Tablet

37
Oleh : Robert Tungadi, S.Si., M.Si., Apt.

description

tablet ppt

Transcript of Tablet

Page 1: Tablet

Oleh : Robert Tungadi, S.Si., M.Si., Apt.

Page 2: Tablet

Definisi Tablet F. I (ed IV) Tablet : sediaan padat

mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.

Tablet bervariasi : - Bentuk - Ukuran - Bobot

Tergantung pada jumlah bahan obat dan cara pemberian yang diinginkan.

Page 3: Tablet

Kelebihan Bentuk Sediaan TabletMudah disimpan dan mudah dibawa.Mempunyai kestabilan yang tinggi.Zat aktif yang merataRasa dan bau tidak enak dari obat

tidak terasa.Pelepasan zat aktif dapat diatur.Dapat dibuat secara besar-besaran.Cara pemakaiannya mudah

Page 4: Tablet

Kekurangan Bentuk Sediaan Tablet

Proses pembuatan cukup rumit → tergantung sifat zat aktif dan aditif

Efek terapi secara umum lambat Tidak dapat diberikan pada

pasien yang tidak dapat menelan / muntah

Tidak dapat diberikan pada bayi

Page 5: Tablet

Proses disolusi (pelarutan) dan absorpsi dr

Obat dlm darah danObat dlm darah danCairan biologis lainnya serta Cairan biologis lainnya serta

jaringanjaringan

Zat aktifZat aktifdlm larutandlm larutan

PartikelPartikelhalushalus

GranulGranulAtauAtau

agregatagregat

desintegrasidesintegrasi deagregasideagregasi

disolusidisolusidisolusidisolusi

absorpsiabsorpsi

disolusidisolusi

ObatObat(Tablet)(Tablet)

Page 6: Tablet

Rute Pemberian ObatKelompok Resorpsi, Kerja Lokal Jenis Tablet

Tablet per Oral

• Saluran pencernaan makanan

• Kerja dihambat

~ Tablet umum~ Tablet kunyah~ Tablet bersalut tipis~ Tablet efervesen~ Tablet bersalut~ Tablet tahan asam~ Tablet berlapis banyak

Tablet Oral • Rongga mulut dan ruang rahang• Di bawah lidah• Pada kantung pipi

~ Tablet hisap~ Tablet subingual~ Tablet bukal

Tablet Parentral

• Pembuluh darah, otot• Jaringan di bawah kulit

~ Tablet injeksi~ Tablet implantasi

Tablet untuk Penggunaan Luar

Permukaan tubuh dan lubang – lubang tubuh

~ Tablet larut~ Tablet vaginal~ Tablet rektal~ Tablet dental

Page 7: Tablet

Studi preformulasi : proses mengoptimasi formula obat, dengan cara determinasi sifat-sifat fisika dan kimia yang diperlukan dalam formulasi sediaan yang stabil, efektif dan aman.

Zat aktif dan zat aditif

Komponen tablet Zat aktif saja

Page 8: Tablet

Zat Aktif Zat aktif : zat yang akan bekerja secara

farmakologis dalam tubuh Proses terhadap zat aktif tergantung pada :

1) Dosis yang dibutuhkan2) Sifat fisika dan kimia zat aktif dan eksipien3) Sifat nature obat4) Tujuan pemakaian5) Problem – problem absorpsi atau bioavailabilita6) Granulasi dan metode tableting yang

digunakan

Page 9: Tablet

Zat Tambahan (Aditif) TabletPengisi (filler, diluents)Pengikat (binder)Pelincir (lubricant)Penghancur (disintegran)Zat warnaPemanis

MempengaruhiKatakteristik

Tablet

Mempengaruhi biofarmasetika,

stabilita dan keperluan marketing

Page 10: Tablet

Bahan Pengisi = Diluent Pengisi = Diluen adalah zat yang

ditambahkan ke dalam massa tablet untuk mencapai bobot tablet yang diinginkan

Contoh Bahan Pengisi :LAKTOSA USP MONOHIDRAT = C12H22O11.H2OLAKTOSA USP ANHIDRAT = C12H22O11

SPRAY-DRIED LAKTOSA USPSTARCH USP = PATI (C6H10O5)n n = 300-

1000DIRECTLY COMPRESSIBLE STARCH (Sta-Rx-

1500)

Page 11: Tablet

MANITOL USP = C6H14O6

SORBITOL USP MIKROKRISTALIN SELLULOSA NF

(AVICEL) DIBASIK KALSIUM FOSFAT DIHIDRAT (NF) SUKROSA USP POWDER KALSIUM SULFAT DIHIDRAT (NF) EMDEX DAN CELUTAB DEKSTROSA (CERELOSE)

Page 12: Tablet

Pengikat atau Adhesif Tablet Tujuan penambahan pengikat atau

adhesif adalah untuk meningkatkan daya kohesivitas serbuk yang mungkin diperlukan untuk membentuk granul sehingga jika dikompersi akan membentuk massa yang kohesif atau kompak sebagai tablet

Page 13: Tablet

Contoh Pengikat atau Adhesif untuk sistem granulasi1) AKASIA2) TRAGAKAN3) SUKROSA4) GELATIN5) GLUKOSA6) PATI7) SELLULOSA = metil sellulose & CMC8) POLIVINIL PIRROLIDON (PVP) = POVIDON

~ KOLLIDON ~PLASDONE

9) NISSO HYDROXY PROPYL CELLULOSE (NHPC)

Page 14: Tablet

Penghancur = Disintegran

Disintegran digunakan untuk mempermudah hancurnya tablet

Disintegran dapat ditambahkan sebelum granulasi, selama tahap lubrikasi atau kedua tahap tersebut

Disintegran menurut tempat kerjanya terbagi menjadi dua, yaitu Disintegran Intragranular dan Disintegran Ekstragranular

Page 15: Tablet

Mekanisme hancurnya tablet akibat bahan penghancur :Mengembangnya bahan penghancurTerbentuknya gas karbondioksida

3NaHCO3 + H3C6H5O7 3H2O + 3CO2 + Na3C6H5O7

Terbentuknya gas oksigen

Page 16: Tablet

Contoh bahan penghancurSTARCH = PATICLAYS VEEGNUM &

BENTONITSELLULOSA Meti Sellulosa &

CMCALGINATGOM

Page 17: Tablet

Lubrikan, Antiadheren dan Glidan

Tiga problem yang sering terjadi pada pembuatan tablet :

Aliran Granul massa cetak Adhesi bahan dengan punch dan

die Pelepasan tablet dari ruang die

(ejection)

Page 18: Tablet

Fungsi Lubrikan

Lubrikan Sejati = PelincirContoh : Mg Stearat

Glidan = PelicinContoh : pati jagung, talk

Antiadheren = Anti Lengket. Contoh : pati jagung, talk

Page 19: Tablet

Hydrophobic = tidak larut air %Logam stearat (Ca, Mg, Zn) 0,5 - 2,0Natrium laurit sulfate bersama Ca stearat0,5 - 2,0Asam stearat (serbuk halus) 1,0 - 3,0Talk 1,0 - 5,0Pati Jagung 5,0 - 10,0

Yang larut dalam Air %Na Benzoate atau Na asetat 1,0 - 5,0NaCl 5,0 - 20,0Na & Mg lauril sulfat 1,0 - 3,0

Page 20: Tablet

Metode Pembuatan TabletSecara Kompresi

Metode Granulasi Basah

• Penghalusan zat aktif dan eksipien• Pencampuran serbuk• Penyiapan larutan pengikat• Pembasahan campuran serbuk dengan larutan pengikat untuk membentuk massa yang basah• Pengayakan kasar massa yang basah dengan ayakan 6 - 12 mesh• Pengeringan granul yang lembab• Pengayakan granul kering dengan ayakan 14 - 20 mesh• Pencampuran granul yang telah diayak dengan lubrikan• Kompresi tablet

Page 21: Tablet

Evaluasi Granul1. Uji Kandungan Lembab

Kandungan lembab ditentukan dengan cara ditimbang, granul basah dan setelah dikeringkan. Kandungan lembab dinyatakan sebagai “Moisture Content” (MC) yang dihitung dengan rumus:

2. Uji Susut pengeringan Susut pada saat pengeringan dinyatakan sebagai “Loss On Drying” yaitu suatu pernyataan kadar kelembaban berdasarkan berat basah, yang dihitung dengan rumus:

%100kering granulBobot

kering granulBobot -basah granulBobot % xMC

%100basah granulBobot

kering granulBobot -basah granulBobot %LOD x

Page 22: Tablet

3. Uji Sudut IstirahatGranul/sampel yang telah kering ditimbang sebanyak 25 gram, kemudian dimasukkan ke dalam corong yang lubang dibawahnya ditutup, kemudian diratakan permukaannya. Pada bagian corong diberi alas.Tutup bawah corong dibuka sehingga granul dapat mengalir ke atas meja yang telah dilapisi kertas grafik. Diukur tinggi dan jari-jari dasar timbungan granul yang terbentuk. Sudut istirahat dihitung dengan rumus:

keterangan : α = sudut istirahath = tinggi timbunan granuld = diameter timbunan granul

d

[2h]tan

Page 23: Tablet

4. Uji Kecepatan AlirPengujian dilakukan seperti pada pengujian sudut istirahat. Waktu alir ditentukan dengan menggunakan “stopwatch” dihitung pada saat granul mulai mengalir hingga granul berhenti mengalir. Kecepatan air dihitung dengan rumus:

5. Penetapan Bobot Jenis SejatiPengujian Bj sejati dilakukan dengan cara ditimbang piknometer 50.0 ml yang kosong (a). Kemudian piknometer diisi dengan paraffin cair dan ditimnbang kembali (b).

alirWaktu

granulBobot alirKecepatan

50

a - b Paraffin Bj

Page 24: Tablet

Granul sampel sebanyak 1 gram diisikan ke dalam piknometer kosong, kemudian ditimbang (c), lalu paraffin cair ditambahkan ke dalamnya sehingga penuh dan ditimbang kembali (d).

6. Uji Bj Nyata, Bj Mampat, dan PorositasSebanyak 25 gram granul dimasukkan ke dalam gelas ukur 250 ml dan dicatat volumenya (Vo). Kemudian dilakukan pengetukan dengan alat dan dicatat volume ketukan ke-10, ke-50, dan ke-500, lalu dilakukan perhitungan sebagai berikut:

d)(a-b)(c

cairparaffin a)xBj-(c SejatiKerapatan

(Vo) awal Volume

granulBobot NyataKerapatan

Mampat Volume

GranulBobot Mampat Kerapatan

%100]SejatiKerapatan

MampatKerapatan -[1 Porositas x

Page 25: Tablet
Page 26: Tablet

Metode Granulasi Kering

• Penghalusan zat aktif dan eksipien• Pencampuran serbuk yang telah dihaluskan• Kompresi menjadi tablet yang besar dan kasar (slug)• Penghancuran/ penggilingan• Pengayakan menjadi granul• Pencampuran lubrikan dan disintegrasi• Kompresi tablet

Page 27: Tablet

Metode Cetak Langsung• Penghalusan zat aktif dan eksipien• Pencampuran• Kompresi tablet

Keuntungan Metode Cetak Langsung :1.Ekonomis2.Eliminasi panas dan lembab3.Mempercepat disolusi4.Ukuran partikel seragam

Keterbatasan Metode Cetak Langsung :1.Teknologi2.Zat aktif3.Pemilihan eksipier sangat kritis4.Dapat terjadi pemisahan

Page 28: Tablet

Eksipien ideal untuk tablet cetak langsung :

1) Kemampuan mengalir tinggi2) Kompresibilitas tinggi3) Inert secara fisiologi4) Tersatukan dengan berbagai

zat aktif5) Tidak menunjukkan adanya

perubahan sifat fisika atau kimia, serta stabil terhadap udara, kelembapan dan panas

6) Mempunyai kapasitas yang tinggi untuk mengencerkan zat aktif

7) Tidak berwarna dan tidak berasa

8) Dapat diwarnai9) Relatif tidak mahal10) Mempunyai raba mulut

(mouth feel) yang baik, khususnya jika digunakan untuk tablet kunyah

11) Tidak mempengaruhi bioavailabilita zat aktif

12) Ukuran partikelnya ekivalen dgn kebanyakan zat aktif

13) Dapat dicetak ulang (rework) tanpa mengurangi sifat aliran dan atau kompresibilitasnya

14) Mempunyai profil tekanan dan kekerasan yang baik

Page 29: Tablet

Contoh Pengisi Pengikat Untuk Tablet Cetak Langsung:

- Dikalsium fosfat (Emcompress)- Spray Dried Lactose- Avicel

Pengikat Untuk Tablet Cetak Langsung:- Polivinil Pirrolidon- Nisso Hidroksi Propil Sellulosa (N-HPC) 1-5%

Page 30: Tablet

Disintegrasi Untuk Tablet Cetak Langsung:- Low Substitusi Hydroxy Propyl Cellulose

(L-HPC)LH - 11LH - 20 Untuk zat aktif hidrofobLH - 21LH - 22 Untuk zat aktif hidrofilLH - 31 Untuk zat hidrofobKonsentrasi yang lazim digunakan 3-15% untuk memperbaiki lubrikasi dapat ditambah Mg meta silikat aluminant atau light 0.5 - 2%

- Natrium Starch Glikosat (Primojel) Konsentrasi 2 - 8% yang optimum 4%

Page 31: Tablet

Masalah dalam pembuatan tabletMasalah yang dapat muncul selama proses pembuatan tablet

adalah:1. CAPPING

Adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari bahan tablet.

2. CHIPPINGAdalah keadaan dimana bagian bawah tablet terpotong. Penyebabnya adalah ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die.

3. CRACKINGAdalah keadaan dimana tablet pecah, lebih sering dibagian atas tengah.

4. LAMINASIAdalah pemisahan tablet menjadi dua bagian atau lebih. Umumnya keretakan/ pecahnya tablet terjadi segera setelah komprosi atau beberapa jam/hari.

Page 32: Tablet

5. PICKINGAdalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch.Penyebabnya pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang dikomprosi adalah bahan berminyak atau lengket.

6. STICKINGAdalah keadaan dimana granul menempel pada dinding die (ada adhesi). Penyebabnya adalah punch kurang baik dan tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.

7. MOTTLINGAdalah keadaan dimana distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.

8. BINDINGBiasanya menunjukkan lubrikasi yang tidak memadai.

Page 33: Tablet

Evaluasi TabletEvaluasi Tablet

Untuk mengetahui apakah tablet yang dihasilkan memenuhi kriteria tablet yang baik, diperlukan beberapa pengujian, diantaranya adalah:

1. Uji PenampilanTablet diamati secara visual, apakah terjadi ketidakhomogen distribusi zat warna atau tidak, tablet cacat fisik atau tidak.

2. Uji KekerasanDilakukan dengan hardness tester, kekerasan tablet diukur terhadap luas permukaan tablet, dengan menggunakan beban yang dinyatakan dengan kilogram. Satuan kekerasan adalah kg/cm2. (menurut Paros, 4 - 8kg/cm2 untuk tablet normal).

Page 34: Tablet

Tablet yang keras diperlukan untuk mencegah kerusakan fisik selama transportasi dan penyimpanan. Makin keras suatu tablet akan makin baik, asal waktu hancur dan disolusinya memenuhi persyaratan.

3. Uji FriabilitasDilakukan dengan friabilator, menggunakan 20 tablet. Parameter yang diuji adalah kerapuhan tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu. Tablet yang baik mempunyai friabilitas <1% (Persyaratan Friabilitas Roche).

a = Bobot total tablet sebelum diujib = bobot total tablet setelah diuji

%100a

b - a f x

Page 35: Tablet

Uji friabilita umumnya dilakukan selama 15 - 30 menit, tergantung spesifikasi alat. Friabilita yang >1% dapat diperbaiki dengan cara meningkatkan kekerasan tablet (menambah pengikat atau meningkatkan kekuatan kompresi).

4. Uji Keseragaman BobotUji dilakukan terhadap 20 tablet, dengan cara menimbang satu per satu. Hitung bobot rata-ratanya, maka menurut F.I. III menyatakan bahwa tidak lebih dari 2 tablet mempunyai penyimpangan yang lebih dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan yang lebih besar dari kolom B, yang tertera dalam daftar berikut ini:

Bobot Rata-rata (mg) Deviasi Maksimum

A B

25 15 30

26 - 150 10 20

151 - 300 7.5 15

300 5 10

Page 36: Tablet

5. Uji Waktu HancurDilakukan terhadap 6 tablet, menggunakan disintegran tester. Persyaratan F.I: kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15 menit (untuk tablet tidak bersalut) dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula atau salut selaput.

6. Uji Keseragaman UkuranUntuk tujuan mudah digunakan dan estetik, kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak boleh lebih besar dari 3 kali dan tidak boleh lebih kecil ⅓ kali lebih tebal tablet. Uji dilakukan terhadap 20 tablet.

7. Uji Keseragaman KandunganUji ini dilakukan jika tablet mengandung zat aktif <50 mg. Pengujian dilakukan terhadap 10 tablet.

Page 37: Tablet

Persyaratan : Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang kadarnya di luar rentang 85 - 115% dari kadar rata-rata dan tidak boleh lebih dari 1 tablet yang kadarnya di luar rentang 75 - 125% dari kadar rata-rata.

8. Uji DisolusiUji ini dilakukan untuk mengetahui kapan zat aktif mulai dilepaskan dan kapan tercapai kadar maksimum di dalam medium disolusi, serta bagaimana profil disolusi zat aktif secara in vitro.