Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD...

19
29 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksankan di SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari yang masing-masing berjumlah 238 Dan 115 siswa. Sementara sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Beteng (sebagai kelas kontrol) berjumlah 25 siswa dan siswa kelas IV SD Negeri Jebengsari (sebagai kelas eksperimen) berjumlah 21 siswa. Rekapitulasi jumlah siswa kedua SD tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut : Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari Kec. Salaman, Kab. Magelang Kelas Kelompok Jenis Kelamin Jumlah siswa Laki-laki Perempuan IV SD Negeri Beteng Kontrol 13 12 25 IV SD Negeri Jebengsari Eksperimen 8 13 21 Jumlah Keseluruhan 46 4.2 Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang semester genap tahun pelajaran 2011/2012 dilakukan masing-masing 3 kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan yaitu seperti pada tabel 4.2 berikut :

Transcript of Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD...

Page 1: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subyek Penelitian

Penelitian ini dilaksankan di SD Negeri Beteng dan SD Negeri

Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari

yang masing-masing berjumlah 238 Dan 115 siswa. Sementara sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri

Beteng (sebagai kelas kontrol) berjumlah 25 siswa dan siswa kelas IV SD

Negeri Jebengsari (sebagai kelas eksperimen) berjumlah 21 siswa.

Rekapitulasi jumlah siswa kedua SD tersebut dapat dilihat pada tabel 4.1

berikut :

Tabel 4.1Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari Kec.

Salaman, Kab. Magelang

Kelas KelompokJenis Kelamin Jumlah

siswaLaki-laki Perempuan

IV SD Negeri

BetengKontrol 13 12 25

IV SD Negeri

JebengsariEksperimen 8 13 21

Jumlah Keseluruhan 46

4.2 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian di SD Negeri Beteng dan SD Negeri

Jebengsari Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang semester genap

tahun pelajaran 2011/2012 dilakukan masing-masing 3 kali pertemuan.

Kegiatan yang dilakukan yaitu seperti pada tabel 4.2 berikut :

Page 2: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

30

Tabel 4.2Jadwal Kegiatan Penelitian di SD Negeri Beteng dan SD Negeri Jebengsari

Kecamatan Salaman Kabupaten MagelangNo. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan

1 Kamis,15 Maret 2012 • Perkenalan dengan siswa kelas

kontrol dan memberikan pretes.

2 Jum’at,16 Maret 2012 • Kegiatan pembelajaran 1 pada

kelas kontrol tentang pengaruh

kenampakan bumi.

3 Sabtu, 17 Maret 2012 • Kegiatan pembelajaran 2 pada

kelas kontrol tentang pengaruh

kenampakan benda langit.

• Memberikan posttest.

4 Kamis, 22 Maret 2012 • Perkenalan dengan siswa kelas

eksperimen dan memberikan

pretest.

5 Jum’at 23 Maret 2012 • Kegiatan pemebelajaran 1 pada

kelas eksperimen tentang

pengaruh kenampakan bumi.

6 Sabtu, 24 Maret 2012 • Kegiatan pemebelajaran 2 pada

kelas eksperimen tentang

pengaruh kenampakan benda

langit.

• Memberikan posttest.

4.3 Uji Prasyarat

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif, sehingga peneliti perlu memaparkan hasil dari analisis data

penelitian seperti, analisis validitas instrument, realibilitas instrument, uji

homogenitas, dan uji normalitas.

Page 3: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

31

4.3.1 Analisis Validitas Instrumen Tes

Uji validitas dilaksanakan pada hari sabtu, 25 februari 2012 di SD

Negeri Beteng. Uji validitas ini dilaksanakan di kelas IV A dengan jumlah

siswa sebanyak 25 orang siswa. Berdasarkan hasil uji validitas tersebut,

hasil yang diperoleh pada tahap pertama pengolahan data dengan bantuan

SPSS 16.0 for windows adalah terdapat 20 dari 50 item soal yang tidak

valid karena memiliki koefisien corrected item to total correlation

dibawah 0,3 yaitu soal nomor 6, 7, 8, 17, 19, 20, 28, 31, 32, 33, 41, 42, 43,

44, 45, 46, 47, 48, 49, dan 50. Analisis selanjutnya, soal yang tidak valid

dikembalikan dan dilakukan pengolahan data kembali. Dari hasil analisis

kedua maka diperoleh hasil akhir setiap soal adalah valid karena memiliki

koefisien corrected item to total correlation diatas 0,3.

Dari hasil akhir pengolahan data tersebut dapat diketahui

banyaknya jumlah soal yang dapat digunakan dalam penelitian ini adalah

sebanyak 30 item soal. Sebaran soal-soal yang valid dan tidak valid dapat

dilihat pada tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3Validitas Instrumen Pre Test dan Posttest

Valid Tidak Valid

1,2,3,4,5,9,10,11,12,13,14,15,16,18,21,

22,23,24,25,26,27,29,30,34,35,36,37,3

8,39,40

6,7,8,17,19,20,28,31,32,33,41,42,4

3,44,45,46,47,48,49,50

4.3.2 Analisis Reliabilitas Instrumen Soal

Uji reliabilitas digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode Alpha (Cronbch’s). Kriteria untuk menentukan

tingkat reliabilitas instrument digunakan pedoman yang dikemukakan oleh

George dan Mallery (1995) sebagai berikut:

α > 0,9 = Sangat bagus

α > 0,8 = Bagus

α > 0,7 = Dapat diterima

Page 4: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

32

α > 0,6 = Diragukan

α > 0,5 = Jelek

α < 0,5 = Tidak dapat diterima

Analisis hasil realibilitas instrument (berupa soal tes) dapat dilihat

pada tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4Reliabilitas Instrumen Pretes dan Postest

Dari uji realibilitas soal pretest dan posttest, yang telah dilakukan

peneliti memperoleh angka reliabilitas sangat bagus karena Alpha lebih

dari 0,8 yaitu sebesar 0,903. Maka seluruh indikator empirik adalah

reliable. Karena instrumen valid dan reliable maka layak digunakan dalam

penelitian. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran.

4.3.3 Uji Homogenitas Data

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan nilai hasil

pretest kedua kelas yang menjadi sampel penelitian yaitu kelas IV SD

Negeri Beteng (sebagai kelas kontrol) dan kelas IV SD Negeri Jebengsari

(sebagai kelas eksperimen). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel

4.5 berikut :

Tablel 4.5Uji Homogenitas

Page 5: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

33

Setelah pengujian homogenitas, dapat dilihat pada tabel Test of

Homogeneity of Variances menunjukan nilai Sig (0,929) lebih besar dari

0,05. Hal tersebut mengindikasikan varian antara kelas eksperimen dan

kelas kontrol adalah sama. Hal ini ditunjukkan oleh angka levene statistic

sebesar 0,008 yang artinya semakin kecil nilai levene statistic maka

semakin besar homogenitas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. df1 =

jumlah kelompok data-1 atau 2-1=1, sedangkan df2 = jumlah data –

jumlah kelompok data atau 46-2 = 44).

4.3.4 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah

penyebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam

penelitian ini menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-Smirnov Test.

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows.

Hasil normalitas dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut :

Tabel 4.6Uji Normalitas

Tabel 4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test diatas

mendeskripsikan hasil uji normalitas terhadap penyebaran data.

Kesimpulan dari hasil uji normalitas diatas adalah sebagai berikut:

Page 6: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

34

1. Nilai pretest kelompok eksperimen dengan teknik One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut nampak tingkat

signifikan asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asyimp.

Sig. 2-tailed) adalah 0,439 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah

distribusi normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1

diterima apabila P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel

4.6 menunjukkan bahwa S=P= 0,439. Berdasarkan perhitungan peluang

kesalahan 5% maka P > 0,05 atau 0,439 > 0,05 jadi H1 diterima.

Artinya nilai pretest kelompok eksperimen berdistribusi normal.

2. Nilai postest kelompok eksperimen dengan tehnik One Sample

Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.6 tampak tingkat signifikan

asyiomotorik dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-

tailed) adalah 0,888 jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi

normal, dan H0 adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila

P > 0,05 dan H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.6 menunjukkan

bahwa S=P= 0,888. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5%

maka P > 0,05 atau 0,888 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya nilai postest

kelompok eksperimen berdistribusi normal.

3. Nilai pretest kelompok kontrol dengan tehnik One Sample Kolmogorov-

Smirov Test. Dari tabel 4.6 tingkat signifikan asyiomotorik dua sisi

dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah 0,819. Jika

dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0 adalah

distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan H1

ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa S=P=

0,819. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05

atau 0,819 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya nilai pretest kelompok

kontrol berdistribusi normal.

4. Nilai postest kelompok kontrol dengan tehnik One Sample

Kolmogorov-Smirov Test. Dari tabel 4.6 tingkat signifikan asyiomotorik

dua sisi dengan taraf kepercayaan 5% (Asymp. Sig. 2-tailed) adalah

0,328. Jika dirumuskan hipotesis H1 adalah distribusi normal dan H0

Page 7: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

35

adalah distribusi tidak normal. Maka H1 diterima apabila P > 0,05 dan

H1 ditolak apabila P < 0,05. Pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa S=P=

0,54. Berdasarkan perhitungan peluang kesalahan 5% maka P > 0,05

atau 0,328 > 0,05. Jadi H1 diterima, artinya nilai postest kelompok

kontrol berdistribusi normal.

4.3.5 Analisis Data

4.3.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran

responden berkaitan dengan variabel yang digunakan. Analisis deskriptif

meliputi skor terendah (minimum), skor tertinggi (maximum), rata-

rata(mean), dan standar deviasi. Sebagai standar pengukuran masing-

masing variabel dilakukan dengan menggunakan rumus interval sebagai

berikut:

Interval =Hasil perhitungan dari data diperoleh jumlah interval yang

kemudian disusun dalam kategori seperti: sangat tinggi, tinggi, sedang,

rendah dan sangat rendah.

4.3.5.1.1. Analisis Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil pretest kelas

eksperimen adalah sebanyak 30 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif

dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis

sebagai berikut :

Tabel 4.7Analisis Deskriptif Pretest Kelas Eksperimen

Page 8: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

36

Pada tabel 4.7 Descriptive Statistics di atas dapat dilihat bahwa

variabel pretest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 21

siswa mempunyai nilai pretest rata-rata 62,5390 dengan nilai terendah

50,00 dan nilai tertinggi 83,33. Sedangkan standar deviasinya sebesar

10,42986.

Untuk menentukan interval tinggi rendahnya pretest kelas

eksperimen maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu :

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan

menggunakan rumus:

Interval =i = , , = 6,66

Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai

interval sebesar 6,66 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai

pretest kelas eksperimen pada tabel berikut :

Tabel 4.8Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

No Nilai Interval Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori1. 50 – 56 10 47,61% Sangat rendah2. 57 – 63 2 9,52% Rendah3. 64 – 70 5 23,80% Sedang4. 71 – 77 1 4,76% Tinggi5. 78 – 83 3 14,28% Sangat tinggi

Jumlah 21 100%

Gambar 4.1Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen

48%

9%

24%

5% 14%

50 – 56 57 – 63 64 – 70 71 – 77 78 – 83

Page 9: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

37

Dari Tabel 4.8 dan gambar 4.1 diketahui terdapat 10 siswa

yang mendapat nilai 50 – 56 dengan persentase 47,61%. Siswa yang

mendapat nilai 57 – 63 sebanyak 2 siswa dengan persentase 9,52%.

Siswa yang mendapat nilai 64 – 70 sebanyak 5 siswa dengan

persentase 23,80%. Siswa yang mendapat nilai 71 - 77 sebanyak 1

siswa dengan persentasi 4,76 %. Siswa yang mendapat nilai 78 – 83

sebanyak 3 siswa dengan persentasi 14,28%. Dapat disimpulkan

bahwa dari 21 siswa di kelas eksperimen, mayoritas siswa mendapat

nilai 50 – 56 dengan persentase 47,61%.

4.3.5.1.2. Analisis Deskriptif Postest Kelas Eksperimen

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil posttest kelas

eksperimen adalah sebanyak 30 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif

dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis

sebagai berikut :

Tabel 4.9Analisis Deskriptif Posttest Kelas Eksperimen

Pada tabel 4.9 Descriptive Statistics di atas dapat dilihat bahwa

Variabel posttest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak

21 siswa mempunyai nilai posttest rata-rata 83,4933 dengan nilai

terendah 70,00 dan nilai tertinggi 96,67. Sedangkan standar deviasinya

sebesar 8,33232.

Dan untuk menentukan interval tinggi rendahnya postest kelas

eksperimen maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu :

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan

menggunakan rumus:

Interval =

Page 10: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

38

i = , , = 5,33Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai

interval sebesar 5,33 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai

postest kelas eksperimen pada tabel berikut :

Tabel 4.10Distribusi Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen

No Nilai Interval Frekuensi(f) Persentase (%) Kategori

1. 70 – 75 3 14,28 Sangat rendah2. 76 – 81 6 28,57 Rendah3. 82 – 87 7 33,33 Sedang4. 88 – 93 1 4,76 Tinggi5. 94 – 96 4 19,04 Sangat tinggi

Jumlah 21 100%

Gambar 4.2Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Postest Kelas Eksperimen

Dari Tabel 4.10 dan gambar 4.2 diketahui terdapat 3 siswa

yang mendapat nilai 70 – 75 dengan persentase 14,28%. Siswa yang

mendapat nilai 76 – 81 sebanyak 6 siswa dengan persentase 28,57%.

Siswa yang mendapat nilai 82 – 87 sebanyak 7 siswa dengan

persentase 33,33%. Siswa yang mendapat nilai 88 - 93 sebanyak 1

siswa dengan persentasi 4,76 %. Siswa yang mendapat nilai 94 – 96

sebanyak 4 siswa dengan persentasi 19,04%. Dapat disimpulkan

14%

29%33%

5%19%

70 – 75 76 – 81 82 – 87 88 – 93 94 – 96

Page 11: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

39

bahwa dari 21 siswa di kelas eksperimen, mayoritas siswa mendapat

nilai 82 – 87 dengan persentase 33%.

4.3.5.1.3. Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil pretest kelas

kontrol adalah sebanyak 30 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif

dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis

sebagai berikut :

Tabel 4.11Analisis Deskriptif Pretest Kelas Kontrol

Pada tabel 4.11 Descriptive Statistics di atas dapat dilihat

bahwa variabel pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N)

sebanyak 25 siswa mempunyai nilai pretest rata-rata 64,7996

dengan nilai terendah 43,33 dan nilai tertinggi 86,67. Sedangkan

standar deviasinya sebesar 10,67523.

Untuk menentukan interval tinggi rendahnya pretest kelas

kontrol maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu :

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan

menggunakan rumus:

Interval =i = , , = 8,66

Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai

interval sebesar 8,66 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai

pretest kelas kontrol pada tabel berikut :

Page 12: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

40

Tabel 4.12Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

No Nilai Interval Frekuensi(f)

Persentase(%) Kategori

1. 43 – 51 3 12% Sangat rendah

2. 52 – 60 7 28% Rendah

3. 61 – 69 5 20% Sedang

4. 70 – 78 6 24% Tinggi

5. 79 – 86 4 16% Sangat tinggi

Jumlah 25 100%

Gambar 4.3Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

Dari Tabel 4.12 dan gambar 4.3 diketahui terdapat 3 siswa

yang mendapat nilai 43 – 51 dengan persentase 12%. Siswa yang

mendapat nilai 52 – 60 sebanyak 7 siswa dengan persentase 28%.

Siswa yang mendapat nilai 61 – 69 sebanyak 5 siswa dengan

persentase 20%. Siswa yang mendapat nilai 70 - 78 sebanyak 6 siswa

dengan persentasi 24%. Siswa yang mendapat nilai 79 – 86 sebanyak 4

siswa dengan persentasi 16%. Dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa

di kelas kontrol, mayoritas siswa mendapat nilai 52 – 60 dengan

persentase 28%.

12%

28%

20%

24%

16%

43 – 51 52 – 60 61 – 69 70 – 78 79 – 86

Page 13: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

41

4.3.5.1.4. Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol

Instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil posttest kelas

kontrol adalah sebanyak 30 soal pilihan ganda. Analisis deskriptif

dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 for windows. Hasil analisis

sebagai berikut :

Tabel 4.13Analisis Deskriptif Posttest Kelas Kontrol

Pada tabel 4.13 Descriptive Statistics di atas dapat dilihat

bahwa Variabel posttest kelas kontrol dengan jumlah data (N)

sebanyak 25 siswa mempunyai nilai posttest rata-rata 71,4668 dengan

nilai terendah 53,33 dan nilai tertinggi 93,33. Sedangkan standar

deviasinya sebesar 11,70844.

Untuk menentukan interval tinggi rendahnya potstest kelas

kontrol maka ada lima kategori mengikuti acuan penilaian yaitu :

sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan

menggunakan rumus:

Interval =i = , , = 8

Dari hasil perhitungan yang telah didapat maka diketahui nilai

interval sebesar 8 sehingga dapat dilihat distribusi frekuensi nilai

posstest kelas kontrol pada tabel berikut :

Page 14: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

42

Tabel 4.14Distribusi Frekuensi Postest Kelas Kontrol

No Nilai Interval Frekuensi(f)

Persentase(%) Kategori

1. 53 – 61 2 8% Sangat rendah2. 62 – 70 12 48% Rendah3. 71 – 79 1 4% Sedang4. 80 – 88 5 20% Tinggi5. 89 – 93 5 20% Sangat tinggi

Jumlah 25 100%

Gambar 4.4Diagram Lingkaran Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Kontrol

Dari Tabel 4.14 dan gambar 4.4 diketahui terdapat 2 siswa

yang mendapat nilai 53 – 61 dengan persentase 8%. Siswa yang

mendapat nilai 62 – 70 sebanyak 12 siswa dengan persentase 48%.

Siswa yang mendapat nilai 71 – 79 sebanyak 1 siswa dengan

persentase 4%. Siswa yang mendapat nilai 80 - 88 sebanyak 5 siswa

dengan persentasi 20%. Siswa yang mendapat nilai 89 – 93 sebanyak 5

siswa dengan persentasi 20%. Dapat disimpulkan bahwa dari 25 siswa

di kelas kontrol, mayoritas siswa mendapat nilai 62 – 70 dengan

persentase 48%.

4.3.6. Hasil Uji Hipotesis

Untuk mengetahui apakah ada atau tidak pengaruh hasil

pembelajaran IPA antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka

8%

48%

4%

20%

20%

53 – 61 62 – 70 71 – 79 80 – 88 89 – 93

Page 15: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

43

dilakukan penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing-masing kelas

diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement division (STAD) sedangkan di kelas kontrol menggunakan

metode konvensional tetapi dengan materi pembelajaran yang sama yaitu

“Kenampakan Bumi dan Benda Langit”.

Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi

dengan perlakuan yang berbeda, evaluasi diberikan kepada kedua kelas

tersebut dengan soal yang sama. Hasil evaluasi tersebut adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.15Hasil Nilai Posttest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol

No

Nama Siswa SDNegeri Jebengsari

(KelasEksperimen)

NilaiPostestKelas

Eksperimen

No

Nama SiswaSD Negeri

Beteng (KelasKontrol)

NilaiPostestKelas

Kontrol

1. MWR 80 1. WAH 66.672. AAS 86.67 2. AS 73.333. CS 76.67 3. AS 66.674. DP 70 4. HAP 93.335. FA 76.67 5. MNL 83.336. FAP 93.33 6. MDA 63.337. R 96.67 7. NMS 808. LS 70 8. RDK 53.339. SF 90 9. AR 7010. ADS 76.67 10. AM 93.3311. DN 86.67 11. DAF 8012. EHW 86.67 12. DH 86.6713. FNA 83.33 13. IU 66.6714. LNH 86.67 14. MA 66.6715. LN 76.67 15. MPS 56.6716. LMH 73.33 16. MIKD 63.3317. LW 80 17. QA 56.6718. MOS 83.33 18. SMaS 63.3319. SA 86.67 19. SNH 66.6720. RA 96.67 20. SNB 7021. P 96.67 21. KS 70

22. SN 90

Page 16: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

44

23. AAJ 66.6724. AR 56.6725. AP 83.33

Rata-rata 83,49 71,46Maksimal 96,67 93,33Minimal 70,00 53,33

Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatmen, nilai tes

kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-Test. T-Test

digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

student teams achievement division (STAD) terhadap hasil belajar IPA

siswa kelas IV SD Negeri Jebengsari (kelas eksperimen). Hasil T-Test

tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.16

Tabel 4.17

Berdasarkan tabel 4.17 Independent Samples Test dapat dilihat

bahwa nilai t hitung > t tabel (3,940 > 2,015) dan signifikansi (0,00<

0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara rata-rata nilai

posttest kelas eksperimen yaitu 83,49 dan nilai rata-rata kelas kontrol yaitu

Page 17: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

45

71,46. Pada tabel 4.16 Group Statistics terlihat rata-rata (mean) untuk

kelas eksperimen adalah 83,49 dan untuk kelas kontrol adalah 71,46,

artinya bahwa rata-rata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dari

pada rata-rata nilai posttest kelas kontrol. Pada perbedaan rata-rata (mean

difference) terlihat angka perbedaan rata-rata sebesar 12,02653, maka

secara statistik dapat disimpulkan bahwa kedua kelas (kelas eksperimen

dan kelas kontrol) tidak memiliki varian yang sama, sehingga hipotesis

yang menyatakan bahwa ada pengaruh dalam model pembelajaran

kooperatif tipe student teams achievement division (STAD) terhadap hasil

belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Jebengsari semester genap Tahun

2011/2012 diterima.

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan, berikut ini

akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi

dan interpretasi data dianalisis berdasarkan model pembelajaran kooperatif

tipe student teams achievement division (STAD) pada mata pelajaran IPA

(ilmu pengetahuan alam) dengan pokok bahasan kenampakan bumi dan

benda langit terhadap hasil belajar siswa, hasil hipotesis penelitian

menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement division (STAD) hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol

yang menggunakan model pembelajaran konvensional.

Hal ini terbukti berdasarkan hasil statistik yang sudah dianalisis

menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas dibawah

0,05 yaitu 0,00 yang artinya bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas

eksperimen yaitu model pembelajaran kooperatif tipe student teams

achievement division (STAD) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Hal tersebut juga dapat dilihat dari rata-rata nilai posttest siswa kelas

eksperimen yang lebih tinggi daripada rata-rata nilai posttest kelas kontrol,

yaitu 83,49 > 71,46 .

Page 18: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

46

Sesuai dengan pendapat Slavin (2007) STAD (student teams

achievement division) merupakan model yang sangat mudah diadaptasi,

telah digunakan dalam Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, dan banyak

subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

Gagasan utama STAD memacu siswa agar saling mendorong dan

membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan

guru. Dalam STAD, siswa dibagi dalam kelompok beranggotakan empat

orang yang beragam kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru

memberikan suatu pelajaran dan siswa-siswi di dalam kelompok itu bisa

menguasai pelajaran tersebut. karena dalam pembelajaran ini, siswa

didorong untuk bagaimana memecahkan sebuah masalah bersama-sama

dengan kelompoknya. Selain itu, siswa secara individu dapat terbentuk

menjadi siswa yang aktif dan mencintai belajar, karena sebagai individu,

siswa juga dipercayakan untuk ikut berkontribusi dalam menyelesaikan

masalah yang dihadapi oleh kelompok. Semboyan yang terkenal dalam

pembelajaran model kooperatif STAD (student teams achievement

division) adalah kesuksesan seseorang adalah kesuksesan kelompok, dan

kesuksesan kelompok adalah kesuksesan orang per orang di dalam

kelompok tersebut.

Berdasarkan hasil perhitungan statistik di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student

teams achievement division) berpengaruh terhadap hasil belajar IPA kelas

IV SD Negeri Jebengsari. Hal yang sama dikemukakan oleh penelitian

yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Tintin Prihatiningsih pada

tahun 2006 tentang “ Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Pembelajaran

Matematika melalui model pembelajaran kooperarif tipe STAD (student

teams achievement division) pada pokok bahasan bilangan bulat kelas VII

A SMP Negeri 5 Depok Yogyakarta”. Penelitian tersebut menyimpulkan

bahwa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

(student teams achievement division) keaktifan siswa dalam proses

pembelajaran pada pokok bahasan bilangan bulat dapat meningkat. Jadi

Page 19: Tabel 4.1 Data Subyek Penelitian SD Negeri Beteng dan SD …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/966/5/T1... ·  · 2012-11-296 Sabtu, 24 Maret 2012 •Kegiatan pemebelajaran

47

model pembelajaran kooperatif tipe STAD (student teams achievement

division) terdapat pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar IPA

maupun Matematika baik untuk siswa sekolah menegah (SMP) kelas VII

A maupun siswa sekolah dasar (SD) kelas IV.