Tablet
description
Transcript of Tablet
Oleh : Robert Tungadi, S.Si., M.Si., Apt.
Definisi Tablet F. I (ed IV) Tablet : sediaan padat
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.
Tablet bervariasi : - Bentuk - Ukuran - Bobot
Tergantung pada jumlah bahan obat dan cara pemberian yang diinginkan.
Kelebihan Bentuk Sediaan TabletMudah disimpan dan mudah dibawa.Mempunyai kestabilan yang tinggi.Zat aktif yang merataRasa dan bau tidak enak dari obat
tidak terasa.Pelepasan zat aktif dapat diatur.Dapat dibuat secara besar-besaran.Cara pemakaiannya mudah
Kekurangan Bentuk Sediaan Tablet
Proses pembuatan cukup rumit → tergantung sifat zat aktif dan aditif
Efek terapi secara umum lambat Tidak dapat diberikan pada
pasien yang tidak dapat menelan / muntah
Tidak dapat diberikan pada bayi
Proses disolusi (pelarutan) dan absorpsi dr
Obat dlm darah danObat dlm darah danCairan biologis lainnya serta Cairan biologis lainnya serta
jaringanjaringan
Zat aktifZat aktifdlm larutandlm larutan
PartikelPartikelhalushalus
GranulGranulAtauAtau
agregatagregat
desintegrasidesintegrasi deagregasideagregasi
disolusidisolusidisolusidisolusi
absorpsiabsorpsi
disolusidisolusi
ObatObat(Tablet)(Tablet)
Rute Pemberian ObatKelompok Resorpsi, Kerja Lokal Jenis Tablet
Tablet per Oral
• Saluran pencernaan makanan
• Kerja dihambat
~ Tablet umum~ Tablet kunyah~ Tablet bersalut tipis~ Tablet efervesen~ Tablet bersalut~ Tablet tahan asam~ Tablet berlapis banyak
Tablet Oral • Rongga mulut dan ruang rahang• Di bawah lidah• Pada kantung pipi
~ Tablet hisap~ Tablet subingual~ Tablet bukal
Tablet Parentral
• Pembuluh darah, otot• Jaringan di bawah kulit
~ Tablet injeksi~ Tablet implantasi
Tablet untuk Penggunaan Luar
Permukaan tubuh dan lubang – lubang tubuh
~ Tablet larut~ Tablet vaginal~ Tablet rektal~ Tablet dental
Studi preformulasi : proses mengoptimasi formula obat, dengan cara determinasi sifat-sifat fisika dan kimia yang diperlukan dalam formulasi sediaan yang stabil, efektif dan aman.
Zat aktif dan zat aditif
Komponen tablet Zat aktif saja
Zat Aktif Zat aktif : zat yang akan bekerja secara
farmakologis dalam tubuh Proses terhadap zat aktif tergantung pada :
1) Dosis yang dibutuhkan2) Sifat fisika dan kimia zat aktif dan eksipien3) Sifat nature obat4) Tujuan pemakaian5) Problem – problem absorpsi atau bioavailabilita6) Granulasi dan metode tableting yang
digunakan
Zat Tambahan (Aditif) TabletPengisi (filler, diluents)Pengikat (binder)Pelincir (lubricant)Penghancur (disintegran)Zat warnaPemanis
MempengaruhiKatakteristik
Tablet
Mempengaruhi biofarmasetika,
stabilita dan keperluan marketing
Bahan Pengisi = Diluent Pengisi = Diluen adalah zat yang
ditambahkan ke dalam massa tablet untuk mencapai bobot tablet yang diinginkan
Contoh Bahan Pengisi :LAKTOSA USP MONOHIDRAT = C12H22O11.H2OLAKTOSA USP ANHIDRAT = C12H22O11
SPRAY-DRIED LAKTOSA USPSTARCH USP = PATI (C6H10O5)n n = 300-
1000DIRECTLY COMPRESSIBLE STARCH (Sta-Rx-
1500)
MANITOL USP = C6H14O6
SORBITOL USP MIKROKRISTALIN SELLULOSA NF
(AVICEL) DIBASIK KALSIUM FOSFAT DIHIDRAT (NF) SUKROSA USP POWDER KALSIUM SULFAT DIHIDRAT (NF) EMDEX DAN CELUTAB DEKSTROSA (CERELOSE)
Pengikat atau Adhesif Tablet Tujuan penambahan pengikat atau
adhesif adalah untuk meningkatkan daya kohesivitas serbuk yang mungkin diperlukan untuk membentuk granul sehingga jika dikompersi akan membentuk massa yang kohesif atau kompak sebagai tablet
Contoh Pengikat atau Adhesif untuk sistem granulasi1) AKASIA2) TRAGAKAN3) SUKROSA4) GELATIN5) GLUKOSA6) PATI7) SELLULOSA = metil sellulose & CMC8) POLIVINIL PIRROLIDON (PVP) = POVIDON
~ KOLLIDON ~PLASDONE
9) NISSO HYDROXY PROPYL CELLULOSE (NHPC)
Penghancur = Disintegran
Disintegran digunakan untuk mempermudah hancurnya tablet
Disintegran dapat ditambahkan sebelum granulasi, selama tahap lubrikasi atau kedua tahap tersebut
Disintegran menurut tempat kerjanya terbagi menjadi dua, yaitu Disintegran Intragranular dan Disintegran Ekstragranular
Mekanisme hancurnya tablet akibat bahan penghancur :Mengembangnya bahan penghancurTerbentuknya gas karbondioksida
3NaHCO3 + H3C6H5O7 3H2O + 3CO2 + Na3C6H5O7
Terbentuknya gas oksigen
Contoh bahan penghancurSTARCH = PATICLAYS VEEGNUM &
BENTONITSELLULOSA Meti Sellulosa &
CMCALGINATGOM
Lubrikan, Antiadheren dan Glidan
Tiga problem yang sering terjadi pada pembuatan tablet :
Aliran Granul massa cetak Adhesi bahan dengan punch dan
die Pelepasan tablet dari ruang die
(ejection)
Fungsi Lubrikan
Lubrikan Sejati = PelincirContoh : Mg Stearat
Glidan = PelicinContoh : pati jagung, talk
Antiadheren = Anti Lengket. Contoh : pati jagung, talk
Hydrophobic = tidak larut air %Logam stearat (Ca, Mg, Zn) 0,5 - 2,0Natrium laurit sulfate bersama Ca stearat0,5 - 2,0Asam stearat (serbuk halus) 1,0 - 3,0Talk 1,0 - 5,0Pati Jagung 5,0 - 10,0
Yang larut dalam Air %Na Benzoate atau Na asetat 1,0 - 5,0NaCl 5,0 - 20,0Na & Mg lauril sulfat 1,0 - 3,0
Metode Pembuatan TabletSecara Kompresi
Metode Granulasi Basah
• Penghalusan zat aktif dan eksipien• Pencampuran serbuk• Penyiapan larutan pengikat• Pembasahan campuran serbuk dengan larutan pengikat untuk membentuk massa yang basah• Pengayakan kasar massa yang basah dengan ayakan 6 - 12 mesh• Pengeringan granul yang lembab• Pengayakan granul kering dengan ayakan 14 - 20 mesh• Pencampuran granul yang telah diayak dengan lubrikan• Kompresi tablet
Evaluasi Granul1. Uji Kandungan Lembab
Kandungan lembab ditentukan dengan cara ditimbang, granul basah dan setelah dikeringkan. Kandungan lembab dinyatakan sebagai “Moisture Content” (MC) yang dihitung dengan rumus:
2. Uji Susut pengeringan Susut pada saat pengeringan dinyatakan sebagai “Loss On Drying” yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan berat basah, yang dihitung dengan rumus:
%100kering granulBobot
kering granulBobot -basah granulBobot % xMC
%100basah granulBobot
kering granulBobot -basah granulBobot %LOD x
3. Uji Sudut IstirahatGranul/sampel yang telah kering ditimbang sebanyak 25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam corong yang lubang dibawahnya ditutup, kemudian diratakan permukaannya. Pada bagian corong diberi alas.Tutup bawah corong dibuka sehingga granul dapat mengalir ke atas meja yang telah dilapisi kertas grafik. Diukur tinggi dan jari-jari dasar timbungan granul yang terbentuk. Sudut istirahat dihitung dengan rumus:
keterangan : α = sudut istirahath = tinggi timbunan granuld = diameter timbunan granul
d
[2h]tan
4. Uji Kecepatan AlirPengujian dilakukan seperti pada pengujian sudut istirahat. Waktu alir ditentukan dengan menggunakan “stopwatch” dihitung pada saat granul mulai mengalir hingga granul berhenti mengalir. Kecepatan air dihitung dengan rumus:
5. Penetapan Bobot Jenis SejatiPengujian Bj sejati dilakukan dengan cara ditimbang piknometer 50.0 ml yang kosong (a). Kemudian piknometer diisi dengan paraffin cair dan ditimnbang kembali (b).
alirWaktu
granulBobot alirKecepatan
50
a - b Paraffin Bj
Granul sampel sebanyak 1 gram diisikan ke dalam piknometer kosong, kemudian ditimbang (c), lalu paraffin cair ditambahkan ke dalamnya sehingga penuh dan ditimbang kembali (d).
6. Uji Bj Nyata, Bj Mampat, dan PorositasSebanyak 25 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml dan dicatat volumenya (Vo). Kemudian dilakukan pengetukan dengan alat dan dicatat volume ketukan ke-10, ke-50, dan ke-500, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut:
d)(a-b)(c
cairparaffin a)xBj-(c SejatiKerapatan
(Vo) awal Volume
granulBobot NyataKerapatan
Mampat Volume
GranulBobot Mampat Kerapatan
%100]SejatiKerapatan
MampatKerapatan -[1 Porositas x
Metode Granulasi Kering
• Penghalusan zat aktif dan eksipien• Pencampuran serbuk yang telah dihaluskan• Kompresi menjadi tablet yang besar dan kasar (slug)• Penghancuran/ penggilingan• Pengayakan menjadi granul• Pencampuran lubrikan dan disintegrasi• Kompresi tablet
Metode Cetak Langsung• Penghalusan zat aktif dan eksipien• Pencampuran• Kompresi tablet
Keuntungan Metode Cetak Langsung :1.Ekonomis2.Eliminasi panas dan lembab3.Mempercepat disolusi4.Ukuran partikel seragam
Keterbatasan Metode Cetak Langsung :1.Teknologi2.Zat aktif3.Pemilihan eksipier sangat kritis4.Dapat terjadi pemisahan
Eksipien ideal untuk tablet cetak langsung :
1) Kemampuan mengalir tinggi2) Kompresibilitas tinggi3) Inert secara fisiologi4) Tersatukan dengan berbagai
zat aktif5) Tidak menunjukkan adanya
perubahan sifat fisika atau kimia, serta stabil terhadap udara, kelembapan dan panas
6) Mempunyai kapasitas yang tinggi untuk mengencerkan zat aktif
7) Tidak berwarna dan tidak berasa
8) Dapat diwarnai9) Relatif tidak mahal10) Mempunyai raba mulut
(mouth feel) yang baik, khususnya jika digunakan untuk tablet kunyah
11) Tidak mempengaruhi bioavailabilita zat aktif
12) Ukuran partikelnya ekivalen dgn kebanyakan zat aktif
13) Dapat dicetak ulang (rework) tanpa mengurangi sifat aliran dan atau kompresibilitasnya
14) Mempunyai profil tekanan dan kekerasan yang baik
Contoh Pengisi Pengikat Untuk Tablet Cetak Langsung:
- Dikalsium fosfat (Emcompress)- Spray Dried Lactose- Avicel
Pengikat Untuk Tablet Cetak Langsung:- Polivinil Pirrolidon- Nisso Hidroksi Propil Sellulosa (N-HPC) 1-5%
Disintegrasi Untuk Tablet Cetak Langsung:- Low Substitusi Hydroxy Propyl Cellulose
(L-HPC)LH - 11LH - 20 Untuk zat aktif hidrofobLH - 21LH - 22 Untuk zat aktif hidrofilLH - 31 Untuk zat hidrofobKonsentrasi yang lazim digunakan 3-15% untuk memperbaiki lubrikasi dapat ditambah Mg meta silikat aluminant atau light 0.5 - 2%
- Natrium Starch Glikosat (Primojel) Konsentrasi 2 - 8% yang optimum 4%
Masalah dalam pembuatan tabletMasalah yang dapat muncul selama proses pembuatan tablet
adalah:1. CAPPING
Adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari bahan tablet.
2. CHIPPINGAdalah keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong. Penyebabnya adalah ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.
3. CRACKINGAdalah keadaan dimana tablet pecah, lebih sering dibagian atas tengah.
4. LAMINASIAdalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih. Umumnya keretakan/ pecahnya tablet terjadi segera setelah komprosi atau beberapa jam/hari.
5. PICKINGAdalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch.Penyebabnya pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang dikomprosi adalah bahan berminyak atau lengket.
6. STICKINGAdalah keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi). Penyebabnya adalah punch kurang baik dan tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.
7. MOTTLINGAdalah keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.
8. BINDINGBiasanya menunjukkan lubrikasi yang tidak memadai.
Evaluasi TabletEvaluasi Tablet
Untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan memenuhi kriteria tablet yang baik, diperlukan beberapa pengujian, diantaranya adalah:
1. Uji PenampilanTablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogen distribusi zat warna atau tidak, tablet cacat fisik atau tidak.
2. Uji KekerasanDilakukan dengan hardness tester, kekerasan tablet diukur terhadap luas permukaan tablet, dengan menggunakan beban yang dinyatakan dengan kilogram. Satuan kekerasan adalah kg/cm2. (menurut Paros, 4 - 8kg/cm2 untuk tablet normal).
Tablet yang keras diperlukan untuk mencegah kerusakan fisik selama transportasi dan penyimpanan. Makin keras suatu tablet akan makin baik, asal waktu hancur dan disolusinya memenuhi persyaratan.
3. Uji FriabilitasDilakukan dengan friabilator, menggunakan 20 tablet. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu. Tablet yang baik mempunyai friabilitas <1% (Persyaratan Friabilitas Roche).
a = Bobot total tablet sebelum diujib = bobot total tablet setelah diuji
%100a
b - a f x
Uji friabilita umumnya dilakukan selama 15 - 30 menit, tergantung spesifikasi alat. Friabilita yang >1% dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan kekerasan tablet (menambah pengikat atau meningkatkan kekuatan kompresi).
4. Uji Keseragaman BobotUji dilakukan terhadap 20 tablet, dengan cara menimbang satu per satu. Hitung bobot rata-ratanya, maka menurut F.I. III menyatakan bahwa tidak lebih dari 2 tablet mempunyai penyimpangan yang lebih dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan yang lebih besar dari kolom B, yang tertera dalam daftar berikut ini:
Bobot Rata-rata (mg) Deviasi Maksimum
A B
25 15 30
26 - 150 10 20
151 - 300 7.5 15
300 5 10
5. Uji Waktu HancurDilakukan terhadap 6 tablet, menggunakan disintegran tester. Persyaratan F.I: kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula atau salut selaput.
6. Uji Keseragaman UkuranUntuk tujuan mudah digunakan dan estetik, kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih besar dari 3 kali dan tidak boleh lebih kecil ⅓ kali lebih tebal tablet. Uji dilakukan terhadap 20 tablet.
7. Uji Keseragaman KandunganUji ini dilakukan jika tablet mengandung zat aktif <50 mg. Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet.
Persyaratan : Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang kadarnya di luar rentang 85 - 115% dari kadar rata-rata dan tidak boleh lebih dari 1 tablet yang kadarnya di luar rentang 75 - 125% dari kadar rata-rata.
8. Uji DisolusiUji ini dilakukan untuk mengetahui kapan zat aktif mulai dilepaskan dan kapan tercapai kadar maksimum di dalam medium disolusi, serta bagaimana profil disolusi zat aktif secara in vitro.