T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

42
1 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2020 Agustus 2020

Transcript of T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Page 1: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

1

T0

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA

Realisasi Triwulan II 2020

Agustus 2013 Agustus 2020

Page 2: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

2

Alamat Redaksi:

Grup Statistik Eksternal

Departemen Statistik

Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 14

Jl. M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Telepon : (021) 29816770

Faksimili : (021) 3501935

E-mail : [email protected]

Website : www.bi.go.id

Page 3: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

3

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan II 2020

Agustus 2020

Page 4: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

4

RINGKASAN

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA TRIWULAN II 2020

1

3

TRANSAKSI BERJALAN 4

Neraca Perdagangan Barang 5

Neraca Perdagangan Nonmigas 5

Neraca Perdagangan Migas 11

Neraca Perdagangan Jasa 13

Neraca Pendapatan Primer 14

Neraca Pendapatan Sekunder 15

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 16

Investasi Langsung 16

Investasi Portofolio 18

Investasi Lainnya 20

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 22

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 24

Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI

Dibandingkan Publikasi Triwulan I 2020 26

LAMPIRAN 28

DAFTAR ISI

Transaksi Berjalan

Page 5: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

5

DAFTAR TABEL

Hal

Hal

Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

6

Tabel 6 Perkembangan Ekspor Minyak 12

Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 8

Tabel 7 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) 12

Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama

(Berdasarkan SITC)

9

Tabel 8 Perkembangan Ekspor Gas 13

Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 10

Tabel 9 Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi 17

Tabel 5 Impor Nonmigas (c.i.f) Menurut Negara Asal Utama 11

Tabel 10 Perkembangan PMA menurut Negara Asal 18

Tabel 11

Indikator Sustainabilitas Eksternal

22

DAFTAR GRAFIK

Hal

Hal

Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3

Grafik 14 Transaksi Modal dan Finansial 16

Grafik 2 Transaksi Berjalan 4

Grafik 15 Perkembangan Investasi Langsung 16

Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 5

Grafik 16 Perkembangan Investasi Portofolio 18

Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 5

Grafik 17 Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN

oleh Asing

19

Grafik 5 Pertumbuhan Impor Nonmigas 10

Grafik 18 Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG 19

Grafik 6 Neraca Perdagangan Migas 11

Grafik 19 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara

ASEAN

19

Grafik 7 Perkembangan Harga Minyak Dunia 12

Grafik 20 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 20

Grafik 8 Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa 13 Grafik 21 Perkembangan Investasi Lainnya 20

Grafik 9 Neraca Jasa Travel 14 Grafik 22 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 20

Grafik 10 Pembayaran Jasa Freight 14 Grafik 23 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 21

Grafik 11 Perkembangan Neraca Pendapatan Primer 15 Grafik 24 Perkembangan Pinjaman Luar Negeri Sektor Publik 21

Grafik 12 Perkembangan Transfer Personal 15

Grafik 13 Posisi Pekerja Migran Indonesia Triwulan II 2020 15

Page 6: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

6

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 7: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

1

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan II 2020 mencatat surplus yang cukup besar,

menopang ketahanan eksternal Indonesia. NPI mencatat surplus sebesar USD9,2 miliar pada triwulan II

2020, setelah mengalami defisit USD8,5 miliar pada triwulan sebelumnya. Membaiknya kinerja NPI tersebut

didukung oleh menurunnya defisit transaksi berjalan serta besarnya surplus transaksi modal dan finansial.

Sejalan dengan perkembangan surplus NPI tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Juni 2020 meningkat

menjadi sebesar USD131,7 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 8,1 bulan

impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Defisit transaksi berjalan makin menurun, ditopang oleh surplus neraca barang serta

berkurangnya defisit neraca pendapatan primer. Defisit transaksi berjalan tercatat sebesar USD2,9 miliar

(1,2% dari PDB), lebih rendah dari defisit pada triwulan sebelumnya sebesar USD3,7 miliar (1,4% dari PDB).

Penurunan defisit transaksi berjalan tersebut bersumber dari surplus neraca perdagangan barang akibat

penurunan impor karena melemahnya permintaan domestik. Di samping itu, defisit neraca pendapatan

mengecil karena berkurangnya pembayaran imbal hasil kepada investor asing sejalan dengan kontraksi

pertumbuhan ekonomi domestik di triwulan II 2020 yang tercermin pada penurunan kinerja perusahaan dan

investasi. Sementara itu, defisit neraca jasa sedikit meningkat didorong oleh defisit jasa perjalanan karena

kunjungan wisatawan mancanegara yang turun signifikan selama pandemi COVID-19. Di sisi lain, remitansi

dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) berkurang, sejalan dengan kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia juga

menahan penurunan defisit transaksi berjalan lebih lanjut.

Transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2020 mencatat surplus cukup signifikan

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, sejalan dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan

global. Surplus transaksi modal dan finansial tercatat sebesar USD10,5 miliar terutama berasal dari aliran

masuk neto investasi portofolio dan investasi langsung, setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit

USD3,0 miliar. Aliran masuk investasi portofolio meningkat dalam bentuk penerbitan global bond oleh

Pemerintah dan korporasi serta pembelian Surat Utang Negara (SUN). Berlanjutnya aliran masuk modal asing

tersebut dipengaruhi oleh likuiditas global yang meningkat, imbal hasil instrumen keuangan domestik yang

tetap menarik, dan terjaganya keyakinan investor terhadap kondisi perekonomian Indonesia. Investasi

langsung turut menyumbang surplus pada neraca transaksi modal dan finansial, meskipun relatif melambat

dibandingkan dengan capaian pada triwulan sebelumnya, sejalan dengan kontraksi ekonomi domestik.

Transaksi investasi lainnya mengalami defisit dipengaruhi oleh pola kuartalan meningkatnya pembayaran

pinjaman luar negeri yang jatuh tempo.

RINGKASAN

T

r

an

sa

ksi

Be

rj

ala

n

Page 8: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

2

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 9: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

3

Di tengah kontraksi perekonomian global, Neraca

Pembayaran Indonesia (NPI) mencatat surplus cukup

tinggi pada triwulan II 2020 sehingga menopang

stabilitas sektor eksternal. Surplus NPI pada triwulan

laporan tercatat sebesar USD9,2 miliar, didukung oleh

berkurangnya defisit transaksi berjalan (TB) dan

peningkatan surplus transaksi modal dan finansial

(TMF). Sejalan dengan surplus NPI tersebut, posisi

cadangan devisa meningkat dari USD121,0 miliar pada

akhir triwulan I 2020 menjadi USD131,7 miliar pada

akhir triwulan laporan, cukup untuk membiayai

kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri

pemerintah selama 8,1 bulan, serta berada di atas

standar kecukupan internasional sebesar 3 bulan impor

(Grafik 1).

Grafik 1

Neraca Pembayaran Indonesia

Pada triwulan II 2020, defisit neraca TB

tercatat sebesar USD2,9 miliar (1,2% terhadap PDB),

lebih rendah dibandingkan dengan defisit triwulan I

2020 sebesar USD3,7 miliar (1,4% dari PDB). Defisit

neraca TB yang menurun ditopang oleh surplus neraca

barang serta perbaikan defisit dari neraca pendapatan

primer. Surplus neraca perdagangan barang

disebabkan oleh turunnya impor sejalan dengan

lemahnya permintaan domestik dan berkurangnya

kebutuhan untuk kegiatan ekspor. Kinerja ekspor

melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

seiring dengan lemahnya permintaan dan kontraksi

harga komoditas ekspor utama. Sementara itu,

penurunan pertumbuhan ekonomi domestik pada

triwulan II 2020 berdampak pada menurunnya imbal

hasil investasi atas kepemilikan saham perusahaan

terafiliasi dan menyebabkan penyempitan defisit

neraca pendapatan primer. Perbaikan defisit neraca TB

lebih lanjut tertahan oleh defisit neraca jasa khususnya

jasa perjalanan karena turunnya kunjungan jumlah

wisatawan mancanegara (wisman), meskipun defisit

jasa transportasi tercatat lebih rendah seiring dengan

penurunan impor. Selain itu, penurunan stock Pekerja

Migran Indonesia (PMI) selama pandemi COVID-19

turut berdampak pada penurunan surplus pendapatan

sekunder.

Surplus TMF tercatat cukup tinggi pada triwulan

II 2020 di tengah kondisi ketidakpastian di pasar

keuangan global. Surplus TMF pada triwulan laporan

tercatat sebesar USD10,5 miliar (4,3% dari PDB),

berbalik arah dari defisit USD3,0 miliar (1,1% dari PDB)

pada triwulan I 2020. Perkembangan ini didukung oleh

peningkatan arus masuk neto investasi portofolio

melalui penerbitan obligasi global korporasi dan

pemerintah serta peningkatan arus masuk pada Surat

Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah. Penerbitan

obligasi global pemerintah pada periode laporan

berupa global bond dan global sukuk bertujuan untuk

memenuhi target pembiayaan dalam rangka

mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional. Di

sisi lain, investasi langsung masih mencatat surplus

meski mengalami penurunan sejalan dengan lesunya

aktivitas ekonomi domestik. Selain itu, pembayaran

pinjaman luar negeri yang lebih tinggi mengikuti pola

0

30

60

90

120

150

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Trans. Modal & Finansial Trans. Berjalan

Neraca Keseluruhan Cadev (RHS)

miliar USD miliar USD

* angka sementara

** angka sangat sementara

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRIWULAN II 2020

Page 10: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

4

kuartalannya turut memengaruhi peningkatan defisit

investasi lainnya.

TRANSAKSI BERJALAN

Defisit transaksi berjalan pada triwulan II 2020

semakin menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.

Kontributor utama dari penurunan transaksi berjalan

adalah penyusutan defisit neraca pendapatan primer

akibat berkurangnya pembayaran bagi hasil terhadap

investor asing sejalan dengan lesunya aktivitas

ekonomi domestik yang berdampak pada menurunnya

kinerja korporasi sehingga menurunkan balas jasa yang

dibayarkan, terutama balas jasa atas investasi

langsung. Neraca perdagangan barang dan neraca

pendapatan sekunder masih membukukan surplus

meskipun lebih rendah dari triwulan sebelumnya.

Sementara itu, neraca jasa mengalami defisit yang

rendah, setelah pada triwulan lalu mencatat surplus.

Surplus neraca perdagangan barang triwulan II

2020 menyusut menjadi USD4,0 miliar yang utamanya

disebabkan oleh penurunan kinerja neraca

perdagangan nonmigas di tengah perbaikan defisit

neraca perdagangan migas. Semakin turunnya volume

perdagangan dunia menekan ekspor riil dan harga

ekspor sehingga ekspor nonmigas secara nominal

mengalami kontraksi sebesar 16,6% (qtq), melampaui

kontraksi impor nomigas sebesar 13,0% (qtq). Ekspor

nonmigas ke seluruh negara tujuan utama mengalami

kontraksi kecuali Tiongkok yang tumbuh positif karena

meningkatnya permintaan besi baja seiring mulai

pulihnya ekonomi negara tersebut. Sebagai negara

importir neto minyak, koreksi harga minyak dunia

berdampak positif pada neraca perdagangan migas.

Defisit neraca migas berkurang dipengaruhi oleh

turunnya harga minyak dan volume konsumsi BBM

seiring dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar

(PSBB) untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.

Peningkatan defisit neraca jasa terutama

dipengaruhi oleh perkembangan neraca jasa

perjalanan yang mencatat defisit setelah pada triwulan

sebelumnya masih mencatat surplus. Pandemi COVID-

19 menyebabkan penurunan drastis realisasi wisman

yang berkunjung ke Indonesia, dimana dampaknya

lebih besar dibandingkan penurunan wisatawan

nasional (wisnas) yang berkunjung ke luar negeri.

Peningkatan defisit lebih dalam tertahan oleh

membaiknya defisit jasa transportasi, baik transportasi

barang (freight) sejalan dengan turunnya impor barang

serta transportasi penumpang (passenger) karena

penurunan wisnas.

Penurunan lebih lanjut TB juga tertahan oleh

surplus neraca pendapatan sekunder yang berkurang

akibat remitansi PMI yang menurun. Penerimaan

remitansi PMI Q2-2020 tercatat lebih rendah sejalan

dengan berkurangnya jumlah PMI (stok) yang bekerja

di luar negeri karena adanya penghentian

sementara penempatan PMI ke luar negeri dan

meningkatnya kepulangan PMI akibat pandemi

COVID-19.

Secara tahunan, defisit TB triwulan II 2020

menyusut signifikan dibandingkan dengan defisit pada

triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar USD8,2

miliar (3,0% dari PDB). Perkembangan tersebut

terutama disebabkan oleh meningkatnya surplus

neraca perdagangan barang baik migas dan nonmigas

serta berkurangnya defisit neraca pendapatan primer

(grafik 2).

Grafik 2

Transaksi Berjalan

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Pend. Sekunder Pend. Primer

Jasa Neraca Perd. Migas

Neraca. Perd. Nonmigas Trans. Berjalan

miliar USD

* angka sementara

** angka sangat sementara

Page 11: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

5

Neraca Perdagangan Barang

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global akibat

COVID-19 memengaruhi perdagangan dunia. Hal ini

tercermin dari neraca perdagangan barang triwulan II

2020 mencatat surplus USD4,0 miliar, lebih rendah dari

surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD4,4

miliar. Penurunan surplus neraca perdagangan barang

tersebut dipengaruhi oleh menurunnya surplus neraca

perdagangan nonmigas, di tengah berkurangnya

defisit neraca perdagangan migas.

Meskipun demikian, kinerja neraca perdagangan

barang pada triwulan II 2020 tersebut lebih baik

dibandingkan kinerja pada triwulan yang sama tahun

sebelumnya yang mencatat surplus USD0,6 miliar.

Perkembangan ini didukung oleh perbaikan pada

defisit neraca perdagangan migas dan peningkatan

surplus neraca perdagangan nonmigas.

Neraca Perdagangan Nonmigas

Neraca perdagangan nonmigas pada triwulan II

2020 mencatat surplus sebesar USD4,8 miliar, jauh

lebih rendah dari surplus USD7,1 miliar pada triwulan

sebelumnya. Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh

ekspor nonmigas yang turun lebih dalam akibat

berkurangnya permintaan dari negara-negara mitra

dagang di tengah penurunan impor nonmigas. Nilai

ekspor nonmigas turun sebesar USD6,6 miliar menjadi

USD32,9 miliar dari USD39,4 miliar pada triwulan

sebelumnya. Sementara nilai impor nonmigas tercatat

sebesar USD28,1 miliar, turun USD4,2 miliar

dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun

demikian, surplus neraca perdagangan nonmigas

tersebut lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun

2019 yang tercatat sebesar USD3,5 miliar seiring

dengan kontraksi impor nonmigas yang lebih dalam

dibandingkan dengan kontraksi ekspor nonmigas

(Grafik 3).

Grafik 3

Neraca Perdagangan Nonmigas

Ekspor Nonmigas

Pelemahan permintaan global yang berdampak

pada penurunan harga komoditas menyebabkan

penurunan ekspor nonmigas pada periode laporan.

Ekspor nonmigas triwulan II 2020 tercatat sebesar

USD32,9 miliar, atau terkontraksi 16,6% (qtq)

dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat

sebesar USD39,4 miliar. Secara tahunan, pertumbuhan

ekspor nonmigas triwulan II 2020 mengalami kontraksi

11,8% (yoy), berbalik arah dibandingkan triwulan I

2020 yang tumbuh 3,3% (yoy) (Grafik 4). Kontraksi

kinerja ekspor nonmigas tersebut disebabkan oleh

ekspor riil dan harga ekspor yang masing-masing

mengalami kontraksi 10,9% (yoy) dan 0,9% (yoy),

berbalik arah dari kinerja pada triwulan sebelumnya

yang tumbuh masing-masing 0,6% (yoy) dan 2,6%

(yoy) (Tabel 1).

Grafik 4

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

50

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Th

ou

san

ds

Impor Ekspor Neraca Perdag. Nonmigas (RHS)

miliar USD

* angka sementara ** angka sangat sementara

miliar USD

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2015 2016 2017 2018 2019* 2020

y.o.y q.t.q

(%)

Page 12: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

6

Tabel 1

Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Ekspor nonmigas ke sepuluh negara tujuan utama

pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi 13,6%

(yoy), berbalik arah dari pertumbuhan sebesar 3,9%

(yoy) pada triwulan sebelumnya. Penurunan kinerja

ekspor tersebut dipengaruhi oleh kontraksi ekspor ke

semua negara tujuan utama kecuali Tiongkok yang

masih tumbuh positif meskipun melambat (Tabel 2).

Kinerja ekspor ke Tiongkok masih kuat meski

tumbuh sedikit melambat menjadi 11,2% (yoy) dari

12,5% (yoy) pada triwulan I 2020. Hal ini terutama

didorong oleh ekspor komoditas besi dan baja yang

naik 209,1% (yoy) sejalan dengan pemulihan

manufaktur dan konstruksi untuk infrastruktur. Ekspor

minyak dan lemak nabati masih terkontraksi meskipun

lebih rendah dari -55,5% (yoy) di triwulan I 2020

menjadi -37,7% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan ekspor

komoditas batubara dan pulp dan kertas mengalami

kontraksi setelah tumbuh positif pada triwulan

sebelumnya (pangsa 29,2% dari total ekspor nonmigas

ke Tiongkok). .

Kinerja ekspor nonmigas menuju Amerika Serikat

pada triwulan II 2020 terkontraksi 9,8% (yoy), setelah

pada triwulan sebelumnya tumbuh positif 12,5% (yoy).

Kondisi ini disebabkan oleh kontraksi ekspor pakaian

yang semakin dalam dari sebelumnya 8,2% (yoy)

menjadi 33,4% (yoy). Selain itu, ekspor sepatu dan

peralatan kaki lainnya juga mengalami pemburukan

dan berbalik arah menjadi terkontraksi 19,1% (yoy)

dari sebelumnya tumbuh 4,1% (yoy). Kedua komoditas

utama tersebut memiliki pangsa sebesar 28,7% dari

total ekspor nonmigas Amerika Serikat. Sementara itu,

ekspor komoditas utama lainnya, yaitu ikan, kerang-

kerangan, moluska dan olahannya serta furnitur tidak

sekuat triwulan lalu sehingga turut menyebabkan

pemburukan kinerja ekspor menuju Amerika Serikat.

Ekspor nonmigas menuju Jepang mengalami

kontraksi yang semakin dalam dari 0,9% (yoy) pada

triwulan I 2020 menjadi 13,1% (yoy) di triwulan II

2020. Kondisi ini disebabkan oleh kontraksi ekspor

yang lebih dalam pada komoditas batubara, kokas, &

briket, diikuti oleh mesin listrik, aparat, & alat-alatnya,

serta pakaian. Ketiga komoditas tersebut memiliki

pangsa 30,2% dari total ekspor nonmigas ke Jepang.

Penurunan ekspor lebih lanjut turut dipengaruhi oleh

melambatnya ekspor biji logam dan sisa-sisa logam dari

72,6% (yoy) pada triwulan I 2020 menjadi 24,6% (yoy)

pada triwulan laporan.

Serupa dengan perkembangan ekspor nonmigas

ke Jepang, kinerja ekspor nonmigas ke India juga

memburuk dengan mencatat kontraksi sebesar 33,4%

(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya

TOTAL EKSPOR 100.0 100.0 -5.2 -5.2 -5.6 -0.3 -4.1 3.3 -11.8 -2.0 -1.7 0.0 1.7 -0.5 0.6 -10.9 -3.2 -3.6 -5.6 -1.9 -3.6 2.6 -0.9

A. General Marchandise 97.7 95.4 -5.8 -6.1 -7.3 -1.0 -5.1 0.9 -14.2 -2.6 -2.6 -1.4 1.3 -1.3 -1.1 -12.5 -3.2 -3.7 -6.0 -2.2 -3.8 2.0 -1.9

I. Produk Primer 46.0 45.2 -13.7 -12.6 -14.3 1.0 -10.0 2.0 -11.6 -5.0 -3.9 -0.8 8.7 -0.2 0.4 -5.6 -9.1 -9.1 -13.5 -7.1 -9.7 1.5 -6.4

1. Produk Agrikultur 25.9 27.1 -11.4 -7.9 -9.2 5.7 -5.7 9.7 -0.6 -2.5 -1.3 -4.1 4.9 -0.7 -2.3 -1.7 -9.1 -6.8 -5.3 0.7 -5.2 12.2 1.3

Bahan Pangan 19.3 20.8 -11.6 -12.1 -11.3 4.6 -7.5 10.9 8.6 -0.2 -2.6 -5.8 1.0 -1.9 -7.1 1.2 -11.4 -9.8 -5.8 3.4 -6.2 19.4 7.3

Bahan Mentah 6.6 6.3 -10.7 4.3 -2.9 9.7 -0.2 5.7 -23.0 -8.1 3.7 1.6 17.7 3.3 12.4 -11.9 -2.7 0.4 -4.6 -6.8 -3.4 -6.0 -12.5

2. Bahan Bakar dan Hasil Pertambangan 20.1 18.1 -16.3 -17.5 -20.4 -5.0 -15.0 -7.4 -24.7 -8.0 -7.5 0.7 11.3 -1.1 2.3 -11.9 -8.8 -10.8 -20.8 -14.6 -13.8 -9.6 -14.5

Bahan Bakar 14.2 12.9 -9.2 -2.9 -13.1 -12.4 -9.5 -3.9 -31.7 -5.1 3.5 11.6 8.4 4.4 11.9 -12.6 -4.2 -6.2 -22.1 -19.2 -13.1 -14.2 -21.9

Biji Mineral dan Mineral Lainnya 3.6 2.9 -37.3 -55.6 -37.3 16.0 -32.0 -28.6 6.4 -17.9 -41.5 -20.9 19.9 -17.1 -37.3 -4.6 -22.9 -23.9 -20.8 -3.6 -18.2 13.0 10.5

Logam Tidak Mengandung Besi 2.2 2.3 -17.1 -11.7 -28.2 10.4 -13.8 2.0 -18.5 -10.0 -2.1 -18.1 22.1 -4.1 12.1 -9.0 -8.0 -9.7 -12.2 -9.5 -9.8 -9.0 -10.60.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

II. Produk Manufaktur 51.2 49.9 1.7 0.4 -0.4 -2.6 -0.3 0.5 -16.0 -1.2 -1.7 -2.2 -5.2 -2.6 -1.9 -18.1 3.0 2.0 1.8 2.8 2.4 2.4 2.5

Mesin Dan Alat Transportasi 14.8 13.0 4.6 1.0 4.4 3.7 3.5 3.6 -30.9 0.0 -3.4 0.5 -2.9 -1.4 -2.1 -35.8 4.6 4.4 3.9 6.8 4.9 5.8 7.6

Barang-Barang Konsumen Lainnya 7.9 7.6 -6.7 2.1 9.7 -10.9 -2.1 -5.0 -14.9 -8.9 -0.9 1.5 -16.3 -6.6 -6.7 -16.0 2.3 3.3 8.0 6.3 5.0 2.0 1.0Bahan Kimia 8.4 8.5 0.1 -0.7 -15.4 -14.4 -7.9 -8.1 -10.8 3.3 2.4 -10.7 -9.8 -4.0 -8.9 -11.4 -3.1 -3.1 -5.2 -5.0 -4.1 0.8 0.6

Produk Semi-Manufaktur Lainnya 7.3 7.3 -1.9 -6.0 -4.9 -3.2 -4.0 -0.9 -9.3 -3.7 -5.8 -4.7 -3.8 -4.5 -2.1 -10.6 1.9 -0.2 -0.2 0.6 0.5 1.2 1.4

Pakaian 5.5 4.9 1.6 -4.2 -4.2 -6.0 -3.2 -7.0 -25.5 -10.5 -14.5 -11.2 -13.1 -12.2 -9.5 -31.9 13.5 12.3 7.8 8.1 10.4 2.8 9.0

Besi dan Baja 5.0 6.6 27.6 22.5 20.0 24.9 23.6 34.8 28.4 31.1 28.9 24.2 24.4 26.9 29.6 33.8 -2.2 -5.2 -3.3 0.4 -2.6 3.9 -3.9

Tekstil 2.4 2.0 -3.9 -9.3 -13.0 -6.4 -8.2 -9.9 -42.6 -5.4 -5.8 -7.1 1.9 -4.3 -5.6 -39.5 1.6 -3.8 -6.5 -8.2 -4.3 -4.6 -4.90.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0

B. Barang Barang Lainnya 2.3 4.6 29.3 66.3 156.2 63.6 75.3 110.4 97.9 34.4 64.5 113.8 34.4 60.9 71.1 56.8 -3.8 0.1 20.7 21.5 9.1 22.8 28.9

*angka sementara ** angka sangat sementara

Data berdasarkan HS 2017

Riil

Tw.II** Tw.II**

Indeks Harga

Ekspor SITC

Pangsa (%)Pertumbuhan Tahunan (%yoy)

Nominal

2019* 2020**2019* 20202020 2020

Tw.IIITw.I Tw.II Tw.I*Tw.IV Total Tw.II** Tw.IITw.I Total Tw.I*Tw.III Tw.IV Tw.I Tw.III Tw.IVTw.II

2019* 2019*

Total Tw.I*

Page 13: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

7

(-3,2% yoy). Kondisi ini terutama disebabkan oleh

ekspor batubara, kokas, & briket sebesar 60,9% (yoy)

dan besi baja sebesar 91,6% (yoy) dengan pangsa

38% dari total ekspor nonmigas ke India. Namun

demikian, penurunan ekspor ke India lebih lanjut

tertahan oleh kinerja ekspor minyak dan lemak nabati

yang naik signifikan menjadi 85,3% (yoy) pada

triwulan II 2020 dari sebelumnya sebesar 47,7% (yoy),

serta ekspor kimia organik yang menunjukkan

perbaikan meski masih tumbuh negatif dari 25,9%

(yoy) pada triwulan I 2020 menjadi 18,2%.

Sementara itu, kinerja ekspor nonmigas ke

Singapura pada periode laporan mengalami kontraksi

sebesar 16,6% (yoy), berkebalikan dengan kinerja

ekspor pada triwulan sebelumnya yang tumbuh positif

15,9% (yoy). Perkembangan tersebut terutama

dipengaruhi oleh melambatnya ekspor emas bukan

untuk moneter, serta terkontraksinya ekspor mesin

listrik, aparat dan alat-alatnya, mesin kantor dan

pengolah data, serta minyak dan lemak nabati dengan

pangsa komoditas utama tersebut mencapai 58,3%

dari total ekspor nonmigas ke Singapura.

Kinerja ekspor nonmigas menuju Malaysia masih

melanjutkan kontraksi sebesar 36,1% (yoy), lebih

dalam dari kontraksi sebesar 1,7% (yoy) pada triwulan

sebelumnya. Nilai ekspor seluruh komoditas utama ke

Malaysia tumbuh negatif dibandingkan tahun

sebelumnya yang tercermin dari kinerja ekspor

batubara, minyak dan lemak nabati, serta besi dan baja

yang mengalami kontraksi dalam (pangsa 40,0% dari

total ekspor nonmigas ke Malaysia). Sementara itu,

ekspor kimia organik (pangsa 6,4%) mengalami

perbaikan terbatas dengan kontraksi 5,4% (yoy), lebih

rendah dari 13,6% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Kinerja ekspor nonmigas ke Korea Selatan pada

triwulan laporan kembali mengalami kontraksi,

meskipun tidak sedalam kontraksi pada triwulan

sebelumnya yaitu dari 18,7% (yoy) menjadi 6,3% (yoy)

pada triwulan II 2020. Perkembangan ekspor ini

terutama dipengaruhi oleh membaiknya ekspor

batubara, kokas & briket serta besi dan baja yang

terkontraksi lebih rendah (pangsa 31,2% dari total

ekspor nonmigas ke Korea Selatan). Kontraksi ekspor

batubara, kokas & briket menurun dari 21,4% (yoy)

menjadi 11,0% (yoy), sementara kontraksi ekspor besi

dan baja menurun dari 51,4% (yoy) menjadi 24,7%

(yoy). Perbaikan kinerja ekspor ke Korea Selatan lebih

lanjut juga didorong oleh meningkatnya pertumbuhan

ekspor barang-barang kayu dan gabus (pangsa 5,8%)

yang tumbuh 28,7% (yoy) dari sebelumnya

terkontraksi 10,8% (yoy).

Ekspor nonmigas menuju Filipina pada triwulan II

2020 mengalami kontraksi lebih dalam dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari 3,8% (yoy)

menjadi 38,0% (yoy) karena pemburukan kinerja

ekspor batubara serta kendaraan bermotor untuk jalan

raya (pangsa 47,5% dari total ekspor nonmigas ke

Filipina). Penurunan ekspor lebih lanjut tertahan oleh

perbaikan ekspor kopi, teh, coklat, rempah-rempah

dan minyak dan lemak nabati (pangsa 13,4%) yang

tumbuh positif masing-masing sebesar 1,8% (yoy) dan

32,7% (yoy).

Kinerja ekspor nonmigas ke Thailand semakin

memburuk dengan kontraksi sebesar 33,1% (yoy),

lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya 2,3%

(yoy). Pemburukan kinerja ekspor nonmigas ke

Thailand pada triwulan laporan dipengaruhi oleh

kontraksi ekspor seluruh komoditas utama, antara lain

batubara, kokas, dan briket, kendaraan bermotor

untuk jalan raya, mesin pembangkit tenaga, dan logam

tidak mengandung besi. Keempat komoditas tersebut

memiliki pangsa 39,5% dari total ekspor nonmigas ke

Thailand.

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor nonmigas ke

Vietnam pada triwulan II 2020 untuk pertama kalinya

mencatat kontraksi sejak triwulan I 2019 sebesar

20,5% (yoy).Kondisi ini dipengaruhi oleh melambatnya

pertumbuhan ekspor batubara, kokas, & briket serta

minyak dan lemak nabati (pangsa 22,8%). Selain itu

kontraksi dalam pada dua komoditas ekspor utama

lainnya, yaitu kendaraan bermotor untuk jalan raya

serta besi dan baja juga menyebabkan kontraksi ekspor

menuju Vietnam pada triwulan laporan.

Page 14: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

8

Tabel 2

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Ekspor Nonmigas menurut Komoditas Utama

Secara umum ekspor sepuluh komoditas utama

nonmigas pada triwulan II 2020 mengalami kontraksi

14,0% (yoy), berbalik arah dibandingkan triwulan

sebelumnya yang tumbuh 1,8% (yoy). Perkembangan

tersebut disebabkan oleh semakin dalamnya kontraksi

ekspor riil dan melambatnya rerata harga ekspor

sepuluh komoditas utama (Tabel 3).

Batubara, kokas, dan briket merupakan

komoditas ekspor nonmigas utama Indonesia dengan

pangsa mencapai 12,5% dari total ekspor nonmigas.

Kinerja ekspor komoditas ini pada triwulan II 2020

semakin memburuk dengan kontraksi yang lebih

dalam dari 6,5% (yoy) pada triwulan sebelumnya

menjadi kontraksi 33,3% (yoy). Hal ini terutama

dipengaruhi oleh lemahnya permintaan sehingga

mendorong kontraksi ekspor riil yang diiringi oleh

semakin dalamnya kontraksi harga ekspor.

Pemburukan kinerja ekspor batubara terjadi merata ke

seluruh seluruh negara mitra dagang utama, antara

lain Tiongkok, India, Jepang, dan Malaysia.

Kontraksi ekspor batubara menuju Tiongkok antara

lain disebabkan oleh kebijakan pemenuhan kebutuhan

batubara yang diprioritaskan dari produksi domestik

(self sufficient)I serta pembatasan kuota impor oleh

Pemerintah sebagai suatu upaya dalam meningkatkan

efisiensi dan kapasitas produksi batubara domestik.

Sementara itu, masih lemahnya perekonomian India

menjadi faktor utama kontraksi ekspor batubara ke

negara tersebut.

Ekspor minyak nabati, yang sebagian besar

berupa minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO)

pada triwulan laporan mencatat perlambatan

pertumbuhan menjadi 9,5% (yoy) dari 10,1% (yoy)

pada triwulan I 2020, terutama dipengaruhi oleh

melambatnya pertumbuhan harga ekspor di tengah

perbaikan terbatas ekspor riil. Hal ini terutama

disebabkan oleh melambatnya ekspor menuju Spanyol.

Sementara itu, penurunan kinerja ekspor minyak

nabati lebih lanjut tertahan oleh perbaikan ekspor

menuju negara utama lainnya, diantaranya India dan

Pakistan yang mengalami peningkatan signifikan serta

Tiongkok yang terkontraksi lebih rendah.

Sejalan dengan perkembangan ekspor minyak

nabati, ekspor besi dan baja pada periode laporan juga

mencatat perlambatan pertumbuhan menjadi 28,4%

(yoy) dari 34,8% (yoy) pada triwulan sebelumnya.

Melambatnya pertumbuhan ekspor besi dan baja lebih

disebabkan oleh kontraksi harga ekspor sedangkan

ekspor riill tumbuh lebih tinggi. Kinerja ekspor besi dan

baja ditopang oleh meningkatnya permintaan ekspor

ke Tiongkok seiring dengan pemulihan ekonomi

negara tersebut serta kontraksi ekspor menuju Korea

Selatan yang lebih rendah. Akselerasi belanja

infrastruktur yang lebih cepat dan peningkatan

kegiatan industri yang terus berlangsung seiring

dengan aktivitas ekonomi yang kembali berjalan pasca

pandemi COVID-19 mendorong peningkatan pesat

ekspor besi dan baja menuju Tiongkok. Sementara itu,

ekspor ke negara mitra utama lainnya seperti Taiwan

dan Malaysia mengalami kontraksi.

Ekspor pakaian pada triwulan II 2020 terkontraksi

lebih dalam menjadi 25,5% (yoy), dibandingkan

kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 7,0%

(yoy), terutama dipengaruhi oleh lebih dalamnya

kontraksi ekspor riil di tengah peningkatan harga

ekspor. Penurunan kinerja ekspor pakaian tersebut

disebabkan oleh turunnya ekspor ke seluruh negara

tujuan utama, antara lain Amerika Serikat, Jepang,

Jerman, dan Korea Selatan.

Ekspor kendaraan bermotor untuk jalan raya

mengalami kontraksi hingga 56,1% (yoy), berbalik

arah dari triwulan I 2020 yang masih tumbuh 8,2%

(yoy). Turunnya permintaan menjadi penyebab

kontraksi nilai ekspor di saat harga mengalami

1 Tiongkok 16.5 17.7 -17.1 4.0 12.4 26.0 6.0 12.5 11.2

2 Amerika Serikat 11.4 11.9 -3.0 0.7 0.6 4.7 0.8 12.5 -9.8

3 Jepang 8.8 8.7 -15.3 -18.1 -19.8 -7.2 -15.3 -0.9 -13.1

4 India 7.5 6.5 -5.6 -13.1 -26.9 -10.1 -14.4 -3.2 -33.4

5 Singapura 6.0 6.4 -1.2 6.8 22.1 -2.8 6.0 15.9 -16.6

6 Malaysia 4.9 4.2 -6.1 6.9 -7.2 0.6 -1.6 -1.7 -36.1

7 Korea Selatan 3.9 3.8 8.2 -20.3 -31.1 -26.0 -18.6 -18.7 -6.3

8 Filipina 4.3 3.6 5.5 -4.2 -2.8 -0.7 -0.8 -3.8 -38.0

9 Thailand 3.5 3.1 -4.6 -6.6 -3.9 -2.3 -4.4 -2.3 -33.1

10 Vietnam 3.3 3.0 27.8 18.9 6.1 5.7 13.2 3.2 -20.5

Total 10 Negara 70.0 68.7 -6.3 -3.4 -4.9 2.1 -3.1 3.9 -13.6*angka sementara **angka sangat sementara

Data berdasarkan HS 2017

Negara

Pangsa (%) Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

2019* 2020**

2019* 2020

Tw. I Tw. II Tw. III Tw. IV TOTAL Tw.I* Tw. II**

Page 15: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

9

peningkatan. Ekspor menuju negara tujuan utama

yaitu Vietnam, Thailand, Filipina, dan Arab Saudi

dengan pangsa mencapai 47,2% dari total ekspor

kendaraan bermotor mengalami kontraksi yang

signifikan.

Pertumbuhan ekspor mesin listrik, aparat, dan

alat-alatnya pada triwulan II 2020 juga terkontraksi

semakin dalam yaitu dari 8,9% (yoy) pada triwulan I

2020 menjadi 18,8% (yoy). Kondisi ini dipengaruhi

oleh kontraksi ekspor riil yang lebih dalam, di tengah

membaiknya harga ekspor. Penurunan kinerja ekspor

tersebut terjadi pada seluruh negara tujuan ekspor

utama, diantaranya yaitu Singapura, Jepang, dan

Korea Selatan yang tercatat mengalami kontraksi serta

Amerika Serikat yang mengalami perlambatan.

Di sisi lain, kinerja ekspor kimia organik pada

triwulan II 2020 masih mengalami kontraksi meskipun

terbatas dari 15,6% (yoy) triwulan sebelumnya menjadi

11,1% (yoy). Perkembangan ini ditopang oleh ekspor

riil yang terkontraksi lebih rendah di tengah stabilnya

kontraksi harga ekspor. Perbaikan kinerja ekspor kimia

organik terutama didorong oleh meningkatnya

pertumbuhan ekspor menuju Belanda dan Amerika

Serikat serta kontraksi ekspor menuju Tiongkok dan

Malaysia yang lebih rendah.

Sementara itu, ekspor sepatu dan peralatan kaki

pada periode laporan mencatat perlambatan

pertumbuhan menjadi 3,2% (yoy) dari 5,2% (yoy) pada

triwulan sebelumnya, dipengaruhi oleh pertumbuhan

ekspor riil yang melambat di tengah kenaikan harga

ekspor. Melambatnya pertumbuhan ekspor sepatu dan

peralatan kaki lainnya disebabkan oleh ekspor ke

Amerika Serikat yang turun signifikan sehingga

berbalik mengalami kontraksi, serta melambatnya

pertumbuhan ekspor ke Tiongkok. Sebaliknya, kinerja

ekspor ke Belgia dan Jerman justru mengalami

perbaikan yang cukup nyata.

Perlambatan pertumbuhan ekspor juga terlihat

pada komoditas ikan, kerang-kerangan, moluska dan

olahannya yang tumbuh 4,8% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan I

2020 yang tercatat sebesar 12,0% (yoy) karena

melambatnya pertumbuhan ekspor riil dan harga

ekspor yang terkontraksi. Penurunan kinerja ekspor

tersebut terutama dipengaruhi melambatnya ekspor ke

Amerika Serikat dan Thailand. Meskipun demikian,

perlambatan ekspor lebih lanjut tertahan oleh

meningkatnya ekspor ikan, kerang-kerangan, moluska,

dan olahannya menuju Tiongkok.

Ekspor kertas, kertas karton, dan olahannya pada

triwulan II 2020 terkontraksi lebih rendah menjadi

2,7% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

5,6% (yoy). Perkembangan tersebut didukung oleh

lebih rendahnya kontraksi ekspor riil dan relatif

stabilnya pertumbuhan harga ekspor. Perbaikan

kinerja ekspor terutama disebabkan oleh peningkatan

pesat ekspor ke sebagian besar negara tujuan ekspor

utama, di antaranya Tiongkok, Jepang, dan Amerika

Serikat.

Tabel 3

Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan SITC)

1 Batubara, Kokas, dan Briket 13.9 12.5 -7.1 -1.9 -15.2 -12.8 -9.3 -6.5 -33.3 -3.3 4.5 9.5 8.4 4.5 9.6 -14.4 -4.0 -6.1 -22.6 -19.5 -13.3 -14.7 -22.1

2 Minyak dan Lemak Nabati 10.5 11.4 -16.0 -20.4 -20.2 3.4 -13.3 10.1 9.5 6.4 -0.9 -7.9 -2.1 -0.4 -17.1 -1.2 -21.0 -19.6 -13.4 5.6 -13.0 32.8 10.8

3 Besi dan Baja 5.0 6.6 27.6 22.5 20.0 24.9 23.6 34.8 28.4 30.4 29.1 24.1 24.4 26.9 29.7 33.6 -2.2 -5.2 -3.3 0.4 -2.6 3.9 -3.9

4 Pakaian 5.5 4.9 1.6 -4.2 -4.2 -6.0 -3.2 -7.0 -25.5 -10.5 -14.7 -11.1 -13.0 -12.3 -9.5 -31.6 13.5 12.3 7.8 8.1 10.4 2.8 9.0

5 Kendaraan Bermotor untuk Jalan Raya 5.2 3.9 10.8 4.2 15.1 2.9 8.3 8.2 -56.1 5.8 1.1 14.0 1.9 5.8 7.9 -58.2 4.7 3.1 1.0 0.9 2.4 0.3 5.1

6 Mesin Listrik, Aparat, dan Alat-alatnya 3.9 3.7 5.8 -0.2 -4.9 -4.1 -0.9 -8.9 -18.8 3.0 -1.1 -8.4 -7.8 -3.7 -11.5 -21.5 2.8 0.9 3.8 4.0 2.9 2.9 3.4

7 Kimia Organik 3.5 3.6 -2.8 0.8 -23.1 -15.3 -10.3 -15.6 -11.1 9.8 14.8 -9.5 -5.5 2.2 -12.3 -7.7 -11.5 -12.2 -15.0 -10.3 -12.2 -3.7 -3.7

8 Sepatu dan Peralatan Kaki Lainnya 2.8 3.2 -10.2 -14.3 -14.2 -15.9 -13.7 5.5 3.2 -11.5 -13.9 -16.1 -20.4 -15.6 8.2 1.7 1.5 -0.5 2.3 5.6 2.2 -2.5 1.5

9 Ikan,Kerang-kerangan,Moluska dan Olahannya 2.9 3.1 -3.1 -0.6 -3.9 8.2 0.4 12.0 4.8 -6.3 -4.0 -5.4 9.4 -1.4 11.5 6.3 3.4 3.5 1.7 -1.2 1.8 0.4 -1.4

10 Kertas, Kertas Karton dan Olahannya 2.9 3.0 -0.9 -0.8 -5.3 -2.6 -2.4 -5.6 -2.7 -3.8 -1.5 -7.4 -6.0 -4.8 -8.3 -5.6 3.0 0.8 2.3 3.5 2.4 3.0 3.0

Total 10 Komoditas 56.1 55.7 -3.2 -3.9 -8.8 -3.0 -4.8 1.8 -14.0 -2.5 -1.9 -5.5 -2.7 -3.2 0.0 -14.1 -0.8 -2.1 -3.5 -0.3 -1.7 1.8 0.1

*angka sementara **angka sangat sementara Data berdasarkan HS 2017

Tw.I*Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV TotalTw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I*Tw.IV TotalTw.I Tw.II Tw.III

2019* 2019*

Tw.I*

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)Indeks Harga

2020

Tw.II**

Uraian

Pangsa (%)

2019* 2020**2019*

Nominal

2020

Tw.II**

2020

Riil

Tw.II**

Page 16: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

10

Impor Nonmigas

Impor nonmigas (c.i.f) triwulan II 2020 mengalami

kontraksi, baik secara triwulanan maupun tahunan

sejalan dengan kontraksi ekspor dan kebijakan

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang

ditempuh oleh Pemerintah untuk mencegah

penyebaran pandemi COVID-19 sehingga berdampak

pada berkurangnya aktivitas ekonomi domestik. Secara

triwulanan, impor nonmigas terkontraksi 13,0% (qtq)

pada triwulan II 2020, sedikit lebih dalam dari kontraksi

pada triwulan sebelumnya sebesar 12,3% (qtq).

Sementara itu, secara tahunan pertumbuhan

impor nonmigas triwulan II 2020 terkontrasi 16,8%

(yoy), lebih dalam dibandingkan kontraksi triwulan

sebelumnya sebesar 7,4% (yoy) (Grafik 5).

Perkembangan ini dipengaruhi oleh kontraksi impor riil

yang lebih dalam pada seluruh kelompok barang dan

kontraksi harga impor secara umum. Berdasarkan

pangsanya terhadap total impor nonmigas, kontribusi

penurunan pertumbuhan impor bahan baku, barang

modal, dan barang konsumsi terhadap kontraksi

pertumbuhan impor nonmigas masing-masing sebesar

-10,6%, -3,8%, dan -1,2% (Tabel 4).

Impor barang konsumsi pada triwulan II 2020

terkontraksi 11,2% (yoy), berbalik arah dari

pertumbuhan positif sebesar 4,6% (yoy) pada triwulan

sebelumnya yang dipengaruhi oleh kontraksi

pertumbuhan impor riil dan harga impor. Beberapa

komoditas konsumsi, antara lain makanan & minuman

(proses) untuk rumah tangga, mobil penumpang,

barang konsumsi tahan lama, setengah tahan lama,

dan tidak tahan lama mengalami kontraksi yang lebih

tinggi. Namun demikian, kontraksi impor barang

konsumsi lebih dalam tertahan oleh impor makanan &

minuman (primary) untuk rumah tangga yang tumbuh

sebesar 28,2% (yoy) dari kontraksi 17,0%(yoy) pada

triwulan I 2020.

Impor barang baku pada triwulan II 2020

terkontraksi 15,4% (yoy), lebih dalam dibandingkan

kontraksi pertumbuhan pada triwulan sebelumnya

sebesar 7,7% (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh kontraksi

pertumbuhan impor riil yang lebih dalam di tengah

relatif stabilnya kontraksi harga impor bahan baku.

Komoditas bahan baku yang mengalami kontraksi

impor lebih dalam antara lain makanan & minuman

(primary) untuk industri, bahan baku untuk industri

(proses), bahan bakar dan pelumas (primary), serta

suku cadang & perlengkapan untuk barang modal dan

alat angkutan.

Impor barang modal juga tercatat mengalami

kontraksi sebesar 20,7% (yoy) pada triwulan II 2020,

lebih dalam dibandingkan kontraksi sebesar 13,3%

(yoy) pada triwulan sebelumnya, dipengaruhi oleh

semakin dalamnya kontraksi pertumbuhan impor riil

dan melambatnya pertumbuhan harga impor. Semakin

dalamnya kontraksi pertumbuhan barang modal

terjadi pada seluruh komoditas barang modal,

diantaranya barang modal kecuali alat angkutan, mobil

penumpang, dan alat angkutan untuk industri.

Grafik 5

Pertumbuhan Impor Nonmigas

Tabel 4

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

25

30

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2015 2016 2017 2018 2019* 2020

y.o.y q.t.q

(%)

Barang Konsumsi

Nominal 10.6 10.9 -12.5 -7.2 -7.0 9.0 -4.2 4.6 -11.2

Riil 10.7 11.0 -11.9 -5.6 -7.5 9.0 -3.8 3.6 -9.0

Indeks Harga - - -0.6 -1.7 0.6 0.0 -0.5 1.0 -2.4

Bahan Baku

Nominal 68.5 70.2 0.1 -5.5 -7.5 -11.6 -6.3 -7.7 -15.4

Riil 68.6 70.7 0.7 -2.2 -3.4 -7.5 -3.3 -5.1 -13.0

Indeks Harga - - -0.6 -3.4 -4.2 -4.4 -3.2 -2.7 -2.8

Barang Modal

Nominal 19.4 17.7 -3.0 -8.4 -1.8 -8.0 -5.3 -13.3 -20.7

Riil 19.3 17.1 -2.1 -6.9 -3.3 -11.4 -5.9 -16.3 -22.5

Indeks Harga - - -0.9 -1.7 1.6 3.8 0.7 3.6 2.4

Total

Nominal 100.0 100.0 -1.8 -6.8 -6.8 -8.6 -6.1 -7.4 -16.8

Riil 100.0 100.0 -1.2 -4.0 -4.2 -6.1 -3.9 -6.2 -15.1

Indeks Harga - - -0.7 -2.9 -2.7 -2.6 -2.2 -1.3 -1.9

*angka sementara **angka sangat sementara

Data berdasarkan HS 2017

Rincian

Pangsa (%) Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

2019* 2020**20202019*

Tw.IITw. I Tw.II**TOTAL Tw. I*Tw.III Tw. IV

Page 17: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

11

Impor Nonmigas menurut Negara Asal

Berdasarkan negara asal, pertumbuhan impor

nonmigas dari sepuluh negara asal utama pada

triwulan II 2020 terkontraksi 16,0% (yoy), lebih dalam

dari kontraksi triwulan sebelumnya 7,7% (yoy).

Kontraksi impor nonmigas terjadi pada seluruh negara

asal impor utama kecuali impor dari Australia yang

tumbuh 4,8% (yoy) meskipun melambat dibandingkan

triwulan sebelumnya (7,3%, yoy).

Tabel 5

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama

Neraca Perdagangan Migas

Neraca perdagangan migas pada triwulan II 2020

mencatat defisit neto sebesar USD0,8miliar, turun

dibandingkan defisit pada triwulan sebelumnya

sebesar USD2,7 miliar dan triwulan yang sama tahun

sebelumnya sebesar USD2,9 miliar (Grafik 6).

Berdasarkan jenis komoditas, menyusutnya defisit

neraca migas dibanding triwulan sebelumnya terutama

dipengaruhi oleh defisit neraca minyak yang turun

signifikan akibat impor minyak yang turun lebih dalam

dibandingkan penurunan ekspor. Sementara itu,

surplus neraca gas pada triwulan laporan sedikit

berkurang dibandingkan triwulan sebelumnya

dipengaruhi oleh penurunan ekspor yang disertai

dengan penurunan impor.

Grafik 6

Neraca Perdagangan Migas

Ekspor Minyak

Pada triwulan II 2020, ekspor minyak terkontraksi

46,8% (yoy) menjadi sebesar USD0,6 miliar dari

USD0,7 miliar di triwulan sebelumnya (Tabel 6).

Penurunan terjadi pada ekspor minyak mentah sebesar

79,0% (yoy) dan ekspor produk kilang sebesar 22,7%

(yoy). Penurunan tersebut terutama dipengaruhi oleh

turunnya harga ekspor minyak seiring dengan tren

penurunan harga minyak dunia. Selain itu, ekspor

minyak mentah yang terkontraksi dalam juga

disebabkan oleh turunnya volume ekspor. Penurunan

volume ekspor minyak mentah triwulan II 2020 terjadi

pada saat lifting mengalami peningkatan dibanding

triwulan sebelumnya, yang mengindikasikan lebih

besarnya alokasi lifting minyak mentah untuk

memenuhi kebutuhan kilang domestik. Kinerja lifting

yang membaik merupakan hasil dari upaya efisiensi

dalam penggunaan perangkat fasilitas produksi

perusahaan.

Harga ekspor minyak mentah dan produk kilang

menunjukkan penurunan, baik secara triwulanan

maupun tahunan, sejalan dengan terkoreksinya harga

minyak dunia. Rata-rata harga minyak jenis SLC, Brent,

1 Tiongkok 28.6 27.6 3.6 -0.7 -1.8 -5.1 -1.3 -13.3 -9.1

2 Jepang 10.7 9.8 -6.0 -12.0 -9.4 -20.6 -12.2 -10.7 -32.5

3 Singapura 7.7 7.8 -13.5 -7.3 -4.4 7.7 -4.5 1.3 -14.9

4 Amerika Serikat 5.3 5.9 -9.0 -11.1 -10.9 -14.2 -11.3 -8.2 -2.2

5 Thailand 6.0 5.7 -5.1 -20.6 -16.1 -11.2 -13.4 -7.3 -31.4

6 Korea Selatan 5.0 5.0 -4.6 -1.8 -6.2 -9.5 -5.7 -5.1 -24.9

7 Australia dan Oseania 3.7 4.6 -7.6 5.1 -17.5 -5.8 -6.9 7.3 4.8

8 Malaysia 3.9 3.7 5.4 -14.7 -3.2 -16.2 -7.6 -6.6 -31.3

9 Taiwan 2.5 2.8 -7.6 0.4 -4.1 28.0 4.2 21.0 -12.0

10 India 2.6 2.6 -0.5 -17.7 -26.7 -12.8 -14.9 -11.1 -19.3

Total 10 Negara 75.9 75.4 -2.9 -6.9 -7.3 -7.7 -6.3 -7.7 -16.0*) angka sementara ** angka sangat sementara

Data berdasarkan HS 2017

Rincian

Pangsa(%) Pertumbuhan Tahunan (%yoy)

2019* 2020**

2019* 2020

Tw.I Tw.I* Tw.II**Tw.II Tw.III Tw.IV Total

-15

-10

-5

0

5

10

-15

-10

-5

0

5

10

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Th

ou

san

ds

Impor Gas Ekspor Gas

Impor Minyak Ekspor Minyak

Neraca Perdag. Migas (RHS)

miliar USD

* angka sementara

** angka sangat sementara

miliar USD

Page 18: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

12

WTI, dan OPEC menurun masing-masing dari

USD52,9/barel, USD50,8/barel, USD46,3/barel, dan

USD51,9/barel pada triwulan I 2020 menjadi

USD29,5/barel, USD31,4/barel, USD28,0/barel, dan

USD26,7/barel pada triwulan II 2020 (Grafik 7).

Kontraksi harga minyak dunia sejalan dengan masih

terbatasnya aktivitas ekonomi meskipun kebijakan

pelonggaran lock down telah dilakukan. Energy

Information Administration (EIA) memproyeksikan

permintaan minyak dunia mengalami kontraksi 8,6

mbpd dibandingkan tahun sebelumnya. Namun

demikian penurunan harga minyak dunia lebih lanjut

tertahan oleh beberapa faktor diantaranya

implementasi pemangkasan pasokan minyak oleh

negara-negara OPEC dan Rusia (OPEC+) sebesar 9,7

mbpd yang diterapkan mulai 1 Mei hingga 31 Juli 2020

dan terus akan dilakukan hingga akhir 2022

mendatang dengan besaran yang menurun, tensi

geopolitik Timur Tengah, serta penurunan produksi

minyak AS yang masih berlangsung. Produksi minyak

AS yang terus mengalami penurunan antara lain

disebabkan oleh kebangkrutan sejumlah perusahaan

migas AS akibat rendahnya harga minyak sehingga

menyebabkan lemahnya investasi di perusahaan migas

AS. Selain itu, gangguan temporer Badai Cristobal

yang melanda sejumlah ladang minyak AS juga

menyebabkan penurunan lebih dalam pada produksi

minyak AS.

Tabel 6

Perkembangan Ekspor Minyak

Grafik 7

Perkembangan Harga Minyak Dunia

Impor Minyak

Impor minyak triwulan II 2020 tercatat sebesar

USD2,0 miliar, mengalami penurunan signifikan baik

secara triwulanan (-52,9%) maupun tahunan

(-60,5%). Penurunan impor minyak tersebut didorong

oleh turunnya harga impor sejalan dengan penurunan

harga minyak dunia dan penurunan volume impor

produk minyak. Penurunan volume konsumsi bahan

bakar minyak (BBM) sebagai dampak dari kebijakan

PSBB yang diterapkan di beberapa kota di Indonesia

sebagai upaya pencegahan lebih lanjut penyebaran

COVID-19 merupakan salah satu penyebab turunnya

volume impor produk minyak (Tabel 7).

Tabel 7

Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)

Ekspor 1,101.6 14.8 725.1 13.8 585.6 17.7

Minyak Mentah 472.2 6.8 67.7 175.9 3.2 56.2 99.0 2.8 33.7

Produk Kilang 629.4 8.1 78.2 549.1 10.6 50.8 486.6 14.9 31.8

¹⁾ nilai ekspor dibagi dengan volume ekspor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

Tw. II**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/bl)

2020

Tw. I*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/bl)

2019*

Tw. II

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/bl)

Rincian

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

110

120

130

140

J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A J O J A

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

USD/barel

SLC Unit Price

WTI OPEC

Sumber: Ditjen Migas, NPI, Bloomberg

Impor 5,042.4 68.7 4,226.6 73.0 1,992.1 62.6

Minyak Mentah 1,354.9 19.4 69.5 1,540.6 28.0 57.4 615.4 22.9 27.4

Produk Kilang 3,687.5 49.2 74.8 2,686.0 45.0 61.1 1,376.7 39.6 34.9

¹⁾ nilai impor dibagi dengan volume impor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

Tw. II**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/bl)

2020

Tw. I*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/bl)

2019*

Tw. II

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/bl)

Rincian

Page 19: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

13

Ekspor dan Impor Gas

Pertumbuhan ekspor gas pada triwulan II 2020

mengalami kontraksi baik secara triwulanan (-23,8%)

maupun tahunan (-34,3%). Penurunan kinerja ekspor

gas tersebut terutama didorong oleh kontraksi ekspor

LNG dan gas alam seiring dengan lebih rendahnya

harga ekspor. Penurunan volume ekspor turut

memengaruhi turunnya ekspor gas alam, sedangkan

volume ekspor LNG masih menunjukkan peningkatan

karena rendahnya serapan kontrak dalam negeri.

(Tabel 8).

Tabel 8

Perkembangan Ekspor Gas

Sejalan dengan perkembangan ekspor, impor gas

pada triwulan II 2020 juga tercatat mengalami

kontraksi pertumbuhan baik secara triwulanan dan

tahunan masing-masing sebesar 28,8% (qtq) dan

25,2% (yoy). Penurunan impor gas tersebut

disebabkan oleh menurunnya kebutuhan konsumsi gas

dalam negeri sejalan penurunan aktivitas ekonomi

sepanjang triwulan II 2020

Neraca Perdagangan Jasa

Neraca perdagangan jasa pada triwulan II 2020

tercatat mengalami defisit sebesar USD2,2 miliar, lebih

tinggi dibandingkan dengan defisit pada triwulan

sebelumnya sebesar USD1,9 miliar. Peningkatan defisit

neraca jasa tersebut terutama dipengaruhi oleh defisit

neraca jasa perjalanan setelah pada triwulan

sebelumnya masih mencatat surplus. Peningkatan

defisit lebih jauh tertahan oleh membaiknya defisit jasa

transportasi, baik transportasi barang (freight) maupun

penumpang (passenger) (Grafik 8).

Grafik 8

Perkembangan Neraca Perdagangan Jasa

Pada triwulan laporan, neraca jasa perjalanan

tercatat defisit tipis sebesar USD3,0 juta, berbalik arah

dibandingkan dengan surplus pada triwulan

sebelumnya sebesar USD1,4 miliar. Defisit neraca jasa

perjalanan tersebut dipengaruhi oleh penurunan

penerimaan (ekspor) jasa perjalanan (-97,0% qtq) yang

lebih dalam dibandingkan penurunan pembayaran

(impor) jasa perjalanan (-94,0% qtq) (Grafik 9).

Penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan

mancanegara (wisman) tercatat sebesar USD0,1 miliar,

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020

sebesar USD2,9 miliar, seiring lebih rendahnya jumlah

kunjungan wisman ke Indonesia. Jumlah kunjungan

wisman ke Indonesia selama periode laporan tercatat

0,5 juta kunjungan, jauh lebih rendah dibandingkan

dengan 2,6 juta kunjungan pada triwulan sebelumnya,

atau turun 81,6% (qtq). Pola pengeluaran wisman per

kunjungan selama pandemi juga turun signifikan

terutama wisman dengan tujuan personal. Penurunan

jumlah kunjungan wisman tersebut sejalan dengan

adanya larangan penerbangan antar negara sebagai

bentuk pencegahan penyebaran pandemi COVID-19.

Di sisi lain, pembayaran jasa perjalanan tercatat

sebesar USD0,1 miliar pada triwulan II 2020, lebih

Ekspor 1,844.4 - - 1,590.6 - - 1,212.5 - -

LNG 1,173.3 167.8 7.0 1,026.1 149.5 6.9 900.3 162.1 5.6

Gas Alam 670.9 61.8 10.9 564.4 73.6 7.6 312.2 63.7 4.9

LPG 0.1 0.1 0.0 0.1 0.1 0.0 0.0 0.1 0.0

Gas Lainnya 0.1 0.0 13.1 0.1 0.0 11.8 0.0 0.0 10.6

¹⁾ vol LNG, gas alam, dan gas lainnya dlm juta mmbtu, vol LPG dalam ribu m/t, total volume dlm juta mmbtu

²⁾ harga LNG, gas alam, dan gas lainnya dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric ton

Sumber: SKK Migas

* angka sementara ** angka sangat sementara

Tw. II**

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

2020

Tw. I*

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

2019*

RincianTw. II

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Jasa Lainnya Perjalanan Transportasi Jasa (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 20: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

14

rendah dibandingkan dengan USD1,5 miliar pada

triwulan sebelumnya. Penurunan tersebut sejalan

dengan rendahnya jumlah kunjungan wisatawan

nasional (wisnas) dan pola pengeluaran wisnas selama

kunjungan ke luar negeri yang lebih rendah pada

periode laporan, sebagai dampak dari masih

berlakunya kebijakan lockdown di beberapa negara

untuk mencegah penyebaran pandemi COVID-19.

Berdasarkan rilis Berita Resmi Statistik (BRS) yang

dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS), wisatawan asal

Timor Leste, Malaysia, dan Tiongkok merupakan

kelompok wisman terbesar yang berkunjung ke

Indonesia selama triwulan II 2020. Adapun tujuan

favorit wisman ke Indonesia terkonsentrasi pada tiga

daerah, yaitu Batam, Jakarta, dan Dumai.

Grafik 9

Neraca Jasa Travel

Di sisi lain, jasa transportasi yang merupakan

komponen penyumbang defisit neraca jasa terbesar

mencatat kinerja yang lebih baik. Defisit jasa

transportasi pada triwulan laporan membaik, terutama

disebabkan oleh penurunan pembayaran jasa freight

menjadi sebesar USD1,5 miliar dari triwulan

sebelumnya sebesar USD1,7 miliar sejalan dengan

penurunan impor dibandingkan periode sebelumnya.

Selain itu, defisit jasa transportasi penumpang juga

mengalami penurunan dari USD0,1 miliar pada

triwulan I 2020 menjadi hanya USD10,0 juta pada

periode laporan, sejalan dengan turunnya jumlah

kunjungan wisnas ke luar negeri (Grafik 10).

Grafik 10

Pembayaran Jasa Freight

Neraca Pendapatan Primer

Defisit neraca pendapatan primer pada triwulan II

2020 tercatat sebesar USD6,2 miliar, lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar USD7,9

miliar maupun triwulan sama tahun 2019 sebesar

USD8,9 miliar (Grafik 11). Perbaikan defisit neraca

pendapatan primer tersebut didorong oleh penurunan

pembayaran hasil investasi langsung, serta

peningkatan penerimaan, atas investasi langsung dan

portofolio.

Perbaikan defisit pendapatan investasi langsung

pada triwulan laporan jika dibandingkan triwulan I

2020 utamanya terjadi karena menurunnya

pembayaran imbal hasil investasi atas kepemilikan

saham domestik seiring dengan penurunan kinerja

korporasi migas dan nonmigas sejalan kontraksi

pertumbuhan ekonomi domestik pada triwulan II

2020. Membaiknya defisit pendapatan investasi

langsung juga dipengaruhi oleh peningkatan

penerimaan investasi seiring dengan meningkatnya

posisi aset milik residen di luar negeri.

Sementara itu, defisit pendapatan investasi

portofolio sedikit meningkat disebabkan oleh kenaikan

pembayaran pendapatan asing terhadap investasi

portofolio dalam bentuk ekuitas. Peningkatan realisasi

pembayaran tersebut terjadi sesuai dengan pola

pembayaran yang lebih tinggi pada triwulan II

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Impor Ekspor Perjalanan (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-3.0

-2.5

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

-50

-45

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Th

ou

san

ds

Impor Freight Import (RHS)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

miliar USD

Page 21: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

15

dibandingkan triwulan I tahun berjalan meskipun tidak

setinggi pembayaran pada tahun sebelumnya. Di sisi

lain, meningkatnya penerimaan investasi portofolio,

khususnya penerimaan bunga atau kupon atas

penempatan aset di luar negeri menahan penurunan

defisit investasi portofolio lebih dalam lagi.

Grafik 11

Perkembangan Neraca Pendapatan Primer

Neraca Pendapatan Sekunder

Neraca pendapatan sekunder pada triwulan II

2020 mencatat surplus sebesar USD1,4 miliar, turun

dari surplus triwulan sebelumnya sebesar USD1,7 miliar

maupun triwulan sama tahun 2019 sebesar USD2,0

miliar. Penurunan tersebut terutama dipengaruhi

penurunan realisasi penerimaan transfer personal

dalam bentuk remitansi yang diperoleh dari Pekerja

Migran Indonesia (PMI) yang lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Penerimaan transfer personal dalam bentuk

remitansi yang diperoleh dari PMI mengalami

penurunan sebesar 13,0% (qtq) disebabkan oleh

turunnya jumlah PMI sejalan dengan adanya

pemberlakukan penghentian sementara penempatan

PMI ke luar negeri sesuai Kepmenaker RI No. 151 tahun

2020 tgl 18 Maret 2020 dan adanya kepulangan

pekerja PMI ke Indonesia akibat pandemi COVID-19.

Berdasarkan asal negara domisili, penerimaan

remitansi PMI tertinggi berasal dari PMI yang bekerja di

kawasan Asia Pasifik, yaitu mencapai USD1,4 miliar,

diikuti kawasan Timur Tengah dan Afrika yang

mencapai sekitar USD0,8 miliar.

Grafik 12

Perkembangan Transfer Personal

Jumlah PMI yang bekerja di luar negeri sampai

dengan triwulan II 2020 tercatat sebanyak 3,2 juta

orang. Data Badan Nasional Penempatan dan

Perlindungan Tenaga Kerjaa Indonesia (BNP2TKI)

mengindikasikan sekitar 71,0% dari jumlah PMI

tersebut bekerja di wilayah Asia Pasifik dengan porsi

terbesar di Malaysia, Taiwan, Hongkong, dan

Singapura. Sementara itu, sisanya bekerja di wilayah

Timur Tengah dan Afrika, dengan porsi terbesar berada

di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Yordania (Grafik

13). Dibandingkan triwulan sebelumnya, jumlah PMI di

Taiwan dan Malaysia mengalami penurunan terbesar

sebagai dampak penyebaran COVID-19.

Grafik 13

Posisi Pekerja Migran Indonesia Triwulan II-2020

-10

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Pend. Inv. Langsung Pend.Inv. Lainnya Pend. Inv. Portofolio Pendapatan Primer (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Pembayaran Penerimaan Transfer Personal (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Timteng & Afrika28.9%

Amerika0.0%

Eropa0.1%

Malaysia53.1%

Singapura2.8%

Brunei, 0.5%

Hkg,6.7%

Taiwan,6.7%

Korsel,0.5%

Lainnya, 1.1%

Asia Pasifik, 71.0%

Sumber: BNP2TKI

Page 22: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

16

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Transaksi modal dan finansial (TMF) pada

triwulan II 2020 mencatat surplus cukup tinggi sebesar

USD10,5 miliar (4,1% dari PDB), berbalik arah dari

defisit USD3,0 miliar (1,1% dari PDB) pada triwulan

sebelumnya. Surplus TMF tersebut terutama ditopang

oleh aliran masuk neto investasi portofolio dan

investasi langsung.

Arus modal asing dalam bentuk portofolio mulai

masuk kembali ke pasar keuangan domestik pasca

kepanikan di pasar keuangan global yang dipicu

pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan investasi

portofolio mengalami defisit pada triwulan lalu.

Peningkatan arus masuk portofolio banyak terjadi

dalam bentuk penerbitan global bonds oleh

Pemerintah dan korporasi serta pembelian Surat Utang

Negara (SUN). Investasi langsung turut menyumbang

surplus pada TMF meskipun menurun dibandingkan

surplus pada triwulan sebelumnya sejalan dengan

kontraksi ekonomi domestik. Sementara itu, transaksi

investasi lainnya mengalami defisit yang lebih tinggi

dibandingkan triwulan I 2020 terutama dipengaruhi

oleh meningkatnya pembayaran kewajiban residen

yang jatuh tempo sesuai pola kuartalannya (Grafik 14).

Grafik 14

Transaksi Modal dan Finansial

1 Bank Indonesia, Laporan Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV

2016. Perkembangan investasi langsung pada Tw IV 2016 sangat

dipengaruhi oleh transaksi tutup sendiri (crossing) atas saham emiten

di sektor perbankan pada bursa saham domestic dengan nilai sekitar

Rp. 177 triliun (ekivalen USD13,3 miliar). Investasi langsung asing

yang semula tercatat pada sektor perbankan tersebut awalnya

berasal dari dana yang bersumber dari dalam negeri (round-tripping

FDI), sehingga pada saat terjadi divestasi asing (outflow di sisi

kewajiban investasi langsung), terjadi pula divestasi oleh investor

Investasi Langsung

Di tengah tingginya ketidakpastian di pasar

keuangan global dan lesunya aktivitas ekonomi dunia

terkait dengan pembatasan kegiatan di berbagai

negara untuk mencegah meluasnya pandemi COVID-

19, investasi langsung di Indonesia masih mencatat

arus masuk neto, walaupun mengalami penurunan.

Pada triwulan II 2020, investasi langsung mencatat arus

masuk neto (surplus) sebesar USD3,4 miliar, lebih

rendah dibandingkan triwulan I 2020 yang tercatat

sebesar USD4,1 miliar maupun triwulan II 2019 sebesar

USD6,0 miliar. Penurunan surplus investasi langsung

tersebut dipengaruhi oleh penurunan arus masuk neto

di sisi kewajiban (Grafik 15).

Grafik 15

Perkembangan Investasi Langsung1

Di sisi aset, arus keluar neto investasi langsung

penduduk Indonesia ke luar negeri pada periode

laporan tercatat sebesar USD0,7 miliar, relatif sama

dengan triwulan sebelumnya, namun lebih rendah dari

periode yang sama tahun sebelumnya, yang masing-

masing tercatat sebesar USD0,7 miliar dan USD1,6

miliar.

domestik atas entitas di luar negeri yang memiliki saham perbankan

dimaksud (inflow di sisi aset investasi langsung) dengan nilai yang

sama. Dengan demikian, meskipun DI liabilities mengalami outflow,

namun neto DI relatif tidak berubah karena pada saat yang sama DI

asset mengalami net inflow dengan jumlah yang relatif sama seiring

dengan menurunnya investasi langsung pada SPV di LN.

-10

-5

0

5

10

15

20

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Investasi Lainnya Investasi Portofolio Investasi Langsung Trans. Modal & Finansial

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-15

-10

-5

0

5

10

15T

w.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Inv.Langsung-Kewajiban Inv.Langsung-Aset Investasi Langsung (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 23: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

17

Sementara itu, investasi langsung di sisi kewajiban

mencatat arus masuk neto (surplus) modal asing

sebesar USD4,1 miliar, lebih rendah dibandingkan

triwulan sebelumnya dan periode yang sama pada

tahun sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar

USD4,7 miliar dan USD7,6 miliar. Penurunan surplus

tersebut terutama terjadi pada instrumen modal

ekuitas, baik pada sektor migas maupun nonmigas,

seiring dengan lesunya permintaan sehingga sebagian

korporasi melakukan penundaan investasi. Penurunan

investasi langsung lebih jauh ditahan oleh adanya

transaksi akuisisi salah satu bank di Indonesia oleh

investor dari Thailand. Selain itu, terdapat penambahan

share kepemilikan asing pada beberapa perusahaan

domestik khususnya di sektor perbankan dan properti.

Sementara itu, instrumen utang mengalami defisit

dipengaruhi oleh tingginya pembayaran utang luar

negeri kepada afiliasinya, terutama oleh perusahaan di

sektor manufaktur.

Secara tahunan, arus masuk kewajiban investasi

langsung pada triwulan laporan turun 46,3% (yoy)

sejalan dengan turunnya aktivitas investasi domestik

sebagaimana tercermin pada indikator Pembentukan

Modal Tetap Bruto (PMTB) triwulan laporan yang

terkontraksi 8,6% (yoy).

Perkembangan arus masuk neto kewajiban

investasi langsung yang lebih rendah dibanding

triwulan sebelumnya sejalan dengan hasil Survei

Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang

mengindikasikan adanya kontraksi kegiatan usaha

yang lebih dalam pada triwulan II 2020 dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan arah investasi, arus masuk neto

penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada

triwulan II 2020 mencapai USD4,1 miliar, turun

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya maupun

triwulan II 2019 yang masing-masing tercatat sebesar

USD5,0 miliar dan USD6,3 miliar.

2 Bank Indonesia, Op. Cit.

Secara sektoral, aliran masuk modal PMA selama

triwulan II 2020 didominasi oleh aliran PMA di sektor

lembaga perantara keuangan disusul sektor industri

pengolahan (Tabel 9). Aliran PMA pada kedua sektor

tersebut memiliki pangsa sebesar 87,3% dari total

PMA atau senilai USD3,6 miliar. Meningkatnya aliran

masuk modal PMA di sektor keuangan terutama

dipengaruhi oleh kegiatan akuisisi saham salah satu

bank domestik oleh perusahaan di salah satu negara

ASEAN dan penambahan porsi kepemilikan asing pada

beberapa perusahaan Indonesia yang bergerak di

sektor tersebut selama triwulan laporan.

Tabel 9

Perkembangan PMA menurut Sektor Ekonomi2

Berdasarkan negara asal investasi, aliran masuk

modal PMA selama triwulan II 2020 masih didominasi

oleh aliran investasi asing yang berasal dari negara di

kawasan ASEAN, kemudian disusul oleh negara

emerging market Asia (termasuk Tiongkok) dan

Jepang. Aliran masuk modal PMA dari ketiga kawasan

tersebut sepanjang triwulan II 2020 masing-masing

senilai USD4,0 miliar, USD0,7 miliar dan USD0,2 miliar

atau total sebesar USD4,9 miliar (Tabel 10).

Arus masuk PMA dari ASEAN terutama berasal

dari Thailand. Sementara itu, investor dari Eropa

mencatatkan outflow investasi asing seiring dengan

terjadinya perubahan kepemilikan salah satu bank di

Indonesia dari semula dimiliki oleh investor yang

berasal dari Inggris menjadi investor yang berasal dari

salah satu negara di ASEAN.

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 375 710 751 -17 -23 71

Pertambangan dan Penggalian 297 811 630 -3 904 110

Industri Pengolahan 2.520 3.198 2.799 1.766 1.947 708

Konstruksi 5 4 305 806 85 49

Lembaga Perantara Keuangan 630 1.414 24 1.245 253 2.843

Perdagangan 1.198 773 1.018 29 311 -350

Lain-lain (tmsk Jasa, Properti) 1.674 -574 732 822 1.521 639

TOTAL 6.701 6.335 6.259 4.648 4.997 4.068

*angka sementara **angka sangat sementara

20202019*Sektor

Page 24: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

18

Tabel 10

Perkembangan PMA menurut Negara Asal3

Perkembangan PMA pada triwulan II 2020

tersebut sejalan dengan realisasi PMA yang

dipublikasikan oleh Badan Koordinasi Penanaman

Modal (BKPM)4. Berdasarkan data BKPM, realisasi PMA

selama triwulan II 2020 tercatat sebesar Rp97,6 triliun

(ekuivalen dengan USD6,8 miliar). Nilai realisasi

tersebut turun sebesar 6,9% (yoy) dibandingkan

dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya yang

tercatat sebesar Rp104,9 triliun (ekuivalen dengan

USD7,0 miliar) atau turun 0,4% (qtq) jika dibandingkan

dengan triwulan I 2020 yang tercatat sebesar Rp98,0

triliun (ekuivalen dengan USD6,8 miliar). Secara

sektoral, BKPM mencatat realisasi PMA selama triwulan

II 2020 terkonsentrasi pada sektor listrik, gas dan air

senilai USD1,5 miliar (pangsa 21,6% dari total PMA),

sektor industri logam dasar, barang logam, bukan

mesin dan peralatannya senilai USD1,3 miliar (pangsa

19,6% dari total PMA), sektor transportasi, gudang,

dan telekomunikasi senilai USD0,7 miliar (pangsa 9,6%

dari total PMA), disusul oleh sektor perumahan,

kawasan industri, dan perkantoran senilai USD0,5

miliar (pangsa 7,8% dari total PMA) dan sektor industri

makanan senilai USD0,5 miliar (pangsa 7,4% dari total

PMA). Sementara itu, jika ditinjau dari negara asal

investasi, Singapura, Hongkong, Tiongkok, Jepang,

dan Korea Selatan membukukan realisasi investasi

terbesar dengan nilai investasi secara berturut-turut

3 Bank Indonesia, Op. Cit. 4Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang

direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di

sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta

sebesar USD2,0 miliar, USD1,2 miliar, USD1,1 miliar,

USD0,6 miliar, dan USD0,6 miliar, dengan pangsa

mencapai 79,9% dari total PMA.

Investasi Portofolio

Kinerja investasi portofolio neto pada triwulan II

2020 mencatat surplus sebesar USD9,8 miliar, berbalik

arah dari defisit pada triwulan sebelumnya sebesar

USD6,1 miliar. Perkembangan tersebut terutama

disebabkan oleh arus masuk investasi portofolio di sisi

kewajiban sebesar USD9,9 miliar yang berbalik arah

dari arus keluar sebesar USD6,0 miliar pada triwulan

sebelumnya. Sementara itu, di sisi aset, penduduk

Indonesia tercatat melakukan pembelian neto surat

berharga di luar negeri (outflow) sebesar USD0,2

miliar, meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang tercatat melakukan pembelian neto

surat berharga sebesar USD0,1 miliar (Grafik 16).

Grafik 16

Perkembangan Investasi Portofolio

Meningkatnya aliran masuk neto dana asing

selama triwulan II 2020 terutama bersumber dari

penerbitan global bonds pemerintah sebesar USD4,1

miliar dan global SUKUK sebesar USD2,4 miliar. Aliran

masuk dana asing juga terjadi pada Surat Utang

Negara (SUN) berdenominasi rupiah yang tercatat neto

pembelian sebesar USD1,2 miliar, berbalik arah

dibandingkan aliran keluar pada triwulan sebelumnya

industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI

mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA

dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar

negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di

seluruh sektor ekonomi.

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Tw.I* Tw.II**

Jepang 2.188 4.499 1.399 250 1.309 226

AS 176 475 123 196 440 -122

Eropa -86 977 910 1.081 67 -1.106

Emerging Market Asia (termasuk China) 461 -791 950 1.976 2.103 730

ASEAN 3.518 844 2.664 73 509 3.981

Lain-lain 445 330 213 1.072 570 359

TOTAL 6.701 6.335 6.259 4.648 4.997 4.068

*angka sementara **angka sangat sementara

2020Negara

2019*

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Inv. Portofolio - Kewajiban Inv. Portofolio - Aset Investasi Portofolio (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 25: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

19

sebesar USD8,9 miliar. Dengan perkembangan

tersebut, posisi kepemilikan asing pada instrumen SUN

berdenominasi rupiah mengalami peningkatan dari

USD54,5 miliar di triwulan I 2020 menjadi USD63,6

miliar pada, triwulan II 2020 meskipun secara

prosentase mengalami penurunan dari 38,3% menjadi

36,1% dari total posisi SUN rupiah di akhir triwulan

laporan. Sementara itu, pada Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) tidak tercatat adanya transaksi aliran modal asing

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencatat penjualan neto sebesar USD0,2 miliar,

ditengah adanya penurunan posisi total SBI akibat

jatuh tempo. Hal tersebut menyebabkan prosentase

posisi SBI yang dimiliki oleh asing di akhir triwulan II

2020 meningkat menjadi 1,9% dari posisi pada akhir

triwulan I 2020 sebesar 1,6% (Grafik 17).

Grafik 17

Perkembangan Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing

Arus keluar neto dana asing dari instrumen

utang sektor publik selama triwulan II 2020 juga terjadi

pada surat utang berjangka pendek berupa Surat

Perbendaharaan Negara (SPN), baik konvensional

maupun syariah (SPN dan SPNS), dengan total nilai

USD0,3 miliar. Sementara untuk surat utang jangka

panjang syariah mencatat neto penjualan asing sebesar

USD0,2 miliar.

Sejalan dengan perkembangan di sektor publik,

aliran dana asing pada instrumen portofolio swasta

selama triwulan II 2020 mencatat adanya pembelian

neto (inflow) dari investor asing sebesar USD3,1 miliar,

lebih tinggi dari USD2,1 miliar di triwulan sebelumnya

yang terutama berasal dari instrumen surat utang.

Di pasar saham, aliran dana asing selama triwulan

II 2020 tercatat mengalami penjualan neto sebesar

USD1,5 miliar, lebih tinggi dari penjualan neto saham

pada triwulan sebelumnya yang hanya sebesar USD0,7

miliar. Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan

(IHSG) secara point-to-point mengalami peningkatan

dan ditutup pada level 4.905,4 dari posisi akhir

triwulan I 2020 sebesar 4.538,9 (Grafik 18).

Grafik 18

Perkembangan Transaksi Asing di BEI dan IHSG

Pergerakan IHSG sepanjang triwulan II 2020

tersebut searah dengan kinerja bursa di beberapa

negara kawasan ASEAN seperti Filipina, Malaysia,

Thailand dan Singapura yang mengalami tren

peningkatan (Grafik 19).

Grafik 19

Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

Aktivitas pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI)

pada triwulan II 2020 ditopang oleh tambahan 9

emiten baru yang melakukan penawaran saham

perdana (IPO), dengan total emisi senilai Rp3,3 triliun

atau setara dengan USD0,2 miliar. Nilai emisi tersebut

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1.4

1.6

1.8

0

10

20

30

40

50

60

70

80

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Miliar USD

SUN SBI (rhs)

Miliar USD

1,000.0

1,700.0

2,400.0

3,100.0

3,800.0

4,500.0

5,200.0

5,900.0

6,600.0

(30,000)

(20,000)

(10,000)

0

10,000

20,000

30,000

40,000

50,000

60,000

1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Net Beli/Jual Asing IHSG (RHS)

miliar Rp IHSG

Sumber: IDX

90

140

190

240

290

123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456789101112123456

2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Indonesia Malaysia Filipina Singapura Thailand

Sumber: IDX, Bloomberg

2010 = 100

Page 26: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

20

lebih rendah dibandingkan dengan total nilai emisi

yang tercatat pada triwulan sebelumnya sebesar

Rp16,6 triliun atau setara dengan USD1,2 miliar dari 19

emiten baru.

Di pasar surat utang, sektor swasta mencatatkan

pembelian neto asing (net inflow) USD4,6 miliar, lebih

tinggi dibanding USD2,8 miliar pada triwulan

sebelumnya. Net inflow tersebut didorong adanya

penerbitan global bonds oleh beberapa perusahaan

terutama oleh perusahaan yang bergerak di sektor

pertambangan.

Dengan perkembangan tersebut, surplus investasi

portofolio pada triwulan II 2020 sebagian besar

disumbang oleh sektor publik yang mencatat arus

masuk neto investasi asing sebesar USD6,8 miliar,

berbalik arah dibandingkan dari triwulan sebelumnya

yang mencatat arus keluar sebesar USD8,1 miliar.

Sementara itu, investasi portofolio sektor swasta secara

neto mencatat surplus sebesar USD2,9 miliar, lebih

tinggi dibandingkan dengan arus masuk neto pada

triwulan sebelumnya sebesar USD2,0 miliar (Grafik 20).

Grafik 20

Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi

Investasi Lainnya

Transaksi investasi lainnya pada triwulan II

2020 mengalami defisit sebesar USD2,7 miliar, lebih

tinggi dibandingkan defisit triwulan sebelumnya

sebesar USD0,7 miliar. Meningkatnya defisit transaksi

investasi lainnya tersebut terutama disebabkan oleh

defisit di sisi kewajiban yang berbalik arah dari surplus

di triwulan sebelumnya. Sementara, defisit pada sisi

aset mengalami penurunan (Grafik 21).

Grafik 21

Perkembangan Investasi Lainnya

Pada sisi aset, transaksi investasi lainnya sektor

swasta pada periode laporan mencatat defisit sebesar

USD0,6 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan

defisit sebesar USD4,2 miliar pada triwulan

sebelumnya. Penurunan defisit tersebut terutama

didorong oleh adanya penarikan simpanan sektor

swasta di luar negeri (Grafik 22).

Grafik 22

Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta

Pada sisi kewajiban, transaksi investasi lainnya

sektor swasta pada triwulan II 2020 mengalami

pembayaran neto sebesar USD1,7 miliar, berbalik arah

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencatat penarikan neto sebesar USD3,9 miliar.

Pembayaran neto kewajiban investasi lainnya yang

sesuai pola tersebut, didorong oleh pembayaran neto

pada semua instrumen utang, baik dalam bentuk

-10

-5

0

5

10

15

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Inv. Port. - sektor Publik Inv. Port - sektor Swasta Investasi Portofolio (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Inv. Lainnya - Kewajiban Inv. Lainnya - Aset Investasi Lainnya (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Aset lainnya Uang & Simpanan Pinjaman Investasi Lainnya - Aset

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 27: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

21

pinjaman, utang dagang, maupun kewajiban lainnya

yang jatuh tempo (Grafik 23).

Grafik 23

Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta

Sementara itu, sektor publik tercatat

melakukan pembayaran neto pinjaman luar negeri

sebesar USD0,4 miliar pada triwulan II 2020, sedikit

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar

USD0,3 miliar. Pembayaran pinjaman luar negeri

pemerintah sesuai jadwalnya pada triwulan laporan

mencapai USD1,9 miliar, sementara pada triwulan

laporan, penarikan pinjaman program tercatat sebesar

USD1,1 miliar, sedangkan pinjaman proyek sebesar

USD0,4 miliar (Grafik 24).

Grafik 24

Perkembangan Pinjaman LN Sektor Publik

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Utang Dagang Kewajiban lainnya

Uang & Simpanan Pinjaman

Investasi Lainnya - Kewajiban

miliar USD

* angka sementara;

** angka sangat sementara

-2.5

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2014 2015 2016 2017 2018 2019* 2020

Pembayaran Penarikan Pinjaman (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 28: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

22

Dinamika perekonomian global dan domestik yang

terjadi sepanjang triwulan II 2020 mempengaruhi

kondisi keseimbangan eksternal Indonesia,

sebagaimana tercermin dari perkembangan beberapa

indikator sustainabilitas eksternal. Rasio defisit

transaksi berjalan terhadap PDB turun dibandingkan

triwulan sebelumnya terutama disebabkan oleh

penurunan defisit necara pendapatan primer.

Perkembangan defisit neraca pendapatan primer

utamanya terjadi karena menurunnya pembayaran

imbal hasil investasi atas kepemilikan saham domestik

seiring dengan penurunan kinerja korporasi migas dan

nonmigas sejalan kontraksi pertumbuhan ekonomi

domestik pada triwulan laporan.

Rasio ekspor neto barang dan jasa terhadap PDB

(kontribusi sektor eksternal terhadap perekonomian

domestik) pada triwulan II 2020 lebih rendah

dibandingkan triwulan sebelumnya sejalan dengan

penurunan ekspor yang lebih dalam dibandingkan

penurunan impor. Rasio akumulasi ekspor dan impor

barang dan jasa terhadap PDB (derajat keterbukaan

ekonomi Indonesia) menurun dibandingkan triwulan

sebelumnya seiring dengan perlambatan pertumbuhan

ekonomi global akibat COVID-19.

Rasio Utang Luar Negeri (ULN) total terhadap PDB

meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya,

didorong oleh peningkatan posisi ULN yang antara lain

bersumber dari penerbitan global bond. Sementara,

rasio ULN jangka pendek (remaining maturity)

terhadap PDB terpantau sedikit meningkat, didorong

baik oleh penurunan PDB maupun peningkatan posisi

ULN jangka pendek. Di sisi lain, rasio ULN total dan ULN

jangka pendek (remaining maturity) terhadap

cadangan devisa turun dibandingkan triwulan

sebelumnya seiring dengan meningkatnya posisi

cadangan devisa pada triwulan II 2020.

Tabel 11

Indikator Sustainabilitas Eksternal

Total Tw. I Tw. II Tw. III Tw.IV Total Tw. I* Tw. II**

Transaksi Berjalan/PDB (%) 1) -2.94 -2.46 -2.95 -2.60 -2.83 -2.71 -1.36 -1.18

Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (%) 1) -0.6 -0.1 -0.5 -0.3 -0.6 -0.4 0.9 0.7

Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (%)1) 41.4 36.5 34.7 36.5 36.9 36.1 33.8 29.6

Posisi ULN Total 3)

/PDB2)

(%) 36.0 36.8 36.5 36.2 36.1 36.1 19.8 20.8

Posisi ULN Jangka Pendek4)

/PDB2)

(%) 5.8 5.9 5.8 5.1 5.7 5.7 3.1 3.1

Posisi ULN Total3)

/Cadangan Devisa (%) 311.2 310.3 314.1 317.0 312.3 312.3 321.5 303.5

Posisi ULN Jangka Pendek4)

/Cadangan Devisa (%) 49.9 50.1 49.5 44.6 49.0 49.0 50.0 45.7

Keterangan:

1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan

2) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)

3) Menggunakan angka sementara posisi utang luar negeri (bulan Juni 2020)

4) menurut jangka waktu sisa

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

2018

INDIKATOR2019* 2020

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

Page 29: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

23

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 30: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

24

Prospek Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tahun

2020 diprakirakan tetap baik ditopang oleh prospek

pertumbuhan ekonomi domestik yang terjaga di

tengah penyebaran COVID-19 yang kembali meningkat

di beberapa negara di dunia. Mobilitas pelaku ekonomi

yang belum kembali normal sejalan penerapan

protokol kesehatan turut menahan aktivitas

perekonomian.

Defisit transaksi berjalan tahun 2020 diprakirakan

tetap rendah. Masih lemahnya permintaan dunia dan

rendahnya harga komoditas mendorong penurunan

ekspor Indonesia. Namun, perbaikan neraca

perdagangan diprakirakan terjadi akibat penurunan

impor yang lebih dalam akibat rendahnya permintaan

domestik dan berkurangnya kebutuhan input produksi

untuk kegiatan ekspor.

Kinerja transaksi modal dan finansial pada tahun

2020 diprakirakan akan tetap mencatat surplus,

terutama ditopang oleh aliran masuk investasi

langsung dan investasi portofolio. Prospek berlanjutnya

aliran masuk modal asing dipengaruhi meredanya

ketidakpastian di pasar keuangan global, imbal hasil

instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, dan

tetap terjaganya keyakinan investor terhadap prospek

perekonomian domestik seiring dengan sentimen

positif atas berbagai respons kebijakan yang ditempuh

Pemerintah.

Namun demikian, risiko pada perekonomian global

tetap perlu diwaspadai, antara lain adanya second

wave COVID-19 yang terjadi di beberapa negara di

dunia sehingga akan menurunkan kembali prospek

perekonomian global dan mendorong aliran modal

keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati

berbagai risiko eksternal dan domestik yang dapat

memengaruhi kinerja NPI sebagai dampak dari

penyebaran COVID-19. Bank Indonesia akan terus

mengoptimalkan bauran kebijakan dan memperkuat

koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait,

untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memperkuat

ketahanan eksternal, termasuk pengendalian defisit

transaksi berjalan dan mempertahankan daya tarik aset

keuangan domestik, guna mendukung kinerja NPI yang

lebih baik.

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Page 31: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

25

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 32: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

26

Boks 1:

Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan I 2020

Dalam publikasi statistik NPI triwulan II 2020 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah

dirilis sebelumnya pada publikasi triwulan I 2020. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data

dari beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Perbandingan Publikasi NPI

Transaksi Barang perubahan data sejak Tw.IV 2019 disebabkan pengkinian data Lalu Lintas Devisa (LLD).

Transaksi Jasa perubahan data sejak Tw.I 2019 disebabkan pengkinian data LLD.

Transaksi Pendapatan Primer perubahan data pada Tw.I 2020 karena pengkinian data LLD dan data

ULN, serta data institusi migas.

Transaksi Pendapatan Sekunder perubahan data pada Tw.I 2020 karena pengkinian data terkait stok

penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan Tenaga Kerja Asing (TKA).

Transaksi Investasi Langsung perubahan data sejak Tw.I 2019 karena pengkinian data Laporan Bank

Umum (LBU), data Utang Luar Negeri (ULN), dan data LLD, serta data institusi migas.

Transaksi Investasi Portofolio perubahan data sejak Tw.I 2019 karena pengkinian data LBU, data ULN,

dan data LLD.

Transaksi Derivatif Finansial perubahan data sejak Tw.I 2019 karena pengkinian data LBU.

Transaksi Investasi Lainnya perubahan data sejak Tw.I 2019 karena pengkinian data LBU, data ULN, dan

data LLD.

Juta USD

Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru

Transaksi Berjalan -30,633 -30,633 -6,600 -6,580 -8,202 -8,208 -7,503 -7,491 -8,082 -8,096 -30,387 -30,376 -3,924 -3,749

Barang -228 -228 1,269 1,269 571 571 1,362 1,362 309 306 3,511 3,508 4,398 4,379

Jasa -6,485 -6,485 -1,571 -1,552 -1,871 -1,878 -2,296 -2,284 -2,016 -2,027 -7,754 -7,740 -1,872 -1,882

Pendapatan Primer -30,815 -30,815 -8,129 -8,129 -8,899 -8,899 -8,396 -8,396 -8,349 -8,349 -33,773 -33,773 -8,084 -7,933

Pendapatan Sekunder 6,895 6,895 1,831 1,831 1,998 1,998 1,826 1,826 1,974 1,974 7,629 7,629 1,634 1,687

Transaksi Modal dan Finansial 25,219 25,219 9,858 9,883 6,756 6,784 7,464 7,451 12,611 12,617 36,690 36,734 -2,932 -3,021

Investasi Langsung 12,511 12,511 5,976 5,968 5,806 5,967 5,193 5,354 3,169 3,221 20,145 20,510 3,539 4,058

Investasi Portofolio 9,312 9,312 5,199 5,525 4,557 4,587 4,872 4,610 7,056 7,278 21,685 22,001 -5,805 -6,092

Derivatif Finansial 34 34 84 81 -1 10 90 86 6 9 179 186 -120 -326

Investasi Lainnya 3,266 3,266 -1,402 -1,693 -3,612 -3,786 -2,704 -2,612 2,360 2,088 -5,358 -6,002 -547 -661

* angka sementara

Tw. I*

2020

Komponen TOTAL

2018

Tw. IV TOTAL

2019*

Tw. IIITw. IITw. I

Page 33: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

27

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 34: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

28

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN ...................... 30

Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 31

Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 32

Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER ...................... 33

Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER ...................... 34

Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 34

Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 35

Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 36

LAMPIRAN

T

ra

n

sa

ksi

Be

rjal

a

n

Page 35: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

29

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 36: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

30

TABEL 1

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

RINGKASAN

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

`

I. Transaksi Berjalan -4,937 -7,784 -8,380 -9,531 -30,633 -6,580 -8,208 -7,491 -8,096 -30,376 -3,749 -2,896

A. Barang 2,324 312 -370 -2,494 -228 1,269 571 1,362 306 3,508 4,379 3,986

- Ekspor 44,375 43,740 47,707 44,904 180,725 41,213 40,209 43,670 43,364 168,455 41,745 34,668

- Impor -42,051 -43,428 -48,076 -47,398 -180,953 -39,944 -39,638 -42,308 -43,058 -164,948 -37,366 -30,683

1. Barang Dagangan Umum 2,021 494 -72 -2,662 -219 773 222 685 -33 1,647 3,065 2,501

- Ekspor, fob. 43,749 43,244 47,235 44,475 178,703 40,403 39,384 42,462 42,662 164,911 40,042 33,035

- Impor, fob. -41,728 -42,750 -47,307 -47,137 -178,922 -39,630 -39,161 -41,777 -42,696 -163,264 -36,977 -30,535

a. Nonmigas 4,432 3,240 3,397 117 11,186 2,907 3,111 2,744 3,203 11,965 5,809 3,288

- Ekspor, fob 39,655 38,798 42,586 40,049 161,089 37,374 36,438 39,456 39,663 152,930 37,726 31,237

- Impor, fob -35,224 -35,558 -39,189 -39,932 -149,903 -34,467 -33,326 -36,711 -36,459 -140,964 -31,917 -27,949

b. Migas -2,411 -2,746 -3,469 -2,779 -11,405 -2,133 -2,889 -2,060 -3,237 -10,319 -2,744 -787

- Ekspor, fob 4,094 4,446 4,649 4,426 17,614 3,030 2,946 3,006 3,000 11,981 2,316 1,798

- Impor, fob -6,505 -7,192 -8,118 -7,204 -29,019 -5,163 -5,835 -5,065 -6,237 -22,300 -5,060 -2,585

2. Barang Lainnya 303 -182 -298 167 -9 496 348 678 339 1,861 1,314 1,485

- Ekspor, fob. 626 496 472 429 2,022 809 825 1,209 701 3,544 1,703 1,633

- Impor, fob. -323 -678 -770 -261 -2,032 -313 -477 -531 -362 -1,683 -388 -148

B. Jasa - jasa -1,339 -1,681 -1,817 -1,648 -6,485 -1,552 -1,878 -2,284 -2,027 -7,740 -1,882 -2,152

- Ekspor 7,965 7,056 8,182 8,003 31,207 7,474 7,358 8,424 8,407 31,663 6,048 2,584

- Impor -9,304 -8,737 -9,999 -9,652 -37,692 -9,026 -9,235 -10,708 -10,434 -39,403 -7,930 -4,736

C. Pendapatan Primer -7,366 -8,047 -7,972 -7,431 -30,815 -8,129 -8,899 -8,396 -8,349 -33,773 -7,933 -6,173

- Penerimaan 2,042 2,534 1,766 2,961 9,302 1,435 2,311 1,661 1,966 7,372 1,035 1,418

- Pembayaran -9,407 -10,581 -9,738 -10,391 -40,117 -9,563 -11,210 -10,057 -10,315 -41,145 -8,968 -7,591

D. Pendapatan Sekunder 1,444 1,633 1,778 2,042 6,895 1,831 1,998 1,826 1,974 7,629 1,687 1,443

- Penerimaan 2,865 3,128 3,005 3,221 12,220 2,983 3,225 3,192 3,277 12,677 2,803 2,578

- Pembayaran -1,422 -1,496 -1,228 -1,180 -5,325 -1,152 -1,227 -1,366 -1,303 -5,048 -1,116 -1,135

58 2 8 29 97 1 5 13 20 39 1 6

- Penerimaan 58 2 8 29 97 1 5 13 20 39 1 6

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2,136 3,111 4,001 15,875 25,122 9,882 6,779 7,438 12,597 36,696 -3,022 10,518

- Aset -6,316 -3,109 -7,546 -2,215 -19,186 -6,907 -4,000 -4,012 -507 -15,426 -4,691 -816

- Kewajiban 8,452 6,220 11,547 18,090 44,308 16,789 10,778 11,450 13,104 52,122 1,669 11,334

1. Investasi Langsung 4,737 2,424 4,495 855 12,511 5,968 5,967 5,354 3,196 20,485 4,058 3,380

a. Aset -679 -1,701 -2,306 -1,713 -6,399 -826 -1,606 -616 -1,414 -4,462 -672 -685

b. Kewajiban 5,416 4,125 6,802 2,567 18,910 6,794 7,573 5,970 4,610 24,947 4,729 4,065

2. Investasi Portofolio -1,114 106 -135 10,456 9,312 5,525 4,587 4,610 7,278 22,001 -6,092 9,760

a. Aset -1,409 -1,251 -1,478 -1,034 -5,171 123 -1 -44 332 410 -88 -183

b. Kewajiban 294 1,357 1,342 11,489 14,483 5,402 4,589 4,654 6,946 21,591 -6,004 9,943

- Sektor publik2)

2,569 894 1,232 4,809 9,504 3,780 4,166 2,523 4,504 14,973 -8,127 6,845

- Sektor swasta3)

-2,275 464 111 6,680 4,980 1,622 423 2,132 2,443 6,619 2,124 3,098

3. Derivatif Finansial 60 12 91 -129 34 81 10 86 9 186 -326 125

4. Investasi Lainnya -1,547 569 -450 4,694 3,266 -1,693 -3,786 -2,612 2,113 -5,977 -661 -2,747

a. Aset -4,418 -306 -4,004 495 -8,233 -6,537 -2,521 -3,528 295 -12,290 -4,224 -605

b. Kewajiban 2,871 875 3,554 4,199 11,499 4,844 -1,265 915 1,818 6,313 3,563 -2,142

- Sektor publik2)

650 -1,724 306 -215 -983 -767 -645 -445 -698 -2,555 -341 -413

- Sektor swasta3)

2,221 2,599 3,248 4,415 12,482 5,611 -619 1,360 2,517 8,869 3,903 -1,729

-2,744 -4,671 -4,372 6,373 -5,414 3,303 -1,424 -41 4,521 6,359 -6,770 7,628

-1,111 362 -14 -954 -1,717 -883 -552 -5 -242 -1,683 -1,775 1,618

-3,855 -4,309 -4,386 5,418 -7,131 2,419 -1,977 -46 4,279 4,676 -8,545 9,245

3,855 4,309 4,386 -5,418 7,131 -2,419 1,977 46 -4,279 -4,676 8,545 -9,245

A. Transaksi Cadangan Devisa 3,855 4,309 4,386 -5,418 7,131 -2,419 1,977 46 -4,279 -4,676 8,545 -9,245

B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:

- Posisi Cadangan Devisa 126,003 119,839 114,848 120,654 120,654 124,539 123,823 124,332 129,183 129,183 120,969 131,718

7.6 6.9 6.3 6.4 6.4 6.7 6.7 6.9 7.3 7.3 7.0 8.1

- Transaksi Berjalan (% PDB) -1.91 -2.95 -3.19 -3.72 -2.94 -2.46 -2.95 -2.60 -2.83 -2.71 -1.36 -1.18

Catatan

1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5

2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral

3) Terdiri dari Bank and Non Bank

4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

*angka sementara ** angka sangat sementara

2019*

II. Transaksi Modal

2018ITEMS

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

III. Transaksi Finansial

IV. Total (I + II + III)

V. Selisih Perhitungan Bersih

VI. Neraca Keseluruhan (IV + V)

VII. Cadangan Devisa dan yang terkait 4)

Agustus 2020

2020

Page 37: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

31

TABEL 2

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

BARANG

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Barang 1)

2,324 312 -370 -2,494 -228 1,269 571 1,362 306 3,508 4,379 3,986

- Ekspor 44,375 43,740 47,707 44,904 180,725 41,213 40,209 43,670 43,364 168,455 41,745 34,668

- Impor -42,051 -43,428 -48,076 -47,398 -180,953 -39,944 -39,638 -42,308 -43,058 -164,948 -37,366 -30,683

A. Barang dagangan umum 2,021 494 -72 -2,662 -219 773 222 685 -33 1,647 3,065 2,501

1. Nonmigas 4,432 3,240 3,397 117 11,186 2,907 3,111 2,744 3,203 11,965 5,809 3,288

a. Ekspor 39,655 38,798 42,586 40,049 161,089 37,374 36,438 39,456 39,663 152,930 37,726 31,237

b. Impor -35,224 -35,558 -39,189 -39,932 -149,903 -34,467 -33,326 -36,711 -36,459 -140,964 -31,917 -27,949

2. Minyak -4,064 -4,349 -5,054 -4,742 -18,209 -3,659 -3,941 -3,203 -4,313 -15,115 -3,502 -1,407

a. Ekspor 1,818 2,149 2,201 1,670 7,839 909 1,102 1,302 1,154 4,466 725 586

b. Impor -5,882 -6,498 -7,255 -6,413 -26,048 -4,568 -5,042 -4,504 -5,467 -19,581 -4,227 -1,992

3. Gas 1,653 1,603 1,585 1,963 6,805 1,525 1,052 1,143 1,076 4,796 757 619

a. Ekspor 2,275 2,297 2,448 2,755 9,776 2,121 1,844 1,704 1,846 7,515 1,591 1,213

b. Impor -623 -693 -863 -792 -2,971 -595 -793 -561 -770 -2,719 -834 -593

B. Barang lainnya 303 -182 -298 167 -9 496 348 678 339 1,861 1,314 1,485

a.l. Emas nonmoneter 303 -182 -298 167 -9 496 348 678 339 1,861 1,314 1,485

a. Ekspor 626 496 472 429 2,022 809 825 1,209 701 3,544 1,703 1,633

b. Impor -323 -678 -770 -261 -2,032 -313 -477 -531 -362 -1,683 -388 -148

Memorandum:

1. Nominal

a. Total Ekspor (fob) 44,375 43,740 47,707 44,904 180,725 41,213 40,209 43,670 43,364 168,455 41,745 34,668

- Nonmigas 40,281 39,294 43,058 40,478 163,111 38,183 37,263 40,664 40,364 156,474 39,429 32,870

- Migas 4,094 4,446 4,649 4,426 17,614 3,030 2,946 3,006 3,000 11,981 2,316 1,798

b. Total Impor (fob) -42,051 -43,428 -48,076 -47,398 -180,953 -39,944 -39,638 -42,308 -43,058 -164,948 -37,366 -30,683

- Nonmigas -35,547 -36,236 -39,958 -40,193 -151,935 -34,781 -33,803 -37,242 -36,821 -142,647 -32,306 -28,097

- Migas -6,505 -7,192 -8,118 -7,204 -29,019 -5,163 -5,835 -5,065 -6,237 -22,300 -5,060 -2,585

2. Pertumbuhan (%, yoy)

a. Total Ekspor (fob) 8.9 11.7 9.9 -1.4 7.0 -7.1 -8.1 -8.5 -3.4 -6.8 1.3 -13.8

- Nonmigas 9.4 9.9 8.9 -1.8 6.4 -5.2 -5.2 -5.6 -0.3 -4.1 3.3 -11.8

- Migas 3.4 29.9 20.3 2.3 13.1 -26.0 -33.7 -35.4 -32.2 -32.0 -7.1 -16.9

b. Total Impor (fob) 19.7 26.5 26.1 11.6 20.6 -5.0 -8.7 -12.0 -9.2 -8.8 -6.5 -22.6

- Nonmigas 22.6 23.4 21.1 12.3 19.5 -2.2 -6.7 -6.8 -8.4 -6.1 -23.6 -39.0

- Migas 6.0 44.9 57.7 7.9 26.6 -20.6 -18.9 -37.6 -13.4 -23.2 -2.0 -55.7

3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 63.8 70.7 72.5 65.7 68.2 63.6 67.7 62.5 68.3 65.5 56.2 33.7

4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0.778 0.779 0.764 0.768 0.772 0.765 0.754 0.735 0.729 0.746 0.720 0.713

Catatan:1)

Dalam free on board (fob).

*angka sementara ** angka sangat sementara

2019*2018ITEMS

Agustus 2020

2020

Page 38: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

32

TABEL 3

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

JASA-JASA

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Jasa-jasa -1,339 -1,681 -1,817 -1,648 -6,485 -1,552 -1,878 -2,284 -2,027 -7,740 -1,882 -2,152

- Ekspor 7,965 7,056 8,182 8,003 31,207 7,474 7,358 8,424 8,407 31,663 6,048 2,584

- Impor -9,304 -8,737 -9,999 -9,652 -37,692 -9,026 -9,235 -10,708 -10,434 -39,403 -7,930 -4,736

A. Jasa manufaktur 90 98 102 92 382 92 92 103 105 392 105 93

- Ekspor 90 98 102 92 382 92 92 103 105 392 105 93

- Impor 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -56 -37 -52 -48 -195 -96 -25 -21 -88 -230 -3 5

- Ekspor 51 56 72 68 248 78 67 83 78 306 125 61

- Impor -108 -93 -125 -116 -442 -174 -92 -105 -165 -536 -128 -56

C. Transportasi -1,884 -2,062 -2,422 -2,469 -8,838 -1,856 -1,746 -1,990 -2,059 -7,650 -1,468 -1,152

- Ekspor 792 873 925 1,002 3,592 923 1,005 1,031 995 3,954 790 486

- Impor -2,676 -2,935 -3,348 -3,471 -12,430 -2,779 -2,751 -3,021 -3,054 -11,604 -2,257 -1,638

a. Penumpang -216 -274 -417 -460 -1,368 -317 -360 -537 -432 -1,647 -122 -10

- Ekspor 347 367 414 361 1,489 336 371 388 399 1,494 196 1

- Impor -563 -641 -831 -822 -2,857 -654 -731 -925 -831 -3,141 -318 -11

b. Barang -1,621 -1,638 -1,845 -1,817 -6,920 -1,539 -1,367 -1,486 -1,566 -5,959 -1,299 -1,104

- Ekspor 315 388 363 460 1,527 413 478 445 436 1,773 439 360

- Impor -1,937 -2,026 -2,208 -2,277 -8,447 -1,953 -1,845 -1,932 -2,002 -7,732 -1,738 -1,464

c. Lainnya -47 -150 -160 -192 -549 1 -19 33 -61 -45 -46 -37

- Ekspor 129 118 149 181 576 174 156 197 159 686 155 126

- Impor -176 -268 -309 -373 -1,126 -173 -175 -164 -220 -731 -201 -163

D. Perjalanan 1,693 1,242 1,605 1,573 6,112 1,584 1,065 1,349 1,593 5,591 1,400 -3

- Ekspor 3,947 3,634 4,647 4,197 16,426 4,059 3,649 4,723 4,481 16,912 2,911 88

- Impor -2,254 -2,392 -3,043 -2,625 -10,314 -2,475 -2,584 -3,373 -2,889 -11,321 -1,512 -91

E. Jasa konstruksi 130 75 6 50 262 -4 -15 5 4 -10 17 -12

- Ekspor 169 95 50 90 405 101 85 97 203 487 102 86

- Impor -39 -20 -44 -40 -143 -106 -100 -92 -199 -497 -84 -98

F. Jasa asuransi dan dana pensiun -167 -137 -147 -116 -567 -207 -165 -184 -152 -708 -217 -146

- Ekspor 14 27 35 86 161 15 28 36 89 167 15 28

- Impor -181 -164 -181 -201 -728 -222 -192 -220 -240 -874 -232 -174

G. Jasa keuangan -163 -41 -159 -95 -458 -99 -19 -126 -223 -466 -58 -47

- Ekspor 254 204 90 112 660 97 120 82 111 410 186 137

- Impor -417 -245 -249 -207 -1,118 -195 -139 -208 -334 -876 -244 -184

H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -392 -386 -332 -299 -1,409 -398 -453 -501 -278 -1,631 -451 -383

- Ekspor 11 15 20 16 61 14 14 19 127 174 20 11

- Impor -403 -400 -352 -315 -1,470 -412 -467 -521 -405 -1,805 -471 -394

I. Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi -458 -398 -435 -360 -1,651 -341 -412 -546 -513 -1,813 -501 -404

- Ekspor 295 320 303 308 1,226 285 410 289 336 1,320 305 275

- Impor -753 -718 -738 -668 -2,877 -627 -822 -835 -850 -3,133 -806 -679

J. Jasa bisnis lainnya -284 -235 -311 -239 -1,070 -403 -377 -620 -579 -1,978 -877 -292

- Ekspor 2,147 1,503 1,573 1,739 6,963 1,593 1,653 1,677 1,671 6,594 1,270 1,107

- Impor -2,432 -1,738 -1,884 -1,979 -8,033 -1,995 -2,030 -2,297 -2,250 -8,572 -2,147 -1,399

K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi 7 19 127 125 278 21 18 40 36 116 21 9

- Ekspor 23 44 152 148 367 44 44 63 67 217 45 19

- Impor -16 -24 -25 -23 -89 -23 -26 -22 -30 -102 -24 -10

L. Jasa pemerintah 147 181 202 139 669 155 159 207 126 647 150 179

- Ekspor 173 188 212 145 717 174 190 222 145 731 174 192

- Impor -25 -7 -10 -6 -49 -19 -32 -15 -19 -84 -24 -13

Memorandum:

Jumlah pelawat (ribuan orang)1)

- Ke dalam negeri 3,672 3,877 4,435 3,907 15,891 3,770 3,970 4,399 4,025 16,163 2,616 483

- Ke luar negeri 2,701 2,829 2,894 3,134 11,558 2,886 3,062 3,149 3,320 12,416 1,959 351

Catatan:1)

Sejak tahun 2018 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nasional (wisnas) termasuk wisatawan Pas Lintas Batas (PLB) yang diperoleh dari Mobile Positioning Data  (MPD)

*angka sementara ** angka sangat sementara

2019*2018

Agustus 2020

2020ITEMS

Page 39: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

33

TABEL 4

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN PRIMER

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Pendapatan Primer -7,366 -8,047 -7,972 -7,431 -30,815 -8,129 -8,899 -8,396 -8,349 -33,773 -7,933 -6,173

- Penerimaan 2,042 2,534 1,766 2,961 9,302 1,435 2,311 1,661 1,966 7,372 1,035 1,418

- Pembayaran -9,407 -10,581 -9,738 -10,391 -40,117 -9,563 -11,210 -10,057 -10,315 -41,145 -8,968 -7,591

A. Kompensansi tenaga kerja -361 -365 -383 -394 -1,503 -347 -362 -383 -388 -1,480 -333 -256

- Penerimaan 59 67 55 59 241 64 58 49 61 231 65 55

- Pembayaran -421 -432 -438 -453 -1,744 -411 -420 -431 -449 -1,711 -398 -311

B. Pendapatan investasi -7,004 -7,682 -7,589 -7,037 -29,312 -7,782 -8,537 -8,014 -7,961 -32,293 -7,600 -5,916

- Penerimaan 1,982 2,467 1,711 2,901 9,061 1,371 2,253 1,612 1,905 7,141 969 1,363

- Pembayaran -8,986 -10,149 -9,299 -9,938 -38,373 -9,153 -10,790 -9,626 -9,866 -39,434 -8,570 -7,280

a. Pendapatan investasi langsung -4,611 -4,135 -4,517 -4,278 -17,541 -4,823 -4,431 -4,631 -4,395 -18,280 -4,673 -2,706

1) Pendapatan modal ekuitas -4,343 -3,795 -4,314 -3,955 -16,407 -4,645 -4,243 -4,398 -4,204 -17,491 -4,492 -2,550

- Penerimaan 897 1,422 821 1,768 4,909 542 1,044 721 1,043 3,351 345 635

- Pembayaran -5,240 -5,217 -5,135 -5,723 -21,316 -5,188 -5,287 -5,119 -5,247 -20,841 -4,837 -3,185

2) Pendapatan utang (bunga) -268 -339 -203 -323 -1,134 -178 -188 -233 -191 -790 -181 -157

- Penerimaan 5 2 31 5 43 11 33 13 3 60 5 4

- Pembayaran -273 -341 -234 -328 -1,176 -188 -221 -247 -193 -849 -186 -161

b. Pendapatan investasi portofolio -1,987 -2,851 -2,576 -2,235 -9,649 -2,346 -3,223 -2,811 -2,812 -11,192 -2,358 -2,607

1) Pendapatan modal ekuitas -188 -1,637 -574 -763 -3,162 -364 -1,462 -721 -952 -3,499 -303 -681

- Penerimaan 76 193 95 99 463 82 237 93 63 474 80 50

- Pembayaran -264 -1,830 -669 -862 -3,625 -446 -1,699 -814 -1,015 -3,974 -383 -732

2) Pendapatan utang (bunga) -1,799 -1,214 -2,002 -1,472 -6,487 -1,982 -1,761 -2,089 -1,860 -7,692 -2,054 -1,926

- Penerimaan 798 643 524 603 2,567 500 710 538 552 2,299 321 484

- Pembayaran -2,597 -1,857 -2,526 -2,074 -9,054 -2,482 -2,471 -2,627 -2,411 -9,992 -2,375 -2,411

c. Pendapatan investasi lainnya -406 -697 -496 -524 -2,123 -612 -883 -572 -754 -2,821 -569 -603

- Penerimaan 207 207 239 426 1,079 237 228 247 245 957 220 189

- Pembayaran -613 -904 -735 -950 -3,202 -849 -1,111 -818 -999 -3,778 -789 -791

*angka sementara ** angka sangat sementara

ITEMS2019*2018

Agustus 2020

2020

Page 40: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

34

TABEL 5

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN SEKUNDER

(Juta USD)

TABEL 6

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LANGSUNG

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Pendapatan Sekunder 1,444 1,633 1,778 2,042 6,895 1,831 1,998 1,826 1,974 7,629 1,687 1,443

- Penerimaan 2,865 3,128 3,005 3,221 12,220 2,983 3,225 3,192 3,277 12,677 2,803 2,578

- Pembayaran -1,422 -1,496 -1,228 -1,180 -5,325 -1,152 -1,227 -1,366 -1,303 -5,048 -1,116 -1,135

A. Pemerintah 8 22 69 285 384 8 47 116 181 352 7 50

- Penerimaan 8 22 69 285 384 8 47 116 181 352 7 50

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Sektor lainnya 1,436 1,611 1,709 1,757 6,512 1,823 1,951 1,710 1,793 7,277 1,680 1,392

1. Transfer personal 1,852 1,992 1,894 1,832 7,571 1,983 2,109 1,991 1,993 8,076 1,851 1,562

- Penerimaan 2,673 2,835 2,749 2,716 10,974 2,784 2,898 2,883 2,870 11,435 2,600 2,262

- Pembayaran -821 -843 -855 -884 -3,404 -802 -789 -892 -876 -3,360 -749 -700

2.Transfer lainnya -416 -382 -185 -76 -1,059 -159 -158 -280 -201 -798 -172 -170

- Penerimaan 185 271 187 220 862 191 280 193 226 890 196 265

- Pembayaran -601 -653 -372 -296 -1,921 -350 -438 -473 -427 -1,688 -367 -435

Memorandum:

- Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) 3,567 3,582 3,610 3,651 3,651 3,704 3,737 3,701 3,742 3,742 3,390 3,202

- Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) 87 89 90 94 94 84 82 89 93 93 79 64

*angka sementara ** angka sangat sementara

2019*2018ITEMS

Agustus 2020

2020

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Investasi Langsung 4,737 2,424 4,495 855 12,511 5,968 5,967 5,354 3,221 20,510 4,058 3,380

A. Aset -679 -1,701 -2,306 -1,713 -6,399 -826 -1,606 -615 -1,389 -4,436 -672 -685

1. Modal ekuitas -694 -1,385 -2,027 -1,440 -5,546 -399 -1,212 -336 -535 -2,482 -234 -359

2. Instrumen utang 15 -317 -279 -272 -853 -427 -394 -280 -854 -1,955 -437 -326

B. Kewajiban 5,416 4,125 6,802 2,567 18,910 6,794 7,573 5,970 4,610 24,947 4,729 4,065

1. Modal ekuitas 5,091 5,893 6,010 2,999 19,993 5,501 9,119 5,881 4,339 24,840 4,824 4,259

2. Instrumen utang 326 -1,769 792 -432 -1,083 1,292 -1,545 88 271 107 -95 -194

a. Penerimaan 13,511 12,435 12,090 10,422 48,458 12,827 13,134 11,286 11,146 48,393 10,331 9,625

b. Pembayaran -13,185 -14,203 -11,298 -10,854 -49,540 -11,535 -14,679 -11,197 -10,875 -48,286 -10,426 -9,819

Memorandum:

Investasi langsung berdasarkan arah investasi 4,737 2,424 4,495 855 12,511 5,968 5,967 5,354 3,221 20,510 4,058 3,380

A. Ke luar negeri -452 -3,707 -2,210 -1,685 -8,053 -733 -368 -905 -1,427 -3,433 -940 -688

1. Modal ekuitas -587 -1,380 -2,047 -1,464 -5,478 -430 -1,292 -372 -529 -2,623 -183 -355

2. Instrumen utang 135 -2,326 -162 -221 -2,575 -303 924 -533 -898 -810 -757 -333

B. Di Indonesia (PMA) 5,189 6,130 6,705 2,539 20,563 6,701 6,335 6,259 4,648 23,943 4,997 4,068

1. Modal ekuitas 4,983 5,889 6,030 3,022 19,924 5,532 9,199 5,918 4,333 24,981 4,773 4,256

2. Instrumen utang 206 241 675 -483 639 1,169 -2,864 342 315 -1,038 225 -187

Catatan:

*angka sementara ** angka sangat sementara

ITEMS2018

Agustus 2020

20202019*

Page 41: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

35

TABEL 7

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI PORTOFOLIO

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Investasi Portofolio -1,114 106 -135 10,456 9,312 5,525 4,587 4,610 7,278 22,001 -6,092 9,760

A. Aset -1,409 -1,251 -1,478 -1,034 -5,171 123 -1 -44 332 410 -88 -183

1. Sektor publik -173 198 204 -1 228 258 -119 119 0 258 0 0

a. Modal ekuitas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Surat utang -173 198 204 -1 228 258 -119 119 0 258 0 0

2. Sektor swasta -1,236 -1,449 -1,682 -1,033 -5,399 -134 118 -163 332 152 -88 -183

a. Modal ekuitas -579 65 -449 -455 -1,418 -15 -93 -289 -99 -495 -290 -233

b. Surat utang -657 -1,514 -1,233 -578 -3,982 -120 210 126 431 647 202 50

B. Kewajiban 294 1,357 1,342 11,489 14,483 5,402 4,589 4,654 6,946 21,591 -6,004 9,943

1. Sektor publik 2,569 894 1,232 4,809 9,504 3,780 4,166 2,523 4,504 14,973 -8,127 6,845

a. Modal ekuitas N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

b. Surat utang 2,569 894 1,232 4,809 9,504 3,780 4,166 2,523 4,504 14,973 -8,127 6,845

1) Bank sentral 0 0 0 62 62 -35 92 -53 186 190 -244 0

2) Pemerintah 2,569 894 1,232 4,747 9,441 3,815 4,074 2,576 4,318 14,783 -7,883 6,845

a) Jangka pendek 727 -1,272 -434 -90 -1,069 -310 54 16 160 -80 -270 -260

b) Jangka panjang 1,842 2,166 1,666 4,837 10,510 4,125 4,020 2,560 4,158 14,864 -7,614 7,105

2. Sektor swasta -2,275 464 111 6,680 4,980 1,622 423 2,132 2,443 6,619 2,124 3,098

a. Modal ekuitas -1,714 -1,862 -118 25 -3,668 1,120 -136 -1,190 -191 -397 -714 -1,469

b. Surat utang -561 2,325 229 6,655 8,648 502 559 3,321 2,634 7,016 2,838 4,567

1) Jangka pendek -398 -462 -180 270 -770 -212 -209 -356 204 -573 -485 -408

2) Jangka panjang -163 2,788 409 6,385 9,418 713 768 3,677 2,429 7,588 3,323 4,975

Memorandum:

Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 2,569 894 1,232 4,747 9,441 3,815 4,074 2,576 4,318 14,783 -7,883 6,845

1. Dalam Rupiah 1,693 -2,024 1,435 2,859 3,963 5,245 1,528 2,898 2,306 11,977 -8,916 718

2. Dalam Valuta Asing 876 2,918 -203 1,888 5,479 -1,430 2,546 -322 2,012 2,806 1,033 6,127

Catatan:

N/A : Tidak dapat diterapkan

*angka sementara ** angka sangat sementara

ITEMS2018

Agustus 2020

20202019*

Page 42: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

36

TABEL 8

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LAINNYA

(Juta USD)

Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Investasi Lainnya -1,547 569 -450 4,694 3,266 -1,693 -3,786 -2,612 2,088 -6,002 -661 -2,747

A. Aset -4,418 -306 -4,004 495 -8,233 -6,537 -2,521 -3,528 270 -12,316 -4,224 -605

1. Sektor publik 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2. Sektor swasta -4,418 -306 -4,004 495 -8,233 -6,537 -2,521 -3,528 270 -12,316 -4,224 -605

a. Uang dan simpanan -3,202 118 -1,519 1,949 -2,654 -5,999 -61 -1,807 1,804 -6,062 -1,267 571

b. Pinjaman -648 -836 -1,326 -949 -3,760 -1,110 -672 -196 -416 -2,395 -1,020 -626

c. Piutang datang dan uang muka -677 -94 -162 402 -531 -151 -799 -644 -545 -2,139 -1,010 -77

d. Aset lainnya 110 506 -996 -908 -1,289 724 -989 -881 -573 -1,720 -927 -473

B. Kewajiban 2,871 875 3,554 4,199 11,499 4,844 -1,265 915 1,818 6,313 3,563 -2,142

1. Sektor publik 650 -1,724 306 -215 -983 -767 -645 -445 -698 -2,555 -341 -413

a. Uang dan simpanan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Pinjaman 477 -1,526 510 -216 -755 -509 -764 -326 -698 -2,298 -341 -413

1) Bank sentral 1)

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

a) Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2) Pemerintah 477 -1,526 510 -216 -755 -509 -764 -326 -698 -2,298 -341 -413

a) Penarikan 1,312 219 1,516 1,541 4,588 654 1,131 793 1,195 3,773 817 1,460

(1) Program 1,039 4 1,300 1,149 3,492 500 1,024 532 536 2,592 657 1,095

(2) Proyek 273 215 216 392 1,097 154 107 260 660 1,181 161 365

(3) Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran -835 -1,745 -1,007 -1,757 -5,344 -1,163 -1,896 -1,119 -1,893 -6,070 -1,158 -1,873

c. Kewajiban lainnya 173 -198 -204 1 -228 -258 119 -119 0 -258 0 0

2. Sektor swasta 2,221 2,599 3,248 4,415 12,482 5,611 -619 1,360 2,517 8,869 3,903 -1,729

a. Uang dan simpanan -414 537 -210 212 125 2,363 -1,330 -1,010 769 792 132 -497

b. Pinjaman 2,043 2,354 3,070 2,837 10,304 998 364 2,895 1,669 5,925 2,459 -530

1) Penarikan 6,297 7,839 11,257 11,189 36,583 7,283 8,829 9,242 7,940 33,293 8,325 5,062

2) Pembayaran -4,255 -5,486 -8,187 -8,352 -26,279 -6,286 -8,464 -6,347 -6,271 -27,368 -5,866 -5,592

c. Utang dagang dan uang muka 287 -395 541 1,505 1,937 1,853 164 -161 253 2,109 138 -452

d. Kewajiban lainnya 306 103 -153 -139 117 399 182 -364 -175 42 1,174 -250

Catatan:1)

Tidak termasuk kredit dan pinjaman dengan IMF.

*angka sementara ** angka sangat sementara

ITEMS20202018 2019*

Agustus 2020