Juni 2010 ditemukan adan-ya perbedaan harga dalam pembangunan Sistem Ap-likasi dan Layanan Infor-masi Pengamanan (Por-tal/Website). Bukan pada pengadaan LED TV seperti yang selama ini diopinikan salah satu media di Bali. Atas dasar temuan tersebut, Tim Tuntutan Perbendaha-raan dan Tuntutan Ganti Rugi (TPTGR) melakukan evaluasi dan klarifikasi ber-dasarkan dokumen terha-dap rincian biaya pengelu-aran pembangunan Sistem Aplikasi dan Layanan Infor-

masi Pengamanan (portal/website) itu.

Dari hasil evaluasi dan klarifikasi TPTGR tersebut ditemukan adanya perbe-daan harga hanya pada komponen biaya langsung non personil pembangunan Sistem Aplikasi dan Layan-an Informasi Pengamanan (portal/website) sebesar Rp. 758.100.000,- (tujuh ra-tus lima puluh delapan juta seratus ribu rupiah). Per-bedaan harga tersebut be-rasal dari komponen biaya pendukung kantor sebesar Rp.515.900.000,-; biaya akomodasi dan operasional sebesar Rp.18.700.000,-; dan biaya transportasi sebe-sar Rp.223.500.000,-. Hasil evaluasi dan klarifikasi TPT-GR tersebut telah ditindak-lanjuti dengan menyetorkan ke kas daerah pada tahun 2010. “Pada tahapan ini kami anggap masalah sudah se-lesai sesuai ketentuan yang berlaku,” ungkap Teneng.

Namun demikian, Teneng mengakui, terakhir ada lagi berkembang informasi yang disampaikan melalui salah satu media bahwa masih ter-dapat perbedaan harga sebe-sar Rp.3 milyar lebih. Perbe-daan harga tersebut konon berasal dari hasil pengkajian ulang BPK Pusat. Meskipun demikian, Teneng menegas-kan, sampai saat ini Pemprov Bali belum menerima secara resmi hasil pengkajian ulang BPK Pusat dimaksud. Apabi-la nanti Pemprov Bali sudah menerima secara resmi, di-pastikan Pemprov Bali akan menindaklanjutinya sesuai aturan yang berlaku. (Anom)

LED TV MERUPAKAN BAGIAN SISTEM PERINGATAN DINI