Ta i Teori Akuntansi Dan ya

download Ta i Teori Akuntansi Dan ya

of 17

Transcript of Ta i Teori Akuntansi Dan ya

Finished at 2/27/2012 4:07:25 AM Man Jadda Wajada

TEORI AKUNTANSI DAN PERUMUSANNYA BAB I PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG Akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat. Sejarah

perkembangan pemikiran akuntansi (accounting thought) dibagi dalam tiga periode: tahun 4000 SM 1300 M; tahun 1300 1850 M, dan tahun 1850 M sampai sekarang. Masing-masing periode memberi kontribusi yang berarti bagi ilmu akuntansi. Pada periode pertama akuntansi hanyalah bentuk record-keeping yang sangat sederhana, maksudnya hanyalah bentuk pencatatan dari apa saja yang terjadi dalam dunia bisnis saat itu. Periode kedua merupakan penyempurnaan dari periode pertama, dikenal dengan masa lahirnya double-entry bookkeeping. Pada periode terakhir banyak sekali perkembangan pemikiran akuntansi yang bukan lagi sekedar masalah debit kiri kredit kanan, tetapi sudah masuk ke dalam kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi yang luar biasa juga berdampak pada perubahan ilmu akuntansi modern (Basuki, 2000 : 173). Pengguna akuntansi juga bervariasi, dari yang sekedar memahami akuntansi sebagai: 1) alat hitung menghitung; 2) sumber informasi dalam pengambilan keputusan; 3) sampai ke pemikiran bagaimana akuntansi diterapkan sejalan dengan (atau sebagai bentuk pengamalan) ajaran agama Akuntansi keuangan seperti yang pernah kita pelajari dalam mata kuliah Pengantar Akuntansi I, Pengantar Akuntansi II, Akuktansi Keuangan I, Akuntansi Keuangan II, dan Akuntansi Keuangan Lanjutan merupakan media informasi yang disusun oleh manajemen selaku pengelola bisnis untuk kepentingan publik khususnya investor dan kreditor. Informasi akuntansi terdapat pada hasil laporan keuangan perusahaan yang

1

memberikan gambaran mengenai kondisi keuangan perusahaan pada saat tertentu (neraca) serta hasil usahanya pada periode tertentu (laba rugi). Informasi ini selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan . laporan keuangan ini telah menjadi sumber informasi penting bagi manajemen, pemilik, analis, banker, kreditor, regulator, dan pihak umum. Laporan keuangan merupakan sumber informasi pertama dalam keputusan investasi, memprediksi potensi arus kas yang akan diterima dan dikaitkan dengan ketidakpastian, menilai kemampuan manajemen dalam mencapai tujuan utama perusahaan, dan yang terakhir memberikan informasi yang aktual dan interpretatif tentang transaksi dan kejadian lainnya. Dari uraian diatas, sebagai suatu informasi, akuntansi keuangan harus

dipelajari tidak hanya berdasarkan praktik tetapi juga teori yang melandasi hasil informasi tersebut sehingga informasi keuangan yang diberikan oleh perusahaan

ataupun pemerintah dalam bentuk laporan keuangan dapat dipahami dengan baik oleh masyarakat. Proses dan penyusunan akuntansi didasarkan pada asumsi dan kaidahkaidah khusus. Ketidakpahaman dalam memahami asumsi dan kaidah tersebut dapat membuat kesalahan dalam memahami data-data akuntansi yang dihasilkan dan dipublikasikan oleh sebuah entitas bisnis atau organisasi.

RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam mempelajari akuntansi keuangan, mengapa para mahasiswa perlu juga untuk mempelajari tentang teori akuntansi keuangan dan tidak bersandar hanya pada mempelajari beberapa Standar Akuntansi Keuangan ? 2. Mengapa para praktisi akuntansi keuangan dan regulator akuntansi keuangan harus serius memikirkan tentang beberapa teori akuntansi ? 3. Haruskah hasil dari teori akuntansi yang telah ada atau diketemukan

memenuhi peran yang sama untuk menjelaskan atau memandu praktik tertentu ? dan bagaiman jika seseorang lebih memilih suatu teori atau kaidah dibanding yang lain ?2

TUJUAN OBJEKTIF Dengan mempelajari Chapter I maka diharapakan penyaji makalah : 1. 2. Memahami bahwa terdapat beberapa teori dalam akuntansi keuangan Memahami bhawa terdapat perbedaan teoari akuntansi keuangan yang

dikembangkan untuk menampilkan fungsi yang berbeda, yakni untuk memnggambarkan praktik akuntansi atau untuk 3. 4. Memahami bahwa teori dalam akuntansi keuangan merupakan hasil dari Mengajak untuk mencoba mengkritisi dan mengevaluasi teori yang

berkembang saaat inij berdasarkan pertimbangn logika, asumsi dan peristiwa sebelum teori tersebu t

3

BAB II PEMBAHASAN A. DEFINSI TEORI Sebelum membahas lebih jauh tentang beberapa teori dalam akuntansi keuangan, maka untuk pertama kalinya kami perlu mengenalkan apakah sesungguhnya definisi tentang teori. Menurut Kamus Macquaire dapat dijelaskan sebagai berikut :

A coherent group of general propositions used as principles of explanation for a class of phenomena Sedangkan menurut seorang peneliti akuntansi (Hendriksen 1970, p. 1)

A coherent set of hypothetical, conceptual and pragmatic principles forming the general framework of reference for a field of inquiry

Definisi yang dikembangkan oleh Hendriksen sangat senada seperti apa yang termaktub dalam Lembaga Standar Akuntansi Amerika Serikat FASB dalam bagian Conceptual Framework Project. Dari pemahaman definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa suatu teori yang dikembangkan atau diterima harus bersandar pada pertimbangan yang logis. Beberapa teori akuntansi dikembangkan berdasarkan suatu proses atau tahap observasi di masa lalu yang mana kemudian dikembangkan untuk membuat prediksi atas kejadiankejadian layaknay sebuah penelitian ilmiah. Tetapi yang perlu untuk dipahami bahwa beberapa teori akuntansi tidak hanya untuk memberikan penjelasan atau memprediksi suatu gejala permasalahan tetapi juga menentukan apa yang seharusnya di lakukan dalam beberapa kondisi yang ada, sehingga kami dapat memberikan penekanan bahwa setiap teori akuntansi yang ada sering memiliki tujuan yang berbeda.

4

Akuntansi juga merupakan suatu human activity ( kita tidak dapat memisahkan antara ilmu akuntansi dengan akuntan sebagai pelakunya). Pada umumnya beberapa teori akuntansi akan mempertimbangkan perilaku dari masyarakat yang membutuhkan suatu informasi akuntansi keuangan atau juga mempertimbangkan mengapa orang dalam suat organisasi mungkin memilih untuk memberikan beberapa informasi kepada

beberapa stakeholder. Sebagai contoh ; 1. Menentukan bagaimana, berdasarkan suatu prespektif dari aturan akuntansi, suatu asset harus dinilai untuk kepentingan pelaporan eksternal ? 2. Memprediksi bahwa pemimpin usaha membayar uang bonus sesuai dengan basis pengukuran misalnya besarnya laba, lalu metode akuntansi manakah yang didahulukan untuk meningkatkan jumlah laba yang dilaporkan? 3. Mencoba untuk menjelaskan bagaimana suatu latar belakang kultur sesorang akan berpengaruh pada jenis informasi akuntansi yang dihasilkan?

B.

GAMBARAN SINGKAT TENTANG TEORI AKUNTANSI

Begitu luas dan beraneka ragam teori akuntansi yang ada pada saat ini dan tidak semua teori akuntansi tersebut dapat diterima secara luas. Seringkali dari para peneliti memiliki perspektif yang berbeda tentang peran, tujuan sentral dan ruang lingkup yang seharusnya dalam akuntansi keuangan. Contohnya penentuan suatu asset yang dinilai berdasarkan nilai pasar dibandingkan nilai historis.

Pada awal perkembangannya teori akuntansi bersandarkan pada proses induksi, dimana dalam proses ini satu atau lebih bukti-bukti fakta dikumpulkan dan di observasi untuk mengambil kesimpulan dan pembentukan hipotesis. Dan pada tahun Tahun 1920 ke tahun 1960-an teori dikembangkan dari hasil pengamatan terhadap apa yang akuntan lakukan dalam praktek dan kemudian

dikodifikasikan sebagai doktrin atau konvensi akuntansi.

5

Kemudian pada tahun 1960an, penelitian tentang teori akuntansi yang bersadar pada proses induksi mendapat banyak kritik, sebagai mana yang disampaikan oleh Gray, Owen dan Maunder( 1987, p 66) : concentrates on the status quo, is reactionary in attitude and cannot provide a basis upon which current practice may be evaluated or from which future improvements may be deduced Yang pada kesimpulannya, pembangunan teori akuntansi lebih bersandarkan pada apa yang telah akuntan lakukan, yang diasumsikan apa yang dilakukan sebagian besar oleh para akuntan itulahyang paling cocok dipraktikan. Hal ini mengambil dari persepktif Accounting Darwinisme dimana hampir satu setengah abad yang lalu Charles Darwin menulis karyanya yang sangat kontroversial, On the Origin of Species by Means of Natural Selection (1859). Dalam karya tersebut Darwin menegaskan bahwa melalui hukum seleksi alam hanya spesies yang paling kuat untuki bersaing demi kelangsungan hidupnyalah yang akan bertahan hidup. C. PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI ANTARA TAHUN 1960AN 1970AN

Dikenal dengan sebagai masa perkembangan teori akuntansi normative dimana Penjelasan atau penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu perlakuan akuntansi paling sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Lebih menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang seharusnya berlakuit should be. Nilai sebagai sasaran. Sedangkan contoh pemberlakuan Teori Akuntansi Normatif adalah ketika kita ingin mengetahui kapan sewaguna harus dikapitalisasi. Tentu pertanyaan tersebut menghasilkan berbagai alternative jawaban. Dengan menggunakan teori Akuntansi Normatif kita akan memilih yang paling tepat seharusnya, menggunakan penalaran logis. praktik akuntansi yang dilaksanakan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Aturan tersebut dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau GAAP. Salah satu bagian kecil dari PABU adalah SAK atau standar akuntansi Keuangan.

6

SAK yang ada sekarang dikeluarkan oleh IAI melalui suatu organ yang kita kenal dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan ini bertugas untuk menyusun draft standar akuntansi keuangan yang akan diberlakukan. Draft tersebut terlebih dahulu didiskusikan dengan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK) untuk kemudian dikeluarkan draft-nya. Bila telah diperoleh masukan, dilakukan sosialisasi (public hearing) untuk memperoleh masukan lebih banyak lagi dari masyarakat luas (pemakai laporan keuangan). Selanjutnya, bila tidak ada masalah lagi, maka IAI akan mengesahkan standar tersebut dan diberlakukan secara efektif.

Berbeda dengan di Indonesia, Amerika Serikat mendirikan badan penyusun standar akuntansi yang berada di luar asosiasi profesi. Badan ini adalah Financial Accounting Standards Board (FASB) yang tidak berada di bawah AICPA melainkan di bawah Financial Accounting Foundation (FAF). Badan ini berwenang penuh dalam menentukan standar akuntansi yang akan ditetapkan.Di Indonesia Teori Akuntansi Normatif dikenal dengan nama Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau GAAP. Salah satu bagian kecil dari PABU adalah SAK atau standar akuntansi Keuangan. SAK yang ada sekarang dikeluarkan oleh IAI melalui suatu organ yang kita kenal dengan Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK). Dewan ini bertugas untuk menyusun draft standar akuntansi keuangan yang akan diberlakukan. Draft tersebut terlebih dahulu didiskusikan dengan Dewan Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK) untuk kemudian dikeluarkan draft-nya. Bila telah diperoleh masukan, dilakukan sosialisasi (public hearing) untuk memperoleh masukan lebih banyak lagi dari masyarakat luas (pemakai laporan keuangan). Selanjutnya, bila tidak ada masalah lagi, maka IAI akan mengesahkan standar tersebut dan diberlakukan secara efektif. D. PERKEMBANGAN TEORI AKUNTANSI DI AKHIR 1970AN Dikenal dengan masa teori akuntansi positif dimana terdapat penjelasan atau penalaran untuk menunjukkan secara ilmiah kebenaran pernyataan atau fenomena akuntansi seperti apa adanya sesuai fakta. Fakta sebagai sasaran. menurut Friedman (1953), pada`hakekatnya terbebas dari ikatan pelbagai aspek etikasebagaimana dikemukakan Keynes. Dia lebih mengacu ke istilah apa adanya (what it is) daripada7

ke istilah seharusnya demikian (it should be). Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata. Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi (what it is). Teori akuntansi positif merupakan varian dari teori ekonomi positif. Teori ini berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik-praktik akuntansi yang ada di masyarakatwhat it is (Watts dan Zimmerman, 1986). Teori ini memiliki pijakan yang berbeda dibandingkan dengan dengan akutansi normatif, yang lebih menjelaskan praktik-praktik akuntansi yang seharusnya berlakuit should be. Teori ini bertujuan menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik akuntansi. Di samping itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata. Validitas teori akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya terjadi (what it is). Untuk lebih mudah dipahami contoh teori akuntansi positif adalah praktik akuntansi yang saat ini sering kita dengar antara lain creative accaounting, earning management, big bath, dan income smoothing. Pada dasarnya praktik akuntansi ini sudah dilakukan cukup lama, tetapi praktik ini semakin mencuat diantaranya pada kasus ENRON, dan Worldcom yang terjadi pada tahun 2000. Kasus ini mengakibatkan krisis kepercayaan publik terhadap auditor. Kasus ini telah meruntuhkan KAP Arthur Andersen, tidak saja keluar dari The big five, bahkan sampai pencabutan ijin usaha. Kasus inilah yang menjadi titik tolak bagi para auditor dan lembaganya untuk meningkatkan kembali jaminan terhadap hasil audit mereka. E. HUBUNGAN ANTARA TEORI AKUNTANSI POSITIF DAN TEORI AKUNTANSI NORMATIF 1. Perbedaan pendekatan dan dasar antara teori akuntansi tersebut menyebabkan dua taksonomi akuntansi. Pendekatan Teori Akuntansi Positif menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai Sains. Sedangkan pendekatan Teori Akuntansi Normatif8

menghasilkan taksonomi akuntansi sebagai art. Yang keduanya sama sama diakui sebagai sarana pendekatan teori akuntansi. 2. Teori Akuntansi Normatif yang berbentuk Praktik Akuntansi Berterima Umum (PABU) merupakan acuan teori dalam memberikan jalan terbaik untuk meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata yang meruipakan fungsi pendekatan Teori Akuntasi Positif. Tidak menutup kemungkinan, fakta yang ada di dunia nyata (praktek akuntansi) akan mempengaruhi Teori Akuntansi Normatif. Hubungan ini Sesuai dengan paham Dialektika Hegel. Dimana antitasi dan tesis akan menghasilkan sistesis. Dan sistesis akan menghasilkan antithesis F. EVALUASI DAN KRITIK TERHADAP TEORI AKUNTANSI Positivisme dalam Riset Akuntansi sebenarnya telah lama dilakukan, yang dimulai oleh Beaver (1968). Sedangkan Positive Accounting Theory (selanjutnya disebut PAT), dalam paradigmatic positioning, baru muncul ketika Watts dan Zimmerman

meluncurkan artikel penelitiannya tahun 1978. Gagasan yang disampaikan oleh Watts dan Zimmerman merupakan gagasan teori yang sangat fenomenal, monumental sekaligus kontroversial. Banyak pujian muncul terhadapnya, dan akhirnya berujung dijadikannya PAT sebagai paradigma riset yang dominan, riset berbasis studi empiriskuantitatif. Tidak kurang pula kritikan dialamatkan kepada mereka. Kritikan, baik yang lebih menekankan pada kritik metodologi, kritik asumsi dasar ekonomi (teoritis), sampai pada kritik asumsi filosofis-sains. 1) Disampaikan Sterling (1990), yang mengatakan bahwa PAT tidak memenuhi syarat sebagai Ilmu yang utuh. Tetapi hanya dianggap sebagai Cottage Industry di sisi Periphery Accounting Thought. Atau disebut Tinker et.al. (1982) sebagai Marginalism. 2) Kritik yang dilakukan Christenson (1983) pada pertanyaan-pertanyaan riset positif yang sebenarnya hanya berkaitan dengan sosiologi akuntansi bukannya bertujuan untuk membentuk teori akuntansi, karena hal tersebut berkaitan dengan deskripsi9

dan prediksi tentang perilaku para akuntan atau manajer, bukan perilaku entitasentitas akuntansi. Dan yang paling penting lagi adalah seperti yang disebut Zimmerman (1980) yang mengutip pernyataan Friedman (1953) untuk

membedakan ekonomi positif dan ekonomi normatif, bahwa kebijakan ekonomi yang benar tergantung pada kemajuan ekonomi normatif yang mendukung kemajuan ekonomi positif sehingga teori ekonomi dapat diterima. Friedman tidak menggunakan istilah teori positif, tapi dia mengatakan bahwa tujuan akhir dari ilmu pengetahuan positif adalah perkembangan teori atau hipotesis yang mampu memprediksi secara valid dan bermakna atas fenomena yang belum diamati. Friedman menunjukkan perbedaan antara sains positif dan normatif dengan menyatakan bahwa: sains positif dapat didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan (knowledge) tersistem yang berkaitan dengan apa itu (what is); sedangkan sains normatif atau regulatif didefinisikan sebagai seperangkat pengetahuan yang berhubungan dengan kriteria tentang bagaimana

seharusnya. Konsep sains positif mulai populer sejak abad ke-19. Paradigma sains positif sering-kali disebut dengan positivism, yang hanya melakukan metodemetode ilmu pengetahuan alam yang memberikan pengetahuan positif (positive knowledge) tentang apa (what is) (untuk lebih detil dan sebagai pembanding dapat dilihat kritik dari Whitington 1987 misalnya). 3) menurut Christenson (1983) memandang ilmu pengetahuan tidaklah harus dipandang dari perbedaan antara normatif dan positif. Tetapi ilmu pengetahuan empiris bisa dipandang sebagai produk (seperangkat pengetahuan atau knowledge yang tersistem) atau sebagai proses (aktivitas manusia dalam menghasil-kan pengetahuan atau knowledge). Para positivis menekankan pandangan bahwa ilmu pengetahuan me-rupakan suatu produk, yang ditunjukkan melalui struktur formal dalam bentuk proposisi empiris. Sementara itu, filsafat ilmu menekankan pada pandangan ilmu pengetahuan sebagai suatu proses. Jadi penekanan yang ingin disampaikan oleh Christenson adalah tidak penting apakah pencapaian ilmu pengetahuan itu dilakukan secara normatif atau positif, semuanya sah-sah saja. Dan semuanya benar. Bahkan pencapaian ilmu pengetahuan juga perlu dilakukan pada satu waktu bersifat normatif dan pada akhirnya bersifat positif. Hanya yang berbeda10

adalah pencapaian ilmu pengetahuan yang empiris lebih didasarkan pada produk dan proses. 4) Lebih mendalam lagi kritik PAT yang dilakukan Sterling (1990), dibagi dalam 3 bagian, yaitu Dua Pilar Utama (Studi Fenomena dan Value Free), Asumsi Dasar Ekonomi yang berakar pada Teori Ekonomi Positif, serta Science yang berakar dari Positivisme Logis) dan Pencapaian (Aktual dan Potensial). Kritik ringan Sterling berkaitan dengan penjelasan dan konten (isi) buku mereka yang terbit tahun 1986 yang berjudul POSITIVE ACCOUNTING THEORY. Rasional dari buku ini mengenai posisi scientific dari PAT hanya dijelaskan kurang dari 5% keseluruhan buku. Bab 1 yang terdiri dari 14 halaman dari 362 halaman, yang berkaitan mengapa teori dikatakan scientifik hanya setengahnya. Sehingga Sterling kemudian menjuluki buku ini sebagai Buku Akuntansi Empiris Berbasis Ilmu Ekonomi, bukan Buku tentang Teori Akuntansi. Hal ini terlihat dari parade kronologis studi empiris akuntansi pada Bab 2-13. sedangkan bab 14 merupakan Artikel Watts dan Zimmerman tahun 1979 yang diedit kembali. Sedangkan Bab 15 hanya Summary, Evaluation dan Prospects.

5) Kritik Sterling (1992) terhadap PAT dalam hal dua pilar utama, dibagi menjadi dua, yaitu studi fenonema dan value free. Studi fenomena sendiri berkaitan dengan penelitian praktik akuntansi, praktik akuntan dan utility maximization. Teori dianggap ilmiah bila berdasarkan praktik, sedangkan teori yang tidak dipraktikkan dianggap tidak ilmiah (semu). Praktik akuntansi didasarkan pada tujuan utama dari PAT, yaitu bahwa tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan (to explain) dan memprediksi (to predict). Studi fenomena yang berkaitan dengan praktik akuntan merupakan ekstensi fenomena akuntansi adalah bagaimana manajer membuat keputusan dengan memakai formulae atau mathematical constructions (seperti pada kasus LIFO atau LIFO). Pertanyaan yang muncul kemudian formula mana yang dipakai, kedua adalah mengapa formula tersebut yang dipakai. Fenomena akuntansi dan akuntan hanya diukur melalui mathematical constructions, yang digunakan untuk merepresentasikan bentuk-bentuk (informasi) akuntansi. Konstruk matematis ini dianggap Sterling hanya dapat memotret kata-kata dan angka-angka tanpa dapat

11

melihat bentuk riil (things) dan kejadian (events). Sindiran Sterling (1990, 101) lengkapnya sebagai berikut: They have fallen in love with pictures (financial statements) without recognizing that they need be images of matters (economic goods) 6) Sedangkan berkaitan dengan behavior akuntan praktisi, PAT memiliki basic assumption Utility Maximization. Utilitas dalam PAT diasumsikan atau

diaproksimasi sebagai income (atau cashflow, wealth, variabel finansial lainnya). Asumsi ini menurut Sterling (1990) tidak selalu benar, misal utilitas dalam pandangan philanthropist bukanlah income, tetapi altruistik. PAT tidak pernah melihat utility maximization di luar kepentingan self-interest, seperti gagasan yang menjadi rujukannya, Chicago School yang tetap melihat dua hal tersebut dalam satu bagian utuh. Bahkan Ulitily Maximization sebenarnya tidak hanya dapat dijelaskan dalam seluruh perhitungan statistik. Bila setiap manusia memang memiliki utility mazimization seharusnya hasil penelitian adalah 100%. Tetapi kenyataannya pasti ada R2, yang terlihat sebagai bentuk tidak adanya kepentingan Utility Maximization yang 100%. Dari sini diperlukan metode penelitian di luar kuantitatif research yang dapat menjelaskan realitas utility maximization yang bukan hanya dikonstruk dalam bentuk income dan derivasinya, atau bahkan perilaku di luar utility maximization. Sterling misalnya mengusulkan adanya Antropologi Akuntansi, yang melihat fenomena akuntansi bukan hanya dari hasil mathematical constructions yaitu laporan keuangan misalnya (misalya Tinker, et.al. 1982, mengusulkan Historical Materialism).

7) Fenomena akuntasi seharusnya juga melihat proses akuntan melakukan proses akuntansi sampai menghasilkan laporan keuangan. Hal ini tidak dapat dilakukan oleh PAT, tetapi dapat dilakukan dalam kerangka sosiologis. Dari konteks seperti itu dapat terlihat motivasi perilaku apakah mengarah pada utility maximization atau tidak, kemudian juga dapat melakukan konfirmasi utuh terhadap realitas atau fenomena akuntansi dengan teori akuntansi yang normatif. Artinya tidak seperti PAT, yang menegasikan Teori Normatif, PAT telah salah dalam menilai12

Teori Normatif sebagai tidak ilmiah, dan hanya PAT yang ilmiah. Sebagai Newton atau Einstein-pun sebenarnya merumuskan teorinya tidak seluruhnya berasal dari fenomena yang seragam, tetapi juga dapat berasal dari pikiran normatif (misalnya Einstein dengan rumus E=mc2) atau fenomena tunggal (misalnya Newton dengan gagasan Gravity Theory) G. KESIMPULAN EVALUASI KRITIS TEORI AKUNTANSI POSTIF

Kritik-kritik terhadap PAT sebenarnya merupakan diskursus yang memberikan kontribusi keilmuan akuntansi. Kritik balik Watts dan Zimmerman (terutama dalam kritik filosofis-saintifik) yang dialamatkan kepada mereka, dianggap tidak memiliki kontribusi apapun terhadap praktik akuntansi. Kerangka berpikir Watts dan Zimmerman sepertinya lebih didorong oleh pragmatism utility of knowledge of accounting research. Ukuran yang dipakai oleh Watts dan Zimmerman ditera sesuai dengan kontribusi yang dihasilkan oleh mereka sendiri, yang menurut mereka PAT lebih memberi manfaat langsung. Sedangkan kontribusi yang diinginkan oleh para kritikus memang berbeda, yaitu masuk pada substansi keilmuan akuntansi dan bukan hanya terpenjara dalam praktik akuntansi an sich. H. EVALUASI SUATU TEORI DENGAN PERTIMBANGAN LOGIKA DAN BUKTI

Ketika mengevaluasi teori, perlu mempertimbangkan 1) apakah argumen yang mendukung teori adalah logis 2) apakah Anda setuju dengan asumsi sentral dari teori 3) apakah Anda menerima bukti pendukung yang diberikan 4) Penerimaan argumen harus didasarkan pada keakuratan tempat 5) argumen adalah logis sejauh jika tempat yang itu didasarkan benar, maka kesimpulan akan benar 6) Kita tidak perlu mengacu pada observasi 'dunia nyata' untuk menentukan logika dari argument 7) Meskipun argumen tersebut logis kita hanya bisa menerima argumen jika kita menerima asumsi kritis yang dibuatnya 8) jika kita menolak asumsi sentral kita dapat menolak prediksi13

Dapatkah kita mengharapkan bahwa teori akuntansi keuangan (dan karenanya, tentang orang-orang) dapat memberikan prediksi yang sempurna dalam semua kasus? Sebuah teori mungkin tidak memiliki kemampuan prediksi yang sempurna, tetapi masih berguna. Mungkin saat ini kita kita telah membuktikan sebuah teori berdasarkan pengamatan dengan mengabaikan fakta bahwa pengamatan berikutnya mungkin tidak sesuai dengan teori.

I. MENGAPA PERLU MEMPELAJARI TEORI AKUNTANSI KEUANGAN Belajar aturan akuntansi keuangan tanpa mempertimbangkan implikasi dari informasi akuntansi tidak dianjurkan 1) Mempelajari teori-teori akuntansi menghadapkan siswa untuk berbagai isu, termasuk bagaimana unsur-unsur akuntansi harus diukur 2) motivasi untuk organisasi untuk menyediakan beberapa jenis informasi akuntansi 3) motivasi bagi individu untuk regulator dukungan atau lobi untuk beberapa metode akuntansi dalam preferensi untuk orang lain 4) implikasi untuk organisasi dan stakeholder mereka jika salah satu metode akuntansi yang dipilih atau diamanatkan dalam preferensi untuk orang lain 5) bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi terhadap informasi tertentu 6) apakah ada 'ukuran sebenarnya' dari pendapatan

14

BAB III KESIMPULAN DAN PENUTUP Teori akuntansi telah berkembang melalui revolusi yang besar,khususnya selama tahun 1960-an dan tahun 1970-an,dan terus berlanjut sampai tahun 1980-an.Selama periode yang sama ini dan sekitar 50 tahun yang lalu, pemikiran akuntansi juga telah di kembangkan melalui proses evolusi. Perlunya telaah sejarah pemikiran akuntansi berasal dari hubungan dengan masa lalu. Sebelum tahun 1930, teori akuntansi sebagai suatu pranata penalaran logis yang di rumuskan dengan baik biasanya tidak mendahului praktek akuntansi;jikapun benar, maka sekarangalah hal itu dapat dilakuakan. Akuntansi berkembang sejalan dengan bertambahnya kebutuhan ,dan perubahan terjadi secara bertahap dalam konsep dan teknik akuntansi. Tetapi prakteknya akuntansi yang baru harus tetap diselaraskan dengan hubungan dan lembaga ekonomi yang berubah serta tujuan akuntansi.

15

BAB IV DAFTAR PUSTAKA Craig Deegan, dkk. Financial Accounting Theory and Analysis, Mc Graww Hill, 2004 http://ari-suwandi.blogspot.com/2011/01/teori-akuntansi.html http://staff.ui.ac.id/internal/0600500045/material/RANCANGANPETAKONSEPAKUNTA NSI28nop06.pdf http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/05/teori-akuntansi-dan-perumusannya/ hhttp://datakopertis6.com/journal/index.php/sosek/article/download/34/27ttp://sangmerd eka.blogspot.com/2009/04/hubungan-antara-teori-akuntansi-positif.html

16

17