Tabel. 2 - Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di...

18
TEORI DAN APLIKASI PEMBUATAN PAKAN TERNAK AYAM DAN ITIK Oleh : Eko Widodo Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Malang E-mail: [email protected] I. PENDAHULUAN Ternak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan, yang setiap saat bisa dijual saat membutuhkan. Jutaan orang juga untuk kehidupan sehari-hari tergantung pada peternakan ayam dan itik ini. Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ternak ayam maupun itik, biasanya berkisar 60-75% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, sebagai salah satu dari 3 sendi usaha peternakan (bibit – pakan – manajemen), faktor pakan perlu mendapatkan perhatian khusus. Pilihan bibit ayam atau itik yang baik, artinya dihasilkan dari induk dan pejantan pilihan yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan bobot badan yang tinggi akan menghasilkan keturunan yang memiliki potensi pertumbuhan yang cepat. Bibit yang baik mesti dipelihara dengan manajemen yang baik pula sehingga tidak terjangkit penyakit, tidak kepanasan/kedinginan dan tidak tertiup angin kencang atau dikandangkan dimalam hari sehingga tidak dimakan predator misalnya kucing atau anjing. Bibit yang baik dengan manajemen yang baik juga mesti didukung oleh pakan yang baik pula, agar potensi genetiknya bisa muncul menjadi ayam yang tumbuh dengan baik. Apa jadinya kalau ayam genetiknya baik dan dipelihara dengan manajemen yang baik tetapi tidak diberi pakan yang baik, yang terjadi adalah pertumbuhan terganggu karena dari input zat makanan yang terdapat dalam pakan yang diberikanlah ayam akan tumbuh. Secara teoritis, kebutuhan zat makanan akan dipenuhi dari pakan yang diberikan akan digunakan untuk hidup pokok (kebutuhan untuk bernapas, beraktivitas

Transcript of Tabel. 2 - Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di...

Page 1: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

TEORI DAN APLIKASI PEMBUATAN PAKAN TERNAK AYAM DAN ITIKOleh : Eko WidodoFakultas Peternakan

Universitas Brawijaya MalangE-mail: [email protected]

I. PENDAHULUANTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di

pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan, yang

setiap saat bisa dijual saat membutuhkan. Jutaan orang juga untuk kehidupan sehari-hari

tergantung pada peternakan ayam dan itik ini.

Pakan merupakan biaya terbesar dalam pemeliharaan ternak ayam maupun itik,

biasanya berkisar 60-75% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, sebagai salah satu dari

3 sendi usaha peternakan (bibit – pakan – manajemen), faktor pakan perlu mendapatkan

perhatian khusus. Pilihan bibit ayam atau itik yang baik, artinya dihasilkan dari induk dan

pejantan pilihan yang memiliki pertumbuhan yang cepat dan bobot badan yang tinggi akan

menghasilkan keturunan yang memiliki potensi pertumbuhan yang cepat. Bibit yang baik

mesti dipelihara dengan manajemen yang baik pula sehingga tidak terjangkit penyakit, tidak

kepanasan/kedinginan dan tidak tertiup angin kencang atau dikandangkan dimalam hari

sehingga tidak dimakan predator misalnya kucing atau anjing. Bibit yang baik dengan

manajemen yang baik juga mesti didukung oleh pakan yang baik pula, agar potensi

genetiknya bisa muncul menjadi ayam yang tumbuh dengan baik. Apa jadinya kalau ayam

genetiknya baik dan dipelihara dengan manajemen yang baik tetapi tidak diberi pakan yang

baik, yang terjadi adalah pertumbuhan terganggu karena dari input zat makanan yang

terdapat dalam pakan yang diberikanlah ayam akan tumbuh. Secara teoritis, kebutuhan zat

makanan akan dipenuhi dari pakan yang diberikan akan digunakan untuk hidup pokok

(kebutuhan untuk bernapas, beraktivitas dan gerak misalnya), baru setelah terpenuhi maka

zat makanan tersebut akan dirombak menjadi daging.

II. TENTANG BAHAN PAKANBahan pakan ternak adalah segala bahan yang dapat dimakan, yang bermanfaat

dan tidak berbahaya terhadap kesehatan ternak unggas. Bila beberapa bahan pakan

dicampur untuk memenuhi kebutuhan ternak maka akan menghasilkan pakan

sempurna/komplit. Sebenarnya bahan pakan ternak secara sederhana bisa digolongkan

menjadi:

1. Bahan pakan asal tumbuhan, seperti tepung daun lamtoro, daun kelor, daun gamal dsb.

2. Bahan pakan asal hewan, seperti tepung ikan, tepung teri dsb

Page 2: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

3. Bahan tambahan lain seperti tepung kerang, tepung tulang, premik (produk campuran

vitamin, mineral, asam amino dll)

Bagian terpenting yang menjadi pertimbangan suatu bahan bisa dijadikan bahan

pakan adalah:

1. komposisi kimianyaPerlu diketahui bahwa komposisi zat makanan dalam suatu bahan pakan mungkin

bervariasi, kalau bahan tersebut asal tanaman misalnya tergantung umur panen, varitas

tanaman, pemupukan dsb. Disamping itu ada beberapa bahan pakan yang rentan untuk

dipalsukan, misalnya bekatul dipalsukan dengan gilingan sekam, tepung ikan dipalsukan

dengan hasil pembakaran tepung bulu dll. Tabulasi beberapa bahan pakan yang mungkin

dipakai dinataranya seperti dalam tabel 1 atau bisa diperoleh dari tabel NRC, atau bahkan

berbagai buku praktis.

TABEL 1. KOMPOSISI BAHAN PAKAN UNTUK UNGGAS

BAHAN PAKANHARG

A EM PK LK SK Ca P Lis Met  Rp Kkal/kg % % % % % % %BEKATUL 1000 2860 10.2 7 3 0.04 0.16 0.71 0.27JAGUNG KUNING 2800 3370 8.6 3.9 2 0.02 0.1 0.2 0.18MENIR 800 3390 8.9 4 1 0.03 0.4 0 0.27POLLARD 1800 1300 15 4 10 0.14 0.32 0.3 0.17SORGHUM 900 3250 10 2.8 2 0.03 0.1 0.2 0.13TEPUNG GAPLEK 300 2970 1.5 0.7 0.9 0.18 0.09 0.03 0.09TETES (TEBU) 500 1960 3 0.1 0 0.9 0.1 0 0BUNGKIL BIJI KAPAS 1500 2100 41 4.8 12 0.18 0.33 1.6 0.6BUNGKIL KEDELE 4000 2240 42 0.9 6 0.29 0.65 2.9 0.65BUNGKIL KELAPA 2100 2200 18.5 2.5 15 0.2 0.57 0.64 0.29BUNGKIL WIJEN 2500 1910 45 5 5 2 0.3 1.3 1.4BUNGKIL.KC. TANAH 3700 2200 42 1.9 17 0.2 0.2 1.8 0.5T.IKAN (Herring)) 6500 2640 72 10 1 2 1.5 6.4 2T.IKAN LOKAL 5000 2650 58 9 1 5.5 2.8 5 1.8TEPUNG LAMTORO 1500 828 18.9 5.9 16.3 0.05 0 0 0.55MINYAK KELAPA 8000 8600 0 100 0 0 0 0 0TEPUNG BATU 450 0 0 0 0 40 0 0 0DL Metionin 40000 0 0 0 0 0 0 0 90GARAM 200 0 0 0 0 0 0 0 0KULIT KERANG 250 0 0 0 0 37 0 0 0L-lysin HCl 40000 0 0 0 0 0 0 80 0PREMIX 5000 0 0 0 0 25 0 0 0

Suatu bahan pakan dikatakan berkualitas apabila zat-zat makanan yang terkandung

sesuai atau bahkan lebih tinggi dari standar, misalnya tabel di atas. Ada baiknya senantiasa

menganalisakan bahan pakan yang akan digunakan sehingga hasil formulasi bisa riil dan

lebih tepat. Hal ini bisa dilakukan dengan mendatangi dinas peternakan (beberapa daerah di

Page 3: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

Jawa Timur sudah memiliki fasilitas laboratoriumnya) atau Fakultas Peternakan terdekat.

Tentu diperlukan biaya, namun tidak semahal jika harus dianalisiskan ke lembaga swasta.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kadar air bahan pakan. Kadar air bahan

pakan yang terlalu tinggi akan merugikan peternak dalam 2 aspek, yaitu: 1. Cepat rusak

atau tidak bisa disimpan untuk waktu yang lama dan 2. Menurunkan kandungan nutrisi.

Untuk alasan cepat rusak mudah dimengerti karena bahan pakan akan cepat ditumbuhi

jamur. Alasan yang kedua tentang zat makanan mudahnya dijelaskan dalam diagram

berikut:

Air

Bahan Pakan

Bahan kering (protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral)

Diagram tersebut mengilustrasikan bahwa jika kadar air dalam bahan pakan tinggi berarti

kadar bahan keringnya menurun. Padahal zat-zat makanan yang penting untuk

pertumbuhan, seperti protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral terdapat dalam

bahan kering. Oleh karena itu, peternak perlu memiliki tabel standar sebagaimana

perusahaan besar untuk mengontrol kualitas bahan pakan yang akan digunakan. Harga

bahan pakan mungkin lebih murah, tetapi kalau kadar airnya diatas 14% akan mudah

ditumbuhi jamur meski disimpan dengan baik.

2. Batasan penggunaan bahan pakanKenapa penggunaan bahan pakan perlu dibatasi? Alasannya adalah jika dipakai

terlalu banyak akan berpengaruh negatif terhadap ternak. Pengaruh negatif tersebut bisa

disebabkan oleh karena mengandung zat anti-nutrisi. Misalnya kedelai mentah kaya akan

anti-tripsin sehingga menghambat pencernaan protein. Oleh karena itu, perlu perlakuan

sebelum diberikan pada ternak misalnya dengan penyangraian selama 20-30 menit. Tetapi,

penyangraian tidak hanya memerlukan proses dan tenaga kerja tambahan dan tentu saja

ongkos tambahan untuk pegawai dan penyangraian. Untuk praktisnya, digunakanlah bungkil

kedelai yaitu kedelai hasil samping pembuatan minyak kedelai.

Batasan penggunaan bahan pakan juga diperlukan mengingat pakan ternak unggas

umumnya hanya membolehkan kadar serat kasar 5-7% saja. Serat kasar memang

dibutuhkan oleh ternak unggas, tetapi karena kemampuannya mencerna serat yang terbatas

khususnya untuk ternak muda maka penggunaan bahan pakan kaya akan serat kasar mesti

diatur. Tabel 2 dibawah bisa dijadikan acuan, biasanya peternak juga mendasarkan pada

pengalaman yang mungkin berbeda dengan teori karena didasarkan pada tingkat

keuntungan tertinggi.

Page 4: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

TABEL. 2. MAKSIMUM PENGGUNAAN BAHAN PAKAN UNTUK UNGGAS

Bahan Pakan Petelur PedagingStarter Grower Layer Starter Finisher

Jagung 60 60 70 60 70Sorgum 25 40 40 25 40Bekatul 10 15 30 10 10Menir 40 40 40 40 40Tepung gaplek 8 10 10 8 10Pollard 5 15 30 15 20Gandum 10 20 40 10 30Lemak/minyak 5 6 7 5 7Tetes 2 2 2 2 2Tp. daun lamtoro 5 5 5 5 5Kapur 5 5 5 5 5Kulit kerang 2 3 5 1 3Limbah udang 5 5 8 5 5Bungkil kedele 30 30 40 30 40Bungkil kacang 5 7.5 15 5 7.5Bungkil kelapa 10 15 25 15 15Bungkil biji kapas 5 5 10 2.5 5Tepung ikan 7 8 10 7 10Tepung bulu 2 5 5 5 5Tepung daging 7 7 7 7 7Tepung bekicot 3 3 3 3 3

III. TEORI PEMBUATAN PAKANDalam hal pembuatan pakan ini diperlukan pertimbangan khusus diantaranya:

1. Bahan pakan apa yang akan digunakanUntuk membuat pakan sendiri lebih sulit, terutama karena peternak umumnya

memiliki pilihan terhadap jenis bahan pakan yang dipakai terbatas. Mungkin peternak

memiliki hanya tidak lebih dari 8-10 jenis bahan pakan biasanya terdiri dari jagung, bekatul,

tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tapioka, tepung kerang, kalsium

karbinat/tepung batu, dan premik. Hal ini berbeda dengan pabrik pakan besar seperti

Phokphand atau Comfeed yang memiliki dana dan gudang yang besar mampu mengkoleksi

50 atau lebih jenis bahan pakan. Terlebih dalam pengadaan bahan pakan ternak

kontinyuitas suplai dan ketersediaannya merupakan hal yang sangat penting. Suplai bahan

pakan yang kontinyu dan bahan pakan tersebut selalu tersedia sepanjang tahun penting

agar formula pakan yang dibuat nanti tidak terlalu sering berubah, karena pada prinsipnya

ternak bisa diberikan pakan dengan kualitas yang sama tetapi tiap bahan pakan punya

spesifikasi sendiri misalnya mengandung anti-nutrisi yang menyebabkan palatabilitas/tingkat

kesukaan menurun dan berakibat konsumsi pakannya juga menurun. Padahal, konsumsi

Page 5: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

pakan adalah langkah awal dari tercapainya produktifitas. Jika level konsumsi pakan tidak

tercapai maka akan sulit punya tercapai target pertumbuhannya.

2. Tabel zat makanan yang terkandung dalam bahan pakan tersebutUntuk bisa menyusun pakan atau membuat formula pakan diperlukan komposisi zat

makanan dari setiap bahan pakan yang mau dipakai. Komposisi tersebut untuk mudahnya

perlu disusun dalam suatu tabel kalau bisa dalam suatu program spreadsheet semacam

excel (program excel bisa digunakan untuk menyusun ransum). Pada saat mau menyusun

formula, tabel seperti tabel 1 tersebut akan sangat membantu.

3. Tabel kebutuhan zat makananTabel kebutuhan zat makanan adalah spesifik dan berbeda menurut kebutuhannya

berdasarkan jenis ternak (berbeda antara ayam dan itik misalnya), jenis produksi (untuk

produksi daging atau telur) dan umur (karena pertumbuhan ternak dipengaruhi oleh umur,

juga produksi telur dipengaruhi oleh umur). Penggunaan ayam buras untuk produksi daging,

atau ayam petelur jantan dan itik jantan sebagai ternak pedaging sebenarnya keluar dari

”kodrat”. Hanya peternak Indonesia saja yang melihat ini peluang, walaupun ketiga ternak

tersebut pertumbuhannya lambat dengan strategi pemberian pemberian yang tepat dan

murah keuntungan masih bisa diperoleh. Keuntungan dalam usaha peternakan adalah

orientasi peternak, jika untung maka banyak peternak lain yang ikut-ikutan memelihara

ternak tersebut. Tabel 3 berikut bisa dijadikan acuan peternak untuk membuat formulasi

pakan.

TABEL 3. KEBUTUHAN ZAT MAKANAN UNGGAS PEDAGING DAN PETELUR

Jenis Unggas Periode / umur      Kebutuhan zat makanan    

    EM PK LK SK Ca P Lis Met    Kkal/kg % % % % % % %

Ayam Pedaging Starter (0-3mg) 2900 22 5-8 3-50.9-1.1 0.7-0.9 1.1 0.5

Ayam Pedaging Finisher (3-6mg) 3100 20 5-8 3-50.9-1.1 0.7-0.9 1 0.38

Ayam Petelur Starter (0-8mg) 2800 19 4-6 4-50.9-1.1 0.6-0.8 0.85 0.3

Ayam Petelur Grower (8-22mg) 2600 16 4-6 5-60.9-1.1 0.6-0.8 0.6 0.25

Ayam Petelur Layer1(22-52mg) 2650 17 4-6 4-63.3-3.8 0.7-0.9 0.73 0.34

Ayam Petelur Layer2(>52mg) 2650 15.5 4-6 4-63.5-3.8 0.7-0.9 0.6 0.25

Ayam Petelur jantan 1 hari-dipotong 2900 19 5-8 4-5

0.9-1.1 0.6-0.8 0.85 0.3

Itik (0-2mg) 2900 22 5-8 3-5 0.65 0.4 0.9 0.4Itik (2-7mg) 3000 16 5-8 3-5 0.6 0.3 0.65 0.3Itik Layer 2900 15 4-6 4-6 2.75 0.4 0.6 0.27

Page 6: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

Itik jantan pedaging Starter (0-3mg) 2800 22 5-8 3-5 0.65 0.4 0.9 0.4Itik jantan pedaging Finisher (3-7mg) 2900 16 5-8 3-5 0.6 0.3 0.65 0.3

Ayam Buras Starter (0-3mg) 2700 18 4-7 3-60.9-1.1 0.7-0.9 0.6 0.25

Ayam Buras Finisher (3-8mg) 2800 15 4-7 3-60.9-1.1 0.7-0.9 0.6 0.25

4. Metode penyusunan/formulasi pakanAda beberapa metode formulasi pakan, namun kali ini hanya akan dibahas 2 saja

yaitu metode pearson square dan trial and error. Lebih lanjut akan dibahas secara lebih detil

dalam sub-bab formulasi pakan.

5. Harga bahan pakanPakan jadi/komplit yang dibuat peternak akan murah jika disusun dari bahan pakan

yang berkualitas tetapi murah. Padahal fenomena umumnya adalah semakin murah harga

bahan pakan kualitasnya semakin jelek atau paling tidak dibawah standar. Tepung ikan

adalah ilustrasi yang paling mudah, biasanya harga tepung ikan ditentukan oleh kandungan

proteinnya. Misalnya setiap% protein adalah Rp 100,- maka tepung ikan yang kandungan

proteinnya 50% harganya Rp 5000,-/kg. Jika peternak ditawari dengan harga di bawah Rp

5000,-/kg perlu curiga kualitasnya.

IV. Praktek pembuatan formula pakanSeperti telah dijelaskan bahwa hanya 2 metode yang akan diuraikan:

1. Metode pearson square/segi empat pearson, prinsipnya adalah:

a. menentukan dahulu standar pakan jadi yang ingin dibuat (hanya 1 zat makanan saja,

misalnya proteinnya 20%)

b. mencari 2 bahan pakan dengan ketentuan bahan pertama memiliki protein diatas 20%

(misalnya bungkil kedelai dengan protein 45%) dan bahan kedua dibawah 20% (misalnya

jagung dengan protein 9%)

jika diketahui ingin menyusun pakan jadi sebanyak 72 kg, maka selanjutnya buat segi empat

berikut:

Bungkil kedelai 45% 11 (selisih 9 dan 20) = 11/36 x 72 = 22 kg

Jagung 9% 25 (selisih 45 dan 20) = 25/36 x 72 = 50 kg 36 (jumlah antara 11 dan 25)

Dari perhitungan tersebut di atas maka bisa diperoleh formula bahwa bungkil kedelai yang

digunakan adalah 22 kg dan jagungnya 50 kg.

20

Page 7: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

Perhitungan ini memang sederhana, tetapi banyak kelemahannya, yang utama

adalah hanya 1 zat makanan (misalnya dalam contoh di atas adalah protein) saja yang bisa

dihitung dengan tepat (20%).

2. Metode trial and error (coba dan salah) artinya kalau salah ya dicoba hitung lagi.

Berdasarkan alat perhitungannya maka bisa menggunakan kalkulator atau program excel.

Tentu saja dengan menggunakan excel akan jauh lebih mudah. Untuk mengingatkan,

apapun metode yang digunakan memerlukan 2 hal:

1. Tabel komposisi zat makanan dari bahan penyusun pakan, memang baru memuat

beberapa yang mungkin digunakan di Indonesia seperti terlihat dalam Tabel 1.

2. Tabel kebutuhan zat makanan untuk unggas yang bersangkutan (termasuk

harganya), untuk ayam ras memang sudah ada standarnya tetapi untuk ayam buras

dan ternak lokal lain mengacu pada label produk yang dikeluarkan oleh beberapa

perusahaan pakan atau sebagaimana tertuang dalam Tabel 3.

3. Mempertimbangkan batasan penggunaannya

2.1. Prosedur penyusunan ransum dengan kalkulator

a. buatlah tabel dengan jumlah kolom sebanyak zat makanan yang ingin diketahui

dan dengan jumlah baris sebanyak jumlah bahan pakan yang ingin digunakan

sebagai berikut:

BAHAN% HARGA EM

PK LK SK Ca P Lis Met

  Rp/kg Kkal/kg % % % % % % %

b. sandingkan tabel komposisi dengan tabel tersebut untuk memudahkan

perhitungan.

c. mulailah memilih bahan pakan yang hendak digunakan sesuai yang ada tersedia

saat itu, lalu menghitung dengan mengalikan proporsi dibagi 100 dikalikan dengan

komposisi yang sesuai kolomnya.

Page 8: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

BAHAN% HARGA EM

PK

LK

SK Ca P Lis Met

  Rp/kgKkal/

kg % % % % % % %

BEKATUL 10

10/100 x 800=

80 268 dstJAGUNG KUNING 50 1500BUNGKIL BIJI KAPAS dstBUNGKIL KEDELEBUNGKIL KELAPAT.IKAN LOKALTEPUNG LAMTOROMINYAK KELAPAGARAMKULIT KERANGPREMIX

TOTAL100

STANDAR KUALITAS

misalnya 2750 17

4-8

3-5

2.8-3.8

0.7-1.0 1.0

0.3

d. jumlahkan hasilnya

e. bandingkan dengan standar, kemudian evaluasi apakah sudah sesuai (matching).

Jika belum rubahlah proporsinya hingga didapat hasil yang ideal.

2.2. Prosedur penyusunan ransum dengan software Microsoft Excel

Secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Pilih bahan yang akan dipakai boleh mengacu pada Tabel 1 atau yang lain,

sebaiknya menggunakan lebih dari 6 jenis bahan pakan supaya jika bahan pakan

yang satu kekurangan zat "A" mungkin bisa ditutupi oleh bahan pakan yang lain

Page 9: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

(supplementary effect). Masukkan datanya dalam Microsoft excel. Contohnya

lihat Gambar berikut:

Page 10: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

b. Buatlah kopi tabel kolom 1, lalu dibawahnya masukkan standar kebutuhan

zat makanannya sesuai jenis ternak yang dipelihara (dalam hal ini dipilih

ayam petelur layer), bisa mengacu pada Tabel 3. atau yang lainnya dan

cantumkan proporsinya. Setelah proporsinya ditentukan, buatlah

rumusnya misalnya seperti contoh berikut:

Page 11: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

c. Bayangkan bahwa pakan jadi yang hendak disusun adalah dalam formula

100%. Maka total proporsi nanti harus seratus. Lihat Gambar berikut:

Page 12: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

d. Jika proporsi sudah ditemukan, itulah sebenarnya formula pakan jadi

saudara. Jadi tinggal berapa kilogram pakan yang hendak disusun,

dikalikan dengan formula itu ketemu berapa bahan pakan yang

diperlukan. (Ternyata minyak kelapa, DL Methionin dan L Lisin tidak

diperlukan untuk menyusun pakan karena kebutuhan ternak sudah

terpenuhi dengan baik). Hasil akhir formulasi dapat dilihat dalam Gambar

berikut (fokus pada bagian yang diarsir/highlighted) dengan asumsi pakan

jadi yang ingin dibuat adalah 1000 kg atau 1 ton:

Page 13: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

Sebenarnya kesederhanaan metode formulasi ini terletak pada penggunaan

perkalian dan penjumlahan saja, tetapi jika digunakan kalkulator akan sangat

menjemukan karena perubahan proporsi berdampak pada pengulangan perhitungan

dari awal. Oleh karena itu, perlu digunakan program software Microsoft Excel untuk

solusinya.

V. Pakan untuk penggemukan ayam dan itikDalam bab ini akan diberikan formula yang dipakai oleh beberapa peternak.

Sekali lagi jika ingin dicek apa sesuai kebutuhan bisa digunakan program excel,

tetapi peternak dasarnya bukan kebutuhan tetapi keuntungan.

Itik jantan diberi BR1 atau 411 selama 1 minggu pertama, kemudian pakan dirubah

menjadi campuran antara jagung 30 bagian, bekatul 20 bagian dan BR1 atau

konsentrat 411 sampai umur 7 minggu.

Page 14: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

VI. Praktek pembuatan/pencampuran pakanFormulasi pakan yang baik, juga harus dibuat/dicampur dengan cara yang

benar untuk dapat memperoleh hasil yang maksimal. Yang dimaksud dengan cara

yang benar adalah proses pencampuran yang merata/homogen. Setelah berhasil

membuat formulasi, beberapa bahan pakan terpilih akan dicampur baik secara

manual atau dengan mesin. Agar pencampuran bisa berlangsung dengan baik dan

homogen/merata. Mulanya bahan pakan harus dalam kondisi yang sama,

maksudnya semua dalam ukuran yang sama atau sebaiknya digiling dan tidak ada

yang butiran dengan alat sederhana seperti dalam Gambar 1.

Gambar 1. Mesin giling butiran/grinder (kiri) dan penyiapan bahan pakan (kanan)

Kemudian bahan pakan yang akan digunakan disiapkan semua terlebih dahulu baru

setelah itu dicampur secara manual. Jika volumenya lumayan banyak diatas 50 kg

misalnya pencampuran bisa menggunakan sekop/pacul.

Gambar 2. Pencampuran secara manual (kiri) dan menggunakan pacul (kanan)

Page 15: Tabel. 2 -    Web viewTernak ayam dan itik adalah sandaran hidup banyak masyarakat, khususnya di pedesaan. Umumnya, memang kalau di pedesaan bisa dianggap sebagai tabungan,

Jika telah dicampur, maka bisa langsung diberikan pada ternak dalam bentuk tepung

atau diproses lebih lanjut menjadi bentuk pellet yang secara sederhana dicetak

menggunakan gilingan untuk membuat sambel pecel/getuk lindri. Hanya jika ini

dilakukan bahan perlu dibasahi/dikukus dulu. Setelah itu perlu dilakukan proses

penjemuran atau pengeringan kembali kemudian disimpan lebih lanjut sebelum

diberikan pada ternak.

Demikian semoga tulisan ini bermanfaat.

Malang, 25 April 2010