T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan...

43
1 T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA Realisasi Triwulan II 2016 Agustus 2016

Transcript of T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan...

Page 1: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

1

T0

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA

Realisasi Triwulan II 2016

Agustus 2013 Agustus 2016

Page 2: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

2

Alamat Redaksi:

Grup Neraca Pembayaran dan Pengembangan Statistik

Departemen Statistik

Bank Indonesia

Menara Sjafruddin Prawiranegara, Lantai 15

Jl. M.H. Thamrin No. 2

Jakarta 10350

Telepon : (021) 29816688

Faksimili : (021) 3501935

E-mail : [email protected]

Website : www.bi.go.id

Page 3: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

3

LAPORAN

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Realisasi Triwulan II 2016

Agustus 2016

Page 4: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

4

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 5: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

5

RINGKASAN

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN

INDONESIA TRIWULAN II 2016

1

3

TRANSAKSI BERJALAN 4

Neraca Perdagangan Barang 4

Neraca Perdagangan Nonmigas 4

Neraca Perdagangan Migas 10

Neraca Perdagangan Jasa 12

Neraca Pendapatan Primer 13

Neraca Pendapatan Sekunder 13

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL 14

Investasi Langsung 14

Investasi Portofolio 16

Investasi Lainnya 18

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL 21

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA 23

Boks 1: Perubahan Angka Statistik NPI

Dibandingkan Publikasi Triwulan I 2016 25

LAMPIRAN 27

DAFTAR ISI

Transaksi Berjalan

Page 6: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

6

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 7: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

7

DAFTAR TABEL

Hal

Hal

Tabel 1 Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

5

Tabel 6 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama 10

Tabel 2 Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama 6

Tabel 7 Perkembangan Ekspor Minyak 11

Tabel 3 Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama

(Berdasarkan HS)

8

Tabel 8 Perkembangan Impor Minyak (f.o.b) 11

Tabel 4 Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang 9

Tabel 9 Perkembangan Ekspor Gas 12

Tabel 5 Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama 10

Tabel 10 Indikator Sustainabilitas Eksternal 21

DAFTAR GRAFIK

Hal

Hal

Grafik 1 Neraca Pembayaran Indonesia 3

Grafik 14 Investasi Langsung 15

Grafik 2 Transaksi Berjalan 4

Grafik 15 PMA menurut Sektor Ekonomi 15

Grafik 3 Neraca Perdagangan Nonmigas 5

Grafik 16 PMA menurut Negara Asal 15

Grafik 4 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas 5

Grafik 17 Investasi Portofolio 16

Grafik 5 Neraca Perdagangan Migas 11

Grafik 18 Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing 17

Grafik 6 Perkembangan Harga Minyak Dunia 11

Grafik 19 Transaksi Asing di BEI dan IHSG 17

Grafik 7 Neraca Perdagangan Jasa 12

Grafik 20 Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara

ASEAN

17

Grafik 8 Neraca Jasa Travel 12 Grafik 21 Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi 18

Grafik 9 Pembayaran Jasa Freight 13 Grafik 22 Investasi Lainnya 18

Grafik 10 Neraca Pendapatan Primer 13 Grafik 23 Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta 18

Grafik 11 Perkembangan Transfer Personal 13 Grafik 24 Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta 19

Grafik 12 Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. II 2016 14 Grafik 25 Pinjaman Luar Negeri Sektor Publik 19

Grafik 13 Transaksi Modal dan Finansial 14

Page 8: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

8

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 9: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

1

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) triwulan II 2016 mencatat surplus, ditopang oleh menurunnya

defisit transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial . Surplus NPI tercatat

sebesar USD2,2 miliar, setelah pada triwulan sebelumnya mengalami defisit sebesar USD0,3 miliar.

Perkembangan ini menunjukkan keseimbangan eksternal perekonomian yang semakin baik dan turut menopang

terjaganya stabilitas makroekonomi.

Defisit transaksi berjalan menurun didorong oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas .

Defisit transaksi berjalan menurun dari USD4,8 miliar (2,2% PDB) pada triwulan I 2016 menjadi USD4,7 miliar

(2,0% PDB) pada triwulan II 2016. Penurunan tersebut ditopang oleh kenaikan surplus neraca perdagangan

nonmigas akibat peningkatan ekspor nonmigas yang lebih besar dari peningkatan impor nonmigas. Kinerja

ekspor nonmigas terutama didukung oleh peningkatan ekspor produk manufaktur seperti tekstil dan produk

tekstil, kendaraan dan bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanik. Sementara itu, peningkatan impor

nonmigas terutama didukung oleh kenaikan impor bahan baku. Di sisi lain, defisit neraca perdagangan migas

melebar, seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Selain itu, defisit neraca jasa juga meningkat

mengikuti pola musiman surplus neraca jasa perjalanan yang rendah pada triwulan laporan.

Surplus transaksi modal dan finansial meningkat, didukung oleh persepsi positif investor terhadap

prospek perekonomian domestik dan meredanya ketidakpastian di pasar keuangan global. Surplus

transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2016 mencapai USD7,4 miliar, lebih besar dibandingkan dengan

surplus pada triwulan sebelumnya sebesar USD4,6 miliar, terutama ditopang oleh aliran masuk modal investasi

portofolio. Aliran masuk modal investasi portofolio neto meningkat signifikan mencapai USD8,4 miliar pada

triwulan II 2016, sebagian besar didukung oleh penerbitan obligasi global pemerintah dan net inflows dari

investor asing yang melakukan pembelian di pasar saham serta pasar SBN rupiah. Selain itu, surplus investasi

langsung juga tercatat meningkat menjadi USD3,0 miliar dari USD2,7 miliar pada triwulan I 2016, seiring dengan

positifnya prospek ekonomi domestik.

Perkembangan tersebut pada gilirannya memperkuat cadangan devisa. Posisi cadangan devisa

meningkat dari USD107,5 miliar pada akhir triwulan I 2016 menjadi USD109,8 miliar pada akhir triwulan II 2016.

Jumlah cadangan devisa tersebut cukup untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan utang luar negeri

pemerintah selama 8,0 bulan dan berada di atas standar kecukupan internasional.

RINGKASAN

T

r

an

sa

ksi

Be

rj

ala

n

Page 10: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

2

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 11: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

3

Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)

membaik dengan kembali mencatat surplus. Pada

triwulan II 2016, NPI mencatat surplus sebesar USD2,2

miliar setelah pada triwulan I 2016 mengalami defisit

sebesar USD0,3 miliar. Surplus NPI pada triwulan

laporan tersebut ditopang oleh surplus transaksi

modal dan finansial yang meningkat signifikan

sehingga dapat membiayai seluruhnya defisit transaksi

berjalan yang menurun. Perkembangan ini

menunjukkan keseimbangan eksternal perekonomian

yang semakin baik dan turut menopang terjaganya

stabilitas makroekonomi (Grafik 1).

Perkembangan NPI tersebut pada gilirannya

memperkuat cadangan devisa. Posisi cadangan devisa

pada akhir Juni 2016 tercatat sebesar USD109,8

miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi akhir

Maret 2016 sebesar USD107,5 miliar. Jumlah

cadangan devisa per akhir Juni 2016 tersebut cukup

untuk membiayai kebutuhan pembayaran impor dan

utang luar negeri pemerintah selama 8,0 bulan dan

berada di atas standar kecukupan internasional sekitar

3 bulan impor.

Defisit transaksi berjalan menurun pada triwulan

II 2016 didorong oleh kenaikan surplus neraca

perdagangan nonmigas. Defisit transaksi berjalan

pada triwulan II 2016 tercatat sebesar USD4,7 miliar

(2,0% PDB), lebih rendah dibandingkan dengan

defisit sebesar USD4,8 miliar (2,2% PDB) pada

triwulan I 2016. Penurunan defisit tersebut didukung

kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas

karena ekspor nonmigas meningkat (9,4% qtq) yang

lebih tinggi dibandingkan impor nonmigas (4,6%

qtq). Penurunan defisit transaksi berjalan lebih lanjut

tertahan oleh bertambahnya defisit neraca

perdagangan migas sebagai dampak kenaikan impor

minyak seiring dengan harga minyak dunia yang lebih

tinggi dan dan meningkatnya defisit neraca jasa

mengikuti pola musiman surplus neraca jasa

perjalanan yang rendah pada triwulan laporan.

Secara tahunan, defisit transaksi berjalan triwulan II

2016 tersebut lebih besar dibandingkan dengan

defisit pada triwulan yang sama pada tahun

sebelumnya sebesar USD4,3 miliar (2,0% PDB) karena

surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih

rendah.

Surplus transaksi modal dan finansial meningkat

didukung persepsi positif investor terhadap prospek

perekonomian domestik dan meredanya

ketidakpastian di pasar keuangan global. Surplus

transaksi modal dan finansial pada triwulan II 2016

mencapai USD7,4 miliar, meningkat signifikan

dibandingkan dengan surplus pada triwulan

sebelumnya (USD4,6 miliar) maupun triwulan yang

sama tahun sebelumnya (USD2,0 miliar). Kenaikan

surplus transaksi modal dan finansial tersebut

terutama berasal dari peningkatan neto aliran masuk

modal investasi portofolio dan didukung pula oleh

neto arus masuk investasi langsung yang meningkat.

Di sisi lain, defisit investasi lainnya meningkat,

terutama karena naiknya penempatan aset penduduk

di luar negeri.

Grafik 1

Neraca Pembayaran Indonesia

0

30

60

90

120

150

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.IT

w.I

I

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.IT

w.I

I

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Trans. Modal & Finansial Trans. Berjalan

Neraca Keseluruhan Cadev (RHS)

miliar USD miliar USD

* angka sementara** angka sangat sementara

PERKEMBANGAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRIWULAN II 2016

Page 12: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

4

TRANSAKSI BERJALAN

Kinerja transaksi berjalan membaik di tengah

berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik

pada triwulan II 2016. Defisit transaksi berjalan pada

triwulan laporan tercatat sebesar USD4,7 miliar (2,0%

PDB), lebih rendah dibandingkan dengan defisit

triwulan I 2016 sebesar USD4,8 miliar (2,2% PDB),

namun lebih tinggi dibandingkan dengan defisit

triwulan yang sama pada 2015 sebesar USD4,3 miliar

(2,0% PDB). Penurunan defisit transaksi berjalan

tersebut didorong oleh meningkatnya surplus neraca

perdagangan nonmigas (Grafik 2).

Grafik 2

Transaksi Berjalan

Pada triwulan II 2016, surplus neraca

perdagangan nonmigas meningkat dipengaruhi oleh

kenaikan ekspor nonmigas yang lebih besar (9,4%

qtq) dibandingkan dengan kenaikan impor nonmigas

(4,6% qtq). Peningkatan ekspor nonmigas terutama

dipengaruhi faktor perbaikan harga komoditas di

tengah masih lemahnya permintaan dunia, sementara

kenaikan impor nonmigas didukung perbaikan

permintaan domestik dan harga impor.

Sebaliknya, perkembangan pada komponen

transaksi berjalan lainnya menahan penurunan defisit

transaksi berjalan lebih lanjut. Defisit neraca

perdagangan migas bertambah terutama sebagai

dampak dari meningkatnya impor minyak seiring

dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan

laporan. Selain itu, defisit neraca jasa juga meningkat

terutama dipengaruhi oleh menyempitnya surplus jasa

travel mengikuti pola musimannya. Sementara itu,

kinerja neraca pendapatan primer dan neraca

pendapatan sekunder relatif sama dengan triwulan

sebelumnya.

Neraca Perdagangan Barang

Neraca perdagangan barang triwulan II 2016

mencatat surplus sebesar USD3,7 miliar, naik 37,2%

dibandingkan dengan surplus triwulan I 2016 sebesar

USD2,7 miliar. Perbaikan kinerja neraca perdagangan

barang tersebut dipengaruhi oleh peningkatan surplus

neraca perdagangan nonmigas, sementara defisit

neraca perdagangan migas meningkat. Namun

demikian, surplus neraca perdagangan barang pada

triwulan laporan lebih rendah 9,9% dibandingkan

dengan surplus pada periode yang sama tahun

sebelumnya sebesar USD4,1 miliar.

Neraca Perdagangan Nonmigas

Surplus neraca perdagangan nonmigas

pada triwulan II 2016 tercatat sebesar USD5,1 miliar,

lebih tinggi dibandingkan dengan surplus triwulan

sebelumnya sebesar USD3,6 miliar. Meningkatnya

surplus neraca perdagangan nonmigas tersebut

disebabkan oleh ekspor nonmigas yang meningkat

9,4% (qtq), lebih tinggi dibandingkan dengan

peningkatan impor nonmigas sebesar 4,6% (qtq).

Secara tahunan, surplus neraca perdagangan

nonmigas triwulan laporan lebih rendah dibandingkan

dengan surplus triwulan II 2015 sebesar USD6,2

miliar. Penurunan kinerja tersebut disebabkan oleh

ekspor nonmigas yang turun lebih dalam (-5,8% yoy)

dibandingkan dengan penurunan impor nonmigas

(-3,2% yoy) (Grafik 3).

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pend. Sekunder Pend. Primer

Jasa Neraca Perd. Migas

Neraca. Perd. Nonmigas Trans. Berjalan

miliar USD

* angka sementara** angka sangat sementara

Page 13: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

5

Grafik 3

Neraca Perdagangan Nonmigas

Ekspor Nonmigas

Ekspor nonmigas pada triwulan II 2016 tercatat

sebesar USD33,0 miliar, naik 9,4% (qtq) dari triwulan

sebelumnya sebesar USD30,2 miliar. Secara tahunan,

ekspor nonmigas triwulan II 2016 terkontraksi 5,8%

(yoy) bila dibandingkan dengan periode yang sama di

tahun 2015, namun demikian penurunan tersebut

lebih lambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang menurun lebih tajam sebesar 9,7%

(yoy).

Grafik 4

Pertumbuhan Ekspor Nonmigas

Penurunan ekspor nonmigas secara tahunan

yang lebih terbatas didukung oleh perbaikan harga

ekspor. Sementara itu, volume ekspor nonmigas turun

lebih dalam karena penurunan volume ekspor produk

primer tidak dapat diimbangi oleh kenaikan volume

ekspor produk manufaktur (Tabel 1).

Tabel 1

Ekspor Nonmigas menurut Kelompok Barang

(Berdasarkan SITC)

A. Produk Primer

Nominal 48.7 44.0 -10.2 -5.7 -16.2 -18.4 -12.7 -17.6 -16.1

Riil 51.4 47.5 14.3 25.7 18.7 12.4 17.5 -0.4 -13.7

Indeks Harga - - -21.4 -25.0 -29.5 -27.4 -25.7 -17.3 -2.7

Produk Pertanian

Nominal 30.2 28.1 -12.0 -1.7 -12.0 -13.1 -9.8 -11.4 -13.5 Riil 31.3 29.9 8.8 26.5 21.9 20.3 18.8 9.2 -10.2

Indeks Harga - - -19.2 -22.3 -27.8 -27.8 -24.1 -18.9 -3.6

Makanan

Nominal 23.7 22.0 -9.0 0.6 -13.4 -13.4 -9.0 -11.1 -14.2

Riil 22.7 21.4 11.2 29.3 19.1 16.5 18.5 6.8 -11.7

Indeks Harga - - -18.2 -22.2 -27.3 -25.7 -23.2 -16.8 -2.8

Bahan Baku

Nominal 6.5 6.1 -21.5 -9.2 -6.9 -12.0 -12.6 -12.4 -10.6 Riil 5.8 6.2 -1.9 12.0 24.8 25.8 14.0 18.5 3.1

Indeks Harga - - -20.0 -18.9 -25.4 -30.0 -23.3 -26.1 -13.3

Produk Bahan Bakar & Pertambangan

Nominal 18.5 15.9 -7.4 -11.6 -22.4 -26.5 -17.0 -26.6 -20.4 Riil 8.7 7.8 9.6 7.0 -4.9 -14.5 -0.8 -18.3 -16.9

Indeks Harga - - -15.6 -17.4 -18.4 -14.0 -16.4 -10.1 -4.2

B. Produk Manufaktur

Nominal 49.9 54.6 -4.9 -4.5 -4.9 -13.3 -6.9 -2.0 4.1 Riil 47.9 51.8 -8.0 -7.4 -4.2 -10.3 -7.4 -2.2 3.5

Indeks Harga - - 3.3 3.2 -0.7 -3.4 0.5 0.2 0.6

C. Lainnya

Nominal 1.5 1.5 -26.1 -17.8 -14.0 -6.8 -17.0 -21.4 -19.8 Riil 0.7 0.7 -22.2 -11.6 -2.1 1.7 -9.7 -11.2 -22.3

Indeks Harga - - -4.9 -6.9 -12.2 -8.4 -8.1 -11.4 3.2

Total

Nominal 100.0 100.0 -8.0 -5.3 -10.9 -15.8 -10.0 -9.7 -5.8 Riil 100.0 100.0 2.3 7.8 4.7 -3.4 2.8 -1.7 -3.4

Indeks Harga - - -10.0 -12.1 -14.9 -12.8 -12.4 -8.2 -2.4

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. I Tw. IV TOTAL

2015*

Tw. II

Rincian

Pangsa (%)

2015* 2016**Tw. III Tw. II**

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

Tw. I*

2016

Page 14: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

6

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Ekspor nonmigas ke sepuluh negara tujuan

utama triwulan II 2016 turun 6,1% (yoy), membaik

dibandingkan dengan pertumbuhan di triwulan I

2016 sebesar -9,3% (yoy). Perbaikan kinerja ekspor

tersebut terutama ditopang oleh ekspor ke Amerika

Serikat, Singapura, dan Filipina yang tumbuh positif.

Selain itu, ekspor ke Jepang, Tiongkok, Korea Selatan,

dan Thailand membaik dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya meskipun masih tumbuh negatif. Di sisi

lain, ekspor ke India, Malaysia, dan Australia &

Oceania menunjukkan penurunan yang lebih dalam

(Tabel 2)

Tabel 2

Ekspor Nonmigas menurut Negara Tujuan Utama

Peningkatan ekspor ke Amerika Serikat terutama

karena naiknya ekspor tekstil, karet alam olahan, serta

alat listrik, ukur & fotografi dengan total pangsa

43,9% dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut.

Peningkatan ekspor ke Singapura terutama

disebabkan oleh meningkatnya ekspor mesin dan

peralatan mekanik serta didukung pula oleh

perlambatan penurunan ekspor barang dari logam

tidak mulia dan minyak nabati dengan total pangsa

24,1% terhadap keseluruhan ekspor ke Singapura.

Peningkatan ekspor kendaraan dan bagiannya

(total pangsa 28,0% dari keseluruhan ekspor ke

Filipina) menjadi penyebab utama meningkatnya

ekspor ke Filipina. Selain itu, kenaikan ekspor ke

Filipina juga didorong oleh naiknya ekspor bijih

tembaga (pangsa 9,3%) .

Sementara itu, laju penurunan ekspor ke Jepang

tertahan oleh kenaikan ekspor bijih tembaga dan

tekstil dengan total pangsa 19,7% dari keseluruhan

ekspor ke Jepang. Di sisi lain, ekspor batubara dan

alat listik, ukur & fotografi dengan pangsa 23,3%

masih mengalami penurunan.

Perbaikan ekspor ke Tiongkok ditopang oleh

kenaikan ekspor batubara dan barang dari logam

tidak mulia dengan total pangsa 29,0% dari

keseluruhan ekspor ke Tiongkok. Sementara itu,

ekspor minyak nabati dan kayu olahan dengan total

pangsa 22,1% masih menurun.

Perlambatan penurunan ekspor ke Korea Selatan

ditopang oleh kenaikan ekspor tekstil dan barang dari

logam tidak mulia (pangsa 17,5% dari total ekspor ke

negara tersebut) serta didukung pula oleh

perlambatan penurunan ekspor batubara (pangsa

21,4%). Sebaliknya, ekspor bijih tembaga (pangsa

8,4%) mengalami penurunan.

Naiknya ekspor kendaraan & bagiannya serta

mesin & peralatan mekanik disertai perlambatan

penurunan ekspor barang dari logam tidak mulia

dengan total pangsa 40,6% dari total ekspor ke

Thailand mendukung perbaikan ekspor ke negara

tersebut. Perbaikan ekspor lebih lanjut tertahan oleh

turunnya ekspor batubara (pangsa 13,3%) yang lebih

tajam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Di sisi lain, penurunan ekspor ke India terutama

disebabkan oleh turunnya ekspor batu bara dan

minyak nabati sebagai komoditas dengan pangsa

terbesar dari keseluruhan ekspor ke negara tersebut,

yaitu sebesar 70,6%.

Sementara itu, turunnya ekspor ke Malaysia

disebabkan oleh turunnya ekspor sebagian besar

komoditas ekspor utama seperti batu bara, makanan

olahan, barang dari logam tidak mulia, dan minyak

nabati dengan total pangsa 45,6% dari keseluruhan

ekspor ke Malaysia.

Adapun penurunan ekspor ke Australia dan

Oceania disebabkan oleh turunnya ekspor barang dari

logam tidak mulia dan makanan olahan dengan total

pangsa kedua komoditas tersebut sebesar 34,0%

terhadap keseluruhan ekspor ke Australia dan

Oceania.

1 Amerika Serikat 11.6 12.4 -1.1 -0.4 -4.8 -7.6 -3.5 -4.0 4.4

2 Jepang 9.9 10.1 -5.4 -8.4 -12.9 -17.1 -11.1 -6.0 -2.3

3 Tiongkok 10.0 9.7 -36.5 -13.1 -9.6 -13.8 -19.5 -9.4 -7.2

4 Singapura 6.5 7.1 1.7 -19.4 -9.2 -16.8 -11.4 -3.3 5.2

5 India 8.8 7.0 7.3 18.1 -27.0 -14.2 -5.1 -28.5 -33.0

6 Malaysia 4.7 4.5 3.5 0.2 -7.3 -9.8 -3.4 -12.9 -15.4

7 Korea Selatan 4.1 4.0 0.1 0.4 -6.3 -16.8 -5.7 -12.5 -7.5

8 Filipina 3.0 3.7 -2.0 4.2 7.2 -7.2 0.8 7.6 34.6

9 Thailand 3.5 3.6 -6.4 -4.0 -11.6 -10.2 -8.0 -12.3 0.0

10 Australia dan Oceania 2.8 2.6 -36.4 -17.0 7.4 -21.6 -17.5 5.6 -18.6

Total 10 Negara 64.9 64.6 -9.6 -4.4 -10.0 -13.5 -9.4 -9.3 -6.1

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. IIITw. IITw. I

Rincian 2015*

Tw. IV TOTAL

2015* 2016

Tw. I*2016**

Pangsa (%)

Tw. II**

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

Page 15: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

7

Ekspor Nonmigas menurut Komoditas Utama

Perbaikan kinerja ekspor nonmigas triwulan II

2016 juga tercermin dari penurunan pertumbuhan

ekspor komoditas utama yang lebih terbatas. Nilai

ekspor sepuluh komoditas utama pada triwulan

laporan tumbuh negatif 9,5% (yoy), lebih baik

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya (-14,6%

yoy) ditopang oleh faktor perbaikan harga. Perbaikan

harga terjadi pada hampir seluruh komoditas utama

ekspor, kecuali alat listrik. Harga ekspor minyak nabati

dan batubara bahkan telah tumbuh positif mengikuti

perkembangan harga ekspor kendaraan dan

bagiannya yang melanjutkan tren kenaikan (Tabel 3).

Di sisi lain, secara riil (volume) ekspor komoditas

utama nonmigas masih mengalami penurunan,

terutama karena volume ekspor minyak nabati,

batubara, dan barang dari logam tidak mulia yang

mencatat pertumbuhan negatif. Di sisi lain, volume

ekspor tekstil dan produk tekstil, alat listrik, makanan

olahan, kendaraan & bagiannya, karet olahan, mesin

& peralatan mekanik, dan kayu olahan mencatat

peningkatan (Tabel 3).

Ekspor tekstil pada triwulan II 2016 tercatat naik

1,1% (yoy) dipengaruhi oleh naiknya ekspor ke

Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.

Dengan total pangsa 51,2% dari keseluruhan ekspor

tekstil, ekspor ke empat negara tersebut naik masing-

masing 4,1% (yoy), 5,9% (yoy), 17,2% (yoy), dan

6,1% (yoy). Kenaikan ekspor tekstil pada triwulan

laporan ditopang oleh peningkatan volume ekspor

dan perbaikan harga ekspor meskipun masih tumbuh

negatif.

Peningkatan ekspor kendaraan dan bagiannya

pada triwulan laporan tumbuh positif sebesar 14,8%.

Pertumbuhan didukung oleh naiknya ekspor ke

Filipina (115,3% yoy), terutama ekspor sepeda motor,

Thailand (22,7% yoy), dan Jepang (11,2% yoy).

Ekspor ke tiga negara ini mencapai 46,6% dari total

ekspor kendaraan dan bagiannya.

Ekspor mesin & peralatan mekanik meningkat

sebesar 13,4% pada triwulan II 2016. Peningkatan

ekspor terjadi terutama untuk negara tujuan

Singapura sebesar 8,3% (yoy) dan Thailand sebesar

49,0% (yoy). Pangsa ekspor ke dua negara ini

mencapai 30,9% dari total ekspor mesin & peralatan

mekanik. Sementara itu, harga ekspor mesin &

peralatan mekanik masih mengalami penurunan

meskipun melambat dibandingkan dengan triwulan I

2016.

Ekspor batubara pada triwulan II 2016 tercatat

turun 22,5% (yoy), dipengaruhi turunnya ekspor ke

negara tujuan utama ekspor batubara, yaitu India

(-36,7% yoy), Jepang (22,1% yoy), dan Korea Selatan

(-25,0% yoy). Pangsa ekspor batubara ke negara-

negara tersebut mencapai 48,4% dari total ekspor

batubara. Penurunan ekspor batubara ke Tiongkok

dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi Tiongkok,

sedangkan kinerja ekspor batubara ke India terhalang

oleh harga batubara Indonesia yang relatif lebih

mahal dibandingkan negara eksportir batubara

lainnya.

Di sisi harga, harga ekspor batubara triwulan

laporan tumbuh 0,3% (yoy) (cek: di tabel harga turun)

sejalan dengan perbaikan harga batubara dunia.

Kenaikan ini didorong oleh peningkatan harga minyak

dunia serta penurunan produksi batubara Amerika

Serikat.

Perlambatan laju penurunan ekspor alat listrik

terutama ditopang oleh peningkatan ekspor tujuan

Amerika Serikat yang menunjukkan pertumbuhan

sebesar 4,6% (yoy). Selain itu, perbaikan harga juga

berperan dalam perlambatan ekspor alat listrik.

Perbaikan kinerja ekspor barang dari logam tidak

mulia dipengaruhi oleh tingginya pertumbuhan

ekspor dengan negara tujuan Tiongkok (68,7% yoy)

yang memiliki pangsa sebesar 14,4% dari total ekspor

barang dari logam tidak mulia. Perbaikan ekspor

barang dari logam tidak mulia didukung oleh faktor

volume dan harga ekspor.

Selanjutnya, laju penurunan ekspor karet olahan

triwulan II 2016 juga tercatat lebih lambat (-10,4%

yoy) dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

Page 16: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

8

dipengaruhi ekspor riil yang tumbuh 4,7% (yoy) dan

penurunan harga ekspor yang lebih terbatas.

Penurunan harga ekspor karet olahan sejalan

dengan penurunan ekonomi dunia. Selain itu dari sisi

suplai, pasokan karet masih tinggi terutama dari

negara-negara penghasil karet seperti Thailand dan

Indonesia.

Sejalan dengan itu, perlambatan laju penurunan

ekspor kayu olahan di triwulan II 2016 juga

disebabkan oleh faktor perbaikan harga ekspor dan

didukung oleh volume ekspor yang masih meningkat

meskipun lebih lambat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.

Di sisi lain, ekspor minyak nabati, sebagian besar

(82,4%) berupa minyak kelapa sawit, turun 22,6%

(yoy) di triwulan II 2016 disebabkan turunnya volume

ekspor sementara harga tercatat meningkat. Harga

ekspor minyak nabati tumbuh positif sebesar 8,5%

(yoy) di triwulan laporan seiring dengan

meningkatnya harga minyak mentah dan pelemahan

mata uang ringgit. Penurunan ekspor minyak nabati

di triwulan II 2016 terutama terjadi untuk ekspor

tujuan India (-23,9% yoy), Tiongkok (-43,2% yoy),

dan Pakistan (-22,7% yoy). Sebaliknya, ekspor minyak

nabati ke negara tujuan Amerika Serikat meningkat

45,0% (yoy).

Adapun penurunan ekspor makanan olahan

sebesar 0,8% (yoy) di triwulan II 2016 utamanya

disebabkan oleh turunnya ekspor ke Amerika Serikat

(-5,7% yoy), Malaysia (-17,5% yoy), dan Filipina

(-10,7% yoy) dengan total pangsa 36,6% dari total

ekspor makanan olahan. Penurunan ini disebabkan

oleh harga ekspor yang tumbuh negatif sebesar 6,6%

(yoy), sementara volume ekspor makanan olahan

meningkat sebesar 6,1% (yoy), lebih rendah

dibandingkan dengan peningkatan triwulan

sebelumnya.

Tabel 3

Perkembangan Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)

1. Minyak Nabati 13.6 12.0 -12.6 6.0 -16.9 -17.9 -10.7 -16.3 -22.6 10.8 36.6 9.0 -0.8 14.6 -12.5 -28.7 -21.2 -22.4 -23.7 -17.2 -22.1 -4.4 8.5

2. Batubara 12.1 10.2 -17.7 -24.9 -24.9 -26.5 -23.4 -28.4 -22.5 -6.9 -12.6 -13.1 -20.1 -12.3 -24.3 -22.7 -11.6 -14.1 -13.6 -8.1 -12.6 -5.5 0.3

3. Tekstil dan Produk Tekstil 9.4 9.9 -2.6 -2.7 -5.8 -4.8 -4.0 -4.7 1.1 2.0 2.9 -0.4 0.8 1.5 0.0 4.5 -4.5 -5.5 -5.4 -5.5 -5.4 -4.7 -3.3

4. Alat Listrik, Ukur, Fotografi, dll 6.7 6.6 -12.1 -11.8 -14.0 -14.7 -13.2 -8.6 -3.9 -5.9 -4.6 -7.7 -12.9 -7.5 -7.7 1.6 -6.5 -7.5 -6.9 -2.1 -6.1 -0.6 -5.4

5. Barang dari Logam tdk Mulia 5.8 5.3 -3.7 -16.1 -18.7 -24.9 -16.2 -24.4 -12.5 1.9 -8.6 -0.3 -5.5 -3.3 -12.3 -5.6 -5.4 -8.2 -18.4 -20.5 -13.4 -13.8 -7.3

6. Makanan Olahan 4.8 4.9 3.5 -0.4 -6.9 1.4 -0.6 1.7 -0.8 3.4 -0.3 4.0 13.4 5.1 13.0 6.1 0.1 -0.1 -10.5 -10.6 -5.4 -9.9 -6.6

7. Kendaraan & Bagiannya 4.1 4.4 9.4 20.5 3.8 -16.4 3.3 -14.1 14.8 3.0 14.1 1.1 -19.5 -1.4 -16.7 10.5 6.2 5.5 2.7 3.9 4.8 3.1 3.8

8. Karet Olahan 4.4 4.2 -31.7 -13.2 -6.6 -12.1 -16.8 -13.0 -10.4 -23.8 -4.0 16.5 19.3 -0.2 14.3 4.7 -10.4 -9.5 -19.8 -26.3 -16.6 -23.9 -14.4

9. Mesin & Peralatan Mekanik 3.9 4.1 -15.8 -13.4 -9.1 -23.1 -15.5 -9.3 13.4 -14.7 -12.4 -8.5 -21.2 -14.3 -7.5 15.7 -1.3 -1.1 -0.6 -2.4 -1.4 -2.0 -1.9

10. Kayu Olahan 2.9 2.9 -2.2 0.4 -4.2 -3.5 -2.3 -3.1 -5.8 12.8 31.8 34.7 40.6 29.6 31.2 10.0 -13.3 -23.9 -28.9 -31.3 -24.6 -26.1 -14.3

Total 10 Komoditas 67.6 64.5 -11.0 -8.1 -13.6 -16.3 -12.2 -14.6 -9.5 -2.6 2.8 1.3 -2.9 0.0 -5.6 -5.9 -8.6 -10.6 -14.7 -13.8 -12.3 -9.5 -3.8

*) angka sementara **) angka sangat sementara

2016

Tw. II**

2016

Nominal Riil

Tw. II**

Indeks Harga

Pertumbuhan (%, yoy)

2015*

Tw. IV TOTAL Tw. I*Tw. III

Share (%)

2016**Tw. I* Tw. IV TOTAL Tw. I*

2015

Tw. III Tw. III

2016Uraian

Tw. II TOTAL Tw. II Tw. II**2015*

Tw. I Tw. I Tw. ITw. IV

2015

Tw. II

Page 17: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

9

Impor Nonmigas

Impor nonmigas (c.i.f) triwulan II 2016 masih

tumbuh negatif namun dengan laju penurunan yang

melambat. Impor nonmigas turun 3,4% (yoy), lebih

lambat dibandingkan dengan penurunan

pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar -8,6%

(yoy). Melambatnya penurunan impor nonmigas

tersebut dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan

domestik dan perbaikan harga.

Perlambatan laju penurunan impor nonmigas

terjadi pada kelompok bahan baku dan barang

modal, terutama karena perbaikan volume impor.

Volume impor bahan baku bahkan telah tumbuh

positif pada triwulan laporan. Selain itu, perbaikan

impor barang modal juga didorong oleh harga impor

yang meningkat. Di sisi lain, impor barang konsumsi

mengalami peningkatan meskipun melambat

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya,

dipengaruhi perlambatan pertumbuhan volume impor

sementara harga impor meningkat lebih tinggi (Tabel

4).

Tabel 4

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Kelompok Barang

Impor barang konsumsi pada triwulan II 2016

naik 6,5% (yoy), melambat dibandingkan dengan

pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai

27,3% (yoy). Peningkatan impor barang konsumsi

pada triwulan laporan dipengaruhi oleh naiknya

permintaan maupun harga. Peningkatan impor

barang konsumsi utamanya disebabkan oleh naiknya

impor senjata dan amunisi serta hasil olahan yang

dapat dimakan.

Impor bahan baku turun 2,6% (yoy) di triwulan II

2016, lebih lambat dibandingkan dengan penurunan

impor pada triwulan sebelumnya sebesar 9,5% (yoy),

dipengaruhi volume impor yang tercatat meningkat.

Perlambatan laju penurunan impor bahan baku

terutama dipengaruhi kenaikan impor pesawat

telekomunikasi, biji gandum & meslin, serta bagian

dan perlengkapan kendaraan bermotor, masing-

masing sebesar 40,3% (yoy), 11,6% (yoy), dan 7,8%

(yoy) (Tabel 5).

Sementara itu, impor barang modal turun 12,2%

(yoy), melambat dibandingkan dengan penurunan

impor triwulan sebelumnya sebesar 19,0% (yoy),

didukung perbaikan volume impor meskipun masih

tumbuh negatif dan kenaikan harga. Perlambatan laju

penurunan impor barang modal terutama terjadi pada

impor mesin otomatis pengolah data dan satuannya

serta pesawat telekomunikasi dan bagian-bagiannya,

sementara impor pemanas dan pendingin bahkan

tercatat meningkat (Tabel 5).

Barang KonsumsiNominal 8.7 10.4 -6.1 -8.8 -9.3 -14.9 -6.3 -9.9 27.3 6.5

Riil 7.4 8.6 -13.1 -7.7 -7.1 -13.0 -6.1 -8.1 25.4 0.8

Indeks Harga - - 8.1 -1.2 -2.4 -2.2 -0.3 -1.9 1.5 5.7

Bahan BakuNominal 69.5 70.5 -3.4 -1.7 -15.2 -17.7 -13.8 -12.3 -9.5 -2.6

Riil 81.2 82.0 -0.8 5.2 -8.0 -10.3 -6.4 -4.4 -0.8 7.2

Indeks Harga - - -2.7 -6.6 -7.9 -8.3 -8.0 -8.3 -8.8 -9.2

Barang ModalNominal 21.0 18.7 -4.7 -8.7 -21.7 -20.6 -10.9 -15.6 -19.0 -12.2

Riil 11.5 9.4 -15.5 -21.5 -32.8 -29.2 -15.7 -26.3 -23.2 -19.7

Indeks Harga - - 12.8 16.3 16.5 12.2 5.7 14.5 5.5 9.4

TotalNominal 100.0 100.0 -3.9 -3.9 -16.3 -17.4 -11.4 -12.4 -8.6 -3.4

Riil 100.0 100.0 -6.6 -4.7 -16.4 -16.4 -9.1 -11.9 -6.2 -2.8

Indeks Harga - - 2.8 0.8 0.2 -1.1 -2.5 -0.5 -2.5 -0.6

*) angka sementara

**) angka sangat sementara

Tw. II**

Pertumbuhan Tahunan (% yoy)

2016

Tw. IV Total

2015*

Tw. I*Tw. III

2014

Total

Rincian

2015*

Pangsa (%)

2016**Tw. IITw. I

Page 18: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

10

Tabel 5

Impor (c.i.f) Komoditas Nonmigas Utama

Impor Nonmigas menurut Negara Asal

Berdasarkan negara asal, penurunan impor pada

triwulan II 2016 terjadi untuk seluruh negara asal

kecuali Tiongkok dan Thailand (Tabel 6).

Pertumbuhan impor dari Tiongkok didorong oleh

kenaikan impor mesin dan mekanik, barang dari

logam tidak mulia, dan produk teskstil dengan total

pangsa 46,4% terhadap total impor dari Tiongkok,

sementara pertumbuhan impor dari Thailand

didorong oleh kenaikan impor makanan olahan,

mesin & mekanik dan alat-alat listrik dengan total

pangsa 38,4% terhadap total impor dari Thailand.

Sementara itu, walaupun masih menunjukkan

pertumbuhan yang negatif, impor dari Jepang, Korea

Selatan, Australia dan Oseania, Malaysia, serta Jerman

menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan

periode sebelumnya. Di sisi lain, impor dari Singapura,

Amerika Serikat, dan Vietnam masih menunjukkan

penurunan. Impor dari Singapura mengalami

penurunan terbesar yang disebabkan oleh turunnya

impor bahan kimia, barang dari logam tidak mulia,

dan mesin & mekanik dengan total pangsa 35,8%

terhadap total impor dari Singapura.

Tabel 6

Impor Nonmigas (c.i.f) menurut Negara Asal Utama

Neraca Perdagangan Migas

Neraca perdagangan migas triwulan II 2016

secara triwulanan mengalami pemburukan meskipun

secara tahunan mengalami perbaikan. Defisit neraca

migas triwulan II 2016 tercatat sebesar USD1,4 miliar,

lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan I

2016 sebesar USD0,8 miliar akan tetapi lebih rendah

dibandingkan defisit triwulan II 2015 sebesar USD2,1

miliar. Pemburukan neraca migas didorong oleh

peningkatan impor yang lebih tinggi dibandingkan

dengan peningkatan ekspor (Grafik 4)

TOTAL IMPOR 100.0 100.0 -3.9 -16.3 -17.4 -11.4 -12.4 -8.6 -3.4 -4.7 -16.4 -16.4 -9.1 -11.8 -6.2 -2.8 0.8 0.2 -1.1 -2.5 -0.7 -2.5 -0.6

I. Barang Konsumsi, a.l: 8.7 10.4 -8.8 -9.3 -14.9 -6.3 -9.9 27.3 6.5 -7.7 -7.0 -13.0 -6.1 -8.4 25.4 0.8 -1.2 -2.4 -2.2 -0.3 -1.5 1.5 5.7

Beras 0.3 0.8 7.8 15.6 -80.1 4.8 -9.4 1,279.1 -33.0 1.8 13.0 -79.2 -1.5 -11.6 1,262.5 -32.8 6.0 2.4 -4.4 -1.5 2.4 1.2 -0.3

Senjata dan Amunisi 0.4 0.7 -63.1 114.2 -12.9 273.8 9.7 574.3 218.9 -62.5 118.5 -9.3 284.8 12.7 580.9 215.4 -1.6 -2.0 -4.0 284.8 -2.6 -1.0 1.1

Buah-buahan, Segar, atau Dikeringkan 0.6 0.6 -31.6 -15.0 -11.8 -3.9 -15.7 39.3 -10.9 -49.0 -24.4 -16.0 -1.8 -24.1 64.7 -2.8 34.0 12.5 5.0 -1.8 11.2 -15.4 -8.4

Hasil Olahan yang Dapat Dimakan 0.5 0.5 8.3 -13.7 2.0 -4.8 -3.0 2.3 4.4 8.9 -16.2 -0.9 -12.1 -6.2 -3.9 -7.4 -0.6 3.0 2.9 -12.1 3.4 6.5 12.7

Obat-obatan (Termasuk Obat Hewan) 0.5 0.5 23.3 28.1 -1.8 -16.4 5.8 12.1 -11.9 30.5 32.3 -4.1 -13.0 8.6 16.9 -2.1 -5.5 -3.2 2.5 -13.0 -2.6 -4.1 -10.0

II. Bahan Baku / Penolong, a.l: 69.5 70.5 -1.7 -15.2 -17.7 -13.8 -12.3 -9.5 -2.6 5.2 -8.0 -10.2 -6.4 -5.0 -0.8 7.2 -6.6 -7.9 -8.3 -8.0 -7.7 -8.8 -9.2

Pesawat Telekomunikasi dan Bagian-bagiannya 1.6 2.4 -31.1 29.2 60.6 84.2 25.3 71.8 40.3 -27.3 34.7 66.3 88.6 30.2 80.9 47.8 -5.2 -4.1 -3.4 88.6 -3.8 -5.0 -5.1

Biji Gandum dan Meslin 1.8 2.3 -0.3 -19.4 -17.1 -11.4 -12.8 31.3 11.6 -1.6 -18.3 -17.3 -3.0 -10.9 44.4 34.0 1.3 -1.4 0.3 -3.0 -2.1 -9.1 -16.7

Bagian Dan Perlengkapan Kendaraan Bermotor 2.1 2.2 -8.1 -16.8 -12.5 -26.4 -15.9 -9.1 7.8 -9.3 -18.2 -14.6 -29.0 -17.8 -12.7 4.5 1.3 1.7 2.4 -29.0 2.3 4.1 3.2

Alat Penyambung atau Pemutus Arus Listrik 2.2 2.0 -1.8 2.5 4.9 14.2 4.9 -1.7 -4.1 4.1 9.2 12.2 22.5 12.0 6.1 3.1 -5.7 -6.1 -6.5 22.5 -6.3 -7.3 -7.0

Makanan Ternak 2.3 1.9 24.2 -23.3 -40.3 -7.4 -17.0 -24.1 -20.6 23.9 -16.7 -38.0 -5.8 -14.2 -19.7 -14.7 0.3 -7.9 -3.7 -5.8 -3.3 -5.5 -6.9

III. Barang Modal, a.l: 21.0 18.7 -8.7 -21.7 -20.6 -10.9 -15.6 -19.0 -12.2 -21.5 -32.8 -29.2 -15.8 -25.0 -23.2 -19.7 16.3 16.5 12.2 5.7 12.5 5.5 9.4

Mesin Otomatis Pengolah Data dan Satuannya 2.0 1.7 9.5 -27.2 -15.6 7.4 -6.2 -20.5 -4.9 12.1 -26.2 -14.0 10.4 -4.3 -18.7 -3.6 -2.3 -1.3 -1.9 10.4 -2.1 -2.2 -1.4

Mesin Lainnya Untuk Industri Tertentu 1.7 1.5 -6.9 -5.2 -9.6 -15.8 -9.2 -7.8 -22.7 -4.7 -3.0 -7.8 -13.8 -7.2 -6.6 -22.0 -2.3 -2.3 -1.9 -13.8 -2.2 -1.4 -0.8

Pesawat Telekomunikasi dan Bagian-bagiannya 2.6 1.4 -20.5 -37.4 -35.0 -22.9 -29.2 -52.9 -49.6 -16.2 -34.8 -32.7 -21.0 -26.4 -50.4 -46.9 -5.2 -4.1 -3.4 -21.0 -3.8 -5.0 -5.1

Pemanas dan Pendingin & Alat-alatnya 1.2 1.1 20.6 -16.8 18.4 27.1 13.2 -21.1 67.2 18.5 -18.2 16.4 24.2 11.1 -22.7 64.3 1.8 1.7 1.7 24.2 1.9 2.1 1.8

Pompa untuk Lainnya dan Kompresor 1.1 1.1 -2.1 -13.2 -7.2 26.6 0.0 14.1 -5.3 -4.6 -15.4 -9.7 23.0 -2.7 10.0 -8.6 2.6 2.6 2.8 23.0 2.7 3.7 3.6

*angka sementara ** angka sangat sementara

2016 20162016

Tw.I * Tw.II**Tw. I

2015* 2015*

Tw. IV*2016**

Tw. IITw. ITw.I * Tw. IITw.I *

NominalRincian

(by BEC & SITC 3 DG)2015*

Pertumbuhan (y.o.y, %)

Tw. IV*

Pangsa (%)

Tw. II TOTAL*Tw.II**Tw. III Tw. III

2015*

TOTAL* TOTAL*Tw. III Tw. IV*Tw. I Tw.II**

Indeks HargaRiil

1 Tiongkok 24.7 26.0 4.3 -9.6 -7.0 -4.1 -4.2 -4.5 7.8

2 Jepang 11.2 10.9 -11.5 -20.9 -30.0 -22.7 -21.3 -19.1 -6.7

3 Thailand 6.8 7.9 -9.5 -21.9 -20.9 -16.3 -17.3 11.7 5.3

4 Singapura 7.6 6.4 -13.0 -11.8 -7.9 -4.3 -9.2 -6.4 -20.5

5 Amerika Serikat 6.4 5.9 -6.8 -7.5 -14.0 3.3 -6.3 -10.6 -19.5

6 Korea Selatan 5.3 5.1 -5.6 -30.5 -21.8 -26.3 -21.6 -18.8 -7.8

7 Australia dan Oseania 4.5 4.6 -7.7 -6.8 -27.3 -22.6 -16.2 -11.1 -9.1

8 Malaysia 4.2 4.2 -12.0 -12.8 -15.6 -12.8 -13.2 -12.0 -2.6

9 Vietnam 2.7 2.7 25.2 -15.4 -12.0 -2.6 -1.9 -6.5 -7.9

10 Jerman 2.9 2.6 -0.5 -24.2 -21.9 -15.7 -16.0 -26.0 -13.4

Total 10 Negara 76.3 76.2 -4.2 -15.1 -16.6 -11.3 -12.4 -8.8 -4.1*) angka sementara ** angka sangat sementara

2016

Tw.I*

Pangsa (%)

2016**TOTAL Tw.II**

Pertumbuhan Tahunan (%, yoy)

2015*

Tw.IVTw. IIITw. II

Rincian 2015*

Tw. I

Page 19: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

11

Grafik 5

Neraca Perdagangan Migas

Ekspor Minyak

Pada triwulan II 2016, ekspor minyak naik

43,0% (qtq) menjadi sebesar USD1,8 miliar dari

USD1,3 miliar di triwulan sebelumnya (Tabel 7).

Peningkatan ekspor minyak secara kuartalan tersebut

terutama dipengaruhi oleh naiknya ekspor minyak

mentah dan produk kilang masing-masing sebesar

53,4% dan 8,7%, baik secara volume maupun harga

ekspor.

Sejalan dengan peningkatan volume ekspor

minyak mentah triwulan II 2016, lifting minyak

triwulan II 2016 naik 3,7% (qtq) dari 0,802 juta

barel/hari menjadi 0,832 juta barel/hari. Hal ini

mengindikasikan adanya perbaikan di sektor hulu

minyak Indonesia.

Tabel 7

Perkembangan Ekspor Minyak

Pada sisi harga minyak, kenaikan harga minyak

tersebut tidak lepas dari kenaikan harga minyak

dunia. Harga minyak dunia pada triwulan II 2016

bergerak naik. Rata-rata harga triwulan II-2016 untuk

minyak jenis SLC, WTI, Brent, dan OPEC naik masing-

masing dari USD33,8/barel, USD37,1/barel,

USD37,6/barel, dan USD33,5/barel pada triwulan I

2016 menjadi USD 44,1/barel, USD45,6/barel, USD

47,0/barel, dan USD42,3/barel (Grafik5).

Grafik 6

Perkembangan Harga Minyak Dunia

Impor Minyak

Impor minyak triwulan II 2016 meningkat 31,6%

(qtq) menjadi USD4,3 miliar dari triwulan sebelumnya

sebesar USD3,2 miliar. Peningkatan impor minyak

didorong oleh meningkatnya harga dan volume impor

minyak. Kenaikan volume impor minyak terjadi pada

impor minyak mentah, sedangkan impor produk

kilang menunjukkan sedikit penurunan (Tabel 8).

Tabel 8

Perkembangan Impor Minyak (f.o.b)

Ekspor Gas

Ekspor gas pada triwulan II 2016 turun 13,0%

(qtq) menjadi USD1,4 miliar, terutama disebabkan

oleh turunnya ekspor LNG (-21,6% qtq) yang

dikarenakan oleh penurunan harga dan volume

ekspor (Tabel 9).

Ekspor 1,253 40.3 1,793 43.5

Minyak Mentah 961 32.2 29.8 1,474 35.5 41.6

Produk Kilang 293 8.1 36.0 318 8.0 39.6

¹⁾ nilai ekspor dibagi dengan volume ekspor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

2016

Tw. I*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

RincianTw. II**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Impor 3,250 83.5 4,279 88.2

Minyak Mentah 1,295 36.6 35.3 1,897 42.4 44.8

Produk Kilang 1,956 46.8 41.8 2,382 45.8 52.0

¹⁾ nilai impor dibagi dengan volume impor

Sumber: SKK Migas dan Pertamina (diolah)

* angka sementara ** angka sangat sementara

Rincian

2016

Tw. I*

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Tw. II**

Nilai

(juta USD)

Volume

(mbbl)

Harga¹

(USD/barel)

Page 20: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

12

Tabel 9

Perkembangan Ekspor Gas

Neraca Perdagangan Jasa

Defisit neraca jasa pada triwulan II 2016 tercatat

sebesar USD2,0 miliar, lebih tinggi dibandingkan

dengan defisit USD1,1 miliar pada triwulan

sebelumnya terutama karena menurunnya surplus

jasa perjalanan mengikuti pola musimannya (Grafik

7).

Grafik 7

Neraca Perdagangan Jasa

Pada triwulan laporan, surplus neraca jasa

perjalanan tercatat sebesar USD0,8 miliar, turun dari

USD1,2 miliar pada triwulan sebelumnya. Penurunan

surplus neraca jasa perjalanan tersebut dipengaruhi

oleh turunnya penerimaan jasa perjalanan (-13,0%

qtq) yang lebih tajam dibandingkan dengan

penurunan pembayaran jasa perjalanan (-1,1% qtq)

(Grafik 8).

Grafik 8

Neraca Jasa Travel

Penerimaan jasa perjalanan dari wisatawan

mancanegara (wisman) turun menjadi USD2,5 miliar

pada triwulan II 2016 dari sebelumnya sebesar

USD2,9 miliar pada triwulan I 2015 dipengaruhi oleh

pola pengeluaran wisman yang lebih rendah pada

triwulan laporan. Sementara itu, jumlah wisman yang

berkunjung ke Indonesia selama triwulan II 2016

tercatat meningkat menjadi 2,55 juta orang dari 2,43

juta orang pada triwulan sebelumnya.

Pola yang kurang lebih sama juga terjadi pada

sisi pembayaran jasa perjalanan. Jumlah wisatawan

nasional (wisnas) yang bepergian ke luar negeri pada

triwulan laporan tercatat sebanyak 2,08 juta orang,

meningkat dibandingkan dengan jumlah wisnas pada

triwulan sebelumnya sebesar 2,07 juta orang. Namun

demikian, pola pengeluaran wisnas yang cenderung

lebih rendah dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya menyebabkan pembayaran jasa

perjalanan tercatat relatif sama dengan triwulan

sebelumnya sebesar USD1,7 miliar.

Wisatawan asal Singapura, Malaysia, dan

Australia merupakan kelompok wisman terbesar yang

berkunjung ke Indonesia selama triwulan II 2016.

Adapun tujuan favorit wisman ke Indonesia masih

terkonsentrasi pada tiga daerah, yaitu Bali, Jakarta,

dan Batam.

Ekspor 1,662 - 1,445 -

LNG 1,325 213.5 6.2 1,038 205.5 5.0

Gas Alam 331 73.9 4.5 400 72.2 5.5

LPG 0 0.1 0.2 0 0.1 0.0

Gas Lainnya 6 0.3 19.2 6 0.3 19.2

¹⁾ vol LNG, gas alam, dan gas lainnya dlm juta mmbtu, vol LPG dalam ribu m/t, total volume dlm juta mmbtu

²⁾ harga LNG, gas alam, dan gas lainnya dalam USD/juta mmbtu, harga LPG dalam USD/ribu metric ton

Sumber: SKK Migas

* angka sementara ** angka sangat sementara

Rincian

2016

Tw. I*

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

Tw. II**

Nilai

(juta USD)Volume¹ Harga²

-4

-3

-2

-1

0

1

2

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Jasa Lainnya Perjalanan Transportasi Jasa (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Impor Ekspor Perjalanan (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 21: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

13

Sementara itu, perkembangan jasa freight yang

merupakan penyumbang utama defisit neraca jasa

relatif stabil. Pembayaran jasa freight pada triwulan II

2016 tercatat sebesar USD1,5 miliar, relatif sama

dengan triwulan sebelumnya karena kenaikan

pembayaran freight impor migas (24,3% qtq) dapat

diimbangi oleh penurunan pembayaran freight impor

nonmigas (-1,2% qtq) (Grafik 8).

Grafik 9

Pembayaran Jasa Freight

Neraca Pendapatan Primer

Defisit neraca pendapatan primer pada triwulan

II 2016 tercatat sebesar USD7,6 miliar, relatif sama

dengan periode sebelumnya (Grafik 10).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh

menurunnya atribusi pendapatan investasi langsung

kepada investor asing yang terkompensasi oleh

meningkatnya pembayaran bunga pinjaman luar

negeri pemerintah maupun sektor swasta.

Grafik 10

Neraca Pendapatan Primer

Neraca Pendapatan Sekunder

Surplus neraca pendapatan sekunder pada

triwulan II 2016 tercatat sebesar USD1,2 miliar, relatif

sama dengan surplus pada triwulan sebelumnya.

Kondisi tersebut disebabkan oleh penurunan neto

penerimaan transfer personal yang dapat

terkompensasi oleh penurunan neto pembayaran

transfer lainnya. Pada triwulan laporan, penerimaan

transfer personal dari remitansi Tenaga Kerja

Indonesia (TKI) tercatat sebesar USD2,3 miliar,

sementara pembayaran remitansi Tenaga Kerja Asing

(TKA) di Indonesia sebesar USD0,8 miliar (Grafik 11).

Grafik 11

Perkembangan Transfer Personal

Ditinjau dari negara asal transfer, remitansi TKI

yang bekerja di kawasan Asia Pasifik menjadi

penyumbang terbesar, yaitu mencapai USD1,2 miliar,

diikuti kawasan Timur Tengah dan Afrika sebesar

USD0,9 miliar, dan kawasan lain sebesar USD0,2

miliar.

Pada akhir triwulan II 2016 tercatat 3,8 juta

penduduk Indonesia bekerja menjadi TKI di luar

negeri. Data BNP2TKI mengindikasikan bahwa 67,1%

dari jumlah TKI tersebut bekerja di wilayah Asia Pasifik

dengan porsi terbesar berada di Malaysia, Taiwan,

Hongkong, dan Singapura. Sementara itu, sekitar

32,0% lainnya bekerja di regional Timur Tengah dan

Afrika, dengan porsi terbesar berada di Arab Saudi,

Uni Emirat Arab, dan Yordania (Grafik 12).

-3.0

-2.5

-2.0

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

-50

-45

-40

-35

-30

-25

-20

-15

-10

-5

0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Th

ou

san

ds

Impor Freight Import (RHS)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

miliar USD

-9

-8

-7

-6

-5

-4

-3

-2

-1

0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pend. Inv. Langsung Pend.Inv. Lainnya

Pend. Inv. Portofolio Pendapatan Primer (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pembayaran Penerimaan Transfer Personal (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 22: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

14

Grafik 12

Posisi Tenaga Kerja Indonesia Tw. II 2016

TRANSAKSI MODAL DAN FINANSIAL

Persepsi positif investor terhadap prospek

perekonomian domestik dan meredanya

ketidakpastian di pasar keuangan global telah

mendorong meningkatnya arus masuk dana asing.

Pada triwulan II 2016, surplus transaksi modal dan

finansial mencatat surplus sebesar USD7,4 miliar,

meningkat signifikan dibandingkan dengan surplus

pada triwulan I 2016 sebesar USD4,6 miliar. Surplus

tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan

surplus pada triwulan yang sama tahun sebelumnya

sebesar USD2,0 miliar (Grafik 13).

Peningkatan surplus transaksi modal dan

finansial pada triwulan laporan terutama ditopang

oleh aliran masuk modal investasi portofolio neto

yang mencapai USD8,4 miliar, sebagian besar

didukung oleh penerbitan obligasi global pemerintah

dan aksi investor asing yang melakukan pembelian

neto di pasar saham dan pasar SBN rupiah. Selain itu,

surplus investasi langsung juga tercatat meningkat

menjadi USD3,0 miliar dari USD2,7 miliar pada

triwulan sebelumnya. Di sisi lain, defisit investasi

lainnya meningkat seiring naiknya aset penduduk di

luar negeri.

Grafik 13

Transaksi Modal dan Finansial

Investasi Langsung

Prospek ekonomi dan perbaikan iklim investasi

Indonesia masih menjadi faktor penarik minat investor

asing untuk menanamkan modalnya secara langsung

di Indonesia. Pada triwulan II 2016, arus masuk modal

investasi langsung tercatat meningkat menjadi

USD3,0 miliar dari USD2,7 miliar pada triwulan I

2016. Peningkatan surplus investasi langsung tersebut

terutama dipengaruhi oleh kenaikan aliran masuk

investasi langsung sisi kewajiban sejalan dengan

membaiknya perekonomian domestik pada triwulan

laporan. Perkembangan tersebut juga sejalan dengan

laporan Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank

Indonesia yang mengindikasikan kegiatan usaha

pada triwulan II 2016 tumbuh lebih tinggi

dibandingkan dengan periode sebelumnya. Namun

demikian, surplus investasi langsung pada triwulan II

2016 masih lebih rendah dibandingkan dengan

surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya

sebesar USD3,9 miliar.

Pada sisi kewajiban, investasi langsung pada

triwulan II 2016 mencatat neto arus masuk modal

asing (surplus) sebesar USD4,2 miliar, meningkat

dibandingkan dengan surplus pada triwulan

Timteng & Afrika, 32.0%

Amerika, 0.6%

Eropa0.3%

Malaysia, 52.1%

Singapura, 3.1%

Brunei, 1.0%Hongkong,

3.9%

Taiwan,5.0%

Korsel,0.7%

Lainnya, 1.3%

Asia Pasifik, 67.1%

Sumber: BNP2TKI

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Investasi Lainnya Investasi Portofolio

Investasi Langsung Trans. Modal & Finansial

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 23: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

15

sebelumnya sebesar USD3,7 miliar. Kenaikan tersebut

terutama didorong oleh meningkatnya arus masuk

modal asing dalam bentuk ekuitas, antara lain terkait

dengan transaksi right issue beberapa perusahaan

modal asing yang tercatat di bursa. Sementara itu,

neto pembayaran utang kepada afiliasi di luar negeri

tercatat lebih besar dibandingkan dengan triwulan I

2016.

Pada sisi aset, neto arus keluar investasi langsung

pada triwulan II 2016 juga tercatat meningkat dari

USD1,0 miliar pada triwulan sebelumnya menjadi

USD1,2 miliar. Kenaikan arus keluar tersebut

terutama terjadi pada modal ekuitas, sementara

tagihan kepada afiliasi di luar negeri dalam bentuk

utang berkurang sebagaimana tercermin dari neto

arus masuk instrumen utang dalam jumlah yang lebih

besar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya

(Grafik 14).

Grafik 14

Investasi Langsung

Berdasarkan arah investasi, investasi langsung

asing di Indonesia mencatat neto arus masuk modal

asing sebesar USD3,64 miliar, lebih besar

dibandingkan arus masuk pada triwulan sebelumnya

yang tercatat sebesar USD2,8 miliar, namun lebih

rendah dibandingkan dengan capaian pada triwulan

yang sama tahun sebelumnya sebesar USD5,1 miliar.

Secara sektoral, sektor manufaktur, sektor lain-

lain (termasuk jasa dan properti), serta sektor

perdagangan merupakan sektor-sektor utama yang

menarik aliran masuk modal PMA selama triwulan II

2016 (Grafik 15). Ketiga sektor tersebut memiliki

pangsa sebesar 99,2% dari total PMA atau senilai

USD3,61 miliar. Modal masuk PMA pada ketiga

sektor tersebut lebih besar dibandingkan dengan

triwulan sebelumnya senilai USD2,18 miliar atau

sekitar 78,4% dari total PMA.

Grafik 15

PMA menurut Sektor Ekonomi

Berdasarkan negara asal investasi, aliran masuk

modal PMA masih didominasi oleh negara di kawasan

ASEAN, disusul oleh Jepang dan Eropa (Grafik 16).

Sepanjang triwulan II 2016, ketiga kawasan tersebut

menanamkan dananya dalam bentuk investasi

langsung di Indonesia senilai USD3,8 miliar, lebih

tinggi dibandingkan dengan arus masuk PMA pada

triwulan sebelumnya sebesar USD2,5 miliar. Khusus

untuk negara di kawasan ASEAN, aliran masuk

Investasi langsung dari kawasan tersebut pada

triwulan II 2016 mencapai USD1,5 miliar (pangsa

41,7% dari total PMA). Sementara itu, investasi asing

langsung dari negara lainnya justru mencatat net

outflow atau defisit sebesar USD0,7 miliar.

Grafik 16

PMA menurut Negara Asal

Page 24: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

16

Perkembangan PMA pada triwulan II 2016 yang

mengalami peningkatan tersebut sejalan dengan

realisasi PMA yang dipublikasikan oleh Badan

Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)1

Republik

Indonesia. Realisasi PMA selama triwulan II 2016

berdasarkan laporan BKPM tercatat sebesar Rp99,4

triliun (ekuivalen dengan USD7,1 miliar). Realisasi

tersebut meningkat sebesar 3,1% dibandingkan

dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

Rp96,1 triliun (ekuivalen dengan USD6,9 miliar), dan

lebih tinggi 7,9% dibandingkan dengan triwulan yang

sama tahun sebelumnya.

Secara sektoral, BKPM melaporkan bahwa

realisasi PMA pada triwulan II 2016 terkonsentrasi

pada sektor industri logam dasar, barang logam,

mesin dan elektronik senilai USD0,9 miliar (pangsa

12,5% dari total PMA); pertambangan senilai USD0,7

miliar (pangsa 10,0%); industri kimia dasar, barang

kimia dan farmasi senilai USD0,6 miliar (pangsa

8,3%); perumahan, kawasan industri dan

perkantoran senilai USD0,6 miliar (pangsa 7,9%);

serta sektor industri makanan senilai USD0,5 miliar

(pangsa 7,3%). Kelima sektor industri tersebut

memberikan kontribusi senilai USD3,9 miliar atau

sebesar 54,2% dari total PMA.

Sementara itu, jika ditinjau dari negara asal

investasi, realisasi PMA terutama berasal dari negara

Singapura, Jepang, Hongkong, Tiongkok, dan

Malaysia, masing-masing senilai USD2,0 miliar,

USD1,3 miliar, USD0,6 miliar, USD0,5 miliar, dan

USD0,4 miliar, dengan pangsa kelima negara tersebut

mencapai 68% dari total PMA.

Investasi Portofolio

Berbagai perkembangan yang terjadi di pasar

keuangan global dan domestik telah menjadi faktor

1Data realisasi PMA BKPM mencatat keseluruhan nilai proyek yang

direalisasikan pada suatu periode dan tidak mencakup investasi di

sektor migas, perbankan dan lembaga keuangan lainnya, serta

industri rumah tangga. Sementara, data PMA yang tercatat di NPI

mencakup hanya data aliran modal yang diterima perusahaan PMA

dari investor langsungnya dan perusahaan dalam satu grup di luar

negeri selama suatu periode dan meliputi investasi langsung di

seluruh sektor ekonomi.

pendorong dan penarik derasnya aliran masuk

investasi portofolio neto pada triwulan II 2016 yang

tercatat meningkat menjadi sebesar USD8,4 miliar

dari USD4,4 miliar pada triwulan sebelumnya (Grafik

17). Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi

arus masuk modal portofolio asing (sisi kewajiban

investasi portofolio) yang mencapai USD7,9 miliar

untuk keseluruhan triwulan II 2016, jauh lebih besar

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar

USD4,6 miliar. Kenaikan tersebut terutama didukung

oleh penerbitan obligasi global pemerintah pada Juni

2016 dan aksi investor asing yang tercatat melakukan

net beli yang cukup besar pada Surat Berharga

Negara (SBN) berdenominasi rupiah dan saham.

Peningkatan surplus investasi portofolio neto

juga dipengaruhi surplus di sisi aset sebagai dampak

neto jual atas surat berharga asing yang dilakukan

penduduk Indonesia sebesar USD0,5 miliar, setelah

pada triwulan sebelumnya mencatat neto

penempatan di luar negeri sebesar USD0,2 miliar.

Grafik 17

Investasi Portofolio

Pada triwulan II 2016, sebagian besar dana asing

masuk pada instrumen portofolio sektor publik yang

berasal dari penerbitan obligasi global pemerintah

sekitar USD4,1 miliar dari total penerbitan sebesar

USD4,3 miliar pada Juni 2016.

Selain itu, aliran masuk dana asing dalam jumlah

besar juga tercatat pada instrumen Surat Utang

Negara (SUN) berdenominasi rupiah yang mencapai

USD2,5 miliar. Namun demikian, arus masuk dana

Page 25: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

17

asing pada SUN rupiah tersebut lebih rendah

dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar

USD3,5 miliar, terutama karena keluarnya dana asing

pada Mei 2016 seiring meningkatnya risiko di pasar

keuangan global terkait rencana penyesuaian FFR.

Sejalan dengan neto beli asing pada triwulan II

2016, posisi kepemilikan asing pada SUN

berdenominasi rupiah meningkat menjadi sekitar

USD47,2 miliar (44,6% dari total posisi SUN rupiah) di

akhir triwulan laporan dari posisi akhir triwulan

sebelumnya sebesar USD44,3 miliar (44,0% dari total

posisi SUN rupiah). Sementara itu, investor asing pada

triwulan II 2016 juga tercatat melakukan neto beli

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar USD0,2 miliar,

meningkat dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya yang hanya mencatat net beli sebesar

USD0,1 miliar. Kondisi ini menyebabkan posisi

kepemilikan SBI oleh asing meningkat menjadi

USD0,3 miliar (5,3% dari total posisi SBI)

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

mencatat posisi USD0,1 miliar (1,3% dari total posisi

SBI) (Grafik 18).

Grafik 18

Posisi Kepemilikan SBI & SUN oleh Asing

Dinamika eksternal dan sentimen positif investor

terhadap prospek perekonomian domestik berimbas

pula pada perkembangan bursa yang menunjukkan

kinerja positif pada triwulan II 2016. Investor

nonresiden membukukan neto beli saham sebesar

USD0,7 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan neto

beli pada triwulan sebelumnya sebesar USD0,3 miliar.

Kinerja positif di pasar saham pada triwulan II

2016 juga ditunjukkan oleh Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) yang secara point-to-point

mengalami peningkatan dan ditutup menguat 3,53%

pada level 5.016,6 dari posisi akhir triwulan I 2016

sebesar 4.845,4.

Grafik 19

Transaksi Asing di BEI dan IHSG

Pada triwulan II 2016, IHSG bergerak searah

dengan pergerakan indeks harga saham di bursa

regional Asia Tenggara yang berada dalam tren

peningkatan. Harga saham di bursa regional ditutup

menguat dibandingkan dengan harga penutupan

akhir triwulan I 2016 (Grafik 20).

Grafik 20

Perkembangan Indeks Bursa di Beberapa Negara ASEAN

Aktivitas pasar saham di Bursa Efek Indonesia

(BEI) pada triwulan II 2016 ditopang oleh tambahan

lima emiten baru yang melakukan penawaran saham

perdana (IPO), yaitu Bank Ganesha (BGTG), Cikarang

Listrindo (POWR), Silo Maritime Perdana (SHIP), Duta

Intidaya (DAYA), dan Graha Andrasentra Propertindo

Page 26: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

18

(JGLE), dengan total emisi senilai Rp3,7 triliun atau

setara dengan USD277,3 juta. Nilai emisi tersebut

jauh lebih tinggi dibandingkan dengan total nilai emisi

yang tercatat pada triwulan sebelumnya sebesar

Rp0,2 triliun atau setara dengan USD12,9 juta dari

tiga emiten baru.

Dengan perkembangan tersebut, surplus

investasi portofolio neto pada triwulan II 2016

terutama disumbang oleh sektor publik yang

mencatat neto arus masuk investasi portofolio sebesar

USD7,2 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan arus

masuk pada triwulan sebelumnya sebesar USD5,1

miliar. Selain itu, sektor swasta menyumbang neto

arus masuk investasi portofolio sebesar USD1,2 miliar,

setelah pada triwulan sebelumnya mencatat defisit

sebesar USD0,6 miliar pada (Grafik 21).

Grafik 21

Investasi Portofolio menurut Sektor Institusi

Investasi Lainnya

Transaksi investasi lainnya pada triwulan II 2016

mengalami defisit US3,9 miliar, lebih tinggi

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang

mencatat defisit sebesar USD2,5 miliar, namun masih

lebih kecil dibandingkan dengan defisit di triwulan II

2015 sebesar USD7,4 miliar. Defisit pada triwulan

laporan tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan

transaksi penempatan simpanan sektor swasta

domestik di luar negeri (Grafik 22).

Grafik 22

Investasi Lainnya

Pada sisi aset, transaksi investasi lainnya sektor

swasta pada triwulan laporan mengalami defisit (arus

keluar bersih) USD3,0 miliar, berbalik dibandingkan

dengan surplus USD4 juta pada triwulan sebelumnya.

Defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan

penempatan simpanan di luar negeri sektor swasta

(Grafik 23).

Grafik 23

Transaksi Aset Investasi Lainnya Sektor Swasta

Pada sisi kewajiban, transaksi investasi lainnya di

sektor swasta pada triwulan laporan mencatat surplus

sebesar USD0,9 miliar, berbalik dari defisit triwulan

sebelumnya sebesar USD2,4 miliar. Surplus tersebut

dipengaruhi oleh turunnya neto pembayaran

pinjaman luar negeri sektor bank karena kenaikan

penarikan pinjaman luar negeri sektor bank. Selain

itu, kewajiban dalam bentuk simpanan nonresiden di

perbankan domestik juga tercatat inflow (Grafik 24).

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Inv. Lainnya - Kewajiban Inv. Lainnya - Aset Investasi Lainnya (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

-12

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Aset lainnya Uang & Simpanan Pinjaman Investasi Lainnya - Aset

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 27: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

19

Grafik 24

Transaksi Kewajiban Investasi Lainnya Sektor Swasta

Sementara itu, transaksi investasi lainnya di sisi

kewajiban untuk sektor publik pada triwulan II 2016

mencatat defisit sebesar USD1,8 miliar, lebih rendah

dibanding defisit USD0,1 miliar pada periode

sebelumnya (Grafik 25). Defisit tersebut disebabkan

oleh lebih tingginya neto pembayaran pinjaman

luar negeri pemerintah sebagaimana pola

musimannya. Pembayaran pinjaman luar negeri

pemerintah pada triwulan II 2016 lebih besar

dibandingkan dengan periode yang sama pada 2015,

terutama karena adanya pembayaran pinjaman

program.

Pada triwulan II 2016, penarikan pinjaman luar

negeri Pemerintah tercatat sebesar USD0,5 miliar,

USD0,3 miliar di antaranya merupakan penarikan

dalam bentuk pinjaman program dan sisanya dalam

bentuk penarikan pinjaman proyek. Penarikan

pinjaman program tersebut seluruhnya berasal dari

IBRD.

Grafik 25

Pinjaman Luar Negeri Sektor Publik

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5

6T

w.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Utang Dagang Kewajiban lainnya

Uang & Simpanan Pinjaman

Investasi Lainnya - Kewajiban

miliar USD

* angka sementara;** angka sangat sementara

-3

-2

-1

0

1

2

3

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I

Tw

.II

Tw

.III

Tw

.IV

Tw

.I*

Tw

.II*

*

2010 2011 2012 2013 2014 2015* 2016

Pembayaran Penarikan Pinjaman (net)

miliar USD

* angka sementara; ** angka sangat sementara

Page 28: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

20

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 29: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

21

Membaiknya keseimbangan eksternal Indonesia

pada triwulan II 2016 tercermin pada perkembangan

beberapa indikator sustainabilitas eksternal. Rasio

defisit transaksi berjalan terhadap PDB mengecil

menjadi 2,0% dari 2,2% pada triwulan I 2016 sejalan

dengan defisit transaksi berjalan yang menyempit. Hal

ini sejalan dengan langkah kebijakan untuk menjaga

stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang

ditempuh oleh Bank Indonesia dan Pemerintah,

terutama untuk mengendalikan defisit transaksi

berjalan.

Peningkatan ekspor barang dan jasa yang

lebih besar daripada peningkatan impor barang dan

jasa menyebabkan kontribusi sektor eksternal

terhadap perekonomian domestik (rasio net ekspor

barang dan jasa terhadap PDB) bergerak membaik,

sejalan dengan derajat keterbukaan ekonomi

Indonesia (rasio akumulasi ekspor dan impor barang

serta jasa terhadap PDB) yang relatif lebih tinggi

dibandingkan dengan kondisi pada triwulan

sebelumnya.

Sementara itu, bertambahnya posisi cadangan

devisa pada triwulan II 2016 menyebabkan

kecukupan cadangan devisa dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek meningkat, sebagaimana

ditunjukkan oleh rasio posisi utang luar negeri (ULN)

berjangka pendek terhadap cadangan devisa yang

lebih kecil dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya.

Tabel 10

Indikator Sustainabilitas Eksternal

Total Tw. I Tw. II Tw.III Tw.IV Total Tw. I* Tw. II**

Transaksi Berjalan/PDB (% ) 1) -3.09 -1.94 -1.96 -1.92 -2.39 -2.05 -2.19 -2.02

Ekspor - Impor Barang dan Jasa / PDB (% ) 1) -0.34 0.58 0.68 0.94 0.10 0.58 0.72 0.74

Ekspor + Impor Barang dan Jasa / PDB (% )1) 45.0 40.1 40.3 37.5 38.1 39.0 34.9 35.1

Posisi ULN Total/PDB2)

(% ) 32.9 33.5 34.5 34.8 36.0 36.0 36.6 36.8

Posisi ULN Jangka Pendek3)

/PDB2)

(% ) 6.7 6.4 6.4 6.5 6.4 6.4 6.6 5.1

Posisi ULN Total/Cadangan Devisa (% ) 262.2 268.1 282.3 297.1 292.8 292.8 294.6 294.9

Posisi ULN Jangka Pendek3)

/Cadangan Devisa (% ) 53.0 51.4 52.6 55.3 52.4 52.4 53.4 40.6

Keterangan:

1) Menggunakan PDB harga berlaku kuartalan

2) Menggunakan PDB harga berlaku annualized (penjumlahan PDB empat triwulan ke belakang)

3) menurut jangka waktu sisa

4) meliputi pembayaran pokok dan bunga atas utang jangka panjang dan pembayaran bunga atas utang jangka pendek

* Angka sementara ** Angka sangat sementara

2014 2015* 2016

INDIKATOR SUSTAINABILITAS EKSTERNAL

Page 30: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

22

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 31: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

23

Prospek Neraca Pembayaran Indonesia ke depan

diprakirakan akan terus membaik. Meningkatnya

optimisme terhadap prospek perekonomian Indonesia,

khususnya pasca disahkannya Undang-Undang

Pengampunan Pajak, diharapkan mampu mendorong

percepatan pembangunan infrastruktur yang

dilakukan oleh Pemerintah. Kondisi tersebut

diperkirakan akan meningkatkan permintaan domestik

dan impor nonmigas. Selain itu, ekspor nonmigas juga

diprakirakan membaik seiring dengan melambatnya

laju penurunan harga komoditas. Secara keseluruhan,

defisit transaksi berjalan tahun 2016 diprakirakan

sedikit meningkat, namun masih di bawah batas aman

3% dari PDB.

Meskipun masih dibayangi berbagai sentimen di

pasar keuangan dunia, aliran masuk modal asing

diprakirakan meningkat didukung oleh membaiknya

fundamental ekonomi Indonesia sejalan dengan

reformasi struktural yang terus berlangsung, termasuk

adanya sentimen positif dari implementasi Undang-

Undang Pengampunan Pajak. Prakiraan aliran masuk

modal asing yang meningkat tersebut mendorong

peningkatan surplus neraca transaksi modal dan

finansial sehingga mampu melebihi defisit yang terjadi

pada neraca transaksi berjalan.

Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai

risiko eksternal dan domestik yang dapat

memengaruhi kinerja neraca pembayaran secara

keseluruhan. Bank Indonesia meyakini kinerja NPI ke

depan akan semakin baik, didukung oleh bauran

kebijakan moneter dan makroprudensial, serta

penguatan koordinasi kebijakan dengan Pemerintah

dalam mendorong percepatan reformasi struktural

guna meningkatkan iklim investasi dan daya saing

ekonomi, termasuk mendukung kelancaran

implementasi Undang-Undang Pengampunan Pajak.

PROSPEK NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Page 32: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

24

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 33: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

25

Boks 1:

Perubahan Angka Statistik NPI Dibandingkan Publikasi Triwulan I 2016

Dalam publikasi triwulan II 2016 ini terdapat beberapa perubahan terhadap data yang telah dirilis

sebelumnya pada publikasi triwulan I 2016. Perubahan tersebut disebabkan adanya pengkinian data dari

beberapa sumber data dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1

Perbandingan Publikasi NPI

Transaksi Barang perubahan data transaksi barang triwulan I 2016 disebabkan adanya pengkinian data

migas dan nonmigas.

Transaksi Jasa perubahan data transaksi jasa triwulan I 2016 karena adanya koreksi data travel

wisatawan nasional oleh BPS di pintu lainnya sejak Januari 2016.

Transaksi Pendapatan Primer perubahan data transaksi pendapatan primer karena pengkinian data

utang luar negeri (ULN) untuk triwulan I dan III 2015, sementara perubahan data untuk triwulan IV 2015

dan triwulan I 2016 karena pengkinian data pendapatan investasi langsung sektor migas.

Transaksi Investasi Langsung - perubahan data investasi langsung karena pengkinian data utang luar

negeri (ULN) dan data investasi langsung sektor migas, khususnya pada triwulan IV 2015.

Transaksi Investasi Portofolio perubahan data investasi portofolio karena pengkinian data ULN tahun

2015 dan data Laporan Lalu Lintas Devisa (LLD) untuk triwulan I 2016.

Transaksi Investasi Lainnya perubahan data investasi lainnya karena pengkinian data ULN tahun 2015

dan data LLD untuk triwulan I 2016.

Juta USD

Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru Lama Baru

Transaksi Berjalan -4,136 -4,141 -4,286 -4,286 -4,156 -4,154 -5,075 -5,115 -17,654 -17,697 -4,668 -4,762

Barang 3,063 3,063 4,125 4,125 4,141 4,141 1,961 1,961 13,289 13,289 2,779 2,709

Jasa -1,816 -1,816 -2,634 -2,634 -2,111 -2,111 -1,740 -1,740 -8,301 -8,301 -1,133 -1,148

Pendapatan Primer -6,811 -6,815 -7,202 -7,202 -7,459 -7,458 -6,678 -6,718 -28,151 -28,194 -7,547 -7,556

Pendapatan Sekunder 1,428 1,428 1,426 1,426 1,273 1,273 1,382 1,382 5,508 5,508 1,234 1,234

Transaksi Modal dan Finansial 5,004 4,956 1,846 2,035 223 219 9,838 9,888 16,911 17,099 4,174 4,591

Investasi Langsung 1,659 1,617 3,677 3,890 1,834 1,833 2,773 3,295 9,943 10,635 2,208 2,679

Investasi Portofolio 8,509 8,509 5,592 5,571 -2,218 -2,202 4,868 4,857 16,750 16,735 4,410 4,447

Derivatif Finansial 93 93 -3 -3 231 231 -301 -301 20 20 -94 -22

Investasi Lainnya -5,258 -5,263 -7,420 -7,424 375 356 2,485 2,024 -9,819 -10,308 -2,350 -2,513

* angka sementara

Tw. I*

2016

Komponen Tw. IVTw. IIITw. IITw. I

2015*

TOTAL

Page 34: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

26

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 35: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

27

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

Tabel 1 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: RINGKASAN ...................... 29

Tabel 2 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, BARANG ...................... 30

Tabel 3 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, JASA-JASA ...................... 31

Tabel 4 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN PRIMER ...................... 32

Tabel 5 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI BERJALAN, PENDAPATAN SEKUNDER ...................... 33

Tabel 6 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LANGSUNG ...................... 33

Tabel 7 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI PORTOFOLIO ...................... 34

Tabel 8 NERACA PEMBAYARAN INDONESIA: TRANSAKSI FINANSIAL, INVESTASI LAINNYA ...................... 35

LAMPIRAN

T

ra

n

sa

ksi

Be

rjal

a

n

Page 36: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

28

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 37: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

29

TABEL 1

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

RINGKASAN

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

I . Transaksi Berjalan -26,716 -4,141 -4,286 -4,154 -5,115 -17,697 -4,762 -4,679

A. Barang 7,776 3,063 4,125 4,141 1,961 13,289 2,709 3,718

- Ekspor 176,086 37,827 39,685 36,086 34,767 148,365 33,100 36,249

- Impor -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,391 -32,531

1. Barang Dagangan Umum 6,268 2,690 3,810 4,047 2,012 12,560 2,400 3,485

- Ekspor, fob. 174,554 37,450 39,366 35,728 34,421 146,965 32,747 35,944

- Impor, fob. -168,286 -34,760 -35,557 -31,680 -32,409 -134,406 -30,347 -32,458

a. Nonmigas 18,097 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,244 4,916

- Ekspor, fob 145,802 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,836 32,708

- Impor, fob -127,704 -29,122 -28,790 -25,880 -27,727 -111,518 -26,592 -27,792

b. Migas -11,830 -1,256 -2,122 -2,111 -973 -6,463 -843 -1,431

- Ekspor, fob 28,752 4,382 4,644 3,690 3,708 16,424 2,912 3,236

- Impor, fob -40,582 -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755 -4,667

2. Barang Lainnya 1,509 372 315 94 -51 730 308 232

- Ekspor, fob. 1,533 376 319 358 346 1,400 352 305

- Impor, fob. -24 -4 -4 -264 -398 -670 -44 -73

B. Jasa - jasa -10,010 -1,816 -2,634 -2,111 -1,740 -8,301 -1,148 -1,999

- Ekspor 23,531 5,555 5,101 5,486 6,087 22,228 5,758 5,403

- Impor -33,541 -7,371 -7,736 -7,597 -7,826 -30,529 -6,907 -7,402

C. Pendapatan Primer -29,703 -6,815 -7,202 -7,458 -6,718 -28,194 -7,556 -7,624

- Penerimaan 2,130 468 722 705 930 2,826 515 800

- Pembayaran -31,832 -7,283 -7,925 -8,163 -7,649 -31,020 -8,072 -8,425

D. Pendapatan Sekunder 5,220 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,234 1,227

- Penerimaan 9,374 2,521 2,645 2,540 2,655 10,362 2,478 2,567

- Pembayaran -4,154 -1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245 -1,340

27 1 0 2 14 17 0 4

- Penerimaan 27 1 0 2 14 17 0 4

- Pembayaran 0 0 0 0 0 0 0 0

44,916 4,955 2,034 218 9,875 17,082 4,590 7,415

- Aset -10,786 -8,302 -9,073 -3,787 -121 -21,283 -898 -3,854

- Kewajiban 55,702 13,257 11,108 4,005 9,996 38,365 5,488 11,270

1. Investasi Langsung 14,733 1,617 3,890 1,833 3,295 10,635 2,679 2,991

a. Aset -10,388 -3,450 -3,394 -1,345 -1,230 -9,419 -1,011 -1,204

b. Kewajiban 25,121 5,067 7,284 3,178 4,525 20,054 3,690 4,195

2. Investasi Portofolio 26,067 8,509 5,571 -2,202 4,857 16,735 4,447 8,382

a. Aset 2,587 24 -737 -683 427 -968 -168 481

b. Kewajiban 23,480 8,484 6,309 -1,519 4,429 17,703 4,614 7,901

- Sektor publik2) 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369 4,919 7,250

- Sektor swasta3) 8,100 1,542 2,500 -2,410 -1,299 334 -305 652

3. Derivatif Finansial -156 93 -3 231 -301 20 -22 -25

4. Investasi Lainnya 4,272 -5,263 -7,424 356 2,024 -10,308 -2,513 -3,933

a. Aset -3,427 -5,081 -5,171 -1,955 645 -11,562 4 -3,302

b. Kewajiban 7,699 -182 -2,253 2,311 1,379 1,254 -2,518 -631

- Sektor publik2) -4,209 -1,144 -1,366 1,665 377 -469 -119 -1,548

- Sektor swasta3) 11,907 962 -887 646 1,002 1,723 -2,398 917

18,226 815 -2,252 -3,935 4,773 -598 -172 2,741

-2,978 488 -674 -630 316 -500 -115 -579

15,249 1,303 -2,925 -4,565 5,089 -1,098 -287 2,162

-15,249 -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287 -2,162

A. Transaksi Cadangan Devisa -15,249 -1,303 2,925 4,565 -5,089 1,098 287 -2,162

B. Kredit dan Pinjaman IMF 0 0 0 0 0 0 0 0

C. Exceptional Financing 0 0 0 0 0 0 0 0

Memorandum:

- Posisi Cadangan Devisa 111,862 111,554 108,030 101,720 105,931 105,931 107,543 109,789

6.4 6.6 6.8 6.8 7.4 7.4 7.7 8.0

- Transaksi Berjalan (% PDB) -3.00 -1.94 -1.96 -1.92 -2.39 -2.05 -2.19 -2.02

Catatan

1) Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5

2) Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral

3) Terdiri dari Bank and Non Bank

4) Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit

*angka sementara ** angka sangat sementara

VII. Cadangan Devisa dan yang terkait 4)

ITEMS2014

I I . Transaksi Modal

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah

2015*

I I I . Transaksi Finansial

IV. Total (I + I I + I I I )

V. Selisih Perhitungan Bersih

VI. Neraca Keseluruhan (IV + V)

2016

Agustus 2016

Page 38: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

30

TABEL 2

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

BARANG

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Barang 1) 7,776 3,063 4,125 4,141 1,961 13,289 2,709 3,718

- Ekspor 176,086 37,827 39,685 36,086 34,767 148,365 33,100 36,249

- Impor -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,391 -32,531

A. Barang dagangan umum 6,268 2,690 3,810 4,047 2,012 12,560 2,400 3,485

1. Nonmigas 18,097 3,947 5,932 6,158 2,986 19,023 3,244 4,916

a. Ekspor 145,802 33,068 34,722 32,038 30,713 130,541 29,836 32,708

b. Impor -127,704 -29,122 -28,790 -25,880 -27,727 -111,518 -26,592 -27,792

2. Minyak -23,903 -3,184 -3,658 -3,521 -2,743 -13,106 -1,997 -2,486

a. Ekspor 13,806 1,927 2,611 1,786 1,510 7,833 1,253 1,793

b. Impor -37,709 -5,111 -6,268 -5,307 -4,253 -20,938 -3,250 -4,279

3. Gas 12,074 1,927 1,535 1,410 1,770 6,643 1,154 1,055

a. Ekspor 14,946 2,455 2,034 1,904 2,198 8,592 1,658 1,443

b. Impor -2,873 -528 -498 -494 -429 -1,949 -505 -388

B. Barang lainnya 1,509 372 315 94 -51 730 308 232

a.l. Emas nonmoneter 1,509 372 315 94 -51 730 308 232

a. Ekspor 1,533 376 319 358 346 1,400 352 305

b. Impor -24 -4 -4 -264 -398 -670 -44 -73

Memorandum:

1. Nominal

a. Total Ekspor (fob) 176,086 37,827 39,685 36,086 34,767 148,365 33,100 36,249

- Nonmigas 147,334 33,445 35,041 32,395 31,059 131,941 30,188 33,013

- Migas 28,752 4,382 4,644 3,690 3,708 16,424 2,912 3,236

b. Total Impor (fob) -168,310 -34,764 -35,561 -31,945 -32,806 -135,076 -30,391 -32,531

- Nonmigas -127,729 -29,126 -28,794 -26,144 -28,125 -112,189 -26,636 -27,865

- Migas -40,582 -5,638 -6,767 -5,801 -4,681 -22,887 -3,755 -4,667

2. Pertumbuhan (% , yoy)

a. Total Ekspor (fob) -3.3 -13.9 -10.8 -17.2 -19.6 -15.4 -12.5 -8.7

- Nonmigas -0.8 -8.0 -5.3 -10.9 -15.7 -10.0 -9.7 -5.8

- Migas -14.4 -42.3 -38.2 -49.2 -41.9 -42.9 -33.5 -30.3

b. Total Impor (fob) -4.5 -14.3 -20.8 -24.0 -19.6 -19.7 -12.6 -8.5

- Nonmigas -3.9 -3.7 -15.8 -17.4 -11.1 -12.2 -8.5 -3.2

- Migas -6.3 -45.5 -36.7 -44.2 -48.9 -43.6 -33.4 -31.0

3. Harga rata-rata ekspor minyak mentah (USD/barel) 95.8 50.7 59.1 45.8 39.6 48.8 28.7 41.3

4. Produksi minyak mentah (juta barel per hari) 0.788 0.766 0.793 0.794 0.794 0.787 0.836 0.833

Catatan:1) Dalam free on board (fob).

Agustus 2016

2015*ITEMS

2014 2016

Page 39: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

31

TABEL 3

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

JASA-JASA

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Jasa-jasa -10,010 -1,816 -2,634 -2,111 -1,740 -8,301 -1,148 -1,999

- Ekspor 23,531 5,555 5,101 5,486 6,087 22,228 5,758 5,403

- Impor -33,541 -7,371 -7,736 -7,597 -7,826 -30,529 -6,907 -7,402

A. Jasa manufaktur 425 80 95 101 79 356 83 89

- Ekspor 425 80 95 101 79 356 83 89

- Impor 0 0 0 0 0 0 0 0

B. Jasa pemeliharaan dan perbaikan -376 -78 -41 -61 -61 -241 -83 -37

- Ekspor 100 26 38 27 28 118 41 34

- Impor -476 -105 -79 -87 -89 -359 -125 -71

C. Transportasi -8,184 -1,520 -1,639 -1,584 -1,378 -6,122 -1,223 -1,357

- Ekspor 3,791 814 837 812 1,016 3,479 874 964

- Impor -11,975 -2,335 -2,476 -2,396 -2,395 -9,602 -2,098 -2,321

a. Penumpang -1,275 -141 -294 -373 -406 -1,215 -141 -252

- Ekspor 1,306 334 323 325 311 1,293 333 316

- Impor -2,581 -476 -618 -698 -717 -2,508 -474 -568

b. Barang -6,707 -1,367 -1,372 -1,271 -1,171 -5,181 -1,088 -1,038

- Ekspor 1,751 354 362 317 396 1,429 411 492

- Impor -8,458 -1,721 -1,734 -1,588 -1,566 -6,610 -1,499 -1,531

c. Lainnya -201 -12 27 60 198 273 5 -67

- Ekspor 735 126 151 171 310 758 130 156

- Impor -936 -138 -124 -111 -112 -484 -125 -222

D. Perjalanan 2,579 1,059 609 827 974 3,469 1,172 815

- Ekspor 10,261 2,756 2,292 2,796 2,916 10,761 2,894 2,519

- Impor -7,682 -1,698 -1,683 -1,969 -1,942 -7,292 -1,722 -1,704

E. Jasa konstruksi 52 -5 -31 -77 38 -74 38 17

- Ekspor 712 117 82 102 77 378 70 54

- Impor -660 -122 -113 -178 -39 -453 -31 -37

F. Jasa asuransi dan dana pensiun -938 -215 -316 -206 -179 -916 -147 -190

- Ekspor 26 2 4 6 14 26 2 5

- Impor -964 -218 -321 -212 -193 -943 -150 -194

G. Jasa keuangan -398 -121 -156 -72 -132 -481 -185 -93

- Ekspor 223 45 54 98 67 264 71 80

- Impor -621 -166 -210 -170 -199 -744 -256 -173

H. Biaya penggunaan kekayaan intelektual -1,802 -328 -463 -290 -518 -1,598 -358 -624

- Ekspor 60 13 17 10 15 54 13 10

- Impor -1,862 -340 -479 -299 -534 -1,653 -371 -634

I . Jasa telekomunikasi, komputer, dan informasi -481 -193 -233 -137 -183 -746 -205 -291

- Ekspor 1,140 281 204 255 306 1,046 194 229

- Impor -1,621 -474 -437 -392 -488 -1,791 -399 -520

J. Jasa bisnis lainnya -940 -617 -563 -741 -543 -2,464 -398 -513

- Ekspor 6,032 1,230 1,271 1,108 1,390 4,999 1,331 1,212

- Impor -6,972 -1,847 -1,834 -1,849 -1,933 -7,463 -1,729 -1,725

K. Jasa personal, kultural, dan rekreasi -94 -12 22 18 20 48 0 12

- Ekspor 150 26 32 25 31 115 16 25

- Impor -244 -38 -11 -7 -11 -67 -16 -14

L. Jasa pemerintah 147 135 83 109 142 469 158 172

- Ekspor 611 163 176 146 147 632 169 181

- Impor -464 -28 -93 -37 -5 -163 -11 -9

Memorandum:

Jumlah pelawat (ribuan orang)

- Ke dalam negeri 9,488 2,328 2,377 2,555 2,535 9,794 2,427 2,551

- Ke luar negeri 8,242 2,040 2,051 2,228 2,026 8,345 2,070 2,075

Agustus 2016

20162015*2014ITEMS

Page 40: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

32

TABEL 4

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN PRIMER

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Pendapatan Primer -29,703 -6,815 -7,202 -7,458 -6,718 -28,194 -7,556 -7,624

- Penerimaan 2,130 468 722 705 930 2,826 515 800

- Pembayaran -31,832 -7,283 -7,925 -8,163 -7,649 -31,020 -8,072 -8,425

A. Kompensansi tenaga kerja -1,200 -316 -322 -356 -367 -1,361 -360 -367

- Penerimaan 206 53 61 49 50 213 55 63

- Pembayaran -1,406 -370 -383 -405 -416 -1,574 -415 -430

B. Pendapatan investasi -28,503 -6,499 -6,880 -7,101 -6,352 -26,832 -7,196 -7,257

- Penerimaan 1,924 414 661 657 881 2,614 460 737

- Pembayaran -30,426 -6,914 -7,542 -7,758 -7,233 -29,446 -7,656 -7,994

a. Pendapatan investasi langsung -19,271 -4,108 -4,395 -4,859 -4,775 -18,138 -4,528 -4,258

1) Pendapatan modal ekuitas -17,888 -3,809 -4,134 -4,407 -4,375 -16,725 -4,218 -4,087

- Penerimaan 140 23 23 9 17 72 2 31

- Pembayaran -18,028 -3,832 -4,158 -4,416 -4,392 -16,797 -4,219 -4,118

2) Pendapatan utang (bunga) -1,383 -299 -261 -452 -400 -1,413 -310 -171

- Penerimaan 50 8 2 4 7 21 2 33

- Pembayaran -1,432 -307 -264 -456 -407 -1,434 -312 -204

b. Pendapatan investasi portofolio -7,106 -1,916 -1,750 -1,859 -879 -6,406 -2,234 -2,271

1) Pendapatan modal ekuitas -2,221 -217 -977 -367 -375 -1,936 -218 -1,348

- Penerimaan 399 58 88 38 98 283 59 151

- Pembayaran -2,620 -275 -1,065 -405 -474 -2,219 -277 -1,499

2) Pendapatan utang (bunga) -4,885 -1,700 -773 -1,493 -504 -4,470 -2,016 -923

- Penerimaan 608 212 432 517 651 1,812 245 355

- Pembayaran -5,492 -1,912 -1,205 -2,010 -1,155 -6,282 -2,261 -1,278

c. Pendapatan investasi lainnya -2,126 -475 -735 -382 -697 -2,288 -434 -728

- Penerimaan 728 113 115 89 108 426 152 167

- Pembayaran -2,853 -588 -850 -471 -805 -2,714 -587 -895

Agustus 2016

20162015*ITEMS

2014

Page 41: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

33

TABEL 5

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI BERJALAN

PENDAPATAN SEKUNDER

(Juta USD)

TABEL 6

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LANGSUNG

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Pendapatan Sekunder 5,220 1,428 1,426 1,273 1,382 5,508 1,234 1,227

- Penerimaan 9,374 2,521 2,645 2,540 2,655 10,362 2,478 2,567

- Pembayaran -4,154 -1,094 -1,220 -1,267 -1,273 -4,853 -1,245 -1,340

A. Pemerintah 232 8 2 15 124 149 0 38

- Penerimaan 239 8 3 15 124 150 5 38

- Pembayaran -7 0 -1 0 0 -1 -5 0

B. Sektor lainnya 4,988 1,419 1,424 1,258 1,258 5,360 1,234 1,189

1. Transfer personal 5,632 1,614 1,642 1,605 1,553 6,415 1,526 1,428

- Penerimaan 8,345 2,336 2,390 2,356 2,366 9,447 2,301 2,268

- Pembayaran -2,713 -721 -747 -750 -812 -3,031 -775 -840

2.Transfer lainnya -644 -195 -218 -347 -295 -1,056 -292 -239

- Penerimaan 789 177 253 169 166 765 172 261

- Pembayaran -1,434 -372 -471 -516 -461 -1,821 -464 -500

Memorandum:

- Jumlah Tenaga Kerja Indonesia/TKI (ribuan orang) 3,944 3,893 3,837 3,755 3,686 3,686 3,639 3,591

- Jumlah Tenaga Kerja Asing/TKA (ribuan orang) 77 77 79 83 86 86 83 89

2016

Agustus 2016

2014 2015*ITEMS

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Investasi Langsung 14,733 1,617 3,890 1,833 3,295 10,635 2,679 2,991

A. Aset -10,388 -3,450 -3,394 -1,345 -1,230 -9,419 -1,011 -1,204

1. Modal ekuitas -9,566 -2,706 -2,486 -1,605 -1,546 -8,343 -1,300 -1,640

2. Instrumen utang -822 -744 -908 260 316 -1,076 289 436

B. Kewajiban 25,121 5,067 7,284 3,178 4,525 20,054 3,690 4,195

1. Modal ekuitas 21,895 4,335 5,199 4,539 5,612 19,685 3,501 5,514

2. Instrumen utang 3,225 732 2,085 -1,361 -1,086 370 189 -1,319

a. Penerimaan 80,051 21,152 22,131 18,261 13,915 75,458 13,008 12,422

b. Pembayaran -76,826 -20,420 -20,046 -19,622 -15,001 -75,089 -12,819 -13,741

Memorandum:

Investasi langsung berdasarkan arah investasi 14,733 1,617 3,890 1,833 3,295 10,635 2,679 2,991

A. Ke luar negeri -7,077 -2,155 -1,240 -2,257 -629 -6,281 -99 -646

1. Modal ekuitas -5,408 -1,592 -1,549 -846 -595 -4,581 -347 -709

2. Instrumen utang -1,670 -564 308 -1,411 -33 -1,700 248 62

B. Di Indonesia (PMA) 21,811 3,772 5,130 4,090 3,924 16,917 2,777 3,637

1. Modal ekuitas 17,737 3,221 4,261 3,780 4,660 15,923 2,548 4,583

2. Instrumen utang 4,073 551 869 310 -737 993 230 -945

2016

Agustus 2016

ITEMS2014 2015*

Page 42: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

34

TABEL 7

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI PORTOFOLIO

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Investasi Portofolio 26,067 8,509 5,571 -2,202 4,857 16,735 4,447 8,382

A. Aset 2,587 24 -737 -683 427 -968 -168 481

1. Sektor publik 2,965 713 -13 -180 -128 392 174 -53

a. Modal ekuitas 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Surat utang 2,965 713 -13 -180 -128 392 174 -53

2. Sektor swasta -379 -689 -724 -503 555 -1,360 -341 534

a. Modal ekuitas -753 -258 -317 -180 148 -608 -147 -120

b. Surat utang 374 -431 -406 -323 407 -753 -195 654

B. Kewajiban 23,480 8,484 6,309 -1,519 4,429 17,703 4,614 7,901

1. Sektor publik 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369 4,919 7,250

a. Modal ekuitas N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A N/A

b. Surat utang 15,380 6,942 3,808 891 5,728 17,369 4,919 7,250

1) Bank sentral -117 -125 182 -194 2 -135 68 248

2) Pemerintah 15,497 7,067 3,627 1,084 5,725 17,503 4,851 7,002

a) Jangka pendek 118 296 51 -417 32 -38 -172 176

b) Jangka panjang 15,378 6,771 3,576 1,501 5,694 17,542 5,022 6,827

2. Sektor swasta 8,100 1,542 2,500 -2,410 -1,299 334 -305 652

a. Modal ekuitas 3,259 437 -88 -1,200 -696 -1,547 314 667

b. Surat utang 4,841 1,105 2,589 -1,210 -603 1,881 -618 -15

1) Jangka pendek 1,317 -217 271 -1,154 -1,240 -2,340 -480 28

2) Jangka panjang 3,524 1,322 2,318 -56 637 4,221 -139 -43

Memorandum:

Surat Utang Pemerintah, Kewajiban 15,497 7,067 3,627 1,084 5,725 17,503 4,851 7,002

1. Dalam Rupiah 11,838 3,407 2,527 -992 2,575 7,518 3,501 2,862

2. Dalam Valuta Asing 3,658 3,660 1,100 2,076 3,150 9,986 1,350 4,140

Catatan:

N/A : Tidak dapat diterapkan

20162015*

Agustus 2016

2014ITEMS

Page 43: T0 LAPORAN NERACA PEMBAYARAN INDONESIA - bi.go.id · terjaganya stabilitas makroekonomi. ... dengan kenaikan harga minyak dunia pada triwulan laporan. Selain itu, defisit neraca jasa

35

TABEL 8

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA

TRANSAKSI FINANSIAL

INVESTASI LAINNYA

(Juta USD)

Total Tw.I Tw.II Tw.III Tw.IV Total Tw.I* Tw.II**

Investasi Lainnya 4,272 -5,263 -7,424 356 2,024 -10,308 -2,513 -3,933

A. Aset -3,427 -5,081 -5,171 -1,955 645 -11,562 4 -3,302

1. Sektor publik 0 0 0 0 0 0 0 -269

2. Sektor swasta -3,427 -5,081 -5,171 -1,955 645 -11,562 4 -3,033

a. Uang dan simpanan -2,279 -4,237 -3,073 -646 544 -7,411 -766 -1,903

b. Pinjaman 616 -168 -443 -325 -99 -1,034 299 -21

c. Piutang datang dan uang muka -915 -523 -1,233 -436 210 -1,982 117 -764

d. Aset lainnya -849 -153 -422 -549 -10 -1,134 355 -345

B. Kewajiban 7,699 -182 -2,253 2,311 1,379 1,254 -2,518 -631

1. Sektor publik -4,209 -1,144 -1,366 1,665 377 -469 -119 -1,548

a. Uang dan simpanan 0 0 0 0 0 0 0 0

b. Pinjaman -1,243 -431 -1,380 1,485 249 -77 54 -1,601

1) Bank sentral 1) -15 0 -9 0 -24 -33 0 -24

a) Penarikan 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran -15 0 -9 0 -24 -33 0 -24

2) Pemerintah -1,228 -431 -1,371 1,485 273 -44 54 -1,577

a) Penarikan 4,035 237 382 2,134 2,077 4,829 778 463

(1) Program 1,540 0 74 2,000 1,815 3,889 529 280

(2) Proyek 2,494 237 308 134 262 940 249 183

(3) Lainnya 0 0 0 0 0 0 0 0

b) Pembayaran -5,263 -668 -1,753 -649 -1,804 -4,874 -724 -2,040

c. Kewajiban lainnya -2,965 -713 13 180 128 -392 -174 53

2. Sektor swasta 11,907 962 -887 646 1,002 1,723 -2,398 917

a. Uang dan simpanan 2,381 -70 120 531 187 768 -820 1,056

b. Pinjaman 8,785 960 -935 -628 1,207 605 -1,748 -896

1) Penarikan 37,494 7,970 7,268 5,569 9,280 30,087 3,516 5,355

2) Pembayaran -28,709 -7,010 -8,204 -6,197 -8,073 -29,483 -5,265 -6,250

c. Utang dagang dan uang muka 209 -37 1 657 -150 471 165 792

d. Kewajiban lainnya 532 108 -72 86 -242 -120 5 -36

Catatan:1) Tidak termasuk kredit dan pinjaman dengan IMF.

2016

Agustus 2016

ITEMS2014 2015*