Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

29
DOSEN : H. SYAHWANI UMAR OLEH : LUSIA HARISATYA HASTUTI NIM : 310900037 KELAS : D PAGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA STKIP ( PGRI ) – PONTIANAK 2011

Transcript of Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

Page 1: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

DOSEN : H. SYAHWANI UMAR

OLEH :

LUSIA HARISATYA HASTUTI

NIM : 310900037

KELAS : D PAGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA

STKIP ( PGRI ) – PONTIANAK

2011

Page 2: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN APLIKASINYA DALAM PEMBELAJARAN

Pengertian Prinsip

Sesuatu yang dipegang sebagai panutan yang utama (Badudu&Zein, 2001:1089) Sesuatu yang menjadi dasar dari pokok berpikir, berpijak dsb (Syah Djanilus, 1993) Sesuatu kebenaran yang kebenarannya sudah terbukti dengan sendirinya (Dardiri, 1996)

Pengertian Belajar

Suatu aktifitas mental & psikis dalam berinteraksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perilaku pada diri sendiri (Wingkel, 1987)

Suatu perilaku yang ditimbulkan dari respon belajar (Skinner) Suatu aktifitas atau pengalaman yang menghasilkan perubahan pengetahuan, perilaku dan

pribadi yang bersifat permanen (Walra, rochmat, 1999:24)

Prinsip Belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi agar PBM dapat berjalan dengan baik antara pendidik denganb peserta didik

Prinsip Belajar Menurut Slameto 1. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar 2. Sesuai dengn materi yang dipelajari

Prinsip Belajar Menurut Gestalt Adalah suatu transfer belajar antara pendidik dan peserta didik sehinnga mengalami perkembangan dari proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman yang sudah diterimanya.

Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies Suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya melalui contoh-contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik lewat metode yang menyenangkan siswa.

Prinsip Belajar Menurut Rochman Natawidjaja dkk • Prinsip efek kepuasan (law of effect) • Prinsip Pengulangan (law of exercise) • Prinsip kesiapan (law of readiness) • Prinsip kesan pertama (law of primacy) • Prinsip makna yang dalam (law of intensty)

Page 3: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

• Prinsip bahan baru (law of recentcy) • Prinsip gabungan (perluasan dari prinsip

efek kepuasan dan prinsip pengulangan)

Prinsip Belajar Secara Umum • Perhatian dan Motivasi • Keaktifan • Keterlibatan langsung atau pengalaman • Pengulangan • Tantangan • Balikan dan penguatan (law of effect) • Perbedaan individual

Implikasi Prinsip Belajar Bagi Siswa dan Bagi Guru

Prinsip-Prinsip Belajar dan Asas Pembelajaran

Salah satu tugas guru adalah mengajar.

Dalam kegiatan mengajar ini tentu saja

tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi

harus menggunakan teori-teori dan

prinsip-prinsip belajar yang dapat

membimbing aktivitas kita dalam

merencanakan dan melaksanakan

kegiatan belajar mengajar.

Dalam perencanaan pembelajaran,

prinsip-prinsip belajar dapat

mengungkapkan batas-batas

kemungkinan dalam pembelajaran. Dalam

melaksanakan pembelajaran, pengetahuan

tentang teori dan prinsip-prinsip belajar

dapat membantu siswa dalam memilih

tindakan yang tetap. Guru dapat terhindar

Implikasi Prinsip Belajar

Bagi Siswa Bagi Guru

Perhatian dan Motivasi

Dituntut memberikan perha-tian terhadap semua rang-sangan yang mengarah pada tercapainya tujuan belajar.

Mengunakan metode yang bervariasi...Mmemilih bahan ajar yang diminati siswa..

Keaktifan Dituntut dapat memproses dan mengolah hasil belajarnya secara efektif serta aktif baik secara fisik, intelektual dan emosional.

Memberikan kesempatan pada siswa untuk melakukan eksperimen sendiri

Keterlibatan langsung/Pengalaman

Dituntut agar siswa me-ngerjakan sendiri tugas yang diberikan guru kepada mereka.

Melibatkan siswa dalam mencari informasi, merang-kum informasi dan menyim-pulkan informasi.

Pengulangan Kesadaran siswa dalam me-ngerjakan latihan-latihan yang berulang-ulang

Merancang hal-hal yang perlu di ulang.

Tantangan Diberikan suatu tanggungja-wab untuk mempelajari sendiri dengan melakukan ekspe-rimen, belajar mandiri dan mencari pemecahan sendiri dalam

Memberikan tugas pada siswa dalam memecahan permasa-lahan.

Page 4: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

dari tindakan-tindakan yang kelihatanya baik tetapi nyatanya tidak berhasil meningkatkan proses

belajar siswa. Selain itu dengan teori dan prinsip-prinsip belajar ia memiliki dan

mengembangkan sikap yang diperlukan untuk menunjang peningkatan belajar siswa.

A.Prinsip-Prinsip Belajar

Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh para ahli yang satu dengan yang

lain memiliki persamaan dan juga perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat

beberapa prinsip yang relative berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai dasar dalam upaya

pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan mengajar. Prinsip-prinsip itu berkaitan

dengan perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan,

tantangan, balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.

1.Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar

pengolahan informasi terungkap bahwa tanda adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar

(Gage dan Berline,1984 : 335). Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila

bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi

mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi mempunyai kaitan yang erat

dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung

tertarik perhatiannya dan demikian timbul motivasinya untuk mempelajari bidang

tersebut.Motivasi dapat bersifat internal artinya dating dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat

eksternal yakni dating dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan sebagainya.

Motivasi ada dua jenis yaitu motif intrinsic dan ekstrinsik. Motif inteinsik adalah tenaga

pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Motif ekstrinsik adalah tenaga

pendoring yang ada diluat perbuatan yang dilakukknya tetapi menjadi penyertanya.

Page 5: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

2.Keaktifan

Kecenderungan ptikologi menganggap bahwa akan adalah makhluk yang aktif, mempunyai

dorongan untuk berbuta sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa

dipaksakan orang lain dan tidak bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin

terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Menurut John Dewey belajar adalah menyangkut

apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus dating dari siswa

sendiri. Guru sekedar pembimbing dan pengarah.

3.keterlinatan langsung/berpengalaman

Menurut Edge Dale penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut

pengalamanya mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah melalui pengalaman

langsung. Keterlibatan siswa didalam belajar jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun

lebih dari itu terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif

dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan dan juga saat mengadakan latihat-latihan dalam

pembentukan keterampilan.

4.Pengulangan

Menurut teori psikologi daya belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang

terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengginngat, menghayal, merasakan, berfikir, dan

sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkambang.

Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan

megadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

5.Tantangan

Teori medan (Field Theory) dari Kurt Lewin mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar

berada dalam suatu medan atau lapangan prikologi. Dalam situasi belajar siswa menghadapi

suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan

belajar. Maka timbulah motiv untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari bahan

Page 6: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

belajar tersebut. Apabila hambatan itu telah diatasi artinya tujuan belajar telah dicapai.

Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat siswa bergairah

6.Balikan dan penguatan

Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan oleh belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner, kalau pada teori conditioning yang diberi kondisi adalah stimulus, maka pada opetant conditioning yang diperkuat adalah terponsnya.

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

            Mengapa pembelajaran dapat mengalami kegagalan? Antara lain unsur penyebabnya adalah tidak diterapkannya prinsip-prinsip pemebelajaran. Tiap proses belajar memiliki prinsip-prinsip tertentu. Gunanya adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar sedemikian rupa sehingga mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum. Belajar tidak selalu dalam kelas secara terstruktur. Karyawan yang sedang bekerja dan berkomunikasi dengan atasan dan yang setara pun  merupakan suatu proses belajar.  Sebagai manajer, dia pertama kali harus menjelaskan pada karyawan tentang prinsip-prinsip belajar:

1.    Para karyawan belajar bekerja dengan cara mengerjakannya,

2.    Para karyawan belajar bekerja untuk apa yang mereka kerjakan dan tidak untuk  sesuatu yang lain,

3.    Tanpa membaca, kegiatan belajar akan tidak efisien dan cenderung merugikan,

4.    Tanpa motivasi tidak ada yang dapat dipelajari sama sekali,

5.    Agar  kegiatan belajar tercapai secara efektif, semua respon belajar harus segera dikembangkan, tidak diabaikan,

6.    Muatan pelajaran yang bermakna menghasilkan kegiatan belajar yang lebih baik dan bertahan lebih lama dan sebaliknya kalau muatan yang kurang bermakna,

7.    Agar proses pengalihan belajar  tercapai maksimum, setiap respon harus dipelajari dengan cara bagaimana respon itu akan dimanfaatkan,

8.    Respon tiap orang akan beragam sesuai dengan bagaimana orang tersebut memandang situasi,

9.    Suatu respon individu akan beragam sesuai dengan atmosphir kegiatan belajar.

Page 7: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

           Lalu apa tugas seorang manajer dalam pembelajaran? Tidak dapatdipungkiri dunia bisnis dalam era global ini dihadapkan pada proses perubahan yang begitu cepat dan rumit. Untuk itu kebutuhan akan perubahan yang dinamis dalam berbagai hal seperti visi, misi, tujuan dan sistem berpikir menjadi hal  pokok yang harus dimiliki perusahaan. Dalam konteks organisasi belajar, setiap individu organisasi bisnis harus memiliki komitmen dan kapasitas untuk belajar pada setiap tingkat apapun dalam perusahaannya. Dengan kata lain setiap pekerjaan harus mengandung unsur pembelajaran yang semakin aktif. Sebagai manajer, dia bersama karyawan seharusnya terdorong untuk selalu melakukan kajian dengan menghasilkan gagasan-gagasan baru dan mengkontribusikannya pada perusahaan.

          Sikap manajer yang mungkin selama ini begitu toleran terhadap setiap kesalahan karyawan manajer patut diubah. Manajer harus mengambil posisi untuk mencegah terjadinya resiko besar dari suatu kesalahan kerja. Memang suatu ke berhasilan biasanya didasarkan pada kegagalan yang pernah dialaminya. Namun manajer harus mengevaluasi setiap kegagalan dan melakukan evaluasi diri. Fungsi manajer adalah lebih sebagai peneliti dan sekaligus perancang ketimbang hanya sebagai penyelia. Dalam hal ini manajer harus mendorong para karyawan untuk menciptakan gagasan baru, sekecil apapun, dan mengkomunikasikan gagasan-gagasan tersebut ke karyawan lain. Selain itu hendaknya manajer mendorong karyawan untuk mengerti keseluruhan pekerjaan dan permasalahannya, membangun visi kolektif dan bekerja bersama mencapai tujuan perusahaan.  

PRINSIP-PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Sebenarnya, prinsip-prinsip yang dimaksud dapat kita jumpai dalam berbagai sumber kepustakaan psikologi. Namun untuk mudahnya, dalam pembahasan ini akan dikemukakan prinsip-prinsip belajar yang diintisarikan oleh Rothwal (1961) sebagai berikut:

1. Prinsip Kesiapan (Readiness)

Proses belajar dipengaruhi kesiapan murid, yang dimaksud dengan kesiapan atau readiness ialah kondisi individu yang memungkinkan ia dapat belajar. Berkenaan dengan hal itu terdapat berbagai macam taraf kesiapan belajar untuk suatu tugas khusus. Seseorang siswa yang belum siap untuk melaksanakan suatu tugas dalam belajar akan mengalami kesulitan atau malah putus asa. Yang termasuk kesiapan ini ialah kematangan dan pertumbuhan fisik, intelegensi latar belakang pengalaman, hasil belajar yang baku, motivasi, persepsi dan faktor-faktor lain yang memungkinkan seseorang dapat belajar.

Berdasarkan dengan prinsip kesiapan ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Seorang individu akan dapat belajar dengan sebaik-baiknya bila tugas-tugas yang

diberikan kepadanya erat hubungannya dengan kemampuan, minat dan latar

belakangnya.

Page 8: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

2. Kesiapan untuk belajar harus dikaji bahkan diduga. Hal ini mengandung arti bila

seseorang guru ingin mendapat gambaran kesiapan muridnya untuk mempelajari

sesuatu, ia harus melakukan pengetesan kesiapan.

3. Jika seseorang individu kurang memiliki kesiapan untuk sesuatu tugas, kemudian tugas

itu seyogianya ditunda sampai dapat dikembangkannya kesiapan itu atau guru sengaja

menata tugas itu sesuai dengan kesiapan siswa.

4. Kesiapan untuk belajar mencerminkan jenis dan taraf kesiapan, misalnya dua orang

siswa yang memiliki kecerdasan yang sama mungkin amat berbeda dalam pola

kemampuan mentalnya.

5. Bahan-bahan, kegiatan dan tugas seyogianya divariasikan sesuai dengan faktor

kesiapan kognitif, afektif dan psikomotor dari berbagai individu.

2. Prinsip Motivasi (Motivation)

Tujuan dalam belajar diperlukan untuk suatu proses yang terarah. Motivasi adalah suatu kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan, mengatur arah kegiatan itu dan memelihara kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogianya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semua anak.

Berkenaan dengan motivasi ini ada beberapa prinsip yang seyogianya kita perhatikan.

1. Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologi, soaial dan emosional. Tetapi disamping itu ia dapat diberi dorongan untuk mencapai sesuatu yang lebih dari yang dimiliki saat ini.

2. Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha. Pengalaman tentang kegagalan yang tidak merusak citra diri siswa dapat memperkuat kemampuan memelihara kesungguhannya dalam belajar.

3. Dorongan yang mengatur perilaku tidak selalu jelas bagi para siswa. Contohnya seorang murid yang mengharapkan bantuan dari gurunya bisa berubah lebih dari itu, karena kebutuhan emosi terpenuhi daripada karena keinginan untuk mencapai seauatu.

4. Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, atau keyakinan diri. Seorang anak yang temasuk pandai atau kurang juga bisa menghadapi masalah.

5. Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar. Kegagalan dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi tergantung pada

Page 9: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

berbagai faktor. Tidak bisa setiap siswa diberi dorongan yang sama untuk melakukan sesuatu.

6. Motivasi bertambah bila para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian besar dari kebutuhannya dapat dipenuhi.

7. Kajian dan penguatan guru, orang tua dan teman seusia berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku.

8. Insentif dan hadiah material kadang-kadang berguna dalam situasi kelas, memang ada bahayanya bila anak bekerja karena ingin mendapat hadiah dan bukan karena ingin belajar.

9. Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi, tapi bila kesempatan untuk menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi motivasi dalam mencapai tujuan.

10. Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan.

11. Proses belajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi.

3. Prinsip Persepsi

“ Seseorang cenderung untuk percaya sesuai dengan bagaimana ia memahami situasi”.

Persepsi adalah interpretasi tentang situasi yang hidup. Setiap individu melihat dunia dengan

caranya sendiri yang berbeda dari yang lain. Persepsi ini mempengaruhi perilaku individu.

Seseorang guru akan dapat memahami murid-muridnya lebih baik bila ia peka terhadap

bagaimana cara seseorang melihat suatu situasi tertentu.

Berkenaan dengan persepsi ini ada beberapa hal-hal penting yang harus kita perhatikan:

1. Setiap pelajar melihat dunia berbeda satu dari yang lainnya karena setiap pelajar memiliki

lingkungan yang berbeda. Semua siswa tidak dapat melihat lingkungan yang sama

dengan cara yang sama.

2. Seseorang menafsirkan lingkungan sesuai dengan tujuan, sikap, alasan, pengalaman,

kesehatan, perasaan dan kemampuannya.

3. Cara bagaimana seseorang melihat dirinya berpengaruh terhadap perilakunya. Dalam

sesuatu situais seorang pelajar cenderung bertindak sesuai dengan cara ia melihat dirinya

sendiri..

4. Para pelajar dapat dibantu dengan cara memberi kesempatan menilai dirinya sendiri. Guru

dapat menjadi contoh hidup. Perilaku yang baik bergantung pada persepsi yang cermat

Page 10: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

dan nyata mengenai suatu situasi. Guru dan pihak lain dapat membantu pelajar menilai

persepsinya.

5. Persepsi dapat berlanjut dengan memberi para pelajar pandangan bagaimana hal itu dapat

dilihat .

6. Kecermatan persepsi harus sering dicek. Diskusi kelompok dapat dijadikan sarana untuk

mengklasifikasi persepsi mereka.

7. Tingkat perkembangan dan pertumbuhan para pelajar akan mempengaruhi pandangannya

terhadap dirinya.

4. Prinsip Tujuan

“ Tujuan harus tergambar jelas dalam pikiran dan diterima oleh para pelajar pada saat proses belajar terjadi”. Tujuan ialah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh seseorang dan mengenai tujuan ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Tujuan seyogianya mewadahi kemampuan yang harus dicapai.

2. Dalam menetapkan tujuan seyogianya mempertimbangkan kebutuhan individu dan

masyarakat

3. Pelajar akan dapat menerima tujuan yang dirasakan akan dapat memenuhi kebutuhannya.

4. Tujuan guru dan murid seyogianya sesuai

5. Aturan-aturan atau ukuran-ukuran yang ditetapkan oleh masyarakat dan pemerintah

biasanya akan mempengaruhi perilaku.

6. Tingkat keterlibatan pelajar secara aktif mempengaruhi tujuan yang dicanangkannya dan

yang dapat ia capai.

7. Perasaan pelajar mengenai manfaat dan kemampuannya dapat mempengaruhi perilaku.

Jika ia gagal mencapai tujuan ia akan merasa rendah diri atau prestasinya menurun.

Page 11: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

8. Tujuan harus ditetapkan dalam rangka memenuhi tujuan yang nampak untuk para pelajar.

Karena guru harus dapat merumuskan tujuan dengan jelas dan dapat diterima para

pelajar.

5. Prinsip Perbedaan Individual

“Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang”

Proses pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual dalam kelas sehingga

dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran

yang hanya memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi kebutuhan seluruh

siswa. Karena itu seorang guru perlu memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan

kemampuan individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas belajar kepada

aspek-aspek tersebut.

Berkenaan dengan perbedaan individual ada beberapa hal yang perlu diingat:

1. Para pelajar harus dapat dibantu dalam memahami kekuatan dan kelemahan dirinya dan selanjutnya mendapat perlakuan dan pelayanan kegiatan, tugas belajar dan pemenuhan kebutuhan yang berbeda-beda.

2. Para pelajar perlu mengenal potensinya dan seyogianya dibantu untuk merenncanakan dan melaksanakan kegiatannya sendiri.

3. Para pelajar membutuhkan variasi tugas, bahan dan metode yang sesuai dengan tujuan , minat dan latarbelakangnya.

4. Pelajar cenderung memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan pengalamannya masa lampau yang ia rasakan bermakna untuknya. Setiap pelajar biasanya memberi respon yang berbeda-beda karena memang setiap orang memiliki persepsi yang berbeda mengenai pengalamannya.

5. Kesempatan-kesempatan yang tersedia untuk belajar lebih diperkuat bila individu tidak merasa terancam lingkungannya, sehingga ia merasa merdeka untuk turut ambil bagian secara aktif dalam kegiatan belajar. Manakala para pelajar memiliki kemerdekaan untuk berpikir dan berbuat sebagai individu, upaya untuk memecahkan masalah motivasi dan kreativitas akan lebih meningkat.

Page 12: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

6. Pelajar yang didorong untuk mengembangkan kekuatannya akan mau belajar lebih giat dan sungguh-sungguh. Tetapi sebaliknya bila kelemahannya yang lebih ditekankan maka ia akan menunjukkan ketidakpuasannya terhadap belajar.

6. Prinsip Transfer dan Retensi

“Belajar dianggap bermanfaat bila seseorang dapat menyimpan dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru”.

Apa pun yang dipelajari dalam suatu situasi pada akhirnya akan digunakan dalam situasi

yang lain. Prosesa tersebut dikenal dengan proses transfer, kemampuan seseorang untuk

menggunakan lagi hasil belajar disebut retensi. Bahan-bahan yang dipelajari dan diserap

dapat digunakan oleh para pelajar dalam situasi baru.

Berkenaan dengan proses transfer dan retensi ada beberapa prinsip yang harus kita ingat.

1. Tujuan belajar dan daya ingat dapat memperkuat retensi. Usaha yang aktif untuk mengingat atau menugaskan sesuatu latuhan untuk dipelajari dapat meningkatkan retensi.

2. Bahan yang bermakna bagi pelajar dapat diserap lebih baik.3. Retensi seseorang dipengaruhi oleh kondisi fisik dan psikis dimana proses belajar itu

terjadi. Karena itu latihan seyogianya dilakukan dalam suasana yang nyata.4. Latihan yang terbagi-bagi memungkinkan retensi yang baik. Suasana belajar yang dibagi

ke dalam unit-unit kecil waktu dapat menghasilkan proses belajar dengan retensi yang lebih baik daripada proses belajar yang berkepanjangan. Waktu belajar dapat ditentukan oleh struktur-struktur logis dari materi dan kebutuhan para pelajar.

5. Penelaahan bahan-bahan yang faktual, keterampilan dan konsep dapat meningkatkan retensi dan nilai transfer.

6. Proses belajar cenderung terjadi bila kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat memberikan hasil yang memuaskan.

7. Sikap pribadi, perasaan atau suasana emosi para pelajar dapat menghasilkan proses pelupaan hal-hal tertentu. Karena itu bahan-bahan yang tidak disepakati tidak akan dapat diserap sebaik bahan-bahan yang menyenangkan.

8. Proses saling mempengaruhi dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan yang lalu. Kemungkinan lupa terhadap bahan yang lama dapat terjadi bila bahan baru yang sama yang dituntut.

9. Pengetahuan tentang konsep, prinsip dan generalisasi dapat diserap dengan baik dan dapat diterapkan lebih berhasil dengan cara menghubung-hubungkan penerapan prinsip yang dipelajari dan dengan memberikan illustrasi unsur-unsur yang serupa.

10. Transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas dan dalam situasi yang agak sama dibuat.

11. Tahap akhir proses seyogyanya memasukkan usaha untuk menarik generalisasi, yang pada gilirannya nanti dapat lebih memperkuat retensi dan transfer.

Page 13: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

7. Prinsip Belajar Kognitif

“Belajar kognitif melibatkan proses pengenalan dan atau penemuan”.

Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep, penemuan

masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya membentuk perilaku

baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi merupakan aktivitas mental yang berkaitan

dengan proses belajar kognitif. Proses belajar itu dapat terjadi pada berbagai tingkat

kesukaran dan menuntut berbagai aktivitas mental.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam belajar kognitif.

1. Perhatian harus dipusatkan kepada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum

proses-proses belajar kognitif terjadi. Dalam hubungan ini pelajar perlu mengarahkan

perhatian yang penuh agar proses belajar kognitif benar-benar terjadi.

2. Hasil belajar kognitif akan bercariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan

individual yang ada.

3. Bentuk-bentuk kesiapan perbendaharaan kata, kemampuan membaca, kecakapan dan

pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif.

4. Pengalaman belajar harus diorganisasikan ke dalam satuan-satauan atau unit-unit yang

sesuai.

5. Bila menyajikan konsep, kebermaknaan dari konsep amatlah penting . Perilaku

mencari, penerapan, pendefinisian resmi dan penilaian sangat diperlukan untuk

menguji bahwa suatu konsep benar-benar bermakna.

6. Dalam pemecahan masalah para pelajar harus dibantu untuk mendefinisikan dan

membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menafsirkan dan

menganalisis masalah dan memungkinkan berpikir menyebar (divergent thinking).

Page 14: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

7. Perhatian terhadap proses mental yang lebih daripada terhadap hasil kognitif dan

afektif akan lebih memungkinkan terjadimya proses pemecahan masalah, analisis,

sintesis dan penalaran.

8. Prinsip Belajar Afektif

“ Proses belajar afektif seseorang menentukn bagaimana ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru”.

Belajar afektif mencakup nilai emosi, dorongan, minat dan sikap. Dalam banyak hal pelajar mungkin tidak menyadari belajar afektif. Sesungguhnya proses belajar afektif meliputi dasar yang asli untuk dan merupakan bentuk dari sikap, emosi dorongan, minat dan sikap individu.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut diatas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan

dalam proses belajar afektif.

1. Hampir semua aspek kehidupan mengandung aspek afektif.2. Hal bagaimana para pelajar menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap situasi akan

memberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.3. Suatu waktu, nilai-nilai yang penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan

melekat sepanjang hayat. Nilai, sikap dan perasaan yang tidak berubah akan tetap melekat pada keseluruhan proses perkembangan.

4. Sikap dan nilai sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain dan bukan hasil dari belajar langsung.

5. Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.6. Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.7. Proses belajar di sekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat. Pelajar

yang memiliki kesehatan mental yang baik akan dapat belajar lebih mudah daripada yang memiliki masalah.

8. Belajar afektif dapat dikembangkan atau diubah melalui interaksi guru dengan kelas.9. Pelajar dapat dibantu agar lebih matang dengan cara membantu mereka mengenal dan

memahami sikap, peranan dan emosi. Penghargaan terhadap sikap, perasaan dan frustasi sangat perlu untuk membantu pelajar memperoleh pengertian diri dan kematangannya.

9. Proses Belajar Psikomotor

Proses belajar psikomotor individu menentukan bagaimana ia mampu mengendalikan aktivitas ragawinya.

Belajar psikomotor mengandung aspek mental dan fisik. Berkenaan dengan hal itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

Page 15: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

1. Didalam tugas suatu kelompok akan menunjukkan variasi dalam kemampuan dasar psikomotor.

2. Perkembangan psikomotor anak tertentu terjadi tidak beraturan.3. Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu menentukan taraf penampilan

psikomotor.4. Melalui bermain dan aktivitas nonformal para pelajar akan memperoleh kemampuan

mengontrol gerakannya lebih baik.5. Dengan kematangan fisik dan mental kemampuan pelajar untuk memadukan dan

memperhalus gerakannya akan lebih dapat diperkuat.6. Faktor lingkungan memberi pengaruh terhadap bentuk dan cdakupan penampilan

psikomotor individu.7. Penjelasan yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktif pelajar dapat menambah efisiensi

belajar psikomotor.8. Latihan yang cukup yang diberi dalam rentan waktu tertentu dapat membantu proses

belajar psikomotor. Latihan yang bermakna seyogianya mencakup semua urutan lengkap aktivitas psikomotor dan tempo tidak bisa hanya didasarkan pada faktor waktu semata-mata.

9. Tugas-tugas psikomotor yang terlalu sukar bagi pelajar dapat menimbulkan frustasi (keputusasaan) dan kelelahan yang lebih cepat.

10. Prinsip Evaluasi

Jenis cakupan dan validitas evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya.

Pelaksanaan latihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji kemajuan dalam pencapaian tujuan. Penilaian individu terhadap proses belajarnya dipengaruhi oleh kebebasan untuk menilai. Evaluasi mencakup kesadaran individu mengenai penampilan, motivasi belajar dan kesiapan untuk belajar. Individu yang berinteraksi dengan yang lain pada dasarnya ia mengkaji pengalaman belajarnya dan hal ini pada gilirannya akan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menilai pengalamannya.

Berkenaan dengan evaluasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan.

1. Evaluasi memberi arti pada proses belajar dan memberi arah baru pada pelajar.2. Bila tujuan dikaitkan dengan evaluasi maka peran evaluasi begitu penting bagi pelajar.3. Latihan penilaian guru dapat mempengaruhi bagaimana pelajar terlibat dalam evaluasi

dan belajar.4. Evaluasi terhadap kemajuan pencapaian tujuan akan lebih mantap bila guru dan murid

saling bertukar dan menerima pikiran, perasaan dan pengamatan.5. Kekurangan atau ketidaklengkapan evaluasi dapat mengurangi kemampuan guru dalam

melayani muridnya. Sebaliknya evaluasi yang menyeluruh dapat memperkuat kemampuan pelajar untuk menilai dirinya.

6. Jika tekanan evaluasi guru diberikan terus menerus terhadap penampilan siswa, pola ketergantungan penghindaran dan kekerasan akan berkembang.

7. Kelompok teman sebaya berguna dalam evaluasi.

Page 16: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

Setelah anda membaca dan memahami prinsip-prinsip yang berkenaan dengan proses belajar dan pengajaran, cobalah anda kerjakan latihandibawah ini. Denga demikian anda akan dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip itu lebih jauh.

Bagaimana anda menerapkan prinsip-prinsip:

1. Kesiapan2. Motivasi3. Persepsi4. Tujuan5. Perbedaan Individual6. Transfer dan Retensi7. Belajar Kognitif8. Belajar Afektif9. Belajar Psikomotor10. Evaluasi

Untuk memeriksa lebih jauh hasil anda bagian ini tidak disediakan kunci jawaban. Oleh karena itu hasil latihan Anda sebaiknya Anda bandingkan dengan hasil latihan anda. Diskusikanlah dengan kelompok untuk hal-hal berbeda dalam hasil latihan itu. Dengan mengkaji hasil latihan itu, anda seyogianya selalu melihat rincian prinsip-prinsip belajar dan pengajaran yang diuraikan sebelumnya. Jika terdapat hal-hal yang tidak dapat diatasi dalam kelompok, bawalah persoalan tersebut ke dalam pertemuan tutorial. Yakinlah dalam pertemuan tersebut anda akan dapat memecahkan persoalan tersebut.

Jenis-Jenis Belajar

1). Jenis Belajar Bagian (part learning, fractioned learning)Umumnya belajar bagian dilakukan oleh seseorang bila ia dihadapkan pada materi belajar yang bersifat luas atau ekstensif, misalnya mempelajari sajak ataupun gerakan-gerakan motoris seperti bermain silat. Dalam hal ini individu memecahkan seluruh materi pelajaran menjadi bagian-bagian yang satu sama lain berdiri sendiri. Sebagai lawan dari cara belajar bagian adalah cara belajar keseluruhan atau belajar global.

Page 17: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

2). Jenis Belajar Dengan Wawasan (learning by insight)Konsep belajar wawasan diperkenalkan oleh W.Kohler, salah seorang tokoh psikologi Gestalt pada permulaan tahun 1971. Sebagai suatu konsep, wawasan (insight) ini merupakan pokok utama dalam pembicaraan psikologi belajar dan proses berfikir. Menurut G Stalt teori wawasan merupakan proses mereorganisasikan  pola-pola tingkah laku yang telah terbentuk menjadi suatu tingkah laku yang ada hubungannya dengan penyelesaian suatu persoalan.

3). Jenis Belajar dengan diskriminatif (discriminative learning)Belajar diskriminatif diartikan sebagai suatu usaha untuk memilih beberapa sifat situasi dan kemudian menjadikannya sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dengan pengertian ini maka dalam eksperimen, subyek diminta untuk berespon secara berbeda-beda terhadap stimulus yang berlainan.

4). Jenis belajar global atau keseluruhan (Global Whole learning)Disini bahan pelajaran dipelajari secara keseluruhan berulang sampai pelajar menguasainya, lawan dari belajar bagian adalah belajar bagian. Metode belajar keseluruhan sering juga disebut metode Gestalt.

5). Jenis belajar insidental (incidental learning)Konsep belajar insidental ini bertentangan dengan anggapan bahwa belajar itu selalu berarah – tujuan . Sebab dalam belajar incidental pada individu tidak ada sama sekali kehendak untuk belajar. Atas dasar ini maka untukkepentingan penelitian disusun perumusan operasional sebagai berikut: belajar disebut incidental bila tidak ada instruksi atau petunjuk yang  diberikan pada individu mengenai materi belajar yanang akan diujikan. Dalam kehidupan sehari-hari, belajar incidental ini merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu diantara para ahli belajar incidental ini merupakan bahan pembicaraan yang menarik.

6). Jenis belajar dengan instrumental (instrumental learning)Pada Jenis belajar instrumental, reaksi-reaksi seorang siswa yang diperlihatkan diikuti oleh tanda-tanda yang mengarah pada apakah siswa tersebut akan mendapat hadiah, hukuman, berhasil atau gagal. Olehkarena itu, cepat atau lambatnya seorang belajar dapat diatur dengan jalan memberikan penguat atas dasar tingkat-tingkat kebutuhan. Dala hal ini maka salah satu bentuk belajar instrumental yang khusus adalah pembentukan tingkah laku.

7). Jenis belajar intensional (intentional learning)

8). Jenis belajar Laten (latent learning)Dalam belajar laten, perubahan-perubahan tingkah laku tdiak terjadi secara segera dan oleh karena itu disebut laten.

9). Jenis belajar Mental (mental Learning)Perubahan kemungkinan tingkah laku  yang terjadi disini tidak nyata terlihat, melainkan hanya berupa proses kognitif karena ada bahan yang dipelajari. Ada tidaknya belajar mental ini sangat jelas terlihat pada tugas-tugas yang sifatnya motoris. Sehingga perumusan operasional juga menjadi sangat berbeda. Ada yang mengartikan belajar mental sebagai belajar dengan cara melakukan observasi.

Page 18: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

10). Jenis Belajar Verbal (Verbal Learning)Belajar verbal adalah belajar mengenai materi verbal degan melalui ingatan da latihan. Dasar dari belajar verbal diperlihatkan dalam eksperimen klasik dari ebinghaus.

JENIS BELAJAR

Menurut Gagne

Belajar Isyarat (Signal Learning)

Belajar Stimulus-Respon (Stimulus-Response Learning)

Belajar Rangkaian (Chaining Learning)

Belajar Asosiasi Verbal (Verbal Association Learning)

Belajar Membedakan (Discrimination Learning)

Belajar Konsep (Concept Learning)

Belajar Hukum / Aturan (Rule Learning)

Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving Learning)

JENIS-JENIS BELAJAR

Menurut A DE BLOCK

FUNGSI PSIKIS :

o Dinamik

o Afektif

o Kognitif

o Sensori Motorik

MATERI YANG DIPELAJARI :

o Teoritis

o Teknis

Page 19: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

o Sosial

o Estetis

TIDAK SEBEGITU DISADARI :

o Insidental

o Mencoba-coba

o Tersembunyi

JENIS BELAJAR

Menurut Van Pareren

Membentuk Otomatisme

Insidental

Menghafal

Pengetahuan

Arti Kata-kata

Konsep

Memecahkan problem melalui pengamatan

Berfikir

Untuk belajar

Dinamik

JENIS BELAJAR

Menurut Robert H. Davis

Konsep

Prinsip

Pemecahan Masalah

Page 20: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.

Kemampuan motor-perceptual

Refrensi :

Belajar dan Pembelajaran, Dimyati & Mudjiono

Psikologi Pengajaran, W.S. Winkel

Prinsip Desain Pembelajaran, Dewi Salma Prawiradilaga

Disain Instruksional , Abd. Ghofur

Disain Pembelajaran di PT, Hisyam Zaini,dkk

Pendekatan dan Analisis Sistem Pembelajaran, Yatim Riyanto

Conditioning dan Proses Belajar Instrumen, Walker

Strategi Pembelajaran, Wina Sanjaya

Mengajar Berbasis Multiple Intelligences, Julis Jasmine

Belajar dan Membelajarkan, Margaret E. Bell Gredler

Educational Administration, Wayne K. Hoy & Cecil G. Miskel

Learning System Design , Robert H. Davis et all

Quantum Learning, Bobbi De Porter & Mike Hernacki

Quantum Learning, Bobbi De Porter et all

Cooperative Learning, Anita Lie

Psikologi (suatu pengantar), Linda L. Davidoff

Page 21: Belajar Dan Pemebelajaran Racy.